Kontroler Proporsional
Kontroler Proporsional
PENGANTAR
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kontroler proporsional merupakan salah satu jenis
kontroler berdasarkan aksi kontrolnya. Kontroler proporsional merupakan kontroler
yang aksi kontrolnya proporsional terhadap sinyal kesalahan. Pada bagian ini kita akan
membahas mengenai kontroler proporsional termasuk realisasi rangkaiannya.
E(s) Kp U(s)
1
Contoh realisasi kontroler proporsional :
1. Kontroler proporsional elektronik
Realisasi kontroler proporsional dengan rangkaian elektronika dapat dibuat dengan
menggunakan operasional amplifier jenis inverting amplifier dan non inverting
amplifier.
RO
RF
RO
Ri
A
e(t)
u(t)
2
Dalam prakteknya Kp = tidak dapat mengakibatkan u (t ) = karena u(t)max = Vcc
(saturasi). Biasanya nilai maksimum untuk Kp adalah 100X dan nilai minimum untuk Kp
adalah nol.
e(t) RF
u(t)
Ri
Dengan membandingkan persamaan (1) dan persaman (3) maka besarnya penguatan
proporsional Kp adalah
RF
K p = 1+
Ri
Dengan range Kp adalah sebagai berikut :
1. Jika RF bernilai tertentu dan Ri variabel ( 0 sampai dengan Ri max ) maka :
RF
1+ < Kp <
Ri max
2. Jika Ri bernilai tertentu dan RF variabel ( 0 sampai dengan RF max ) maka :
R F max
1< Kp < 1+
Ri
3
Diagram skematik dari kontroler proporsional hidrolika dapat dilihat pada gambar (2)
berikut.
Minyak di
bawah tekanan
A
e
C
x
I II
y
B
Bagian kiri katup pilot dihubungkan dengan bagian kiri torak daya oleh tuas ABC.
Dalam hal ini kontroler beroperasi dengan cara berikut : Jika masukan x menggerakkan
katup pilot ke kanan, maka pangkalan II akan terbuka sehingga minyak tekanan tinggi
akan mengalir melalui pangkalan II ke dalam sisi kanan torak daya dan menggerakkan
torak daya ke kiri. Dalam geraknya ke kiri torak daya membawa tuas umpan balik ABC
sehingga menggerakkan katup pilot ke kiri. Hal ini berjalan sampai torak pilot menutup
kembali pangkalan I dan II.
Diagram blok dari kontroler proporsional hidrolika adalah sebagai berikut :
b X(s) K
E(s) +- Y(s)
a+b s
a
a+b
Y (s )
Dari diagram blok di atas fungsi alih dapat diperoleh sebagai berikut :
E (s )
b K
Y (s )
= a+b s =
bK
(2)
E (s ) K a s (a + b ) + Ka
1+
s a+b
4
dengan
K1
K =
As
dimana K1 adalah konstanta laju arus oli, A adalah luas torak dan adalah massa jenis
oli.
Di bawah operasi normal, Ka [s (a + b )] >> 1 , sehingga persamaan (2) menjadi
Y (s ) b
= = Kp
E (s ) a
Jadi dapat diketahui bahwa penambahan tuas umpan balik akan menyebabkan
servomotor hidrolika bekerja sebagai kontroler proporsional.
e
pengelepak
X+x a
Ps
nosel b
Luas
Pengembus = A
Y+y
Luas
PC + p C Pengembus = A
Tetapan pegas
ekivalen = Ks
Dalam hal ini masukan kontroler adalah sinyal kesalahan penggerak (e) dan keluaran
kontroler adalah tekanan kontrol PC. Kenaikan sinyal kesalahan penggerak akan
menggerakkan pengelepak ke kiri sehingga jarak nosel pengelepak x menjadi lebih
kecil. Hal ini akan menyebabkan tekanan kontrol PC menjadi besar. Kenaikan tekanan
kontrol ini akan menyebabkan pengembus mengalami ekspansi sehingga menggerakkan
5
pengelepak ke kanan sejauh y, menutup nosel. Diagram blok kontroler proporsional
pneumatika adalah sebagai berikut :
b X(s)
E(s) +- K PC (s)
a+b
a A
a+b Ks
PC (s )
Dari diagram blok di atas maka fungsi alih adalah
E (s )
b
PC (s )
K
= a+b =
bK s
= Kp
E (s ) a A aA
1+ K
a + b Ks
Terlihat bahwa besarnya sinyal kesalahan penggerak proporsional (sebanding) dengan
tekanan kontrol.
RINGKASAN