UII Inventori
UII Inventori
Arief Abadi
Alumni Teknik Informatika Universitas Kristen Petra
abstrak
1. Pendahuluan
Dalam suatu perusahaan manufaktur, sistem penyimpanan hasil produksi
sangatlah penting peranannya. Tidak mungkin barang produksi yang dihasilkan akan
langsung didistribusikan ke semua pelanggannya. Hal ini menyebabkan kebutuhan
adanya tempat penyimpanan dan sistem penyimpanan yang baik. Tempat
penyimpanan yang baik tidak harus sangat besar sebab jika ditunjang dengan sistem
penyimpanan atau sistem inventaris yang baik maka pemanfaatan tempat
penyimpanan bisa maksimal. Selain itu proses pemasukan dan pengeluaran barang
juga merupakan hal yang umum terjadi. Dengan banyaknya jenis barang yang
mungkin akan disimpan dan dalam jumlah yang bersar pula maka akan timbul
kesulitan dalam melaksanakan proses pemasukan dan pengeluaran barang. Akan
sangat lebih menyulitkan lagi jika proses tersebut masih dicatat dan diatur secara
manual.
Sistem inventaris yang baik haruslah memperhatikan efektivitas dan efisiensi dalam
melakukan proses pemasukan dan pengeluaran barang. Hal hal yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana menyusun barang agar tempat yang ada
termanfaatkan secara maksimal, bagaimana mengatur posisi peletakan barang serta
pengelompokannya sehingga pengeluaran kembali barang tersebut dapat dilakukan
dengan mudah. Jika proses pengaturan dilakukan secara manual, butuh banyak
catatan berupa peta posisi barang yang setiap saat bisa berubah. Selain
membutuhkan banyak catatan juga memungkinkan terjadinya kesalahan yang
berulang-ulang, seperti penumpukan suatu barang di atas tumpukan barang yang
berbeda sehingga mudah terjadi kesalahan pencocokan catatan stok barang dengan
barang yang ada di gudang. Selain itu tercecernya barang juga sangat mungkin terjadi,
terutama jika aktivitas sangat tinggi sedangkan pengawasan kurang. Dengan adanya
perangkat lunak yang dapat membantu mengatur posisi barang serta menampilkan
peta dari barang yang harus dikeluarkan, maka proses keluar masuk barang akan lebih
efektif dan efisien.
Perangkat lunak yang dikembangkan dimaksudkan untuk mencatat hasil produksi
serta jumlahnya dan kemudian mencari tempat yang paling tepat untuk meletakkan
hasil produksi tersebut dalam gudang. Jika ada proses pengambilan barang dari
gudang maka akan ditampilkan dalam bentuk peta untuk mengetahui lokasi barang
yang seharusnya dikeluarkan terlebih dahulu.
3. Flowchart
Dari sistem inventori yang sudah dijabarkan di atas, maka berikut akan dibuat
flowchart bagi ketiga proses tersebut. Tujuan pembuatan flowchart adalah untuk
mempermudah dalam pembuatan perangkat lunaknya serta memperbaiki
kesalahan yang timbul saat pengujian sistem. Flowchart proses pemasukan barang
dapat dilihat pada Gambar 2, flowchart proses pengeluaran barang pada Gambar 3
dan flowchart proses pemeriksaan stok pada Gambar 4.
START
Letakkan barang
pada lokasi FINISH
tersebut
START
Lakukan
pemeriksaan
Bandingkan
dengan
dengan data stok
perhitungan
yang tercatat
manual terhadap
stok barang
Hitung selisih
jumlah barang
Catat hasil yang ada
perhitungan
FINISH
Selain flowchart dari proses yang sudah ada, dibuat juga flowchart untuk sistem
pengaturan barang pada gudang. Sistem ini ditambahkan pada sistem inventori
supaya lebih efisien dan efektif. Pada proses pengaturan peletakan barang yang
masuk terjadi beberapa tahap yaitu sebagai berikut :
Pencarian lokasi barang sejenis. Barang masuk akan diperiksa apakah di dalam
gudang masih ada barang yang sama. Bila ada, dilakukan pengisian pada subblok
tempat lokasi barang sejenis berada terlebih dahulu.
Bila ternyata subblok tidak mencukupi atau gudang tidak mempunyai barang yang
sejenis, maka dilakukan pengujian terhadap subblok dengan backtracking. Selama
backtracking berlangsung, dilakukan pengujian terhadap lokasi barang yang
ditempati dengan membandingkan jumlah subblok yang terpakai secara
keseluruhan hasil backtracking dan berapa sisa space yang tidak dapat
dipergunakan bila barang yang sama memenuhi subblok tersebut.
Bila backtracking selesai maka akan dihasilkan beberapa solusi untuk dipilih oleh
user untuk peletakan barang.
Untuk lebih memperjelas tahapan dari proses pengaturan peletakan, maka
digambarkan dalam bentuk flowchart pada gambar 5. Pengaturan peletakan diawali
dengan penentuan lokasi dari barang yang sama dengan barang yang baru masuk
untuk diletakkan. Bila masih ada barang yang belum ditempatkan pada tahap awal ini,
maka akan dilakukan tahap selanjutnya dengan memanggil prosedur cari lokasi
keseluruhan yang merupakan prosedur rekursi. Pada prosedur inilah diterapkan
backtracking, dimana barang yang akan diletakkan satu demi satu dicarikan susunan
subblok yang mungkin untuk peletakan. Yang dilanjutkan dengan rekursi untuk barang
selanjutnya.
Untuk mencari kemungkinan susunan subblok untuk satu barang, dilakukan
pemanggilan prosedur pada program yang diberi nama subblok perbarang. Prosedur
ini akan mengambil subblok secara ascending (urutan kecil ke besar) dari sisa space
yang mampu menampung keseluruhan dari barang. Bila tidak ada maka dilakukan
pencarian lokasi subblok secara descending (besar ke kecil) pada lokasi yang mampu
menampung satu barang dengan identitas yang sama. Perbedaan perlakuan ditujukan
agar subblok yang dipergunakan lebih sedikit dan efisien. Dalam prosedur sub blok
perbarang terdapat pemanggilan prosedur lain yang juga berupa rekursi yaitu sub blok
pecahan.
Prosedur sub blok pecahan berfungsi untuk melakukan simulasi peletakan
barang ke dalam subblok yang telah dihasilkan pada prosedur sub_blok_perbarang.
Subblok yang dipakai sebagai lokasi peletakan dalam sistem akan dimasukkan ke
dalam kumpulan kemungkinan susunan lokasi. Dari solusi yang ada, selanjutnya
dilakukan pembandingan secara berpasangan antara solusi untuk memperoleh solusi
terbaik dari keseluruhan pada prosedur isi solusi akhir. Hasil dari solusi akan
ditampilkan pada visualisasi peletakan barang. Perbandingan yang dilakukan
menggunakan acuan jumlah subblok minimum yang dapat dipergunakan dan rata-rata
sisa ruang tak terpakai saat penempatan barang. Suatu penempatan dapat dikatakan
lebih baik bila dapat diletakkan pada subblok yang sesedikit mungkin dan rata-rata sisa
ruang yang tak terpakai yang seminim mungkin. Sisa ruang tidak bisa dipakai dapat
diperoleh hasil pengurangan volume ruang dengan maksimum volume jumlah barang
yang dapat diletakkan dalam ruang tersebut. Sementara rata-rata yang dimaksud
adalah rata-rata dari sisa space bila barang diletakkan pada subblok yang berbeda.
Salin data
Ambil daftar barang yang
sub_blok memiliki
Function yang ukuran
Pengaturan
memungkinka (barang
peletakan n untuk bukan dalam
barang() dipakai, taruh satuan kecil)
dalam tabel yang akan
intf_subblok dioptimasi
untuk ke Ambil daftar
simulasi intf_barang_o barang yang
ptimasi akan
dioptimasi
dari
intf_barang_o
Y ptimasi
pindahkan ke
dalam linked
list untuk
mempercepat
proses
Optimasi
dipakai ?
ENDWHILE
While not
intf_optimasi_barang.eof
Lanjutkan ke data
barang selanjutya
Call Cari
lokasi barang
sejenis()
Return
Simpan data pada
intf_solusi_protoype
Panel Pencarian
6. Kesimpulan
Setelah melakukan analisa, desain, implementasi dan pengujian sistem oleh user
maka dengan ini dapat diambil kesimpulan terhadap sistem yang dihasilkan
sebagai berikut:
Manfaat yang diperoleh dari penerapan sistem secara keseluruhan dapat
memberikan bantuan dalam hal efisiensi waktu kegiatan pencatatan dan
pelaporan, serta efisiensi penggunaan tenaga kerja.
Banyak kesalahan pencatatan inventori barang yang dapat direduksi karena
sistem pencatatan yang terkomputerisasi.
Dari segi interface, sistem mampu mempercepat kinerja saat pemasukan serta
pengeluaran barang. Karena tidak lagi dilakukan secara manual. Selain itu
solusi yang dihasilkan mampu mempermudah penataan gudang.
7. Daftar Pustaka
Axmark, David. MySQL Manual version 4.0.5. MySQL AB, 2002. www.mysql.com
Hoffman, James. Introduction to Structure Query language version 4.66 . 4 July 2001.
< http://www.highcroft.com/highcroft/hc_links.html >
Supardi, Yuniar, Ir. C & Flowchart Lewat Praktek. Dinastindo. Jakarta ,2001
Data penulis:
Tempat / Tanggal lahir: Surakarta / 3 Oktober 1978
Riwayat Pendidikan :
1985 : SD di SD. Warga 1, Ska
1991 : SLTP di SMPPL Bintang Laut, Ska
1994 : SMU di SMU Regina pacis, Ska
1997 : S-1 di Universitas Surabaya, Sby
Riwayat Kerja :
2002 : dosen luar biasa di Universitas Surabaya
2003 : dosen luar biasa di Universitas Kristen Petra.
2003 - sekarang : dosen tetap di
Organisasi Profesi :-