Di Indonesia pemanfaatan energi panas bumi secara langsung (direct use) masih
sangat sedikit jika dibandingkan dengan beberapa negara maju seperti Amerika, Eropa,
Jepang dan New Zealand yang telah memanfaatkan energi panas bumi untuk non-listrik dalam
berbagai bidang, dari pertanian hingga pariwisata. Padahal Indonesia kaya akan potensi
sumber panas buminya dimana salah satu karakteristik sumber energi panas bumi Indonesia
adalah letaknya di daerah pegunungan dengan lahannya yang subur, sehingga sesuai untuk
pertanian, agro-industri atau pariwisata di sekitarnya.
Pada dasarnya brine hasil pemisahan dari separator yang masih memiliki temperatur
tinggi masih dapat digunakan untuk dimanfaatkan kembali panasnya sebelum diinjeksikan
kembali ke dalam bumi. Salah satunya adalah untuk pemanfaatan langsung pada proses
pasteurisasi susu.
Susu segar merupakan bahan minuman yang mempunyai kandungan gizi tinggi tetapi
rentan terhadap bakteri sehingga tidak tahan lama dan mudah rusak (basi). Salah satu cara
yang dapat ditempuh untuk mencegah kerusakan pada susu adalah dengan cara pemanasan
(pasteurisasi) baik dengan suhu tinggi maupun suhu rendah yang dapat diterapkan pada
peternak.
Pasteurisasi atau sterilisasi susu adalah proses pengawetan susu yang dilakukan
dengan cara memanaskan susu sampai mencapai suhu di atas titik didih, sehingga bakteri
maupun kuman dan sporanya mati. Cara sterilisasi susu memerlukan peralatan khusus dengan
biaya yang relatif mahal. Oleh karena itu sterilisasi susu umumnya dilakukan oleh Industri
Pengolahan Susu (IPS).
Teknologi Proses pasteurisasi dengan memanfaatkan panas bumi sebagai pengganti
bahan bakarnya belum dikembangkan di Indonesia. Teknologi direct use ini baru
dikembangkan di Klamath Falls, Oregon and Oradea, Romania. Untuk alasan itulah maka
melalui Program Insentif SiNas ini kami mengusulkan proposal kegiatan riset dengan judul
Desain Prototype Alat Pasteurisasi Susu Dengan Memanfaatkan Langsung Brine Panas Bumi
.sebagai upaya membantu peningkatan ketahanan pangan.
Kata Kunci : Direct Use, Pasteurisasi Susu, Panas Bumi, Heat Exchanger
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Di Indonesia pemanfaatan energi panas bumi secara langsung (direct use) masih sangat
sedikit jika dibandingkan dengan beberapa negara maju seperti Amerika, Eropa, Jepang
dan New Zealand yang telah memanfaatkan energi panas bumi untuk non-listrik dalam
berbagai bidang, dari pertanian hingga pariwisata. Padahal Indonesia kaya akan potensi
sumber panas buminya dimana salah satu karakteristik sumber energi panas bumi
Indonesia adalah letaknya di daerah pegunungan dengan lahannya yang subur, sehingga
sesuai untuk pertanian, agro-industri atau pariwisata di sekitarnya. Di daerah-daerah
tersebut energi panas bumi dapat dimanfaatkan misalnya untuk proses-proses pengeringan
dan pengawetan produk-produk pertanian (misalnya teh, kopi, coklat, biji-bijian), sterilisasi
media tanam (misalnya jamur, kentang), produk-produk peternakan (misalnya ayam
petelur, ayam pedaging, pasteurisasi susu, udang, lele, dan lain-lain.), pemanas ruangan,
pemandian air panas, serta banyak jenis pemanfaatan lainnya.
Beberapa lapangan panas bumi yang sudah dikembangkan memiliki karakteristik dominasi
air dimana terdapat fluida hasil pemisahan dari separasi yang masih mengandung panas
tinggi, namun sayang panas sisa ini belum termanfaatkan sehingga pada umumnya brine
panas diinjeksikan kembali kedalam bumi.
