Anda di halaman 1dari 6

Rangkaian Dimmer 4 Kanal

Rangkaian dimmer merupakan rangkaian yang sudah umum digunakan antara lain
untuk mengatur terang-redup lampu bolam. Pada kesempatan kali ini akan dijabarkan
mengenai cara kerja rangkaian dimmer. Rangkaian dimmer ini mampu mengatur beban
pada tegangan 220VAC dengan daya sampai 900W tiap kanal dengan beban yang mulai
dari lampu bolam sampai ke beban induktif seperti motor AC.

Triac

Inti dari rangkaian ini adalah penggunaan Triac K6243. Triac tipe ini mempunyai 4 kanal
keluaran sehingga dapat mengatur 4 beban sekaligus. Triac tipe ini jarang dijumpai di
pasar komponen di Surabaya. Komponen alternatifnya dapat digunakan Triac tipe
2N6346. Untuk tipe triac ini mampu melewatkan arus 12A dengan karekateristik
tegangan block-nya sampai 800VAC tetapi hanya mempunyai satu kanal saja. Jadi jika
diperlukan 4 kanal maka dibutuhkan 4 buah triac tipe 2N6346.

Triac merupakan komponen 3 elektroda: MT1, MT2, dan gate. Triac biasanya digunakan
pada rangkaian pengendali, penyakelaran, dan rangkian pemicu/trigger. Oleh karena
aplikasi triac yang demikian luas maka komponen triac biasanya mempunyai dimensi
yang besar dan mampu diaplikasikan pada tegangan 100V sampai 800V dengan arus
beban dari 0.5A sampai 40A.

Gambar 1

Triac

Jika terminal MT1 dan MT2 diberi tegangan jala-jala PLN dan gate dalam kondisi
mengambang maka tidak ada arus yang dilewatkan oleh triac (kondisi idel) sampai pada
tegangan ‘break over’ triac tercapai. Kondisi ini dinamakan kondisi off triac. Apabila
gate diberi arus positif atau negatif maka tegangan ‘break over’ ini akan turun. Semakin
besar nilai arus yang masuk ke gate maka semakin rendah pula tegangan ‘break over’nya.
Kondisi ini dinamakan sebagai kondisi on triac. Apabila triac sudah ‘on’ maka triac akan
dalam kondisi on selama tegangan pada MT1 dan MT2 di atas nol volt. Apabila tegangan
pada MT1 dan MT2 sudah mencapai nol volt maka kondisi kerja triac akan berubah dari
on ke off. Apabila triac sudah menjadi off kembali, triac akan selamanya off sampai ada
arus trigger ke gate dan tegangan MT1 dan MT2 melebihi tegangan ‘break over’nya.

Gambar 2

Daerah Kerja Triac

Prinsip Kerja Dimmer

Rangkaian Dimmer disajikan dalam 4 bagian utama. Bagian Ramp Generator, Bagian
Pulse Control, Bagian Power Supply Triac, dan Bagian Triac. Bagian Ramp Generator
berfungsi untuk menghasilkan pulsa-pulsa gigi gergaji (sinyal ramp) dengan frekuensi
120Hz dan sinkron dengan fasa tegangan jala-jala PLN.
Gambar 3

Sinyal Ramp yang Sinkron Dengan Fasa Jala-Jala PLN

Sinkronisasi mutlak diperlukan karena untuk memicu/men-trigger triac harus pada saat
triac dalam kondisi off dan tegangan PLN mulai tidak sama dengan nol VAC. Pada
Bagian Ramp Generator ini diperlukan rangkaian zero crossing detector yang mendeteksi
keadaan tegangan PLN = nol volt. Pada keadaan ini dihasilkan pulsa ramp yang akan
turun secara linier selama 10ms.

Output dari bagian ramp generator ini dihubungkan ke 4 buah komparator. Pada proyek
ini digunakan LM324 yang memiliki 4 komparator dalam 1 kemasan. Rangkaian Ramp
Generator ini sangat sederhana yang dibangun dari komponen diskrit. Konstanta waktu
ditentukan oleh waktu pembuangan muatan pada rangkaian R5 dan kapasitor C1 yang
akan menswitch-on/off transistor Q2. Rangkaian bagian ramp generator dapat dilihat
pada gambar 4.

Gambar 4

Rangkaian Ramp Generator Sinkron dengan Jala-Jala PLN

Bagian yang juga memegang peranan penting dalam rangkaian dimmer ini adalah bagian
komparator yang menghasilkan pulsa-pulsa yang lebarnya bervariasi terhadap tegangan 0
– 10 volt DC.
Gambar 5

Rangkaian Komparator LM324

Dengan menggunakan komparator LM324 maka tegangan sinyal ramp yang dihasilkan
oleh rangkaian ramp generator akan dibandingkan dengan tegangan dari potensiometer.
Tegangan potensiometer tersebut bervariasi antara 0 volt sampai 10 voltDC.

