Anda di halaman 1dari 2

Penyebab Kondisi

Fistula dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah penyakit. Biasanya, ketika
fistula berada di perut, orang dapat dengan mudah menyimpulkan bahwa hal itu disebabkan oleh
penyakit radang di perut. Penyakit Crohn, misalnya, dianggap sebagai penyebab utama berbagai
jenis fistula, termasuk fistula enteroenteral, anorektal, dan enterocutaneous. Dalam beberapa
kasus, seseorang yang menderita kasus hidradenitis supuratif (HS) yang serius, penyakit kronis
yang sering didiagnosis oleh adanya luka nanah (abses) dan kista gugus, akan memiliki fistula di
berbagai bagian tubuh, termasuk ketiak, paha bagian dalam, pantat, paha, dan di bawah
payudara. HS bukanlah penyakit menular dan dapat ditandai dengan periode panjang peradangan
di daerah yang terkena.

Pembedahan juga dapat menyebabkan adanya fistula. Sebagai contoh, bedah kandung empedu,
bila dilakukan secara tidak benar atau sembarangan dapat mengakibatkan fistula empedu. Dalam
beberapa kasus, pasien yang menjalani terapi radiasi juga dapat memiliki fistula vesikovaginal.
Fistula juga dapat sengaja dibuat sebagai bentuk perawatan. Sebagai contoh, pasien yang
menderita gagal ginjal tahap akhir mungkin akan dilakukan fistula cimino atau sambungan
buatan antara permukaan kulit lengan dan vena-dalam rangka agar lebih mudah menarik darah
untuk perawatan cuci darah (hemodialisis). Pasien yang menderita darah tinggi (hipertensi)
portal juga dapat dilakukan fistula portacaval, hubungan antara vena cava inferior dan pembuluh
darah portal untuk pengobatan.

Trauma juga bisa menjadi penyebab fistula. Pada pasien yang menderita trauma di kepala, fistula
perilymph juga dapat muncul. Fistula Perilymph umumnya ditemukan di telinga bagian dalam,
yang bisa membocorkan perilymph ke bagian tengah telinga (biasanya diisi dengan udara bukan
cairan). Fistula arteriovenosa juga dapat disebabkan oleh trauma ke berbagai bagian tubuh.
Wanita yang telah menjalani persalinan macet juga dapat mengembangkan fistula rektovaginal
dan vesiko-vaginal.

Fistula obstetri juga dapat hasil dari persalinan macet, ketika pasokan darah kandung kemih dan
jaringan vagina dipotong selama tindakan. Ketika jaringan kandung kemih dan vagina mati,
karena kurangnya pasokan darah, fistula akan terbentuk dan dapat menjadi jalan yang tidak
sengaja terbentuk untuk kotoran dan urine.

Perkosaan ganda atau perkosaan oleh benda asing juga dapat menyebabkan fistula rektovaginal
dan vesikovaginal.

Gejala utama
Gejala yang terjadi berbeda antar berbagai jenis fistula, dan dalam banyak kasus, fistula tumbuh
tidak diketahui untuk jangka waktu yang lama, yang lainnya menjadi tidak sedap dipandang pada
kulit.
Dalam kasus fistula yang ditemukan diantara perut, mencerna makanan bisa sulit bagi sistem
pencernaan. Pada beberapa pasien, fistula usus-ke-usus dapat menyebabkan diare yang
berkepanjangan dan kekurangan gizi. Dalam banyak kasus, fistula dalam tubuh (internal) tidak
ditandai dengan gejala yang dapat diamati dan hanya dapat terlihat melalui rontgen atau metode
pencitraan kedokteran lainnya.

Fistula anal (dubur), di sisi lain, mungkin adalah jenis yang paling mudah diamati. Mereka
ditandai dengan gejala seperti iritasi kulit di daerah dubur, nyeri perut, dan nyeri ketika duduk
atau dalam berbagai posisi yang mempengaruhi kulit dan otot-otot di daerah tersebut. Beberapa
fistula anal juga mengalami kebocoran tinja.

Fistula rektovaginal dan vesikovaginal sering ditandai dengan nyeri, infeksi, atau peradangan di
sekitar daerah vagina. Fistula terhubung ke kandung kemih juga kadang-kadang mengalami
kebocoran urin atau kotoran (biasanya saat buang air kecil).

Anda mungkin juga menyukai