SKIZOFRENIA PARANOID
Pembimbing:
dr. Yenny Dewi P., Sp.KJ (K)
Disusun oleh:
Metha Dharma 406813004
Riwayat perawatan :
- Rawat inap di RS Setia Bakti tahun 1992 selama sekitar 1 bulan
- Rehabilitasi di RS Tugu Ibu tahun 1993 selama 1 tahun
- Rehabilitasi di RS Tumbuh Kembang tahun 1994 selama 1 tahun
- Rehabilitasi di RS Harapan Bunda tahun 1997 selama 6 bulan
- Rehabilitasi di RS MMC tahun 1998 selama 6 bulan
- Rawat inap di RSKJ Dharma Graha sejak 15 Mei 2014
Obat terakhir :
- Risperdal 2x3 mg
A. Keluhan utama
Pasien menyatakan bahwa indikasi pasien dirawat karena pasien ada penyakit
asma, sindrom dispepsia, dan bronkitis yang dideritanya.
Berdasarkan hasil rekam medis, indikasi pasien dirawat karena history drug
abuse, banyak diam, emosi yang labil, dan ada history drug abuse.
Alloanamnesa
Berdasarkan keterangan dari perawat dan rekam medis, pasien ada riwayat
gangguan psikiatri sejak 8 tahun yang lalu. Pasien tidak pernah dibawa berobat ke SpKJ,
tapi dibawa ke pengobatan tradisional.
Pasien lebih banyak diam dan cenderung pasif. Ada history drug abuse sejak
kuliah.
Obat terakhir:
- Risperdal 2x3 mg
- Trihexyphenidyl (THP) : 2x2 mg
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien menyatakan ia pernah bekerja di swalayan di daerah Semanggi sebagai
pelayan selama 3 bulan di tahun 2004.
d. Riwayat keagamaan
Pasien beragama Islam. Pasien juga mengatakan bahwa ia sering mengaji dan
sholat 5 waktu.
e. Riwayat aktivitas sosial
Pasien menghabiskan waktu sehari-hari selama dirawat dengan mengikuti
kegiatan di RS Khusus Dharma Graha. Pasien mempunyai beberapa teman dan jarang
mengobrol dengan pasien lainnya.
g. Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari 9 bersaudara. Pasien bersal dari suku Jawa.
Tidak ada riwayat gangguan mental dalam keluarga. Pasien mengaku hubungannya
dengan keluarga biasa saja.
: Laki-laki
: Perempuan
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi auditorik : Ada, pasien sering mendengar halusinasi auditorik berupa
suara gelas jatuh dan pecah, suara air mendidih yang dimasak di teko, suara anak-
anak yang bermain di luar rumah tetapi saat dicari sumber suaranya tidak ada.
2. Halusinasi visual : Disangkal
3. Halusuinasil taktil : Disangkal
4. Ilusi : Disangkal
5 Derealisasi : Disangkal
6 Depersonalisasi : Disangkal
E. Pikiran
1. Proses pikir
Produktivitas : miskin ide dan hanya menjawab apabila ditanya
Kontinuitas pikiran : jawaban pasien kadang tidak relevan
Hendaya bahasa : tidak ada
2. Isi Pikir
Preokupasi : Tidak ada
Waham kebesaran : Tidak ada
Waham bizzare : Tidak ada
Waham Kejar : Tidak ada
Waham somatik : Ada, pasien mengatakan bahwa ia menderita
berbagai macam penyakit seperti asma, tifus, bronkitis, dan sindrom dispepsia.
Pasien dapat mengetahui penyakit tersebut dari tubuhnya sendiri.
Gagasan bunuh diri : Tidak ada
Obsesi : Tidak ada
Kompulsi : Tidak ada
Phobia : Tidak ada
3. Bentuk Pikir
Asosiasi longgar : tidak ada
Ambivalensi : tidak ada
Ekolalia : tidak ada
Tangensial : tidak ada
Flight of ideas : tidak ada
Inkoherensi : tidak ada
Neologisme : tidak ada
G. Pengendalian Impuls
Pasien duduk dengan tenang dan berperilaku sopan selama wawancara. Ia juga
tidak melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya maupun orang lain.
G. Daya Nilai dan Tilikan
1. Daya Nilai
2. Tilikan
Paru-Paru :
o Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan dinamis
o Palpasi : stem fremitus kiri dan kanan sama kuat
o Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi : vesikuler di seluruh lapang paru, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen :
o Inspeksi : tampak membuncit, tidak tampak luka
o Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
pembesaran
o Perkusi : timpani pada keempat kuadran
o Auskultasi : bising usus dalam batas normal
Ekstremitas : tidak terdapat oedem dan deformitas, akral hangat.
Kulit : ada bekas suntikan di lengan kiri daerah fossa cubiti
C. Status Neurologis
Tanda rangsang meningeal : (-)
Peningkatan TIK : (-)
Nervus cranialis : dalam batas normal
Pupil : bulat, isokor, diameter 3mm/3mm, refleks
cahaya langsung dan tidak langsung +/+
Sensorik : baik
Motorik : baik
Fungsi serebelum & koordinasi: baik
Refleks patologis : -/-
Refleks fisiologis : +/+
Pemeriksaan Laboratorium
VII. DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya perubahan pola perilaku atau psikologis yang
secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan
suatu penderitaan (distress) dan Hendaya (disability) dalam pekerjaan dan kehidupan
sosial pasien. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami suatu
gangguan jiwa.
Berdasarkan dari hasil anamnesis, pemeriksaan status mental, pemeriksaan fisik
dan menurut PPDGJ III, maka dapat disimpulkan bahwa:
AXIS I :
I. Berdasarkan gejala-gejala adanya pola perilaku atau psikologik yang secara
klinik bermakna yang ditemukan pada pasien yaitu :
1. Adanya hendaya dalam kemampuan daya nilai realita
2. Lingkungan (keluarga) mengeluh.
3. Adanya gejala psikopatologi (waham, halusinasi)
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu PSIKOSIS
II. Berdasarkan :
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Orientasi : Baik
3. Daya ingat : Baik
4. Kemunduran intelektual : Tidak ada
5. Tidak terdapat kelainan organik yang dapat dikaitkan dengan gangguan jiwa
atas dasar riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
6. Tidak terdapat riwayat penggunaan NAPZA yang jarak waktunya relevan
terhadap timbulnya keluhan psikiatri.
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu PSIKOSIS NON-
ORGANIK.
AXIS II :
Berdasarkan auto-anamnesa: tidak ditemukan data secara klinis yang cukup
bermakna untuk menentukan suatu gangguan kepribadian karena itu tidak ditemukan
diagnosis untuk axis II.
AXIS III :
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan yang bermakna
untuk menentukan kondisi medis umum.
AXIS IV :
Berdasarkan keterangan perawat dan rekam medis, didapatkan masalah
pendidikan S1 yang tidak selesai sejak 12 tahun yang lalu. Sedangkan untuk 1 tahun
terakhir tidak ditemukan stressor yang menyebabkan gangguan jiwanya.
AXIS V:
Global Assessment of Functioning (GAF) scale: GAF 51-60 (gejala sedang
(moderate), disability sedang)
A. PSIKOFARMAKA
Antipsikosis atipikal : risperidone 2 x 3 mg
B. NON PSIKOFARMAKA
1. Psikoterapi: Supportive Therapy
Pengawasan minum obat: Memastikan pasien meminum obat secara teratur
demi kesembuhannya
Memberikan dukungan kepada pasien: Memotivasi dan memberi dukungan
kepada pasien untuk dapat melakukan aktivitas seoptimal mungkin
2. Terapi Psikososial:
Konseling keluarga: memberikan informasi kepada keluarga pasien mengenai
kondisi penyakit yang diderita pasien dan pentingnya dukungan dan motivasi
kepada pasien.
3. Terapi perilaku (Behavioural Therapy):
mengajak pasien untuk lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang
diadakan
XI. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam