Anda di halaman 1dari 7

Detektor Taraf Kebisingan Suara

Alat pengukur kebisingan suara sederhana dengan menggunakan chip LM3915. Chip ini
diproduksi oleh National Semiconductor, mampu mengukur intensitas suara dalam range 30dB.
LM3915 mempunyai 10 pin output yan aktif low sehingga tiap step adalah 3 dB. Chip ini tidak
menutup kemungkinan untuk di kaskade untuk mendapatkan range pengukuran yang lebih besar.

Diagram Blog Detektor Taraf Kebisingan Suara

Indikator Taraf Kebisingan Suara Dengan IC LM3915

Inti dari rangkaian ini adalah chip dari National Semiconductor, LM3915. LM3915 mempunyai
beberapa variasi yaitu LM3914 dan LM3916. Varian-varian tersebut mempunyai persamaan
yang mendasar namun digunakan pada aplikasi yang berbeda.

Output LM3915 selain menggerakkan tampilan LED, dapat juga menggerakkan transistor PNP.
Basis transistor ini dihubungkan dengan output tertentu agar ketika output yang dimaksud aktif
(low) maka transistor PNP ini akan aktif juga dan menyalakan buzzer.

Hubungan antara output LM3915 dengan basis transistor PNP dapat dipilih sesuai dengan
intensitas suara yang diinginkan agar aktif. Dengan konfigurasi seperti ini makan pada saat
intensitas suara sudah mencapai output tertentu maka indikator buzzer berbunyi. Dipilih
transistor PNP karena output LM3915 aktif jika outputnya low. Sehingga ketika basis transistor
PNP tegangannya lebih rendah dari pada emitternya maka transistor PNP ini aktif.

Selain itu LM3915 mempunyai pin mode untuk mengatur mode tampilan LEDnya. Mode yang
dimiliki oleh LM3915 adalah mode dot dan mode bar. Mode dot akan menyalakan 1 buah led
pada suatu kondisi tertentu sedangkan mode bar akan menyalakan semua led dibawah led yang
aktif. Pada mode bar akan nampak tinggi dari level intensitas suara sedangkan pada mode dot
hanya nampak sebuah led yang menunjukkan level dari intensitas suara tersebut.

Sensor Taraf Kebisingan Suara Dengan Mic Condenser

Pada blok ini, output dari mic yang level tegangannya masih kecil diperkuat sedemikian hingga
cukup untuk menggerakkan input SIG IN LM 3915. JFET dengan tipe BF245 berfungsi untuk
menaikan tegangan referensi pada RLO kira-kira pada setengah VCC. Dengan kondisi seperti ini
maka sinyal dari mic level tegangannya akan naik sebesar VCC/2 volt.
Mic yang digunakan adalah mic kondenser karena itu mic ini harus dibias dengan tegangan
tertentu melalui R2 dan R3.

Potensiometer R9 digunakan untuk menentukan besarnya level input dari mic yang akan
disearahkan /dikuatkan pada opamp TLC271 pada blok berikutnya. Kapasitor C3 mutlak
diperlukan untuk menahan arus DC agar tidak sampai ke input + dari TLC271, karena yang
dikutakan hanya sinyal dari mic bukan tegangan DC dari supply. Besarnya kapasitor C3 juga ikut
mempengaruhi besarnya level sinyal yang mauk ke input + opamp sehingga pemilihan nilai
kapasitor ini jangan terlalu kecil dan juga jangan terlalu besar.

Bagian Penguat Sinyal

Sinyal yang dihasilkan dari mic ternyata masih terlalu kecil untuk langsung bisa mengerakkan
input LM3915. Selain itu input SIG IN LM3915 membutuhkan level sinyal AC dengan frekuensi
rendah karena jika mendapatkan sinyal AC dengan frekuensi tinggi maka tampilan LED tidak
akan nampak karena terlau cepat perubahannya.

Pada dasarnya opamp TLC271 dikonfigurasikan sebagai penyearah setengah gelombang dengan
penguatan 10x.. Dengan level penguatan sebesar itu sudah cukup untuk dapat menggerakkan
input SIG IN pada LM3915. Tetapi jika dirasa masih terlalu kecil maka R5 dapat diganti
potensiometer 500K.

Rangkaian R6 dan C3 merupakan rangkaian LPF (Low Pass Filter) orde satu. Filter ini akan
membuang komponen suara pada frekuensi tinggi seperti noise. Dengan konfigurasi R6 dan C3
tersebut maka sinyal suara dengan frekuensi kira-kira 200Hz kebawah dapat dilewatkan dengan
baik sehingga perubahan tampilan led tidak terlalu cepat. Jika masih dinginkan agar perubahan
lednya lebih cepat mengikuti irama musik, misalnya, maka nilai kapasitor C3 dapat diturunkan
sampai dengan nilai tertentu sampai dirasa sudah cukup cepa untuk mengikuti irama musik yang
diinginkan.

Rangkaian Pendeteksi Intensitas/Level Suara

Inti dari blok ini adalah LM3915. LM3915 ini akan menerima sinyal dari SIG IN pin untuk di
bandingkan dengan 10 internal komparator dengan tegangan referensi yang ditentukan dari pin
REF HI, REF LO dan REF ADJ.

Tegangan referensi ditentukan dari R1 dan R2 pada gambar di bawah ini.

Tegangan referensi untuk LM3916 ditentukan dari R1 dan R2 pada gambar di atas dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

Sedangkan besarnya arus yang lewat pada LED ditentukan dengan persamaan berikut :

Resistor 2k2 merupakan resistor internal pada blok tegangan referensi LM3916. Pada gambar
dibawah tampak rangkaian detektor taraf kebisingan suara selengkapnya.

Gambar Rangkaian Detektor Taraf Kebisingan Suara


Pada gambar diatas nampak bahwa pin REF ADJ dan pin REF LO di sambung bersama dan
dihubungkan dengan output dari Q1, BF245. Konfigurasi ini diharapkan agar level tegangan
referensi yang digunakan adalah referensi semu yang dibentuk dari BF245.

Rangkaian tegangan referensi pada gambar 4 diperbolehkan jika rangkaian tidak menggunakan
gsistem round semu. Pada rangkaian pada gambar 5 nampak bahwa sistem didisain dengan
ground semu sehingga terdapat kesulitan untuk mendapatkan tegangan referensinya. Solusinya
yaitu dengan menghubungkan pin REF LO dan pin REF ADJ ke ground semu yang dibentuk dari
JFET BF245.

Walaupun alat ini tidak terlalu presisi dalam menentukan intensitas kebisingan tetapi rangkaian
ini cukup sederhana untuk direalisasikan oleh penggemar elektronika dan mampu bekerja cukup
baik asalkan tidak digunakan untuk alat ukur yang diharuskan memiliki ketelitian yang tinggi.
Secara global rangkaian detekor kebisingan suara ini mudah dibuat karena sederhana dan
tidak perlu seting yang rumit.

http://zonaelektro.net/detektor-taraf-kebisingan-suara/
http://personal.cityu.edu.hk/~bsapplec/sound6.htm
Figure A1 Functional Schematic Diagram of a Sound Level
Meter

(a) Microphone

(b) Processing Section

(i) Weighting Networks

The signal may pass through a weighting network and resulted in


different weightings, say "A" "B" "C' or "D". Sound level meters
usually also have a linear or "Lin." network. This does not weight the
signal but enables the signal to pass through without modification.

(ii) Filters

The frequency range of the sound from 20 Hz to 20 kHz is divided


into sections or bands by means of electronic filters which reject all
signal with frequencies outside the selected band. These bands
usually have a bandwidth of either one octave or one third octave.
(See Figure A2) The above process of dividing complex sound is
termed frequency analysis and the results are presented on a
chart called a spectrogram.
Figure A2 Sound Filtering

(iii) Root mean square detector

After the signal has been weighted and or divided into frequency
bands the resultant signal is amplified, and the Root Mean Square
(RMS) value determined in an RMS detector. The RMS value is used
because it is directly related to the amount of energy in the sound
being measured.

(c) Read-out Unit


The read-out unit displays the sound level in dB, or some other
derived unit such as dB(A) (which means that the measured sound
level has been A-weighted). The signal may also be available at
output sockets, in either AC or DC form, for connection to external
instruments such as level or tape recorders to provide a record
and/or for further processing.

Sound level meters should be calibrated in order to provide precise


and accurate results. This is best done by placing a portable
acoustic calibrator, such as a sound level calibrator or a Piston
Phone, directly over the microphone (See Figure A3). It is good
measurement practice to calibrate sound level meters immediately
before and after each measurement session.

Anda mungkin juga menyukai