Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi terbanyak kedua setelah kanker


endometrium. Di United State, kanker ovarium menimbulkan angka kematian tertinggi di antara
semua kanker genital wanita. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini
awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis,
sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut sehingga penyakit ini disebut juga sebagai
silent killer.
Tumor ini lebih sering dijumpai pada wanita yang berumur lebih dari 60 tahun, tetapi
dapat juga dijumpai pada wanita yang lebih muda dengan riwayat keluarga terhadap penyakit
ini.1 Sekitar 85-90% kanker ovarium terjadi pada wanita pasca menopause. Karsinoma
ovarium di Indonesia sebesar 32% dari kanker ginekologik dan menyebabkan 55% kematian
akibat keganasan ginekologik. Data statistik American Cancer Society Insiden kanker ovarium di
dunia sekitar 4% dari seluruh keganasan pada wanita dan menempati peringkat kelima penyebab
kematian akibat kanker.
Sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik dan sebagian kecil berbentuk
tumor padat. Kanker ovarium umumnya baru menimbulkan keluhan apabila telah menyebar ke
rongga peritoneum, pada keadaan seperti ini tindakan pembedahan dan terapi adjuvan sering kali
tidak menolong. Penderita akan meninggal karena malnutrisi dan obstruksi usus halus akibat
tumor intraperitoneal.
Diagnosis kanker ovarium lebih sering dibuat sesudah laparatomi atas indikasi
ditemukannya tumor ovarium. tumor ovarium diklasifikasikan berdasarkan asal jaringan.
Cystadenocarcinoma musinosum terjadi sekitar 10% pada kanker ovarium. Karsinoma
musinosum biasanya berukuran besar, unilateral, permukaan licin, multilocular atau unilocular
dengan isi materi yang cair atau kental berlendir.2,3,7 Berikut akan dibahas laporan kasus tentang
kanker ovarium dengan hasil laparatomi VC: Kistadenokarsinoma musinosum.

1
BAB II
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. O. O
Umur : 44 tahun
Alamat : Sawangan
Status : Menikah
Suku : Minahasa
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT
Nama suami : SK
Umur suami : 42 tahun
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan suami : Petani
Alamat : Sawangan

ANAMNESIS
Diberikan oleh : Penderita
Keluhan utama : Perut terasa membesar
Perut membesar sejak 6 bulan yang lalu. Nafsu makan menurun (+) sejak 3 bulan yang
lalu, mual (-), muntah (-), penurunan BB (-). Perdarahan jalan lahir (-), nyeri perut bagian bawah
(-), keputihan (+). BAB biasa. BAK sering, saat malam sering terbangun 4-5 kali untuk BAK.
Riwayat penggunaan Kontrasepsi pil dan suntik 3 bulan, terakhir September 2015. Penderita
tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol. Pasien membawa rujukan dari dokter spesialis
kandungan dengan diagnosis kanker ovarium. Pasien direncanakan akan dilakukan operasi.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Penyakit jantung disangkal
- Penyakit hati disangkal
- Penyakit paru disangkal
- Penyakit ginjal disangkal

2
- Penyakit tekanan darah tinggi disangkal
- Penyakit kencing manis disangkal
- Penyakit kelamin disangkal
Anamnesis Ginekologis :
A. Hal Perkawinan dan Kehamilan Dahulu
- Kawin 1 kali umur 19 tahun
- Hamil 3 kali, abortus tidak ada
P1: 1991/ laki-laki/? gr/? cm/ rumah/ spt lk/ bidan/ sehat
P2: 1996/ laki-laki/? gr/? cm/ rumah/ spt lk/ bidan/ sehat
P3: 2005/ perempuan/? gr/? cm/ rumah/ spt lk/ bidan/ sehat
B. Hal Haid
- Menarche : 12 tahun, Siklus : Teratur (setiap 28 hari), Lamanya: 4 hari
- Dismenorea (-)
- Haid terakhir : 4 Juni 2016

PEMERIKSAAN FISIK
Status Praesens :
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 102 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,3 C
Warna kulit : sawo matang
Edema : (-)
Pupil : Bulat isokor kanan / kiri
Konjungtiva anemis +/+
Sclera ikterus -/-
Kepala : Simetris
Lidah : Kotor ( - )
Gigi : Caries ( - )
Kerongkongan : T1/T1 Hiperemis -/-

3
Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening ( - )
Dada : Simetris
Jantung : Bising ( - )
Paru : Vesikuler, ronkhi -/- ., Wheezing -/-
Perut :
Inspeksi: cembung
Auskultasi: BU (+) N
Palpasi: teraba massa kistik memenuhi seluruh rongga abdomen, mobile, ukuran + 30x 30
cm
Perkusi: WD sulit dievaluasi.
Hati : Tak teraba
Limpa : Tak teraba
Tangan : Edema -/-
Kaki : Edema -/-
Status neurologis : Refleks fisiologis ( + ) normal
Refleks patologis ( - )
Status Ginekologis :
I: fluksus (-), flour (+), vulva t.a.k
Io: fluksus (-), flour (+), vulva/ vagina t.a.k, portio licin, livide (-), erosi (-), OUE tertutup.
VT: fluksus (-), flour (+),vulva/ vagina t.a.k, OUE tertutup, nyeri goyang (-)
o CUT: sulit dievaluasi
o A/P bilateral: lemas, teraba massa kistik, mobile, ukuran + 30 x 20 cm
o CD: tidak menonjol
RT: TSA cekat, mukosa licin, ampula teraba kosong, teraba pool bawah massa

PEMERIKSAAN LAIN
Foto Thorax(20/7/2016) : Dalam batas normal
EKG (24/1/2012) : Dalam batas normal
USG:
VU terisi sedikit
Uterus AF uk 6,00 x 3,96
EL (+)
Tampak gambaran kista sebagian padat mengisi seluruh cavum abdomen. Septa (+), papil (+)
Curiga asal ovarium kiri

4
Ovarium kanan dbn
Cairan bebas (+) minimal
Kesan: kista ovarium susp ganas
LABORATORIUM WAKTU MASUK (23/7/2016)

Leukosit : 14.400 /mm3 Uric acid darah : 6,1


Eritrosit : 4,74 106/mm3 Glukosa sewaktu : 107 mg/dl
Hb : 12,6 g/dL Klorida : 92,9 mEq/L
Ht : 38,3% Kalium : 3,67 mEq/L
Trombosit : 679.000 /mm3 Natrium : 135 mEq/L
SGOT : 23 U/L CA 125 : 429,40 U/mL
SGPT : 14 U/L PT : 14,9/12,9
Ureum : 18 mg/dl APTT : 39/29,9
Kreatinin : 0,6 mg/dl

5
RESUME MASUK
Perut membesar sejak 6 bulan yang lalu. Nafsu makan menurun (+), keputihan (+).BAK
sering. Riwayat penggunaan KB suntik 3 bulan, terakhir September 2015. Pasien membawa
rujukan dari dokter spesialis kandungan dengan diagnosis ovarium. Pasien direncanakan akan
dilakukan operasi.
HPHT: 4 Juni 2016
P1: 1991/ laki-laki/? gr/? cm/ rumah/ spt lk/ bidan/ sehat
P2: 1996/ laki-laki/? gr/? cm/ rumah/ spt lk/ bidan/ sehat
P3: 2005/ perempuan/? gr/? cm/ rumah/ spt lk/ bidan/ sehat
Abdomen: - Inspeksi : cembung
- Auskultasi: BU (+) N
- Palpasi : teraba massa kistik memenuhi seluruh rongga abdomen, mobile, ukuran
+ 30 x 30 cm
- Perkusi : WD sulit dievaluasi.
Pemeriksaan ginekologis
I: fluksus (-), flour (+), vulva t.a.k
Io: fluksus (-), flour (+), vulva/ vagina t.a.k, portio licin, livide (-), erosi (-), OUE
tertutup.
VT: fluksus (-), flour (+),vulva/ vagina t.a.k, OUE tertutup, nyeri goyang (-)
o CUT: sulit dievaluasi
o A/P bilateral: lemas, teraba massa kistik, mobile, ukuran + 30x20 cm
o CD: tidak menonjol
RT: TSA cekat, mukosa licin, ampula teraba kosong, teraba pool bawah massa
Laboratorium : leukosit (14.400 /mm3)
trombosit (679.000 /mm3)
Asam urat (6,1 mg/dL)
Klorida darah (92,9 mEq/L)
CA 125 (429,40 U/mL)
DIAGNOSIS
P3A0, 44 tahun, dengan kista ovarium

SIKAP
Masuk Rumah Sakit
Rencana Laparatomi Potong Beku (4/8/2016)

FOLLOW UP
2 Agustus 2016
S :-
O : Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Compos Mentis
TD: 110/70 mmHg Nadi: 102x/m Respirasi: 20x/m Suhu: 36,3oC
A : P3A0, 43 tahun kista ovarium
P : MRS
Rencana Lap. VC (4/8/2016)

3 Agustus 2016
S :-
O : Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Compos Mentis
TD: 120/80 mmHg Nadi: 80x/m Respirasi: 20x/m Suhu: 36,5oC
St. Praesens
Mata : Conjungtiva anemis -/-
Thorax: Cor/Pulmo dalam batas normal
Abdomen: Datar, lemas, bising usus(+) normal
A : P3A0, 44 tahun kista ovarium susp ganas
P : Rencana Lap. VC (4/8/2016)
Pre Op

4 Agustus 2016
S :-
O : Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Compos Mentis
TD: 120/70 mmHg Nadi: 80x/m Respirasi: 20x/m Suhu: 36,6oC
St. Praesens
Mata : Conjungtiva Anemis -/-
Thorax : Cor/Pulmo dalam batas normal
Abdomen : Datar, lemas, bising usus(+) normal
A : P3A0, 44 tahun kista ovarium susp ganas
P : Rencana operasi hari ini
Hasil laboratorium (4 Agustus 2016)
Leukosit : 17.800 /mm3
Eritrosit : 3.31 106/mm3
Hb : 8,7 g/dl
Ht : 26.8 %
Trombosit : 572.000 /mm3

Laporan operasi:
Pasien dibaringkan di meja operasi, dilakukan tindakan antiseptic
Dalam general anestesi, dilakukan insisi linea mediana inferior, diperdalam hingga facia.
Facia diinsisi kecil, dijepit dengan 2 kocher diangkat dan diperlebar keatas dan kebawah
Tangan otot abdomen, disisihkan secara tumpul ke lateral, tangan peritoneum dijepit pinset
diangkat setelah jalan track ada usus dibawahnya, digunting kecil dan diperlebar ke kanan
dan kiri.
Tampak massa kistik sebesar bola voli
Dipustukan untuk pengosongan isi massa kista dilanjutkan dengan SOD
Cairan dihisap + 700 cc verwarna putih kekuningan.
Pangkal tuba, mesosalfing ligamentum ovarium propii, ligamentum infundibulupelvikum
dextra dijepit 3 klem digunting dan dijahit double ligase. Kontrol perdarahan (-)
Dilakukan VC, hasil: kistaadenokarsinoma musinosum.
Dilakukan SOS pada kista sebelahnya, dilakukan omenektomi, jaringan dibawah ke PA.
kontrol perdarahan (-).
Diputuskan dilakukan HTSOB.
Ligamentum Rotundum kanan dijepit 2 klem, digunting dan dijahit, demikian sisi
sebelahnya.
Identifikasi plika vesikouterina, dijepit pinset, diguntingdan diperlebar ke kanan dan kiri
hingga pangkal ligamentum roundum, disisihkan ke bawah. Vesika uterine dilindungi
abdomen.
Ligamentum latum kanan ditembus tumpul pada avascular untuk membuat jendela.
Demikian juga sisi kirinya.
Ligamentum infundibulupelvikumkanan dijepit 3 klem digunting dan dijahit, demikian sisi
sebelahnya. Identifikasi arteri uterine kiri. Dijepit 3 klem, digunting dan dijahit, demikian sisi
sebelahnya.
Ligamentum sakrouterina kanan dijepit , digunting dan dijahit double ligase, demikian juga
sisi sebelahnya.
Puncak vagina diidentifikasi, dipegang klem bengkok, lalu digunting, puncak vagina dijepit
dengan kocher lalu dimasukan kassa betadin.
Puncak vagina dijahit jelujur dengan safil1. Kontrol perdarahan (-).
Abdomen dibersihkan dan sisa darah dan bekuan darah.
Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis.
Peritoneum dijahit jelujur dengan chrome catgut. Otot dijahit tumpul dengan plain catgut
Kulit dijahit sublutikuler dengan chromic catgut.
Luka operasi dibersihkan dengan povidon iodine dan ditutup kasssa steril.
Operasi selesai
Perdarahan : 500 cc
Diuresis : 300cc

5 Agustus 2016
S :-
O : Keadaan umum : cukup
Kesadaran : compos mentis
TD: 120/70 mmHg Nadi: 80x/m Respirasi: 20x/m Suhu: 36.6oC
St.Praesens
Mata : Conjungtiva anemis -/-
Thorax : Cor/Pulmo dalam batas normal
Abdomen : Datar, lemas, bising usus(+) normal
A : P3A0, 44 tahun post HTSOB + omenektomi a/i kistadenokarsinoma (H I)
P : IVFD RL : D 5% 2:2
Cefadroxil 3 x 1 tab
Metronidazole 2 x 1 tab
As. Traneksamat 3 x 1 amp IV
Vit C 1 x 1 amp IV
Kaltrofen 1 x 2 supp rektal

6 Agustus 2016
S : (-)
O : keadaan umum : cukup
Kesadaran : compos mentis
TD: 110/70 mmHg Nadi: 80x/m Respirasi: 18x/m Suhu: 36.60C
St. Praesens
Mata : Conjungtiva anemis -/-
Thorax : Cor/Pulmo dalam batas normal
Abdomen : Datar, lemas, bising usus(+) normal
A : P3A0, 44 tahun post HTSOB + omenektomi a/i kistadenokarcinoma (H 2)
P : Cefadroxil 3 x 1 tab
Metronidazole 2 x 1 tab
As. Traneksamat 3 x 1 tab
SF 1 x 1 tab
Aff infus
Aff kateter
Drain dikosongkan
Rawat Luka

7 Agustus 2016
S : (-)
O : keadaan umum : cukup
Kesadaran : compos mentis
TD: 110/70 mmHg Nadi: 78x/m Respirasi: 22x/m Suhu: 36.40C
St. Praesens
Mata : conjungtiva anemis +/+
Thorax : cor/pulmo dalam batas normal
Abdomen ; Datar, lemas, bising usus(+) normal
A : P3A0, 44 tahun post HTSOB + omenektomi a/i kistadenokarcinoma (H 3)
P : Cefadroxil 3 x 1 tab
Metronidazole 2 x 1 tab
As. Traneksamat 3 x 1 tab
SF 1 x 1 tab
Aff drain

8 Agustus 2016
S : (-)
O : keadaan umum : cukup
Kesadaran : compos mentis
TD: 100/70 mmHg Nadi: 80x/m Resepirasi: 20x/m Suhu: 36.40C
St. Praesens
Mata : Conjungtiva anemis -/-
Thorax : Cor/Pulmo dalam batas normal
Abdomen : Datar, lemas, bising usus(+) normal
A : P3A0, 44 tahun post HTSOB + omenektomi a/i kistadenokarcinoma (H IV)
P : Cefadroxil 3 x 1 tab
Metronidazole 2 x 1 tab
As. Traneksamat 3 x 1 tab
SF 1 x 1 tab
Hasil pemeriksaan PA ( 8 Agustus 2016):
Bahan/lokalisasi: asites
Makroskopis : cairan kekuningan dengan banyak 12 cc
Mikroskopis : hapusan terdiri dari sel-sel limfosit, histiosit. Tidak didapati sel epitel ganas pada
hapusan ini
Kesimpulan : radang kronis

9 Agustus 2016
S : (-)
O : keadaan umum : cukup
Kesadaran : compos mentis
TD: 120/70 mmHg Nadi: 80x/m Resepirasi: 20x/m Suhu: 36.50C
St. Praesens
Mata : Conjungtiva anemis -/-
Thorax : Cor/Pulmo dalam batas normal
Abdomen : Datar, lemas, bising usus(+) normal
A : P3A0, 44 tahun post HTSOB + omenektomi a/i kistadenokarcinoma (H V)
P : Cefadroxil 3 x 1 tab
Metronidazole 2 x 1 tab
As. Traneksamat 3 x 1 tab
SF 1 x 1 tab
Rawat luka
Rawat jalan
BAB III
DISKUSI

