Anda di halaman 1dari 29

ABSTRAK

Motor induksi adalah motor listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi
gerak dengan menggunakan medan listrik yang memiliki slip antara medan stator dengan
medan rotor. Sumber tegangan motor asinkron adalah sumber tegangan tiga phase yang
dihubungkan pada motor. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa selaku praktikan dapat
menentukan Arus (I), putaran motor (rpm), daya (P), dan slip serta besarnya efisiensi ()
motor pada keadaan berbeban dan pada saat beban nol. Peralatan yang digunakan pada saat
praktikum motor asinkron 3 fasa antara lain: motor asinkron 3 phase dan generator DC,
regulator, kapasitor, rectifier, panel board, tachometer, tangmeter, kabel. Pada percobaan
motor asinkron berbeban tanpa kapasitor, arus eksitasi 0,9 A dengan tegangan 228,3 V,
frekuensi 50 Hz, dan putaran 1497 rpm dapat menghasilkan daya sebesar 3028,61 watt dan
tingkat efisiensi sebesar 75,71% dengan prosentasi slip 0.2%. Putaran motor cenderung
menurun karena ditambah beban karena untuk mengatasi beban tersebut dibutuhkan daya
yang besar. Jadi, putaran motor berbanding terbalik dengan besar beban tersebut. Contoh
aplikasi motor asinkron 3 phase adalah pompa air laut, crane dan bow thruster. Terdapat
beberapa percobaan yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu percobaan motor asinkron
beban nol, motor asinkron beban nol dengan kapasitor, motor asinkron berbeban dan yang
terkhir yaitu motor asinkron berbeban dengan kapasitor.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Motor asinkron 3 phase merupakan motor yang paling banyak digunakan bidang
industri. Oleh sebab itu pengenalan mengenai bagian, fungsinya serta aplikasi dan
penggunaan motor ini sangatlah penting bagi marine engineer. Pada bidang marine
engineering sendiri banyak sistem yang menggunakan motor listrik sebagai komponen utama.
Sehingga prinsip kerja dari motor asinkron 3 phase serta penggunaannya penting untuk
dipahami bagi calon marine engineer sebagai penunjang dunia kerja nantinya.

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukannyampraktikum Motor Asinkron 3 Phase adalah sebagai berikut :

a) Menentukan besarnya arus pada tegangan nominal.


b) Menentukan besarnya putaran (rpm) pada tegangan nominal.
c) Menentukan besarnya daya motor baik untuk motor beban nol ataupun pada saat
motor berbeban.
d) Menentukan besarnya slip yang terjadi baik untuk motor beban nol ataupun pada
saat motor berbeban.
e) Menentukan besarnya daya motor, slip pada motor berbeban nol dan motor
berbeban pada putaran terbalik (ke kanan).
f) Menentukan besarnya efisiensi () motor pada keadaan berbeban atau pada saat
beban nol.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat disimpulkan dari praktikum Motor Asinkron 3 Phase
adalah sebagai berikut:

a) Berapa besar arus dan putaran pada tegangan nominal?


b) Berapa besar daya motor dan slip yang terjadi pada motor beban nol maupun motor
berbeban?
c) Berapa besar daya motor dan slip yang terjadi pada motor beban nol maupun motor
berbeban pada saat putaran terbalik?
d) Berapa besar efisiensi motor pada keadaan berbeban maupun beban nol?

1.4
BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Definisi
Hampir 70 % mesin yang digunakan di bidang perindustrian saat ini adalah motor
asinkron 3 phase, motor ini merupakan merupakan motor listrik yang menggunakan aliran
listrik 3 phase sebagai sumber daya dari motor tersebut. Motor listrik lainnya dapat dibedakan
berdasarkan sumber tegangannya, motor lstrik dibagi menjadi dua, yakni motor listrik AC
dan DC. Sedangkan motor listrik AC sendiri terdiri dari motor listrik listrik sinkron dan
asinkron yang masing masing dari motor listrik AC tersebut memiliki 1 phase dan 3 phase.

