Anda di halaman 1dari 5

Beda emisi EBT dan emisi fosil

17 Kekurangan dan Kelebihan Bahan


Bakar Fosil
Advertisement

Bahan bakar fosil adalah bahan bakar yang didalamnya terkandung bahan bahan
biokimia dan memudahkan aktifitas pekerjaan yang berhubungan dengan tenaga listrik,
tenaga air yang menghasilkan panas sehingga mampu menggantikan posisi kincir
angin. Bahan bakar fosil terjadi dari hasil pembentukan dan penguraian selama jutaan
tahun yang lama kelamaan memadat yang menghasilkan energi untuk batu bara, minyak
bumi dan gas.

Jenis bahan bakar fosil

Gas alam Gas alam yang paling banyak ditemukan dikedalaman tanah tertentu
adalah gas metana. gas metana kerab ditemukan bersamaan dengan kandungan minyak
bumi dan batu bara

Batu bara Bshan bakar fosil hasil pengendapan ratusan tahun yang terjadi
melalui proses pengendapan vegetatif yang tetap yang awalnya adalah timbunan dari
beberapa tumbuhan dan hewan yang telah membusuk selama jutaan tahun dan vegetatif
lainnya telah membentuk batu bara. Batu bara selalu terbentuk dari kepadatan yang
berwarna hitam yang perlu digali terlebih dahulu dikedalaman kerak bumi sedangkan gas
alam harus dipompa keluar dengan menggunakan alat khusus. Batu bara yang berhasil
dihasilkan dari alam berupa karbon , nitrogen, oksigen, hidrogen, dan sulfat dan nitrit.

Minyak bumi Berbagai macam minyak bumi yang ada pada kedalaman tanah
tertentu menghasilkan berbagai macam energi alam yang dapat digunakan untuk
kesejahteraan masyarakat, misalnya bensin yang digunakan untuk bahan bakar
kendaraan roda dua dan empat sedangkan minyak tanah digunakan untuk bahan energi
pembakaran pada kompor tradisional yang dimanfaaatkan untuk memasak atau
pemanggangan masakan seperti sate ayam, kambing dan sebagainya.

Berikut adalah beberapa kekurangan dan kelebihan bahan bakar fosil :

Kekurangan

1. Meningkatkan polusi berupa racun dalam udara (radikal bebas)


Pemakaian emisi gas alam atau nahan bakar fosil dapat meningkatkan polusi udara
yang akan menjadi penyebab pemanasan global dan mencemari air. Udara yang telah
terkontiminasi oleh bahan bakar fosil dapaat menyebabkan penumpukan partikel partikel
beracun yang bergabung dengan radikal bebas yang dihasilkan oleh debu, asap rokok,
asap pembakaran sampah dan lain lain. Jika terus menerus terjadi maka udara tidak
akan pernah sehat karena semakin menungkat tingkat radikal bebas maka akan semakin
banyak racun yang terhirup oleh manusia dan hewan serta tumbuhan. Dengan demikian
kandungan oksigen dalam udara semakin menipis.

2. Menyebabkan hujam asam Penggunaan bahan bakar fosil dapat melepaskan


beberapa zat berbahaya ke udara seperti asam sulfat, karbonik,dan zat nitrit yang jika
telah mengumpul diangkasa dan menjadi gumpalan awaan hitam maka ketika jatuh
kebumi maka akan terjadi Proses terjadinya hujan asam. Hujan asam dapat merusak
bahan bahan atau barang seni yang memounyai nilai sejarah yang tinggi seperti patung
patung kenegaraan, monumen nasional, arca simbol keagamaan dan lain lain, dimana
hujan asam tersebut mamapu merusak dan menghancurkan kalsium karbonat yang ada
didalam lapisan dan bagian dalam benda benda penting tersebut.

3. Menyebabkan pencemaran lingkungan tanah dan air Hasil dari pembakaran


bahan bakar fosil yang digunakan pada industri biokimia cenderung menghasilkan limbah
yaitu sisa sisa proses pembakaran ketika kegiatan industri dilaksanakan. Limbah yang
terbuang dapat mencemari dan meracuni lapisan tanah yang dapat membuat tumbuhan
tidak dapat hidup secara normal dan mengakibatkan air tanah yang tercemar serta
mampu mencemari air jika cara pembuangan limbah tidak benar . Misalnya jika dibuang
pada danau atau laut maka akan menyebakan oksigen pada air menjadi berkurang dan
dapat menyebabkan ekosistem penghuni dasar air berupa ikan, udang, kepiting, atau
hewan hewan lain akan mati sehingga perlu memiliki cara pemanfaatan sampah dan
limbah.

4. Persediaan yang semakin menipis Bahan bakar fosil sudah dipakai selama
ratusan tahun sebagai bahan bakar kendaraan , kereta api, pesawat dan lain lain,. jika
terus dipakai sampai beberapa abad kedepan dipastikan bahan bakar fosil akan habis .

5. Berbahaya bagi kesehatan para pekerja tambang Penambangan batu bara


banyak membutuhkan banyak pekerja yaang bekerja selama berminggu minggu bahkan
berbulan bulan tanpa menghirauakan akibat efek buruk yang dapat diakibatkan dari
radiasi penguapan bau dan zat yang dalam batu bara. Jika terus menerus terhirup akan
mengganggu sistem pernafasan, rongga hidung dan pembuluh darah menuju otak. Selain
itu penambangan batu bara bisa merusak keseimbangan ekologi ketika tanah
mengalami kehancuran dan kerusakan secara luas dan lebar.

6. Harga bahan bakar yang tidak pernah mengalami penurunan Dari tahun
ketahun penggunaan bahan bakar fosil memang tak bisa terlepas dari kehidupan
manusia seharaai hari. tetapi semakin tinggi permintaan masyarakat akan bahan bakar
fosil seiring bertambahnya pemakaian untuk sumber energi kendaraan mereka, maka
harga yang akan dipatok akan semakin memningkat setiap tahunnya.
7. Meningkatkan efek buruk pada pemanasan global Penggunaan bahan
bakar fosil dapat menyebabkan radio aktif yang dihasilkan dari zat uranium dan thorium
yang dilepaskan ke udara yang terus melayang layang kearah lapisan atmosfer bumi
yang jika terus menerus berkelanjutan, udara sekitar atmosfer akan rusak dan menipis
karena telah dicemari zat racun hasil pelepasan dari zat uranium dan thorium dan
akibatnya terjadi pemanasan global dimana maana, bumi teras dua kali lebih panas dari
beberapa tahun sebelumnya.

8. Mempengaruhi perubahan iklim yang ekstrem Dampak daari pelepasan


emisi karbon hasil pembakaran dari bahan bakar fosil dapat menyebabkan kerusakan
udara yang akan menimbulkan perubahan iklim yang ekstrem bahkan terkadang sulit
diprediksi dengan akurat oleh badan yang menangani kondisi cuaca.

9. Bahan bakar tidak dapat terbarukan Bahan bakar fosil memang sangat
bermanfaat bagi hajat hidup orang banyak, tetapi jika persediaannya telah habis maka
tidak dapat didapatkan dengan mudah karena kemunculan bahan bakar fosil dalam
jumlah yang saangat besar akan dapat ditemukan dalam seratus tahun kedepan. maka
bahan bakar fosil adalah bahan bakar yang tak terbarukan yang aartinya jika telah
dipakai saat ini maka besok tidak akan dapat terpakai lagi.

Kelebihan

1. Dapat dinikmati untuk kesejahteraan rakyat yaitu penggunaan bahan bakar fosil
dapat menghasilkan listrik dalam jumlah yang sangat besar dan merata pada sebuah
lokasi atau wilayah yaang diinginkan .

2. Relatif lebih mudah untuk ditemukan dalam keadaan terdesak karena saat ini
ketersediaan bahan bakar fosil sudah dapat dijumpai diberbagai wilayah dengan jarak
yang tidak terlalu jauh antara lokasi tempat yang menyediakan bahan bakar fosil misalnya
bensin dengan bahan bakar fosil selanjutnya .

3. Relatif sangat hemat bagi pengguna yang berasal dari masyarakat tak mampu
karena harga yang disediakan selalu disesuaikan dengan kebutuhan pada saat itu.

4. Pengolahan dan pengambilan bahan bakar fosil dapat dilakukan dengan mudah
hanya dengan pipa khusus yang biasa digunakan para pekerja dilokasi penambangan.

5. Bahan bakar fosil termasuk bahan bakar yang ketersediaaannya saat ini masih
banyak dan stabil untuk dimanfaatkan setiap hari. bahan bakar fosil juga termasuk bahan
bakar yang stabil yang tidak mengalami perubahan warna, bau, berat , ukuran serta
kadar asamnya dibandingkan zat zat lain yang ada dibumi.

6. Bahan bakar fosil dapat mensejahterakan seluruh umat manusia terbukti dengan
penggunaan bahan bakar ini listrik dapat menerangi seluruh negara yang ada didunia
tanpa harus khawatir akan habis sumber alamnya untuk saat ini.
7. Bahan bakar fosil adalah pendukung utama yang sangat vital bagi kemajuan dan
pergerakan ekonomi yang sedang berlangsung dari tahun ketahun dan selama
persediaan bahan bakar fosil masih ada maka kemajuan sebuah industri akan selalu
berjalan dengan lancar.

8. Penggunaan Bahan bakar fosil pada industri terutama industri biokimia dan
elemen lain dapat digunakan untuk kemajuan, perkembangan dan pertumbuhan
perekonomian kedepannya atau dimasa yang akan datang.

UU tentang TEBT

Sampai awal tahun 2013 ini pengaturan tentang energi baru terbarukan secara khusus
masih diatur pada Peraturan Presiden RI No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi
Nasional. Perpres ini bertujuan untuk menjamin keamanan pasokan energi dalam negeri
dan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan.

Beberapa hal yang diatur dalam Perpres No. 5 Tahun 2006 adalah :

Energi adalah daya yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan
meliputi listrik, energi mekanik dan panas.

Sumber energi adalah sebagian sumber daya alam antara lain berupa minyak dan gas
bumi, batubara, air, panas bumi, gambut, biomasa dan sebagainya, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat dimanfaatkan sebagai energi.

Energi baru adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh teknologi baru baik yang berasal
dari energi terbarukan maupun energi tak terbarukan, antara lain : Hidrogen, Coal Bed
Methane, Coal Liquifaction, Coal Gasification dan Nuklir.

Energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumberdaya energi yang
secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik,
antara lain : panas bumi, biofuel, aliran air sungai, panas surya, angin, biomassa, biogas,
ombak laut, dan suhu kedalaman laut.

Diversifikasi energi adalah penganekaragaman penyediaan dan pemanfaatan berbagai


sumber energi dalam rangka optimasi penyediaan energi.

Konservasi energi adalah penggunaan energi secara efisien dan rasional tanpa
mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar diperlukan.

Sumber energi alternatif tertentu adalah jenis sumber energi tertentu pengganti Bahan
Bakar Minyak.

Elastisitas energi adalah rasio atau perbandingan antara tingkat pertumbuhan konsumsi
energi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi.

Harga keekonomian adalah biaya produksi per unit energi termasuk biaya lingkungan
ditambah biaya margin.

Sasaran Kebijakan Energi Nasional adalah :


a. Tercapainya elastisitas energi lebih kecil dari 1 (satu) pada tahun 2025.

b. Terwujudnya energi (primer) mix yang optimal pada tahun 2025, yaitu peranan masing-
masing jenis energi terhadap konsumsi energi nasional :

1) minyak bumi menjadi kurang dari 20% (dua puluh persen).

2) gas bumi menjadi lebih dari 30% (tiga puluh persen).

3) batubara menjadi lebih dari 33% (tiga puluh tiga persen).

4) biofuel menjadi lebih dari 5% (lima persen).

5) panasbumimenjadilebihdari5%(limapersen).

6) energi baru dan terbarukan lainnya, khususnya, Biomasa, Nuklir, Tenaga Air Skala
Kecil, Tenaga Surya, dan Tenaga Angin menjadi lebih dari 5% (lima persen).

7) Bahan Bakar Lain yang berasal dari pencairan batubara menjadi lebih dari 2% (dua
persen).

Selain itu untuk menggairahkan kegiatan Energi Baru Terbarukan (EBT) diatur pula
pada :

Undang-undang No. 30 Tahun 2007 tentang Energi

Undang-undang No. 15/1985 tentang Ketenagalistrikan


PP No. 10/1989 sebagaimana yang telah diubah dengan PP No. 03/2005 Tentang
Perubahan

Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga
Listrik

PP No. 26/2006 tentang Penyediaan & Pemanfaatan Tenaga Listrik

Permen ESDM No. 002/2006 tentang Pengusahaan Pembangkit Listrik Energi


Terbarukan Skala Menengah

Kepmen ESDM No.1122K/30/MEM/2002 tentang Pembangkit Skala Kecil

(5 Maret 2013)

Anda mungkin juga menyukai