Anda di halaman 1dari 29

BAB 4 kelangsungan hidup makhluk hidup

Standar Kompetensi
2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup
Kompetensi Dasar
2.1 Mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleski alam, dan
perkembangbiakan
Peta Konsep

Peta Konsep Kelangsungan Hidup


A. Pengertian Kelangsungan Hidup
Kita ketahui bahwa tidak ada makhluk hidup di muka bumi ini yang mampu bertahan hidup tanpa
mengalami kematian, karena setiap makhluk hidup memiliki waktu kehidupan atau umur yang
terbatas. Misalnya umur pohon kelapa jauh lebih lama daripada umur pohon jagung. Bagaimanapun
sempurnanya perawatan suatu tanaman, jika tanaman tersebut telah mencapai batas usia maksimal
maka akan mati. Pada pohon pisang, setelah berbuah bisa dipastikan akan segera mati. Namun, jika
kamu amati dengan seksama, sebelum berbuah dan akhirnya mati, pohon pisang tersebut
menumbuhkan tunas baru pada bagian bonggolnya. Tumbuhnya tunas tersebut mengakibatkan
tanaman pisang tetap terjaga kelangsungan hidupnya, meskipun induk pohon pisang telah mati.
Pertumbuhan pohon pisang silih berganti secara alamiah. Hal tersebut tentunya juga terjadi pada
makhluk hidup lain termasuk hewan dan manusia.
Setiap makhluk hidup telah dibekali oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan kemampuan untuk
mempertahankan hidupnya dan menjaga keturunannya supaya tetap lestari. Tetapi, karena
keserakahan makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatnya dan ketidakpedulian manusia akan
kelestarian lingkungan hidup telah merusak ekosistem yang baik. Telah
menjadi hukum alam bahwa makhluk yang lemah akan dimangsa oleh makhluk yang lebih kuat, atau
yang kita kenal dengan hukum rimba.
Setiap jenis makhluk hidup dapat lestari jenisnya sampai saat ini karena berasal dari makhluk hidup
sebelumnya yang sejenis dapat bereproduksi dan berdaptasi dengan lingkungan. Jika makhluk yang
hidup pada zaman dulu tidak mampu bertahan dalam kelangsungan hidupnya, maka jenis makhluk
hidup itu akan punah seperti dinosaurus. Kelangsungan hidup organisme dipengaruhi oleh
kemampuan adaptasi terhadap lingkungan, seleksi alam, dan perkembangbiakan.
B. Adaptasi
1. Pengertian
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya.
Ada beberapa cara penyesuaian diri yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara penyesuaian bentuk
organ tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh, dan tingkah laku dalam menanggapi perubahan
lingkungan. Dari pengertian adaptasi tersebut, ada tiga macam bentuk adaptasi, yaitu:
a. adaptasi fisiologi
b. adaptasi tingkah laku,
c. adaptasi morfologi.
Adaptasi terlihat dari adanya perubahan bentuk luar atau dalam suatu makhluk hidup sesuai dengan
situasi dan kondisi lingkungan tempat hidupnya. Perubahan ini bersifat tetap dan khas untuk setiap
jenis sehingga bisa diwariskan kepada keturunannya.
2. Jenis-jenis Adaptasi
a. Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui fungsi kerja organ-organ tubuh
supaya bisa bertahan hidup. Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh sehingga sulit untuk diamati.
1.Ikan air laut menghasilkan urine yang lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai. Ikan air laut
menghasilkan urine lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai. Hal ini dikarenakan kadar garam
air laut lebih tinggi dari pada kadar garam air tawar. Tingginya kadar garam menyebabkan ikan
kekurangan air sehingga ikan harus banyak minum. Akibatnya, .kadar garam dalam darahnya
menjadi tinggi sehingga untuk mengurangi kepekatan cairan dalam tubuhnya, ikan mengeluarkan
urine yang pekat.
2. Kekebalan serangga terhadap insektisida akan meningkat (menjadi kebal) karena penggunaan
insektisida secara terusmenerus.
3.Hewan-hewan herbivor beradaptasi terhadap makanan secara fisiologis. Sapi, kambing, kerbau, dan
domba merupakan hewan herbivor yang dapat mencerna zat makanan di dalam lambung. Rayap dan
Teredo navalis yang hidup di kayu galangan kapal dapat mencerna kayu denganbantuan enzim
selulose.Selain hewan, manusia dan tumbuhan dapat beradaptasi dengan lingkungannya secara
fisiologi.
4.Tubuh manusia mampu menambah jumlah sel darahmerah apabila berada di pegunungan yang
lebih tinggi. Hal tersebut dapat mengikat oksigen lebih banyak untuk mencukupi kebutuhan sel-sel
tubuh.
5.Mata manusia dapat menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Ketika di tempat
gelap, maka pupil kita akan membuka lebar. Sebaliknya di tempat yang terang, pupil kita akan
menyempit. Melebar atau menyempitnya pupil mata adalah upaya untuk mengatur intensitas cahaya.
Jumlah sel darah merah orang yang hidup di daerah pantai lebih sedikit dibandingkan orang yang
tinggal di daerah pegunungan. Hal ini disebabkan karena tekanan parsial oksigen di daerah pantai
lebih besar dibandingkan daerah pegunungan. Jika tekanan parsial oksigen rendah, maka dibutuhkan
lebih banyak sel darah merah untuk mengikat oksigen. Tekanan parsial oksigen adalah perbandingan
kadar oksigen di udara dibandingkan dengan kadar gas lain di udara.
6. Bau yang khas pada bunga dapat mengundang datangnya serangga untuk membantu penyerbukan.
Bunga jenis ini menghasilkan madu atau nectar, dan serbuk sarinya mudah melekat. Akar dan daun
pada tumbuhan tertentu dapat menghasilkan zat kimia yang berbau khas yang dapat menghambat
tumbuhan lain di dekatnya. Contoh di atas termasuk dalam adaptasi fisiologi.
b. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan mengubah tingkah laku
supaya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adaptasi tingkah laku dapat berupa hasil
belajar maupun insting/naluri sejak lahir. Terdapat dua macam tingkah laku, yaitu sebagai berikut.
1) Tingkah laku sosial, untuk hewan yang hidup berkelompok.
2) Tingkah laku untuk perlindungan. Contohnya babi hutan akan menggali lubang persembunyian
dengan kukunya ketika melihat singa, trenggiling akan menggulung tubuhnya bila bertemu musuh.
Contoh lain adalah kamuflase, misalnya pada bunglon dan gurita.

Mimikri Bunglon
Mimikri adalah kemampuan untuk meniru bentuk, suara, dan tingkah laku seperti hewan lain
sehingga akan dikira predator atau hewan yang beracun atau berbahaya. Migrasi juga merupakan
bentuk adaptasi tingkah laku dengan cara bergerak dari satu kawasan ke kawasan lain dan kemudian
kembali lagi. Hewan bermigrasi dengan berbagai alasan antara lain memperoleh iklim yang baik,
makanan yang cukup, tempat yang lebih aman, dan kepentingan perkembangbiakan.
Hewan yang hidup di daerah kutub atau daerah yang mengalami pergantian empat musim yang
perbedaan suhunya ekstrim, biasanya melakukan hibernasi. Hibernasi adalah tidur dalam jangka
waktu yang lama ketika suhu lingkungan rendah. Aktivitas tubuh seperti denyut jantung dan napas
sangat pelan sehingga hanya memerlukan energi/makanan yang sedikit. Contohnya kelelawar, ular,
dan beruang kutub. Selama hibernasi hewan menggunakan lemak dalam tubuh sebagai sumber
energi.
Kucing mengincar mangsanya dengan cara mendekam. Ketika mangsa mendekat dan lengah, maka
kucing akan meloncat dan menerkam mangsanya. Tingkah laku demikian untuk menghemat energi.
Lain halnya dengan cicak. Cicak akan memutuskan ekornya pada saat berada
dalam ancaman. Paus naik ke permukaan air ketika akan mengambil oksigen untuk pernapasannya.
Hewan rayap itu buta, untuk menemukan jalan dia membuat terowongan dari tanah yang dapat
menuntunnya menuju ke tempat makanan atau sarangannya.
c. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ tubuh yang
berlangsung sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini sangat mudah dikenali dan
mudah diamati karena tampak dari luar.
Meskipun hewan dapat bergerak bebas, hewan juga melakukan beragam adaptasi morfologi untuk
menyesuaikan dengan tempat hidup dan jenis makanannya. Adaptasi morfologi berupa penyesuaian
tubuh hewan seperti ukuran dan bentuk gigi, penutup tubuh, dan alat gerak hewan. Gigi disesuaikan
dengan jenis makanannya, sehingga gigi hewan pemakan daging berbeda dengan hewan pemakan
tumbuhan. Penutup tubuh seperti rambut, duri, sisik, dan bulu yang tumbuh dari kulit disesuaikan
dengan kondisi lingkungannya sehingga dapat membantu hewan untuk tetap bertahan hidup. Contoh
yang lain adalah variasi tulang belakang dan sirip pada ikan pari disebabkan perbedaan suhu saat
pertumbuhannya, jenis kelamin kura-kura ditentukan oleh variasi temperatur saat inkubasi
(pengeraman), serta bentuk paruh dan kaki burung bervariasi sesuai dengan jenis makanan dan
habitatnya.

