Anda di halaman 1dari 7

A.

Definisi Perseroan Komanditer (CV)


Pasal 19 KUHD mengatakan bahwa perseroan komanditer adalah perseroan
menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk antara satu orang atau beberapa orang pesero
yang secara lansung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada satu pihak, dan satu orang
atau lebih sebagai pelepasan uang pada pihak lain. CV berada di antara Firma dan Perseroan
Terbatas, dengan demikian, CV adalah perekutuan dengan setoarn uang, barang tenaga atau
sebagai pemasukan para sekutu, dibentuk oleh satu orang atau lebih anggota aktif yang
bertanggung jawab secara renteng, di satu pihak dengan satu atau lebih orang lain sebagai
pelepas uang. (Hukum Dagang, 2009 : 144)
B. Jenis-jenis Persekutuan Komanditer (CV)
a. CV diam-diam
Jenis CV ini be lum menyatakan diri secara terbuka sebagai CV. Bagi orang luar jenis
usaha ini masih dianggap usaha dagang biasa.
b. CV terang-terangan
CV ini telah menyatakan diri secara terbuka kepada pihak ketiga. Hal ini terlihat
dengan dibuatnya akta pedirian CV oleh Notaris dan akta pendirian, telah didaftarkan
di daftar perusahaan.
c. CV dengan saham
Munculnya CV jenis ini karena dalam perkembangan CV membutuhkan modal.
Untuk mengatasi masalah kekurangan modal dapat dibagi atas beberapa saham
masing-masing komandataris dapat memiliki satu atas beberapa saham. (Hukum
Dagang, 2009 : 146)

