TUBERKOLOSIS PARU
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
C. PATOFISIOLOGI
Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis dan
terinfeksi. Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli untuk
memperbanyak diri, basil juga dipindahkan melalui system limfe dan
pembuluh darah ke area paru lain dan bagian tubuh lainnya.
System imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi.
Fagosit menelan banyak bakteri, limfosit specific tuberculosis
melisis basil dan jaringan normal, sehingga mengakibatkan
penumpukkan eksudat dalam alveoli dan menyebabkan bronkopnemonia.
Massa jaringan paru/granuloma (gumpalan basil yang masih hidup
dan yang sudah mati) dikelilingi makrofag membentuk dinding
protektif. Granuloma diubah menjadi massa jaringan fibrosa, yang
bagian sentralnya disebut komplek Ghon. Bahan (bakteri dan makrofag)
menjadi nekrotik, membentuk massa seperti keju. Massa ini dapat
mengalami kalsifikasi, memebentuk skar kolagenosa. Bakteri menjadi
dorman, tanpa perkembangan penyakit aktif. Individu dapat mengalami
penyakit aktif karena gangguan atau respon inadekuat system imun,
maupun karena infeksi ulang dan aktivasi bakteri dorman. Dalam kasus
ini tuberkel ghon memecah, melepaskan bahan seperti keju ke bronki.
Bakteri kemudian menyebar di udara, mengakibatkan penyebaran lebih
lanjut. Paru yang terinfeksi menjadi lebih membengkak mengakibatkan
bronkopnemonia lebih lanjut. (Smeltzer & Bare,2001)
D. NURSING PATHWAY
Udara tercemar dihirup individu rentan kurang informasi
Mycobacterium
tuberculosis masuk paru
Kurang pengetahuan
menempel alveoli
peritoneum
Kerusakan
asam lambung pertukaran gas
mual, anoreksia
Resti penyebaran infeksi
Perubahan nutrisi kurang pada diri sendiri
dari kebutuhan
F. KOMPLIKASI
1. Hemoptisis berat
Sumbatan jalan napas bawah & syok hipovolemik
2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial
3. Bronkhiektasis (pelebaran bronchus) dan fibrosis (pembentukan
jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru
4. Pneumothoraks
Udara di dalam rongga pleura
5. Penyebaran TB ke jaringan lain
Otak, tulang, ginjal, dll
6. Insufisiensi Kardiopulmonal
TBC tanpa pengobatanTBC tanpa pengobatan secara alamiah setelah
5 tahun 50% penderita meninggal, 25% sembuh sendiri dengan daya
tahan tubuh tinggi dan 25% sebagai kasus kronik.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Uji tuberkulin
Infeksi TB imunitas seluler hipersensitifitas tipe lambat
uji tuberkulin +.
2. Foto rontgent
Rutin: foto pada R paru.
Atas indikasi: tulang, sendi, abdomen.
Rontgent paru tidak selalu khas.
3. Gambaran klinis:
Tanpa gejala.
- Demam lama.
- BB turun/tidak naik.
- Malnutrisi.
- Malaise.
- Batuk lama.
- Diare berlanjut/berulang.
Gejala spesifik, sesuai organ yang terkena.
- Bronkoskopi.
- Bronkografi.
- Serologi
H. PENATALAKSANAAN
- Penyuluhan
- Pencegahan
- Pemberian obat-obatan
1. OAT ( obat anti tuberkulosa )
2. Bronchodilator
3. Expectoran
4. OBH
5. Vitamin
6. Antibiotik.
7. Operasi untuk mengeluarkan kelenjar yang membesar.
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas klien: selain nama klien, juga orang tua, asal kota
dan daerah, jumlah keluarga.
b. Keluhan utama:
Batuk lebih dari 2 minggu, malaise, demam yang ringan, adanya
tanda terkena flu, adanya nyeri dada, dan batuk darah.
c. Riwayat penyakit sekarang:
Tanda dan gejala klinis TB serta terdapat benjolan/bisul pada
tempat-tempat kelenjar seperti: leher, inguinal, axilla dan
sub mandibula.
Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan
penyakit yang di rasakan saat ini. Dengan adanya sesak
napas, batuk, nyeri dada, keringat malam, nafsu makan
menurun dan suhu badan meningkat mendorong penderita
untuk mencari pengobatan. Perlu juga ditanyakan mulai
kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah
dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan-
keluhannya tersebut.
d. Riwayat penyakit dahulu
ISPA, efusi pleura serta tuberkulosis paru yang kembali
aktif.
e. Riwayat penyakit keluarga
Mencari diantara anggota keluarga pada tuberkulosis paru
yang menderita penyakit tersebut sehingga sehingga
diteruskan penularannya.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Demam: sub fibril, fibril (40 41oC) hilangtimbul.
1. Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus, batuk
ini membuang/mengeluarkan produksi radang, dimulai dari
batuk kering sampai batuk purulen (menghasilkan sputum).
2. Sesak nafas: terjadi bila sudah lanjut, dimana infiltrasi
radang sampai setengah paru.
3. Nyeri dada: ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila
infiltrasi radang sampai ke pleura.
4. Malaise: ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun,
sakit kepala, nyeri otot dan kering diwaktu malam hari.
5. Ronchi basah, kasar dan nyaring.
6. Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan
pada auskultasi memberi suara limforik.
7. Atropi dan retraksi interkostal pada keadaan lanjut dan
fibrosis.
8. Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi
memberikan suara pekak)
2) Pembesaran kelenjar biasanya multipel.
Benjolan/pembesaran kelenjar pada leher (servikal), axilla,
inguinal dan sub mandibula.
3) Kadang terjadi abses.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi penyebaran infeksi pada diri sendiri maupun
orang lain b.d virulensi kuman, pertahanan primer tidak
adekuat, kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan
pathogen.
b. Tidak efektifnya pembersihan jalan nafas b.d secret kental,
upaya batuk buruk.
c. Resiko kerusakan pertukaran gas b.d kerusakan membrane
alveolar kapiler, penurunan permukaan efektif paru.
d. Perubahan nurisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
dengan peningkatan produksi spuntum/batuk.
e. Hiperthermia b.d proses peradangan dan infeksi.
f. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan
pencegahan penyakit b.d kurang/tidak lengkap informasi yang
ada.
3. Perencanaan
a. Resiko tinggi penyebaran infeksi pada diri sendiri
maupun orang lain b.d virulensi kuman, pertahanan primer tidak
adekuat, kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan
pathogen.
Tujuan : klien dapat mengidentifikasi tindakan untuk
mencegah/menurunkan resiko infeksi.
Kriteria hasil : klien menunjukkan perubahan pola hidup untuk
meningkatkan lingkungan yang aman.
Intervensi :
1) Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infekasi
melalui droplet
2) Identifikasi orag lain yang beresiko (anggota
keluarga/teman)
3) Anjurkan klien untuk batuk / bersin pada tisu dan
menghindari meludah
4) Lakukan tindakan isolasi sebagai pencegahan
5) Pertahankan teknik aseptic saat melakukan tindakan perawatan
6) Kaji adanya tanda-tanda klinis proses infeksi
7) Identifikasi adanya factor resiko terjadinya infeksi ulang
8) Beritahu klien dan keluarga tentang pentingnya pengobatan
yang tuntas
9) Kolaborasi pemberian obat anti tuberculosis
b. Tidak efektifnya pembersihan jalan nafas b.d secret
kental, upaya batuk buruk.
Tujuan : mempertahankan jalan nafas adekuat
Kriteria hasil : klien dapat mengeluarkan secret tanpa
bantuan, menunjukkan perilaku memperbaiki bersihan jalan nafas
Intervensi :
1) Kaji fungsi pernafasan, bunyi nafas, kecepatan irama,
kedalaman, penggunaan otot aksesori
2) Kaji kemempuan klien untuk mengeluarkan sputum/batuk efektif
3) Berikan posissi semi atau fowler tinggi
4) Bantu klien untuk latihan nafas dalam dan batuk efektif
5) Bersihkan secret dari mulut/trachea, lakukan penghisapan
jika perlu
6) Pertahankan asupan cairan 2500 ml per hari
7) Kolaborasi pemberian obat agen mukolitik, bronkodilator
c. Resiko kerusakan pertukaran gas b.d kerusakan membrane
alveolar kapiler, penurunan permukaan efektif paru.
Tujuan : klien tidak menunjukkan gejala distress pernafasan
Kriteria hasil : rentang AGD dalam batas normal, tidak ada
dispnea
Intervensi :
1) Kaji dispnea, takipnea, peningkatan upaya bernafas,
terbatasnya ekspansi dada dan kelemahan
2) Evaluasi perubahan tingkat kesadaran, catat sianosis,
perubahan warna kulit
3) Tingkatkan tirah baring/batasi aktifitas, bantu ADL
4) Kolaborasi pemberian oksigen dan pengawasan AGD
d. Perubahan nurisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
anoreksia.
Tujuan : klien bebas dari tanda malnutrisi
Kriteria hasil : BB naik,
Intervensi :
1) Kaji status nutrisi, turgor kulit, integritas mukosa oral,
berat badan dan kekurangan BB, kemampuan menelan, riwayat
mual, muntah, diare
2) Pastikan pola diet yang disukai atau tidak disukai klien
3) Berikan diit tinggi protein dan karbohidrat dalam porsi
kecil tetapi sering
4) Awasi masukan/pengeluaran dan perubahan BB secara periodik
5) Berikan perawatan mulut setiap hari
6) Dorong orang terdekat untuk membawa makanan kesukaan klien,
kecuali kontraindikasi
7) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan komposisi diet
e. Hiperthermia b.d proses peradangan.
Tujuan : mempertahankan suhu tubuh normal
Intervensi :
1) Pantau suhu tubuh klien, perhatikan menggigil/diaforesis
2) Pantau suhu lingkungan dan ventilasi
3) Batasi penggunan pakaian atau linen tebal
4) Berikan kompres hangat, hindari penggunaan alcohol
5) Anjurkan untuk mempertahankan masukan cairan adekuat untuk
mencegah dehidrasi
6) Kolaborasi pemberian antipiretik
f. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan
dan pencegahan penyakit b.d kurang/tidak lengkap informasi
yang ada.
Tujuan : klien memahami proses penyakit dan kebutuhan
pengobatan
Kriteria hasil : klien melakukan perubahan pola hidup untuk
memperbaiki kesehatan
Intervensi :
1) Kaji kemampuan klien untuk belajar, tingkat partisipasi
2) Identifikasi gejala yang harus dilaporkan klien ke perawat
(hemoptisis, nyeri dada, demam, sulit bernafas)
3) Berikan instruksi dan informasi tertulis khusus untuk klien
(jadwal obat)
4) Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, efek samping dan
alasan pengobatan lama
5) Anjurkan klien untuk tidak merokok dan minum alcohol
6) Berikan inforamasi mengenai proses penyakit, prognosis, cara
pencegahan dan penularan
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat A.A, 2009. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak . Jakarta: Salemba
Medika
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi
8. EGC. Jakarta.
Staf Pengajar Ilmu Keperawatan Anak FKUI. 1985. Buku Kuliah 2 Ilmu
Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta.
LAPORAN RESUME
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK F
DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUBERKULOSIS
DI POLI ANAK RSUP NTB
Disusun Oleh:
SUCIYANI SYAMSIDAR
04.01.0152
C. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkaji
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama : An. F
Jenis kelamin : Laki-laki
TTL : Kuripan,11 Juni 2007
Umur : 8 tahun
Anak ke : 2
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sasak/Indonesia
No.RM : 09-07-99
Sumber informasi : Kakek Pasien
Dx. Medis : Tuberkulosis paru
Alamat : Kuripan
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama Ibu : Tn M
Umur : 63 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : -
Alamat : Kuripan
c. Riwayat Keperawatan
1) Keluhan Utama
Batuk lama, BB menurun.
2) Riwayat penyakit sekarang
Kakek datang memeriksakan cucunya di poli anak RSUP NTB
dengan keluhan anak batuk berdahak sudah 3 bulan, sering
berkeringat pada malam hari, anak tampak lemah, nafsu makan
menurun 2 minggu terakhir.
3) Riwayat penyakit dahulu
Kakek pasien mengatakan pasien sebelumnya pernah didiagnosa
oleh dokter puskesmas menderita TB paru sejak 2 bulan yang
lalu dan sudah di berikan terapi OAT selama 2 bulan
lamanya.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Kakek pasien mengatakan mempunyai anggota keluarga yang
mempunyai penyakit seperti ini sebelumnya, yaitu ibu pasien
menderita penyakit yang sama tetapi sudah meninggal.
5) Genogram
Keterangan:
: Laki-laki hidup
: Perempuan hidup
: Garis Pernikahan
: Garis Keterunan
: Tinggal Serumah
: Pasien
6) Riwayat kehamilan
a) Prenatal
Kakek pasien mengatakan usia kehamilan ibu pasien 9
bulan, saat ibu pasien mengandung setiap bulan ibu
pasien rajin memeriksakan kandungannya ke puskesmas dan
rumah sakit terdekat. Ibu pasien juga rajin minum
vitamin dan susu untuk ibu hamil, imunisasi TT lengkap
(2x),
b) Natal
Kakek pasien mengatakan bahwa cucunya dilahirkan normal
di puskesmas dibantu oleh bidan.
c) Post Natal
Kakek pasien mengatakan pas dilahirkan cucunya tidak
memiliki kelainan apapun, lahir langsung menangis, BB
lahir : lupa
d) Riwayat Imunisasi
Kakek pasien mengatakan bahwa cucunya sudah
mendapatkan imunisasi sesuai dengan usianya. Imunisasi
lengkap.