Variasi Bentuk Paruh Burung

Variasi Bentuk Kaki Burung


Burung kolibri memiliki paruh panjang dan runcing. Paruh ini digunakan untuk menghisap madu.
Serangga juga beradaptasi dengan lingkungan melalui bentuk organ tubuhnya. Organ tubuh jangkrik
dan belalang yang digunakan untuk beradaptasi adalah mulut. Mulut kedua hewan tersebut
mempunyai rahang bawah dan atas yang kuat.
Selain hewan, tumbuhan juga beradaptasi dengan lingkungannya melalui bentuk tubuhnya, yaitu:
1) Tumbuhan Xerofit
Tumbuhan xerofit memiliki struktur fisik yang sesuai untuk bertahan hidup pada suhu yang ekstrim
panas dan kekurangan air. Contohnya adalah kaktus dan sukulen. Kaktus dapat bertahan hidup dalam
kondisi kering.
Bentuk adaptasinya yaitu daun tidak berbentuk lembaran sebagaimana tumbuhan lainnya, tetapi
mengalami modifikasi menjadi duri atau sisik. Kaktus mampu menyimpan air pada batangnya.
Seluruh permukaannya dilapisi oleh lilin untuk mengurangi penguapan. Sistem perakarannya panjang
untuk mencapai tempat yang jauh yang mengandung air.
2) Tumbuhan Hidrofit
Tumbuhan hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di air. Adaptasi morfologi yang dilakukan antara
lain memiliki rongga udara di antara sel-sel tubuhnya sehingga dapat mengapung. Daunnya lebar dan
stomata terletak di permukaan atas. Contoh tumbuhan hidrofit adalah kangkung, eceng gondok, dan
teratai.
3) Tumbuhan Higrofit
Tumbuhan higrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab dan basah. Adaptasinya yaitu
mempunyai daun yang tipis dan lebar.
C. Seleksi Alam
Dalam kehidupan sehari-hari, seleksi berarti pemilihan, dan alam
berarti segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup. Jadi, seleksi alam adalah pemilihan
makhluk hidup yang dapat hidup terus dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan oleh lingkungan
sekitar dan terjadi secara alamiah. Bisa juga diartikan sebagai musnahnya beberapa makhluk hidup
karena tidak dapat menyesuaikan diri.
1. Faktor penyeleksi alam
Seleksi alam ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
a. Suhu lingkungan
Di daerah dingin dijumpai hewan-hewan mamalia yang
berbulu tebal, sedangkan di daerah tropis hewan mamalianya berbulu tipis. Dalam hal ini, yang
menjadi faktor penyeleksi adalah suhu lingkungan. Karena hewan mamalia yang berbulu tipis
umumnya tidak akan bisa menyesuaikan diri pada lingkungan yang bersuhu sangat rendah sehingga
hewan tersebut akan tereliminasi dan punah. Beruang kutub berbulu tebal untuk membuatnya tetap
hangat. Selain bulunya, beruang kutub juga mempunyai lapisan lemak yang digunakan untuk
menghangatkan tubuhnya.
b. Makanan
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan adalah kebutuhan primer makhluk hidup.
Makanan akan menjadi faktor penyeleksi jika terjadi perebutan makanan. Makhluk hidup yang kuat
dan mempertahankan makanannya akan dapat berlangsung hidup, sebaliknya hewan yang lemah dan
tidak mampu bersaing dalam perebutan makanan akan tereliminasi dan punah.
c. Cahaya matahari
Faktor matahari berhubungan dengan penyeleksian tumbuhan tingkat tinggi yang berklorofil. Karena
tumbuhan menggunakan cahaya matahari untuk pembentukan makanan.
2. Kepunahan makhluk hidup
Berdasarkan temuan fosil-fosil, dapat diketahui bahwa banyak jenis makhluk hidup yang hidup pada
jaman dahulu tidak ditemukan lagi sekarang. Tetapi ada juga yang masih hidup sampai sekarang
yaitu capung. Capung adalah hewan yang hidup pada jaman karbon sampai sekarang. Hewan lain
yang hampir mirip dengan hewan yang telah punah adalah kadal dan komodo. Ketiga hewan tersebut
adalah hewan yangtergolong dalam fosil hidup.
Dinosaurus merupakan contoh hewan yang telah punah. Para ilmuan berpendapat bahwa yang
menyebabkan kepunahan hewan ini adalah perubahan iklim. Iklim yang terganggu akan
menyebabkan kematian banyak jenis tumbuhan sehingga dinosaurus herbivor tidak bisa
mendapatkan makanan. Sedangkan Dinosaurus karnivor dapat bertahan hidup untuk sementara.
Tetapi dengan berjalannya waktu, hewan karnivorpun mati.
Saat ini, tingkah laku manusia banyak mempengaruhi proses seleksi alam. Perburuan liar,
penangkapan, perusakan habitat, pencemaran lingkungan dapat mempercepat laju seleksi yang tidak
alami. Akibat rusaknya habitat, banyak hewan liar yang harus bermigrasi ke daerah yang kurang
sesuai dengan lingkungan alaminya. Mereka harus berjalan berkilo-kilometer untuk memperoleh
makanan yang cukup.
Di Indonesia, terdapat banyak tumbuhan dan hewan yang hampir punah. Contohnya adalah harimau
jawa, badak bercula satu, badak bercula dua, dan burung jalak bali. Hewan yang hampir punah
tersebut disebabkan karena kerusakan habitat oleh manusia, perburuan liar, kemampuan adaptasinya
rendah, serta tingkat reproduksi yang rendah.
D. Perkembangbiakan Makhluk Hidup
Perkembangbiakan makhluk hidup dapat dipergunakan untuk melangsungkan kehidupan. Karena bila
tanpa perkembangbiakan, maka makhluk hidup akan punah. Misalkan pada suatu perkebunan
terdapat populasi belalang yang terkena radiasi, sehingga belalang jantan menjadi mandul dan tidak
dapat melakukan perkawinan dengan belalang betina. Ketidakmampuan belalang untuk berkembang
biak akan menyebabkan belalang di perkebunan tersebut punah. Jadi, belalang tersebut tidak dapat
menjaga kelestarian jenisnya karena tidak mampu berkembang biak.
Makhluk hidup ada yang mempunyai daya berkembang biak tinggi dan rendah. Makhluk hidup yang
mempunyai daya berkembang biak tinggi akan mudah menjaga kelestarian hidupnya. Misalnya tikus,
kucing, ilalang, dan enceng gondok.
Makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang biak rendah sangat sulit menjaga kelangsungan
dan kelestarian jenisnya. Misalnya gajah, hanya beranak sekali dalam dua tahun dan setiap kali
beranak hanya seekor. Demikian pula badak, komodo, kancil, burung merak, jerapah, harimau, dan
ikan paus biru yang hanya menghasilkan dua anak dalam waktu 10 tahun. Hewan yang memiliki
daya berkembang biak rendah merupakan hewan-hewan yang terancam kelestariannya.
Selain hewan, tumbuhan juga dilindungi oleh negara karena kelangkaan dan daya berkembang
biaknya rendah. Misalnya tumbuhan yang dilindungi oleh negara adalah bunga bangkai (Refflesia
Arnoldi), anggrek bulan Ambon, kemang, kepuh, kayu ulin Kalimantan, kemenyan, dan gaharu
dilindungi oleh negara
sumber 2
Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleski alam, dan
perkembangbiakan
2. Mendeskripsikan konsep pewarisan sifat pada makhluk hidup

Daftar isi
[sembunyikan]
1 Adaptasi pada Hewan dan Tumbuhan
o 1.1 Adaptasi Morfologi

o 1.2 Adaptasi Fisiologi

o 1.3 Adaptasi Tingkah Laku

2 Seleksi Alam

3 Reproduksi (Perkembangbiakan)

o 3.1 Reproduksi pada Tumbuhan

3.1.1 Tumbuhan Tidak Berpembuluh

3.1.2 Tumbuhan Berpembuluh

o 3.2 Reproduksi pada Hewan

3.2.1 Reproduksi Avertebrata

4 Referensi
Adaptasi pada Hewan dan Tumbuhan
Adaptasi Morfologi

Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh. Struktur tubuh. atau alat-alat tubuh organisme
terhaclap lingkungannya. Kamu dengan mudah dapat mengamati adaptasi morfologi karena
perubahan yang terjadi merupakan perubahan bentuk luar. Contoh adaptasi morfologi adalah sebagai
berikut.

Adaptasi Morfologi pada Hewan

Mengapa bentuk paruh burung bermacam-macam?, bentuk paruh burung bermacam-macarn


disesuaikan dengan jenis makanannya. Burung paruhnya sesuai untuk makan biji-bijian. Burung
kolibri, paruhya sesuai untuk mengisap madu dari bunga. Burung pelikan, paruhnya sesuai untuk
menangkap ikan. Burung elang, paruhnya sesuai untuk mengoyak daging mangsanya. Burung
pelatuk. paruhnya sesuai untuk memahat batang pohon dan menangkap serangga di dalamnya.
Adaptasi morfologi pada burung juga dapat dilihat pada macam-macam bentuk kakinya.

Adaptasi Morfologi pada Tumbuhan

Berdasarkan tempat hidupnya, tumbuhan dibedakan menjadi sebagai berikut.

1. Xeroflt, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang kering, contohnya
kaktus. Cara adaptasi xerofit. antara lain mempunyai daun berukuran kecil atau bahkan tidak
berdaun (mengalami modifikasi menjadi duri), batang dilapisi lapisan lilin yang tebal, dan
berakar panjang sehingga berjangkauan sangat luas.
2. Hidrofit. yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan berair, contohnya
teratai. Cara adaptasi hidrofit, antara lain berdaun lebar dan tipis, serta mempunyai banyak
stomata.

3. Higrofit, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan lembap, contohnya
tumbuhan paku dan lumut.

Adaptasi Fisiologi

Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat-alat tubuh organisme terhadap lingkungannya.
Kamu tidak mudah mengamati adaptasi fisiologi karena adaptasi fisiologi menyangkut fungsi alat-
alat tubuh yang umumnya terletak di bagian dalam tubuh. Contoh
adaptasi fisiologi adalah sebagai berikut.

Adaptasi Fisiologi pada Manusia

1. Jumlah sel darah merah orang yang tinggal di pegunungan lebih banyak jika dibandingkan
dengan orang yang tinggal di pantai/dataran rendah.

2. Ukuran jantung para atlet rata-rata lebih besar dari pada ukuran jantung orang kebanyakan.

3. Pada saat udara dingin, orang cenderung lebih banyak mengeluarkan urine (air seni).

Adaptasi Fisiologi pada Hewan


Berdasarkan jenis makanannya, hewan dapat dibedakan menjadi karnivor (pemakan daging).
herbivor memakan tumbuhan), serta omnivor (pemakan daging dan turnbuhan). Penyesuaian hewan-
hewan tersebut terhadap jenis makanannya. antara lain terdapat pada ukuran (panjang) usus dan
enzim pencernaan yang berbeda. Untuk mencerna tumbuhan yang umumnya mempunyai sel-sel
berdinding sel keras, rata-rata usus herbrvor lebih panjang daripada usus karnivor:

Adaptasi Fisiologi pada Tumbuhan

1. Tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh serangga mempunyai bunga yang berbau khas.

2. Tumbuhan tertentu menghasilkan zat khusus yang dapat menghambat pertumbuhan


tumbuhan lain atau melindungi diri terhadap herbivor. Misalnya. semak azalea di Jepang
menghasilkan bahan kimia beracun sehingga rusa tidak memakan daunnya.

Adaptasi Tingkah Laku

Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian organisme terhadap lingkungan dalam bentuk tingkah
laku. Kamu dapat dengan mudah mengamati adaptasi ini. Contoh adaptasi tingkah laku adalah
sebagai berikut.

Adaptasi Tingkah Laku pada Hewan

1. Bunglon melakukan mimikri, yaitu mengubah-ubah warna kulitnya sesuai dengan warna
lingkungan/tempat hinggapnya. Dengan mengubah warna kulitnya sesuai dengan
lingkungannya, bunglon terlindung dari pemangsanya sekaligus tersamar dari hewan yang
akan dimangsanya. Dengan demikian, bunglon dapat terhindar dari bahaya dan sekaligus
lebih mudah menangkap mangsanya.

2. Cumi-cumi mengeluarkan tinta/cairan hitam ketika ada bahaya yang mengancamnya. Cumi-
cumi juga mampu mengubah-ubah warna kulitnya sesuai dengan warna lingkungannya.

3. Secara berkala, paus muncul di permukaan air untuk menghirup udara dan menyemprotkan
air. Paus melakukan tindakan demikian karena alat pernapasannya berupa paru-paru tidak
dapat memanfaatkan oksigen yang terlarut di dalam air.

4. Dalam keadaan bahaya, cecak melakukan autotomi, yaitu memutuskan ekornya. Ekor cecak
yang terputus tetap dapat bergerak sehingga perhatian pemangsanya beralih pada ekor
tersebut dan cecak dapat menyelamatkan diri.
Adaptasi Tingkah Laku pada Tumbuhan

1. Pada saat lingkungan dalam keadaan kering, tumbuhan yang termasuk suku jahe-jahean akan
mematikan sebagian tubuhnya yang tumbuh di permukaan tanah.

2. Pada musim kemarau. tumbuhan tropofit, misalnya pohon jati dan randu, menggugurkan
daunnya.

Seleksi Alam

Seleksi alam adalah proses di alam. Misalnya perubahan lingkungan. Persaingan antarorganisme. dan
proses makan dimakan. yang dapat memilih organisme yang dapat bertahan hidup atau tidak dapat
bertahan hidup di alam.
Di Kepulauan Galapagos juga terdapat contoh adanya seleksi alam yang lain. Kaktus yang hidup di
pulau yang tidak dihuni kura-kura tumbuh rendah dengan duri-duri lunak. Adapun kaktus yang hidup
di pulau yang dihuni kura-kura tumbuh seperti pohon dengan batang tebal dan tinggi serta dilindungi
oleh duri yang keras dan kaku. Organisme yang berhasil lolos dari seleksi alam akan mampu
bertahan hidup. Sebaliknya. organisme yang tidak berhasiI lolos dari seleksi alam akan punah.
Contoh organisme yang punah karena seleksi alam adalah dinosaurus. Beberapa teori berusaha
menjelaskan punahnya dinosaurus. Salah satunya menyebutkan bahwa dinosaurus punah karena
jutaan tahun yang lalu sebuah meteor menabrak bumi. Tabrakan itu menimbulkan ledakan hebat yang
mengakibatkan terlepasnya sejumlah besar debu ke atmoster. Debu tersebut menghalangi sinar
matahari sehingga tumbuhan hijau tidak dapat melakukan fotosintesis. Akibatnya, banyak tumbuhan
mati. Dinosaurus yang herbivor tidak mendapatkan makanan dan mati. Dinosaurus pemakan daging
yang tidak mendapat mangsa akhirnya punah.

Reproduksi (Perkembangbiakan)

Organisme yang mempunyai tingkat reproduksi tinggi memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya apabila dibandingkan dengan organisme yang mempunyai
tingkat reproduksi rendah. Reproduksi merupakan ciri makhluk hidup yang penting karena bertujuan
melestarikan jenisnya agar tidak punah. Terdapat dua macam reproduksi, yaitu reproduksi vegetatif
(aseksual/tidak kawin) dan reproduksi generatif ( seksual/kawin ).

Reproduksi pada Tumbuhan

Tumbuhan Tidak Berpembuluh


Reproduksi Ganggang (Alga)

Reproduksi vegetatif, antara lain dengan membentuk zoospora. fragmentasi. dan membelah
diri.

1. Dengan membentuk .oospora ( spora keebara).berupa sel reproduksi aseksual yang memiliki
flagel (bulu cambuk), misalnya pada Chlorococcum.

2. Secara Fragmentasi, yaitu pemotongan bagian tubuh menjadi beberapa bagian. setiap
potongan tubuh dapat berkembang menjadi organisme baru, misalnya pada Spirogyra.

3. Dengan membelah diri, misalnya pada Navicula

Reproduksi generatif, antara lain dengan konjusasi dan membentuk sel kelamin.

1. Konjugasi, yaitu reproduksi generatif pada organisme yang tidak diketahui jenis kelaminnya.
Untuk membedakan jenis kelamin ditandai dengan (+) dan (-). Konjugasi diawali dengan
plasmogonu (persatuan plasma) dilanjutkan dengan kariogomi (persatuan inti sel).
Reproduksi secara konjugasi terjadi pada Spirogyra.

2. Dengan pembentukan gamet (sel kelamin). yaitu sel telur (ovum) oleh oogonium dan sperma
oleh anteridium. misalnya pada Ulva dan Oedogonium.

Tumbuhan Berpembuluh

Reproduksi Tumbuhan Paku

Pada tumbuhan paku terjadi metagenesis. Tumbuhan paku merupakan generasi sporofit yang
menghasilkan spora. Daun paku dibedakan menjadi dua macam, yaitu sporofil dan tropofil. Sporofil
adalah daun yang bersifat fertil (subur), dapat menghasilkan spora: sedangkan tropofil adalah daun
yang bersifat infertil (mandul). tidak dapat menghasilkan spora.
Reproduksi Tumbuhan Berbiji

Reproduksi Vegetatif

Reproduksi vegetatif pada tumbuhan berbiji dapat dibedakan menjadi dua macam. yaitu reproduksi
vegetatif alami dan reproduksi vegetatif buatan. Reproduksi vegetatif alami adalah reproduksi
vegetatjf yang terjadi secara alami (tanpa campur tangan manusia), sedangkan reproduksi vegetatif
buatan adalah reproduksi vegetatif dengan bantuan manusia.

Rhizoma

Rhizoma (akar rimpang) sebenarnya adalah akar yang tumbuh mendatar dan terletak di bawah
permukaan tanah. Rhizoma berbentuk mirip akar, tetapi berbuku-buku (beruas-ruas) seperti batang
dan pada ujungnya terdapat kuncup. Pada setiap buku terdapat daun yang berubah bentuk menjadi
sisik dan di setiap ketiak sisik terdapat tunas. Jika tunas di ujung rhizoma dan ketiak tumbuh menjadi
tanaman baru, tanaman tersebut tetap bergabung dengan tanaman induknya sehingga membentuk
rumpun. Rhizoma antara lain
ditemukan pada tanaman lengkuas, kunyit, sansiviera, dan temu lawak.

Geragih (Stolon)

Geragih (stolon) adalah batang yang tumbuh menjalar di atas atau di bawah permukaan tanah. pada
geragih terdapat buku-buku dengan tunas-tunas yang dapat tumbuh menjadi organisme baru. Di
bagian bawah tunas dapat tumbuh akar-akar serabut baru. Kuncup bagian ujung umumnya
menyentuh ranah. Setelah jauh dari induknya, ujung geragih akan membelok ke atas dan tumbuh
menjadi tanaman baru yang jauh dari induknya. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan
geragih adalah pegagan dan arbei (geragih tumbuh menjalar di atas tanah), serta rumput teki (geragih
tunbuh di barvah permukaan tanah).

Tunas Adventif

Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh bukan pada ujung batang ataupun ketiak daun. Contoh
tumbuhan yang me|akukan perkembangbiakan dengan tunas adventif adalah cocor bebek. kesemek,
dan sukun.

Umbi Lapis
Umbi lapis adalah tunas yang mengalami modifikasi' terdiri atas batang yang sangat pendek,
dibungkus oleh daun-daun yang berdaging, dan menyerupai sisik. Contoh tumbuhan yang
berkembang biak dengan umbi lapis adalah bawang merah, bawang putih, dan bakung.

Umbi Batang

Umbi batang adalah batang yang tumbuh di dalam tanah, ujungnya menggembung membentuk umbi.
Bagian ini merupakan tempat menyimpan cadangan makanan, terutama zat tepung. Contoh
tumbuhan yang berkembang biak dengan umbi batang adalah kentang dan gembili. Umbi batang juga
merupakan alat perkembangbiakan secara vegetatif. Pada umbi batang dapat tumbuh mata tunas,
yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru.

Reproduksi Generatif''

Penyerbukan

Pada tumbuhan, sebelum terjadi proses pembuahan (fertilisasi), terjadi proses penyerbukan/persarian
(polinasi ). Pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya
melekatnya serbuk sari di kepala putik. Pada tumbuhan biji tertutup (Gymnospermae) penyerbukan
adalah melekatnya serbuk sari langsung pada bakal biji.

Tumbuhan berumah satu adalah tumbuhan yang memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam satu
tumbuhan. baik pada satu bunga ataupun pada bunga yang berbeda. Contoh tumbuhan berumah satu
adalah kacang-kacangan, jambu-jambuan, dan terung-terungan.
Tumbuhan berumah dua adalah tumbuhan yang memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam
tumbuhan yang berbeda. Contoh tumbuhan berumah dua adalah salak dan pakis haji.
Berdasarkan faktor penyebab sampainya serbuk sari di kepala putik, penyerbukan dapat dibedakan
sebagai berikut.

Anemogami adalah penyerbukan dengan bantuan angin. Anemogami terjadi pada tumbuhan
yang memiliki bunga dengan ciri-ciri: bunga berukuran kecil; tidak mempunyai mahkota bunga
atau mahkota bunganya berukuran kecil, mahkota bunga tidak berrvarna menarik atau berwarna
seperti daun; tidak mempunyai kelenjar madu; tangkai bunga panjang. bunga terletak jauh di atas
daun; serbuk sari kecil, sangat banyak, dan ringan sehingga mudah diterbangkan angin;
kedudukan benang sari bergantungan, serbuk sarinya berhamburan jika digoyang; kepala putik
besar, berbulu, tangkai putik terjulur ke luar, kepala putik menyembul keluar dari bunga sehingga
mudah menangkap serbuk sari. Anemogami clapat terjadi pada rumputrumputan, padi, dan
jagung.
Hidrogami adalah penyerbukan dengan bantuan air. Hidrogami dapat terjadi pada Hydrilla
sp, eceng gondok, dan teratai. Penyerbukan dengan bantuan air akan terjadi jika tubuh tanarnan
terendam dalam air.

Zoidiogami adalah penyerbukan dengan bantuan hewan. Zoidiogami terjadi pada tumbuhan
yang memiliki bunga dengan ciri-ciri: bunga berukuran besar; mahkota bunga berwarna
mencolok dengan aroma khas; memiliki kelenjar madu; serbuk sari bersifat lengket (mudah
melekat). Zoidiogami dapat terjadi pada jambu, mangga, jeruk, dan pepaya. Zoidiogami
dibedakan berdasarkan jenis hewan yang membantu penyerbukan. Misalnya. Entomogami
(penyerbukan dengan bantuan serangga, antara lain lalat, kumbang, dan lebah), malakogami
(penyerbukan dengan bantuan siput/bekicot), dan kiropterogani (penyerbukan dengan bantuan
kelelawar).

Penyerbukan dengan bantuan manusia (antropogami), sampainya serbuk sari ke kepala putik dengan
bantuan manusia. Hal ini terjadi karena tidak ada perantara yang membantu penyerbukan.
Penyerbukan ini dapat terjadi pada vanili dan beberapa jenis anggrek. Penyerbukan ini dilakukan
untuk mendapatkan jenis bibit baru yang unggul. Berdasarkan asal serbuk sari yang jatuh ke kepala
putik. penyerbukan dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Penyerbukan sendiri (autogami), terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik
berasal dari benang sari bunga itu sendiri. Jika terjadinya penyerbukan pada saat bunga
masih kuncup, disebut kleistogami.
2. Penyerbukan tetangga (geitonogami), terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik
berasal dari benang sari bunga lain dalam satu tanaman.

3. Penyerbukan silang (allogami), terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal
dari benang sari bunga tanaman lain yang termasuk satu jenis (spesies).

4. Penyerbukan bastar, terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari
benang sari bunga tanaman lain yang sejenis, tetapi berbeda varietas, misalnya bunga
mangga manalagi diserbuki bunga mangga golek.