C. Tujuan Pendirian CV
Setiap CV mempunyai tujuan dalam setiap pendiriannya, salah satunya agar dapat
melakukan kegiatan usaha yang sama dengan perseroan lain atau berbeda, bersifat khusus
atau umum sesuai dengan keinginan para pendiri persero. Namun ada beberapa bidang usaha
yang hanya bisa dilaksanakan dengan ketentuan harus berbadan hukum PT. Selain itu tujuan
dari pendirian CV adalah sebagai Badan usaha agar suatu usaha memiliki wadah resmi dan
legal untuk memudahkan pergerakan badan usaha itu sendiri, misalnya pengadaan barang,
perlu suatu sarana melakukan kerjasama, selain itu biasanya juga diisyaratkan apabila akan
menjalin kerjasama dengan suatu instansi pemerintah atau pihal lain adanya pembentukan
suatu badan usaha. Contohnya : untuk pengadaan barang di kantor atau instansi pemerintah
dengan nilai s/d Rp 200 juta, harus menggunakan CV atau PT dengan klasifikasi kecil.
D. Pendirian CVSyarat-syarat untuk mendirikan CV adalah :
1. Adanya perjanjian (pasal 15 KUHD) yakni kesepakatan dari para pihak yang mau
mendirikan usaha
2. Pendirian oleh minimal 2 (dua) orang dalam di mana dari antara pendiri tersebut ada yang
bertindak sebagai penyuplai modal dan ada yang menyumbang semua potensi (tenaga dan
pikiran) untuk mengurus dan mengelola perusahaan.
3. Adanya akta notaris yang berbahasa Indonesia. Pada waktu pendirian CV, yang harus
dipersiapkan sebelum datang ke notaris adalah :
A. Calon nama CV
B. Tempat kedudukan CV
C. Nama persero aktif dan persero diam
D. Maksud dan tujuan yang spesifik dari CV
Untuk menyatakan berdirinya CV sebenarnya sudah cukup dengan akta notaris, tetapi
untuk memperkokoh posisi CV tersebut, sebaiknya CV tersebut di daftarkan pada Pengadilan
negeri setempat dengan membawa kelengkapan berupa Surat keterangan Domisili
Perusahaan (SKDP) dan NPWP atas nama CV yang bersangkutan.
Untuk CV yang ingin mengikuti tender dari pemerintah semestinya mengurus
kelengkapan dibawah ini:
1) Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP),
2) Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
3) Tanda daftar Perseroan (khusus CV)
4) Keanggotaan pada KADIN
Pengurusan ijin-ijin diatas dapat dilakukan bersamaan sebagai satu rangkaian dengan
pendirian CV dimasud, dengan melampirkan berkas tambahan berupa:
Copy kartu keluarga Persero Pengurus (Direktur) CV,
Copy NPWP Persero Pengurus (Direktur) CV, dan
Copy bukti pemilikan atau penggunaan tempat usaha, dimana: apabila milik sendiri, harus
dibuktikan dengan copy sertifikat dan copy pelunasan PBB tahun terakhir, apabila sewa
kepada orang lain, maka harus dibuktikan dengan adanya perjanjian sewa menyewa, yang
dilengkapi dengan pembayaran pajak sewa (Pph) oleh pemilik tempat, dan Pas photo
ukuran 3X4 sebanyak 4 lembar dengan latar belakang warna merah.
Setiap Pendirian CV harus dibuat dengan akta otentik sebagai akta pendiran dan
dilakukan oleh notaris yang berwenang di wilayah republik indonesia. yang harus di lakukan
pertama kali untuk mendirikan perseroan komanditer (cv) adalah menetapkan kerangka
anggaran dasar perseroan sebagai acuan untuk dibuatkan akta otentik sebagai akta pendirian
oleh notaris yang berwenang. Kerangka Anggaran Dasar Perseroan Meliputi;
1. Pendiri Perseroan
Harus menetapkan Nama Para Pendiri Perseroan dengan ketentuan seperti dibawah ini;
a. Jumlah Pendiri minimal 2 (dua) orang dan Warga Negara Indonesia.
b. Para pendiri juga dapat diangkat sebagai salah satu pengurus baik sebagai Direktur atau
Komisaris dan jika Anggota Direktur atau Komisaris lebih dari satu orang maka salah
satu dapat diangkat menjadi Direktur Utama atau Komisaris Utama.
2. Nama Perseroan
Harus menetapkan Nama dan Tempat kedudukan perseroan melakukan kegiatan usaha;
a. Pemakaian nama Perseroan Komanditer tidak diatur oleh secara khusus oleh Undang-
undang atau Peraturan Pemerintah artinya Kesamaan atau Kemiripan nama perseroan di
perbolehkan.
b. Kedudukan perseroan harus berada di wilayah Republik Indonesia dengan
menyebutkan nama Kota/Kabupaten sebagai tempat Perseroan melakukan kegiatan
usahadan sebagai kantor pusat perseroan.
3. Maksud & Tujuan serta Kegiatan Usaha
Harus menetapkan Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha seperti dibawah ini;
a. Setiap perseroan yang didirikan dapat melakukan kegiatan usaha yang sama dengan
perseroan lain atau berbeda, bersifat khusus atau umum sesuai dengan keinginan para
pendiri perseroan. Namun ada beberapa bidang usaha yang hanya bisa dilaksanakan
dengan ketentuan harus berbadan hukum PT.
b. Untuk memudahkan anda kami menyediakan informasi mengenai Maksud dan Tujuan
serta Kegiata Usaha Perseroan.

4. Modal Perseroan
Didalam anggaran dasar perseroan komanditer (AKTA PENDIRIAN) tidak disebutkan
besarnya jumlah Modal dasar, modal ditempatkan atau modal disetor. Penyebutan
besarnya modal perseroan dapat dicantumkan dalam SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
atau Izin Operasional lainnya.
5. Pengurus Perseroan
Anda harus menetapkan siapa saja yang akan menjadi Pengurus Perseroan yaitu ; Pesero
Aktif dan Pesero Pasif.
a. Persero Aktif; adalah orang yang mempunyai tanggung jawab penuh untuk mengelola
perusahaan dengan jabatan sebagai Direktur.
b. Persero Pasif; Adalah orang yang mempunyai tanggung jawab sebatas modal yang
ditempatkan dalam perusahaan, yaitu sebagai Pesero Komanditer.
Setelah langkah No. 1 s.d 5 telah anda tentukan maka anda sudah siap untuk
mengajukan permohonan AKTA PENDIRIAN sebagai langkah awal atau berdirinya
Perusahaan anda. Setelah Akta Pendirian selesai dibuat maka yang harus dilakukan adalah
melengkapi pendaftaran dan perizinan yang harus dimiliki untuk dapat melakukan kegiatan
usaha seperti; Domisili Perusahaan, NPWP, SP-PKP, Pendaftarn ke Pengadilan Negeri
setempat, SIUP atau Izin Usaha Lainnya dan TDP.
Prosedur mendirikan CV adalah sebagai berikut :
1. Mendaftarkan akta pendiriannya kepada panitera PN setempat (pasal 23 KUHD)
2. Dalam pendaftaran tersebut para pihak yang termasuk dalam keanggotaan CV
mendaftarkan akta pendirian CV atau dapat juga berupa ikhtisar resminya saja (Pasal 24
KUHD)
3. Mengumumkan akta pendirian atau ikhtisar resmi (Pasal 28 KUHD). Para pendiri CV
wajib mengumumkan ikhtisar resmi akta pendirian CV dalam Tambahan Berita Negara RI.

