BAB 1
PENDAHULUAN
Tujuan umum
Untuk menambah pengetahuan mahasiswi bidan tentang Wewenang Bidan yang ada sesuai
dengan Keputusan dan Peraturan Menteri Kesehatan.
Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya
kepada mahasiswi kebidanan untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Keputusan
dan Peraturan Menteri Kesehatan yang mengatur tentang Wewenang Bidan
BAB II
PEMBAHASAN
2.3 Isi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 5380/Hukum Tahun 1963 diatur
kewenangan terbatas bidan meliputi:
1. memimpin persalinan normal;
7. memasang tang pada kepala bayi yang rendah letaknya dan kemudian menolong
lahirnya bayi.
1. Wewenang Umum
Dalam melakukan pekerjaan kewenangan umum ini tanggung jawab berada pada bidan yang
bersangkutan.
Bidan dalam melaksanakan tugasnya mempunyai wewenang umum :
1) memberikan penerangan dan penyuluhan tentang kehamilan, persalinan, nifas, menyusukan dan
perawatan buah dada, keluarga berencana, perawatan bayi, perawatan anak pra sekolah, gizi.
2) melaksanakan bimbingan dan pembinaan tenaga kesehatan lain yang juga bekerja dalam
pelayanan kebidanan dengan kemampuan yang lebih rendah termasuk pembinaan para dukun
peraji.
3) melayani kasus ibu untuk:
a. pengawasan kehamilan
b. pertolongan persalinan normal termasuk pertolongan persalinan letak sungsang pada multipara.
c. episiotomi dan penjahitan luka perineum tingkat I dan tingkat II
d. perawatan nifas dan menyusukan termasuk pemberian uterotonik
e. pemakaian cara kontrasepsi tertentu sesuai dengan kebijaksaan Pemerintah.
4) melayani bayi dan anak prasekolah untuk:
a. pengawasan pertumbuhan dan perkembangan
b. pemberian pengebalan
c. perawatan
d. petunjuk pemberian makan
5) memberikan obat-obatan:
a. roboransia
b. pengobatan tertentu dalam bidang kebidanan sepanjang hal itu tidak melalui suntikan.
2. Wewenang Khusus
Dalam melakukan pekerjaan ini tanggung jawab berada pada dokter yang
mengawasinya.
Dibawah pengawasan dokter, bidan diberi wewenang khusus sebagai berikut:
1) pengawasan kehamilan
a. versi luar
b. pengeluaran dengan jari (secara digital) sisa jaringan konsepsi pada keguguran.
2) pertolongan persalinan
a. persalinan sungsang primipara
b. pertolongan dengan cuman atau ekstraktor vakum pada kepala di luar panggul
c. pemberian infusa intravena untuk membpertahankan keadaan penderita
3) pertolongan masa nifas
a. pemberian antibiotika pada infeksi baik yang di makan maupun yang di suntikkan
b. pemasangan alat kontasepsi dalam rahim ( AKDR )
c. pemberian kontrasepsi suntikan
4) pertolongan kedaruratan
a. pencegahan keadan syok pendarahan (infusa)
b. pengatasan pendarahan pasca persalinan dengan pengeluaran uri dengan tangan (secara
manual)
c. pengatasan kedaruratan eklampsi
d. pengatasan infeksi bayi baru lahir
Disamping kewenangan umum dan khusus tersebut maka bidan dapat diberi wewenang oleh
atasannya untuk melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat yang lain, sesuai
dengan program pemerintah dan pendidikan serta latihan yang diterimanya. Dalam keadaan
darurat bidan juga diberi wewenang untuk melakukan tindakan pertolongan yang dianggap perlu
untuk membantumenyelamatkan penderita atas tanggung jawab sendiri. Segera setelah
melakukan tindakan darurat tersebut bidan diwajibkan membuat laporan ke pusat kesehatan
masyarakat wilayah tempat kegiatannnya.
Pelayanan kepada ibu diberikan pada masa pranikah, prahamil, masa kehamilan, masa
persalinan, masa nifas, menyusui dan masa antara (periode interval). Pelayanan kebidanan
kepada anak diberikan pada masa bayi baru lahir, masa bayi, masa anak balita dan masa pra
sekolah.
episiotomi
pemberian infus
kompresi bimanual
pengendalian anemi
pemberian obat-obat terbatas, melalui lembaran permintaan obat sesuai dengan Formulir
terlampir
pemberian obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat kontrasepsi dalam rahim, alat
kontrasepsi bawah kulit dan kondom dan tablet vaginal serta tissue vaginal
tenga yang bekerja dalam pelayanan kebidanan dengan kemampuan lebih rendah
Dalam keadaan darurat bidan berwenang melakukan pelayanan kebidanan selain kewenangan
tersebut, dan ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
Bidan dalam menjalankan praktiknya berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi:
Pelayanan kepada ibu diberikan pada masa pranikah, prahamil, masa kehamilan, masa
persalinan, masa nifas, menyusui dan masa antara (periode interval). Pelayanan kebidanan
kepada anak diberikan pada masa bayi baru lahir, masa bayi, masa anak balita dan masa pra
sekolah.
pemeriksaan fisik
pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan abortus iminens,
hiperemesis gravidarum tingkat I, preeklamsi ringan dan anemi ringan
pertolongan persalinan abnormal, yang mencakup letak sungsang, partus macet kepala di dasar
panggul, ketuban pecah dini (KPD) tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir,
distosia karena inersia uteri primer, post term dan pre term
pelayanan ibu nifas normal
pelayanan ibu nifas abnormal yang mencakup retensio plasenta, renjatan dan infeksi ringan
pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang meliputi keputihan, perdarahan tidak
teratur dan penundaan haid.
perawatan bayi
pemberian imunisasi
pemberian penyuluhan.
Dalam keadaan tidak terdapat dokter yang berwenang pada wilayah tersebut, bidan dapat
memberikan pelayanan pengobatan pada penyakit ringan bagi ibu dan anak sesuai dengan
kemampuannya.
memberikan imunisasi
episiotomi
pemberian infus
pemberian suntikan intramuskuler uterotonika, antibiotika dan sedativa
kompresi bimanual
pengendalian anemi
penanganan hipotermi
pemberian obat-obat terbatas, melalui lembaran permintaan obat sesuai dengan Formulir VI
terlampir
memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat kontrasepsi dalam rahim, alat
kontrasepsi bawah kulit dan kondom
Dalam keadaan darurat bidan berwenang melakukan pelayanan kebidanan selain kewenangan
pelayanan ditujukan untuk penyelamatan jiwa. Bidan dalam menjalankan praktik perorangan
harus memenuhi persyaratan yang meliputi tempat dan ruangan praktik, tempat tidur, peralatan,
obat-obatan dan kelengkapan administrasi.
Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi:
1. Pelayanan kebidanan
pemeriksaan fisik
perawatan bayi
episiotomi
pencegahan anemi
pemberian minum dengan sonde /pipet;pemberian obat bebas, uterotonika untuk postpartum dan
manajemen aktif kala tiga
memberikan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat kontrasepsi dalam rahim dalam rangka
menjalankan tugas pemerintah, dan kondom
memasang alat kontrasepsi dalam rahim di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dengan
supervisi dokter
melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah
memberikan konseling dan tindakan pencegahan kepada perempuan pada masa pranikah dan
prahamil.
3. Pelayanan kesehatan masyarakat.
melakukan pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan bayi
melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan Infeksi Menular Seksual
(IMS), penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) serta penyakit
lainnya.
Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang/pasien dan tidak ada dokter di
tempat kejadian, bidan dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangannya. Bagi bidan
yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter, dalam rangka melaksanakan
tugas pemerintah dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangannya. Daerah yang
tidak memiliki dokter adalah kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Dalam hal daerah tersebut telah terdapat dokter, kewenangan bidan
dimaksud tidak berlaku.
Kewenangan yang diatur dalam Permenkes Nomor Hk.02.02/Menkes/149/I/2010 pada
perkembangannya ternyata dianggap menghambat program karena kewenagan bidan disini
sangat dibatasi seperti pelayanan kebidanan hanya diberikan kepada bayi dan diberikan pada
bayi baru lahir normal sampai usia 28 (dua puluh delapan) hari diamana sebenarnya bidan
memberikan pelayanan kebidanan kepada anak dan diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak
balita, dan anak pra sekolah.
Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi:
(3) Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berwenang untuk:
episiotomi
fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu eksklusif
Pelayanan kesehatan anak diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra
sekolah.
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana,
berwenang untuk:
Selain kewenangan tersebut bidan yang menjalankan program Pemerintah berwenang melakukan
pelayanan kesehatan meliputi:
pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan
alat kontrasepsi bawah kulit
asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu dilakukan di
bawah supervisi dokter
penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia
sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan
pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah
Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan anak
balita sakit, dan penanganan Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Narkotika Psikotropika dan Zat
Adiktif lainnya (NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan yang dilatih untuk itu.
Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter, dapat melakukan
pelayanan kesehatan di luar kewenangannya.
Daerah yang tidak memiliki dokter adalah kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh
kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam hal daerah tersebut telah terdapat dokter,
kewenangan bidan dimaksud tidak berlaku.
memiliki tempat praktik, ruangan praktik dan peralatan untuk tindakan asuhan kebidanan, serta
peralatan untuk menunjang pelayanan kesehatan bayi, anak balita dan prasekolah yang
memenuhi persyaratan lingkungan sehat
memiliki sarana, peralatan dan obat sesuai dengan ketentuan yang berlaku
3.1 Kesimpulan
Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan
kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes). Permenkes yang menyangkut wewenang bidan selalu mengalami perubahan sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan kebijakan pemerintah dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pengaturan praktik bidan telah diatur sejak tahun 1963 dengan ditetapkannya Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 5380/IX/1963, wewenang bidan terbatas pada pertolongan persalinan
normal secara mandiri, didampingi tugas lain.
Kemudian diubah menjadi Permenkes No. 363/IX/1980, yang kemudian diubah lagi menjadi
Permenkes 623/1989 dimana wewenang bidan dibagi menjadi dua yaitu wewenang umum dan
khusus.
Tahun 1996 kembali mengalami perubahan menjadi Permenkes No. 572/VI/1996, wewenang
ini mengatur tentang registrasi dan praktek bidan.
Dalam perkembangannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 572/Menkes/Per/VI/1996
direvisi dan diganti dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002
tentang Registrasi dan Praktik Bidan.
Dalam melaksanakan tugasnya, bidan melakukan kolaborasi, konsultasi dan merujuk sesuai
dengan kondisi pasien, kewenangan dan kemampuannya..
Selanjutnya berkaitan dengan praktik bidan terdapat reformasi peraturan dengan
ditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Hk.02.02/Menkes/149/I/2010 tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Bidan yang mencabut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
900/Menkes/SK/VII/2002 berkaitan praktik bidan, Untuk menunjang pelaksanaan penurunan
kematian ibu dan bayi/anak maka Permenkes Nomor Hk.02.02/Menkes/149/I/2010 direvisi
dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Lingkup praktek kebidanan terkait erat dengan peran, fungsi, kompetensi dan memiliki
kewenangan untuk melaksanakannya.
Ruang Lingkup Praktik Kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan
praktikan yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan.
Praktek Kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan terhadap
terhadap klien dengan pendekatan manajemen kebidanan. Manajemen Kebidanan adalah
pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis. Meliputi : Asuhan mandiri / otonomi pada anak wanita, remaja putri dan wanita
dewasa sebelum dan selama kehamilan dan selanjutnya.
o Definisi secara umum : Ruang Lingkup Praktek Kebidanan dapat diartikan sebagai luas area
praktek dari suatu profesi.
o Definisi secara khusus : Ruang Lingkup Praktek Kebidanan digunakan untuk menentukan apa
yang boleh/tidak boleh dilakukan oleh seorang bidan.
o
Ruang Lingkup Praktek Kebidanan menurut ICM dan IBI
Ruang Lingkup Praktek Kebidanan meliputi asuhan :
a. Asuhan mandiri (otonomi) pada anak perempuan, remaja putri dan wanita dewasa sebelum,
selama kehamilan dan selanjutnya.
b. Bidan menolong persalinan atas tanggung jawab sendiri dan merawat BBL.
c. Pengawasan pada kesmas di posyandu (tindak pencegahan), penyuluhan dan pendidikan
kesehatan pada ibu, keluarga dan masyarakat termasuk: (persiapan menjadi orang tua,
menentukan KB, mendeteksi kondisi abnormal pada ibu dan bayi).
d. Konsultasi dan rujukan.
e. Pelaksanaan pertolongan kegawatdaruratan primer dan sekunder pada saat tidak ada
pertolongan medis.
Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 berwenang untuk:
1) Memberikan imunisasi
2) Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas
3) Mengeluarkan plasenta secara normal
4) Bimbingan senam hamil
5) Pengeluaran sisa jaringan konsepsi
6) Episiotomi
7) Penjahitan luka episiotomi dan luka jalan lahir sampai tingkat II
8) Amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4cm
9) Pemberian infus
10) Pemberian suntikan intamuskuler uterotonika, antibiotika dan sedative
11) Kompresi bimanual
12) Versi ekstasi gemelli pada kelahiran bayi ke II dan seterusnya
13) Vacum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul
14) Pengendalian anemia
15) Meningkatkan pemeliharaan dan pengeluaran ASI
16) Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
17) Penanganan hipotermi
18) Pemberian minum dengan sonde atau pipet
19) Pemberian obat-obatan terbatas melalui lembaran permintaan obat
20) Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian
21) Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan , alat kontrasepsi dalam rahim, alat
kontrasepsi bawah kulit dan kondom
22) Tanpa penyulit
23) Memberikan Memberikan penyuluhan dan konseling pemakaian KB
24) Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim
25) Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit
26) Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, KB dan kesehatan masyrakat
Ruang lingkup berubah bila: dalam keadaan darurat bidan berwenang melakukan pelayanan
kebidanan selain dalam wewenangn yang bertujuan untuk penyelamatan jiwa ( KEPMENKES
RI N0 900 pasal 21)
3. Lingkup pelayanan keluarga berencana
Pelayanan keluarga berencana bertujuan untuk mewujdkan keluarga berkualitas melalui
pengaturan jumlah keluarga secara terencana. Pelayanan keluarga berencana diarahkan kepada
upaya mewujudkan keluarga kecil. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan mempunyai
tugas dalam pelayanan keluarga berncana. Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga
berncana berwenang utnuk:
a. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral , suntuikan dan alat kontrasepsi dalam rahi, bawah
kulit dan kondom
b. Memberikan penyuluhan atau konseling pemakaian kontrasepsi.
c. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim
d. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit
e. Memberikan konseling umtuk pelayanan kebidanan , keluarga berencana dan kesehatan
masyarakat
Pernyataan standar
1. Ada pedoman pengolaan anemia pada kehamilan
2. Bidan mampu Mengenali dan mengelola anemia pada kehamilan
Memberikan penyuluhan gizi untuk mencegah anemia.
Alat untuk mengukur kadar HB yang berfungsi baik
3. Tersedia tablet zat besi dan asam folat Obat anti malaria (di daerah endemis malaria) Obat
cacing
4. Menggunakan KMS ibu hamil/ buku KIA , kartu ibu.
Proses yang harus dilakukan bidan :
Memeriksa kadar HB semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan pada minggu ke-28. HB
dibawah 11gr%pada kehamilan termasuk anemia , dibawah 8% adalah anemia berat. Dan jika
anemia berat terjadi, misalnya wajah pucat, cepat lelah, kuku pucat kebiruan, kelopak mata
sangat pucat, segera rujuk ibu hamil untuk pemeriksaan dan perawatan selanjutnya.sarankan ibu
hamil dengan anemia untuk tetap minum tablet zat besi sampai 4-6 bulan setelah persalinan.
Hasilnya:
1. Ibu bersalin mendapatkan pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu bia diperlukan.
2. Meningkatkan cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang ditolong tenaga kesehatan
terlatih
3. Berkurangnya kematian/ kesakitan ibu atau bayi akibat partus lama.
STANDAR 15: PELAYANAN BAGI IBU DAN BAYI PADA MASA NIFAS
Tujuan
memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan penyuluhan
ASI ekslusif
Pernyataan standar
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga,
minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu
dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan atau rujukan
komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang
kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, ;erawatan bayi baru lahir,
pemberian ASI, imunisasi dan KB.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkup praktek kebidanan di dasarkan pada pengetahuan, keterampilan, dan kewenangan bidan
dalam memberikan pelayanan kebidanan.
B. Saran
Marilah kita melakukan pelayanan kebidanan dalam ruang lingkup atau sesuai dengan
kewenangan kita serta pengetahuan dan keterampilan, demi memberikan pelayanan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat Asri.2009. Catatan Kuliah: KONSEP KEBIDANAN. Yogyakarta:Mitra Cendekia Press
Yogyakarta.
Kusumawati Sixtia.2010.lingkup praktek kebidanan(diakses melalui www.blogspot.com pada tanggal 25
September 2013 pada pukul 11.30 WITA).