Reproduksi pada Hewan

Reproduksi Avertebrata

Reproduksi Vegetatif
Membelah Diri
Reproduksi dengan cara membelah diri hanya terjadi pada Protozoa (hewan bersel satu), misalnya
Amoeba, Puramaecium, dan Euglena. Proses pembelahan diawali dengan proses pembelahan inti sel
(nukleus) rnenjadi dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian yang masing-
masing menyelubungi dua nukleus tersebut. Selanjutnya, bagian tengah sitoplasma menggenting
(menyempit), diikuti pemisahan yang membentuk dua individu. Pada saat keadaan lingkungan
kurang menguntungkan, Amoeba akan melindungi diri dengan membentuk kista yang berdinding
sangat kuat. Di dalam kista tersebut, Amoeba membelah diri berulang-ulang menghasilkan banyak
individu baru dengan ukuran yang lebih kecil. Ketika kondisi lingkungan membaik. dinding kista
akan pecah dan individu-individu baru tersebut keluar. kemudian tumbuh dan berkembang menjadi
Amoeba dewasa.
Fragmentasi
Pada fragmentasi. individu baru terbentuk dari potongan tubuh induknya. Masing-masing potongan
tubuh akan tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Contoh hewan yang melakukan
reproduksi secara fragmentasi adalah cacing Planctria. Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi
yang sangat tinggi. Seekor cacing Planaria yang dipotong menjadi dua bagian, masing-masing
potongan akan tumbuh dan berkembang menjadi dua ekor cacing Planaria. Begitu juga ketika
dipotong menjadi tiga bagian, masing-masing tumbuh dan berkembang menjadi tiga ekor cacing
Planaria. Cacing Planaria bersifat hermafrodit, artinya dalam satu individu terdapat dua macam alat
reproduksi, yaitu alat reproduksi jantan dan betina dan dapat melakukan reproduksi secara generatif.
Pembentukan Tunas
Contoh hervan yang melakukan reproduksi dengan membentuk tunas ialah Hydra. Individu baru
Hydra terbentuk dari bagian tubuh Hydra dewasa. Setelah cukup besar, tunas akan melepaskan diri
dari tubuh induknya. Hewan lain yang melakukan reproduksi dengan tunas misalnya ubur-ubur,
hewan karang, dan anemon laut. Pada hewan karang, tunas tumbuh di dalam tubuh, disebut tunas
dalam (gemulae). Jika induk hewan karang mati, gemulae akan tumbuh dan berkembang menjadi
individu baru.
Sporulasi
Sporulasi adalah proses pembelahan berganda (pembelahan multipel) yang menghasilkan spora.
Contoh hewan yang melakukan reproduksi dengan sporulasi adalah Plasmodium. hewan bersel satu
yang dikenal sebagai penyebab penyakit malaria. Dalam siklus hidupnya, Plasmodium mengalami
dua fase. yaitu fase generatif dan fase vegetatif. Fase generatif berlangsung di dalam tubuh nyamuk
Anopheles betina. sedangkan fase vegetatif berlangsung di dalam tubuh penderita penyakit malaria.

Reproduksi Generatif
Protozoa
Pada Protozoa (hewan bersel satu). reproduksi generatil terjadi dengan cara konjugasi, yaitu
perkarwinan antara dua individu sejenis yang tidak diketahui jenis kelaminnya. Anggota Protozoa
yang melakukan konjugasi. misalnya Paramecium caudatum.
Porifera
Porifera (hewan berpori) merupakan hewan bersel banyak hidup melekat di dasar perairan. dan
bersifat hermafroidit. Meskipun mempunyai dua macam alat reproduksi. Porivera tidak dapat
melakukan reproduksi sendiri. Dengan kata iain, untuk melakukan reproduksi tetap diperlukan dua
individu. Proses reproduksi generatif Porifera adalah sebagai berikut. Ovum Porifera yang sudah
masak dibuahi sperma individu lain yang sejenis. Dari hasil pembuahan ini, terbentuklah larva
berflagela (berbulu cambuk). Larva berflagela tersebut keluar dari tubuh induknya melalui suatu
lubang yang disebut oskulum dan berenang menjauh. Larva yang sangat kecil itu akan menempel
pada suatu dasar perairan untuk tumbuh dan berkembang menjadi Porifera dewasa.
Coelenterata
Contoh anggota Coelenterata (hewan berongga) yang dapat melakukan reproduksi secara generatif
adalah Hyadra. Hydra bersifat hermafrodit. Testis (alat kelamin jantan. Penghasil sperma) hydra
berbentuk kerucut dan terletak pada kulit luar. sedangkan ovarium (alat kelamin betina, penghasil
ovum) berupa bulatan menggelembung. Berbeda dengan Porifera, ovum Hyidra dapat dibuahi oleh
sperma yang dihasilkan oleh individu yang sama. Jadi. pada Hydra dapat terjadi pembuahan sendiri.
Meskipun demikian, pembuahan sendiri jarang terjadi karena waktu masak ovum dan sperma tidak
bersamaan.

SUMBER 3
Dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, hewan harus menyesuaikan diri dengan suasana
lingkungan di sekitarnya, disebut adaptasi. Tumbuhan juga mengalami adaptasi, seperti daun jati
yang menggugurkan daunnya pada musim kemarau. Untuk lebih mengetahui tentang kelangsungan
hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan, mari cermati uraian
berikut ini.
A. Adaptasi
Adaptasi diperlukan makhluk hidup untuk bertahan hidup. Adaptasi terbagi menjadi tiga macam,
yaitu adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh atau struktur tubuh tertentu dari suatu
organisme terhadap lingkungannya. Adaptasi ini terjadi pada hewan dan tumbuhan.
a. Adaptasi Morfologi pada Hewan
Beberapa contoh adaptasi morfologi pada hewan adalah bentuk paruh dan kaki pada burung, tipe
mulut serangga, dan bentuk gigi hewan.
1) Bentuk paruh dan kaki burung
Pernahkah kamu memperhatikan paruh burung yang berbeda-beda? Paruh burung beo berbeda
dengan paruh burung elang. Paruh burung berbeda-beda sesuai dengan makanannya. Begitu juga
dengan bentuk kaki burung, berbeda-beda sesuai dengan tempat hidup dan cara hidupnya.
Burung elang memiliki kaki yang kuat untuk mencengkeram mangsanya dan memiliki paruh yang
kuat untuk merobek mangsanya. Sedangkan, burung pencari makan di air memiliki paruh yang pipih
dan panjang, serta memiliki kaki yang dilengkapi dengan selaput untuk berenang, contohnya adalah
itik.
Burung pelatuk yang memakan serangga di lubang-lubang pohon memiliki paruh seperti pahat.
Sedangkan, burung kolibri yang menghisap madu bunga memiliki paruh yang kecil dan panjang.
2) Tipe mulut serangga
Pada serangga terdapat beberapa tipe mulut. Perbedaan ini disebabkan perbedaan jenis makanannya.
Tipe mulut untuk menggigit dan mengunyah, contohnya belalang.
Tipe mulut untuk menusuk dan menghisap, contohnya nyamuk.
Tipe mulut untuk menghisap, contohnya kupu-kupu.
3) Bentuk gigi hewan
Bentuk gigi hewan bermacam-macam, tergantung jenis makanannya. Hewan pemakan tumbuhan
atau herbivora memiliki gigi geraham depan dan belakang yang lebar dan datar. Gigi ini sangat
sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah atau menggilas makanan. Hewan pemakan daging atau
karnivora memiliki gigi taring yang tajam dan runcing untuk mengoyak mangsanya.

Gambar 4.4 (a) gigi herbivora (b) Gigi karnivora


b. Adaptasi Morfologi pada Tumbuhan
Adaptasi pada tumbuhan dapat menyebabkan perbedaan yang sangat nyata pada tumbuhan.
Berdasarkan morfologi tubuhnya, tumbuhan dibagi menjadi beberapa macam, antara lain tumbuhan
hidrofit, higrofit, dan xerofit.
1) Tumbuhan hidrofit
Tumbuhan hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di air dalam waktu yang lama. Tumbuhan ini
mengapung di permukaan air, berdaun lebar dan tipis, memiliki lapisan kutikula yang tipis dan
mudah ditembus air. Contohnya adalah teratai dan eceng gondok.
2) Tumbuhan higrofit
Tumbuhan higrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan yang basah. Contohnya adalah keladi.
Tumbuhan ini memiliki ciri daun yang lebar untuk mempercepat penguapan.
3) Tumbuhan xerofit
Tumbuhan xerofit adalah tumbuhan yang hidup di daerah yang sedikit air, seperti gurun pasir.
Contohnya adalah kaktus. Ciri-ciri tumbuhan ini adalah berdaun tebal dan berduri untuk mengurangi
penguapan. Tumbuhan xerofit memiliki jaringan
2. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi kerja alat-alat tubuh suatu organisme terhadap
lingkungannya. Contohnya, orang yang berada di dataran tinggi biasanya memiliki jumlah sel darah
merah yang lebih tinggi dibandingkan orang yang tinggal di dataran rendah. Contoh lainnya adalah di
dalam saluran pencernaan hewan memamah biak, seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba terdapat
mikro-organisme yang menghasilkan enzim selulase. Enzim ini berperan dalam mencerna selulosa
yang terdapat pada sel-sel tumbuhan yang dimakannya.
3. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah perubahan perilaku suatu organisme untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Beberapa contoh adaptasi tingkah laku adalah sebagai berikut:
a. Mimikri
Mimikri adalah perubahan warna kulit hewan sesuai lingkungan tempat ia tinggal, contohnya
bunglon. Apabila
bunglon tinggal di daun yang hijau, tubuhnya akan berwarna hijau seperti daun. Sebaliknya, jika
lingkungan tempat tinggalnya di batang pohon, warna tubuhnya akan seperti warna batang pohon.
Hal ini menyebabkan bunglon terhindar dari pemangsanya.
Serangga juga memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Misalnya,
kupu-kupu yang menyerupai daun kering, ada juga serangga yang menyerupai daun yang hijau atau
memiliki bentuk tubuh seperti ranting.
Gambar 4.8 Serangga menyerupai daun hijau
b. Autotomi

Gambar 4.9
Jika dikejar musuhnya, cecak akan melepaskan ekornya
Pernahkah kamu melihat cecak melepaskan ekornya saat dikejar musuhnya? Ekornya yang lepas
akan bergerak-gerak sehingga perhatian pemangsa beralih ke ekor tersebut dan cecak dapat
menghindar atau menyelamatkan diri dari pemangsanya. Hal ini disebut autotomi. Autotomi adalah
pemutusan ekor pada hewan untuk menjaga dirinya dari serangan musuh.
c. Munculnya Paus ke Permukaan Air
Paus merupakan hewan mamalia yang hidup di air. Mereka bernapas dengan paru-paru. Untuk
menghirup udara yang mengandung oksigen, hewan tersebut muncul ke permukaan air. Setelah
menghirup udara, hewan tersebut menyelam kembali ke dalam air. Kemudian, muncul kembali dan
menghembuskan udara yang jenuh dengan uap air dari paru-paru melalui lubang hidung yang
terdapat di bagian atas tubuh hewan tersebut.
Gambar 4.10 Paus muncul ke permukaan air untuk menghirup udara
d. Pengeluaran Cairan Tinta
Cumi-cumi dan gurita akan menyemprotkan tintanya dan berenang menjauh jika dalam keadaan
bahaya. Hal ini dilakukan untuk mengecoh lawan sehingga lawan tidak bisa mengetahui
keberadaannya karena lingkungan sekitarnya menjadi gelap.

Gambar 4.11 Gurita dapat mengeluarkan cairan tinta

e. Perilaku Reproduksi
Dalam perilaku reproduksi, biasanya seekor hewan jantan bertarung dengan jantan lain. Hal ini
terjadi agar dapat menguasai si betina dan dapat melakukan perkawinan untuk berkembang biak. Ada
pula jantan yang menunjukkan bagian-bagian tertentu dari tubuhnya untuk menarik perhatian si
betina. Contohnya, burung merak jantan akan mengembangkan bulu ekornya untuk menarik
perhatian betina saat musim kawin.
Gambar 4.12 Burung merak jantan sedang menarik perhatian betinanya
B. Seleksi Alam
Bencana alam atau perubahan iklim yang drastis menyebabkan alam berubah. Agar dapat terus hidup,
makhluk hidup harus bisa beradaptasi dengan perubahan alam tersebut. Makhluk hidup yang tidak
bisa beradaptasi akan punah. Oleh karena itu, secara tidak langsung alam menyeleksi organisme yang
hidup di dalamnya.
Apabila terjadi suatu bencana pada ekosistem, organisme ekosistem tersebut memiliki dua pilihan,
yaitu bertahan hidup atau bermigrasi. Bila bertahan hidup, organisme tersebut harus dapat
beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Ada juga organisme yang lebih memilih untuk bermigrasi
ke lingkungan yang lebih cocok. Di lingkungan yang baru ini, hanya organisme yang dapat
beradaptasi yang dapat hidup dan melestarikan keturunannya. Keturunan yang baru di tempat yang
baru, lama kelamaan akan mengalami perubahan dan pada akhirnya akan terbentuk spesies yang
baru.
1. Terbentuknya Spesies Baru
Organisme yang mampu bertahan hidup di tempat yang baru akan berkembang biak dan
menghasilkan keturunan yang baru. Keturunan yang baru ini langsung bisa beradaptasi dengan
lingkungan yang baru tanpa mengenal kebiasaan leluhurnya. Hal ini menyebabkan perubahan-
perubahan yang mengarah ke evolusi dan menyebabkan terbentuknya spesies baru.
Perubahan yang bisa menyebabkan terbentuknya spesies baru bisa dilihat pada burung Finch di pulau
Galapagos yang diteliti oleh Charles Darwin. Nenek moyang burung Finch ini diduga berasal dari
Ekuador yang memakan biji-bijian. Tetapi, burung Finch di pulau Galapagos memiliki paruh yang
bentuk dan ukurannya berbeda-beda tergantung pada jenis makanannya.
Burung Finch pemakan biji-bijian memiliki paruh berbentuk tebal dan kuat. Burung Finch penghisap
madu memiliki bentuk paruh lurus dan panjang. Sedangkan, burung Finch pemakan serangga
memiliki bentuk paruh yang seperti burung pemakan serangga.
Perbedaan paruh burung Finch ini membuat Darwin menduga bahwa penyebabnya adalah
terbatasnya biji-bijian di lingkungan yang baru. Akibatnya, keturunan yang baru beradaptasi dengan
mengubah menu makanannya. Lama kelamaan hal ini menyebabkan perubahan bentuk paruh pada
burung Finch. Perubahan ini menyebabkan generasi yang baru memiliki bentuk paruh yang sangat
berbeda dengan leluhurnya dan mengarah ke bentuk spesies yang baru.
2. Kepunahan Organisme
Organisme yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungannya akan mengalami kepunahan. Punahnya
organisme ini bisa terjadi karena alam dan ulah manusia. Contoh musnahnya organisme karena alam
adalah punahnya Dinosaurus yang disebabkan oleh perubahan iklim yang sangat drastis di muka
bumi saat itu. Para ahli menduga, saat itu ada meteor raksasa yang jatuh ke bumi yang membuat
bumi dipenuhi gas, debu, dan pecahan batu. Hal ini menyebabkan bumi menjadi sangat panas
sehingga tumbuhan menjadi kering. Akibatnya, Dinosaurus herbivora tidak memperoleh makanan,
dan akhirnya mati. Hal ini menyebabkan Dinosaurus karnivora juga mati sehingga semua Dinosaurus
musnah.
Musnahnya organisme juga dapat disebabkan oleh ulah manusia yang melakukan perburuan liar,
penebangan pohon, dan pembakaran hutan. Hal ini menyebabkan organisme kehilangan tempat
tinggal dan akhirnya punah.
C. Perkembangbiakan pada Tumbuhan
Perkembangbiakan pada tumbuhan dibagi menjadi dua macam, yaitu perkembangbiakan generatif
atau seksual dan vegetatif atau aseksual. Perkembangbiakan generatif adalah perkembangbiakan
secara kawin, terjadinya individu baru didahului dengan peleburan sel kelamin jantan dan betina.
Sedangkan, vegetatif adalah perkembangbiakan secara tak kawin.
1. Cara Reproduksi pada Tumbuhan
Berikut ini adalah cara-cara reproduksi pada beberapa tumbuhan, baik secara vegetatif maupun
generatif.
a. Reproduksi Vegetatif
Reproduksi vegetatif atau aseksual adalah perkembangbiakan secara tidak kawin, individu baru
berasal dari bagian-bagian tubuh induknya. Reproduksi vegetatif dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu vegetatif alami dan vegetatif buatan.
1) Vegetatif alami
Jenis-jenis perkembangbiakan secara vegetatif alami pada tumbuhan adalah sebagai berikut.
a) Membelah diri atau pembelahan biner
Perkembangbiakan dengan membelah diri adalah satu sel induk membelah menjadi dua atau lebih sel
anak. Setiap sel anak tumbuh menjadi individu baru. Sel anak sama dengan sel induk. Contohnya
adalah pembelahan biner pada ganggang biru.
b) Spora
Individu baru terbentuk dari spora yang dihasilkan oleh induknya. Tiap spora bisa tumbuh menjadi
individu baru. Perkembangbiakan dengan spora terjadi pada alga, jamur, lumut, dan paku-pakuan.
c) Stolon atau geragih
Stolon adalah cabang yang tumbuh mendatar di atas permukaan tanah. Contohnya, stroberi, rumput
teki, dan daun kaki kuda.
d) Umbi
Umbi adalah bagian tanaman yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Umbi
dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
(1) Umbi akar
Umbi akar adalah akar yang tumbuh membesar dan beberapa tempat pada umbi tersebut
terdapat calon tunas yang dapat tumbuh menjadi individu baru. Contoh ubi.
(2) Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh membesar. Contoh: wortel, lobak, dan bit.
(3) Umbi lapis
Merupakan modifikasi dari pelepah daun yang tersusun rapat membentuk umbi. Pada setiap ketiak
lapisan terdapat calon tunas. Bagian dasar umbi yang berbentuk cakram merupakan modifikasi dari
batang. Contoh: bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay.
e) Rimpang atau akar tinggal
Akar tinggal disebut juga rhizoma, yaitu batang yang tumbuh mendatar di dalam tanah. Contoh:
kunyit, jahe, kencur, dan temu lawak.
f) Tunas
Tunas adalah tumbuhan yang tumbuh dari batang yang berada di dalam tanah. Umumnya, individu
baru tumbuh tidak jauh dari induknya sehingga tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas
membentuk rumpun. Contoh: pisang, bambu, dan tebu.
g) Tunas adventif
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuhnya tidak pada batang, misalnya di daun. Contoh: cocor
bebek, cemara, dan sukun.
2) Vegetatif buatan
Vegetatif buatan terbagi menjadi beberapa macam, antara lain:
Mencangkok, hanya bisa dilakukan pada tumbuhan yang berkambium (dikotil). Contoh:
jeruk, mangga, belimbing, dan jati.
Menyambung atau mengenten, dengan tujuan menyambung dua jenis tanaman yang berbeda
sifatnya, biasanya dilakukan pada pucuk tanaman. Contoh: singkong karet dengan singkong biasa.
Menempel atau okulasi, yaitu menggabungkan dua jenis tanaman yang berbeda sifatnya
dengan menggunakan lapisan kulitnya (pada mata tunas). Contoh: jeruk bali dengan jeruk limau.
Stek, yaitu cara memperbanyak tanaman dengan menggunakan potongan-potongan dari
bagian tubuh tanaman, baik akar, batang, atau daun. Contoh: tebu, tanaman bunga, dan singkong.
Merunduk, yaitu membengkokkan cabang atau ranting tanaman ke bawah. Contoh: alamanda
dan apel.

b. Reproduksi Generatif
Tumbuhan melakukan reproduksi generatif dengan cara sebagai berikut:
1. Konjugasi, yaitu reproduksi generatif pada tumbuhan yang belum jelas alat kelaminnya.
Contoh: Spyrogyra (ganggang hijau) yang koloninya berbentuk benang.
2. Isogami, yaitu peleburan 2 sel gamet atau kelamin yang sama besar.
Contoh: Clamydomonas (ganggang biru).
3. Anisogami, yaitu peleburan 2 sel gamet yang besarnya tidak sama. Gamet 1 lebih kecil
(mikrogamet) dan gamet 2 lebih besar (makrogamet). Contoh: Ulva (ganggang yang berbentuk
lembaran).
4. Penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan. Terjadi pada tumbuhan berbunga (Antophyta)
atau tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Alat kelamin jantan berupa benang sari dan alat kelamin
betinanya berupa putik.
c. Metagenesis
Penjelasan tentang metagenesis adalah sebagai berikut:
1. Terjadinya reproduksi bergantian antara vegetatif dan generatif.
2. Terjadi pada tumbuhan lumut dan paku-pakuan.
3. Setiap generasi mengalami pergiliran keturunan, yaitu dari generasi gametofit (generasi
penghasil gamet) ke generasi sporofit (generasi penghasil spora).
2. Penyerbukan
Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari di kepala putik. Berdasarkan penyebab sampainya
serbuk sari di kepala putik, penyerbukan dibedakan menjadi:
1. Anemogami (penyerbukan yang dibantu oleh angin), contohnya rumput, jagung, padi.
2. Zoidiogami (penyebabnya hewan), dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
o Entomogami (serangga), contoh: bunga matahari.
o Kiropterogami (kelelawar), contoh: jambu biji.
o Ornitogami (burung), contoh: padi.
o Malakogami (siput), contoh: tumbuhan buah.
o Hidrogami (air), contoh: tumbuhan air.
o Antropogami (manusia), contoh: vanili.
Berdasarkan asal serbuk sarinya, penyerbukan dibedakan menjadi:
1. Autogami (penyerbukan sendiri). Serbuk sari berasal dari bunga yang sama. Autogami yang
terjadi sebelum bunga mekar disebut kleistogami.
2. Geitonogami (penyerbukan tetangga). Serbuk sari berasal dari bunga lain, tetapi masih satu
pohon.
3. Alogami. Serbuk sari berasal dari pohon lain, tapi masih satu varietas.
4. Bastar. Serbuk sari dari pohon lain yang berbeda varietas.
3. Pembuahan
Pembuahan adalah proses peleburan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina menjadi zigot
sebagai calon individu baru.
a. Pembuahan pada Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)
Tumbuhan Gymnospermae disebut tumbuhan berbiji tertutup karena bijinya tidak tertutup,
contohnya melinjo dan pakis haji. Serbuk sari terdiri atas dua sel, yaitu sel vegetatif (besar) dan sel
generatif (kecil).
Serbuk sari yang jatuh di kepala putik berada pada tetes penyerbukan, diisap masuk ke ruang serbuk
sari melalui mikrofil. Serbuk sari ini akan tumbuh membentuk buluh serbuk sari, kemudian bergerak
menuju ruang arkegonium yang berisi sel telur.
Sel generatif akan membelah menjadi dua, yaitu membentuk sel dinding (sel dislokator) dan sel
spermatogen. Selanjutnya, sel spermatogen membelah membentuk dua spermatozoid yang
mempunyai bulu getar. Jika buluh serbuk sari sudah sampai ke arkegonium, sel vegetatif akan
lenyap, sel spermatozoid akan membuahi sel telur dan membentuk zigot. Proses pembuahan ini
hanya terjadi satu kali sehingga disebut pembuahan tunggal.
b. Pembuahan pada Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)
Apabila serbuk sari jatuh di kepala putik, serbuk sari melekat. Serbuk sari tumbuh menjadi buluh
serbuk sari yang di dalamnya terdapat satu inti vegetatif dan dua inti generatif. Buluh serbuk sari
menuju ruang bakal biji dengan inti vegetatif sebagai petunjuk jalan. Sesampainya serbuk sari di
dalam bakal biji, inti vegetatif mati. Inti generatif 1 membuahi ovum dan menghasilkan zigot, inti
generatif 2 membuahi inti kandung lembaga sekunder yang berfungsi menghasilkan cadangan
makanan (endosperm) bagi calon individu baru. Pembuahan ini disebut pembuahan ganda karena
terjadi dua pembuahan.
4. Pemencaran Organisme
Area atau daerah distribusi organisme satu dengan yang lain tidak sama karena kehidupan organisme
sangat bergantung pada kondisi lingkungan. Tumbuhan dapat hidup secara optimum apabila syarat
yang diperlukan untuk tumbuh dan lingkungannya dapat dipenuhi.
a. Pemencaran Tumbuhan dengan Bantuan Faktor Dalam
Pemencaran ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pemencaran alat reproduksi vegetatif dan
pemencaran alat reproduksi generatif.
1) Pemencaran alat reproduksi vegetatif
Terjadi pada tumbuhan yang tidak menghasilkan biji. Contoh: pemencaran dengan stolon, rhizoma,
umbi batang, dan tunas.
2) Pemencaran alat reproduksi generatif (pemencaran secara mekanik)
Pemencaran dapat terjadi melalui cara-cara berikut ini:
a) Mekanisme ledakan
Terjadi pada buah polongan, misalnya: petai cina. Jika kulit buah kering karena sinar matahari, maka
akan mengerut dan pecah mendadak (meledak).
b) Gerak higroskopis
Terjadi pada buah dalam keadaan basah dan karena perbedaan kadar air, kulit buah akan pecah.
Misalnya: nangka.
c) Mekanisme pedupaan (dengan penggoyangan), misalnya jagung
Terjadi karena adanya penggoyangan, misalnya oleh tiupan angin. Contoh: jagung.
b. Pemencaran Tumbuhan dengan Bantuan Faktor Luar
Pemencaran ini dibedakan menjadi anemokori, hidrokori, zookori, dan antropokori.
1) Anemokomori
Anemokori adalah pemencaran dengan bantuan angin. Biasanya terjadi pada struktur biji yang dapat
terbang, misalnya ringan dan kecil (biji anggrek), bersayap (biji mahoni), dan berjambul (biji aster,
gerbera, dan kapas).
2) Hidrokori
Hidrokori adalah pemencaran tumbuhan dengan bantuan air. Terjadi pada biji yang berat jenisnya
kurang dari satu dan mempunyai perlindungan yang baik (kulit biji ada 3 lapis), misalnya pada
kelapa.
3) Zookori
Zookori adalah pemencaran tumbuhan dengan bantuan hewan. Zookori dibedakan menjadi:
Entomokori (dengan bantuan serangga, misalnya tumbuhan bunga).
Ornitokori (dengan bantuan burung, misalnya tumbuhan biji-bijian).
Kiropterokori (dengan bantuan kelelawar, misalnya tumbuhan buah-buahan).
Mamokori (dengan bantuan mamalia, misalnya kopi oleh musang).
4) Antropokori (dengan bantuan manusia)
Antropokori dapat terjadi secara sengaja (eksozoit). Misalnya, terjadi pada tumbuhan yang
mendatangkan keuntungan (kopi, cengkeh, padi, dan lain-lain). Secara tidak sengaja (endozoit),
misalnya biji rumput jarum yang menempel pada pakaian atau bahan lain yang dibawa oleh manusia.
D. Perkembangbiakan pada Hewan
Perkembangbiakan pada hewan bisa terjadi secara aseksual dan seksual. Hewan avertebrata memiliki
cara reproduksi yang berbeda dengan hewan vertebra
1. Reproduksi pada Hewan Avertebrata
Reproduksi pada hewan avertebrata dapat terjadi secara vegetatif maupun generatif.
a. Secara Vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif pada hewan avertebrata adalah dengan cara-cara sebagai berikut.
1. Pembelahan biner, contoh: Protozoa.
2. Fragmentasi (memisahkan sebagian koloni), contoh: Volvox.
3. Sporalasi (dengan membentuk spora), contoh: Plasmodium.
4. Tunas atau gemule, contoh: hydra, porifera, dan colenterata.
5. Regenerasi (membentuk kembali bagian tubuh yang hilang). Contoh: cacing planaria dan
bintang laut.
b. Secara Generatif
Perkembangbiakan secara generatif pada hewan avertebrata adalah dengan cara-cara sebagai berikut.
Partenogenesis (individu baru berasal dari sel telur yang tidak dibuahi), contoh: semut jantan
dan lebah jantan.
Dengan pembuahan, individu baru berasal dari peleburan sel kelamin betina atau sel telur
dan sel kelamin jantan atau spermatozoa.
Konjugasi, yaitu reproduksi pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya, antara
individu jantan dan betina belum bisa dibedakan. Contoh: cacing dan Paramecium.
Anisogami, peleburan gamet yang tidak sama besar. Contoh: terjadi pada plasmodium dalam
tubuh nyamuk.
Hermafrodit, merupakan peristiwa yang menyimpang dari kebiasaan, yaitu individu mampu
menghasilkan sel kelamin jantan dan betina.Contoh: hydra, cacing pita, dan cacing tanah.
2. Reproduksi pada Hewan Vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrata hanya terjadi secara generatif. Terjadinya individu baru didahului
dengan adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina (pembuahan/ fertilisasi). Reproduksi pada
vertebrata dibedakan menjadi ovipar, vivipar, dan ovovivipar.
a) Ovipar (bertelur)
Ovivar terjadi pada hewan yang meletakkan telurnya di luar tubuh induk betina. Contoh: unggas,
ikan, dan katak.

Gambar 4.22 Ayam merupakan hewan ovipar


b) Ovovivipar (bertelur beranak)
Sebenarnya hewan ini bertelur, tetapi embrio berkembang pada saat telur masih berada di dalam
tubuh induk betina. Contoh: pada sebagian reptil (kadal dan ular).
c) Vivipar (beranak)
Embrio berkembang dalam rahim induk betina. Embrio mendapatkan makanan dari tubuh induk
betina melalui plasenta. Contoh: mamalia dan manusia.
a. Proses Pembuahan pada Hewan
Pada hewan tingkat tinggi, jenis kelamin antara hewan jantan dan betina dapat dibedakan. Proses
pembuahan berdasarkan tempatnya, dibedakan menjadi pembuahan di luar tubuh dan pembuahan di
dalam tubuh.
1) Pembuahan di luar tubuh
Pembuahan di luar tubuh dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a) Pembuahan luar secara acak, yaitu peristiwa pengeluaran sperma dan sel telur oleh hewan jantan
dan betina secara bersamaan di sembarang tempat dalam air. Contoh: katak dan ikan.
b) Pembuahan luar dalam sarang, sperma dan sel telur disimpan di dalam sarang atau cekungan.
2) Pembuahan di dalam tubuh
Pembuahan di dalam tubuh disebut juga fertilisasi internal, terjadi dalam tubuh induk betina. Sel telur
dari ovarium yang dihasilkan hewan betina dewasa disalurkan ke saluran telur. Sedangkan, hewan
jantan memasukkan sperma ke dalam organ reproduksi betina. Dalam saluran telur terjadi
pembuahan atau pertemuan antara sel telur dan sperma. Pembuahan ini dilakukan umumnya pada
hewan-hewan reptil, burung, mamalia, serta beberapa jenis ikan dan amfibi.
b. Perkembangbiakan Seksual pada Mamalia
Perkembangbiakan secara seksual pada mamalia adalah sebagai berikut.
1) Alat perkembangbiakan pada hewan jantan
Hewan jantan mempunyai sepasang testis berbentuk bulat, terletak di dalam kantung yang disebut
skrotum. Testis memproduksi sel kelamin jantan (spermatozoa) yang dikeluarkan melalui saluran
sperma (vas deferens). Pada alat kelamin bagian luar terdapat penis yang mempunyai fungsi untuk
memasukkan sel sperma ke dalam alat kelamin betina.
2) Alat perkembangbiakan pada hewan betina
Hewan betina mempunyai sepasang ovarium yang terletak di sebelah kanan dan kiri ginjal,
ukurannya sangat kecil, berfungsi menghasilkan ovum (sel telur). Jika ovum telah matang, akan
terjadi ovulasi (pelepasan ovum) dan keluar ke oviduk menuju uterus (rahim). Uterus merupakan
tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio. Setelah uterus, terdapat vagina yang merupakan alat
perkawinan luar, yaitu lubang tempat masuknya sel sperma.
3) Cara perkembangbiakan secara seksual
Jika hewan telah memasuki tahap kedewasaan, sel telur akan dihasilkan dan terjadi ovulasi. Bila
terjadi perkawinan, sperma masuk ke dalam alat reproduksi betina. Ovum yang telah diovulasi akan
dibuahi dan terjadi di dalam oviduk. Setelah terjadi pembuahan, dihasilkan zigot yang akan bergerak
menuju uterus dan menempel pada dinding uterus. Zigot tumbuh dan berkembang menjadi embrio.
Untuk memperoleh makanan dan oksigen dari induk, embrio dan induk dihubungkan dengan plasenta
dan tali pusat. Embrio setelah mencapai kesempurnaan berubah menjadi fetus (janin) dan siap
dilahirkan. Lamanya fetus atau masa kehamilan dalam uterus tiap hewan berbeda-beda.
E. Tingkat Reproduksi
Tingkat reproduksi adalah kemampuan suatu organisme untuk berkembang biak. Artinya, tingkat
reproduksi adalah kemampuan suatu organisme untuk menghasilkan keturunan. Tingkat reproduksi
sangat mempengaruhi kelangsungan hidupnya suatu organisme.
Tingkat organisme dapat dikatakan rendah bila jumlah keturunan yang dihasilkan sedikit dan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Akibatnya, organisme tersebut akan mengalami kepunahan
dan menjadi langka. Contohnya adalah badak bercula satu. Untuk menghasilkan satu keturunan atau
satu anak membutuhkan waktu 6 tahun. Contoh lain adalah harimau sumatra, panda, dan koala.
Tingkat organisme dikatakan tinggi bila mampu menghasilkan keturunan yang banyak dalam waktu
yang singkat. Makin banyak suatu makhluk hidup menghasilkan anak atau keturunan, secara tidak
langsung kelangsungan hidup makhluk hidup tersebut mampu dipertahankan dan terhindar dari
kepunahan. Contohnya adalah sapi, kambing, kelinci, ayam, itik, dan kuda.
F. Ringkasan
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh atau struktur tubuh tertentu suatu
organisme terhadap lingkungannya.
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi kerja alat-alat tubuh suatu organisme terhadap
lingkungannya.
Adaptasi tingkah laku adalah perubahan perilaku suatu organisme untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
Perkembangbiakan generatif adalah perkembangbiakan secara kawin, terjadinya individu
baru didahului dengan peleburan sel kelamin jantan dan betina.
Perkembangbiakan vegetatif atau aseksual adalah perkembangbiakan secara tidak kawin,
individu baru berasal dari bagian-bagian tubuh induknya.
Perkembangbiakan secara vegetatif alami terdiri dari membelah diri, spora, stolon atau
geragih, umbi akar, umbi batang, umbi lapis, rimpang atau rhizoma, tunas, dan tunas adventif.
Vegetatif buatan terbagi menjadi beberapa macam, yaitu mencangkok, menyambung atau
mengenten, menempel atau okulasi, stek, dan merunduk.
Reproduksi generatif pada tumbuhan dilakukan dengan cara konjugasi, isogami, anisogami,
dan penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan.
Reproduksi secara vegetatif pada hewan avertebrata adalah dengan cara pembelahan biner,
fragmentasi, sporalasi (dengan membentuk spora), tunas atau gemule, dan regenerasi (membentuk
kembali bagian tubuh yang hilang).
Reproduksi secara generatif pada hewan avertebrata adalah dengan cara partenogenesis dan
pembuahan.
Reproduksi pada vertebrata dibedakan menjadi ovivar, ovovivivar, dan vivivar.
Tingkat reproduksi adalah kemampuan suatu organisme untuk berkembang biak atau
menghasilkan keturunan

Anda mungkin juga menyukai