Gambar 1. Klasifikasi Motor Listrik


Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/wp-content/uploads/2012/07/Klasifikasi-
Jenis-Motor-Listrik

2.2 Bagian Motor Asinkron 3 phase


Gambar 2

Sumber : http://luqman96.files.wordpress.com/2009/07/motor-asinkron-3-f.ppt
Didalam motor asinkron sendiri terdapat banyak bagian, namun komponen utama dari
motor ini adalah stator dan rotor. Pada saat proses kerja stator merupakan bagian yang tidak
bergerak atau berputar, sedangkan rotor adalah bagian yang berputar. Rotor terpisah oleh
celah udara (air gap) dari stator dengan jarak dari 0,4 mm sampai 4 mm, tergantung pada
daya motor tersebut.

Gambar 3. Stator dan Rotor


Sumber : http://www.learnengineering.org/2013/08/three-phase-induction-motor-
working-squirrel-cage.html
a. Stator
Stator adalah bagian yang tidak bergerak. Inti stator terdiri dari lapisan-lapisan plat
baja beralur yang didukung dalam rangka stator yang terbuat dari besi bundar
berlaminasi. Lilitan-lilitan atau kumparan stator mempunyai beberapa buah kutub, jumlah
kutub ini menentukan kecepatan motor tersebut. Semakin banyak jumlah kutubnya maka
putaran yang terjadi semakin rendah.

Gambar 4. Stator
Sumber : http://www.learnengineering.org/2013/08/three-phase-induction-motor-working-
squirrel-cage.html
b. Rotor
Rotor merupakan bagian yang berputar pada motor listrik, ada dua macam
rotor yakni rotor belitan (wound rotor) dan rotor sangkar tupai (squirrel cage rotor).

- Rotor belitan adalah tipe motor induksi yang memiliki rotor terbuat dari
lilitan yang sama dengan lilitan stator.

- Rotor sangkar tupai adalah tipe motor induksi dimana konstruksi


rotor terdiridari beberapa batangan logam yang melewati slot
pada rotor motor induksi. Motor asinkron lebih banyak
menggunakan rotor sangkar tupai dikarenakan lebih sederhana
dan perawatannya lebih mudah untuk dilakukan.

Gambar 5
Sumber : http://ajibx1.blogspot.com/2013_10_01_archive.html

2.3 Perbedaan dengan motor lain


Motor Listrik DC Motor Listrik AC
Sumber arus DC Sumber arus AC

Harga Lebih mahal Harga lebih murah

Daya yang dihasilkan besar Daya yang dihasilkan lebih kecil

Torsi uang dihasilkan lebih rendah Torsi uang dihasilkan lebih tinggi

Kecepatan putaran dapat diatur Kecepatan putaran konstan


Tabel 1. Perbedaan motor listrik DC dan AC

Motor Listrik Sinkron Motor Listrik Asinkron


Tidak memiliki self starting torque Memiliki self starting torque

Kecepatan motor tidak terpengaruh oleh Kecepatan motor dipengaruhi beban


beban

Harga lebih mahal Harga lebih murah


Efisiensi lebih tinggi Efisiensi lebih rendah

Memerlukan eksitasi DC Tidak memerlukan eksitasi DC


Tabel 2. Perbedaan motor listrik sinkron dan asinkron

Motor Listrik 1 phase Motor Listrik 3 phase


Menggunakan 2 buah kabel (N & Menggunakan 5 buah kabel (R,S,T,N dan
R/S/T) grounding)

Self starting
Memerlukan kapasitor untuk
starting Daya yang dihasilkan lebih besar

Daya yang dihasilkan lebih kecil Bila di hubungkan sumber tegangan bolak
balik menghasilkan medan putar
Bila di hubungkan sumber tegangan bolak
balik tidak menghasilkan medan putar Konstruksi rumit

Konstruksi sederhana Digunakan di industri besar

Digunakan di rumah-rumah
Tabel 3. Perbedaan motor listrik asinkron 1 phase dan 3 phase

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Motor Induksi 3 Phase


Data berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kelemahan motor asinkron 3
phase dibandingkan dc motor dan motor sinkron :
Kelebihan Motor Asinkron
1. Mempunyai konstruksi yang kuat dan sederhana.
2. Relatif lebih murah harganya bila dibandingkan dengan jenis motor
yang lainnya karena tidak membuthkan sikat, komutator dan cincin slip.
3. Menghasilkan putaran yang konstan.
4. Perawatannya lebih mudah dan murah dibandingkan dengan dc motor
dan motor sinkron.
5. Untuk memulainya tidak memerlukan motor lain sebagai penggerak
awal karena mempunyai self starting torque.
6. Dapat dioperasikan diberbagai tempat dan lingkungan, bahkan
lingkungan yang tercemar dan mudah terbakar, karena tidak membutuhkan
sikat yang dapat menimbulkan percikan api karena gesekan.
7. Arah putaran dapat dibalik sesuai kebutuhan dengan cara menukarkan
dua dari tiga line daya utama pada motor.

Kekurangan Motor Asinkron


1. Kecepatan putarannya sulit diatur.
2. Arus start yang cukup tinggi, berkisar antara 5 s/d 6 kali arus nominal
3. Putaran akan turun bila beban bertambah
4. Torsi start kecil serta arus yang mengalir tidak teratur, sehingga tidak cocok
untuk digunakan untuk sistem yang membuthkan torsi start besar seperti
sistem traksi.
2.5 Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Phase

Pada saat tegangan dihubugkan ke stator, maka stator akan menghasilkan fluks
magnet yang mengakibatkan medan putar, medan putar tersebut akan memotong batang
konduktor pada rotor. Selanjutnya akan muncul GGL induksi dari batang konduktor, GGL
induksi ini muncul dikarenakan perbedaan nilai antara medan putar stator (ns) dengan
kecepatan berputar rotor (nr). Karena pada rotor dan stator merupakan rangkaian yang
tertutup maka GGL akan mengahasilkan arus yang menimbulkan gaya pada rotor.
Adapun untuk menghitung kecepatan medan putar yang dihasilkan adalah :
Ns = 120 f/P atau Ns = 60f/p
Keterangan:
ns = kecepatan medan putar stator (rpm)
f = frekuensi (Hz)
P = pada persamaan adalah jumlah kutub (pole)
p = pada persamaan adalah jumlah pasang kutub (pole)

Gambar 6 Prinsip Kerja Motor Asinkron 3 Fasa

Sumber : http://circuitbooks.files.wordpress.com/2012/10/image008.jpg

Sementara untuk menghitung slip atau perbedaan antara ns dan nr adalah :


nsnr
x 100 .
ns

Keterangan:
ns = kecepatan medan putar stator
nr = kecepatan berputar rotor

Bila nr = ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada kumparan jangkar
rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor akan timbul apabila nr < ns.

Gambar 7 Slip pada Motor Induksi Tiga Fasa

Sumber : http://circuitbooks.files.wordpress.com/2012/10/image009.jpg

2.6 Pengaturan putaran motor asinkron

2.6.1. Pengaturan kecepatan putaran motor asinkron


Pada umumya, motor induksi berputar dengan kecapatan konstan. Namun
pada penggunaan tertentu, perlu adanya pengaturan putaran. berdasarkan
persamaan
120 f
ns
p
Keterangan : ns = kecepatan
stator
f = frekuensi maka kecepatan dapat diatur
p = jumlah kutub dengan mengubah jumlah
kutub, mengubah frekuensi dan mengatur tahan luar. Perubahan jumlah kutub (p)
akan mempengaruhi putaran jumlah kutub dapat dirubah dengan merencanakan
kumpara stator.

- Pengaruh Frekuensi Terhadap Kecepatan Motor

Pengaruh besar frekuensi akan berbanding lurus dengan kecepatan


motor, semakin besar pula kecepatan motor yang dihasilkan. Untuk lebih
jelasnya mengapa hal ini bisa terjadi perhatikan skema dibawah ini :
V/Q R
+ S
t (waktu) T
-

t1 t2 Frekuensi 1 Hz

R
V/Q S
+ T
t (waktu)
-

t1 t2Frekuensi 3 Hz

Dari skema diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk frekuensi 2 Hz ,


putaran motor lebih cepat dari pada untuk frekuensi 1 Hz dalam waktu t1 dan
t2

- Pengaruh Kutub Terhadap Kecepatan Motor

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa semakin besar jumlah


kutub maka semakin kecil pula kecepatan motor yang dihasilkan. Untuk lebih
jelasnya mengapa hal ini bisa terjadi perhatikan skema dibawah ini :

R
V/Q S
T
+
t (waktu)
-

t1 t2

Putaran dengan 2 kutub

R R
- -
T + S T - S
- -

S + - T S + + T
+ +
R R
R
V/Q S
+ T
t (waktu)
-

t1 t2

Putaran dengan 4 kutub

R S t1 R S t2
T T
T + + T + +
- + + -
R
- R -
S - S -
- S - S
R - - R - +
+ + + T - + + T
T T
S S

2.6.2. .Membalik arah putaran

Cara yang sering dilakukan dalam pengaturan arah putaran motor asinkron
adalah dengan menukar salah satu kabel phase dengan phase yang lainnya yang
terhubung pada belitan stator motor induksi. Hal ini dikarenakan pada praktek
industri mesin-mesin tidak hanya bergerak satu arah saja. Untuk ilustrasinya
perhatikan gambar dibawah ini :

Gambar 8. Pengaturan arah putaran motor asinkron dengan menukar fasa


Sumber : http://aank123.files.wordpress.com

Contohnya apabila fasa yang masuk (MC1) adalah R-S-T dengan arah putaran
searah dengan jarum jam maka dapat ditukar R-T-S ataupun T-S-R sehingga
motor akan berputar berlawanan jarum jam (MC2).
2.7 Aplikasi Motor Asinkron 3 fasa pada Dunia Marine

Nama Gambar Kegunaan


Marine water Pompa ini digunakan
pump motor untuk memindahkan fluida
khususnya air laut yang
nantinya disedot menuju
kapal dan digunakan
untuk berbagai keperluan.

Motor pada Bow thruster adalah


propeller yang diletakkan
Bow trhuster
dibagian depan kapal dan
digunakan untuk
membantu kapal
bermanuver untuk arah
kanan kiri

Chiller Chiller adalah mesin pendingin


yang digunakan untuk mengatur
suhu udara dari ruangan-ruangan
yang ada dikapal juga dapat
digunakan sebagai pendingin
provision store atau tempat
penyimpanan stok makanan.

Compressor Compressor adalah alat yang


dapat menghasilkan udara
bertekanan yang pada kapal
nantinya dapat digunakan sebagai
starting air, sea chest blowpipe,
air horn dan lain lain.
Crane Digunakan untuk kegiatan
mengangkut alat-alat berat (heavy
lifting equipment) dari suatu
tempat ke tempat lain.

BAB 3
DATA PRAKTIKUM

3.1 Peralatan dan Fungsi


No Alat Fungsi
1. Motor Asikron 3 Phase Mengubah energi listrik
Spec: menjadi energi mekanik.
a. ( K M E R B 112 M 4 )
b. Daya motor = 4 kW IP 53
c. Tegangan jala = 220 V 380 V
d. Tegangan phase = 380 V
e. Putaran motor = 1430 rpm IM B3
f. Berat motor = 32 kg
g. Sumber tegangan = 3 ~ (3 phase)
h. Arus nominal= 5.3 A
i. Arus phase = 8.85 A
j. Frekuensi motor = 50 Hz
k. Cos = 0.83
2. Tangmeter Mengukur arus yang mengalir
3. Tachometer Mengukur putaran

4. Rectifier Menyearahkan arus

5. Kabel Menghantarkan listrik

6. Kapasitor Menyimpan arus


7. Panel Board Menunjukkan frekuensi,
tegangan antar phase, tegangan
jala dan rangkaian saklar

8. Regulator Mengatur besarnya arus


eksitasi yang masuk pada
generator

9. Generator Mengubah energi gerak


menjadi energi listrik

3.2 Langkah Percobaan


3.2.1. Motor Asinkron 3 phase beban nol
1. Membuat rangkaian seperti pada gambar 18
2. Menghidupkan saklar
3. Mengukur arus star dengan tang amperemeter, arus nominal,
tegangan jala-jala, tegangan phase, frekuensi, dan putaran motor
4. Membalik phase R dan S untuk membalik putaran ke arah
berlawanan
5. Mengulangi langkah no.3

Gambar 9. Rangkaian Motor Asinkron Beban Nol

3.2.2. Motor Asinkron 3 Phase beban nol dengan kapasitor

1. Membuat rangkaian seperti pada gambar 19.


2. Menghidupkan saklar
3. Menambahkan kapasitor sebagai beban pada sumber tegangan.
4. Mengukur arus star dengan tang amperemeter, arus nominal,
tegangan jala-jala, tegangan phase, frekuensi, dan putaran motor.
5. Membalik phase T dan S untuk membalik putaran ke arah
berlawanan
6. Mengulangi langkah no.3
Gambar 10. Rangkaian Motor Asinkron Beban Nol dengan Kapasitor

3.2.3. Motor Asinkron 3 Fasa Berbeban Tanpa Kapasitor

1. Membuat rangkaian seperti pada gambar 20.


2. Menghidupkan saklar
3. Menambah arus eksitasi (arus pembebanan yang masuk ke
kumparan medan) sebesar 0,1; 0,3 ; 0,5 ; 0,7 ; 0,9 dengan
mengaturnya menggunakan regulator
4. Mengukur arus star dengan tang amperemeter, arus nominal,
tegangan jala-jala, tegangan phase, frekuensi, dan putaran motor
Gambar 11. Rangkaian Motor Asinkron 3 Fasa Berbeban Tanpa Kapasitor

3.2.4. Motor Asinkron 3 Fasa Berbeban dengan Kapasitor

1. Membuat rangkaian seperti pada gambar 21


2. Menghidupkan saklar
3. Menambahkan kapasitor sebagai beban pada sumber tegangan
4. Menambah arus eksitasi (arus pembebanan yang masuk ke
kumparan medan) sebesar 0,1; 0,3 ; 0,5 ; 0,7 ; 0,9 dengan
menhgaturnya menggunakan regulator
5. Mengukur arus star dengan tang amperemeter, arus nominal,
tegangan jala-jala, tegangan phase, frekuensi, dan putaran motor

Gambar 1. Rangkaian Motor Asinkron Berbeban dengan Kapasitor


3.3 Data Hasil Percobaan

Motor Asinkron Beban Nol

Tegangan antar Putara


Tegangan Jala Arus beban nol Frek Daya
Putaran phasa n
R0 S0 T0 IR IS IT RS ST TR (Hz) (Rpm) Watt
5,1 39 39
Kanan 50 1499
222 222 230 4 5,29 5,68 390 2 5
5,2 39 39
Kiri 50 1503
225 223 230 2 5,5 5,65 395 7 7

Motor Asinkron Beban Nol dengan Kapasitor

Tegangan antar Putara


Tegangan Jala Arus beban nol Frek Daya
Putaran phasa n
R0 S0 T0 IR IS IT RS ST TR (Hz) (Rpm) Watt
34 39
Kanan 50 1501
225 190 230 5,4 5,55 5,78 365 5 5
5,1 39 39
Kiri 50 1498
225 223 230 6 5,41 5,7 391 5 8

Motor Asinkron Berbeban

Tegangan antar
Arus Tegangan Jala Arus beban nol Frek Rpm Daya
phasa
Eksitasi RO SO TO IR IS IT RS ST TR (Hz) Watt
0,1 223 223 230 5,26 5,55 5,76 395 398 399 50 1496
0,3 225 225 235 5,38 5,61 5,91 399 400 400 50 1495
0,5 228 228 232 5,24 5,6 5,75 399 400 400 50 1493
0,7 228 228 233 5,5 5,59 5,76 398 399 399 50 1492
0,9 228 225 232 5,33 5,69 5,76 398 399 399 50 1494

Motor Asinkron Berbeban dengan kapasitor

Tegangan antar
Arus Tegangan Jala Arus beban nol Frek Rpm Daya
phasa
Eksitasi RO SO TO IR IS IT RS ST TR (Hz) Watt
0,1 225 225 230 5,25 5,55 5,81 395 398 399 50 1495
0,3 225 225 228 5,3 5,55 5,83 395 399 398 50 1493
0,5 228 225 230 5,31 5,51 5,84 397 398 399 50 1497
0,7 228 225 231 5,3 5,47 5,79 395 398 398 50 1494
0,9 229 224 232 5,32 5,42 5,84 396 399 399 50 1497
BAB 4
ANALISA DATA

4.1 Perhitungan
Contoh Perhitungan 1. Motor Asinkron Beban Nol

Putaran Ke Kiri Putaran Ke Kanan


Daya(P) = 3.Vjala. I.cos Daya(P)= 3. Vjala.I. cos

= 3 x 222 x 5,37 x = 3 x 225 x 5,457 x


0.8 0.8

= 2895,5 watt = 2959,7 watt

ns = 120f/p = 120x50/4 = ns = 120f/p = 120x50/4 =


1500 1500
Slip= ns-nr / ns x 100% Slip = ns-nr / ns x 100%

= 1500 1499 / 1500 x = 1500 1503 / 1500 x


100% 100%

= 0,067 % = 0,2 %

= Poutput/Pinput x 100% = Poutput/Pinput x 100%

= 2895,5/4000 x 100% = 2959,7/4000 x 100%

= 72 % = 74 %

Tega
Tega Arus ngan
Putar Putar Day
ngan beba antar Frek slip
an an a
Jala n nol phas
a

R0 S0 T0 IR IS IT RS ST TR (Hz) (Rpm) Watt


22 22 23 5,1 5,2 5, 39 39 2895,
Kanan 50 1499 0,07% 72%
2 2 0 4 9 7 390 2 5 5
22 22 23 5,2 5, 39 39 2959,
Kiri 50 1503 0,20% 74%
5 3 0 2 5,5 7 395 7 7 7
Percobaan Motor Asinkron Beban Nol

Perhitungan 2. Motor Asinkron Beban Nol dengan Kapasitor


Putaran berlawanan
Putaran searah - Kiri
arah - Kanan
Daya(P) = 3.Vjala. I. cos Daya(P)= 3. Vjala.I. cos

= 3 x 220 x 5,57 x = 3 x 230 x 5,42 x


0.8 0.8

= 2877,56 watt = 2941,62 watt

ns = 120f/p = 120x50/4 = ns = 120f/p = 120x50/4 =


1500 1500
Slip= ns-nr / ns x 100% Slip = ns-nr / ns x 100%

= 1500 1501 / 1500 x = 1500 1498 / 1500 x


100% 100%

= 0,067 % = 0,13 %

= Poutput/Pinput x 100% = Poutput/Pinput x 100%

= 2842,4/4000 x 100% = 3056,24/4000 x 100%

= 72 % = 73 %

Percobaan Motor Asinkron Beban Nol dengan Kapasitor

Tegangan antar
Putara Tegangan Jala Arus beban nol Frek Putaran Daya slip
phasa
n
R0 S0 T0 IR IS IT RS ST TR (Hz) (Rpm) Watt
22 19 23 5,5 5, 34 39 2877,
Kanan 50 1501 0,07% 72%
5 0 0 5,4 5 8 365 5 5 56
22 22 23 5,1 5,4 5, 39 39 2941,
Kiri 50 1498 0,13% 73%
5 3 0 6 1 7 391 5 8 62

Contoh Perhitungan 3. Percobaan Motor Asinkron Berbeban tanpa Kapasitor

Pada arus eksitasi 0,1 A

P = 3. Vjala.I. cos

= 3 x 220 x 5,866 x 0,8

= 3097,6 watt

120 f 1 120 50
ns
p 4
Slip
= 1500 rpm
nr = 1498 rpm
S = (ns-nr )/ ns x 100 %
S = (1500-1498)/1500 x 100 %
=0,1%
Efisiensi

= Poutput/Pinput x 100%

= 3097,6 /4000 x 100%

= 77,4 %
Dengan cara yang sama maka diperoleh hasil seperti pada tabel
berikut:
Percobaan Motor Asinkron Berbeban tanpa Kapasitor
Tegangan antar
Arus Tegangan Jala Arus beban nol Frek Daya
phasa
Rpm Slip
Eksitas
RO SO TO IR IS IT RS ST TR (Hz) Watt
i
22 22 23 5,2 5,5 5, 2987, 0,27 74,68
0,1 50
3 3 0 6 5 8 395 398 399 1496 02 % %
22 22 23 5,3 5,6 5, 3087, 0,33 77,18
0,3 50
5 5 5 8 1 9 399 400 400 1495 07 % %
22 22 23 5,2 5, 3043, 0,47 76,09
0,5 50
8 8 2 4 5,6 8 399 400 400 1493 71 % %
22 22 23 5,5 5, 3095, 0,53 77,40
0,7 50
8 8 3 5,5 9 8 398 399 399 1492 91 % %
22 22 23 5,3 5,6 5, 3065, 0,40 76,63
0,9 50
8 5 2 3 9 8 398 399 399 1494 15 % %

Dengan cara yang sama maka diperoleh hasil seperti pada tabel
berikut:
Percobaan Motor Asinkron Berbeban dengan Kapasitor
Tegangan antar
Arus Tegangan Jala Arus beban nol Frek Daya
phasa
Rpm Slip
Eksitas
RO SO TO IR IS IT RS ST TR (Hz) Watt
i
22 22 23 5,2 5,5 5, 3011, 0,33 75,30
0,1 50
5 5 0 5 5 8 395 398 399 1495 95 % %
22 22 22 5,5 5, 3015, 0,47 75,39
0,3 50
5 5 8 5,3 5 8 395 399 398 1493 74 % %
22 22 23 5,3 5,5 5, 3034, 0,20 75,86
0,5 50
8 5 0 1 1 8 397 398 399 1497 34 % %
22 22 23 5,4 5, 3020, 0,40 75,51
0,7 50
8 5 1 5,3 7 8 395 398 398 1494 54 % %
22 22 23 5,3 5,4 5, 3028, 0,20 75,72
0,9 50
9 4 2 2 2 8 396 399 399 1497 61 % %
4.2 Grafik

Dari hasil data percobaan dapat dibuat suatu grafik sebagai berikut:

Hubungan Arus Eksitasi terhadap Putaran


1498
tanpa kapasitor
1496
Linear (tanpa
1494 kapasitor)
RPM 1492 dengan kapasitor
1490 Linear (dengan
kapasitor)
1488
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Arus Eksitasi

1. Arus eksitasi dengan


putaran pada motor berbeban dengan kapasitor dan tanpa kapasitor
Putaran motor yang terjadi pada saat dilakukannya percobaan tanpa kapasitor
akan semakin rendah seiring bertambahnya arus eksitasi namun juga sempat naik
diakhir, sementara pada saat kapasitor digunakan putaran yang terjadi adalah
fluktuatif

2. Arus eksitasi dan efisiensi pada motor berbeban dengan kapasitor dan tanpa
kapasitor

Hubungan Arus Eksitasi terhadap Daya


3150
tanpa kapasitor
3100
Linear (tanpa
3050 kapasitor)
Daya 3000 dengan kapasitor
2950 Linear (dengan
2900 kapasitor)
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Arus Eksitasi

Grafik yang terjadi pada saat arus eksitasi bertambah tanpa menggunakan kapasitor
daya yang dihasilkan fluktuatif namun cenderung naik, sementara pada saat
menggunakan kapasitor sebagai beban daya yang dihasilkan relatif konstan.
Hubungan Arus Eksitasi terhadap Efisiensi
0.78
tanpa kapasitor
0.77
Linear (tanpa
0.76 kapasitor)
Efisiensi 0.75 dengan kapasitor
0.74 Linear (dengan
0.73 kapasitor)
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Arus Eksitasi

3. Arus eksitasi
dan efisiensi pada motor berbeban dengan kapasitor dan tanpa kapasitor

Grafik nomor 3 sama halnya dengan grafik nomor 2 dikarenakan efisiensi disini
adalah nilai daya/4000, dimana hasil grafik nantinya perbandingannya tetap sama dengan
daya yang dihasilkan.
4. Arus eksitasi dan slip pada motor berbeban dengan kapasitor dan tanpa
kapasitor

Hubungan Arus Eksitasi terhadap Slip


0.01 tanpa kapasitor
Linear (tanpa
0
kapasitor)
Slip dengan kapasitor
0
Linear (dengan
0 kapasitor)
0 0.20.40.60.8 1
Arus Eksitasi

Grafik yang ditunjukkan perbandingan antara arus eksitasi dengan slip tanpa kapasitor
menunjukkan grafik nilai slip yang meningkat seiring arus eksitasi meningkat kecuali pada
arus eksitasi 0,9 yang mungkin disebabkan kesalahan pengukuran, sementara pada saat
pengukuran dengan kapasitor nilai slip fluktuatif dengan kecenderungan menurun.

4.3 Pembahasan

1. Tanpa beban
Pada percobaan beban nol dapat dilihat bahwa nilai arus yang
mengalir pada putaran kanan maupun kiri memiliki beda nilai yang
mendekati. Namun untuk tegangan fase dan tegangan jala bernilai
relative sama yaitu masing-masing bernilai sekitar 220 V dan 250 V serta
392 V dan 397 V.

2. Tanpa beban dengan capasitor


Secara teoritis penggunaan kapasitor pada motor menyebabkan
konsumsi daya kerja yang lebih kecil, sebab fungsi kapasitor adalah
menaikkan faktor daya yang berarti pengefektifan penggunaan daya
untuk menggerakkan rotor. Namun pada hasil percobaan diperoleh hasil
adalah fluktuatif. Hal ini kemungkinan besar disebabkan pengukuran nilai
arus yang tidak teliti.

3. Penjelasan grafik arus rata-rata dan putaran


Secara teori diketahui bahwa semakin besar putaran maka semakin besar
arus yang dihasilkan, namun pada praktikum diperoleh hasil yang
mempunyai nilai garis yang fluktuatif. Hal ini sangat dipengaruhi oleh
proses pencatata arus dengan tang ampere yang tidak teliti ataupun
kesalahan pengukuran.

4. Penjelasan grafik daya dengan arus eksitasi


Secara teori jika arus eksitasi yang diberikan semakin besar maka daya
output memiliki nilai yang semakin besar. Hal ini terbukti dengan grafik
yang menunjukkan trend line cenderung naik.

5. Penjelasan grafik efisiensi dengan arus eksitasi


Berdasarkan teori dan rumus efisiensi dapat diketahui bahwa nilai dari
efisiensi sangat bergantung dengan daya output motor. Semakin besar
daya output maka semakin besar pula nilai dari efisiensi. Oleh sebab itu
sesuai dengan grafik sebelumnya yang menunjukkan nilai daya meningkat
seiring arus eksitasi maka grafik efisiensi dengan arus eksitasi
menunjukkan trend line naik juga. Slip ring menjadi negatif disebabkan
oleh saat pengambilan data yang kurang teliti atau dikarenakan alatnya
kurang berfungsi sempurna.

6. Penjelasan grafik slip dengan arus eksitasi


Secara teori semakin besar arus maka semakin besar putaran, sehingga
semakin kecil pula slip yang terjadi. Namun, pada praktikum nilai slip
semakin meningkat sesuai dengan kenaikan arus eksitasi. Hal ini
kemungkinan besar disebabkan kesalahan pencatatan data putaran pada
saat praktikum. Slip ring menjadi negatif disebabkan oleh saat
pengambilan data yang kurang teliti karena alatnya kurang berfungsi
sempurna.

7. Pada praktikum, Tegangan antarphase berfungsi sebagai Tegangan line.


Sedangkan Tegangan phase sendiri di dalam praltikum adalah tegangan
jala.
BAB 5
KESIMPULAN

Setelah menjalani praktikum motor asinkron 3 phase kesimpulan yang dapat praktikan
ambil adalah :
1. Motor asinkron 3 phase merupakan bagian dari motor listrik AC jenis motor asinkron.
2. Bagian-bagian utama dari motor asinkron 2 fasa adalah rotor dan stator.
3. Motor asinkron 3 pahse dapat melakukan starting sendiri karena perbedaan derajat dari
ketiga fasa sumber tegangan.
4. Motor asinkron 3 phase bekerja dengan cara mengalirkan listrik ke stator yang memiliki 3
belitan dimana stator akan menghasilkan medan putar. Kemudian terjadi induksi pada
rotor dan interaksi torsi yang menghasilkan putaran. Medan putar stator tersebut akan
memotong batang konduktor pada rotor sehingga timbul ggl induksi.
5. Pengaturan arah putaran motor 3 fasa dilakukan dengan menukar urutan dua fasa dari
ketiga fasa tersebut. Sebagai contoh R-S-T diubah menjadi S-R-T sehingga putaran motor
dapat diubah dari kanan ataupun kiri
6. Pengaturan kecepatan dapat dilakukan dengan mengubah frekuensi dari motor dan
mengurangi jumlah kutub motor.
7. Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa dengan menggunakan kapasitor yang
dapat digunakan untuk menyimpan arus maka nilai dari arus dan daya menjadi
meningkat.

Anda mungkin juga menyukai