Imunisasi I II III KET
Hepatitis 1 bln - - Lengkap
B
POLIO 2 bln 3 bln 4 bln Lengkap
DPT 2 bln 3 bln 4 bln Lengkap
BCG 2 bln - - Lengkap
CAMPAK - - 9 bln Lengkap
2) Data Psikologis
Kakek pasien mengatakan cemas dan khawatir dengan keadaan
cucunya yang menderita penyakit TB paru .
3) Data Sosial
Pasien diasuh oleh kakek dan neneknya di rumah. pasien
bergaul dengan teman-teman di sekitar lingkungan rumahnya
dan teman sekolahnya.
e. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
K/u : Baik + kurus RR : 20 x/mnt
BB : 18,5 kg TB : 114 Cm
TD : 100/70 mmHg Nadi : 80 x/mnt
2) Kepala
bentuk kepala simetris, rambut warna hitam dan bersih,
lurus, distribusi merata dan tipis, tidak ada benjolan dan
nyeri tekan
3) Mata
Mata terlihat simetris, conjungtiva anemis, sklera jernih
dan tidak ikterus. Koordinasi gerak bola mata simetris dan
mampu mengikuti pergerakan benda.
4) Hidung
bentuk normal, simetris, tidak pilek, dan lubang hidung
bersih, tidak ada sekret.
5) Telinga
Bentuk telinga simetris, lubang telinga bersih, tidak ada
tanda radang telinga atau mastoid, dan anak bisa mendengar
suara dengan jelas.
6) Mulut
Bibir tampak kering. mukosa mulut lembab, kebersihan gigi
dan mulut cukup.
7) Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
lesi.
8) Dada
Bentuk dada simetris, gerakan dinding dada simetris, tidak
ada benjolan.
9) Abdomen
Tidak terlihat adanya lesi, tidak ada massa, penyebaran
warna kulit merata
10) Genitalia
Tidak terkaji
11) Ekstremitas
Pada Ekstremitas atas dan bawah tidak terdapat adanya
lesi, tidak tampak adanya kelainan pada daerah ekstermitas
2. Status nutrisi
a. BB lahir : - gram
b. BB sekarang : 18,5 kg
c. BB seharusnya : 25,5 kg
d. TB : 114 cm
e. LD : 59 cm
f. LK : 49 cm
g. Lila : 18 cm
S:
- Kakek pasien mengatakan
2. L Batuk Nutrisi kurang
nafsu makan anak
menurun/tidak ada nafsu dari kebutuhan
O: Intake
S:
- Kakek klien mengatakan
tidak memahami dengan
3. k Klien dengan Kurang
jelas bagaimana proses
penyakit pengetahuan
penularan tuberculosis
Tuberkulosis Paru tentang
O: kondisi, terapi
- Tekankan
pentingnya
mengikuti
pemeriksaan
ulangan (kultur,
BTA, foto thoraks)
sesuai jadual yang
ditetapkan.
Kolaborasi
dokter / gizi bila
konsumsi nutrisi
tidak cukup
III Kurang pengetahuan - Kaji kemampuan klien Memotifasi klien
mengenai kondisi, untuk belajar, agar mau belajar
aturan tindakan tingkat partisipasi
- Identifikasi gejala
dan pencegahan Memotifasi klien
yang harus
penyakit b.d agar mau
dilaporkan klien ke
kurang/tidak menginformasikan
perawat (hemoptisis,
lengkap informasi gejala yang
nyeri dada, demam,
yang ada. sulit bernafas) harus dilaporkan
Kriteria hasil : - Berikan instruksi dan pada perawat
klien melakukan
perubahan pola informasi tertulis
hidup untuk khusus untuk klien Memberikan
memperbaiki (jadwal obat)
catatan khusus
- Jelaskan dosis obat,
kesehatan jadwal obat
frekuensi pemberian,
efek samping dan
alasan pengobatan
Memberikan
lama
penjelasan
- Anjurkan klien untuk
tidak merokok dan
tentang dosis