Pada saat tegangan ramp berada dibawah tegangan potensiometer maka output dari
komparator LM324 adalah +10V sehingga terdapat arus yang mengalir pada R7 (470).
Apabila tegangan ramp lebih tinggi daripada tegangan potensiometer maka output dari
LM324 adalah 0 volt. Dalam kondisi ini tidak ada arus yang mengalir pada R7. Arus ini
merupakan arus aktivasi optocoupler pada bagian triac. Rangkaian pada bagian triac
dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6

Rangkaian Triac dan Beban

Pada saat output dari komparator LM324 = +10V maka terdapat arus yang mangalir ke
optocoupler sehingga pada saat ini optocoupler aktif sehingga akan meng-on-kan
transistor Q2 dan menyebabkan gate triac mengalirkan arus dari MT1 ke gate. Dengan
kata lain gate mendapatkan arus aktivasi sehingga triac akan dalam kondisi ON.

Gambar 7

Sinyal Aktivasi Triac

Pada saat tegangan output komparator = nol volt maka optocoupler tidak aktif sehingga
transistro Q2 juga dalam kondisi OFF. Kondisi ini menyebabkan tidak ada arus yang
mengalir dari MT1 ke gate sehingga triac tidak mendapatkan arus picu. Triac dalam
kondisi OFF.

Karena sinyal ramp dimulai pada saat setiap keadaan zero crossing terjadi pada saat
setiap setengah siklus tegangan PLN maka dapat dikatakan bahwa triac akan ditrigger
setiap setelah terjadi zero crossing tegangan PLN. Triac ditrigger harus ditrigger setelah
zero crossing agar tegangan MT1 dan MT2 cukup untuk merubah kondisi kerja triac
ketika ada arus gate.

Output dari komparator dapat dikatakan sebagai PWM kontrol. Hal ini disebabkan karena
lebar dari pulsa output komparator tergantung dari pada tegangan potensiometer.
Perubahan PWM ini akan terjadi setelah terjadinya zero crossing pada tegangan jala-jala
PLN.

Pada rangkaian pada gambar 6 dapat dilihat bahwa untuk rangkaian tersebut masih
dibutuhkan power supply 9 volt untuk pemicu triac. Power supplay ini harus terpisah dari
power supplay yang lain karena output power supplay 9 volt ini dihubungkan langsun ke
230 VAC.

Power supply 9volt ini perlu mendapatkan perhatian ekstra pada pembuatannya karena
ground power supply 9 volt ini tidak boleh digabungkan dengan ground neutral jala-jala
PLN. Kalau hal ini terjadi maka power supply 9 volt akan rusak. Jika ground power
supply 9 volt ini tidak menjadi sati dengan neutral jala-jala PLN maka tegangan 9 volt
dan tegangan 230 VAC akan flaoting satu sama lain dan kondisi ini tidak akan
menyebabkan power supply 9 volt rusak.
Gambar 8

Rangkaian Power Supply 9VDC dengan Ground Terisolasi

Rangkaian C2 dan R4 pada gambar 6 merupakan rangkaian snubber yang digunakan


untuk mengkompensasi beban induktif seperti motor. Triac yang digunakan (tipe K2634)
tidak perlu penambahan heat sink tetapi jika diperlukan maka body heat sink tidak boleh
bersentuhan dengan komponen yang lain atau dengan body heat sink yang lain karena
body heat sink tersambung dengan terminal MT1 yang disambungkan ke 230VAC
kecuali antara metal plate komponen triac sudah diisolasi dengan mika. Namun dengan
kondisi ini penyerapan panas oleh heat sink tidak maksimal karena terhambat oleh
lapisan mika. Begitu pula jika menggunakan triac yang lain, biasanya metal plate pada
komponen triac dihubungkan secara hardwire dengan MT1.

Rangkaian di atas berkerja dengan baik untuk lampu 220 V 60 watt dan tidak timbul
masalah apapun. Sebagai pengaman rangkaian maka perlu ditambahkan fuse sebesar 10A
pada input tegangan jala-jala PLN sebelum masuk ke terminal 230VAC. Untuk
mengurangai efek noise yang ditimbulkan oleh rangkaian ini maka dapat ditambahkan
induktor 50uH 10A seri dengan fuse 10A dan diparalel dengan kapasistor sebesar 47nF
500V.

Dengan sedikit modifikasi maka pengaturan rangkaian dimmer ini dapat dilakukan pada
tempat lain. Yaitu dengan menempatkan potensiometer 0-10V ditempat lain sehingga
tampaknya rangkaina dimmer ini lebih canggih.

Susanto Wibisono K

Anda mungkin juga menyukai