Disusun oleh:
Pembimbing:
dr. Selonan S. Obeng, Sp.B-KBD
Usia : 31 tahun
No. RM : 01.255.165
Hari rawat ke :4
DPJP : dr. Setiadi, Sp.B alih rawat pada dr. Selonan S. Obeng. Sp.B,
KBD
Anamnesis
Nyeri sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri tiba-tiba. Awalnya nyeri
dirasakan di ulu hati kemudian berpindah ke perut kanan atas. Nyeri awalnya bersifat hilang-
timbul, saat nyeri timbul keringat dingin, gelisah, nyeri seperti ditusuk-tusuk, lalu akhirnya
nyeri menetap dan menjalar ke bahu kanan. Pasien juga mengeluh mual, muntah berisi cairan
sisa makanan. Keluhan juga disertai demam, bagian tubuh kuning. BAK berwarna seperti air
the. Feses berwarna pucat
RPD : pasien pernah mengalami gejala serupa 1 bulan yang lalu, dirawat di
RS, didiagnosis gastritis.
RPK : (-)
R. berobat : (-)
R. operasi : (-)
Status gizi :
TB : 170 cm
BB : 81 kg
TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
R : 20x/menit
S : 36,4 C
Lab
Hb : 14,7 g/dL
Leukosit : 9300/mm3
Trombosit : 204000/mm3
Ht : 43,5%
Kesimpulan USG :
Hematologi A
Hb : 14,8g/dL
Ht : 45%
Leukosit : 8590/mm3
Trombosit : 255000/mm3
Nilai-nilai MC
MCV : 94
MCH : 31
MCHC : 33
Kimia Klinik
Kimia Klinik
Na : 138 mEq/L
K : 3,7 mEq/L
GDP : 93 mg/dL
Faal Hemostasis
Diagnosis
Diagnosis pre-opcysticolithiasis
Laporan Operasi
Dilakukan :
Transcystic cholangiography
Ditemukan :
Cholecystolithiasis
Glutrop po 2x2tab
Torasik 30 mg iv 3 x 1
Pranza 40 mg iv 1x1
Merosan 1 gr iv 2x1
Tomit 3x1 iv
Anatomi Sistem Bilier
Vesica fellea
Berbentuk seperti buah pir yang terletak pada sebuah fossa di facies visceralis
dari hepar
Inervasi :
Parasimpatis n. vagus
Fisiologi
Salah satu fungsi hati adalah untuk mengeluarkan empedu, normalnya antara 600-
1200 ml/hari. Kandung empedu mampu menyimpan sekitar 45 ml empedu 5. Diluar waktu
makan, empedu disimpan untuk sementara di dalam kandung empedu, dan di sini mengalami
pemekatan sekitar 50 %. Fungsi primer dari kandung empedu adalah memekatkan empedu
dengan absorpsi air dan natrium. Kandung empedu mampu memekatkan zat terlarut yang
terkandung dalam empedu hepatik 5-10 kali dan mengurangi volumenya 80-90%.
Menurut Guyton &Hall, 1997 empedu melakukan dua fungsi penting yaitu :
Empedu memainkan peranan penting dalam pencernaan dan absorpsi lemak, karena
asam empedu yang melakukan dua hal antara lain: asam empedu membantu
mengemulsikan partikel-partikel lemak yang besar menjadi partikel yang lebih kecil
dengan bantuan enzim lipase yang disekresikan dalam getah pankreas, asam empedu
membantu transpor dan absorpsi produk akhir lemak yang dicerna menuju dan melalui
membran mukosa intestinal.
Empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan yang
penting dari darah, antara lain bilirubin, suatu produk akhir dari penghancuran
hemoglobin, dan kelebihan kolesterol yang di bentuk oleh sel- sel hati.
Pengosongan kandung empedu dipengaruhi oleh hormon cholecystokinin, hal ini terjadi
ketika makanan berlemak masuk ke duodenum sekitar 30 menit setelah makan. Dasar yang
menyebabkan pengosongan adalah kontraksi ritmik dinding kandung empedu, tetapi efektifitas
pengosongan juga membutuhkan relaksasi yang bersamaan dari Sphincter Oddi yang menjaga
pintu keluar Ductus biliaris communis kedalam duodenum. Selain cholecystokinin, kandung
empedu juga dirangsang kuat oleh serat-serat saraf yang mensekresi asetilkolin dari sistem
saraf vagus dan enterik. Kandung empedu mengosongkan simpanan empedu pekatnya ke dalam
duodenum terutama sebagai respon terhadap perangsangan cholecystokinin. Saat lemak tidak
terdapat dalam makanan, pengosongan kandung empedu berlangsung buruk, tetapi bila terdapat
jumlah lemak yang adekuat dalam makanan, normalnya kandung empedu kosong secara
menyeluruh dalam waktu sekitar 1 jam.
Garam empedu, lecitin, dan kolesterol merupakan komponen terbesar (90%) cairan
empedu. Sisanya adalah bilirubin, asam lemak, dan garam anorganik. Garam empedu adalah
steroid yang dibuat oleh hepatosit dan berasal dari kolesterol. Pengaturan produksinya
dipengaruhi mekanisme umpan balik yang dapat ditingkatkan sampai 20 kali produksi normal
kalau diperlukan.
Definisi
Ikterus adalah perubahan warna kulit, sklera mata atau jaringan lainnya (membran
mukosa) yang menjadi kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat kadarnya
dalam sirkulasi darah.
Penumpukan bilirubin dalam aliran darah pigmentasi kuning dalam plasma darah
perubahan warna pada jaringan.
Fase prehepatik
Pembentukan bilirubin
Transport plasma
Fase intrahepatik
Liver uptake
konjugasi
Fase pascahepatik
Patofisiologi
Gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh hati (pemakaian obat yang
mempengaruhi ambilan bilirubin, ex: as. Flasvapidat, Novobiosin)
Ileus Obstruktif
Kolestasis intrahepatik
Kolestasis ekstrahepatik
Alanin Meningkat
transferase
dan Aspartat
Pemeriksaan Penunjang
Biopsi hati
Tata Laksana
Fase Prahepatik
Anemia hemolitik bias disebabkan oleh reaksi toksik- imunologi. Terapi untuk anemia
hemolitik meliputi prednisone 1-2mg/kgbb, obat-obatan imunosupresif, dan
spleenektomi bila gagal dengan terapi konservatif.
Intrahepatik
Hepatitis A merupakan self limiting diseases dan tidak ada obat spesifik untuk
penyakit ini.
Hepatitis B merupakan penyakit serius bila tidak di terapi dengan tuntas akan
menyebabkan komplikasi jangka panjang yang buruk. Lamivudin 100mg/hari selama
2 tahun, dan interferon.
Hepatoma dan sirosis hepatis adalah dua penyakit yang saling berhubungan dan
mungkin didahului oleh riwayat hepatitis kronis sebelumnya. Pada dua kondisi
penyakit ini, terapi yang diberikan hanyalah bersifat simptomatis. Transplantasi hepar
adalah satu-satunya terapi definitif yang bisa memberikan hasil yang memuaskan.
Posthepatik
Komplikasi
Empyema
Gangren
Cholangitis
Hepatitis
Pancreatitis
Prognosis
Terapi tanpa pembedahan, 25% mengalami rekuren dalam 1 tahun, 60% dalam 6
tahun.