Pada dasarnya brine hasil pemisahan dari separator yang masih memiliki temperatur tinggi
masih dapat digunakan untuk dimanfaatkan kembali panasnya sebelum diinjeksikan
kembali ke dalam bumi. Salah satunya adalah untuk pemanfaatan langsung pada proses
pasteurisasi susu.
Susu merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi yang diperoleh dari hasil
pemerahan hewan seperti sapi, kerbau, kuda, kambing dan unta. Komponen penting dalam
air susu adalah protein, lemak, vitamin, mineral, laktosa serta enzim-enzim dan beberapa
jenis mikroba yang bermanfaat bagi kesehatan sebagai probiotik. Akan tetapi hal ini tidak
ada artinya bila susu tidak aman dikonsumsi atau tidak aman bagi kesehatan.
Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan, kualitas susu perlu mendapat perhatian
termasuk faktor keamanan produk yang bersangkutan, antara lain bebas dari cemaran
mikrobiologis. Keamanan pangan asal ternak adalah interaksi antara status gizi, toksisitas
mikrobiologis dan kimiawi yang saling berkaitan erat dan saling mempengaruhi. Susu harus
memenuhi syarat-syarat kesehatan dan kebersihan, karena susu merupakan media yang
baik bagi pertumbuhan mikroba. Susu juga mudah rusak bila penanganannya kurang baik,
sehingga mempunyai masa simpan relatif singkat.
Untuk menangani kelebihan produksi susu, langkah yang paling tepat adalah dengan
mengawetkan susu untuk memperpanjang masa simpan melalui proses pengolahan antara
lain melalui proses pemanasan. Walaupun kondisi susu masih segar dan berasal dari sapi
sehat tetapi tidak menjamin aman dikonsumsi. Susu mudah terkontaminasi oleh bakteri
patogen dari lingkungan, peralatan perah, atau dari sapi. Namun demikian, susu yang telah
mengalami proses pemanasan melalui pasteurisasi, atau sterilisasi merupakan susu yang
aman untuk dikonsumsi.
Sterilisasi susu adalah proses pengawetan susu yang dilakukan dengan cara memanaskan
susu sampai mencapai suhu di atas titik didih, sehingga bakteri maupun kuman dan
sporanya mati. Cara sterilisasi susu memerlukan peralatan khusus dengan biaya yang
relatif mahal. Oleh karena itu sterilisasi susu umumnya dilakukan oleh Industri Pengolahan
Susu (IPS). Susu sterilisasi dilakukan dengan cara :
Terkait dengan pemanfaatan langsung panas bumi, maka proses pasteurisasi tersebut
diatas dapat menggunakan panas brine sisa separasi untuk memanaskan plate susu.
Teknologi Proses pasteurisasi dengan memanfaatkan panas bumi sebagai pengganti
bahan bakarnya belum dikembangkan di Indonesia. Teknologi direct use ini baru
dikembangkan di Klamath Falls, Oregon and Oradea, Romania. Untuk alasan itulah maka
melalui Program Insentif SiNas ini kami mengusulkan proposal kegiatan riset dengan judul
Desain Prototype Alat Pasteurisasi Susu Dengan Memanfaatkan Langsung Brine Panas
Bumi .
Konsep disain yang akan dibuat hampir mirip dengan sistem yang ada di Klamath, seperti
berikut ini:
Di tahun kedua, dilakukan manufaktur dan ujicoba penerapan prototipe Alat Pasteurisasi
yang digunakan di lapangan. Pada saat ini yang menjadi target adalah Industri Kecil dan
Menengah (IKM) susu. Tahapan yang akan ditempuh pada tahun kedua adalah, review
hasil uji kinerja dan optimasi parameter disain Secara paralel akan dilakukan juga
penjajakan untuk pengajuan HKI atas disain maupun prototipe teknologi yang dibuat.
Pada tahun pertama, untuk 3 bulan pertama diharapkan sudah diperoleh disain rinci
sistem untuk prototipe. Enam bulan berikutnya diharapkan Detail Engineering
Desain sudah selesai, dan siap dilakukan simulasi numerik. Sehingga pada akhir
tahun, sudah dilakukan pelaporan dan analisa teknoekonominya.
Sasaran pada tahun kedua adalah dimanufakturnya alat pasteurisasi sesuai hasil
dasain melalui Riset Insentif Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi. Dimulai
dari evaluasi hasil studi kelayakan dan penentuan lokasi penerapan alat
pasteurisasi di Industri, instalasi, komisioning, sampai dengan monitoring dan
evaluasi.
Sebagai keluaran di tahun kedua adalah laporan analiss kelayakan dan disain
penerapan alat di salah satu industri, laporan hasil intalasi dan komisioning,
laporan hasil monitoring dan evaluasi penerapan disalah satu lokasi panas bumi
Pada tahun kedua dijajaki juga pengajuan HKI untuk disain dan prototipe teknologi
regenerative burner yang sudah diuji di tungku industri.
Suyanto, Taufan Surana, Jatmiko Prio Atmojo, and Bambang Teguh Prasetyo, Design
of a Geothermal Energy Dryer for Tea Withering and Drying in Wayang Windu
Geothermal Field Proceedings World Geothermal Congress 2010, Bali, Indonesia,
April 2010
LAMPIRAN I
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
3. Sewa Peralatan
Biaya
No Jenis Volume Satuan Biaya (Rp)
Satuan (Rp)
1 sewa Software 10 Bulan 5.000.000 50.000.000
Jumlah Biaya 50,000,000
4. Perjalanan Dinas
No Bahan Volume Biaya Satuan Biaya(Rp)
1 Rapat Koordinasi
Makan siang (15 org x 10 kali) 150 Ok 35.000 5.250.000
1. PENELITI UTAMA
Nama : Euis Jubaedah, ST
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat / Tanggal lahir : Bandung, 12 Mei 1976
Alamat : Jl. Swatantra I, Kav. VII. No. 75-Bekasi
PENDIDIKAN:
D3 Teknik Energi / Politeknik ITB Bandung - 1998
S1 - Teknik Mesin/ Universitas Jayabaya Jakarta - 2001
S2 Tenik Panas Bumi/ Institut Teknologi Bandung 2012
PENGALAMAN :
- Staf pada bidang konversi dan konservasi Energi, PTKKE - BPPT
- Engineering Staf pada project pembangunan PLTP 3MW Kamojang
- Engineering Staf pada project Desa Mandiri Energi Kabupaten Lampung Selatan
- Engineering Staff Program Kawasan Hemat Energi
- Engineering Staff Kajian Perencanaan Infrastruktur Energi di Mamberamo Papua
- International Workshop on Renewable Energy/Energy Efficiency and the Clean
Development Mechanism (CDM), 2006
- Seminar Teknologi Penghematan Energi dan Energi Terbarukan, 2006
2. PENELITI 1:
Nama : Yusuf Ahda, ST
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat / Tanggal lahir : Semarang/ 2 September 1987
Alamat : Dk. Gendong RT 2/ RW VIII, Kel. Sendangmulyo, Kec.
Tembalang Semarang 50272 Jawa Tengah
PENDIDIKAN:
3. PENELITI 2:
Nama : Nur Endah Eny Sulistyawati
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat / Tanggal lahir : Cilacap / 16 April 1983
Agama : Islam
Alamat : Gg. Guan 155 Rt.15 Rw.04 Setu, Tangerang Selatan
Pendidikan : S1 Teknik Industri
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
Pengalaman
4. Peneliti 3:
Nama lengkap : Danang Yogisworo, S.T, M.Eng
Email : danang767@gmail.com
PENDIDIKAN
S-1 Teknik Kimia/UPN VETERAN Yogyakarta
S-2 Teknik Kimia / Universitas Gajah Mada - Yogyakarta
PENGALAMAN
Tahun : Feb 2009 (sekarang)