DIAGNOSIS
Diagnosis kanker ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik. Namun biasanya
sangat sulit untuk menentukan kanker ovarium melalui pemeriksaan fisik. Maka kemudian
dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis kanker ovarium. Pada kasus ini, diagnosis
ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan ginekologik, pemeriksaan
penunjang, dan pemeriksaan patologi anatomi.
Gejala-gejala yang dapat muncul pada pasien yang terdiagnosis dengan kanker ovarium
berupa pembesaran perut, khususnya perut bagian bawah. Gangguan siklus menstruasi. Sesak
nafas akibat dorongan tumor. Hidrotoraks atau asites. Perasaan berat di perut bagian bawah.
Dari anamnesis, penderita mengeluhkan adanya perut membesar sejak 6 bulan yang lalu
Perdarahan pervaginam (-), nyeri perut bagian bawah (-). BAB biasa namun, penderita
mengeluhkan sering terbangun saat malam hari 4-5 kali untuk BAK. Hal ini menunjukkan
adanya gejala gejala yang mengarah kepada kanker ovarium. Dalam anamnesis lanjut,
penderita menikah di usia dini (19 tahun), hanya menikah sekali. Di usia 44 tahun, penderita
telah memilki 3 orang anak. Penderita tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol.
Pada pemeriksaan fisik dapat teraba tumor dengan konsistensi kenyal, padat atau padat
kenyal. Tanda-tanda cairan bebas-asites dapat ditemukan. Pada pemeriksaan bimanual teraba
massa yang mobile dari uterus. Pemeriksaan fisik pada pasien ini ditemukan status praesens
menunjukan keadaan umum cukup, kesadaran kompos mentis, tanda tanda vital dalam batas
normal. Status lokalis abdomen cembung, terdengar bising usus normal, pada perabaan
didapatkan massa kistik memenuhi seluruh rongga abdomen, mobile, ukuran + 30 x 30 cm.
Pekak berpindah sulit dievaluasi.
Pada pemeriksaan ginekologis, dari inspeksi dapat dilihat adanya keputihan. Pada
pemeriksaan dengan menggunakan spekulum, terlihat adanya keputihan, vagina vulva/ vagina
tidak ada kelainan, portio licin, Orificium Uteri Eksternum (OUE) tertutup. Pada pemeriksaan
dalam pada handscoen terdapat keputihan, vulva dan vagina tidak ada kelainan, OUE tertutup,
korpus uteri sulit dievaluasi. Adneksa Parametrium bilateral lemas, teraba massa kistik, mobile,
ukuran + 30 x 20 cm cavum douglasi tidak menonjol. Pemeriksaan colok dubur ditemukan
sfingter anus cekat, mukosa licin, ampula teraba kosong, teraba pool bawah massa.
Gambaran USG pada kista ovarium dapat terlihat struktur kistik yang bulat (kadang-
kadang oval) dan terlihat sangat echolucent dengan dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi
belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding depannya. Kista dapat
bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler (bersepta-septa). Kadang-kadang terlihat
bintik-bintik echo yang halus-halus (internal echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-
elemen darah di dalam kista.1,7 Pada pemeriksaan penunjang, pemeriksaan USG menunjukan
kesan kista ovarium susp ganas. Hasil pemeriksaan darah menunjukan peningkatan leukosit
(14.400 /mm3) dan trombosit (679.000 /mm3). Ada peningkatan kadar asam urat (6,1 mg/dL)
dan penurunan kadar klorida darah (92,9 mEq/L). Penanda tumor CA 125 meningkat (429,40
U/mL). Hasil foto thorax dalam batas normal. Ekspertisi EKG, sinus takikardi (heart rate: 115
x/menit). Dari hasil pap smear menunjukan kesimpulan benign cellular changes, radang kronis
dengan infeksi Gardnerella vaginalis. Pemeriksaan PA saat laparatomi Vries Coupe (VC)
menunjukan kesimpulan kistadenokarsinoma musinosum.

PENATALAKSANAAN
Penanganan pada kista ovarium suspek ganas adalah pengangkatan kista dengan cara operasi.
Pada operasi kista ovarium yang diangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui apakah ada
keganasan atau tidak. Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan
sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk mendapatkan
kepastian apakah kista ganas atau tidak. Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah
histerektomi dan salpingo-ooforektomi bilateral (HTSOB). Setelah kista diangkat, harus
dilakukan pemeriksaan histologik di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan
keganasan. Waktu operasi, ovarium yang lain perlu diperiksa pula.1,5,6
Pada saat operasi ditemukan massa kista sebesar bola voli, diputuskan untuk pengangkatan
massa kista dengan SOD (pengakatan ovarium beserta tuba kanan). Cairan kista dihisap + 500 cc
warna putih kekuningan. Dilakukan VC dengan hasil kistadenokarsinoma musinosum.
Dilakukan SOS (pengangkatan ovarium beserta tuba kiri) pada ovarium yang sebelahnya,
dilakukan omenektomi, jaringan dibawa ke PA untuk pemeriksaan tingkat keganasan.
Diputuskan dilakukan HTSOB (pengangkatan Rahim, tuba kiri dan kanan, serta ovarium kiri dan
kanan). Hasil pemeriksaan PA yang telah keluar semetara ini (8 Agustus 2016) adalah cairan
asites didapatkan kesimpulan radang kronis.
Setelah dioperasi, pasien mendapatkan perawatan luka berupa anti nyeri, preparat besi dan
antibiotic. Pasien mendapatkan perwatan setelah operasi selama 9 hari, kemudian pasien rawat
jalan sementara menunggu hasil pemeriksaan PA. pasien direncanakan untuk kontrol ke poli
pada tanggal 12 Agustus 2016 untuk membawa hasil PA untuk kemudian direncanakan
penatalaksanaan lanjutan.

PROGNOSIS
Makin dini kanker ovarium terdeteksi dan ditangani, kemungkinan Anda untuk bertahan
hidup pun akan meningkat. Pasien yang didiagnosis positif mengidap kanker ovarium
diperkirakan memiliki kemungkinan untuk bertahan hidup selama satu tahun sekitar 70-75
persen. Terdapat lebih dari 45 persen dari pasien kanker ovarium yang bertahan hidup setidaknya
selama lima tahun dan 35 persen selama 10 tahun
Angka kelangsungan hidup 5 tahun (Five years survival rate) penderita kanker ovarium
stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%.
Prognosis dari tumor ovarium tergantung dari beberapa hal antara lain :
Stadium
Jenis histologis
Derajat diferensiasi tumor
Residu tumor
Free disease interval
Pada kasus ini, prognosisnya dubia ad malam.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kanker alat reproduksi merupakan kanker yang paling banyak diderita kaum wanita,
salah satunya adalah kanker indung telur (ovarium). Kanker ini mendapat julukan The Silent
Lady Killer yaitu pembunuh wanita diam-diam karena sifat kanker ini sulit dideteksi pada
stadium dini karena biasanya tanpa gejala sama sekali. Keluhan timbul dan mulai dirasakan
penderita biasanya kalau sudah memasuki stadium lanjut dan sudah terdapat benjolan.
Faktor yang berperan besar dalam menentukan seseorang terkena kanker salah satunya
adalah usia. Semakin bertambahnya usia maka resiko unttuk terkena juga semakin besar. Faktor
resiko tejadinya kanker ovarium yaitu obat kesuburan, pernah menderita kanker payudara,
riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan/atau kanker ovarium, riwayat keluarga
yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat dan rahim.
Tanda-tanda kanker ovarium yaitu meliputi, perut kembung, nyeri pada panggul
atau perut, kesulitan makan atau cepat merasa kenyang, gangguan kemih dan bertambahnya
ukuran perut. Jika wanita mengalami beberapa gejala penting di atas setiap hari selama dua
sampai tiga minggu, dianjurkan untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter. Tindakan
pemeriksaan dan pengobatan yang dapat dilakukan diantaranya adalah tes darah, laparaskopi dan
laparatomi. Tindakan pengobatan kanker ovarium adalah dengan cara operasi dan kemoterapi.5,7
Prognosis kanker ovari adalah dubia ad malam karena pada kasus kanker ovarium sering
terjadi kemoresisten. Setelah kemoterapi dianggap selesai, sering terjadi rekurensi sekitar bulan
ke 8-9. Bila terjadi rekurensi, prognosis akan menjadi lebih buruk. 8. Pengidap kanker ovarium
stadium lanjut umumnya tidak bisa disembuhkan dan tujuan dari penanganannya adalah
mengurangi gejala dan mendorong tumor untuk memasuki masa remisi.9

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo, Sarwono, Prof., Dr. 2002. Ilmu Kandungan. Jakarta: yayasan Bina
Pustaka, Sarwono Prawirohardjo

2. Benson, R. C., & Pernoll, M. L. Buku Saku Obstetri & Ginekologi. Jakarta: EGC, 2008.

3. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2, editor: Saifuddin A.B, dkk. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.1999: 13-14 2.

4. Widjanarko, Bambang. 2006. Ilmu Ginekologi Dasar. Jakarta : Bagian Obstetri


Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya.

5. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius. 2000.

6. Schorge et al. Williams Gynecology [Digital E-Book] Gynecologic Oncology Section.


Ovarian Tumors and Cancer. McGraw-Hills..2008

7. Medscape Reference , Ovarian Cyst http://emedicine.medscape.com/article/255865-


overview#a0101, Last Update August 19, 2015. Accessed on August 3, 2016
8. Medscape Reference , Ovarian Cyst Prognose, Available at
http://emedicine.medscape.com/article/1949171-overview#aw2aab6b3, Last Update
October 3, 2015. Accessed on August 6, 2016.

9. Sahil FM. Penatalaksanaan Kanker Ovarium Pada Wanita Usia Muda dengan
Mempertahankan Fungsi Reproduksi. USU. (2007)

Anda mungkin juga menyukai