Contoh Akta Pendirian CV

E. Organisasi Dalam Cv

Sebuah CV mempunyai dua macam sekutu :


a. Sekutu aktif biasanya disebut dengan pengurus CV adalah sekutu yang menjalankan
perusahaan dan berhak melakukan perjanjian dengan pihak ketiga. Artinya, semua
kebijakan perusahaan dijalankan oleh sekutu aktif.
b. Sekutu pasif atau biasa disebut komanditer adalah sekutu yang hanya menyertakan modal
dalam persekutuan. Apabila perusahaan rugi sekutu komanditer bertanggung jawab hanya
sebatas modal yang ditanamkan demikian juga, apabila perusahaan untung maka uang
yang mereka memperoleh terbatas tergantung modal yang mereka berikan.
Misalnya, A sebagai sekutu pasif pada CV ABC memasukkan modal Rp 1 juta, maka
kalau CV ABC tersebut mempunyai kewajiban terhadap pihak ketiga (katakanlah D) sebesar
Rp 10 juta, A hanya wajib menanggung sebesar modal yang telah di investasikannya tersebut
saja (yaitu Rp 1 juta). A tidak perlu menambah uang untuk membayar sisa hutang perusahaan
tersebut. Hal ini tentunya berbeda dengan B dan C yang merupakan sekutu aktif dalam CV
tersebut, yang menyebabkan mereka bertanggung jawab tidak terbatas, baik secara sendiri-
sendiri (A atau B) maupun secara bersama-sama (A dan B). Apabila A dan B ini masing-
masing memasukan modal Rp 1 juta. Sebagai sekutu aktif mereka masih harus
mengorbankan kekayaan pribadi untuk menutupi sisa hutang perusahaan tersebut.
Sekutu Aktif bertugas :
a. Mengurus CV
b. Berhubungan hukum dengan pihak ketiga
c. Bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan
Sekutu Pasif bertugas :
a. Wajib menyerahkan uang, benda ataupun tenaga kepada persekutuan sebagaimana yang
telah disanggupkan
b. Berhak menerima keuntungan
c. Tanggung jawab terbatas pada jumlah pemasukan yang telah disanggupkan
d. Tidak boleh campur tangan dalam tugas sekutu aktif (Pasal 20 Kitab Undang-undang
Hukum Dagang), bila dilanggar maka tanggung jawabnya menjadi tanggung jawab secara
pribadi untuk keseluruhan (tanggung jawab sekutu aktif) berdasarkan pasal 21 Kitab
Undang-undang Hukum Dagang

F. Berahirnya Persekutuan Komanditer (CV)

Berakhirnya Persekutuan Komanditer boleh dikatakan sama dengan berakhirnya


persekutuan Firma, yaitu dianggap bubar apabila :
1) waktu yang ditentukan untuk bekerja telah lampau,
2) barang musnah atau usaha yang menjadi tugas pokok selesai
3) seorang atau lebih anggota mengundurkan diri atau meninggal dunia.
Dalam prakteknya, pengunduran diri seorang anggota tidak selalu membuat
persekutuan komanditer menjadi bubar. Sering kita lihat bahwa seorang anggota persekutuan
komanditer yang mundur digantikan oleh orang lain dengan tetap mempertahankan
persekutuan yang ada.
Pasal 31 KUHD mengatur bahwa pembubaran persekutuan (firma ataupun
komanditer) sebelum waktu yang ditentukan (karena pengunduran diri atau pemberhentian)
harus dilakukan dengan suatu akte otentik, didaftarkan pada Pengadilan Negeri, dan
diumumkan dalam Berita Negara. Apabila hal ini tidak dilakukan maka persekutuan tetap
dianggap ada terhadap pihak ketiga.
Pasal 32 KUHD mengatur cara penyelesaian pembubaran, yaitu dilakukan atas nama
perseroan oleh anggota-anggota yang telah mengurus perseroan, kecuali apabila ditunjuk
orang lain dalam akte pendirian atau persetujuan kemudian, atau semua pesero (berdasarkan
suara terbanyak) mengangkat seseorang untuk menyelesaikan pembubaran. KUHD tidak
mengatur tugas-tugas mereka, hal itu diserahkan kepada para pesero. Pasal 1802 KUHPer
mengatur bahwa orang yang ditunjuk untuk menyelesaikan pembubaran harus
mempertanggung jawabkan segala usaha dan hasil-hasilnya kepada para pesero dan
berkewajiban mengganti kerugian apabila perseroan menderita kerugian karena
perbuatannya. Setelah urusan dengan orang yang ditugaskan ini selesai, maka pembagian
kepada para pesero dapat dilakukan.
Selama proses pembubaran, persekutuan masih berjalan sehingga proses likuidasi
benar-benar selesai. Kelebihan dari likuidasi adalah laba, dan apabila terjadi kekurangan
maka itu adalah kerugian. Apabila suatu persekutuan komanditer jatuh pailit, maka seluruh
anggotanya pun jatuh pailit karena hutang- hutang persekutuan juga menjadi hutang-hutang
mereka yang harus ditannggung sampai dengan kekayaan pribadi, kecuali untuk pesero
komanditer, di mana ia hanya menanggung sebatas modal yang telah disetornya.

G. Kelebihan dan Kelemahan CV

Kelebihan CV antara lain :


a. Prosedur pendiriannya relatif mudah
b. Modal yang dapat dikumpulkan lebih banyak, karena didirikan banyak pihak (modal
gabungan)
c. Kemampuan untuk memperoleh kredit lebih besar
d. Manajemen dapat didiversifikasikan
e. Struktur organisasi yang tidak terlau rumit
f. Kemampuan untuk berkembang lebih besar
Kelemahan CV antara lain :
a. Sebagian anggota memiliki tanggung jawab tidak terbatas
b. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin
c. Sulit untuk menarik kembali investasinya
d. Apabila perusahaan berutang/merugi, maka semua sekutu bertanggung jawab secara
bersama-sama.

H. Tanggung Jawab Pengurus CV

Dalam melangsungkan kegiatan usahanya, aktivitas bisnis CV dilakukan oleh para


pesero aktifnya. Mereka-lah yang bertanggungjawab untuk melakukan tindakan pengurusan
atau bekerja di dalam perseroan tersebut. Bahkan jika ditarik lebih jauh, para pesero
komplementer ini juga dapat dimintakan tanggung jawab secara tanggung renteng atas
perikatan-perikatan perseroanya.
Di sisi lain, para pemberi modal atau pesero komanditer, tidak bisa terlibat dalam
menjalankan aktivitas perusahaan. Hal tersebut diatur secara tegas di dalam Pasal 20 KUHD
yang menjelaskan bahwa pesero komanditer ini tidak boleh melakukan tindakan pengurusan
atau bekerja dalam perusahaan perseroan tersebut, meskipun ada pemberian kuasa sekalipun.
Implikasinya, pesero komanditer tidak perlu ikut memikul beban kerugian yang jumlahnya
lebih besar dari modal yang disetorkannya ke perusahaan. Namun jika pesero komanditer
terbukti ikut menjalankan perusahaan sebagaimana yang dilakukan pesero komplementer dan
mengakibatkan kerugian perusahaan, maka sesuai dengan Pasal 21 KUHD, pesero
komanditer ikut bertanggung jawab secara tanggung renteng terhadap semua utang dan
perikatan perseroan tersebut.

I. Risiko bagi Pengurus CV

Risiko bagi pengurus CV adalah menyangkut kinerja perusahaan. Apabila perusahaan


yang dikelolanya mengalami kerugian, maka penguruslah yang paling banyak menanggung
beban untuk melunasi utang perusahaan. Risiko paling besar adalah harta kekayaannya bisa
menjadi jaminan untuk menutupi utang perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai