Gizi Bahri6
Gizi Bahri6
T. Bahri Anwar
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
I. Pendahuluan
Hiperkolesterolemi adalah peninggian kadar kolesterol di dalam darah. Kadar
kolesterol darah yang tinggi merupakan problem yang serius karena merupakan salah
satu faktor risiko yang paling utama untuk terjadinya penyakit jantung koroner di
samping faktor lainnya yaitu tekanan darah tinggi dan merokok.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh
penyempitan pembuluh darah koroner sehingga terjadi gangguan aliran darah ke otot
jantung. PJK merupakan penyebab kematian yang paling sering didapatkan dan di
Indonesia menduduki peringkat ke-3.
Karena kadar kolesterol yang tinggi dapat mengganggu kesehatan bahkan mengancam
kehidupan manusia maka perlu kiranya dilakukan penangulangan untuk menurunkan
kadar kolesterol darah. Salah satu usaha yang paling baik adalah menjaga agar
makanan yang kita makan sehari-hari rendah kolesterol.
II. Kadar Kolesterol Yang Tinggi dan Hubungannya Dengan Penyakit Jantung
Kolesterol, lemak dan substansi lainnya dapat menyebabkan penebalan dinding
pembuluh darah arteri, sehingga lubang dari pembuluh darah tersebut menyempit;
proses ini disebut aterosklerosis. Penyempitan pembuluh darah koroner yang
fungsinya memberi oksigen (O2) ke jantung menjadi berkurang. Kurangnya O2 ini
akan menyebabkan otot jantung menjadi lemah, sakit dada, serangan jantung bahkan
kematian.
Faktor risiko lainnya untuk PJK di samping kadar kolesterol darah yang tinggi,
tekanan darah tinggi dan merokok adalah riwayat PJK dalam keluarga pada umur
kurang dari 55 tahun, penyakit gula, penyakit pembuluh darah, kegemukan dan jenis
kelamin laki-laki.
1
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
disebabkan karena makanannya sehari-hari rendah lemak, terutama lemak jenuh yang
sangat mempengaruhi peninggian kadar kolesterol darah. Jadi diet atau susunan
makanan merupakan faktor penting yang mempengaruhi tinggi rendahnya kolesterol
darah.
Disamping itu faktor keturunan juga dapat mempengaruhi kadar kolesterol darah.
Pada sebagian kecil orang yang makanan sehari-harinya tinggi lemak jenuh dan
kolesterol ternyata kadar kolesterol darahnya rendah; sedangkan kebalikannya ada
orang yang tidak dapat menurunkan kadar kolesterol darahnya dengan diet rendah
lemak jenuh dan kolesterol, akan tetapi kelompok tersebut hanya sedikit saja.
Sebagian besar manusia dapat mengatur kadar kolesterol darahnya dengan diet rendah
lemak jenuh dan kolesterol.
Bila kadar kolesterol darah berkisar antara 200-239 mg/dl, tetapi tidak ada faktor
risiko lainnya untuk PJK maka biasanya tidak diperlukan penanggulangan yang
intensif. Akan tetapi bila dengan kadar tersebut didapatkan PJK atau 2 faktor risiko
lainnya untuk PJK maka diperlukan pengobatan yang intensif seperti halnya penderita
dengan kadar kolesterol yang tinggi atau > 240 mg/dl.
2. LDL Kolesterol
LDL (Low Density Lipoprotein) kolesterol merupakan jenis kolesterol yang bersifat
buruk atau merugikan, karena kadar LDL kolesterol yang meninggi akan
menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah. Kadar LDL kolesterol lebih tepat
sebagai petunjuk untuk mengetahui risiko PJK darpada kadar kolesterol saja.
Kadar LDL kolesterol 130 mg/dl akan meningkatkan risiko terjadinya PJK. Kadar
LDL kolesterol yang tinggi ini dapat diturunkan dengan diet.
2
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
3. HDL Kolesterol
HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol merupakan jenis kolesterol yang bersifat
baik atau menguntungkan, karena mengangkut kolesterol dari pembuluh darah
kembali ke hati untuk dibuang sehingga mencegah penebalan dinding pembuluh darah
atau mencegah terjadinya proses aterosklerosis.
Jadi makin rendah kadar HDL kolesterol, maikn besar kemungkinan risiko terjadinya
PJK.
Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan berhenti merokok, mengurangi berat
badan dan menambah aktifitas (exercise)
Jadi tidak hanya kadar kolesterol Total yang meninggi saja yang berbahaya, akan
tetapi rasio kolesterol total: HDL kolesterol yang meninggi juga merupakan faktor
risiko terjadinya PJK
< 150 mg/dl 150 249 mg/dl 250 500 mg/dl > 500 mg/dl
Kadar trigliserid perlu diperiksa pada keadaan sebagai berikut yaitu kadar kolesterol
total >200 mg/dl, ada PJK, ada keluarga yang menderita PJK <55 tahun, ada riwayat
keluarga dengan kadar trigliserid yang tinggi, ada penyakit gula, pankreas.
Misalnya bila kolesterol total 200 mg/dl, HDL kolesterol 50 mg/dl dan trigliserid 100
mg/dl, maka:
3
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
LDL = 200 50 100/5 = 130 mg/dl
Untuk mengukur kadar trigliserid harus puasa 12 jam sebelum pemeriksaan darah
karena kadarnya akan meningkat segera setelah makan. Tidak seperti pemeriksaan
kadar kolesterol, untuk mengukurnya tidak perlu puasa karena kadarnya tidak begitu
terpengaruh setelah makan.
Bila berat badan berlebih maka menurunkan berat badan juga dapat menurunkan
kadar kolesterol. Bila berat badan normal, kalori yang berasal dari lemak dapat
diganti dengan makanan yang tinggi karbohidrat. Jadi dengan diet yang
mengandung jumlah lemak yang sedikit berarti akan mengurangi lemak jenuh
dan kalori. Di samping mengurangi jumlah lemak yang dimakan, memilih jenis
lemak juga dapat menurunkan kadar kolesterol terutama lemak jenuh. Sebaiknya
diet mengandung sedikit lemak jenuh.
Contoh lemak jenuh adalah lemak yang berasal dari hewan, seperti daging,
mentega, keju, susu murni, es krim. Hewan unggas seperti ayam dan bebek juga
ikan dan kerang-kerangan mengandung lemak jenuh tetapi lebih sedikit bila
dibandingkan dengan daging. Beberapa lemak dari tumbuh-tumbuhan seperti
minyak kacang, minyak coklat dan minyak kelapa sawit juga mengandung lemak
jenuh yang tinggi. Lemak tumbuh-tumbuhan ini, banyak terdapat pada makanan
kecil seperti kue kering, cake, crackers dan krem kopi, juga pada makanan ringan
lainnya seperti kentang goreng, coklat, jagung berondong (pop corn). Karena
lemak tumbuh-tumbuhan ini tidak tampak jelas pada makanan seperti halnya
lemak pada daging, maka sangat penting untuk membaca label makanan yang
dibeli, sehingga kita dapat mengetahui jenis lemak yang dikandung dan dapat
memilih makanan yang mengandung lemak jenuh yang rendah.
4
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
2. Mengganti susunan makanan yang mengandung lemka jenuh dengan lemak yang
tidak jenuh.
Mengganti susunan makanan yang mengandung lemak jenuh dengan lemak yang
tidak jenuh juga dapat menurunkan kadar kolesterol. Contoh lemak tidak jenuh
ganda didapatkan pada jagung, kacang kedele, minyak biji kapas, minyak wijen,
minyak bunga matahari. Contoh lain adalah kerang-kerangan, minyak ikan dan
ikan seperti ikan salmon, ikan haring dan ikan air tawar yang mengandung asam
lemak omega-3 (linolenik). Diketahui bahwa jenis lemak ini dapat menurunkan
kadar LDL kolesterol. Asam lemak omega-3 ini banyak terdapat pada lemak ikan
laut yang berasal dari daerah dingin dan berbagai macam seafood. Contoh lemak
tida jenuh tunggal adalah minyak dari tumbuh-tumbuhan atau minyak nabati
seperti minyak zaitun dan minyak lobak.
4. Memilih makanan yang tinggi karbohidrat atau banyak tepung dan serat.
Bahan yang mengandung tepung dan serat merupakan sumber terbaik karbohidrat
seperti roti, beras, gandum, buah-buahan serta sayur-sayuran dan sangat baik
untuk mengganti makanan yang tinggi kolesterol dan lemak jenuh. Beberapa jenis
serat yang didapatkan dalam makanan seperti havermot, apel, jeruk dapat
menolong menurunkan kadar kolesterol. Makanan yang tinggi karbohidrat seperti
beras dan kentang kalorinya lebih rendah bila dibandingkan dengan makanan yang
mengandung banyak lemak, disamping itu sumber yang kaya akan vitamin dan
mineral.
5
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
mengandung 4 kalori sedangkan lemak jenuh dan lemak tidak jenuh mengandung
9 kalori per gram; sehingga makanan yang tinggi lemak juga tinggi kalori. Sebab
itu untuk menjaga berat badan normal diusahakan agar kalori yang masuk tidka
melebihi kebutuhan tubuh.
VI. RINGKASAN
1. Hiperkolesterolemi merupakan salah satu faktor resiko yang paling penting untuk
terjadinya ateroklerosis atau PJK yaitu suatu penyakit jantung akibat penyempitan
dinding pembuluh darah koroner sehingga lairan darah yang memberi O2 ke
jantung berkurang dan dapat menimbulkan gejala klinis sakit dada, serangan
jantung dan bahkan kematian.
2. Beberapa pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan untuk mengetahui
keadaan kolesterol darah yang ada hubungannya dengan resiko PJK adalah kadar
kolesterol total, LDL kolesterol, HDL kolesterol, rasio kolesterol total: HDL
kolesterol dan trigliserid.
3. Diet merupakan salah satu usaha yang paling baik dalam menanggulangi
hiperkolesterolemi yang pada prinsipnya adalah mengatur agar susunan makanan
sehari-hari rendah lemak dan kolesterol serta menyesuaikan perbandingan jumlah
kalori yang berasal dari lemak, protein dan karbohidrat sesaui denga kebutuhan
tubuh.
VII. RUJUKAN
Cooper K.H.: Controlling Cholesterol, Bantam Books, NewYork, 1988
Kwiterovich P.O.: Beyond Cholesterol, John Hopkins Unversity Press, London, 1989
US Departement of Health & Human Services: Eating to Lower Your High
Blood Cholesterol, NIH Publication, Juni 1989.
6
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara