Anda di halaman 1dari 2

TUGAS HALAQOH

PERTEMUAN KE-2
Oleh: Giyarin Ebtika Ningtyas, S.Pd.
Unit: SMP Al Irsyad Al Irsyad

Ketentuan-Ketentuan dalam Memahami Tanda-Tanda Kiamat

Banyak yang terlalu terobsesi dengan detail tanda-tanda kiamat, bukan dengan persiapan menghadapi kiamat.

3 Golongan Manusia dalam menyikapi Hari Kiamat dan tanda-tanda Kedatangannya

Secara umum, manusia terbagi menjadi tiga kelompok di dalam menyikapi nubuwat Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam tentang peristiwa-peristiwa akhir zaman :
Pertama : Kelompok yang menolak akan keyakinan datangnya hari akhir. Kelompok ini banyak diwakili oleh
kebanyakan bangsa barat atau timur -semisal Jepang- yang secara umum berideologi paganisme atau sekulerisme.
Kelompok ini didominasi oleh mereka yang tidak menganut agama samawi. Kecanggihan teknologi yang mereka miliki
menjadikan mereka memiliki kesimpulan tersendiri tentang nasib dunia di masa mendatang. Termasuk kelompok ini
adalah darwinisme dan mereka yang sepaham dengannya.
Kedua : Mereka yang kurang peduli dengan nash-nash tentang peristiwa akhir zaman dan tidak banyak mengkajinya
karena dianggap kurang realistis dan bukan masanya. Mereka menganggap bahwa berbicara tentang petaka akhir
zaman sebagai penghalang menuju kemajuan, karena merasa telah dibatasi oleh takdir tentang berakhirnya alam
semesta. Apalagi jika peristiwa akhir zaman itu dikaitkan dengan kemenangan umat Islam di bawah kepemimpinan Al
Mahdi yang akan menaklukkan seluruh dunia, mereka anggap itu hanyalah ilusi dan mimpi kosong. Kelompok ini
terbagi menjadi dua :

1. Mereka yang secara lahir adalah kelompok ilmuan / ulama yang banyak bergelut dengan dunia ilmu dan
penelitian. Mereka menakwilkan hadits-hadits tentang akhir zaman dan hanya mau menerima yang bisa
diterima oleh akal dan sesuai dengan logika. Sebagian ada yang membuat persyaratan-persyaratan batil
untuk sahnya hadits-hadits tersebut (semisal harus mutawatir dan bukan ahad). Kelompok ini didominasi
kelompok rasionalis juga sekuler, namun tidak menutup kemungkinan di antara mereka ada yang merupakan
orang-orang bayaran musuh-musuh islam yang bertujuan untuk menebarkan keragu-raguan tentang janji
kemenangan islam di akhir zaman. Kelompok ini juga membicarakan tentang peristiwa akhir zaman, namun
cara yang mereka tempuh adalah bertolak belakang dengan apa yang menjadi kebiasaan para salaf dalam
memahaminya.

2. Mereka yang secara umum termasuk umat islam yang tidak memiliki kepedulian terhadap ilmu syari, tidak
pernah mempelajari perkara-perkara iman kecuali sebatas jumlah dan nama rukun iman. Kelompok ini tidak
pernah mendengar istilah-istilah seputar fitnah akhir zaman, tidak mengenal Dajjal, nabi Isa as, Imam Mahdi,
Yajuj wa Majuj, dan tema-tema semisal. Kelompok ini tidak pernah tahu tentang detilnya perihal hari kiamat
kecuali sebatas katanya dan katanya, sehingga sikap mereka terhadap hari kiamat sebagaimana sikap
mereka terhadap berita-berita lainnya. Kelompok ini meski mereka juga percaya dengan adanya kiamat-
namun keyakinannya tidak memberikan manfaat sama sekali untuk sikap hidupnya. Mereka tidak pernah bisa
mengambil pelajaran dari semua peristiwa yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
Mereka juga tidak menyadari adanya bahaya besar yang mengancam agama dan dunia mereka, dan tidak
menutup kemungkinan bahwa mereka telah terperosok dalam bahaya yang pernah diingatkan oleh
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tentang dahsyatnya fitnah akhir zaman :









Sesungguhnya sebelum terjadinya hari kiamat akan timbul berbagai fitnah bagaikan sepotong malam yang gelap
gulita. Pada pagi hari seseorang masih beriman, tetapi pada pagi harinya telah menjadi kafir. Pada saat itu orang yang
duduk lebih baik daripada yang berdiri, yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan yang berjalan lebih baik
daripada berlari. Karena itu pecahkanlah kekerasanmu, potonglah tali busurmu, dan pukulkanlah pedangmu ke batu
(yakni jangan kamu gunakan untuk memukul atau membunuh manusia). Jika salah seorang di antara kamu terlibat
dalam urusan (fitnah) itu, maka hendaklah ia bersikap seperti sikap terbaik dari dua orang putra Adam (yakni bersikap
seperti Habil, jangan seperti Qabil). .
Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah menceritakan bahwa salah satu tanda dekatnya kiamat adalah banyaknya
fitnah besar yang menyebabkan tercampurnya antara hak dan batil. Di saat itu iman manusia mudah tergoncang.
Bahkan saking beratnya fitnah yang dihadapi manusia, ada di antara mereka yang di waktu pagi dalam keadaan
beriman di sore hari telah menjadi kufur. Di sore hari mereka beriman ketika masuk waktu pagi mereka telah kufur.
Dalam riwayat muslim disebutkan,

Bersegeralah kalian melakukan amal shalih sebelum datangnya fitnah, dimana fitnah itu seperti potongan-potongan
malam yang gelap gulita. Pagi pagi seorang masih beriman, tetapi di sore hari sudah menjadi kafir; dan sore hari
seseorang masih beriman, kemudian di pagi harinya sudah menjadi kafir.

Ketiga: Kelompok yang beriman dan yakin dengan semua yang dijanjikan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
tentang dekatnya kehancuran alam semesta (kiamat), yang itu semua di dahului dengan tanda-tanda kecil dan besar
yang mendahuluinya. Kelompok ini terbagi menjadi tiga :

1. Mereka yang menerima nash-nash tersebut apa adanya, dimana sikap mereka terhadap nash-nash seputar
nubuwat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam hanya sebatas meriwayatkan dan menerjemahkan tanpa
perlu mengaktualisasikan dengan zaman dan kondisi dimana mereka hidup. Kelompok ini kurang bisa
memahami maksud dan tujuan di balik turunnya hadits-hadits tersebut. Nash-nash yang sebenarnya memiliki
makna peringatan dan larangan lebih diartikan sebagai khabar yang tidak mengandung pesan. Sebenarnya
banyak sabda-sabda beliau tentang dekatnya kiamat yang memiliki makna peringatan agar setiap muslim
menjauhi perkara itu semampunya, bukan menganggapnya sesuatu yang lazim dan biasa. Sebagaimana
peringatan beliau tentang munculnya para polisi di akhir zaman yang selalu membawa cemeti, dimana
mereka berangkat pagi-pagi dengan kemurkaan Allah dan pulang di sore hari dengan kemarahan dari-Nya.
Mereka pahami nash tersebut sebatas khabar tanpa makna, padahal itu merupakan peringatan keras agar
seseorang berhati-hati untuk tidak memilih profesi seperti ini.

2. Juga hadits tentang permusuhan orang islam terhadap Yahudi, dimana Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam menyebutkan bahwa kiamat tidak akan terjadi hingga kaum muslimin memerangi bangsa Yahudi.
Nash ini merupakan khabar yang mengandung pesan tentang pastinya kaum muslimin memerangi Yahudi /
Israel Zionis. Maka merupakan sebuah tindakan konyol jika seorang muslim membenarkan damai dengan
kelompok mereka. Mereka yang menerima nash-nash tersebut dengan penuh keyakinan, namun bersikap
melampaui batas dalam menerjemahkan sekaligus mengaktualisasikannya. Kelompok ini menjadikan hadits-
hadits dhaif bahkan maudhu sebagai hujjah untuk mendukung pemikiran mereka. Bahkan sebagian ada
yang memaksakan nash-nash tersebut untuk mendukung kelompoknya dengan menjatuhkan lawan
politiknya. Kelompok ini juga banyak menggunakan khabar-khabar israiliyat, bahkan komentar-komentar ahli
kitab yang tidak tsiqah dengan agama al Masih.

3. Kelompok yang menerima nash-nash tersebut dengan penuh keyakinan, bahwa semua itu benar adanya dari
nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Mereka berusaha untuk mengambil posisi yang benar terhadap hadits-
hadits tersebut secara proposional, tidak cuek dan tidak terlalu kaku sebagaimana kelompok pertama, namun
tidak juga terlalu ekstrim dan berlebihan sebagaimana kelompok kedua. Kelompok ini berusaha menjadikan
semua nash-nash nubuwah Rasulullah sebagai pijakan hidup, agar setiap langkah mereka tidak keliru.
Mereka juga selalu mencari tahu tentang hakikat yang sebenarnya dari hadits-hadits fitnah dengan maksud
agar mereka selamat dari fitnah tersebut tanpa melakukan pemastian-pemastian pada hal-hal yang belum
qathi.

Mereka tetap waspada terhadap fitnah Dajjal, maka pada setiap shalat yang mereka lakukan selalu diiringi dengan
doa perlindungan fitnah Dajjal. Mereka juga melakukan persiapan-persiapan amal nyata, jika suatu ketika apa yang
diisyaratkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam benar-benar nyata di depan mata.
Hal itu sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Ibnu Abbas sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari
Abdullah bin Abu Malikah, ia berkata: Pada suatu pagi saya pergi kepada Ibnu Abbas. Maka ia berkata: Malam tadi
aku tidak dapat tidur sampai pagi. Aku bertanya: Apa sebabnya. Beliau menjawab: Karena orang-orang berkata
bahwa bintang berekor sudah terbit, maka saya cemas akan kedatangan asap (dukhan) yang sudah mengetuk pintu,
sehingga saya tidak dapat tidur sampai pagi.
Pada riwayat di atas Ibnu Abbas termasuk khawatir dengan kejadian komet yang akan disusul dengan dukhan azab,
padahal peristiwa dukhan azab merupakan salah satu tanda kiamat besar yang akan muncul di akhir zaman.
Sikap lain juga ditunjukkan beberapa sahabat ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bercerita tentang Dajjal,
maka ada di antara mereka yang berjaga-jaga, bahkan sampai ada yang memeriksa kebun-kebun mereka karena
khawatir jika Dajjal telah masuk ke dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai