Anda di halaman 1dari 10

Gaya Van der Waals

BAB I
PENDAHULUAN
1. DEFENISI IKATAN KIMIA
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam gaya interaksi
tarik-menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomic atau
poliatomik menjadi stabil. Ikatan kimia pada prinsipnya berasal dari interaksi antar electron-
elektron yang ada pada orbit luar, atau orbit yang terisi sebagian atau orbit bebas dalam atom
lainnya.
Ikatan kimia terbagi atas :
Ikatan antar atom :
Ikatan Ionik : ialah ikatan yang terbentuk antara unsure logam dan non-logam dengan perbedaan
keelektronegatifan yang sangat besar membentuk kation dan anion melalui gaya elektrostatik.
Ikatan Kovalen : ialah ikatan kimia diantara dua atom atau lebih unsure non-logam dengan non-
logam melalui penggunaan bersama pasangan elektron.
Ikatan Logam : ialah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik antara muatan
positif dari ion-ion logam dengan muatan negative dari electron-elektron yang bebas bergerak
dalam logam tersebut.
Ikatan antar molekul :
Ikatan Hidrogen : ialah gaya tarik menarik antara atom H dengan atom lain yang mempunyai
keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa yang sama. Kekuatan ikatan hidrogen
ini dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari atom-atom penyusunnya. Semakin besar
perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen yang dibentuknya.

Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari senyawa tersebut. Semakin
besar perbedaan keelektronegatifannya maka akan semakin besar titik didih dari senyawa
tersebut. Namun, terdapat pengecualian untuk H2O yang memiliki dua ikatan hidrogen tiap
molekulnya. Akibatnya, titik didihnya paling besar dibanding senyawa dengan ikatan hidrogen
lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki beda keelektronegatifan terbesar.
Ikatan Van der Waals : ialah gaya tarik-menarik antara atom atau molekul, dimana gaya ini relatif
jauh lebih lemah dibandingkan gaya yang timbul karena ikatan valensi dan besarnya gaya ini
ialah 10-7 kali jarak antara atom-atom atau molekul-molekul.

2. LATAR BELAKANG VAN DER WAALS


Van Der Waals lahir di Leiden, Belanda, sebagai putera Jacobus Van Der Waals dan
Elisabeth Van Den Burg. Ia menjadi guru sekolah, dan kemuian diizinkan belajar di universitas,
karena kurangnya pendidikan dalam bahasa-bahasa klasik. Ia belajar dari 1862 hingga 1865,
mendapat gelar dalam matematika dan fisika. Ia menikah dengan Anna Magdalena Smit dan
memiliki 3 putri dan 1 putra.
Pada 1866, ia menjadi direktur sekolah dasar di den Haag. Pada 1873, ia mendapatkan gelar
doktor di bawah Pieter Rijke atas tesisnya yang berjudul Over de Continuteit van den Gas- en
Vloeistoftoestand (Pada Kontinuitas Keadaan Gas dan Cair). Pada 1876, ia diangkat sebagai
profesor pertama di Universitas Amsterdam. Van Der Waals meninggal di Amsterdam pada 1923.

BAB II
2.1 Defenisi Ikatan Van Der Waals
Johannes Diderik van der Waals (23 November 1837 8 Maret 1923) ialah ilmuwan
Belanda yang terkenal atas karyanya pada persamaan gas cairan, sehingga ia memenangkan
Penghargaan Nobel dalam Fisika pada 1910. van der Waals adalah yang pertama menyadari
perlunya mengingat akan volume molekul dan gaya antarmolekul (kini disebut gaya van der
Waals) dalam mendirikan hubungan antara tekanan, volume, dan suhu gas dan cairan.
Gaya van der Waals dalam ilmu kimia merujuk pada jenis tertentu gaya antar molekul.
Istilah ini pada awalnya merujuk pada semua jenis gaya antar molekul, dan hingga saat ini masih
kadang digunakan dalam pengertian tersebut, tetapi saat ini lebih umum merujuk pada gaya-gaya
yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol.
Gaya Van Der Waals terjadi akibat interaksi antara molekul-molekul non polar (Gaya
London), antara molekul-molekul polar (Gaya dipole-dipol) atau antara molekul non polar
dengan molekul polar (Gaya dipole-dipol terinduksi). Ikatan Van Der Waals terdapat antar
molekul zat cair atau padat dan sangat lemah. Gaya Van Der Waals dahulu dipakai untuk
menunjukkan semua jenis gaya tarik-menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada gaya-
gaya yang timbul dari polarisasi molekul yang terlemah menjadi dipole seketika. Pada saat
tertentu, molekul-molekul dapat berada dalam fase dipole seketika ketika salah satu muatan
negative berada di sisi tertentu. Dalam keadaan dipol ini, molekul dapat menarik atau menolak
electron lain dan menyebabkan atom lain menjadi dipole. Gaya tarik menarik yang muncul sesaat
ini merupakan gaya Van Der Waals.
Karena gaya ini sangat lemah maka zat yang mempunyai ikatan van der waals akan
mempunyai titik didih yang sangat rendah. Meskipun demikian gaya van der waals bersifat
permanen dan lebih kuat dari gaya london. Contoh gaya van der waals terdapat pada senyawa
hidrokarbon. Misalnya pada senyawa CH4. Perbedaan keelektronegatifan C (2,5) dengan H (2,1)
sangat kecil, yaitu sebesar 0,4.
Senyawa-senyawa yang mempunyai ikatan van der waals akan mempunyai titik didih
sangat rendah, tetapi dengan bertambahnya Mr Ikatan akan makin kuat sehingga titik didih lebih
tinggi. Contohnya, titik didih C4H10>C3H8>C2H6>CH4. Contoh lainnya terdapat pada Br2 dan I2.
Br2 berwujud cair tetapi mudah menguap dan I2 berwujud gas tetapi mudah menyublim. Hal ini
disebabkan karena ikatan antara molekul Br2 dan I2 adalah ikatan van der waals.

Kristal Molekul
Dalam bentuk gas (seperti N2, O2, CL2) dan hampir semua zat organic berupa molekul-molekul
tunggal dengan ikatan kovalen. Gaya tarik antara molekul-molekul ino sangat lemah. Hal ini
terbukti dari kenyataan bahwa gas-gas nyata tidak mengikuti hokum gas ideal :
PV = nRT
Gaya antar molekul ini disebut gaya Van Der Waals. Dengan adanya gaya-gaya ini memberikan
koreksi pada persamaan ideal untuk gaya sejati.
Dimana :
P = Tekanan Gas
V = Volume gas
T = Temperatur (K)
a dan b = tetapan
R = Tetapan Gas Umum
Dalam keadaan cair dan keadaan padat, gaya-gaya ini lebih besar. Seperti telah
dijelaskan, zat-zat di atas membentuk Kristal molekuler. Satuan-satuan dalam Kristal molekuler
seperti chlor, benzene, dsb. Untuk atom atau molekul-molekul kecil, struktur kristalnya biasanya
tersusun rapat (close packed) karena gaya Van Der Waals tidak mempunyai arah dalam ruang.
Struktur ini terdapat pada gas-gas mulia, Halogen, H 2, N2, 02, CO2, HCl, HBr, CH4, C2H6, NH3,
PH3, dan H2S

2.2 Klasifikasi Gaya Van der Waals


Gaya Van Der Walls dapat dibagi berdasarkan jenis kepolaran molekulnya, yaitu :
1. Interaksi ion dipole
Gaya antarmolekul ini terjadi antara ion dan senyawa kovalen polar. Ketika dilarutkan dalam
senyawa kovalen polar, senyawa ion akan terionisasi menjadi ion positif dan ion negatif. Ion
positif akan tarik menarik dengan dipol negatif, dan sebaliknya.
Selain gaya ion-dipol, juga dikenal gaya ion-dipol sesaat, dimana terjadi dari interaksi antar gaya
dipol-dipol terinduksi dengan gaya ion-dipol. Jika ion dari senyawa ion berdekatan dengan
molekul nonpolar, ion tersebut dapat menginduksi dipol molekul nonpolar. Dipol terinduksi
molekul nonpolar yang dihasilkan akan berikatan dengan ion.
Gaya Ion-dipol
Interaksi ion - dipol merupakan interaksi (berikatan) / tarik menarik antara ion dengan molekul
polar (dipol). Interaksi ini termasuk jenis interaksi yang relatif cukup kuat.
Contoh : H+ + H2O H3O+
Ag+ + NH3 Ag(NH3)+
Sebagai contoh, NaCl (senyawa ion) dapat larut dalam air (pelarut polar) dan AgBr (senyawa
ion) dapat larut dalam NH3 (pelarut polar).

2. Interaksi dipol - dipol


Interaksi dipol - dipol merupakan interaksi antara sesama molekul polar (dipol). Interaksi ini
terjadi antara ekor dan kepala dimana jika berlawanan kutub maka akan tarik-menarik dan
sebaliknya.
Tanda "+" menunjukkan dipol positif, tanda "-" menunjukkan dipol negatif
Molekul seperti HCl memiliki dipol permanen karena klor lebih elektronegatif
dibandingkan hidrogen. Kondisi permanen ini, pada saat pembentukan dipol akan menyebabkan
molekul saling tarik menarik satu sama lain. Molekul yang memiliki dipol permanen akan
memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan molekul yang hanya memiliki dipol
yang berubah-ubah secara sementara.
Agak mengherankan dayatarik dipol-dipol agak sedikit dibandingkan dengan gaya dispersi, dan
pengaruhnya hanya dapat dilihat jika kamu membandingkan dua atom dengan jumlah elektron
yang sama dan ukuran yang sama pula. Sebagai contoh, titik didih etana, CH 3CH3, dan
fluorometana, CH3F adalah:
Keduanya memiliki jumlah elektron yang identik, dan ukurannya hampir sama seperti
yang terlihat pada diagram. Hal ini berarti bahwa gaya dispersi kedua molekul adalah sama. Titik
didih fluorometana yang lebih tinggi berdasarkan pada dipol permanen yang besar yang terjadi
pada molekul karena elektronegatifitas fluor yang tinggi.
Akan tetapi, walaupun memberikan polaritas permanen yang besar pada molekul, titik
didih hanya meningkat kira-kira 10.
Berikut ini contoh yang lain yang menunjukkan dominannya gaya dispersi. Triklorometan,
CHCl3, merupakan molekul dengan gaya dispersi yang tinggi karena elektronegatifitas tiga klor.
Hal itu menyebabkan dayatarik dipol-dipol lebih kuat antara satu molekul dengan tetangganya.

Dilain pihak, tetraklorometan, CCl4, adalah non polar. Bagian luar molekul tidak seragam - in
pada semua arah. CCl4 hanya bergantung pada gaya disperse.
3. Interaksi ion - dipol terinduksi
Interaksi ion - dipol terinduksi merupakan interaksi antara aksi ion dengan dipol terinduksi.
Dipol terinduksi merupakan molekul netral yang menjadi dipol akibat induksi partikel bermuatan
yang berada didekatnya. Partikel penginduksi tersebut dapat berupa ion atau dipol lain dimana
kemampuan menginduksi ion lebih besar daripada kemampuan menginduksi dipol karena
muatan ion yang juga jauh lebih besar. Interaksi ini relatif lemah karena kepolaran molekul
terinduksi relatif kecil daripada dipol permanen.
Contoh : I- + I2 I3
4. Interaksi dipol - dipol terinduksi
Suatu molekul polar yang berdekatan dengan molekul nonpolar, akan dapat menginduksi
molekul nonpolar. Akibatnya. Molekul nonpolar memiliki dipol terinduksi.
Dipol dari molekul polar akan saling tarik-menarik dengan dipol terinduksi dari molekul
nonpolar. Contohnya terjadi pada interaksi antara HCl (molekul polar) dengan Cl2 (molekul
nonpolar).
5. Interaksi dipol terinduksi - dipol terinduksi
Mekamisme terjadinya interaksi dipol terinduksi - dipol terinduksi :
Pasangan elektron suatu molekul, baik yang bebas maupun yang terikat selalu bergerak
mengelilingi inti elektron yang bergerak dapat mengimbas atau menginduksi sesaat pada
tetangga sehingga molekul tetangga menjadi polar terinduksi sesaat molekul ini pula dapat
menginduksi molekul tetangga lainnya sehingga terbentuk molekul-molekul dipol sesaat.

2.3 Fakta Yang Menunjukkan Adanya Gaya Van der Waal


Banyak bukti menunjukkan bahwa ada gaya tarik antara molekul,contohnya Cl2.

Cl Cl . . . . . . . . Cl Cl

Gaya van der waals

Gaya ini disebut gaya van der waals dan sangat lemah dibandingkan ikatan ion dan
kovalen.Dalam molekul Cl2 terdapat ikatn kovalen dengan energi ikatan 240 kj/mol,dan antara
molekul Cl2 terdapat gaya van der waals sebesar 21 kj/mol.

Gaya van der waals dapat terjadi antara partikel yang sama atau berbeda .sama halnya
dengan gaya kohesi (gaya antara partikel partikel zat yang sama ) yang di pelajari disekolah
lanjutan. Gaya ini terjadi karena adanya sifat kepolaran partikel tersebut. Makin kecil kepolaran
makin kecil pula gaya van der waals-nya
2.4 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ikatan Van Der Waals
Gaya London ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
1. Jumlah electron dalam atom atau molekul
Makin besar ukuran atom atau molekul, makin besar jumlah elektron sehingga makin jauh pula
elektron terluar dari inti dan makin mudah awan elektron terpolarisasi, serta makin besar gaya
dispersi.
2. Bentuk molekul
Molekul yang memanjang/tidak bulat, lebih mudah menjadi dipole dibandingkan dengan
molekul yang bulat sehingga gaya disperse londonnya akan semakin besar.
Ikatan Van der Waals juga ditemukan pada polymer dan plastik. Senyawa ini dibangun oleh satu
rantai molekul yang memiliki atom karbon, berikatan secara kovalen dengan berbagai atom
seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, dan atom lainnya. Interaksi dari setiap untaian rantai
merupakan ikatan Van der Waals. Hal ini diketahui dari pengamatan terhadap polietilen,
polietilen memiliki pola yang sama dengan gas mulia, etilen berbentuk bentuk gas menjadi
cairan dan mengkristal atau memadat sesuai dengan pertambahan jumlah atom atau rantai
molekulnya. Dispersi muatan terjadi dari sebuah molekul etilen, C2H4, yang menyebabkan
terjadinya dipol temporer serta terjadi interaksi Van der Waals. Dalam kasus ini molekul
H2C=CH2, selanjutnya melepaskan satu pasangan elektronnya dan terjadi ikatan yang
membentuk rantai panjang atau polietilen. Pembentukan rantai yang panjang dari molekul
sederhana dikenal dengan istilah polimerisasi.
3. Kepolaran molekul
Karena Ikatan Van Der Waals muncul akibat adanya kepolaran, maka semakin kecil kepolaran
molekulnya maka gaya Van Der Waalsnya juga akan makin kecil.

4. Titik didih gas mulia adalah


helium -269C
neon -246C
argon -186C
kripton -152C
xenon -108C
radon -62C

Semua unsur tersebut berada pada molekul monoatomik.

Alasan yang mendasari bahwa titik didih meningkat sejalan dengan menurunnya posisi unsur
pada golongan adalah kenaikan jumlah elektron, dan juga tentunya jari-jari atom. Lebih banyak
elektron yang dimiliki, dan lebih menjauh sejauh mungkin, yang paling besar memungkinkan
dipol sementara terbesar dan karena itu gaya dispersi paling besar.

Karena dipol sementara lebih besar, molekul xenon lebih melekat (stickier) dibandingkan dengan
molekul neon. Molekul neon akan berpisah satu sama lain pada temperatur yang lebih rendah
dibandingkan molekul xenon karena itu neon memiliki titik didih yang lebih rendah.

BAB III
KESIMPULAN
1. Gaya Van Der Waals merupakan gaya tarik-menarik antara atom atau molekul, dimana gaya ini
relatif jauh lebih lemah dibandingkan gaya yang timbul karena ikatan valensi
2. Sifat-sifat gaya Van Der Waals tersusun dari beberapa gaya tarik antar molekul, yaitu :
Gaya Orientasi
Gaya Induksi
Gaya Dispersi
3. Ada tiga hal yang menyebabkan gaya ini :

Interaksi dikutub - kutub, yaitu tarikan elektrostatistik di antara dua molekul dengan moment
dikutub permanen.

Interaksi dikutub imbasan, artinya dikutub timbul karena adanya polarisasi oleh molekul
tetangga.

Gaya dispersi yang timbul karena dikutub kecil dan bersifat sekejap dalam atom.

4. Faktor yang mempengaruhi gaya Van Der Waals ialah :


Jumlah Elektron dalam atom atau moleku
Bentuk Molekul
Kepolaran Molekul
Titik Didih

DAFTAR PUSTAKA

Sukardjo.1985.Ikatan Kimia.Yogyakarta : Rineka Cipta


Sugiyarto, Kristian dan Retno.2010.Kimia Anorganik Logam.Medan : Universitas Negeri
Medan
Syukri S.1999.Kimia Dasar Jilid I.Bandung : ITB
http://kimia.upi.edu/staf/nurul/Web%202011/0800643/iondipol.html
http://www.chem-is-try.org/materi-
kimia/struktur_atom_dan_ikatan/ikatan_antarmolekul_gaya_van_der_waals/
http://yunanchemistry.blogspot.com/2012/07/bab-i-pendahuluan.html

Anda mungkin juga menyukai