1-2 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
POPULASI PENDUDUK DUNIA
1-3 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
PIRAMIDA POPULASI PENDUDUK DUNIA
1-4 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
PIRAMIDA POPULASI 2030
1-5 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
DEMOGRAFI PENDUDUK INDONESIA
Bonus Demografi suatu wilayah atau negara yang memiliki jumlah penduduk usia produktifnya (rentang usia 15-64 tahun)
lebih banyak dibandingkan dengan usia Non-Produktif (rentang usia 64+).
Dikatakan sebagai bonus karena ini tidak terjadi secara terus menerus melainkan terjadinya hanya sekali dalam beratus-
ratus tahun
1-6 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
DEMOGRAFI PENDUDUK INDONESIA
1-7 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
DEMOGRAFI PENDUDUK INDONESIA
PELUANG ANCAMAN
Indonesia dapat menjadi negara Banyaknya penduduk yang memiliki
yang maju tingkat pendidikan yang rendah
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia Pengangguran secara besar-besaran
semakin baik dan meningkat Produktivitas nasional menurun
Dapat meningkatkan daya saing Generasi muda mudah terpengaruh
bangsa dengan budaya asing.
Jumlah pengangguran akan semakin
sedikit
Bertumbuhkembangnya pola pikir
generasi muda yang kreatif dan
inovatif sebagai bentuk kontribusi
dari pembangunan negara.
1-8 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
DEMOGRAFI PENDUDUK INDONESIA
1-9 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
SEMANGAT UU KEINSINYURAN:
1. MELINDUNGI MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN
MENINGKATKAN
STANDAR KESELAMATAN DAN
KEAMANAN SERTA STANDAR
KEBERLANJUTAN LINGKUNGAN
2. LEPAS DARI MIDDLE INCOME TRAP
JUMLAH
593.000 7.657.000 4.010.000 603.000 1.225.000
INSINYUR 90.000 265.000
INSINYUR 25.309
/1 juta
penduduk
9.037
5.730 4.121
3.053 3.380 2.671 3.333
Dari berbagai sumber,,
tahun 2004 2007 Brazil China India Indonesia Korea Malaysia Thailand Vietnam
TAMBAHAN 600.000 450.000
IR/TAHUN 45.000 37.000 80.000 9.900 13.000 25.000
Tambahan 836
Ir/tahun
241 273 214 367 282
/1 juta 164 202
penduduk
Dari berbagai sumber,,
tahun 2004 2007
Brazil China India Indonesia Korea Malaysia Thailand Vietnam
KEM-
BANGKAN IKM IKM IKM IKM IKM
DAYA SAING &
92%
NILAI TAMBAH
KEMAJUAN BERKELANJUTAN
IPTEK IKM IKM
PENDIDIKAN TINGGI
TEKNIK, SAINS & PERTANIAN
5. MENGENDALIKAN KEBUTUHAN INSINYUR ASING
MP3EI, 2011
Liberalisasi ASEAN:
AEC 2015 termasuk,
Jasa Keinsinyuran
INDONESIA 2020
MALAYSIA 2025
OECD
Tinggi
KOMPOSISI (S1, D3,D4) 7,2% 14%20,3% 19% 40,3%
PENDIDIKAN
ANGKATAN Menengah 22,4% 36% 56,3% 44%
39,3%
(SMA-SMK)
KERJA 2010
Dasar 70,4% 24,3%
50% 20,4%
35%
(SD,SMP)
38 33
% Mahasiswa
Teknik & 24 25
17 15
Pertanian/
Keseluruhan
Dari berbagai sumber,,
tahun 2004 2007 Brazil China India Indonesia Korea Malaysia Thailand Vietnam
MENINGKATKAN MINAT PADA KEINSINYURAN
7. MENDORONG KERJASAMA TRIPLE HELIX
Menyerap Menyampaikan
umpan balik dan kebutuhan ristek
pengajar dengan dan modifikasi
pengalaman agar lebih
industri kompetitif
IKLIM YANG DIHARAPKAN MUNCUL:
KEMANDIRIAN & DAYA SAING GLOBAL
BERBASIS IPTEK dan KEINSINYURAN MENINGKAT
NILAI TAMBAH BERALIH KE TANAH AIR
a TERLINDUNGI
Malpraktek makin
minim
b DIAPLIKASIKAN
Kemandirian
teknologi meluas
c NASIONAL SDM TEKNIK
Keinginan pindah
ke LN berkurang
Remunerasi makin Lebih banyak Keberpihakan
proporsionil teknologi dikuasai nasional meningkat
Penerapan etika Modifikasi dan Selalu terjadi
profesi meluas efisiensi marak transfer teknologi
Standar keamanan Kesenjangan SDM
makin dipenuhi SISTEM INSINYUR yang makin terperbaiki
d GOOD GOVERNANCE
Yang setara global
makin banyak
Meminimalkan
kebutuhan tenaga
Lebih banyak yang insinyur asing
siap kerja
Pendidikan tinggi
teknik berstandar
125.000 120.000
2015-2020:
90.500 /thn?
/thn
100.000 Prediksi pertumbuhan
2010-2015:
75.000 57.000 76.000
/thn /thn
Kemungkinan
kekurangan
50.000 Insinyur tahun
50.000
2004: /thn? 2015-2025 hingga
1997: 45.000 2010:
21.000 10.000/tahun.
/thn 37.000
25.000 /thn /thn Akan diisi tenaga
teknik asing
ST
1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030
Perlu tingkatkan jumlah insinyur mengurangi kebutuhan insinyur asing.
Pra UU Keinsinyuran: Dari Survey Insinyur 2002)
2,5 3 3,5 4 4,5 5
KRITERIA ABET 2000 Harapan Industri
Persepsi Industri
Kemampuan penerapan ilmu dasar & 3,22 3,86
1 keinsinyuran
Kemampuan merancang dan melaksanakan 3,09 3,73
2 penelitian
Kemampuan rekayasa komponen, sistem atau 3,10 3,99
3 proses
Kemampuan menangani masalah keinsinyuran 4,26
4 3,18
5 Kemampuan berkerjasama antar kejuruan 3,37 4,48
Ketaatan pada kode etik ir dan tatalaku
6 profesional 3,25 4,15
Kemampuan interaksi sosial dan komunikasi
7 3,22 4,17
Pemahaman dampak sosial, lingkungan dan
8 global 3,09 3,43
Kesadaran dan kemampuan untuk senantiasa
9 belajar bagi peningkatan kemampuan 3,36 4,32
Pemahaman akan hal-ihwal mutakhir
10 3,10 3,90
Ketrampilan praktek keinsinyuran
11 3,16 3,89
DAYA SAING KONSTRUKSI
NASIONAL
DAYA SAING PRODUKTIFITAS
DAYA
SAING
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
BUJK ASEAN 4 7 10 14 14 14 16 13 16
BUJK NON-
ASEAN 103 125 160 108 181 184 193 237 262 286
Total BUJKA 103 129 167 118 195 198 207 253 275 302
350
300 302
275
250 253 BUJK
NON-
200 195 198 207 ASEA
167 286 N
150 262
129 237 BUJK
118 181 184 193 ASEA
100 103
160 N
125 108 Total
50 103
BUJKA
0 0 4 7 10 14 14 14 16 13 16
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Launch MP3EI
Ratifikasi AFAS ASEAN- ASEAN- 2011
1995 Korea AANZ
2005 2009
Ratifikasi ASEAN-China ASEAN-Japan ASEAN-
WTO 2004 2008 India
1994 2010
TOP 10 KONTRAKTOR DUNIA
TOP 10 KONTRAKTOR INDONESIA
13
SEKIAN
ADA PERTANYAAN?