Anda di halaman 1dari 159

KATA PENGANTAR

Modul ini merupakan salah satu dari seri penguatan kapasitas masyarakat
dan pemerintahan desa dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan desa
yang baik. Salah satu agenda desa dalam mewujudkan tata pemerintahan
yang baik adalah dengan membangun sistem perencanaan yang baik dan
berpihak pada masyarakat miskin yang dilakukan secara partisipatif.
Karena dengan adanya perencanaan yang baik cita-cita untuk
mensejahterakan masyarakat dapat dilakukan secara terencana dan terukur.
Dalam Peraturan pemerintah no 72 tahun 2005 tentang Desa pasal
disebutkan bahwa desa diwajibkan memiliki perencanaan jangka menengah
( RPJMD ) dan perencanaan tahunan ( RKP Desa ). Dengan adanya
Alokasi Dana Desa ( ADD ) Perencanaan desa menjadi sesuatu yang sangat
urgen untuk dilakukan desa karena dengan perencanaan ini implementasi
ADD menjadi tepat sasaran dan terukur.
Berkaitan dengan kerangka pikir diatas Modul Penyusunan RKP Desa
Partisipatif ini kami susun sebagai salah satu kepedulian kami dalam
mendorong terwujudnya tata pemerintahan desa yang baik dalam rangka
mewujudkan masyarakat desa yang sejahtera dan mandiri.
Namun demikian modul belumlah menjadi modul yang sempurna sehingga
dalam penggunaan modul ini masih harus disesuaikan dengan kondisi
masyakat dan peraturan-peraturan daerah yang ada.
Kesumba, Medio Juni 2008
Mustika aji
PANDUAN PELATIHAN
DAN PENGGUNAAN MODUL
1. Pengorganisasian Pelatihan
a. Peserta Pelatihan
Peserta pelatihan penyusunan RKP Desa Partispatif
sebaiknya teridiri dari
Unsur Pemerintah Desa
Unsur BPD
Unsur Lembaga Masyarakat Desa
Unsur Kader Pemberdayaan Masyarakat
Unsur Tokoh Masyarakat
b. Fasilitator Pelatihan
Fasilitator pelatihan hendaknya personel yang mempunyai
persyaratan sebagai berikut :
Mempunyai kemampuan fasilitasi yang partisipatif
Memahami perencanaan partispatif di tingkat desa
Memahami pemerintahan desa
Mempunyai pengalaman mendampingi masyarakat desa
c. Tempat Pelatihan
Tempat pelatihan idealnya dilaksankan di desa dan
dihindari pada tempat-tempat yang mewah
d. Penyelenggaran Pelatihan
Penyelenggara pelatihan bisa dari pemerintah daerah, LSM
yang bergerak pada bidang pengembangan pedesaaan
lebih baik apa bila penyenggara pelatihan adalah
pemerintah desa.
Penggunaan Modul
Sebelum menggunakan modul hendaknya dilakukan beberapa
hal sebagai berikut :
a. Mempelajari kondisi masyarakat desa yang akan menerima
pelatihan.
b. Menyiapkan bahan bahan penunjang pelatihan yang sesuai
dengan dengan kondisi dan situasi yang ada
c. Modul ini bkanlah modul baku sehingga materi dan tata
uruta materi dapat disempurnkan sesuai dengan kebutuhan

1.

2. Modul Penyusunan RKP Desa

SILABUS PELATIHAN
PENYUSUNAN DESA PARTISIPATIF
No Pokok Bahasan /
Sub Pokok
Bahasan
Tujuan Pembelajaran Methode
Pembelajaran
Waktu
3 Penyusunan RKP
Desa
3.1 1. Lokakarya RKP
Desa
Setelah proses
pembelajaran peserta
diharapkam memahami
1. Memahami Teknik
Lokakarya RKP Desa
2. Mempuyai
ketrampilan
memfasilitasi
Lokakarya RKP Desa
Methode
Ceramah, Curah
Pendapat, Diskusi
Kelompok, Pleno
Alat
Kertas plano, spidol,
Meta plan, LCD
Bahan Bacaan
Hand out Lokakarya
RKP Desa
3.1.1 2. Evaluasi
pembangunan
tahun lalu
Setelah proses
pembelajaran peserta
diharapkam memahami
1. Memahami Teknik
Evaluasi
pembangunan tahun
lalu
2. Mempuyai
ketrampilan
melakukan Evaluasi
pembangunan
Methode
Ceramah, Curah
Pendapat, Diskusi
Kelompok, Pleno
Alat
Kertas plano, spidol,
Meta plan, LCD
Bahan Bacaan
Hand out
Evaluasi pembangunan
tahun lalu
3.1.2 3. Analisisa RPJM
Desa
Setelah proses
pembelajaran peserta
diharapkam memahami
1. Memahami Teknik
Analisisa RPJM Desa
2. Mempuyai
ketrampilan
mengunakan teknik
Analisisa RPJM Desa
Methode
Ceramah, Curah
Pendapat, Diskusi
Kelompok, Pleno
Alat
Kertas plano, spidol,
Meta plan, LCD
Bahan Bacaan
Hand out Analisisa
RPJM Desa
3.1.3 4. Analisa keadaan
darurat
Setelah proses
pembelajaran peserta
diharapkam memahami
1. Memahami Teknik
Analisa keadaan
darurat
2. Mempuyai
ketrampilan
mengunakan teknik
Analisa keadaan
darurat
Methode
Ceramah, Curah
Pendapat, Diskusi
Kelompok, Pleno
Alat
Kertas plano, spidol,
Meta plan, LCD
Bahan Bacaan
Hand out
Analisa keadaan darurat
3.1.4 5. Analisa
Kebijakan supra
desa
Setelah proses
pembelajaran peserta
diharapkam memahami
1. Memahami Teknik
Analisa Kebijakan
supra desa
Methode
Ceramah, Curah
Pendapat, Diskusi
Kelompok, Pleno
Alat
Kertas plano, spidol,
2. Mempuyai
ketrampilan
mengunakan teknik
Analisa Kebijakan
supra desa
Meta plan, LCD
Bahan Bacaan
Hand out
Analisa Kebijakan
supra desa
3.1.5 6. Menyusun
Desain Kegiatan
dan RAB
Setelah proses
pembelajaran peserta
diharapkam memahami
1. Memahami Teknik
Menyusun Desain
Kegiatan dan RAB
2. Mempuyai
ketrampilan membuat
Desain Kegiatan dan
RAB
Methode
Ceramah, Curah
Pendapat, Diskusi
Kelompok, Pleno
Alat
Kertas plano, spidol,
Meta plan, LCD
Bahan Bacaan
Hand out Menyusun
Desain Kegiatan dan
RAB
3.1.6 7. Menyusun
Matrik RKP
Desa
Setelah proses
pembelajaran peserta
diharapkam memahami
1. Memahami Teknik
Menyusun Matrik
RKP Desa
2. Mempuyai
ketrampilan
Menyusun Matrik
RKP Desa
Methode
Ceramah, Curah
Pendapat, Diskusi
Kelompok, Pleno
Alat
Kertas plano, spidol,
Meta plan, LCD
Bahan Bacaan
Hand out Menyusun
Matrik RKP Desa
3.2 8. Musrenbang
RKP Desa
Setelah proses
pembelajaran peserta
diharapkam memahami
1. Memahami Teknik
Musrenbang RKP
Desa
2. Mempuyai
ketrampilan
melaksankan
Musrenbang RKP
Desa
Methode
Ceramah, Curah
Pendapat, Diskusi
Kelompok, Pleno
Alat
Kertas plano, spidol,
Bahan Bacaan
Hand out Musrenbang
RKP Desa
3.3 9. Regulasi dan
sistimatika RKP
Desa
Setelah proses
pembelajaran peserta
diharapkam memahami
1. Memahami Regulasi
dan sistimatika RKP
Desa
2. Mempuyai
ketrampilan
menyusun Regulasi
dan sistimatika RKP
Desa
Methode
Ceramah, Curah
Pendapat, Diskusi
Kelompok, Pleno
Alat
Kertas plano, spidol,
Meta plan, LCD
Bahan Bacaan
Hand out Regulasi dan
sistimatika RKP Desa
4 Pengawalan dan
Pelaksanaan
Perencanaan Desa
4.1 1. Pengawalan
perencanaan
desa
Setelah proses
pembelajaran peserta
diharapkam memahami
1. Memahami Teknik
Pengawalan
Methode
Ceramah, Curah
Pendapat, Diskusi
Kelompok, Pleno
Alat
of 79
MENDESAIN
KEGIATAN DAN
BIAYA
Kantor: Jl. Raya Sokka 48C
Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan Kebumen
PENGERTIAN
Adalah serangkaian kegiatan untuk
mendesain bentuk kegiatan dan
menyusun anggaran biaya
sebuah kegiatan
TUJUAN
|
Tujuan Membuat Desain Kegiatan
1. Efektifitas dan Efisien Kinerja
2. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
4. Sebagai Alat Evaluasi dan Pengawasan
|
Tujuan Penyusunan RAB
1. Mengetahui Jumlah Biaya yang dibutuhkan
2. Sebagai Alat Evaluasi dan Pengawasan
SERI PENGUATAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAN MASYARAKAT DESA MODUL
PENYUSUNAN RKP DESA PARTISPATIF LSU BINA INSANI Alamat: Jl. Raya Sokka
Telp/Fax. (0287) 5522027 Pejagoan Atas Angin www.binainsani-Atas Angin.org
maji_binainsani@yahoo.com MODUL PENYUSUNAN RKP DESA PARTISIPATIF Di susun
oleh : MUSTIKA AJI HP : 081 391 016 316 LSU BINA INSANI Alamat: Jl. Raya Sokka
Telp/Fax. (0287) 5522027 Pejagoan Atas Angin Web Site : www.binainsani-Atas
Angin.org Emai : maji_binainsani@yahoo.com KATA PENGANTAR Modul ini
merupakan salah satu dari seri penguatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan
desa dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan desa yang baik. Salah satu
agenda desa dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik adalah dengan
membangun sistem perencanaan yang baik dan berpihak pada masyarakat miskin
yang dilakukan secara partisipatif. Karena dengan adanya perencanaan yang baik
cita-cita untuk mensejahterakan masyarakat dapat dilakukan secara terencana dan
terukur. Dalam Peraturan pemerintah no 72 tahun 2005 tentang Desa pasal
disebutkan bahwa desa diwajibkan memiliki perencanaan jangka menengah ( RPJMD
) dan perencanaan tahunan ( RKP Desa ). Dengan adanya Alokasi Dana Desa
( ADD ) Perencanaan desa menjadi sesuatu yang sangat urgen untuk dilakukan desa
karena dengan perencanaan ini implementasi ADD menjadi tepat sasaran dan
terukur. Berkaitan dengan kerangka pikir diatas Modul Penyusunan RKP Desa
Partisipatif ini kami susun sebagai salah satu kepedulian kami dalam mendorong
terwujudnya tata pemerintahan desa yang baik dalam rangka mewujudkan
masyarakat desa yang sejahtera dan mandiri. Namun demikian modul belumlah
menjadi modul yang sempurna sehingga dalam penggunaan modul ini masih harus
disesuaikan dengan kondisi masyakat dan peraturan-peraturan daerah yang ada.
Kesumba, Medio Juni 2008 Mustika aji DAFTAR ISI Kata Pengantar BAB I Pengantar
Penyusunan RKP Desa a. Tahapan Penyusunan RKP Desa b. Tim Penyusun RKP Desa
BAB III Penyusunan RKP Desa a. Lokakarya Desa a.1. Evaulasi pembangunan tahun
lalu a.2. Analisisa RPJM Desa a.3. Analisa keadaan darurat a.4. Analisa Kebijakan
supra desa a.5. Menyusun Desain Kegiatan dan RAB a.6. Menyusun Matrik RKP Desa
b. Musrenbang RKP Desa c. Regulasi dan sistimatika RKP Desa BAB IV Pengawalan
dan Pelaksanaan Perencanaan Desa a. Pengawalan perencanaan desa Lampiran
PANDUAN PELATIHAN DAN PENGGUNAAN MODUL 1. Pengorganisasian Pelatihan a.
Peserta Pelatihan Peserta pelatihan penyusunan RKP Desa Partispatif sebaiknya
teridiri dari Unsur Pemerintah Desa Unsur BPD Unsur Lembaga Masyarakat Desa
Unsur Kader Pemberdayaan Masyarakat Unsur Tokoh Masyarakat b. Fasilitator
Pelatihan Fasilitator pelatihan hendaknya personel yang mempunyai persyaratan
sebagai berikut : Mempunyai kemampuan fasilitasi yang partisipatif Memahami
perencanaan partispatif di tingkat desa Memahami pemerintahan desa Mempunyai
pengalaman mendampingi masyarakat desa c. Tempat Pelatihan Tempat pelatihan
idealnya dilaksankan di desa dan dihindari pada tempat-tempat yang mewah d.
Penyelenggaran Pelatihan Penyelenggara pelatihan bisa dari pemerintah daerah,
LSM yang bergerak pada bidang pengembangan pedesaaan lebih baik apa bila
penyenggara pelatihan adalah pemerintah desa. 2. Penggunaan Modul Sebelum
menggunakan modul hendaknya dilakukan beberapa hal sebagai berikut : a.
Mempelajari kondisi masyarakat desa yang akan menerima pelatihan. b.
Menyiapkan bahan bahan penunjang pelatihan yang sesuai dengan dengan kondisi
dan situasi yang ada c. Modul ini bkanlah modul baku sehingga materi dan tata
uruta materi dapat disempurnkan sesuai dengan kebutuhan SILABUS PELATIHAN
PENYUSUNAN DESA PARTISIPATIF No Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan
Penyusunan RKP Desa 1. Lokakarya RKP Desa Tujuan Pembelajaran Methode
Pembelajaran Waktu 3 3.1 Setelah proses pembelajaran peserta diharapkam
memahami 1. Memahami Teknik Lokakarya RKP Desa 2. Mempuyai ketrampilan
memfasilitasi Lokakarya RKP Desa Setelah proses pembelajaran peserta
diharapkam memahami 1. Memahami Teknik Evaluasi pembangunan tahun lalu 2.
Mempuyai ketrampilan melakukan Evaluasi pembangunan Setelah proses
pembelajaran peserta diharapkam memahami 1. Memahami Teknik Analisisa RPJM
Desa 2. Mempuyai ketrampilan mengunakan teknik Analisisa RPJM Desa Setelah
proses pembelajaran peserta diharapkam memahami 1. Memahami Teknik Analisa
keadaan darurat 2. Mempuyai ketrampilan mengunakan teknik Analisa keadaan
darurat Setelah proses pembelajaran peserta diharapkam memahami 1. Memahami
Teknik Analisa Kebijakan supra desa 3.1.1 2. Evaluasi pembangunan tahun lalu 3.1.2
3. Analisisa RPJM Desa 3.1.3 4. Analisa keadaan darurat Methode Ceramah, Curah
Pendapat, Diskusi Kelompok, Pleno Alat Kertas plano, spidol, Meta plan, LCD Bahan
Bacaan Hand out Lokakarya RKP Desa Methode Ceramah, Curah Pendapat, Diskusi
Kelompok, Pleno Alat Kertas plano, spidol, Meta plan, LCD Bahan Bacaan Hand out
Evaluasi pembangunan tahun lalu Methode Ceramah, Curah Pendapat, Diskusi
Kelompok, Pleno Alat Kertas plano, spidol, Meta plan, LCD Bahan Bacaan Hand out
Analisisa RPJM Desa Methode Ceramah, Curah Pendapat, Diskusi Kelompok, Pleno
Alat Kertas plano, spidol, Meta plan, LCD Bahan Bacaan Hand out Analisa keadaan
darurat Methode Ceramah, Curah Pendapat, Diskusi Kelompok, Pleno Alat Kertas
plano, spidol, 3.1.4 5. Analisa Kebijakan supra desa 3.1.5 6. Menyusun Desain
Kegiatan dan RAB 2. Mempuyai ketrampilan mengunakan teknik Analisa Kebijakan
supra desa Setelah proses pembelajaran peserta diharapkam memahami 1.
Memahami Teknik Menyusun Desain Kegiatan dan RAB 2. Mempuyai ketrampilan
membuat Desain Kegiatan dan RAB Setelah proses pembelajaran peserta
diharapkam memahami 1. Memahami Teknik Menyusun Matrik RKP Desa 2.
Mempuyai ketrampilan Menyusun Matrik RKP Desa Setelah proses pembelajaran
peserta diharapkam memahami 1. Memahami Teknik Musrenbang RKP Desa 2.
Mempuyai ketrampilan melaksankan Musrenbang RKP Desa Setelah proses
pembelajaran peserta diharapkam memahami 1. Memahami Regulasi dan
sistimatika RKP Desa 2. Mempuyai ketrampilan menyusun Regulasi dan sistimatika
RKP Desa 3.1.6 7. Menyusun Matrik RKP Desa 3.2 8. Musrenbang RKP Desa Meta
plan, LCD Bahan Bacaan Hand out Analisa Kebijakan supra desa Methode Ceramah,
Curah Pendapat, Diskusi Kelompok, Pleno Alat Kertas plano, spidol, Meta plan, LCD
Bahan Bacaan Hand out Menyusun Desain Kegiatan dan RAB Methode Ceramah,
Curah Pendapat, Diskusi Kelompok, Pleno Alat Kertas plano, spidol, Meta plan, LCD
Bahan Bacaan Hand out Menyusun Matrik RKP Desa Methode Ceramah, Curah
Pendapat, Diskusi Kelompok, Pleno Alat Kertas plano, spidol, Bahan Bacaan Hand
out Musrenbang RKP Desa 3.3 9. Regulasi dan sistimatika RKP Desa Methode
Ceramah, Curah Pendapat, Diskusi Kelompok, Pleno Alat Kertas plano, spidol, Meta
plan, LCD Bahan Bacaan Hand out Regulasi dan sistimatika RKP Desa 4 4.1
Pengawalan dan Pelaksanaan Perencanaan Desa 1. Pengawalan perencanaan desa
Setelah proses pembelajaran peserta diharapkam memahami 1. Memahami Teknik
Pengawalan Methode Ceramah, Curah Pendapat, Diskusi Kelompok, Pleno Alat
perencanaan desa 2. Mempuyai ketrampilan mengawal perencanaan desa Kertas
plano, spidol, Meta plan, LCD Bahan Bacaan Hand out Pengawalan perencanaan
desa ORIENTASI PELATIHAN Kantor: Jl. Raya Sokka 48C Pejagoan Kebumen www.
binainsani-kebumen.org maji_binainsani@yahoo.com TUJUAN PELATIHAN PESERTA
MEMAHAMI DASAR DASAR PENYUSUNAN RKP DESA PESERTA MAMPU MAMPU
MENYUSUN RKP DESA DENGAN BAIK SEKENARIO PELATIHAN ORIENTASI PELATIHAN
1. PENGANTAR Tahapan Penyusunan RKP Desa FREE TES LEGAL DRAFTING 2. Tim
Penyusun RKP Desa 1. Musrenbang RKP Desa 2. Regulasi dan sistimatika RKP Desa
PENYUSUNAN RKP DESA Lokakarya Desa a.1. Evaulasi pembangunan tahun lalu a.2.
Analisisa RPJM Desa a.3. Analisa keadaan darurat a.4. Analisa Kebijakan supra desa
a.5. Menyusun Desain Kegiatan dan RAB a.6. Menyusun Matrik RKP Desa PASCA
PENYUSUNAN Pengawalan RKP Desa RENCANA KERJA DAN TINDAK LANJUT POST TES
HARAPAN PESERTA KONTRAK BELAJAR MODUL 1 PENYUSUNAN RKP DESA
PENYUSUNAN RKP DESA Kantor: Jl. Raya Sokka 48C Telp/Fax. (0287) 383432
Pejagoan Kebumen PENGERTIAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA YANG
SELANJUTNYA DISINGKAT RKP DESA ADALAH RENCANA PEMBANGUNAN DESA YANG
DISUSUN OLEH PEMERINTAH DESA BERSAMA MASYARAKAT UNTUK JANGKA WAKTU
SATU TAHUN. PASAL 64 (1) Perencanaan pembangunan desa sebagaimana
dimaksud pasal 63 ayat (2) disusun secara berjangka meliputi : a. Rencana
pembangunan jangka menengah desa yang selanjutnya disebut RPJMD untuk
jangka waktu lima tahun b. Rencana Kerja pembangunan desa, selanjutnya disebut
RKP desa merupakan penjabaran dari RPJMD untuk jangka waktu 1 ( satu ) tahun (2)
RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan dengan Peraturan
Desa dan RKP desa ditetapkan dalam Peraturan kepala desa PRINSIP PENYUSUNAN
RKP DESA 1. 2. 3. pemberdayaan, yaitu upaya untuk mewujudkan kemampuan dan
kemandirian masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara; partisipatif, yaitu keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat secara aktif
dalam proses pembangunan; berpihak pada masyarakat, yaitu seluruh proses
pembangunan di pedesaan secara serius memberikan kesempatan yang seluas-
luasnya bagi masyarakat khususnya masyarakat miskin; terbuka, yaitu setiap
proses tahapan perencanaan pembangunan dapat dilihat dan diketahui secara
langsung oleh seluruh masyarakat desa; akuntabel, yaitu setiap proses dan
tahapan-tahapan kegiatan pembangunan dapat dipertanggungjawabkan dengan
benar, baik pada pemerintah di desa maupun pada masyarakat; 4. 5. Lanjutan. 6.
selektif, yaitu semua masalah terseleksi dengan baik untuk mencapai hasil yang
optimal; 7. efisiensi dan efektif, yaitu pelaksanaan perencanaan kegiatan sesuai
dengan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang tersedia; 8.
keberlanjutan, yaitu setiap proses dan tahapan kegiatan perencanaan harus
berjalan secara berkelanjutan; 9. cermat, yaitu data yang diperoleh cukup obyektif,
teliti, dapat dipercaya, dan menampung aspirasi masyarakat; 10. proses berulang,
yaitu pengkajian terhadap suatu masalah/hal dilakukan secara berulang sehingga
mendapatkan hasil yang terbaik; TUJUAN 1.1. Untuk menjamin konsistensi
perencanaan dan penganggaran Desa Sebagai dasar/pedoman kegiatan
Pembangunan . 1.2. Sebagai masukan penyusunan APB Desa MASUKAN Dari Desa
Dokumen RPJMDes Hasil Evaluasi Pembangunan Dari Kabupaten Draf Rancangan
RKPD Draf Rancangan Renja SKPD TAHAPAN PNYUSUNAN RKP DESA Penyusunan
Rencana * Melaksanakan lokakarya Desa * Penyusunan rancangan RKP Desa *
Melaksanakan Musyawarah Pembangunan Desa Penetapan Rencana * RKP Desa
dengan Peraturan Kepala Desa Pengendalian pelaksanaan Rencana * Koreksi dan
penyesuaian selama pelaksanaan rencana Evaulasi pelaksanaan rencana *
Pengumpulan dan analisi data untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja
ALUR PENYUSUNAN RKP DESA 1. LOKAKARYA DESA EVALUASI KEGIATAN TAHUN
SEBELUMNYA 2. ANALISA KEADAAN DARURAT 3. ANALISA KEBIKAN SUPRA DESA 4.
ANALISA KEGIATAN DALAM RPJMD 5. MENDBESAIN KEGIATAN DAN BIAYA
MUSRENBANG DESA 3. 4. 1. MEMAPARKAN HASIL LOKAKARYA 2. MENYEPAKATI
KEGIATAN DAN BIAYA MENYEPAKATI USULAN KEGIATAN UNTUK MURENCAM
MENYEPAKATI WAKIL DESA DALAM MUSRENBANGCAM PERATURAN KADES RKP DESA
TEMPAT BALAI DESA PESERTA WAKIL RW / RT WARGA MISKIN PEREMPUAN LEMBAGA
MASYARAKAT DESA TOGA / TOMAS PEMDES BPD ACARA LOKAKARYA DESA METHODE
SAMBUTAN KETUA LKMD PENGANTAR FISILITATOR A. B. C. D. E. EVALUASI
PEMBANGUNAN ANALISA KEADAAN DARURAT ANALISA KEBIJAKAN SUPRA DESA
ANALISA RPJMDes DESAIN KEGIATAN DAN BIAYA HASIL DRAFT RANCANGAN RKP
DESA TEMPAT BALAI DESA PESERTA WAKIL RW WARGA MISKIN PEREMPUAN
LEMBAGA MASYARAKAT DESA TOGA / TOMAS PEMDES BPD SAMBUTAN KADES
PENGANTAR FASIILTAITOR PELAKSANAAN MUSBANG ACARA MUSRENBANG DESA
METHODE 1. 2. CURAH PENDAPAT PENYEPAKATAN DRAFT HASIL 1. PERKADES
RANCANGAN RKP DESA 3. DAFTAR USULAN UNTUK MUSRENBANGCAM 2. DAFTAR
PESERTA MUSRENBANGCAM MODUL 2 LOKAKARAYA PENYUSUNAN RKP DESA
LOKAKARYA RKP DESA Kantor: Jl. Raya Sokka 48C Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan
Kebumen PENGERTIAN Lokakarya Desa adalah wadah bersama antar pelaku
pembangunan di tingkat Desa untuk membahas perencanaan tahunan desa.
TUJUAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menevaulasi pembangunan tahun sebelumnya.
Mengidentiikasi kegiatan dari RPJMDes Mengidentiikasi kegiatan dari kebijakan
supra Desa Mengidentiikasi kegiatan darurat Menyusun Rencana Anggaran dan
Biaya. Menyusun draf matrik kegiatan RPKP Desa. KELUARAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Evaulasi pembangunan tahun sebelunya. Anasila kegiatan RPJDes Analisa kegiatan
supra desa Analisa kegiatan darurat Rencana Anggaran dan Biaya. Draf matrik
kegiatan RPKP Desa. Berita Acara Lokakarya RPKP Desa. PESERTA Delegasi dusun
Perwakilan kelompok ekonomi di tingkat desa Unsur Warga miskin Unsur
perempuan Unsur Lembaga Kemasyarakatan desa Anggota BPD dari perwakilan
dusun tersebut Pemerintah Desa. TAHAP PERSIAPAN LOKAKARYA DESA a. b. Pokja
perencanaan Desa menetapkan jadwal, tempat, peserta, dan agenda Lokakarya RKP
Desa. Pokja perencanaan Desa menyiapkan peralatan serta format format yang
dibutuhkan, ( spidol, kertas palano, daftar hadir, berita acara serta format-format
F4, F5, F6 dan F 7 ). TAHAP PELAKSANAAN LOKAKARYA DESA a. b. c. d. Pendaftaran
peserta Lokakarya RKP Desa oleh pokja perencanaan desa. Pokja perencanaan Desa
memaparkan tujuan, methode serta keluaran Lokakarya Desa. Pokja perencanaan
Desa memfasilitasi Lokakarya Desa Pokja perencanaan Desa mendokumentasikan
proses dan hasil Lokakarya Desa. TEKNIK EVALUASI PEMBANGUNAN Kantor: Jl. Raya
Sokka 48C Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan Kebumen PENGERTIAN EVALUASI
PEMBANGUNAN ADALAH SERANGKAIAN KEGIATAN PENILAIAN ATAS CAPAIAN
KEGIATAN YANG TELAH DIRENCANAKAN TUJUAN MENGETAHUI CAPAIAN KEGIATAN
YANG DIRENCANAKAN MENGIDENTIFIKASIKAN KEGIATAN KEGIATAN YANG HARUS DI
LANJUTKAN PADA TAHUN BERSANGKUTAN LANGKAH-LANGKAH EVALUASI
PEMBANGUNAN Siapkan Format Kajian Evaulasi pembangunan Indentifikasikan
kegiatan-kegiatan yang dianggarkan pada tahun sebelumnya ( tuliskan pada format
1.1 kolom 2 ) Bahaslah tingkat penyelesaian masing masing kegiatan (hasilnya
tuliskan pada format 1.1 dengan cara memberi tanda (v) pada kolom 3 jika kegiatan
selesai, kolom 4 jika kegiatan belum selesai, kolom 5 jika kegiatan tidak
dilaksanakan/dikerjakan ) Berilah keterangan jika kegiatan belum selesai datau
tidak dilaksanakan ( tuliskan pada kolom 6 format 1.1 ) Tuliskanlah rekomendasi
hasil pembahasan pada kolom 7 jika tidak ada rekomendasi, kolom 8 jika
rekomendasi dilanjutkan pada tahun tersebut, kolom 9 jika direkomedasikan untuk
dilanjutkan pembangunanya pada tahun anggaran berikutnya Contoh Pengisian
Format FORMAT 1.1 EVAULASI KEGIATAN TAHUN SEBELUMNYA TINGKAT PENYESAIAN
REKOMENDASI KETERANGAN 6 TIDAK DIRKOMENDASI DILANJUTKAN DILANJUTKAN
TAHUN BERIKUTNYA NO KEGIATAN TAHUN SEBELUMNYA 2 SELESAI BELUM SELESAI
TIDAK DILAKUKAN 1 3 4 5 7 8 9 01 Pembanguna n Jalan Rabat Beton di Rw 01
sepanjang 100 m Rehab Balai Desa V Terbangun Jalan Sepanjang 100 M - 02 V
Pembangunan Baru Mencapai 70 % karena terjadi kenaikan hargaharga bangunan
Dianggaraka n Kembali pada anggaran tahun berikutnya Minta klarifikasi pengelola
untuk segera dikerjakan 03 Bantuan Modal Kelompok Tani V Bantuan belum
dibagikan masih ada di bendahara panitia ANALISA KEGIATAN RPJMDes Kantor: Jl.
Raya Sokka 48C Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan Kebumen PENGERTIAN Analisa
kegiatan pada RPJMDes adalah serangkaian kegiatan untuk mengetahui rencana
kegiatan RPJMDes pada tahun bersangkutan TUJUAN MENGIDENTIFIKASIKAN
KEGIATAN KEGIATAN BERDASAR PROGRAM DAN KEGIATAN DI RPJMDes PADA
TAHUN BERSANGKUTAN LANGKAH-LANGKAH ANALISA RPJMDeS Siapkan format
Analisa Kegiatan pada RPJMDes Paparkanlah Format RPJMDes Identifikasikan
kegiatan kegiatan yang ada pada RPJMDes tahun bersangkutan Catatlah kegiatan
kegiatan pada format Analisa Kegiatan pada RPJMDes FORMAT 1.4 ANALIS
KEGIATAN DALAM RPJMDes TAHUN BERSANGKUTAN NO NAMA KEGIATAN DALAM
RPJMD TAHUN BERSANGKUATAN VOLUME LOKASI 1 1.1 1.1.1 1.1.2 II 2.1 2.1.1 2.1.2
III 3.1 3.1.1 Pengembangan Wilayah Pekerjaan Umum Pembangunan Jalan Rabat
Beton Perbaikan saranan Ibadah Bidang EkonomiPertanian Pertanian Pengadaan
Sprayer Bantuan Kelompok Tani Pupuk Urea ) Sosial Budaya Pendidikan Bantuan
Penyelenggaraan TK Ls Desa 5 Buah 4 Kelompok Desa Desa 150 m 5x6 Rw 02 Desa
TEKNIK ANALISA KEBIJAKAN SUPRA DESA Kantor: Jl. Raya Sokka 48C Telp/Fax. (0287)
383432 Pejagoan Kebumen PENGERTIAN KEBIJAKAN SUPRA DESA ADALAH SEMUA
KEBIJAKAN PEMERINTAH, PEMERINTAH PROPINSI DAN PEMERINTAH KABUPATEN
YANG BERIMPLIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN DESA TUJUAN
MENGIDENTIFIKASIKAN KEGIATAN KARENA ADANYA KEBIJAKAN DARI SUPRA DESA
LANGKAH-LANGKAH ANALISA KEBIJAKAN SUPRA DESA Siapkanlah format Analisa
kebijakan supra desa Indentifikasikan kebijakan supra desa dan catat pada kolom 2
Diskusikanlah implikasi kegiatan dari kebijakan tersebut hasilnya tuliskan pada
kolom 3 Tuliskan Volume kegiatan pada 4 Tuliskan lokasi kegiatan pada kolom 5
FORMAT 1.3 ANALISA KEBIJAKAN SUPRA DESA NO BENTUK DAN JENIS KEBIJAKAN
INDIKASI KEGIATAN SEBAGAI AKIBAT ADANYA KEBIJAKAN NAMA KEGIATAN 1 2 3
VOLUME 4 LOKASI 5 01 Perbub No Tahun Tentang Sharing dana untuk
Kegiatan Desa siaga Ls Desa 02 TEKNIK ANALISA KEADAAN DARURAT Kantor: Jl.
Raya Sokka 48C Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan Kebumen PENGERTIAN KEADAAN
DARURAT ADALAH SUATU KEADAAN YANG HARUS SEGERA DITANGANI KARENA
ADANYA BENCANA TUJUAN MENGETAHUI ADA TIDAKNYA KEADAAN DARURAT
MENGETAHUI TINGKAT KERUSAKAN MERUMUSKAN / IDENTIFIKASI TINDAKAN
TANGGAP DARURAT LANGKAH-LANGKAH ANALISA Siapkan Format Kajian Analisa
Keadaan Darurat Indentifikasikan kejadian / bencana ( hasilnya tuliskan pada pada
format 1.2 kolom 2 ) Indentifikasikan lokasi kejadian (hasilnya tuliskan pada pada
format 1.2 kolom 3 ) Indentifikasi kerusakan yang terjadi (hasilnya tuliskan pada
pada format 1.2 kolom 4 ) Indentifikasikan kegiatan dalam rangka penanggulangan
kerusakan yang ada (hasilnya tuliskan pada pada format 1.2 kolom 5 )
Identifikasikan volume kegiatan yang diperlukan (hasilnya tuliskan pada pada
format 1.2 kolom 6 ) Tuliskan lokasi kegiatan (hasilnya tuliskan pada pada format
1.2 kolom 6 ) Contoh Pengisian Format FORMAT 1.2 ANALIS KEADAAN DARURAT NO
BENTUK / KEJADIAN LOKAS I TINGKAT KERUSAKAN YANG DITIMBULKAN 4 Tanggul
sungai Jebol sepanjang 100 M 1 Rumah Warga Roboh ALTERNATIF KEGIATAN
TANGGAP DARURAT 5 Perbaikan Tanggu Sungai Stimulan rehab rumah VOLUME
BIAYA RP. 1 1 2 Terjadi Bencana Banjir bandang 3 Rw 03,04 dan 04 6 100 m x 5 m 7
Ls MENDESAIN KEGIATAN DAN BIAYA Kantor: Jl. Raya Sokka 48C Telp/Fax. (0287)
383432 Pejagoan Kebumen PENGERTIAN Adalah serangkaian kegiatan untuk
mendesain bentuk kegiatan dan menyusun anggaran biaya sebuah kegiatan
TUJUAN Tujuan Membuat Desain Kegiatan 1. Efektifitas dan Efisien Kinerja 2.
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan 4. Sebagai Alat Evaluasi dan Pengawasan Tujuan
Penyusunan RAB 1. Mengetahui Jumlah Biaya yang dibutuhkan 2. Sebagai Alat
Evaluasi dan Pengawasan LANGKAH LANGKAH MEMBUAT DESAIN KEGIATAN FISIK
Surve Lapangan Di perlukan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya/lapangan
sebagai acuan dalam menyusun desain teknis Menghitung Volume Dalam
menghitung volume kegiatan harus berdasarkan hasil pengukuran pada survai
lapangan Membuat Gambar Teknis LANGKAH LANGKAH MEMBUAT DESAIN
KEGIATAN NON FISIK Menentukan Tujuan Kegiatan Peserta memahami dan mampu
menyusun RPJMDes Menentukan sasaran Misal: Untuk kegiatan pelatihan RPJMDes
sasarannya adalah : 1. Pemdes 2. BPD 3. Toga / Tomas Menentukan Jumlah sasaran
Misal : Jumlah peserta pelatihan adalah 30 Orang Menentukan Lama Kegiatan
Misal : Pelatihan dilaksanakan selama tiga hari Menentukan Methode Kegiatan
Pendidikan Orang Dewasa ( Partisipatory andragogi ) MEMBUAT RENCANA
ANGGARAN BIAYA KEGIATAN NON FISIK Gunakan standar analisa kegiatan swakelola
Gunakan standar biaya yang resmi (biasanya dalam bentuk Peraturan Bupati) tidak
harus menggunakan pagu maksimal Masukan dalam format Rencana Anggaran
Biaya PENYUSUNAN MATRIK RKP DESA Kantor: Jl. Raya Sokka 48C Telp/Fax. (0287)
383432 Pejagoan Kebumen PENGERTIAN Adalah serangkaian kegiatan pengisian
matrik program dan kegiatan pada RKP Desa LANGAKAH LANGKAH MEMBUAT
MATRIK RKP DESA Siapkanlah matrik RKP Desa Identifikasikan kegiatan dari hasil
kajian ( Analisa Keadaan Darurat, Evaulasi Pembangunan, Kebijakan Supra Desa dan
Analisa Kegiatan Dalam RPJMDes ) Tuliskanlah kegiatan tersebut dalam kolom 2
Format RKP Desa menurut sektor dan bidang Tuliskan tujuan masing masing
kegitan pada kolom 3 Format RKP Desa Tuliskanlan lokasi kegiatan pada kolom 4
Tuliskan volume kegiatan pada kolom 5 Tuliskan sifat kegiatan dengan memberi
tanada V pada kolom 6,7 dan 8 Tuliskan besaran rencana anggaran biaya pada 9,10
dan 11 disusaikan dengan sumber biaya Jumlahkanlah pada kolom 9,10 dan 11
hasilnya tuliskan pada kolom 12 Tuliskan penanggung jawab kegiatan pada kolom
13 Tuliskan indikator kegiatan pada kolom 14 MENENTUKAN SUMBER BIAYA SUMBER
BIAYA 1. APBD/APBN APBD Bisa berasal dari APBD II ( kabupaten ) dan APBD I
( Propinsi ) Apabila kegitan tersebut memenuh krteraia sebaga berikut 1.1. Bukan
Kewenangan Desa 1.2. Biayanya terlalu besar 1.3. Desa tidak mempunyai kapasitas
teknis untuk melaksanakannya 2. APB Desa 1.1. Kewenangan Desa 1.2. Biayanya
terjangkau oleh anggaran Desa 1.3. Desa mempunyai kapasitas teknis untuk
melaksanakannya 3. Lainya Berasal dari selan sumber diatas, mis a. Bantuan dari
LSM b. Bantuan luar Negri ( Program PPK, P2KP dsb ) c. Dari perusahaan swasta
RENCANA PEMBANGUNAN TAHUNAN DESA TAHUN 2007 DESA KECAMATAN
KABUPATEN : Suka Maju : Maju Lancar : KEBUMEN SIFAT TUJUAN KEGIATAN SUMBER
BIAYA PENANG JAWAB idikator NO JENIS PROYEK LOKASI VOL BR L R APBD/N APBDes
Lainya JUMLAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 I 1.2 PENGEMBANGAN WILAYAH
Sumber Daya Air Pembangunan Talud Sungai sepanjang 50 Meter BIDANG EKONOMI
Pertanian Bantuan pengadaan alat pembasmi hama SOSIAL BUDAYA Desa 10 Buah
V 15.000.000 15.000.000 1.2.1 II 2.1 2.1.1 III Rw 01 RW 02 50 M X 3M 35.000.000 V
35.000.000 3.1 Pendidikan Sosialisasi pendidikan anak Usia Dini JUMLAH 3.1.1 Desa
Ls v 5.000.000 5.000.000 35.000.000 20.000.00 55.000.000 .,.2007
Kepala Desa . MODUL 3 MUSRENBANG RKP DESA MUSRENBANG RKP DESA
Kantor: Jl. Raya Sokka 48C Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan Kebumen DASAR
HUKUM Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
PENGERTIAN Musrenbang Desa adalah forum musyawarah tahunan yang
dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan (stakeholders)
desa/kelurahan (pihak yang berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa
dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati
rencana kegiatan tahun anggaran berikutnya. TUJUAN Menampung dan menetapkan
kegiatan prioritas sesuai kebutuhan masyarakat yang diperoleh dari musyawarah
perencanaan pada tingkat di bawahnya (Musyawarah Dusun/kelompok) yang telah
digodok dalam Lokakarya Desa. Menetapkan kegiatan prioritas desa/kelurahan yang
akan dibiayai melaluiAlokasi Dana Desa/Kelurahan yang berasal dari APBD
Kabupaten/Kota maupun sumber pendanaan lainnya. Menetapkan kegiatan prioritas
yang akan diajukan untuk dibahas pada ForumMusrenbang Kecamatan (untuk
dibiayai melalui APBD Kabupaten/Kota atau APBD Provinsi). HASIL MUSRENBANG
DESA Daftar Kegiatan Prioritas yang akan dilaksanakan sendiri oleh Desa yang
bersangkutan yang akan dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB-
Desa), serta swadaya gotong royong masyarakat Desa; Daftar Kegiatan Prioritas
yang akan diusulkan ke Kecamatan untuk dibiayai melalui APBD Kabupaten/Kota
dan APBD Provinsi; Daftar nama anggota Delegasi yang akan membahas hasil
Musrenbang Desa pada forum Musrenbang Kecamatan. KELUARAN 1. Dokumen
Rencana Kerja Pembangunan Desa/Kelurahan yang berisi: a. Prioritas Kegiatan
pembangunan skala desa yang akan didanai oleh Alokasi Dana Desa dan atau
swadaya. b. Prioritas Kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan melalui
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dilengkapi dengan kode desa dan kecamatan
dan akan dibahas pada forum Musrenbang Kecamatan. 2. Daftar nama delegasi
untuk mengikuti Musrenbang Kecamatan. 3. Berita acara Musrenbang Desa.
PESERTA Peserta Musrenbang Desa adalah perwakilan komponen masyarakat
(individu atau kelompok) yang berada di desa, seperti: ketua RT/RW; kepala dusun,
tokoh agama, ketua adat, wakil kelompok perempuan, kelompok pemuda,
organisasi masyarakat, pengusaha, kelompok tani/nelayan, komite sekolah. KK
Miskin Berita Acara Musrenbang Desa Berkaitan dengan rencana pelaksanaan
Musrenbang Desa tahun 2007 di Desa Suka Maju Kecamatan Maju Lancar
Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah maka pada hari ini : Hari dan Tanggal :
Jam : pukul s.d. pukul .
. Tempat : Balai Desa Suka Maju telah diselenggarakan Musrenbang
Desa/Kelurahan yang dihadiri oleh wakilwakil dari kelompok, dusun dan tokoh
masyarakat serta unsur lain yang terkait di desa sebagaimana tercantum dalam
Daftar Hadir terlampir. Materi atau topik yang dibahas dalam musyawarah ini serta
yang bertindak selaku unsur pimpinan rapat dan narasumber adalah : A. Materi 1.
Draf Rancangan RKP Desa Hasil Lokakarya Desa 2. Draf Rancangan usulan
Musrenbangcam 3. Perwakilan Desa dalam Musrenbangcam B. Unsur Pimpinan
Rapat dan Narasumber Pemimpin Rapat : dari
.. Sekretaris / Notulis : . dari
.. Narasumber : 1 . dari 2.
.. dari .... 3.... dari
Setelah dilaku kan pembahasan dan diskusi terhadap materi
atau topik di atas selanjutnya seluruh peserta Musrenbang Desa menyetujui serta
memutuskan beberapa hal : RKP Desa Daftar Usulan prioritas kegiatan yang akan
diusulkan pada Musrenbangcam Daftar nama delegasi untuk memwakili desa dalam
Musrenbangcam. Keputusan diambil secara: musyawarah mufakat/aklamasi dan
pemungutan suara/voting Demikian berita acara ini dibuat dan disahkan dengan
penuh tanggung jawab agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
, tanggal Pimpinan Musrenbang Notulis / Sekretaris
( ) ( ) Mengetahui , Kepala Desa Suka Maju ( ) Mengetahui dan Menyetujui, Wakil
dari Peserta Musrenbang Desa/Kelurahan Nama Alamat Ttd. 1. .
. 2. .
. 3. .
. 4. .
. 5. .
. DAFTAR NAMA ANGGOTA DELEGASI/PESERTA
MUSRENBANG KECAMATAN TAHUN 2007 Desa : Suka Maju Kecamatan : Maju Lancar
Kabupaten : Kebumen NO NAMA Kades BPD LKMD Perempuan Masyarakat Miskin
UNSUR ALAMAT RT/RW KETERANGAN .,.2007 Kepala Desa Suka Maju
MODUL 1 REGULASI DAN SISITEMATIKA RKP DESA KEPUTUSAN KEPALA DESA DAN
SISTIMATIKA RKP DESA Kantor: Jl. Raya Sokka 48C Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan
Kebumen PASAL 64 (1) Perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud
pasal 63 ayat (2) disusun secara berjangka meliputi : a. Rencana pembangunan
jangka menengah desa yang selanjutnya disebut RPJMD untuk jangka waktu lima
tahun b. Rencana Kerja pembangunan desa, selanjutnya disebut RKP desa
merupakan penjabaran dari RPJMD untuk jangka waktu 1 ( satu ) tahun (2) RPJMD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan dengan Peraturan Desa
dan RKP desa ditetapkan dalam keputusan kepala desa KEPUTUSAN KEPALA DESA
SELANCAR CONTOH KECAMATAN AWANG-AWANG KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 02
TAHUN 2008 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP Desa) TAHUN
2007 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA KAJORAN,
Menimbang : a b... c Mengingat : 1...; 2 .............; MEMUTUSKAN :
Menetapka : Keputusan Kepala Desa Kajoran Tentang Rencanan Kerja Pembangunan
Desa tahun 2007 BAB I KETETNTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Desa
ini yang dimaksud : 1. ................... 2. .................. BAB II SISTEMATIKA PENYUSUNAN
RKP Desa Pasal 2 (1). Rencana Kerja Pembangunan Desa untuk Tahun 2007 disusun
dengan sistematika sebagai berikut : a. BAB I : b. BAB II : c. BAB III : d. BAB IV : ( 2 )
Isi Rencana Kerja Pembangunan Desa Tahun 2007 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Peraturan Kepala Desa yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang
tak terpisahkan dari Peraturan Kepala Desa ini. Pasal 3 Rencana Kerja Penbangunan
Desa tahun 2007 merupakan landasan dan pedoman bagi Pemerintah Desa dan
LKMD dalam Pelaksanaan pembangunan Tahun 2007. Pasal 4 Berdasarkan RKP Desa
ini selanjutnya disusun APB Desa Tahun 2007. Pasal 5 Pelaksanaan pembangunan
tersebut dilaksanakan oleh LKMD dengan penggunaan dana melalui / dibuat RAB
( Rencana Anggaran Belanja ) Pasal 6 Keputusan Kepala Desa ini berlaku sejak
tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Selancar Pada tanggal. ............ KEPALA DESA
SELANCAR, SUDIYO CONTOH SISTIMATIKA PENULISAN RKP DESA BAB I :
PENDAHULUAN a. Latar Belakang / Pendahuluan b. Visi dan Misi b. Landasan Hukum
c. Tujuan BAB II : ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DESA a. Pendapatan Desa b. Belanja
Desa BAB III : PRIORITAS PEMBANGUNAN DESA a, Masalah dan Tantangan b.
Program dan Kegiatan Indikatif BAB IV : KAIDAH PELAKSANAAN BAB V : PENUTUP
LAMPIRAN 1. Matrik Program kegiatan 2. Rencana Anggaran Biaya 3. Proses
Penyusunan Program dan kegiatan ( F. 1.1 S/D F.1. 4 ) 4. Berita acara musyawarah
( Lokakarya, Musbangdes ) 5. Daftar Hadir Musyawarah ( Lokakarya, Musbangdes )
6. Peta Desa 7. Foto Kegiatan MODUL 4 SOSIALISASI DAN PENGAWALAN SOSIALISASI
RKAP DESA Kantor: Jl. Raya Sokka 48C Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan Kebumen
Sosialisasi Perencanaan Desa Pada Masyarakat Peraturan Desa dan Peraturan
Kepala Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) disebarluaskan oleh Pemerintah Desa.
( PP No 72 Pasal 60 ayat 3 ) Peraturan Desa dan peraturan pelaksanaannya wajib
disebarluaskan kepada masyarakat oleh Pemerintah Desa. ( PERATURAN MENTERI
DALAM NEGERINOMOR 29 TAHUN 2006 Pasal 17 ) Peraturan Bupati No 29 Tahun
2005 Pasal 5 Setiap Lembaga Publik yang telah membuat dokumen publik wajib
memberikan informasi kepada masyarakat ( Ayat 1 ) Dokumen publik sebagaimana
dimaksud dapat berupa dokumen yang masih dalam bentuk draf maupun yang
telah diundangkan ( Ayat 4 ) SUBTANSI SOSIALISASI Lampiran RKP Desa yang
memuat program dan kegiatan idikatif tahun bersangkutan MEDIA SOSIALISASI
Forum masyarakat baik formal maupun non formal Poster Radio kumunitas Papan
Informasi Desa Papan informasi dusun, Rw, Rt SASARAN Warga masyarakat pada
umunya Toga, Tomas Lembaga Kemasyarakatan Desa ( LKMD, PKK, RW, RT dsb )
Kelompok kelompok kepentingan ( Kelompok Tani, Kelompok pedagang Dsb) Siapa
yang melakukan ? Pemerintah Desa BPD Pokja Perencanaan Masyarakat Sosialisasi
Perencanaan Desa Kepada Supra Desa atau Pihak Ketiga lainya dilakkan dalam
bentuk Penyampaian dokumen Perdes tentang RPJMDes Penyampaian dokumen
Keputusan Kepala Desa tetang RKP Desa Sasaran Sosialisasi Pemeintah 1.
Kecamatan 2. BAPEDA 3. SKPD terkait DPRD 1. Komisi DPRD terkait 2. Anggota
DPRD dari perwakilan Daerah pemilihan bersangkutan Swasta PENGAWALAN
PERENCANAAN DESA Kantor: Jl. Raya Sokka 48C Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan
Kebumen Pengawalan Perencanaan Desa di tingkat desa Adalah serangkaian
kegiatan / aktifitas dalam rangka mengawal usulan program dan kegiatan dari hasil
perencanaan desa (RKP Desa) terakomodasi dalam Anggaran dan Belanja Desa
( APB Desa ) dan APBD Tujuan Memastikan RKP Desa ( Kegiatan pembangunan
Skala Desa ) terakomodasi dalam Anggaran dan Belanja Desa ( APB Desa )
Memastikan RKP Desa ( Kegiatan pembangunan Skala Kabupaten ) terakomodasi
dalam Anggaran dan Belanja Daerah ( APBD )) Siapa yang melakukan ? Tingkat
Desa Delegasi Dusun Tingkat Kecamatan Delegasi Desa yang di pilih secara
partisipatif dalam Forum Musrenbang Desa. Tingkat Kabupaten Delegasi Kecamatan
yang di pilih secara partisipatif dalam Forum Musrenbang Kecamatan. Arena
Pengawalan Tingkat Desa Musyawarah Anggaran Desa Tingkat Kecamatan
Musrenbangcam Tingkat Kabupaten Forum SKPD Musrenbangkab Musyawarah
Anggaran di DPRD TUGAS DELEGASI DESA Kepala Desa menyusun daftar prioritas
kegiatan pembangunan untuk dibahas pada Musrenbang Kecamatan. 2.
Memperjuangkan prioritas kegiatan pembangunan Desa dalam Forum Musrenbang
Kecamatan. 3. Mengambil inisiatif untuk membahas perkembangan usulan Desa
dengan kelompokkelompok masyarakat 1. Membantu TUGAS DELEGASI
KECAMATAN 1. Membantu Tim Penyelenggara menyusun daftar prioritas kegiatan
pembangunan di wilayah kecamatan untuk dibahas pada Forum SKPD dan
Musrenbang Kabupaten/Kota. 2. Memperjuangkan prioritas kegiatan pembangunan
kecamatan dalam Forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten/Kota. 3. Mengambil
inisiatif untuk membahas perkembangan usulan kecamatan dengan delegasi dari
desa/kelurahan dan kelompokkelompok masyarakat di tingkat kecamatan. 4.
Mendiskusikan berita acara hasil Musrenbang Kecamatan dengan anggota DPRD
dari wilayah pemilihan kecamatan yang bersangkutan. TUGAS DELEGASI
KECAMATAN 1. Membantu Tim Penyelenggara menyusun daftar prioritas kegiatan
pembangunan di wilayah kecamatan untuk dibahas pada Forum SKPD dan
Musrenbang Kabupaten/Kota. 2. Memperjuangkan prioritas kegiatan pembangunan
kecamatan dalam Forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten/Kota. 3. Mengambil
inisiatif untuk membahas perkembangan usulan kecamatan dengan delegasi dari
desa/kelurahan dan kelompokkelompok masyarakat di tingkat kecamatan. 4.
Mendiskusikan berita acara hasil Musrenbang Kecamatan dengan anggota DPRD
dari wilayah pemilihan kecamatan yang bersangkutan. EVALUASI DAN RKTL Kantor:
Jl. Raya Sokka 48C Pejagoan Kebumen www. binainsani-kebumen.org
maji_binainsani@yahoo.com EVALUASI UMUM Apakah Pelatihan ini sesuai dengan
harapan anda sebelumnya ? 12345 Apakah Pelatihan ini menambah
pengetahuan anda tentang perencaan partisipatif ? 12345 Apakah pelatihan ini
memberikan kesadaran tentang pentingnya perencanaan partipatif di desa anda ?
12345 Apakah pelatihan ini memberikan ketrampilan kepada anda dalam hal
penyusunan RPJMDes yang partisipatif ? 12345 Apakah pelatihan ini
memberikan ketrampilan kepada anda dalam hal penyusunan RKP Desa
partisipatif ? 12345 Keterangan : 1 = sangat jelek 2 = kurang baik 3 = baik 4 =
cukup baik 5 = sangat baik - Lingkarilah salah satu angka yang menurut anda
sesuai EVALUASI FASILITATOR No 1 2 3 4 5 Nama Nasum/ Fasilitator Penguasaan
Materi 12345 12345 12345 12345 12345 Penggunaan Metode
12345 12345 12345 12345 12345 Keterangan : 1 = sangat jelek
2 = kurang baik 3 = baik 4 = cukup baik 5 = sangat baik Lingkarilah salah satu
angka yang menurut anda sesuai EVALUASI PENYELENGGARA PELATIHAN Menurut
anda tentang lamanya pelatihan ini a. Terlalu lama b. Cukup c. Terlalu pendek
Menurut anda tentang jadwal pelatihan a. Terlalu padat b. Cukup c. Terlalu santai
Menurut anda tentang penyedian bahan palatihan a. Sangat memadai b. Cukup c.
Kuarang memadai Menurut anda akomodasi pelatihan ini a. Memuaskan b. Cukup c.
Kurang RENCANA KERJA DAN TINDAK LANJUT DESA KELOMPOK : : NO KEGIATAN
TUJUAN PENANGGUNG JAWAB PIHAK YANG TERLIBAT WAKTU PELAKSAN AAN Contoh
PERATURAN KEPALA DESA NOMOR TANGGAL : : TENTANG TAHUN 2008 2008
RENCANA KERJA PEMBANGUNA DESA ( RKP DESA ) TAHUN 2008 DESA SELANCAR
KECAMATAN SUKA MAJU KABUPATEN ATAS ANGIN PERATURAN KEPALA DESA
SELANCAR KECAMATAN SUKA MAJU KABUPATEN ATAS ANGIN NOMOR : 01 TAHUN
2007 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA ( RKP DESA ) TAHUN 2008
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SELANCAR, Menimbang :
a. bahwa untuk mewujudkan visi-misi desa yang telah disepakati bersama dalam
mewujudkan pembangunan yang berorientasi pada kebutuhan riil masyarakat perlu
dirumuskan pelaksanaan pembangunan baik ysekala desa dan atau sekala
kecamatan/ kabupaten; b. bahwa untuk melaksanakan pembangunan baik dalam
skala desa dan atau sekala kecamatan/kabupaten, diperlukan pelaksanaan yang
sesuai dengan daftar skala prioritas pembangunan baik fisik, ekonomi ,sosial dan
budaya, yang telah terakomodir dalam RPJMDes, maka perlu dibuat Rencana Kerja
Pembangunan Desa (RKP Desa ) ; c. bahwa RKP Desa tersebut merupakan Rencana
Starategis Pembangunan Tahunan Desa yang menggambarkan arah prioritas
kebijakan desa berkait dengan prioritas program dan kegiatan serta kemampuan
pendanaannya yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Desa; d. bahwa
sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu menetapkan Peraturan Kepala Desa
tentang Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) Desa Selancar Tahun 2008.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerahdaerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah Jo. Peraturan
Pemerintah Nomor 32. Tahun 1950, tentang Penetapan mulai berlakunya Undang-
undang Nomor 13 Tahun 1950; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4421); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); Undang-
Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3952); Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 201,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3988); Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578); Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4857); Peraturan Daerah
Kabupaten Atas Angin Nomor 2 Tahun 2004 tentang Pengaturan Kewenangan Desa;
Peraturan Daerah Kabupaten Atas Angin Nomor 7 Tahun 2004 tentang Peraturan
Desa dan Keputusan Kepala Desa; Peraturan Daerah Kabupaten Atas Angin Nomor
41 Tahun 2004 tentang Kewenangan Daerah Kabupaten Atas Angin ( Lembaran
Daerah Kabupaten Atas Angin Tahun 2004 Nomor 52 ) ; Peraturan Daerah
Kabupaten Atas Angin Nomor 53 Tahun 2004 tentang Partisipasi Masyarakat Dalam
Proses Kebijakan Publik; Peraturan Daerah Kabupaten Atas Angin Nomor 3 Tahun
2007 tentang Sumber Pendapatan Desa. (Lembaran Daerah Kabupaten Atas Angin
Tahun 2007 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Atas Angin Nomor 2);
Peraturan Desa Selancar Nomor 142 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangkah Menengah Desa ( RPMJDes ) MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN
KEPALA DESA SELANCAR TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP
Desa) TAHUN 2008 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Desa
ini yang dimaksud : 1. 2. 3. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat Daerah adalah
Kabupaten Atas Angin Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Atas Angin
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Bupati adalah Bupati Atas Angin
Kecamatan adalah WilSuka Maju Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah. Desa
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilSuka Maju yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintahan Desa
adalah kegiatan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa meliputi Pemerintahan, Pembangunan dan
Kemasyarakatan. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa. Badan
Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Lembaga yang
berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-
undangan yang dibuat oleh Badan Permusyawaratan Desa bersama dengan Kepala
Desa. Keputusan Kepala Desa adalah Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Desa
baik yang bersifat pengaturan maupun penetapan. Keputusan BPD adalah semua
Keputusan BPD yang ditetapkan oleh BPD. RPJMDes adalah Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 5 (lima ) tahun. Rencana Kerja
Pembangunan Desa yang selanjutnya disebut RKP Desa merupakan penjabaran dari
RPJMD untuk jangka waktu 1 ( satu ) tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
yang selanjutnya disebut APB Desa adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan
BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. Alokasi Dana Desa yang selanjutnya
disingkat ADD adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota
untuk Desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan
daerah yang diterima oleh Kabupaten/ Kota. Visi adalah Gambaran tentang Kondisi
Ideal Desa yang diinginkan. Misi adalah Pernyataan tentang sesuatu yang harus
dilaksanakan sehingga Visi dapat terwujud secara efektif dan efisien. BAB II
SISTEMATIKA PENYUSUNAN RKP Desa Pasal 2 (1). Rencana Kerja Pembangunan Desa
Selancar Tahun 2008 disusun dengan sistematika sebagai berikut : a. BAGIAN I :
PENGANTAR - Pendahuluan - Dasar Hukum - Tujuan dan Manfaat - Visi Misi Desa
KEBIJAKAN KEUANGAN DESA - Kebijakan Pendapatan Desa - Kebijakan Belanja Desa
RUMUSAN PRIORITAS MASALAH - Identifikasi Masalah Pembangunan Tahun
Sebelumnya - Identifikasi masalah berdasarkan RPJMDes - Identifikasi Masalah
berdasarkan Prioritas Kebijakan Pembangunan Supra Desa - Identifikasi Masalah
Berdasarkan Analisa KeadaanDarurat KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DESA - Prioritas Program & Kegiatan Sekala Desa b. BAGIAN II : c. BAGIAN III : d.
BAGIAN IV : e. BAGIAN V LAMPIRAN : : Prioritas Program & Kegiatan Sekala Kec/Kab.
Pagu Indikatif Program & Kegiatan masing-masing Bidang/ Sektor PENUTUP. 1.
Matrik Program & Kegiatan beserta Plafon dan Sumber Dana 2. Berita Acara
Musrenbangdes RKP Desa - ( 2 ) Isi Rencana Kerja Pembangunan Desa Tahun 2008
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan II Peraturan Kepala Desa yang
merupakan satu kesatuan dan bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan Kepala
Desa ini. Pasal 3 Rencana Kerja Pembangunan Desa tahun 2008 merupakan
landasan dan pedoman bagi Pemerintah Desa dan LKMD dalam pelaksanaan
pembangunan Desa Tahun 2008. Pasal 4 Berdasarkan Peraturan Kepala Desa ini
Desa Tahun anggaran 2008. yang selanjutnya disusun / dimasukan dalam APB Pasal
5 Pelaksanaan pembangunan tersebut dilaksanakan secara transparan, partisipatif
dan akuntabel oleh LKMD dan pengguna angaran lainnya dengan penggunaan dana
melalui / dibuat RAB ( Rencana Anggaran Belanja ) Pasal 6 Hal hal yang belum
diatur dalam Peraturan Kepala Desa ini, sepanjang mengenai tehnis
pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Kepala Desa. Pasal 7 Peraturan Kepala Desa
ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Pada Tanggal Selancar 9
Desember 2007 KEPALA DESA SELANCAR MAHMUD Lampiran I Nomor Tanggal
Tentang : PERATURAN KEPALA DESA SELANCAR : 01 Tahun 2007 : 9 Desembere
2007 : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA ( RKPD Desa ) TAHUN 2007 BAGIAN I
PENGANTAR A. PENDAHULUAN Bahwa berdasarkan Undang Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan pengganti Undang-
undang Nomor 22 Tahun 1999, Desa atau yang disebut dengan nama lain yang
selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
batas wilSuka Maju yuridis, berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang
diakui dan/atau dibentuk dalam sistem Pemerintah Nasional dan berada di
Kabupaten/Kota, sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Landasan Pemikiran dalam pengaturan mengenai
desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan
pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan pola pemikiran dimaksud, dimana bahwa
desa berwenang mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal
usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam sistem
Pemerintah Nasional dan berada di Kabupaten/Kota, maka sebuah desa diharuskan
mempunyai perencanaan yang matang berlandaskan partisipasi dan transparansi
serta demokratisasi yang berkembang di desa. Sebagaimana yang diamanatkan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 63 dan Pasal 64, serta
sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Atas Angin Nomor 3 Tahun 2007 tentang
Sumber Pendapatan Desa, maka desa diwajibkan menyusun Dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
dan Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) sebagai satu kesatuan
sistem perencanaan pembangunan daerah/ kabupaten secara partisipatif dan
transparan. RKP Desa adalah Rencana Kerja Pembangunan Desa yang dibuat untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun yang berdasarkan penjabaran dari RPJMDes, hasil
evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun sebelumnya, prioritas kebijakan supra
desa dan atau hal- hal yang karena keadaan darurat / bencana alam. Sebagai
Rencana strategis pembangunan tahunan desa, RKP Desa merupakan dokumen
perencanaan pembangunan yang bersifat regular yang pelaksanaannya dilakukan
oleh LKMD sebagai lembaga yang bertanggung jawab di desa. RKP Desa merupakan
satu-satunya pedoman atau acuan pelaksanaan pembangunan bagi pemerintah
Desa dalam jangka waktu satu tahun yang selanjutnya dimasukkan dalam APB Desa
tahun anggaran bersangkutan. B. LANDASAN HUKUM. a. UU Nomor 25 Tahun 2003
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional b. UU Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah. c. UU Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah d. Peraturan Pemerintah
Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa e. Perda Kabupaten Atas Angin Nomor 2 Tahun
2004 tentang Pengaturan Kewenangan Desa. f. Perda Kabupaten Atas Angin Nomor
7 Tahun 2004 tentang Peraturan Desa dan Keputusan Kepala Desa g. Perda
Kabupaten Atas Angin Nomor 53 Tahun 2004 tentang Partisipasi Masyarakat Dalam
Proses Kebijakan Publik. h. Perda Kabupaten Atas Angin Nomor 3 Tahun 2007
tentang Sumber Pendapatan Desa i. Peraturan Desa Selancar Nomor : Tahun 2008
tentang RPJMDes tahun 2008-2012 C. TUJUAN & MANFAAT TUJUAN Tujuan
penyusunan Dokumen RKP Desa secara partisipatif adalah sebagai berikut : a. Agar
desa memiliki dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang berkekuatan
hukum tetap. b. Sebagai dasar/pedoman kegiatan atau pelaksanaan pembangunan
di desa. c. Sebagai dasar penyusunan Peraturan Desa tentang Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa ( APB Desa ) MANFAAT a. Lebih menjamin
kesinambungan pembangunan di tingkat desa b. Sebagai pedoman dan acuan
pembangunan desa. c. Pemberi arah kegiatan pembangunan tahunan di desa. d.
Menampung aspirasi yang sesuai kebutuhan masyarakat dan dipadukan dengan
program pembangunan supra desa e. Dapat mendorong partisipasi dan swadaya
dari masyarakat. D. VISI DAN MISI Sebagai dokumen perencanaan yang
menjabarkan dari Dokumen RPJMDes, maka seluruh rencana program dan kegiatan
pembangunan yang akan dilakukan oleh Desa secara bertahap dan
berkesinambungan harus dapat menghantarkan tercapainya Visi Misi Desa. Visi
Misi Desa Selancar disamping merupakan Visi-Misi Calon Kepala Desa Terpilih, juga
diintegrasikan dengan keinginan bersama masyarakat desa dimana proses
penyusunannya dilakukan secara partisipatif mulai dari tingkat Dusun/ RW sampai
tingkat Desa. Adapun Visi Desa Selancar sebagai berikut : 1. VISI Tercapainya
masyarakat yang aman dan sejahtera melalui pertanian dan optimalisasi pelayanan
publik. 2. MISI a. Menciptakan pelayanan yang merata, berkeadilan tepat waktu dan
tepat guna b. Mewujudkan penyelenggaraan pertanian yang bermutu menyesuikan
Topografi desa dan memaksimalkan potensi yang ada. c. Memberikan pembinaan
dan pengembangan kreativitas masyarakat dibidang ketrampilan untuk
menciptakan lapangan kerja. BAGIAN II KEBIJAKAN KEUANGAN DESA TAHUN 2008
Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut.
Pengelolaan Keuangan Desa merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggung-jawaban dan
pengawasan keuangan desa. Agar pengelolaan keuangan desa lebih mencerminkan
keberpihakan kepada kebutuhan masyarakat dan sesuai peraturan perundangan,
maka harus dikelola secara transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan
dengan tertib dan disiplin anggaran Agar kebijakan pengelolaan keuangan desa
sesuai amanah peraturan perundangan yang berlaku, salah satu diantaranya
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa, dan mencerminkan keberpihakan terhadap kebutuhan
riil masyarakat, setiap tahunnya pemerintah desa bersama Badan
Permusyawaratan Desa menetapkan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa ( APB Desa ) secara partisipatif dan transparan yang proses
penyusunannya dimulai dengan lokakarya desa, konsultasi publik dan rapat umum
BPD untuk penetapannya. APB Desa didalamnya memuat Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan yang pengelolaannya dimulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31
Desember. Kebijakan pengelolaan keuangan desa untuk tahun anggaran 2008
merupakan sistem pengelolaan keuangan yang baru bagi desa. Sehingga masih
harus banyak dilakukan penyesuaian penyesuaian secara menyeluruh sampai
pada tehnis implementasinya. A. PENDAPATAN DESA Pendapatan Desa sebagaimana
meliputi semua penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa
dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa.
Perkiraan pendapatan desa disusun berdasarkan asumsi realisasi pendapatan desa
tahun sebelumnya dengan perkiraan peningkatan berdasarkan potensi yang
menjadi sumber pendapatan asli desa, Bagian Dana Perimbangan, Bantuan
Keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten, Hibah
dan Sumbangan Pihak Ketiga. Adapun asumsi Pendapatan Desa Tahun Anggaran
2008 sebesar Rp.172.577,000,00 (seratus tujuh puluh dua juta lima ratus tujuh
puluh tujuh ribu rupia), yang berasal dari : URAIAN a. Pendapatan Asli Desa
(PADesa); Hasil Usaha Desa Hasil Kekayaan Desa Hasil Swadaya dan Partsipasi
masyarakat Lain-lain pendapatan desa yang sah b. Bagi Hasil Pajak Kabupaten/Kota;
c. Bagian dari Retribusi Kabupaten/Kota; d. Alokasi Dana Desa (ADD); e. Bantuan
Keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Peerintah Kabupaten/Kota dan
Desa lainnya; f. Hibah; 81,700,000.00 60.000,000.00 15,877,000.00 10,000,000.00
5,000,000.00 JUMLAH 30,877,000.00 g. Sumbangan Pihak Ketiga. Jumlah Perkiraan
Pendapatan 172.577,000.00 B. BELANJA DESA Belanja desa sebagaimana dimaksud
meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa
dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali
oleh desa. Belanja sesuai dengan Permendagri Nomor 37/2007 terdiri dari Belanja
Langsung dan Belanja Tidak Langsung. URAIAN a. b. Belanja Tidak langsung Belanja
Langsung JUMLAH 75,877,000.00 96,700,000.00 29,510,000.00 35,036,000
22,436,000.00 9,718,000.00 172,577,000.00 b.1. Operasional pemerintahan desa
b.1. Pembangunan Fisik b.2. Pembangunan Ekonomi b.3. Pembangunan Sosial
budaya Jumlah perkiraan Belanja C. PEMBIAYAAN Pembiayaan desa sebagaimana
dimaksud meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Namun demikian
dalam RKP Desa Tahun 2008 ini, Pemerintah Desa Selancar belum dapat menyusun
kebijakan pembiayaan disebabkan disamping sistem baru juga belum disusunnya
perubahan dan atau perhitungan APB Desa tahun sebelumnya. BAGIAN III RUMUSAN
PRIORITAS MASALAH Rumusan permasalahan yang cukup besar di tingkat desa,
bukan semata-mata disebabkan oleh internal desa, melainkan juga disebabkan
permasalahan makro baik di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi maupun
pemerintah. Permasalahan yang terjadi akan semakin besar manakala tidak pernah
dilakukan identifikasi permasalahan sesuai sumber penyebab masalah beserta
tingkat signifikasinya secara partisipatif.. Dalam menyusun RKP Desa desa tahun
2008 berdasarkan 4 analisa sebagai berikut : A. BERDASARKAN EVALUASI
PEMBANGUNAN TAHUN SEBELUMNYA Evaluasi hasil pembangunan tahun
sebelumnya dilakukan melalui analisa terhadap keseuaian antara program &
kegiatan yang terdapat dalam RKP Desa dan APB Desa tahun 2007 dengan
implementasi pelaksanaan pembangunan tahun 2007. Dari hasil analisa tersebut
diperoleh beberapa catatan masalah sebagai berikut : 1. Kegiatan yang dibiayai dari
APB Desa A. Keberhasilan a.1. Pembangunan Fisik 1. Terbangunnya talud jalan desa
45 % 2. Pembangunan jalan aspal 60 % belum selesai 270 m. B. Kendala dan
permasalahan 1. Beberapa kegiatan belum terselesaikan karena anggaran ADD
baru cair 70 % B. BERDASARKAN RPJMDes Berdasarkan peraturan Desa Selancar
nomor 142 Tahun 2007 tentang RPJMDes Desa Selancar pada tahun 2008 prioritas
masalah yang harus diselesaikan meliputi permasalahan sebagai berikut adalah : 1.
Masalah pengembangan wilayah ( 1 kegiatan skala desa dan 3 kegiatan ) 2.
Masalah ekonomi ( 2 kegiatan sekala desa ) 3. Masalah sosial dan budaya (5
kegiatan sekala desa ) C. BERDASARKAN PRIORITAS KEBIJAKAN SUPRA DESA RKP
Desa sebagai satu kesatuan mekanisme perencanaan daerah dalam proses
penyusunannya harus juga memperhatikan prioritas kebijakan pembangunan
daerah, mulai dari evaluasi Renja Kecamatan dan ataupun hasil evaluasi
pelaksanaan RKP Daerah tahun sebelumnya serta prioritas kebijakan daerah tahun
berikutnya. Masukan ini mutlak diperlukan agar RKP Desa benar-benar mendorong
terwujudnya visi-misi daerah secara menyeluruh. Berdasarkan analisa kebijakan
supra desa, maka pembangunan tahun 2008 diprioritaskan pada kegiatan-kegiatan
yang secara efektif mampu mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan
pendapatan masyarakat melalui optimalisasi pengembangan sektor ekonomi
rakyat. D. BERDASARKAN ANALISA KEADAAN DARURAT Analisa keadaan darurat
dilakukan untuk mengantisipasi berbagai permasalahan yang muncul secara tiba-
tiba, baik disebabkan oleh bencana alam dan ataupun sebab lain yang apabila tidak
segera diatasi akan semakin menimbulkan masalah bagi masyarakat. Dari analisa
keadaan darurat tidak ditemukan kegiatan yang harus dilaksanakan pada tahun
2008 BAGIAN IV KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DESA Prioritas kebijakan
program pembangunan Desa Selancar yang tersusun dalam RKP Desa Tahun 2008
sepenuhnya didasarkan pada berbagai permasalahan sebagaimana tersebut dalam
rumusan masalah di atas. Sehingga diharapkan prioritas program pembangunan
yang akan dilaksanakan pada tahun 2008 nantinya benar-benar berjalan efektif
untuk menanggulangi permasalahan di masyarakat, terutama upaya meningkatkan
keberpihakan pembangunan terhadap kebutuhan hak hak dasar masyarakat,
seperti pendidikan, kesehatan, pendapatan, dll. Dengan demikian arah dan
kebijakan pembangunan desa secara langsung dapat berperan aktif menanggulangi
kemiskinan pada level desa. Rumusan prioritas kebijakan program pembangunan
desa Selancar. secara detail dikelompokkan, sebagai berikut : A. PRIORITAS
PROGRAM PEMBANGUNAN SEKALA DESA Prioritas program pembangunan sekala
desa merupakan program pembangunan yang sepenuhnya mampu dilaksanakan
oleh desa. Kemampuan tersebut dapat diukur dari ketersediaan anggaran desa,
kewenangan desa dan secara teknis di lapangan desa mempunyai sumber daya.
Adapun program dan kegiatan pembangunan tersebut meliputi : NO. 1
BIDANG&KEGIATAN 2 TUJUAN 3 LOKASI 4 VOL. 5 I I.I 1.1.1 1.1.2 1..2 1.3.1 1.3 II 2.1
2.1.1 2.1.2 2.2 2.3 2.3.1 III 3.1 3.1.1 3.2 3.2.1 3.4 3.4.1 3.4.2 3.4.3 PENGEMBANGAN
WILSUKA MAJU PEKERJAAN UMUM Pembangunan Talud Jalan Desa Pengaspalan Jalan
Desa PEMUKIMAN Rehab Rumah SUMBER DAYA AIR EKONOMI PERTANIAN
Pembangunan Sumur Pantek Penyediaan Pompa Air PETERNAKAN PERDAGANGAN
Pelatihan ketrampilan anyaman bamboo SOSIAL BUDAYA PENDIDIKAN Gerakan
Kembali Sekolah KESEHATAN Penyuluhan PHBS PEMERINTAHAN Pelatihan Perangkat
dan Lembaga Kemasyakatan Desa Pembentukan Gapoktan Reorganisasi ,
pembinaan dan pelatihan karangtaruna Memperlancar transportasi Memperlancar
transportasi Tersedianya rumah sehat Rw. I Rw.III Desa 400 x 1 x 0.4 270 x 2.5 18
Unit Mengatasi Kesulitan air pada musim kemaro Mengatasi Kesulitan air pada
musim kemaro Desa Desa 9 Unit 3 Unit Meningkatkan pendapatan warga Desa 30
KK Pemenuhan hak dasar Pendidikan Terhindarnya warga dari penyakit endemik
Meningkatkan pelayanan masyarakat Meningkatan Pelayanan Meningkatkan peran
karangtarunan Desa Desa 10 Anak 1 Kali Desa Desa Desa 1 Kali Ls Ls B. PRIORITAS
PROGRAM PEMBANGUNAN SEKALA KECAMATAN/KABUPATEN Prioritas program
pembangunan sekala kecamatan/kabupaten merupakan program dan kegiatan
pembangunan yang merupakan kebutuhan riil masyarakat desa Selancar tetapi
pemerintah desa tidak mampu melaksanakan. Hal ini disebabkan pertama kegiatan
tersebut secara peraturan perundangan bukan kewenangan desa. Kedua, secara
pembiayaan desa tidak mampu membiayai karena jumlahnya terlalu besar dan
yang ketiga, secara sumber daya di desa tidak tersedia secara mencukupi, baik
SDM maupun prasarana pendukung lainnya. Berdasarkan pertimbangan diatas,
maka prioritas pembangunan tersebut akan dibawa melalui forum musyawarah
perencanaan pembangunan di tingkat kecamatan (Musrenbangcam) oleh delegasi
peserta desa Selancar yang dipilih secara partisipatif pada forum musrenbangdes
dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. Adapun program dan kegiatan
tersebut adalah : NO. 1 I 1.3 1.3.1 1.3.2 1.3.2 BIDANG&KEGIATAN 2
PENGEMBANGAN WILSUKA MAJU SUMBER DAYA AIR Normalisasi Sungai Normalisasi
Drainase Normalisasi Sungai TUJUAN 3 LOKASI 4 VOL. 5 Memperlnacar pembuangan
air Memperlnacar pembuangan air Memperlnacar pembuangan air RW. I RW III RW
III 1800 x4 1600 x4 2400x1x0.7b C. PAGU ANGGARAN SEMENTARA Perkiraan
anggaran yang dipergunakan untuk membiayai program & kegiatan pembangunan
sekala desa adalah perkiraan pendapatan desa yang bersumber dari Pendapatan
Asli Desa dan ADD Tahun 2008. Untuk Selancar Belanja Pembangunan dibiayai
melalui sumber pendapatan desa yang berasal dari : 1. Swadaya masyarakat 2.
Bagian 70 % dari ADD Sesuai dengan kesepakatan musrenbang RKP desa tahun
2008 maka pagu anggaran adalah sebagia berikut : 1. Belanja Rutin sebesar 30%
dari Total Belanja Desa 2. Belanja Pembangunan sebesar 70% dari Total Belanja
Desa, yang terbagi menjadi : 2.1. Bidang Pengembangan WilSuka Maju sebesar 42
% dari Total Belanja Pembangunan; 2.2. Bidang Pengembangan Ekonomi sebesar 33
% dari Total Belanja Pembangunan; 2.3. Bidang Sosial dan Budaya sebesar Rp. 14 %
dari Total Belanja Pembangunan. Dengan komposisi perkiraan anggaran tersebut,
diharapkan visi-misi desa terutama bagaimana mempercepat upaya
penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dapat
segera terwujud. Secara lebih rinci perkiraan anggaran belanja dalam RKP Desa
Tahun 2008 tercantum pada Lampiran II Peraturan Kepala Desa ini. BAGIAN V
PENUTUP Keberhasilan pelaksanaan pembangunan di tingkat desa pada dasarnya
ditentukan oleh sejauh mana komitmen dan konsistensi pemerintahan dan
masyarakat desa saling bekerjasama membangun desa. Keberhasilan
pembangunan yang dilakukan secara partisipatif mulai dari perencanaan,
pelaksanaan sampai pada monitoring evaluasi akan lebih menjamin
keberlangsungan pembangunan di desa. Sebaliknya permasalahan dan
ketidakpercayaan satu sama lain akan mudah muncul manakala seluruh komunikasi
dan ruang informasi bagi masyarakat tidak memadahi. Diharapkan proses
penyusunan RKP Desa yang benar-benar partisipatif dan berorientasi pada
kebutuhan riil masyarakat akan mendorong percepatan pembangunan sekala desa
menuju kemandirian desa. Selain itu dengan akurasi kegiatan yang dapat dengan
mudah diakses masyarakat desa, maka diharapkan dalam proses penyusunan APB
Desa seluruhnya bisa teranggarkan secara proporsional. Ditetapkan di Selancar
Pada tanggal 9 Desember 2007 Kepala Desa Selancar MAHMUD DESA KECAMATAN
KABUPATEN : SELANCAR : SUKA MAJU : ATAS ANGIN Lampiran II: Nomor Tanggal
Tentang PERATURAN KEPALA DESA SELANCAR : 01 Tahun 2007 : 09 Desember
2007 : RKP Desa Tahun 2008 INDIKATOR Total 12 452,036,000 32,036,000
17,036,000 15,000,000 KEGIATAN 13 NO. BIDANG&KEGIATAN TUJUAN LOKASI VOL. B
SIFAT L 7 R 8 APBD RAB & SUMBER DANA ( Rp.) APBDes 10 35,036,000 32,036,000
17,036,000 15,000,000 3,000,000 3,000,000 Lain2 11 - 1 I I.I 1.1.1 1.1.2 1..2 1.3.1
1.3 1.3.1 1.3.2 1.3.2 II 2.1 2.1.1 2 PENGEMBANGAN WILSUKA MAJU PEKERJAAN
UMUM Pembangunan Talud Jalan Desa Pengaspalan Jalan Desa PEMUKIMAN Rehab
Rumah SUMBER DAYA AIR Normalisasi Sungai Normalisasi Sungai Normalisasi
Drainase EKONOMI PERTANIAN Pembangunan Sumur Pantek 3 4 5 6 9 420,000,000 -
Memperlancar transportasi Memperlancar transportasi Tersedianya rumah sehat
Memperlnacar pembuangan air Memperlnacar pembuangan air Memperlnacar
pembuangan air Rw. I Rw.III 400 x 1 x 0.4 270 x 2.5 18 Unit 1800 x4 1600 x4 2400
x1 x0.7 X X X X X Terbangunya talud jalan Terbangunya jalan aspal Desa X
420,000,000 - RW. I RW III RW III 420,000,000 300,000,000 120,000,000 Normalisasi
sungai Normalisasi sungai Terbangunya Draeinase 300,000,000 120,000,000
22,436,000 19,436,000 9,000,000 - 22,436,000 19,436,000 9,000,000 Terbangunya
Sumur pantek 2.1.2 Penyediaan Pom,pa Air Mengatasi Kesulitan air pada musim
kemaro Mengatasi Kesulitan air pada musim kemaro Desa 9 Unit X Desa 3 Unit X
10,436,000 10,436,000 Tersedianya pompa air 2.2 2.3 2.3.1 PETERNAKAN
PERDAGANGAN Pelatihan ketrampilan anyaman bambu SOSIAL BUDAYA
Meningkatkan pendapatan warga Desa 30 Kk X 3,000,000 3,000,000 - 3,000,000
3,000,000 Teraselenggara nya pelatihan ketrampilan III 3.1 PENDIDIKAN Gerakan
Kembali Sekolah 3.1.1 3.2 3.2.1 KESEHATAN Penyuluhan PHBS Terhindarnya warga
dari penyakit endemik Desa 1X X Pemenuhan hak dasar Pendidikan Desa 10 Anak X
9,718,000 1,000,000 1,000,000 2,000,000 - - 9,718,000 1,000,000 1,000,000
2,000,000 Teraselenggara nya penyuluhan PHBS anak Kembali Sekolah 2,000,000
2,000,000 3.4 3.4.1 PEMERINTAHAN Pelatihan Perangkat dan Lembaga
Kemasyakatan Desa Pembentukan Gapoktan Reorganisasi , pembinaan dan
pelatihan karangtaruna Meningkatkan pelayanan masyarakat Meningkatan
Pelayanan Meningkatkan peran karangtarunan Desa 1X X 3,000,000 Desa Desa Ls
Ls X 2,000,000 X 1,718,000 420,000,000 67,190,000 1,718,000 484,190,000
Selancar 2,000,000 3,000,000 6,718,000 6,718,000 Pelatihan tentang Tupoksi
Terpenuhinya perangkat 3.4.2 3.4.3 JUMLAH TOTAL Ditetapkan di Pada tanggal 9
Desember 2007 Kepala Desa Selancar MAHMUD

. PENYUSUNAN RKPD TAHAPPENGERTIAN RKPG PENYUSUNAN TIM


PENYSUNRKPG RKPGREGULASI DAN MUSREMBANGSISTEMATIKA
RKPGRKPG LOKAKARYA DESA

2. PENGERTIANRENCANA KERJA PEMBANGUNAN GAMPONG


YANGSELANJUTNYA DISINGKAT RKPG ADALAH RENCANAPEMBANGUNAN
GAMPONG YANG DISUSUN OLEHPEMERINTAH DESA BERSAMA MASYARAKAT
UNTUKJANGKA WAKTU SATU TAHUN. PNPM KABPIDIE
3. Permendagri 66 thn 2007....RKPD
4. PRINSIP PENYUSUNANRKP DESA1. Pemberdayaan, yaitu upaya untuk mewujudkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara;2. partisipatif, yaitu keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam
proses pembangunan;3. berpihak pada masyarakat, yaitu seluruh proses pembangunan di
pedesaan secara serius memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat khususnya
masyarakat miskin;4. terbuka, yaitu setiap proses tahapan perencanaan pembangunan dapat
dilihat dan diketahui secara langsung oleh seluruh masyarakat desa;5. akuntabel, yaitu setiap
proses dan tahapan-tahapan kegiatan pembangunan dapat dipertanggungjawabkan dengan benar,
baik pada pemerintah di desa maupun pada masyarakat;
5. LANJUTAN….6. selektif, yaitu semua masalah terseleksi dengan baikuntuk
mencapai hasil yang optimal;7. efisiensi dan efektif, yaitu pelaksanaan perencanaankegiatan
sesuai dengan potensi sumberdaya alamdan sumberdaya manusia yang tersedia;8. keberlanjutan,
yaitu setiap proses dan tahapankegiatan perencanaan harus berjalan secaraberkelanjutan;9.
cermat, yaitu data yang diperoleh cukup obyektif,teliti, dapat dipercaya, dan menampung
aspirasimasyarakat;10. proses berulang, yaitu pengkajian terhadap suatumasalah/hal dilakukan
secara berulang sehinggamendapatkan hasil yang terbaik;
6. TUJUAN1.1. Untuk menjamin konsistensi perencanaan dan penganggaran Desa Sebagai
dasar/pedoman kegiatan Pembangunan.1.2. Sebagai masukan penyusunan APB Desa
7. MASUKAN.... Dari Desa • Dokumen RPJMDes • Hasil
Evaluasi Pembangunan Dari Kabupaten • Draf Rancangan RKPD •
Draf Rancangan Renja SKPD
8. TAHAP PENYUSUNAN RKPD
9. ALUR PENYUSUNAN RKPD
10. LANJUTAN....
11. LANJUTAN.....
12. LOKAKARYA RKPGPENGERTIANLokakarya Desa adalah wadah bersama antarpelaku
pembangunan di tingkat Desa untukmembahas perencanaan tahunan desa.
13. TUJUAN/LANGKAH2 PENYUSUNANRKPG1. Menevaulasi pembangunan tahun
sebelumnya.2. Mengidentiikasi kegiatan dari RPJMDes3. Mengidentiikasi kegiatan dari
kebijakan supra Desa4. Mengidentiikasi kegiatan darurat5. Menyusun Rencana Anggaran dan
Biaya.6. Menyusun draf matrik kegiatan RPKP Desa.
14. KELUARANDR LOKAKARYA RKPG• 1. Evaulasi pembangunan tahun
sebelunya.• 2. Anasila kegiatan RPJDes• 3. Analisa kegiatan supra
desa• 4. Analisa kegiatan darurat• 5. Rencana Anggaran dan Biaya.•
6. Draf matrik kegiatan RPKP Desa.• 7. Berita Acara Lokakarya RPKP Desa.
15. LANGKAH 1EVALUASI KEGIATAN TAHUN SEBELUMNYA
16. LANGKAH 2 ANALISA KEGIATAN RPJMDESPENGERTIANAnalisa kegiatan pada
RPJMDes adalahserangkaian kegiatan untukmengetahui rencana kegiatan RPJMDespada tahun
bersangkutan
17. TUJUANMENGIDENTIFIKASIKAN KEGIATAN–KEGIATAN BERDASAR
PROGRAM DANKEGIATAN DI RPJMDes PADA TAHUNBERSANGKUTAN
18. LANGKAH-LANGKAH ANALISA RPJMDES Siapkan format Analisa
Kegiatan pada RPJMDes Paparkanlah Format RPJMDes Identifikasikan
kegiatan – kegiatan yang adapada RPJMDes tahun bersangkutan Catatlah
kegiatan – kegiatan pada formatAnalisa Kegiatan pada RPJMDes
19. FORMAT 1.2ANALISA KEGIATAN DALAM RPJMD TAHUN BERSANGKUTAN
20. LANGKAH 3 ANALISA KEBIJAKAN SUPRA DESAPENGERTIANKEBIJAKAN
SUPRA DESA ADALAH SEMUAKEBIJAKAN PEMERINTAH, PEMERINTAHPROPINSI
DAN PEMERINTAH KABUPATEN YANGBERIMPLIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN
DESATUJUANMENGIDENTIFIKASIKAN KEGIATAN KARENAADANYA KEBIJAKAN
DARI SUPRA DESA
21. LANGKAH-LANGKAH ANALISA KEBIJAKAN SUPRA DESA• Siapkanlah
format Analisa kebijakan supra desa• Indentifikasikan kebijakan supra desa dan
catatpada kolom 2• Diskusikanlah implikasi kegiatan dari kebijakantersebut hasilnya
tuliskan pada kolom 3• Tuliskan Volume kegiatan pada 4• Tuliskan lokasi
kegiatan pada kolom 5
22. FORMAT 1.3ANALISA KEBIJAKAN SUPRA DESA
23. LANGKAH 4ANALISA KEADAAN DARURATPENGERTIANKEADAAN
DARURAT ADALAH SUATU KEADAANYANG HARUS SEGERA DITANGANI
KARENAADANYA BENCANA
24. TUJUAN ANALISA KEADAAN DARURAT• MENGETAHUI ADA
TIDAKNYA KEADAANDARURAT• MENGETAHUI TINGKAT
KERUSAKAN• MERUMUSKAN / IDENTIFIKASI TINDAKANTANGGAP
DARURAT
25. LANGKAH-LANGKAH ANALISAKEADAAN DARURAT• Siapkan Format
Kajian Analisa Keadaan Darurat• Indentifikasikan kejadian / bencana ( hasilnya
tuliskanpada pada format 1.2 kolom 2 )• Indentifikasikan lokasi kejadian (hasilnya
tuliskan padapada format 1.2 kolom 3 )• Indentifikasi kerusakan yang terjadi (hasilnya
tuliskanpada pada format 1.2 kolom 4 )• Indentifikasikan kegiatan dalam
rangkapenanggulangan kerusakan yang ada (hasilnya tuliskanpada pada format 1.2 kolom 5 )
• Identifikasikan volume kegiatan yang diperlukan(hasilnya tuliskan pada pada format
1.2 kolom 6 )• Tuliskan lokasi kegiatan (hasilnya tuliskan pada padaformat 1.2 kolom
6)
26. FORMAT 1.4ANALIS KEADAAN DARURAT
27. LANGKAH 5MENDESAIN KEGIATAN DAN BIAYAPENGERTIANAdalah
serangkaian kegiatan untukmendesain bentuk kegiatan dan menyusunanggaran biaya sebuah
kegiatan
28. TUJUAN DESAIN DAN RABTujuan Membuat Desain Kegiatan1. Efektifitas dan
Efisien Kinerja2. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan4. Sebagai Alat Evaluasi dan
PengawasanTujuan Penyusunan RAB1. Mengetahui Jumlah Biaya yang dibutuhkan2. Sebagai
Alat Evaluasi dan Pengawasan
29. LANGKAH – LANGKAHMEMBUAT DESAIN KEGIATAN FISIK•
Surve Lapangan • Di perlukan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya/lapangan
sebagai acuan dalam menyusun desain teknis• Menghitung Volume • Dalam
menghitung volume kegiatan harus berdasarkan hasil pengukuran pada survai
lapangan• Membuat Gambar Teknis
30. PENYUSUNAN MATRIK RKP DESAPENGERTIANAdalah serangkaian kegiatan
pengisianmatrik program dan kegiatan pada RKP Desa
31. LANGAKAH – LANGKAH MEMBUATMATRIK RKP DESA•
Siapkanlah matrik RKP Desa• Identifikasikan kegiatan dari hasil kajian ( Analisa
Keadaan Darurat, EvaulasiPembangunan, Kebijakan Supra Desa dan Analisa Kegiatan Dalam
RPJMDes)• Tuliskanlah kegiatan tersebut dalam kolom 2 Format RKP Desa menurut
sektordan bidang• Tuliskan tujuan masing – masing kegitan pada kolom 3
Format RKP Desa• Tuliskanlan lokasi kegiatan pada kolom 4• Tuliskan
volume kegiatan pada kolom 5• Tuliskan sifat kegiatan dengan memberi tanada V pada
kolom 6,7 dan 8• Tuliskan besaran rencana anggaran biaya pada 9,10 dan 11
disusaikandengan sumber biaya• Jumlahkanlah pada kolom 9,10 dan 11 hasilnya
tuliskan pada kolom 12• Tuliskan penanggung jawab kegiatan pada kolom 13•
Tuliskan indikator kegiatan pada kolom 14
32. MENENTUKAN SUMBER BIAYA
33. Form 1.5
34. MUSREMBANG RKP DESAPENGERTIANMusrenbang Desa adalah forum
musyawarahtahunan yang dilaksanakan secara partisipatif olehpara pemangku kepentingan
(stakeholders)desa/kelurahan (pihak yang berkepentingan untukmengatasi permasalahan desa
dan pihak yang akanterkena dampak hasil musyawarah) untukmenyepakati rencana kegiatan
tahun anggaranberikutnya.
35. TUJUAN MUSREMBANGMenampung dan menetapkan kegiatan prioritas
sesuaikebutuhan masyarakat yang diperoleh dari musyawarahperencanaan pada tingkat di
bawahnya (MusyawarahDusun/kelompok) yang telah digodok dalam
LokakaryaDesa.Menetapkan kegiatan prioritas desa/kelurahan yangakan dibiayai melaluiAlokasi
Dana Desa/Kelurahan yangberasal dari APBD Kabupaten/Kota maupun sumberpendanaan
lainnya.Menetapkan kegiatan prioritas yang akan diajukan untukdibahas pada
ForumMusrenbang Kecamatan (untukdibiayai melalui APBD Kabupaten/Kota atau
APBDProvinsi).
36. HASIL MUSRENBANG DESA• Daftar Kegiatan Prioritas yang akan
dilaksanakansendiri oleh Desa yang bersangkutan yang akandibiayai dari Anggaran Pendapatan
dan BelanjaDesa (APB-Desa), serta swadaya gotong royongmasyarakat Desa;• Daftar
Kegiatan Prioritas yang akan diusulkan keKecamatan untuk dibiayai melalui
APBDKabupaten/Kota, APBD Provinsi dan APBN;• Daftar nama anggota Delegasi
yang akanmembahas hasil Musrenbang Desa pada forumMusrenbang Kecamatan.
37. KELUARAN1. Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Desa/Kelurahan yang berisi: a.
Prioritas Kegiatan pembangunan skala desa yang akan didanai oleh Alokasi Dana Desa dan atau
swadaya. b. Prioritas Kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan melalui Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang dilengkapi dengan kode desa dan kecamatan dan akan dibahas pada
forum Musrenbang Kecamatan.2. Daftar nama delegasi untuk mengikuti Musrenbang
Kecamatan.3. 3. Berita acara Musrenbang Desa.
38. ABSENSI MUSRENBANGDESDesa : Suka majuKec. : Glumpang BaroKabupaten:
PidieNO NamaUnsur AlamatKet. RT/RW1. Tgk. Ismail Kades2. Tgk. Muhammad Tuhapeut3.
Tgk. HasanImam desa4. RukiahPerempuan5. Hasanah Masyarakat Miskin Glumpang Baro, 10
November 2010............................ Tgk. Ismail
39. REGULASI DANBSISITEMATIKA RKP DESAKEPUTUSAN KEPALA DESA DAN
SISTIMATIKA RKP DESA
40. DASAR HUKUM.....PASAL 64(1) Perencanaan pembangunan desasebagaimana
dimaksud pasal 63 ayat (2) disusunsecara berjangka meliputi : a. Rencana pembangunan jangka
menengah desa yangselanjutnya disebut RPJMD untuk jangka waktu lima tahun b. Rencana
Kerja pembangunan desa, selanjutnya disebutRKP desa merupakan penjabaran dari RPJMD
untuk jangkawaktu 1 ( satu ) tahun(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a
ditetapkan dengan Peraturan Desa danRKP desa ditetapkan dalam keputusan kepaladesa
41. SELAMAT BEKERJA
Panduan ini disusun oleh Local Governance Support Program (LGSP), Maret 2007
Pendanaan: USAID (United States Agency for International Development)
Dilaksanakan oleh Research Triangle Institute, Indonesia LGSP USAID Strategic
Participatory Planning Team dibentuk khusus untuk memberikan advocacy,
pelatihan dan pendampingan kepada Pemerintah Daerah, DPRD, Organisasi
Masyarakat Sipil (NGO, CBO dan CSO) dalam bidang perencanaan pembangunan
daerah, baik yang bersifat perencanaan jangka panjang (RPJPD), perencanaan
jangka menengah (RPJMD dan Renstra SKPD), maupun rencana tahunan (RKPD,
Renja SKPD, RKA SKPD); diagnostic assessment kemampuan perencanaan daerah;
seminar, workshop dan focus group discussions konsultasi publik perencanaan
daerah. TIM STRATEGIC PARTICIPATORY PLANNING terdiri atas Widjono Ngoedijo
Ph.D (Advisor), Engkus Ruswana (Planning Specialist) dan Indira Sari (Assistant
Planning Specialist); Planning Specialist di kantor regional LGSP terdiri atas Agus
Irawan Setiawan (NSRO), Rahmad Djalle (WSRO), Sri Pantjawati Handayani (WJRO),
Hartanto Ruslan (CJRO), Nurman Sillia (EJRO), Undang Suryana (SSRO), Susila Utama
dan Joni Chandra (NAD). LGSP mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Pemerintah Daerah atas informasi perencanaan yang diberikan untuk
memperkaya substansi bahan pelatihan dan pendampingan ini. PENDAPAT DAN
PANDANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM BAHAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN
INI ADALAH SEMATA-MATA MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB LGSP DAN TIDAK SELALU
MENCERMINKAN PENDAPAT DAN PANDANGAN USAID. Untuk informasi lebih lanjut
hubungi: LGSP Jakarta Stock Exchange Building Tower 1, 29 th Floor Jl. Jend.
Sudirmak Kav. 52 - 53 Jakarta 12190 Phone : +62 21 515 1755-57 Facs : +62 21 515
1752 E-mail : info@lgsp.or.id Http://www.lgsp.or.id Abstract Abstrach Guideline for
Local Participatory Planning The Guideline for Training and Facilitation in the
Preparation of Regional Development Plan is prepared in relation to the LGSP-USAID
technical assistance in the area of participatory regional development planning. In
accordance with the LGSP objective, the Guideline is aimed at providing better and
more comprehensive understanding, strengthening capacity and capability of local
government, legislature and civil society organizations in participatory orientated
local development planning. The specific objective of the guideline is (1) to provide
LG, DPRD and civil society organizations with better understanding of perspective
and process of local participatory planning; (2) to facilitate LG in preparing related
regional development plans in compliance with laws and regulations in planning and
budgeting; (3) to facilitate DPRD and civil society organizations to effectively
contribute to the local planning process; (4) to develop better clarification on the
role, functions and jurisdictions of each actor, LG, DPRD and CSO in local
development planning process. It is expected that the guideline will result in the
quality enhancement of the process, performance and products of regional
development plans; better integration and consistency between strategic, medium
term planning, annual program and budget; more effective roles, functions and
involvement of DPRD and CSOs in the decision making process related to local
planning; more effective of regional plan in meeting community needs and
aspirations. Basic approach used in developing the guideline is as follows: (1) to
serve multi user i.e. executive, legislative, CSO, and Media; (2) to use the
framework of Law 25/2004 on National Development Planning System that requires
the development plan preparation should be based on technocratic, participatory,
political, bottom-up and top-down planning to clarify the role of each actor, i.e
executive, legislative, and CSO in decision making related to planning and
budgeting; (3) to give emphasis on the strengthening of planning perspective,
process and quality of planning products; (4) to use framework of Law 32/ 2004
especially in relation to the classification of government functions, obligatory and
optional services in all plans preparation to ensure there is consistency between
long, medium term planning and annual program and budget; (5) to be a loose leaf
document to encourage local initiatives and to ensure sustain development of the
guideline; (6) to produce a practical guideline. The guideline consists of 6 (six) main
sections starting with Section 1 preparation of RPJP Daerah followed with Section 2
Preparation of RPJM Daerah; Section 3 Preparation of RENSTRA SKPD; Section 4
Preparation of RKPD; Section 5 Preparation of RENJA SKPD, and Section 6
Preparation of KUA, PPAS and RKA SKPD. i Terms used: Terms used: RPJP Daerah
Regional Long Term Development Plan is a Local Government (LG) Statutory Plan
with 20 years perspective; consists of vision, mission and general direction of local
development RPJM Daerah Regional Medium Term Development Plan is a LG
statutory plan document with 5 years perspective, consists of Bupati/Walikota
vision, mission, agenda and its translation into local development strategy, policies,
five year program and indicative resource envelope and budget resources allocation
for each LG Work Unit and sector RENSTRA SKPD Local Government Work Unit
(Agency) Strategic Plan is a LG statutory plan document with 5 years perspective;
consists of LG Work Unit vision, mission, agenda, five-year program and indicative
budget RKPD Regional Government Annual Work Program and Budget is LG
statutory plan document for 1 year period; consists of regional economic
framework, program, activities, performance indicator, indicative budget ceiling for
each LG Work Unit RENJA SKPD LG Work Unit Annual Work Program; consists of LG
Work Unit program, activities and indicative budget ceiling; developed based on the
results of Musrenbang (Multi stakeholders development consultation forum) and
SKPD Forum (bottom-up planning process) KUA Local Government General Budget
Policy prepared by LG Budget Team; developed based of RKPD; consists of previous
year program and budget realization; statement of development issues and
problems, challenges and opportunities; strategy and policy of LG work program;
macro economic framework; target and indicator of program and activities; LG
revenue projection; budget resources allocation and sources of fund PPAS Local
Government Indicative Annual Budget Ceiling developed based on KUA; prepared by
LG Budget Team and DPRD (Local Council) Budget Team; consist previous year
program and budget realization; strategy and policy of LG Annual Budget; list,
target and indicator of program and activities to be undertaken; projection of
revenue, expenditure and local finance; priority and ceiling of budget for each
obligatory services and SKPD RKA SKPD LG Work Unit Annual Work Budget prepared
by SKPD; consists of name, title, location of program and activity proposed by SKPD;
indicator of program targets, inputs, outputs and short term outcome and budget
for each resource (personnel, materials, equipments) and total budget for activity
DPRD Regional House of Representatives or Local Parliament CSO Civil Society
Organizations ii SERI BAHAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH Bagian 1 Penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Bagian 2 Penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Bagian 3 Penyusunan Rencana Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD) Bagian 4 Penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Bagian 5 Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (RENJA SKPD) Bagian 6 Penyusunan Kebijakan Umum APBD,
Prioritas dan Plafond Anggaran Sementara (PPAS) dan Rencana Kerja Anggaran
SKPD (RKA SKPD) iii Ringkasan Ringkasan BAHAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH Pengantar Bahan Pelatihan dan
Pendampingan Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah ini disusun dalam
kerangka Bantuan Teknis Local Governance Support Program (LGSP)USAID dalam
bidang perencanaan pembangunan daerah partisipatif. Sesuai tujuan dari LGSP,
maka Bahan Pelatihan dan Pendampingan ini dimaksudkan untuk membantu
memberikan pemahaman yang lebih menyeluruh, menguatkan kemampuan dan
kapasitas pemerintah daerah, legislatif dan organisasi masyarakat sipil dalam
bidang perencanaan pembangunan daerah partisipatif sesuai dengan peranan dan
fungsi masing-masing pihak dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan
daerah. Tujuan Adapun tujuan utama penyusunan Bahan Pelatihan dan
Pendampingan ini adalah: Memberikan kepada pemerintah daerah, legislatif dan
organisasi masyarakat sipil tentang perspektif, wawasan, dan proses perencanaan
pembangunan daerah secara menyeluruh Menfasilitasi Pemerintah Daerah dalam
penyusunan berbagai rencana pembangunan daerah sebagaimana diamanatkan
dalam peraturan perundangan tentang perencanaan dan penganggaran daerah
Menfasilitasi Legislatif dan Organisasi Masyarakat Sipil untuk dapat memberikan
kontribusi yang efektif pada proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah
Memperjelas peranan, fungsi, dan jurisdiksi masing-masing pihak pemerintah
daerah, legislatif, dan organisasi masyarakat sipil dalam proses penyusunan
rencana pembangunan daerah Sasaran yang hendak dicapai: Meningkatnya
kualitas proses, kinerja dan keluaran penyusunan rencana pembangunan daerah
Keterpaduan perencanaan strategis jangka panjang, menengah dengan rencana
dan penganggaran tahunan Semakin efektifnya peranan, fungsi dan keterlibatan
lembaga legislatif (DPRD) dan organisasi masyarakat sipil dalam proses penyusunan
rencana pembangunan daerah Semakin efektifnya perencanaan pembangunan
daerah untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan masyarakat iv Pendekatan Adapun
pendekatan yang digunakan dalam penyusunan Bahan Pelatihan dan
Pendampingan ini adalah sebagai berikut: Ditujukan untuk multi pihak yaitu
eksekutif, legislatif, dan organisasi masyarakat sipil (NGO, CBO dan CSO)
Menggunakan kerangka pendekatan Undang-Undang 25/2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional terutama pendekatan perencanaan
teknokratis, partisipatif, politis, bottom up, dan top down planning untuk
memperjelas peranan masingmasing pihak eksekutif, legislatif, dan organisasi
masyarakat sipil dalam proses pengambilan keputusan perencanaan dan
penganggaran pembangunan daerah Lebih menekankan pada penguatan
perspektif dan wawasan perencanaan, proses dan kualitas penyusunan rencana
pembangunan daerah Menggunakan kerangka Undang- Undang 32/2004 dan
PERMENDAGRI 13/2006 khususnya tentang klasifikasi fungsi, urusan wajib, dan
urusan pilihan pemerintahan daerah untuk semua rencana guna memastikan
terdapatnya benang merah dan konsistensi antara perencanaan dan penganggaran
daerah Bersifat loose leaf document guna mendorong terdapatnya prakarsa
daerah atau berbagai pihak untuk secara berkelanjutan mengembangkan dan
memutakhirkan Bahan Pelatihan dan Pendampingan ini Mengutamakan
kepraktisan dan kemudahan penyusunan rencana dengan menyediakan template
dan handout Kandungan Bahan Pelatihan dan Pendampingan Adapun kandungan
daripada Bahan Pelatihan dan Pendampingan ini meliputi: Bagian 1 Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Bagian 2 Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Bagian 3 Penyusunan
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD). Bagian 4
Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Bagian 5 Penyusunan
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA SKPD). Bagian 6 Penyusunan
Kebijakan Umum Anggaran, Prioritas dan Plafond Anggaran Sementara (PPAS) dan
Rencana Kerja Anggaran SKPD (RKA SKPD). v vi Esensi Substansi Bagian per Bagian
RPJPD menekankan tentang pentingnya penggunaan perencanaan strategis
berbasis skenario (scenario planning) keterlibatan stakeholders yang relevant dan
kompeten, terutama lembaga penelitian untuk merumuskan skenario
perkembangan faktor-faktor eksternal pendorong pembangunan daerah (sosial,
politik, ekonomi, teknologi, lingkungan hidup) dan implikasinya pada pembangunan
daerah 20 tahun kedepan RPJMD menekankan tentang pentingnya menerjemahkan
secara arif VISI, MISI dan Agenda KEPALA DAERAH TERPILIH kedalam tujuan,
sasaran, strategi dan kebijakan pembangunan yang merespon kebutuhan dan
aspirasi masyarakat serta kesepakatan tentang tolok ukur kinerja untuk mengukur
keberhasilan atau ketidak berhasilan pembangunan daerah dalam 5 tahun kedepan.
RENSTRA SKPD menekankan tentang pentingnya setiap SKPD memiliki 3-5 tolok
ukur kinerja kunci pelayanan SKPD yang jelas berdasarkan TUPOKSI SKPD yang
dapat memberikan gambaran secara cepat kepada masyarakat tentang status
kinerja pelayanan SKPD; dan rencana pencapaian program SKPD sesuai dengan
Standar Pelayanan Minimal; mendorong peningkatan kualitas konsultasi FORUM
MULTI STAKEHOLDERS SKPD RKPD menekankan tentang pentingnya penyusunan
berdasarkan Kerangka Penyelenggaraan Fungsi, Urusan Wajib dan Urusan Pilihan
Pemerintahan Daerah; perumusan tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang
realistis dan konsisten dengan visi, misi KDH, dan RPJMD; memastikan bahwa
sumber daya dan dana daerah diarahkan untuk menangani isu pembangunan
daerah yang prioritas dan mendesak; kesesuaian dengan RKP dan Pedoman
Penyusunan APBD yang diterbitkan oleh MENDAGRI setiap tahunnya; didasarkan
pada kesepakatan dengan stakeholder yang dicapai melalui mekanisme
Musrenbang RKPD dan Forum Multi Stakeholder SKPD; disusun dengan pendekatan
perencanaan berbasis kinerja; penyusunannya transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada stakeholder; serta perlunya dukungan data dan
informasi yang akurat dan mutakhir RENJA SKPD menekankan tentang pentingnya
SKPD menguasai dan kompeten dalam menyusun program dan kegiatan SKPD
sesuai PERMENDAGRI 13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
karena RENJA SKPD merupakan dasar utama bagi penyusunan rencana dan
penganggaran tahunan dan rencana strategis jangka menengah daerah. Kualitas
penyusunan RENJA SKPD akan sangat menentukan kualitas rencana daerah
diatasnya. Bahan Pelatihan ini juga menekankan tentang pentingnya SKPD
menggunakan form RKA SKPD dalam menyusun RENJA SKPD untuk menfasilitasi
keterpaduan rencana dan anggaran KUA, PPAS dan RKA SKPD ketiga dokumen ini
telah diatur secara rinci dan lengkap dalam PERMENDAGRI 13/2006 . Bahan ini
menekankan tentang pentingnya menggunakan RKA SKPD sebagai alat untuk
meningkatkan pengelolaan pelayanan dan mengembangkan standar pelayanan
SKPD karena RKA SKPD memiliki informasi yang pada dasarnya diperlukan bagi
pengembangan STANDAR PELAYANAN MINIMAL. vii Penutup LGSP menghaturkan
terima kasih atas kerjasama yang telah diberikan oleh pemerintah daerah, service
provider, serta berbagai pihak lainnya yang memungkinkan Bahan Pelatihan dan
Pendampingan Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah ini dapat disusun.
Service Provider LGSP Bidang Perencanaan Partisipatif No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Nama Ir. Elysa
Wulandari, M.Sc Ir. Halis Agussaini, MT Vivi Silvia, SE, M.Si T. Ahmad Yani, S.H,
M.Hum Ir. Rina Lingga, MT Ir. Yusak Maryunianta, MSi DR. Jafrinur, MSP Indraddin, S.
Sos, M.Si Drs. Edi Indrizal, M.Si Prof.DR. Sjafrizal Ir.Putu Oktavia, MA Ir. Nila Safrida Ir.
Diding Sakri Ir.Ari Nurman, MSc Ir.Elia Rahmi Ir. Winny Astuti, MSc, Ph.D Drs.
Mulyanto, ME Ahmad Zuber, S.Sos, DEA Lukman Hakim, SE, M.Si. Murtanti Jani
Rahayu, ST, MT Rutiana Dwi Wahyuningsih, S.Sos, Msi Cahyo Suryanto Aluisius Hery
Pratono, SE, MDM Salman Nurdin Drs. Fatchurrochim Ghany, Ec., MSP Bambang
Hariyadi SE, MSi, AK Ir.Hendrawan Hamonangan, MA M Khusaini, SE, M.Si, M.A Ir.
Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg. Prof. DR Ananto Yudono, M.Eng Ir. Arifuddin Akil, M.T
DR. Mukhlis Sufri, SE, M.Si Muslimin A. Latief, SH Muhammad Ridwan SH Posisi
Participatory Planning Specialist Participatory Planning Specialist Local Economic
Specialist Local Regulation Specialist Participatory Planning Specialist Participatory
Planning Specialist Development Planning Specialist Participatory Planning
Specialist Participatory Planning Specialist Local Economic Specialist Development
Planning Specialist Development Planning Specialist Development Planning
Specialist Development Planning Specialist Socio Economic and Cultural
Development Specialist Development Planning Specialist Local Finance and
Economic Specialist Development Planning Specialist Local Finance and Economic
Specialist Development Planning Specialist Local Finance and Economic Specialist
Development Planning Specialist Financial and Budget Specialist Socio Economic
and Cultural Development Specialist Development Planning Specialist Local Finance
and Economic Specialist Development Planning Specialist Local Finance and
Economic Specialist Development Planning Specialist Development Planning
Specialist Development Planning Specialist Local Economic Specialist Local
Regulation Specialist Local Regulation Specialist Wil. Tugas NARO NARO NARO NARO
NSRO NSRO WSRO WSRO WSRO WSRO WJRO WJRO WJRO WJRO WJRO CJRO CJRO
CJRO CJRO CJRO CJRO EJRO EJRO EJRO EJRO EJRO EJRO EJRO EJRO SSRO SSRO SSRO
SSRO SSRO E-mail elysawulandari@yahoo.com haliesz@yahoo.com Silviamunir @
yahoo.com teuku_yani@yahoo.com corahlimalapan@yahoo.com
mar_yunianta@yahoo.com Jafrinur@yahoo.com lasp_lian@yahoo.com
Syafrizal17@Yahoo.com p_oktavia@yahoo.com nilasafrida@yahoo.com
diding@bdg.centrin.net.id arinurman@yahoo.com biramabogor@yahoo.com
winnyastuti@yahoo.com.au m_yanto@fe.uns.ac.id myt03@plasa.com
yanto.mul@gmail.com zyouber_zyoubaedi@yahoo.fr lukkim@yahoo.com
arsitek@uns.ac.id cahyo@pusdakota.org herypra@hotmail.com
hery_pra@ubaya.ac.id salmannurdin@yahoo.com rochim_ghany@telkom.net
b_haryadi_lee@telkom.net hsaragi@yahoo.com husen@fe.unibraw.ac.id
yudono@indosat.net.id Arifuddinakil@yahoo.com viii LGSP Participatory Planning
Team No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Widjono Ngoedijo Engkus Ruswana Indira Sari
Susila Utama Agus Irawan Setiawan Rahmat Djalle Sri Pantjawati Handayani
Hartanto Nurman Djunaedi Sillia Undang Rukban Suryana Posisi LGSP-Planning
Advisor LGSP-National Office Planning Specialist LGSP-National Office Planning
Assistant LGSP-NARO Planning Specialist LGSP-NSRO Planning Specialist LGSP-
WSRO Planning Specialist LGSP-WJRO Planning Specialist LGSP-CJRO Planning
Specialist LGSP-EJRO Planning Specialist LGSP-SSRO Planning Specialist E-mail
wngoedijo@lgsp.or.id eruswana@lgsp.or.id isari@lgsp.or.id sutama@lgsp.or.id
ir2a@yahoo.com asetiawan@lgsp.or.id rdjalle@lgsp.or.id mmtrdj@hotmail.com
sphandayani@yahoo.com hartantopml@yahoo.com hartantopml@telkom.net
nsilia@lgsp.or.id noermant@yahoo.com usuryana@lgsp.or.id
undang_rs@hotmail.com undang_rs@yahoo.com Telepon (021) 5151755 (021)
5151755 (021) 5151755 (0651) 7406446 (061) 4154202 (0751) 7055509 (022)
727344 (0274) 586289 (0341) 551007 (0411) 871814 ix Penjelasan Penggunaan
Bahan Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah
Bagian 2: RPJMD 1. BAHAN ini ditujukan bagi memenuhi kebutuhan akan referensi
dasar yang lengkap dan mutakhir bagi penyusunan rencana pembangunan daerah
BAHAN ini ditujukan untuk membantu meningkatkan wawasan, pemahaman,
pengetahuan dan keterampilan individu yang terlibat atau berkontribusi dalam
penyusunan rencana pembangunan daerah baik di lingkungan Pemerintah Daerah,
DPRD, maupun organisasi masyarakat sipil (NGO, CBO dan CSO) BAHAN ini terdiri
atas 6 bagian yaitu: Bagian 1: RPJPD Bagian 2: RPJMD Bagian 3: RENSTRA SKPD
Bagian 4: RKPD Bagian 5: RENJA SKPD Bagian 6: KUA, PPAS, RKA SKPD Dimana
masing-masing bagian pada dasarnya berdiri sendiri dan dapat digunakan secara
terpisah sesuai dengan kebutuhan perencanaan daerah. 4. Untuk kepentingan
penyusunan rencana, setiap BAGIAN memberikan informasi tentang rincian
langkah-langkah (STEP BY STEP) yang perlu dilakukan dalam penyusunan rencana;
diikuti dengan penjelasan untuk masing-masing langkah bagi memudahkan
pemahaman atas tujuan, maksud langkah tersebut. TEMPLATE berupa tabel atau
formulir disediakan di beberapa langkah tertentu untuk memudahkan
implementasinya. HANDOUT disediakan pada bagian akhir dari setiap BAGIAN bagi
individu yang ingin mendapatkan penjelasan lebih rinci atas langkah-langkah
tertentu proses penyusunan rencana Setiap BAGIAN mengandung 3 alur
penyusunan rencana yaitu alur teknokratis, alur partisipatif, dan alur politis dan
legislasi. Ini ditujukan untuk memperjelas peranan dan tanggung jawab masing-
masing pihak eksekutif, legislatif dan organisasi masyarakat sipil dalam proses
penyusunan rencana. Pada alur teknokratis diharapkan eksekutif lebih besar
peranannya, sementara pada alur partisipatif organisasi masyarakat sipil
diharapkan lebih berperan dan pada alur legislasi/politis diharapkan lebih besar
peranan DPRD. 9. Memberikan penjelasan tentang kemungkinan peranan dan
kontribusi organisasi masyarakat sipil (CSO) dalam langkah berkaitan proses
penyusunan rencana x 2. 3. 5. 6. 7. 8. 10. Memberikan penjelasan tentang
kemungkinan peranan dan kontribusi DPRD dalam langkah berkaitan proses
penyusunan rencana 11. LAMPIRAN menyediakan informasi tentang Tabel, Formulir
dan Format dari PERMENDAGRI 13/2006 yang digunakan sebagai pendukung
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah. Lampiran ini terdiri atas: Lampiran
A.1 tentang Kode dan Klasifikasi urusan Pemerintahan Daerah dan Organisasi
Lampiran A.V tentang Kode dan Klasifikasi Fungsi Pemerintahan Daerah Kabupaten/
Kota. Lampiran A.VI tentang Pembagian Fungsi, Urusan Wajib dan Urusan Pilihan
Pemerintahan Daerah Lampiran A.VII tentang Kode dan Daftar Program dan
Kegiatan Menurut Urusan Pemerintahan Daerah 12. Untuk mengefektifkan proses
pembelajaran dan pemahaman BAHAN ini, disarankan menggunakan fasilitator
yang kompeten dalam bidang perencanaan dan penganggaran daerah dan telah
berpengalaman memberikan advokasi dan bantuan teknis kepada pemerintah
daerah, DPRD dan organisasi masyarakat sipil. Fasilitator ini dapat berasal dari
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah, perguruan tinggi setempat,
Lembaga Swadaya Masyarakat atau Konsultan. xi Daftar Isi Daftar Isi Apa itu
RPJMD .................................................................................................................. 3
Landasan Hukum
RPJMD ................................................................................................. 5 Prinsip-
prinsip Penyusunan RPJMD ................................................................................. 8
Keluaran Utama
RPJMD ..................................................................................................11 Indikator
Kualitas RPJMD ................................................................................................ 12
Kerangka Analisis
RPJMD ............................................................................................... 14 Alur Proses
Penyusunan RPJMD ................................................................................... 16 Step by
Step Penyusunan RPJMD .................................................................................. 17
Template dan
Handout..................................................................................................... 19 Daftar
Peristilahan dan Singkatan ................................................................................... 20
M1 M2 M3 M4 Orientasi Perencanaan
Daerah ............................................................................. 24 Pembentukan Tim
Penyusunan RPJMD ................................................................ 27 Penyusunan
Rencana Kerja Penyiapan Dokumen RPJMD ................................... 30 Pengumpulan
Data/Informasi Kondisi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 5
Tahunan .................................................................................................. 32 M5 M6
M7 M8 M9 Penyusunan Profil Daerah dan Prediksi Masa
Depan ........................................... 33 Kajian terhadap
RPJPD ......................................................................................... 47 Misi, Visi, dan
Program Prioritas Kepala Daerah Terpilih ....................................... 48 Kajian
terhadap Visi, Misi, dan Program Prioritas Kepala Daerah Terpilih ............. 48 Analisis
Keuangan ................................................................................................. 50 M10
Kajian RTRW-D ..................................................................................................... 55
M11 Review RPJMD Provinsi dan Nasional ..................................................................
56 M12 Orientasi
Renstra ................................................................................................... 57 M13
Pembentukan Rencana Kerja Penyiapan Dokumen Renstra SKPD ..................... 58
M14 Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan Dokumen Renstra SKPD .......................
60 M15 Pengumpulan Data/Informasi Kondisi Pelayanan
SKPD ....................................... 61 M16 Penyusunan Profil Pelayanan SKPD dan
Prediksi Jangka Menengah .................. 62 M17 Identifikasi
Stakeholders ......................................................................................... 63 M18
Penentuan Stakeholders untuk Konsultasi Publik .................................................. 65
M19 Perumusan Metoda dan Jaring Aspirasi, FGD, dan Musrenbang RPJMD .............
67 M23 Sosialisasi Bahwa Daerah Akan Menyusun
RPJMD .............................................. 71 M24 jaring Aspirasi: Isu dan Harapan
Masyarakat.......................................................... 72 xii M25 Formulasi Dokumen
Rancangan Awal RPJMD ..................................................... 74 M26 Tyupoksi
SKPD ...................................................................................................... 77 M27
Perumusan Visi dan Misi SKPD ............................................................................ 77
M28 Evaluasi Renstra SKPD (Renstra Dinas) Periode Lalu .........................................
79 M29 FGDs untuk Setiap
Topik........................................................................................ 81 M30 Pembahasan
Ranwal RPJMD bersama SKPDs ................................................... 84 M31 Review
Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi .................................................. 84 M32
Perumusan Program (SKPD, Lintas SKPD, Kewilayahan) ................................... 85
M33 Identifikasi capaian Keberhasilan dan
Permasalahan ............................................ 87 M34 Pembahasan Forum
SKPD ................................................................................... 88 M35 Berita Acata
Hasil Kesepakatan Forum SKPD ...................................................... 91 M36
Penyusunan Rancangan Awal RPJMD untuk dibahas dalam Musrenbang
RPJMD .............................................................................................. 93 M37
Penyusunan Dokumen Rancangan Renstra SKPD .............................................. 94
M38 Musrenbang RPJMD ..............................................................................................
95 M39 Naskah Kesepakatan Hasil Musrenbang
RPJMD .................................................. 98 M40 Penyusunan Rancangan Akhir
Dokumen RPJMD Daerah .................................. 100 M41 Penyusunan Rancangan
Akhir Dokumen Renstra SKPD .................................... 101 M42 Penyusunan Naskah
Akademis Ranperda RPJMD ............................................. 103 M43 Penyusunan
Naskah Akademis Rancangan Perka SKPD ................................... 104 M47
Pembahasan DPRD tentang Ranperda RPJMD ................................................. 104
M49 Dokumen RPJM-D yang telah disyahkan .............................................................
105 M50 Dokumen Renstra SKPD telah
disyahkan ........................................................... 105
HANDOUT ....................................................................................................................
. 106
LAMPIRAN ....................................................................................................................
. 149 xiii TOPIK RPJMD Bahan Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah BAGIAN 2 1 Tentang LGSP Tentang LGSP
TOPIK GSP (Local Governance Support Program) atau Pro gram Dukungan bagi Tata
Pemerintahan Daerah merupakan program peningkatan kapasitas (2005-2009) yang
didanai oleh United Agency for International Development (USAID). Program ini
bertujuan memperkenalkan tata pemerintahan yang efisien, transparan, dan
akuntabel di beberapa provinsi terpilih di Indonesia. Prakarsa dan program LGSP
ditujukan bagi peningkatan kemampuan pemerintah daerah mitra, organisasi
kemasyarakatan, dan media yang mencakup bidang perencanaan dan
penganggaran terpadu, pengelolaan pemerintahan daerah, pelayanan publik,
pengelolaan dan mobilisasi sumber daya, serta tata pemerintahan yang partisipatif.
Sampai dengan September 2009, LGSP akan bekerja dengan lebih dari 55
kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Selatan, Nanggroe Aceh Darussalam, dan Irian Jaya Barat. L Pengantar
Pengantar ahan pelatihan dan pendampingan ini disusun oleh LGSP USAID dengan
tujuan untuk memberikan perspektif dan pemahaman yang lebih baik tentang
esensi RPJMD sebagai suatu dokumen resmi perencanaan daerah. Bahan pelatihan
dan pendampingan ini diharapkan dapat membantu Pemerintah Daerah untuk
menyusun RPJMD secara lebih efektif, memenuhi kaidah dan kelengkapan suatu
perencanaan strategis jangka menengah dan memenuhi persyaratan penyusunan
RPJMD yang teknokratis, demokratis, partisipatif, dan politis; membantu DPRD
untuk dapat mengikuti secara efektif dinamika proses penyusunan RPJMD,
memberikan masukan, menilai, dan mengevaluasi hasilnya serta bagi Organisasi
Masyarakat Sipil (NGO,CBO, dan CSO) untuk dapat memberikan kontribusi yang
efektif dalam proses penyusunan dokumen RPJMD sehingga hasilnya memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya pada masyarakat. B 2 TOPIK APA ITU RPJMD? APA
ITU RPJMD? P eraturan dan perundangan di era desentralisasi memperlihatkan
komitmen politik pemerintah untuk menata kembali dan meningkatkan sistem,
mekanisme, prosedur dan kualitas proses perencanaan dan penganggaran daerah.
Ini dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah
yang lebih baik, demokratis, dan pembangunan daerah berkelanjutan. Dalam
peraturan dan perundangan baru penyusunan rencana dikehendaki memadukan
pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, politis, bottom-up dan top down
process. Ini bermakna bahwa perencanaan daerah selain diharapkan memenuhi
kaidah penyusunan rencana yang sistematis, terpadu, transparan dan akuntabel;
konsisten dengan rencana lainnya yang relevan; juga kepemilikan rencana (sense of
ownership) menjadi aspek yang perlu diperhatikan. Keterlibatan stakeholder dan
legislatif dalam proses pengambilan keputusan perencanaan menjadi sangat
penting untuk memastikan rencana yang disusun mendapatkan dukungan optimal
bagi implementasinya. RPJMD atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah merupakan satu dokumen rencana resmi daerah yang dipersyaratkan bagi
mengarahkan pembangunan daerah dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan
masa pimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih. Sebagai suatu
dokumen rencana yang penting sudah sepatutnya Pemerintah Daerah, DPRD, dan
masyarakat memberikan perhatian penting pada kualitas proses penyusunan
dokumen RPJMD, dan tentunya diikuti dengan pemantauan, evaluasi, dan review
berkala atas implementasinya. Karena dokumen RPJMD sangat terkait dengan visi
dan misi Kepala Daerah Terpilih, maka kualitas penyusunan RPJMD akan
mencerminkan sejauh mana kredibilitas KDH Terpilih dalam memandu,
mengarahkan, dan memprogramkan perjalanan kepemimpinannya dan
pembangunan daerahnya dalam masa 5 (lima) tahun ke depan dan
mempertanggungjawabkan hasilnya kepada masyarakat pada akhir masa
kepemimpinannya. RPJMD menjawab 3 (tiga) pertanyaan dasar: (1) kemana daerah
akan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak dicapai dalam 5 (lima
tahun) mendatang; (2) bagaimana mencapainya dan; (3) langkah-langkah strategis
apa yang perlu dilakukan agar tujuan tercapai. LANDASAN HUKUM PRINSIP-PRINSIP
PENYUSUNAN RPJMD KELUARAN UTAMA RPJMD INDIKATOR KUALITAS RPJMD BAGAN
ALIR PROSES PENYUSUNAN RPJMD STEP BY STEP PENYUSUNAN RPJMD HANDOUT
PENDUKUNG 3 TOPIK APA ITU RPJMD? Dalam konteks ini, adalah sangat penting bagi
RPJMD untuk mengklarifikasikan secara eksplisit visi dan misi KDH Terpilih kemudian
menerjemahkan secara strategis, sistematis, dan terpadu ke dalam tujuan, strategi,
kebijakan, dan program prioritas serta tolok ukur kinerja pencapaiannya. Untuk
mendapatkan dukungan yang optimal bagi implementasinya, proses penyusunan
dokumen RPJMD perlu membangun komitmen dan kesepakatan dari semua
stakeholder untuk mencapai tujuan RPJMD melalui proses yang transparan,
demokratis, dan akuntabel dengan memadukan pendekatan teknokratis,
demokratis, partisipatif, dan politis. 4 TOPIK LANDASAN HUKUM RPJMD APA ITU
RPJMD? LANDASAN HUKUM enyusunan RPJMD perlu mengantisipasi tentang adanya
diskrepansi (perbedaan) dalam peraturan dan perundangan perencanaan dan
penganggaran daerah terutama tentang status hukum RPJMD; belum adanya
payung pengaturan yang terpadu antara perencanaan dan penganggaran daerah
yang menyebabkan kurang terintegrasinya perencanaan dan penganggaran; masih
terbatasnya pemahaman di daerah tentang performance planning walaupun
pengangaran daerah telah menjalankan performance budgeting untuk beberapa
waktu; singkatnya waktu (3 bulan) yang diberikan dalam peraturan/ perundangan
untuk menyusun RPJMD. Penyusunan RPJMD perlu mengembangkan hubungan (link)
di antara peraturan dan perundangan tersebut sehingga RPJMD sebagai dokumen
rencana jangka menengah mudah diterjemahkan ke dalam rencana tahunan RKPD,
KUA APBD, Renja SKPD, RKA-SKPD, dan APBD. Ada 10 (sepuluh) landasan hukum
utama yang mengatur sistem, mekanisme, proses, dan prosedur tentang RPJMD
khususnya dan perencanaan dan penganggaran daerah pada umumnya di era
desentralisasi ini, yaitu: Undang- Undang No 25/2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) Undang- Undang No 17/2003 tentang
Keuangan Negara Undang- Undang No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang- Undang No 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah Peraturan Pemerintah No 58/2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah No 65/2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Peraturan Menteri Dalam
Negeri No 6/2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar
Pelayanan Minimal SE Menteri Dalam Negeri No 050/2020/SJ Tahun 2005 tentang
Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah Kabupaten/Kota SEB
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri
Dalam Negeri 0008/M.PPN/01/2007/050/264A/SJ tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2007 Peraturan Menteri Dalam Negeri No
13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah 5 P PRINSIP-PRINSIP
PENYUSUNAN RPJMD KELUARAN UTAMA RPJMD INDIKATOR KUALITAS RPJMD BAGAN
ALIR PROSES PENYUSUNAN RPJMD STEP BY STEP PENYUSUNAN RPJMD
HANDOUT PENDUKUNG TOPIK LANDASAN HUKUM Undang-Undang No 25/2004
mengatur tentang peranan dan tanggung jawab Bappeda untuk menyiapkan RPJMD,
keterkaitan visi dan misi Kepala Daerah Terpilih dengan RPJMD, pokok-pokok isi
dokumen RPJMD, waktu pelaksanaan Musrenbang RPJMD dan penyampaian RPJMD;
status hukum RPJMD. Undang-Undang No 17/2003 walaupun tidak mengatur secara
eksplisit tentang RPJMD, namun mengatur tentang peranan dan kedudukan RKPD
yang merupakan penjabaran RPJMD dalam kaitannya dengan perumusan Kebijakan
Umum Anggaran (KUA), Renja SKPD, RKA SKPD, dan RAPBD. Undang- Undang ini
menekankan tentang penganggaran berbasis prestasi (performance budgeting).
Undang-Undang No 32/2004 memberikan penjelasan yang lebih lengkap tentang
RPJMD dibandingkan dengan UU No 25/2004 tentang SPPN. Undang-Undang ini
mengatur tentang fungsi RPJMD untuk menjabarkan visi, misi, dan program Kepala
Daerah; perlunya konsistensi dan keselarasan dengan RPJPD dan RPJM Nasional;
pokok-pokok kandungan RPJMD memuat arah kebijakan keuangan daerah, selain
strategi, kebijakan umum pembangunan daerah, program lintas SKPD, dan lintas
kewilayahan; RKPD merupakan penjabaran RPJMD serta; status hukum RPJMD
sebagai Peraturan Daerah. Undang-Undang No 33/2004 seperti halnya Undang-
Undang No 17/2003 tidak mengatur secara langsung RPJMD, namun mengatur
tentang peranan dan kedudukan RKPD, Renja SKPD, RKA SKPD, dan APBD yang
merupakan penjabaran RPJMD. Undang-Undang ini menekankan tentang perlunya
penyusunan Renja dan RKA SKPD berbasis penganggaran kinerja. Ini menunjukkan
tentang perlunya RPJMD juga menggambarkan target capaian kinerja pembangunan
daerah sehingga mudah untuk ditransformasikan ke dalam rencana tahunan
(RKPD). Peraturan Pemerintah No 58/2005 menekankan tentang RPJMD sebagai
dasar dalam penyusunan Rancangan APBD, RKPD, Renja SKPD dan RKA SKPD
sebagai penerjemahan RPJMD. Peraturan Pemerintah No 65/2005 menekankan
tentang perlunya RPJMD mencakup target pencapaian Standar Pelayanan Minimal
dalam jangka menengah dan kemudian dituangkan dalam RKPD untuk target
pencapaian SPM Tahunan. 6 TOPIK LANDASAN HUKUM SEB Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas dengan Menteri Dalam
Negeri tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2007 mengatur
secara lebih rinci tentang pelaksanaan Musrenbang (Musyawarah Rencana
Pembangunan) untuk setiap jenis Musrenbang dalam rangka penyusunan RKPD dan
RKP. SEB ini mengatur tentang tahapan musrenbang (pra dan pasca musrenbang),
informasi yang perlu disediakan dalam musrenbang; masukan dan keluaran
musrenbang; agenda; tipologi peserta musrenbang; organisasi penyelenggara,
peranan dan tanggung jawab Bappeda dan SKPD dalam proses musrenbang. Secara
keseluruhan, SEB ini telah memperlihatkan komitmen politik Pemerintah yang tinggi
untuk melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan perencanaan
daerah. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13/2006 yang merupakan penjabaran
Peraturan Pemerintah No 58/2005 telah mengatur secara rinci mekanisme, proses,
dan prosedur penyusunan penganggaran tahunan daerah, termasuk di dalamnya
RKPD, KUA, PPAS, RKA-SKPD, RAPBD, dan APBD. Mengingat RPJMD dijadikan dasar
bagi penyusunan RAPBD, maka dokumen RPJMD perlu sedemikian rupa sehingga
mudah diterjemahkan ke dalam rencana dan penganggaran tahunan daerah yang
diatur dalam PERMENDAGRI No 13/2006. Ini bermakna bahwa RPJMD perlu
mencerminkan kerangka penganggaran yang diatur dalam PERMENDAGRI tersebut.
Untuk itu, RPJMD perlu menggunakan kerangka fungsi, urusan wajib, dan urusan
pilihan pemerintahan daerah dalam menganalisis isu strategis, merumuskan
strategi, kebijakan dan menetapkan prioritas programnya, setiap program perlu
mempunyai tolok ukur dan target kinerja capaian program yang jelas. Pada saat ini,
yang sedang dalam proses pengesahan adalah Peraturan Pemerintah (PP) tentang
Tahapan dan Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah sebagai tindak
lanjut dari Undang-Undang No 32/2004 dan Undang-Undang No 25/2004.
Diharapkan PP ini akan dapat memberikan klarifikasi atas kekurangjelasan,
ketidakterpaduan, ataupun perbedaan yang timbul dari peraturan perundangan
tentang perencanaan daerah. 7 TOPIK PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RPJMD APA ITU
RPJMD? LANDASAN HUKUM S ejalan dengan Undang-Undang 25/2004 maka
penyusunan RPJMD perlu memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut: Strategis
Demokratis dan Partisipatif Politis Perencanaan Bottom- Up Perencanaan Top- Down
Strategis Dokumen RPJMD pada dasarnya merupakan hasil suatu proses pemikiran
strategis. Kualitas dokumen RPJMD sangat ditentukan oleh seberapa jauh RPJMD
dapat mengemukakan secara sistematis proses pemikiran strategis tersebut.
Perencanaan strategis erat kaitannya dengan proses menetapkan ke mana daerah
akan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak dicapai dalam lima tahun
mendatang; bagaimana mencapainya; dan langkah-langkah strategis apa yang
perlu dilakukan agar tujuan tercapai. Alur pemikiran strategis (strategic thinking
process) pada dasarnya mencakup elemen-elemen sebagai berikut: Ada rumusan
isu dan permasalahan pembangunan yang jelas Ada rumusan prioritas isu sesuai
dengan urgensi dan kepentingan dan dampak isu terhadap kesejahteraan
masyarakat banyak Ada rumusan tujuan pembangunan yang memenuhi kriteria
SMART (specific, measurable, achievable, reliable, time bound) Ada rumusan
alternatif strategi untuk pencapaian tujuan Ada rumusan kebijakan untuk masing-
masing strategi Ada pertimbangan atas kendala ketersediaan sumber daya dan
dana (kendala fiskal daerah) Ada prioritas program Ada tolok ukur dan target
kinerja capaian program Ada pagu indikatif program Ada kejelasan siapa
bertanggung jawab untuk mencapai tujuan, sasaran, dan hasil, dan waktu
penyelesaian termasuk review kemajuan pencapaian sasaran Ada kemampuan
untuk menyesuaikan dari waktu ke waktu terhadap perkembangan internal dan
eksternal yang terjadi Ada evaluasi terhadap proses perencanaan yang dilakukan
Ada komunikasi dan konsultasi berkelanjutan dari dokumen yang dihasilkan Ada
instrumen, metodologi, pendekatan yang tepat digunakan untuk mendukung proses
perencanaan PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RPJMD KELUARAN UTAMA RPJMD
INDIKATOR KUALITAS RPJMD BAGAN ALIR PROSES PENYUSUNAN RPJMD STEP BY
STEP PENYUSUNAN RPJMD HANDOUT PENDUKUNG 8 TOPIK PRINSIP-PRINSIP
PENYUSUNAN RPJMD Demokratis dan Partisipatif Ini bermakna bahwa proses
penyusunan RPJMD perlu dilaksanakan secara transparan, akuntabel, dan
melibatkan masyarakat (stakeholder) dalam pengambilan keputusan perencanaan
di semua tahapan perencanaan: Ada identifikasi stakeholder yang relevan untuk
dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan perencanaan Ada kesetaraan
antara government dan non government stakeholder dalam pengambilan keputusan
Ada transparasi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan Ada keterwakilan
yang memadai dari seluruh segmen masyarakat, terutama kaum perempuan dan
kelompok marjinal Ada sense of ownership masyarakat terhadap RPJMD Ada
pelibatan dari media Ada konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan
penting pengambilan keputusan seperti perumusan prioritas issues dan
permasalahan, perumusan tujuan, strategi dan kebijakan, dan prioritas program
Politis Ini bermakna bahwa penyusunan RPJMD melibatkan proses konsultasi dengan
kekuatan politis terutama Kepala Daerah Terpilih dan DPRD: Ada konsultasi dengan
KDH Terpilih untuk penerjemahan yang tepat dan sistematis atas visi, misi, dan
program Kepala Daerah Terpilih ke dalam tujuan, strategi, kebijakan, dan program
pembangunan daerah Ada keterlibatan DPRD dalam proses penyusunan RPJMD
Ada pokok-pokok pikiran DPRD dalam proses penyusunan RPJMD Ada naskah
akademis untuk mendukung proses pengesahan RPJMD Ada review dan evaluasi
dari DPRD terhadap rancangan RPJMD Ada review, saran dan masukan Gubernur
Provinsi berkaitan terhadap rancangan RPJMD Ada pembahasan terhadap
Ranperda RPJMD Ada pengesahan RPMJD sebagai Peraturan Daerah yang mengikat
semua pihak untuk melaksanakannya dalam lima tahun ke depan. 9 TOPIK PRINSIP-
PRINSIP PENYUSUNAN RPJMD Bottom-up Ini bermakna bahwa proses penyusunan
RPJMD perlu memperhatikan aspirasi dan kebutuhan masyarakat: Ada penjaringan
aspirasi dan kebutuhan masyarakat untuk melihat konsistensi dengan visi, misi dan
program Kepala Daerah Terpilih Memperhatikan hasil proses musrenbang dan
kesepakatan dengan masyarakat tentang prioritas pembangunan daerah
Memperhatikan hasil proses penyusunan Renstra SKPD Top down Ini bermakna
bahwa proses penyusunan RPJMD perlu bersinergi dengan rencana strategis di
atasnya dan komitmen pemerintahan atasan berkaitan: Ada sinergi dengan RPJP
dan RPJM Nasional Ada sinergi dan konsistensi dengan RPJPD Ada sinergi dan
konsistensi dengan RTRWD Ada sinergi dan komitmen Pemerintah terhadap
tujuantujuan pembangunan global seperti Millenium Development Goals,
Sustainable Development, pemenuhan Hak Asasi Manusia, pemenuhan air bersih
dan sanitasi, dsb Tujuan Utama / Goals MDG Dalam MDG ditetapkan delapan tujuan
utama yang perlu ditindaklanjuti oleh setiap negara yang meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. Memberantas kemiskinan dan kelaparan Mewujudkan pendidikan dasar
Meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan Mengurangi
angka kematian bayi Meningkatkan kesehatan ibu. Memerangi HIV/AIDS, malaria
dan penyakit lainnya Menjamin pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan
Mengembangkan kemitraan global dalam pembangunan Sumber : Millennium
Development Goals reports : an assessment UNDP 10 TOPIK KELUARAN UTAMA
RPJMD APA ITU RPJMD? A dapun keluaran utama yang diharapkan dari hasil proses
penyusunan RPJMD adalah sebagai berikut: Hasil Proses Strategis Profil Daerah
berisikan status, posisi, dan kedudukan daerah dalam penyelenggaraan fungsi-
fungsi pemerintahan daerah serta kondisi internal (kelemahan dan kekuatan) dan
eksternal (tantangan dan peluang) dalam 5 tahun ke depan Dokumen RPJMD yang
telah disahkan berisikan visi, misi Kepala Daerah Terpilih; tujuan, arah, strategi, dan
kebijakan pembangunan daerah dan keuangan daerah; prioritas program (SKPD,
Lintas SKPD dan Lintas Kewilayahan). Tolok ukur dan target kinerja capaian
program, pagu indikatif, dan penanggung jawab kelembagaan LANDASAN HUKUM
PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RPJMD KELUARAN UTAMA RPJMD Hasil Proses
Demokratis dan Partisipatif Naskah Kesepakatan Stakeholder dalam Konsultasi
Publik pada tahapan penting perencanaan dan Musrenbang RPJMD yang berisikan
konsensus dan kesepakatan terhadap prioritas isu daerah jangka menengah,
rumusan tujuan, arah, strategi, dan kebijakan pembangunan daerah dan keuangan
daerah, program prioritas dan pagu indikatif program INDIKATOR KUALITAS RPJMD
Hasil Proses Politis BAGAN ALIR PROSES PENYUSUNAN RPJMD Hasil konsultasi
dengan Gubernur Provinsi berkaitan Naskah Akademis Ranperda RPJMD Perda
RPJMD STEP BY STEP PENYUSUNAN RPJMD HANDOUT PENDUKUNG 11 TOPIK
INDIKATOR KUALITAS RPJMD APA ITU RPJMD? ualitas dokumen RPJMD sangat
ditentukan oleh kualitas proses pemikiran strategis yang digunakan dalam proses
penyusunan RPJMD. Pengertian Perencanaan Strategis K LANDASAN HUKUM
PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RPJMD Perencanaan strategis adalah pendekatan,
cara untuk mencapai tujuan; mengarahkan pengambilan keputusan dan tindakan di
berbagai peringkat organisasi; sifatnya garis besar, medium to long range,
menghubungkan sumber daya dan dana dengan tujuan yang ingin dicapai.
Perencanaan strategis perlu melibatkan stakeholder untuk memastikan terdapatnya
perspektif yang menyeluruh atas isu yang dihadapi; pemikiran dan analisis yang
mendalam dan comprehensive dalam perumusan strategi; mereview mana strategi
yang berhasil dan tidak; dan di antara strategi tidak saling bertentangan namun
saling melengkapi. Perencanaan strategis menetapkan ke mana daerah akan
diarahkan pengembangannya; apa yang hendak dicapai pada masa lima tahun
mendatang; bagaimana mencapainya dan langkah-langkah strategis apa yang perlu
dilakukan agar tujuan tercapai. Esensi Perencanaan Strategis Merumuskan tujuan
dan sasaran pembangunan yang realistis, konsisten dengan visi, misi, dan program
Kepala Daerah Terpilih dan dalam kerangka waktu sesuai kemampuan daerah untuk
implementasinya. Arah perkembangan daerah dapat lebih dipahami oleh
masyarakat; dengan demikian membangun sense of owenership dari rencana
yang dibuat Memastikan bahwa sumber daya dan dana daerah diarahkan untuk
menangani isu daerah prioritas Menyediakan dasar (benchmark) untuk mengukur
sejauh mana kemajuan untuk mencapai tujuan dan mengembangkan mekanisme
untuk menginformasikan perubahan apabila diperlukan Mengembangkan
kesepakatan untuk memadukan semua sumber daya dalam mencapai tujuan
Merumuskan fokus dan langkah-langkah yang jelas untuk mencapai tujuan
KELUARAN UTAMA RPJMD INDIKATOR KUALITAS RPJMD BAGAN ALIR PROSES
PENYUSUNAN RPJMD STEP BY STEP PENYUSUNAN RPJMD HANDOUT
PENDUKUNG Elemen-elemen Penting Perencanaan Strategis Analisis SWOT
atas profil daerah Analisis prioritas isu pembangunan daerah Perumusan tujuan 12
TOPIK INDIKATOR KUALITAS RPJMD Desain strategi untuk mengatasi isu
Klarifikasi atau perumusan visi, misi dan program Perumusan rencana Penyusunan
anggaran Implementasi program Pemantauan, evaluasi, dan pemutakhiran rencana
Kualitas RPJMD Syarat Keberhasilan Perencanaan Strategis Mengikut sertakan
stakeholders yang tepat dalam proses perencanaan Mengkomunikasikan rencana
dengan bahasa yang mudah dimengerti Tujuan (goals) dan sasaran (objectives)
rencana mesti realistis dan SMARTER (specific, measurable, acceptable, realistic,
time frame, extending and rewarding) Ada kejelasan siapa bertanggung jawab
untuk mencapai tujuan, sasaran dan hasil, dan waktu penyelesaian termasuk review
kemajuan pencapaian sasaran Ada kemampuan untuk menyesuaikan dari waktu
ke waktu terhadap perkembangan internal dan eksternal yang terjadi Ada evaluasi
terhadap proses perencanaan yang dilakukan Ada komunikasi dan konsultasi
berkelanjutan dari dokumen yang dihasilkan Menggunakan instrumen, metodologi,
pendekatan yang tepat untuk mendukung proses perencanaan Berdasarkan
pendekatan perencanaan strategis tersebut diatas, kualitas RPJMD dapat diukur dari
hal-hal dibawah ini: Ada kejelasan rumusan status dan kedudukan pencapaian
pembangunan daerah saat ini dalam berbagai fungsi pemerintahan daerah Ada
rumusan isu dan permasalahan strategis pembangunan daerah Ada kesesuaian
antara visi, misi, dan agenda KDH terpilih dengan usaha mengoptimalkan kekuatan
dan mengatasi kelemahan internal pembangunan daerah Ada kesesuaian antara
visi, misi dan agenda KDH terpilih dengan usaha mengoptimalkan peluang dan
mengatasi tantangan eksternal pembangunan daerah Ada kesesuaian rumusan
tujuan, strategi, arah, dan kebijakan pembangunan daerah dengan usaha
mengoptimalkan kekuatan dan mengatasi kelemahan internal pembangunan
daerah Ada kesesuaian rumusan tujuan, strategi, arah dan kebijakan
pembangunan daerah dengan usaha mengoptimalkan peluang dan mengatasi
tantangan eksternal pembangunan daerah Ada penerjemahan yang baik dan
sistematis dari visi, misi, dan agenda KDH terpilih ke dalam perumusan tujuan,
strategi dan kebijakan pembangunan daerah Ada penerjemahan yang baik dan
sistematis tujuan, strategi dan kebijakan ke dalam rumusan prioritas program
pembangunan daerah Ada kesesuaian antara hasil rumusan isu strategis dalam
pengelolaan keuangan daerah dengan rumusan tujuan, strategi, dan arah kebijakan
keuangan daerah Ada kesesuaian antara rumusan program pembangunan daerah
dengan kendala fiskal daerah Ada keterkaitan yang erat dan kontribusi program
pembangunan daerah terhadap pemecahan isu dan permasalahan strategis
nasional Ada proses perencanaan yang demokratis dan partisipatif dalam
keseluruhan proses pengambilan keputusan penyusunan RPJMD 13 TOPIK
KERANGKA ANALISIS RPJMD APA ITU RPJMD? RPJMD dalam Kerangka PERMENDAGRI
No 13/2006 LANDASAN HUKUM U ntuk mendapatkan konsistensi dan keterpaduan
antara perencanaan jangka menengah dengan perencanaan dan penganggaran
tahunan, RPJMD perlu menggunakan kerangka analisis dan program yang serupa
dengan kerangka program RKPD, Renja dan RKA SKPD, dan APBD. Kerangka analisis
yang diusulkan untuk RPJMD adalah menggunakan pembahagian fungsi, urusan
wajib, dan urusan pilihan pemerintahan daerah sebagai dasar analisis. Ini untuk
memastikan bahwa RPJMD dapat diterjemahkan secara konsisten kepada rencana
dan penganggaran tahunan. Adapun fungsi Pemerintahan Daerah meliputi:
Pelayanan umum Ketertiban dan keamanan Ekonomi Lingkungan hidup
Perumahan dan fasilitas umum Kesehatan Pariwisata dan budaya Pendidikan
Perlindungan sosial Untuk kepentingan di atas, perlu dipahami adanya table-tabel
utama dari PERMENDAGRI No 13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah yang merupakan kerangka utama bagi penyusunan RPJMD: Lampiran A.V
tentang Kode dan Klasifikasi Fungsi Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
Lampiran A.VI tentang Pembagian Fungsi, Urusan Wajib dan Urusan Pilihan
Pemerintahan Daerah Lampiran A.VII tentang Kode dan Daftar Program dan
Kegiatan Menurut Urusan Pemerintahan Daerah Pengembangan Tolok Ukur Kinerja
Pembangunan Daerah PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RPJMD KELUARAN UTAMA
RPJMD INDIKATOR KUALITAS RPJMD KERANGKA ANALISIS RPJMD BAGAN ALIR PROSES
PENYUSUNAN RPJMD STEP BY STEP PENYUSUNAN RPJMD HANDOUT PENDUKUNG
Untuk mengembangkan analisis pembangunan daerah yang berkelanjutan, adalah
penting bagi RPJMD untuk mengembangkan tolok ukur kinerja untuk masing-masing
fungsi tersebut di atas yang dapat menggambarkan dimana posisi dan kedudukan
daerah saat ini dalam penyelenggaraan fungsifungsi tersebut di atas; fungsi-fungsi
mana di daerah yang pada saat ini masih mengalami masalah; fungsi-fungsi mana
yang perlu dikembangkan dan diperbaiki; seberapa jauh perjalanan yang mesti
ditempuh untuk menuju penyelenggaraan fungsi yang optimal. 14 TOPIK KERANGKA
ANALISIS RPJMD Pengembangan tolok ukur kinerja pembangunan daerah yang
mencakup semua fungsi di atas akan memperlihatkan secara jelas sejauh mana
sistem pembangunan daerah hubungan antara komponen-komponen fisikal,
lingkungan sosial, ekonomi telah terjalin baik; dapat mendeteksi segera apabila
terdapat permasalahan dan dapat dirumuskan pemecahannya. Pengembangan
tolok ukur kinerja dapat memperlihatkan sejauh mana kemajuan dicapai dalam
masa lima tahun ke depan dari penyelenggaraan fungsi-fungsi tersebut di atas.
Kriteria dalam pengembangan tolok ukur kinerja: Relevan Mudah dipahami
Reliable Informasi mudah diakses Memperlihatkan perspektif jangka menengah
dan panjang Berhubungan dengan isu pembangunan daerah Memperlihatkan
hubungan antara komponen pembangunan daerah Beberapa rujukan dalam
pengembangan tolok ukur kinerja pembangunan daerah yang telah dikembangkan
oleh Bappenas: Pengukuran Kinerja Penyelenggaraan Otonomi Daerah Indeks
Pembangunan Daerah Indikator Kemajuan Otonomi Daerah Indikator Kinerja
Pencapaian Pembangunan Daerah Dalam kaitan diatas, RPJMD perlu
mengembangkan: Tolok ukur kinerja (5- 7) untuk masing-masing fungsi tersebut di
atas yang dapat mencerminkan kemajuan pencapaian penyelenggaraan fungsi-
fungsi tersebut secara berkelanjutan. Target kinerja untuk masing- masing fungsi
tersebut di atas dalam lima tahun kedepan yang disesuaikan sejauh mungkin
dengan target kinerja capaian program pemerintah, ketentuan peraturan dan
perundangan yang berlaku, standar pelayanan minimal atau komitmen
internasional Posisi dan kedudukan daerah pada saat ini dalam penyelenggaraan
fungsi-fungsi tersebut di atas Posisi dan kedudukan daerah yang diharapkan pada
5 (lima) tahun ke depan dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi tersebut di atas
Analisis SWOT untuk menggambarkan secara lebih rinci kedudukan internal
(kelemahan dan kekuatan) dan eksternal (tantangan dan peluang) daerah dalam
penyelenggaraan fungsi- fungsi tersebut di atas Strategi, kebijakan, program dan
tolok ukur capaian kinerja program dalam 5 (lima) tahun ke depan untuk masing-
masing fungsi 15 TOPIK BAGAN ALIR PROSES PENYUSUNAN RPJMD APA ITU RPJMD?
B agan 1 Memperlihatkan alur proses penyusunan RPJMD yang dikembangkan oleh
LGSP-USAID, yang mengikuti ketentuan peraturan dan perundangan yang berlaku
tentang perencanaan daerah. Ada 3 (tiga) alur spesifik yang digambarkan di sini
yaitu alur proses teknokratis-strategis, alur proses partisipatif, dan alur proses
legislasi dan politik. Ketiga alur proses tersebut menghendaki pendekatan yang
berbeda, namun saling berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan RPJMD yang
terpadu. Alur Proses Strategis Alur ini merupakan alur teknis perencanaan, yang
merupakan dominasi para perencana daerah dan pakar perencanaan daerah. Alur
ini ditujukan menghasilkan informasi, analisis, proyeksi, alternatif-alternatif tujuan,
strategi, kebijakan, dan program sesuai kaidah teknis perencanaan yang diharapkan
dapat memberikan masukan bagi alur proses partisipatif. Alur Proses Partisipatif
LANDASAN HUKUM PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RPJMD KELUARAN UTAMA RPJMD
INDIKATOR KUALITAS RPJMD KERANGKA ANALISIS RPJMD Alur ini merupakan alur
bagi keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan daerah. Alur ini
merupakan serangkaian public participatory atau participatory planning events
untuk menghasilkan konsensus dan kesepakatan atas tahap-tahap penting
pengambilan keputusan perencanaan. Alur ini merupakan wahana bagi non
government stakeholder seperti NGO, CSO, CBO untuk memberikan kontribusi yang
efektif pada setiap public participatory events, kemudian mereview dan
mengevaluasi hasil-hasil proses strategis. Alur Legislasi dan Politik Ini merupakan
alur proses konsultasi dengan legislatif (DPRD) untuk menghasilkan Perda RPJMD.
Pada alur ini diharapkan DPRD dapat memberikan kontribusi pemikirannya, review,
dan evaluasi atas hasil-hasil baik proses strategis maupun proses partisipatif.
BAGAN ALIR PROSES PENYUSUNAN RPJMD STEP BY STEP PENYUSUNAN RPJMD
HANDOUT PENDUKUNG 16 TOPIK STEP BY STEP PENYUSUNAN RPJMD APA ITU
RPJMD? Tahap Persiapan M1 M2 M3 M7 M 12 M 13 M 14 M 17 M 18 M 20 M 21 M 22
Orientasi Perencanaan Daerah Pembentukan Tim Penyusun RPJMD Penyusunan
Rencana Kerja Penyiapan dokumen RPJMD Visi, Misi dan Program Prioritas Kepala
Daerah Terpilih Orientasi Renstra SKPD Pembentukan Tim Penyusun Renstra SKPD
Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan dokumen Renstra SKPD Identifikasi
Stakeholder Penentuan Stakeholder untuk konsultasi publik Penyiapan draft SK Tim
Penyusun dan SK Panduan Penyusunan dokumen RPJMD Penetapan SK Tim
Penyusun dan SK Panduan Penyusunan Dokumen RPJMD Surat Perintah KepDa
kepada GS & surat permintaan kepada Lembaga/NGS agar berkontribusi dalam
proses RPJMD Sosialisasi bahwa daerah akan menyusun RPJMD Perumusan metoda
dan panduan Jaring Aspirasi, FGD, dan Musrenbang RPJMD LANDASAN HUKUM
PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RPJMD KELUARAN UTAMA RPJMD INDIKATOR
KUALITAS RPJMD M 23 M 19 KERANGKA ANALISIS RPJMD Tahap Penyusunan
Rancangan Awal RPJMD Daerah M4 M5 M6 M8 M9 M 10 M 11 M 24 M 25 M 29 M 30
M 36 Pengumpulan Data/Informasi Kondisi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah 5
tahunan Penyusunan profil daerah dan prediksi masa depan Kajian terhadap RPJMD
Kajian terhadap Visi, Misi dan Program Prioritas Kepala Daerah terpilih Analisis
keuangan daerah Kajian RTRW-D Review RPJMD Provinsi dan Nasional Jaring
aspirasi: Isu dan harapan masyarakat Formulasi Dok. Rancangan Awal RPJMD FGDs
untuk setiap Topik Pembahasan Ranwal RPJMD bersama SKPDs Penyusunan
Rancangan Awal RPJMD untuk dibahas dalam Musrenbang RPJMD BAGAN ALIR
PROSES PENYUSUNAN RPJMD STEP BY STEP PENYUSUNAN RPJMD Tahap Penyusunan
Rancangan Awal Renstra RPJMD HANDOUT PENDUKUNG M 15 Pengumpulan
Data/Informasi Kondisi Pelayanan RPJMD M 16 Penyusunan profil pelayanan RPJMD&
prediksi jangka menengah M 26 Tupoksi RPJMD M 27 Perumusan Visi dan Misi RPJMD
17 TOPIK STEP BY STEP PENYUSUNAN RPJMD M 28 M 31 M 33 M 32 M 34 M 35 M 37
Evaluasi Renstra RPJMD (Renstra Dinas) periode lalu Review Renstra K/L dan Renstra
RPJMD Provinsi Identifikasi capaian keberhasilan dan permasalahan Perumusan
program (SKPD, Lintas SKPD, Kewilayahan) Pembahasan Forum RPJMD Berita Acara
Hasil Kesepakatan Forum RPJMD Penyusunan Dokumen Rancangan Renstra RPJMD
Tahap Pelaksanaan Musrenbang Daerah Jangka Menengah M 38 M 39 Musrenbang
RPJMD Naskah Kesepakatan Hasil Musrenbang RPJMD Tahap Penyusunan Rancangan
Akhir RPJMD Daerah / Renstra RPJMD M 40 M 42 M 41 M 43 Penyusunan Rancangan
Akhir dokumen RPJM Daerah Penyusunan Naskah Akademis Ranperda RPJMD
Penyusunan Rancangan Akhir dokumen Renstra SKPD Penyusunan Naskah
Akademis Rancangan Perka SKPD Tahap Penetapan Peraturan Daerah tentang
RPJMD M 44 M 45 M 46 M 47 M 48 M 49 M 50 Penyampaian Naskah Perda RPJMD
kepada Gubernur cq Bappeda Provinsi Konsultasi dengan Gubernur cq kepala
Bappeda Provinsi Penyampaian Naskah perda RPJMD serta lampirannya kepada
DPRD Pembahasan DPRD tentang Ranperda RPJMD Penetapan Ranperda menjadi
Perda Dokumen RPJM-D yang telah disyahkan Dokumen Renstra SKPD telah
disyahkan 18 TOPIK HANDOUT PENDUKUNG APA ITU RPJMD? LANDASAN HUKUM
ahan Pelatihan dan Pendampingan ini didukung dengan TEMPLATE dan penjelasan
ringkas (handout) tambahan tentang hal-hal penting dalam setiap tahapan
penyusunan RPJMD. Handout yang dimaksud terdiri dari: 1) Arah Kebijakan
Keuangan Daerah Kabupaten Pacitan 2) Proyeksi Keuangan Daerah dan Proyeksi
Belanja Daerah 3) Orientasi Kerangka Regulasi Perencanaan dan Penganggaran
Daerah 4) Millennium Development Goals 5) Prinsip-prinsip Good Governance 6)
Fasilitasi dan Rekrutmen Fasilitator B PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RPJMD
KELUARAN UTAMA RPJMD INDIKATOR KUALITAS RPJMD KERANGKA ANALISIS RPJMD
BAGAN ALIR PROSES PENYUSUNAN RPJMD STEP BY STEP PENYUSUNAN RPJMD
HANDOUT PENDUKUNG 19 DAFTAR PERISTILAHAN DAN SINGKATAN 1) Rencana
Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat dengan RPJP adalah
dokumen perencanaan untuk periode dua puluh (20) tahun. 2) Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RPJPD
adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode dua puluh (20)
tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang mengacu pada
RPJP Nasional. 3) Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya
disingkat dengan RPJM adalah dokumen perencanaan untuk periode lima (5) tahun.
4) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat
dengan RPJMD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode
lima (5) tahun yang memuat penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah
yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM
Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan Daerah,
kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja
Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja
dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. 5)
Rencana Pembangunan Tahunan Nasional, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) adalah dokumen perencanaan Nasional untuk periode satu (1)
tahun. 6) Rencana Kerja Pemerintah Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan
RKPD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu (1)
tahun yang merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP
Nasional, memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan
Daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh
pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. 7)
Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan SKPD adalah
perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran. 8) Rencana
Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan
RENSTRA SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode lima (5) tahun,
yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat
Daerah serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif. 9) Rencana
Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RENJA
SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang
memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan
langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat. 10) Rencana Kerja dan Anggaran SKPD, yang selanjutnya
disingkat dengan RKA SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang
berisi program dan kegiatan SKPD yang merupakan penjabaran dari RKPD dan
Renstra SKPD yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran, serta anggaran yang
diperlukan untuk melaksanakannya. 11) Rencana Tata Ruang, yang selanjutnya
disingkat dengan RTR adalah dokumen yang memuat hasil perencanaan tata ruang.
12) Rencana Tata Ruang Wilayah, yang selanjutnya disingkat dengan RTRW adalah
dokumen yang memuat hasil perencanaan tata ruang wilayah. 13) Wilayah adalah
ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya
yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau
aspek fungsional. 20 DAFTAR PERISTILAHAN DAN SINGKATAN 14) Visi adalah
rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan. 15) Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. 16) Agenda pembangunan adalah
penerjemahan visi ke dalam tujuan-tujuan besar (strategic goals) yang dapat
mempedomani dan memberikan fokus pada penilaian dan perumusan strategi,
kebijakan, dan program. 17) Strategi pembangunan adalah langkah-langkah
berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. 18) Kebijakan
pembangunan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/ Daerah
untuk mencapai tujuan. 19) Program pembangunan adalah instrumen kebijakan
yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi
anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi
pemerintah. 20) Kinerja adalah adalah ke
ran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan
penggunaan anggran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur. 21) Indikator
kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk
masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan
tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan. 22) Sasaran (target) adalah
hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu
kegiatan. 23) Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh
kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan
program dan kebijakan. 24) Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang
mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.
25) MTEF atau Medium Term Expenditure Framework/Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah adalah pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan, dengan
pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif
lebih dari satu tahun anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya akibat
keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam
prakiraan maju. 26) Kerangka Ekonomi Jangka Menengah Daerah merupakan
kerangka prakiraan terhadap besaran pendapatan, pengeluaran dan pembiayaan.
27) Kerangka Pendanaan (Resource Envelope) merupakan gambaran kemampuan
pendanaan daerah untuk membiayai belanja pemerintah. 28) Kerangka fiskal
daerah adalah kerangka prakiraan terhadap pendapatan, hibah, pinjaman dan
belanja daerah. 29) Proyeksi fiskal daerah adalah proyeksi terhadap pendapatan,
hibah, pinjaman dan belanja daerah. 30) Target fiskal daerah adalah sasaran
pendapatan dari sumber-sumber keuangan daerah. 31) Celah fiskal adalah selisih
antara kebutuhan fiskal daerah dan kapasitas fiskal daerah. 32) Program Legislasi
Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan PROLEGDA adalah instrumen
perencanaan program pembentukan Peraturan Daerah yang disusun secara
berencana, terpadu, dan sistematis. 21 DAFTAR PERISTILAHAN DAN SINGKATAN 33)
Stakeholder atau pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau
tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari pelaksanaan
pembangunan. Stakeholder dapat berupa kelompok, organisasi, dan individu yang
memiliki kepentingan/ pengaruh dalam proses pengambilan keputusan/
pelaksanaan pembangunan. 34) Konsultasi Publik adalah kegiatan partisipatif yang
bertujuan untuk menghadirkan stakeholders dalam rangka mendiskusikan dan
memahami isu dan permasalahan strategis pembangunan daerah; merumuskan
kesepakatan tentang prioritas pembangunan dan mencapai konsensus tentang
pemecahan masalah-masalah strategis daerah. Konsultasi publik dilakukan pada
berbagai skala, tahapan dan tingkatan pengambilan keputusan perencanaan
daerah. Konsultasi publik dapat berupa musrenbangda di peringkat kabupaten/kota,
konsultasi forum stakeholder atau focus group discussions di peringkat SKPD
maupun di peringkat lintas SKPD. 35) Musrenbang atau Musyawarah Perencanaan
Pembangunan adalah forum antarpelaku dalam rangka menyusun rencana
pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah. 36) Tim Penyelenggara
Musrenbang adalah Tim yang dibentuk untuk melakukan persiapan, memfasilitasi
pelaksanaan, dan menindaklajuti hasil Musrenbang. 37) Peserta adalah pihak yang
memiliki hak pengambilan keputusan dalam Musrenbang melalui pembahasan yang
disepakati bersama. 38) Fasilitator adalah tenaga terlatih atau berpengalaman
dalam memfasilitasi dan memandu diskusi kelompok ataupun konsultasi publik.
Seorang fasilitator harus memenuhi kualifikasi kompetensi teknis/substansi dan
memiliki keterampilan dalam penerapan berbagai teknik dan instrumen untuk
menunjang efektivitas dan partisipatifnya kegiatan. 39) Narasumber adalah pihak
pemberi informasi yang perlu diketahui peserta Musrenbang untuk proses
pengambilan keputusan hasil Musrenbang. 40) Delegasi adalah perwakilan yang
disepakati peserta Musrenbang untuk menghadiri Musrenbang pada tingkat yang
lebih tinggi. 41) NGO adalah singkatan dari Non-Governmental Organization atau
Lembaga Swadaya Masyarakat/LSM. 42) CBO adalah singkatan dari Community
based Organization atau Kelompok Masyarakat. 43) CSO adalah singkatan dari Civil
Society Organization atau Organisasi Masyarakat Sipil. 22 23 M-1 ORIENTASI
PERENCANAAN DAERAH Tujuan Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengadakan
sosialisasi/lokakarya tentang ketentuan sistem perencanaan daerah bagi calon
anggota tim penyusun dokumen perencanaan daerah, khususnya untuk RPJM
Daerah dan keterkaitannya dengan dokumen perencanaan daerah lainnya. Tujuan
kegiatan ini: 1) Mengetahui ketentuan regulasi yang berkaitan dengan proses dan
mekanisme pelaksanaan penyusunan RPJMD 2) Mengetahui substansi dokumen
RPJMD menjadi kewajiban daerah serta saling keterkaitan antar dokumen daerah 3)
Mengetahui peran dan fungsi setiap kelompok pemangku kepentingan dalam proses
perencanaan RPJMD 1) Memahami ketentuan peraturan perundangan yang
mengatur sistem perencanaan 2) Mengetahui substansi pokok dan prinsip-prinsip
dasar untuk setiap dokumen perencanaan daerah 3) Memahami dan memiliki
kemampuan untuk menyusun setiap dokumen RPJMD untuk Tim RPJMD, serta
kemampuan untuk menyusun Renstra SKPD bagi Tim penyusun Renstra, serta
proses partisipatif yang harus dilakukan. Peserta lokakarya/sosialisasi orientasi
perencanaan daerah adalah staf daerah yang dicalonkan menjadi anggota Tim
Teknis Penyusunan Dokumen serta para pengambil keputusan di daerah Di luar staf
Pemda, dalam orientasi perlu juga melibatkan peserta yang berasal dari non
pemerintah, seperti Perguruan Tinggi setempat, serta organisasi masyarakat dan
LSM yang memiliki kompetensi di bidang pembangunan daerah. Keluaran Prinsip-
prinsip Metoda Dapat dilakukan melalui ceramah, diskusi kelompok dan studi
kasus, dibantu materi berupa bahan tayang. Bappeda menyusun rancangan
agenda kegiatan penyusunan RPJMD termasuk merencanakan lokakarya untuk
orientasi perencanaan. Bappeda menyusun rancangan susunan Tim Penyusun
RPJMD, yang anggotanya secara jelas diidentifikasikan nama dan instansinya.
Bappeda melakukan identifikasi kemungkinan individu dari NGS yang berpotensi
untuk dilibatkan menjadi anggota Tim Penyusun, serta identifikasi lembaga atau
individu-individu yang potensial untuk diajak sebagai mitra dialog atau peserta FGD.
Bappeda melakukan persiapan penyelenggarakan lokakarya orientasi perencanaan
daerah, baik secara mandiri maupun melalui kerjasama dengan
fasilitator/mitra/pemerintah pusat untuk menyelenggarakan persiapan acara.
Langkah-Langkah 24 M-1 ORIENTASI PERENCANAAN DAERAH Bappeda
mengundang calon-calon anggota Tim Penyusun dan lembaga/individu dari NGS
untuk mengikuti seminar/ lokakarya Orientasi Perencanaan. Informasi yang
disiapkan 1. 2. 3. 4. UU No 17/2003 tentang Keuangan Negara UU No 1/2004
tentang Perbendaharaan Negara UU No 15/2004 tentang Tanggung Jawab Keuangan
Daerah UU No 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 5. UU
No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah 6. PP No 58/2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah. 7. PP No 65/2005 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal
8. PERMENDAGRI No 6/2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan
Standar Pelayanan Minimal 9. SE Mendagri Tahun 2005 tentang Penyusunan RPJP-D
dan RPJM-D 10. SEB Mendagri dan MenPPN/Ketua Bappenas Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2007 Kegiatan orientasi
perencanaan sebaiknya lebih bermuatan teknis, sehingga yang sifatnya
seremonial sedapat mungkin dihindarkan. Kegiatan ini penting untuk membangun
persepsi yang sama di antara government dan non government stakeholder tentang
esensi RPJMD Hal-hal penting yang harus diperhatikan Organisasi Masyarakat Sipil
(CSO) yang diundang mengikuti kegiatan orientasi perencanaan daerah agar
mengirimkan orang yang punya kapasitas dan/atau memunyai perhatian kuat pada
bidang perencanaan pembangunan daerah. Hal krusial yang perlu dicermati oleh
CSO dalam kegiatan orientasi perencanaan, antara lain : Pemahaman jenis-jenis
perencanaan daerah, keterkaitan antar jenis perencanaan daerah dan proses
penyusunan setiap dokumen perencanaan daerah. Sejauhmana payung hukum
yang mengakomodasi keterlibatan CSO untuk berkontribusi dalam proses
penyusunan dokumen perencanaan. Mempelajari ruang-ruang yang memungkinkan
keterlibatan dan peranserta CSO dalam meningkatkan proses partisipasi
penyusunan dokumen perencanaan daerah, khususnya RPJMD dan Renstra SKPD.
Mempersiapkan diri bentuk keterlibatan CSO dalam proses-proses partisipatif yang
telah diatur di dalam peraturan-perundangan, seperti pada proses-proses jaring
aspirasi masyarakat dan konsultasi publik, musrenbang, maupun dalam proses
legalisasi. 25 M-1 ORIENTASI PERENCANAAN DAERAH DPRD sebagai mitra
pemerintah daerah yang memiliki fungsi legislasi, pengawasan dan penganggaran
perlu memiliki pemahaman yang cukup berkaitan dengan sistem perencanaan
daerah, mengingat dokumen-dokumen perencanaan yang disusun di daerah akan
bermuara pada proses legalisasi yang menjadi kompetensi DPRD. Atas dasar
tersebut, maka DPRD khususnya komisi yang terkait dengan bidang perencanaan
dan penganggaran pembangunan daerah perlu mendapatkan pelatihan/ orientasi
tentang perencanaan daerah. Adapun waktu pelaksanaan orientasi tentang
perencanaan daerah dapat dilakukan bersama-sama dengan unsur pemda dan CSO,
atau dapat juga dilakukan secara tersendiri khusus untuk anggota DPRD. Dalam
kegiatan orientasi perencanaan daerah DPRD, hal penting yang perlu dicermati
adalah : Pemahaman rangkaian proses penyusunan dokumen perencanaan daerah
secara keseluruhan, baik pada tahap persiapan, pelaksanaan penyusunan dokumen,
prosesproses jaring aspirasi masyarakat dan konsultasi publik, musrenbang,
maupun dalam proses legalisasi. Mempelajari dan mengidentifikasi kegiatan mana
yang menjadi domain Pemda dan mana yang menjadi domain DPRD dari
keseluruhan rangkaian proses perencanaan. Mengidentifikasi tahapan kegiatan
mana yang strategis bagi DPRD untuk memantau dan/ atau berkontribusi dalam
proses penyusunan RPJMD/Renstra SKPD Mempelajari kemungkinan peranserta
masyarakat dalam rangkaian kegiatan yang menjadi kewenangan (domain) DPRD.
26 M-2 PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN RPJMD Tujuan Kegiatan ini dimaksudkan
untuk membentuk Tim Penyusun dokumen RPJMD, yang anggotanya terdiri dari
perwakilan unsur Bappeda, unsur SKPD dan unsur NGS (Perguruan Tinggi, LSM dan
unsur perwakilan kelompok masyarakat). Tujuan utamanya adalah terbentuknya
Tim Teknis yang khusus bertanggung jawab dalam penyiapan dokumen RPJMD.
Terbentuknya Tim Penyusun RPJMD yang terdiri dari TIM INTI dan KELOMPOK KERJA
yang diorganisasikan menurut kompetensi fungsi-fungsi pemerintahan daerah
Terbentuknya Tim Pengarah Teridentifikasi kelompok/individu sebagai narasumber
dan mitra diskusi Anggota Tim Penyusun adalah yang benar-benar siap untuk
bertugas secara penuh dalam menyiapkan dokumen RPJMD (bukan formalitas),
dengan demikian perlu dipilih orang-orang yang punya kesiapan waktu dan
kemampuan teknis yang cukup. Anggota Tim harus mempunyai tugas pokok atau
punya kompetensi di bidang penyusunan perencanaan di daerah Sedapat mungkin
anggota Tim terpilih mempunyai latar belakang atau dasar pendidikan/pengalaman
di bidang perencanaan daerah Buatlah skenario susunan Tim Penyusun RPJMD,
yang terdiri atas Tim Pengarah dan Tim Teknis (Pokja dan Tim Inti) lengkap dengan
kebutuhan jumlah personil dan institusinya. Rumuskan kriteria, tugas, dan fungsi
serta kewajibankewajiban tim penyusun RPJMD Identifikasi calon anggota Tim
Penyusun (nama dan instansinya). Pertimbangkan kualifikasi dan kinerja mereka
pada waktu mengikuti lokakarya orientasi perencanaan. Mintalah pada setiap
calon anggota tim untuk mengisi formulir isian curriculum vitae. Lakukan seleksi
dengan memilih sesuai kebutuhan. Buatkan surat dari Kepala Bappeda tentang
pernyataan kesediaan calon anggota terpilih untuk menjadi anggota Tim Penyusun
serta kewajiban-kewajibannya, yang diketahui/ disetujui oleh Kepala SKPD yang
bersangkutan atau Kepala Lembaga (untuk unsur LSM dan Kelompok Masyarakat).
Buat Surat Keputusan Kepala Bappeda tentang Penetapan Tim Penyususan RPJMD
(bila diperlukan dapat diperkuat dengan diketahui Kepala Daerah). Keluaran Prinsip-
prinsip Langkah- Langkah 27 M-2 PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN RPJMD Informasi
yang disiapkan Daftar kandidat/calon anggota Tim Penyusun Ketentuan/panduan
yang mengatur pembentukan Tim Penyusun RPJMD (SE Mendagri tentang
Penyusunan RPJPD dan RPJMD). Hal-hal penting yang harus diperhatikan Anggota
tim penyusun sedapat mungkin berlatar belakang pendidikan yang bervariasi sesuai
dengan muatan substansi RPJMD, seperti Planologi, Sipil/Teknik Lingkungan,
Ekonomi, Sosial, Studi Pembangunan, Kelembagaan/Pemerintahan. Tim Penyusun
perlu mengembangkan hubungan konsultasi dengan instansi yang relevan
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pusat yang memungkinkan pertukaran informasi
dapat dibangun selama proses penyusunan rencana. Susunan Organisasi Tim
Penyusun RPJMD Template No (1) 1 2 3 4 Jabatan dalam Tim (2) Penanggung jawab
Ketua Sekretaris Kelompok Kerja (Pokja) Fungsi Pelayanan Umum - SKPD - DPRD -
CSO Pokja Fungsi Ketertiban dan Keamanan Pokja Fungsi Ekonomi Pokja Fungsi
Lingkungan Hidup Pokja Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum Pokja Fungsi
Kesehatan Pokja Fungsi Pariwisata dan Budaya Pokja Fungsi Pendidikan Pokja Fungsi
Perlindungan Sosial Lembaga (3) Bupati/Walikota Sekretaris Daerah Kepala Bappeda
Sekretaris Bappeda 5 6 7 8 9 10 11 12 28 M-2 PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN RPJMD
Dalam proses pembentukan tim penyusun RPJMD, CSO berkepentingan agar
komposisi tim juga mencerminkan kompetensi yang baik dan partisipatif, artinya
anggota tim harus terdiri atas orangorang yang punya latar belakang
pendidikan/pengalaman di bidang perencanaan pembangunan daerah, dan berasal
dari berbagai lembaga/unsur. Apabila di daerah terdapat lembaga/CSO yang
berpengalaman memfasilitasi atau mengerjakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan perencanaan pembangunan, maka perlu ada keterwakilannya yang duduk
sebagai anggota tim penyusun RPJMD. Perwakilan CSO yang diminta untuk terlibat
menjadi anggota tim penyusun RPJMD wajib mengirimkan orang yang
berlatarbelakang pendidikan dan/atau pengalaman yang terkait di bidang
perencanaan pembangunan daerah, dan punya komitmen waktu dan pikiran untuk
berperanserta secara maksimal. Dalam pembagian Pokja, perwakilan CSO tersebut
diusahakan masuk pada Pokja yang sesuai dengan bidang/ kapasitas mereka. DPRD
memantau dan menyarankan agar Tim Penyusun dokumen RPJMD/Renstra SKPD
yang dibentuk juga menyertakan perwakilan dari kelompok masyarakat yang punya
kompetensi serta telah mempertimbangkan kesetaraan gender. DPRD perlu
membentuk Tim Khusus (Pansus/Panja) yang berfungsi sebagai mitra (counterpart)
tim penyusun RPJMD/Renstra SKPD yang berasal dari perwakilan komisi-komisi,
yang pada momen-momen tertentu dalam proses penyusunan RPJMD dapat terlibat
secara intensif. 29 M-3 PENYUSUNAN RENCANA KERJA PENYIAPAN DOKUMEN RPJMD
Tujuan Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyusun rencana kerja penyiapan
dokumen RPJMD beserta kalender dan pembagian tugasnya, yang menjadi acuan
bagi Tim Penyusun dalam melaksanakan kegiatannya. Kegiatan ini bertujuan: Agar
ada kejelasan mengenai jenis dan tahapan kegiatan yang harus dilaksanakan,
Kejelasan pembagian tugas bagi setiap anggota Tim Penyusun Adanya acuan
target waktu penyelesaian setiap tahapan kegiatan termasuk yang berkaitan
dengan proses-proses pelibatan masyarakat. Rincian jenis dan tahapan
kegiatan Kalender kegiatan termasuk forum-forum/kegiatan yang akan melibatkan
stakeholder. Daftar Isi Dokumen RPJMD termasuk muatan pokok dari setiap bab/sub
bab. Daftar atau format kebutuhan jenis data dan informasi Pembagian kerja antar
anggota tim Rencana kerja yang disusun harus jelas untuk setiap tahapan kegiatan,
kapan dimulainya suatu aktivitas dan kapan harus diselesaikan, Dalam kalender
kegiatan juga harus dapat memperlihatkan, jenis kegiatan apa saja yang dapat
dilakukan secara simultan dengan kegiatan lainnya, dan tahapan kegiatan apa yang
harus menunggu tahapan kegiatan lainnya Keluaran Prinsip-prinsip Metoda
Langkah- Langkah Rapat Tim Teknis/Tim Penyusun Buat rancangan rencana kerja
penyusunan RPJMD oleh Tim Inti, berupa tahapan dan rincian kegiatan (termasuk
kegiatan penjaringan aspirasi, forum-forum diskusi, lokakarya dan seminar),
schedule kegiatan, rancangan daftar isi dokumen RPJMD, identifikasi kebutuhan
data, dan sumber data. Lakukan pertemuan seluruh anggota tim penyusun untuk
membahas, mematangkan dan menyepakati rancangan rencana kerja dan
rancangan daftar isi dokumen RPJMD. Lakukan pembagian Tim Penyusun ke dalam
kelompokkelompok kerja (Pokja) yang pembagiannya disesuaikan dengan fungsi-
fungsi pemerintah daerah dan isu/tema penting RPJMD, misal Pokja Ekonomi,
Pendidikan, Kesehatan, Pariwisata dan Budaya, Pelayanan Umum dsb. Sepakati
pembagian kerja dan jadwal kegiatan/kerja setiap kelompok kerja serta agenda
pertemuan lintas Pokja. 30 M-3 PENYUSUNAN RENCANA KERJA PENYIAPAN
DOKUMEN RPJMD Informasi yang disiapkan Visi, misi dan agenda/program pokok
calon Kepala Daerah terpilih, atau calon-calon kepala daerah (bila belum
dilaksanakan pemilihan). Batasan waktu penyelesaian setiap tahapan sesuai
ketentuan peraturan perundangan Kalendar Perencanaan Penyusunan RPJMD
Template 31 M-4 PENGUMPULAN DAN PEMUTAKHIRAN DATA/INFORMASI Tujuan
Merupakan tahapan awal dari setiap proses perencanaan pembangunan. Kualitas
dan kuantitas data dan informasi akan menentukan kualitas pengambilan keputusan
rencana. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memutakhirkan data dan informasi yang
diperlukan untuk menunjang kebutuhan analisis dan perencanaan pembangunan
daerah jangka menengah, sehingga setiap rumusan didasarkan atas data yang
dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel) Kompilasi data dan informasi yang
sistematis dan lengkap yang dapat memberikan gambaran mutakhir tentang kinerja
penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan daerah dan pembangunan daerah
pada umumnya Data/informasi yang dikumpulkan dikaitkan dengan pengukuran
kinerja penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan daerah Pengumpulan
data/informasi melalui pendekatan partisipatif mengikutsertakan stakeholder yang
relevan dan interaktif, terbuka terhadap masukan baru. Bila terjadi perbedaan data
antara satu sumber dengan sumber data lainnya, maka perlu kesepakatan data dan
informasi mana yang akan diambil dengan pertimbangan validasi dan kompetensi
sumber. Kompilasi data Penyebaran format isian data ke setiap SKPD Data terakhir
dan Data time series, diusahakan minimal 5 tahun terakhir Format penyajian data
dan analisis data Keluaran Prinsip-prinsip Metoda Informasi yang disiapkan
Template Profil Kinerja Pemerintahan Daerah Fungsi Pemerintahan Daerah (1)
Pelayanan Umum Tolok Ukur Kinerja (2) 1. 2. 3. 1. 2. 3. Capaian Kinerja Saat ini (3)
Ketertiban dan Keamanan Ekonomi Lingkungan Hidup Perumahan dan Fasilitas
Umum Kesehatan Pariwisata dan Budaya Pendidikan Perlindungan Sosial 32 M-5
PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN Pengantar Profil
merupakan instrumen penting dalam perencanaan daerah yang ditujukan untuk
mengidentifikasi, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan informasi untuk
pengambilan keputusan dan kebijakan perencanaan. Profil Daerah memberikan
gambaran cepat tentang situasi dan kondisi penyelenggaraan fungsi-fungsi
pemerintahan daerah masa sekarang/eksisting. Apabila terdapat profil secara time
series akan memungkinkan daerah untuk mengetahui perkembangan atau
kemajuan yang dicapai dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan daerah
dan memperkirakan kemungkinannya masa mendatang Mengetahui gambaran
umum, status, kedudukan dan kinerja daerah dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi
pemerintahan daerah Mengetahui aspek-aspek apa saja yang menonjol dan kritis
untuk segera ditangani Mengetahui gambaran aspek strategis daerah termasuk
potensi-potensi pembangunan yang dimiliki daerah Memperkirakan prediksi ke
depan atas berbagai aspek pembangunan daerah. Tujuan Keluaran Sejauh
mungkin penyusunan profil daerah mengikuti pembahagian fungsi-fungsi
pemerintahan daerah. Ini untuk memudahkan analisis, penyusunan strategi,
kebijakan dan program RPJMD konsisten dengan perencanaan dan penganggaran
tahunan yang telah diatur oleh PERMENDAGRI No 13/2006. Profil pelayanan umum
Profil ekonomi daerah Profil prasarana daerah dan prediksi kebutuhan
perkembangannya di masa datang Profil aspek sosial kependudukan daerah dan
proyeksi perkembangannya di masa depan. Profil lingkungan hidup dan penataan
ruang daerah Profil kesehatan Profil Pendidikan Profil keuangan daerah dan
kecenderungan perubahan kebijakan keuangan bagi pembangunan daerah Profil
kebijakan dan peraturan-perundangan daerah Penyajian profil sejauh mungkin
juga menggambarkan sensitif gender Penyajian profil sesuai dengan kebutuhan
analisis Bentuk penyajian mudah dibaca dan dianalisis, berupa tabel, grafik,
diagram dan peta dengan diskripsi yang ringkas dan jelas Pemilihan metoda analisis
sesuai dengan kebutuhan analisis dan ketersediaan data Prinsip-prinsip 33 M-5
PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN Metoda Team Work
Penyajian data dan Analisis oleh Tim Penyusun Berbagai peraturan perundangan
yan terkait kebijakan pembangunan daerah, Data dan informasi tentang aspek fisik-
lingkungan, tata-ruang, sosial-kependudukan, perekonomian daerah, keuangan
daerah Sasaran dan Indikator Kinerja Pencapaian Pembangunan 2004-2009
Indikator Kemajuan Otonomi Daerah Pengukuran Kinerja Penyelenggaraan Otonomi
Daerah Indikator Kinerja Fungsi Pemerintahan Daerah Informasi yang disiapkan
Template Hal-hal penting yang harus diperhatikan Profil setiap fungsi perlu
menampilkan serangkaian tolok ukur kinerja (5-7 tolok ukur) yang relevan, mudah
dipahami, reliable dan mudah di akses datanya yang dapat mencerminkan secara
jelas kondisi dan situasi serta hubungan antar fungsi pemerintahan daerah terkait.
PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA Profil Daerah diperlukan sebagai bahan
informasi untuk melakukan SWOT. Agar dapat memberikan gambaran terpadu,
seimbang dan komprehensif atas situasi dan kondisi daerah, sebaiknya profil daerah
mencakup indikator pembangunan berkelanjutan. Indikator di peringkat
kabupaten/kota membantu dalam memberikan gambaran: dimana posisi dan
kondisi daerah sekarang kemana daerah akan menuju dan seberapa jauh perjalanan
perlu ditempuh dari kondisi sekarang untuk mencapai kepada kondisi yang
diinginkan Indikator dapat: Membantu mengklarifikasikan hubungan kegiatan
dengan misi, agenda dan tujuan Memberikan informasi kepada para pengambil
keputusan tentang seberapa jauh efektifitas kebijakan yang dijalankan
Memberikan informasi efektifitas dana publik Menelusuri konsistensi kebijakan
dengan program dan kegiatan Memberikan peringatan dini tentang sesuatu
kondisi sebelum menjadi lebih buruk atau parah Menunjukkan pada aspek-aspek
mana masih terdapat kelemahan dan Membantu merumuskan arah bagi
perbaikan diperlukan. 1 Indikator Kinerja bersifat: Relevant- memperlihatkan
secara jelas sistem yang ingin diketahui dan terkait langsung dengan tujuan
pengukuran kinerja Mudah dipahami- baik oleh orang yang bukan ahli Reliable-
informasi yang dikemukakan dapat dipercaya Accessible- kemudahan
mendapatkan informasi/datanya Consistent- digunakan secara seragam baik di
perencanaan, penganggaran, akuntansi dan sistem pelaporan Comparable-
memberikan kejelasan kerangka referensi untuk menilai kecenderungan
perkembangan kinerja dari waktu ke waktu 2 Dalam indikator perlu dilihat aspek
keterpaduan indikator; karena pada dasarnya indikator tidak berdiri sendiri tetapi
saling berkaitan. Diperlukan multi dimensional indicators yang memperlihatkan
hubungan erat antara ekonomi, politik, lingkungan dan sosial masyarakat. Ada
hirarki indikator kinerja Masukan : Input untuk melaksanakan kegiatan Keluaran :
Hasil langsung kegiatan Hasil : Perubahan segera yang ditunjukkan Manfaat :
Perubahan jangka pendek yang ditunjukkan Dampak : Perubahan jangka
menengah dan panjang yang ditunjukkan 3 34 4 M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH
DAN PREDIKSI MASA DEPAN Keterkaitan indikator dengan hasil - Keluaran (Output) -
Hasil (Short Term Outcome) - Manfaat (Intermediate Outcome) Renja SKPD RKPD
Renstra SKPD - Dampak (Long Term Outcome/Impact) RPJMD, RPJPD Agenda Misi
KDH - Outcomeperubahan yang ditunjukkan olehpeneriman kegiatan
(beneficiaries) dalam jangka pendek, menengah, dan panjang Setiap SKPD perlu
mengembangkan serangkaian indikator kinerja berdasarkan tugas pokok dan
fungsinya untuk mengukur efektifitas program dan kegiatannya Indikator Kinerja
terdiri dari: Indikator Masukan Indikator Keluaran Indikator Hasil Indikator Manfat
(Benefit) Indikator Dampak(Impact) 5 6 Indikator Keluaran adalah ukuran atas hasil
langsung dari proses pelaksanaan pekerjaan (kegiatan). Contoh: Km jalan
diperbaiki/ditingkatkan/dipelihara Luas sawah yang ditingkatkan irigasinya
Indikator Hasil adalah pernyataan kualitatif tentang perubahan atau dampak positif
segera segera (1-2 tahun) atau short term benefits yang dihasilkan oleh kegiatan.
Ini dapat diambil dari tujuan program Renja- SKPD atau RKPD terkait. Contoh: %
penegakan Perda IMB % peningkatan kesejahteraan keluarga miskin Indikator
Manfaat adalah pernyataan kualitatif tentang perubahan jangka pendek atas
penerima (beneficiaries) kegiatan sebagai akibat pelaksanaan kegiatan. Ini dapat
diambil dari Renstra SKPD atau RPJM-Daerah. Contoh: % Remaja yang sehat dan
terhindar dari Narkoba % Pedagang kaki lima berhasil ditertibkan Indikator
Dampak adalah pernyataan kualitatif tentang dampak atau akibat positif kegiatan
dalam jangka menengah dan panjang (5-10 tahun) atau konteks strategis kegiatan.
Dapat diambil dari pernyataan misi, agenda atau tujuan program RPJM-Daerah
terkait untuk menunjukkan hubungan kegiatan dengan tujuan strategis
pembangunan daerah. Perlu dilihat perubahan-perubahan apa yang terjadi pada
masyarakat penerima kegiatan (pelanggan, masyarakat). Contoh: % Penduduk
merasa aman % Penduduk sejahtera % Peningkatan IPM Daerah 7 35 M-5
PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN SUSTAINABLE
DEVELOPMENT COMPONENTS Beberapa pertanyaan penting dalam
mengembangkan sustainable indicators, yaitu apakah indikator memperlihatkan
hal-hal sebagai berikut? Daya dukung sumber-sumber alam Daya dukung
lingkungan (ekosistem) Kualitas estetika Kemampuan, ketrampilan, kesehatan,
pendidikan penduduk (sumber daya manusia) Modal sosial, seperti hubungan
manusia, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, dunia usaha, pemerintahan
Community build capitals seperti infrastruktur, sistem informasi, bangunan,
pertamanan Pandangan kedepan masyarakat Issues ekonomi, sosial, politik
Issues keadilan dan pemerataan Hubungan antara ekonomi dan lingkungan
Hubungan antara lingkungan dan sosial masyarakat Hubungan antara sosial
masyarakat dan ekonomi Global ekonomi TEMPLATE SASARAN DAN INDIKATOR
KINERJA PENCAPAIAN PEMBANGUNAN 2004-2009 Sasaran RPJM Nasional 2004-2009
Indikator Kinerja yang Berhubungan dengan Daerah AGENDA AMAN DAN DAMAI 1)
2) 3) 4) 5) 6) 7) Menurunnya konflik Menurunnya kriminalitas Menurunnya kejahatan
di lautan dan lintas batas Tertanganinya separatisme Tertanganinya terorisme
Berperannya Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia Terjaganya
kedaulatan NKRI 1) Jumlah konflik etnis dan sosial 2) HDI dan HPI wilayah konflik 3)
Indeks kriminalitas dan rasio penyelesaian kasus kriminalitas 4) Jumlah pecandu
narkoba 5) Angka illegal logging dan illegal trading 6) Sosialisasi dan upaya
perlindungan masyarakat terhadap aksi terorisme AGENDA ADIL DAN DEMOKRATIS
1) 2) Meningkatnya keadilan hukum dan penegakan hukum Terciptanya sistem
hukum yang konsekuen dan tidak diskriminatif serta yang memberikan
perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia Meningkatnya
pelayanan masyarakat Meningkatnya penyelenggaraan otonomi daerah
Terpeliharanya konsolidasi demokrasi 1) Peraturan daerah yang spesifik mengenai
mekanisme dan koordinasi dana dekonsentrasi 2) Perbaikan proses
penyelenggaraan Musrenbang 3) Tingkat Partisipasi Politik Masyarakat dalam
Pilkada 4) Angka Gender-related Development Index (GDI); dan 5) Angka Gender
Empowerment Measurement (GEM) Kesejahteraan anak 6) Angka Partisipasi Sekolah
(APS) 7) Status gizi balita buruk 8) Persalinan bayi oleh tenaga kesehatan
Perlindungan anak 9) Pekerja anak (%) 10)Jumlah anak yang memiliki akte Kelahiran
3) 4) 5) 36 M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN Lanjutan
Template Sasaran .......... AGENDA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT 1) 2) 3)
4) 5) 6) 7) Menurunnya jumlah penduduk miskin menjadi 8,2% pada tahun 2009
Terciptanya lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran terbuka menjadi 5,1
persen pada tahun 2009 Angka pertumbuhan rata-rata 6,6 persen pertahun
Berkurangnya kesenjangan pendapatan dan kesenjangan daerah Meningkatnya
kualitas manusia dengan terpenuhinya hak sosial rakyat Membaiknya mutu
lingkungan hidup Meningkatnya dukungan infrastruktur. Ekonomi 1. Pertumbuhan
PDRB 2. Struktur PBRB dan PDRB per kapita 3. Kesempatan Kerja dan Tingkat
Pengangguran Terbuka 4. Jumlah penduduk miskin 5. Investasi dan aktivitas ekspor
impor 6. Peningkatan peran UKM Pendidikan 7. Angka Buta Aksara penduduk usia
15 tahun ke atas 8. Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk setiap jenjang pendidikan 9.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk setiap kelompok usia sekolah 10. Angka
Melanjutkan Sekolah 11. Angka Putus Sekolah 12. Angka Mengulang Kelas 13. Rata-
rata Lama Penyelesaian Pendidikan Kesehatan 14. Umur Harapan Hidup (UHH) 15.
Angka Kematian Bayi (AKB) 16. Angka Kematian Ibu (AKI) 17. Prevalensi Gizi Kurang
Kependudukan dan KB 18. Laju pertumbuhan penduduk (%) 19. Unmet need KB (%)
20. Total Fertility Rate/TFR (per perempuan) 21. Partisipasi laki-laki dalam ber-KB
(%) 22. Contraceptive Prevalence Rate/CPR (%) Lingkungan Hidup 23. Kualitas air
permukaan dan air tanah 24. Tingkat Pencemaran Pesisir dan Laut 25. Angka Illegal
Logging 26. Luas lahan kritis Prasarana dan Sarana 27. Peningkatan kapasitas dan
kualitas pelayanan berbagai prasarana dan sarana Sumber: Handbook SPPN RI,
Bappenas 2006 37 M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN
TEMPLATE INDIKATOR KEMAJUAN OTONOMI DAERAH No 1 Parameter Skala
Kehidupan Ekonomi Indikator Pertumbuhan Sub Indikator Pertumbuhan pendapatan
Pertumbuhan investasi Pertumbuhan kesempatan kerja Distribus pendapatan
Pemerataan akses modal Daya dukung lingkungan Daya dukung manusia
berkeahlian Pemberdayaan ekonomi lemah Pemberdayaan ekonomi lokal
Keterpaduan birokrasi Sanitari birokrasi Ketersediaan kebutuhan dana sosial
Ketersediaan infrastruktur Fasilitasi partisipasi sosial Kesetaraan gender Fasilitasi
resolusi konflik Keamanan hak sipil Keamanan hak politik Keamanan hak ekonomi
Kesinambungan politik Kesehatan makro ekonomi Integrasi sosial Supremasi hukum
Kontrol dan pertimbangan Pertanggungjawaban politik Kebebasan pers Kemandirian
daerah Lokalisme lokal Pemerataan Kesinambungan Pemberdayaan 2 Layanan
Publik Efisiensi Sufisiensi Fasilitasi 3 Resiko-resiko lokal Keamanan Stabilitas
Demokrasi Otonomi Sumber: Handbook SPPN RI, Bappenas 2006 38 M-5
PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN TEMPLATE PENGUKURAN
KINERJA PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH No 1 Parameter Umum Derajat
kesejahteraan umum Ekonomi Indikator Pertumbuhan ekonomi daerahTingkat
pendapatan rata-rata per kapita per tahun (PDRB atau Net Income) Penurunan
angka pengangguran terbuka: - Kenaikan angka partisipasi kerja - Penurunan Indeks
Kemiskinan Manusia (IKM) - Kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jaringan
Jalan: - Rasio panjang jalan dengan luas wilayah - Rasio panjang jalan dengan
kondisi tidak rusak per panjang jalan keseluruhan - Rasio panjang jalan dengan
jumlah kendaraan umum roda empat Sanitasi: - Penurunan presentasi penduduk
tanpa akses terhadap sanitasi Kesehatan: - Penurunan angka kematian bayi -
Penurunan angka kematian ibu - Rasio jumlah penduduk dengan jumlah rumah sakit
dan fasilitas kesehatan lainnya Pendidikan: - Rasio jumlah murid per jumlah sekolah
- Rasio jumlah murid per jumlah guru - Rasio jumlah guru per jumlah sekolah Angka
partisipasi sekolah: - Penurunan angka putus sekolah - Nilai rata-rata Ebta
Murni/UAN Air bersih: - Akses terhadap air bersih Transportasi umum: - Rasio jumlah
kendaraan umum roda 4 per 10.000 penduduk Kepegawaian : Rasio jumlah
penduduk dengan jumlah PNS Pemda Keuangan : - Rasio PAD dengan jumlah
penduduk Pemilu: - Rasio jumlah pemilih yang melakukan pemilihan dengan jumlah
penduduk yang mempunyai hak pilih Komposisi partai politik dalam Pemilu: - Rasio
jumlah partai politik pemenang Pemilu Lokal yang memperoleh kursi di Legislatif
dengan jumlah seluruh Partai Politik peserta Pemilu Lokal Angka Kejadian Politik
Praktis: - Kejadian politik praktis - Massa/demo dalam satu tahun Sosial 2 Derajat
Pelayanan Publik Infrastruktur Kebutuhan dasar Pemerintahan 3 Derajat kehidupan
demokrasi lokal Politik Sumber: Handbook SPPN RI, Bappenas 2006 39 M-5
PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN TEMPLATE CONTOH
TOLOK UKUR KINERJA URUSAN WAJIB DAN PILIHAN PEMERINTAHAN DAERAH
MENURUT SKPD Kode Urusan Fungsi dan Urusan Pelayanan umum Perencanaan
Pembangunan SKPD Contoh Tolok Ukur Kinerja 1 BAPPEDA,dst Tingkat
ketersediaan dan validitas informasi perencanaan pembangunan Jumlah
kerjasama pembangunan antar daerah Tingkat disparitas pembangunan antar
subwilayah Tingkat kelengkapan rencana wilayah strategis Tingkat kelengkapan
rencana kawasan cepat tumbuh Tingkat penanganan perencanaan wilayah
tertinggal Tingkat penanganan wilayah strategis Tingkat penanganan wilayah
cepat tumbuh Tingkat penanganan perkembangan pusat-pusat kegiatan wilayah
Tingkat kesesuaian antara perencanaan pusat kegiatan dengan perkembangan
actual Tingkat penerapan perencanaan partisipatif Tingkat partisipasi
masyarakat dalam perencanaan daerah Tingkat kapasitas kelembagaan
perencanaan pembangunan daerah Tingkat ketersediaan dokumen perencanaan
daerah Tingkat implementasi dokumen perencanaan daerah Kualitas
pelaksanaan Musrenbang Tingkat kapasitas aparatur Tingkat
pelayanan penyelenggaraan administrasi daerah Tingkat kapasitas pengelolaan
keuangan daerah Tingkat professionalisme dan kompetensi staff Jumlah kasus
penyalahgunaan wewenang Jumlah kasus KKN Tingkat pelayanan pengaduan
masyarakat Jumlah kerjasama antar pemerintah daerah Jumlah peraturan daerah
yang disusun 1 Pemerintahan Umum DPRD, KDH&WKDH, SetDa, Sekretariat DPRD
(Setwan), BPKD, Balitbang, Bawasda, Kantor Penghubung, Kecamatan, Kelurahan
Badiklat, BKD, dst 1 Kepegawaian Tingkat kapasitas sumber daya aparatur
Tingkat keterampilan dan aparatur Tingkat profesionalisme aparatur
Tingkat ketersediaan data/informasi dan statistic daerah Tingkat penggunaan
teknologi informasi untuk statistik daerah Tingkat validitas dan kemutakhiran data
dan informasi daerah Tingkat kemudahan akses informasi 1 Statistik Badan Statistik
Daerah, Kantor Statistik Daerah, dst Kantor Arsip Daerah,dst 1 Kearsipan Tingkat
kelengkapan administrasi kearsipan Tingkat penerapan teknologi informasi dalam
administrasi kearsipan Tingkat penerapan teknologi informasi dalam pengelolaan
pelestarian dokumen/arsip daerah Tingkat pelayanan informasi kearsipan daerah
Tingkat keterbukaan informasi kearsipan daerah bagi masyarakat Tingkat
perkembangan media lokal dalam penyebarluasan informasi pembangunan daerah
Tingkat perkembangan media lokal dalam penyebarluasan informasi
penyelenggaraan pemerintah daerah Tingkat kapasitas SDM bidang komunikasi
dan informasi Akses masyarakat kepada informasi publik 1 Komunikasi dan
Informatika Dinas Informasi dan Komunikasi, Kantor Pengolahan Data Elektronik, dst
40 M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN Kode Fungsi dan
Urusan Urusan Pertahanan *) Ketertiban dan ketentraman Kesatuan Bangsa dan
Politik Dalam Negeri SKPD Contoh Tolok Ukur Kinerja 1 Dinas Kesbang Linmas, Dinas
Ketentraman dan Ketertiban, Kantor SatPol PP Tingkat
kriminalitas Jumlah kasus kriminalitas yang dapat diselesaikan Jumlah konflik sosial
Tingkat ancaman konflik antar kelompok masyarakat Jumlah kasus pelanggaran
PERDA Jumlah kasus peredaran narkoba Jumlah kasus penyalahgunaan narkoba
Jumlah kasus illegal fishing Jumlah kasus illegal sand mining Jumlah kasus illegal
logging Tingkat pendidikan politik masyarakat Ada/tidaknya sistem penanggulangan
korban bencana alam 1 Ekonomi Perhubungan Dinas Perhubungan, dst Kontribusi
sektor perhubungan terhadap PDRB Tingkat ketersediaan prasarana dan
sarana/fasilitas perhubungan Tingkat pelayanan prasarana dan sarana/fasilitas
perhubungan Tingkat pelayanan prasarana dan fasilitas LLAJ Tingkat pelayanan
prasarana dan sarana angkutan umum Tingkat pelayanan prasarana dan sarana
angkutan penumpang dan barang (darat, laut, udara) Tingkat
keselamatan/keamanan lalu lintas transportasi (darat, laut, udara) Tingkat
kecelakaan lalu lintas transportasi Tingkat pengangguran terbuka
Jumlah pekerja formal perdesaan/perkotaan Jumlah pekerja pada lapangan kerja
kurang produktif Tingkat kesempatan kerja Kapasitas Balai Latihan Kerja Proporsi
Tenaga Kerja Indonesia Terdidik Jumlah kasus pelanggaran/penyimpangan regulasi
ketenagakerjaan Kontribusi sektor KUKM terhadap PDRB Tingkat kepastian usaha
dan perlindungan hukum Laju pertumbuhan UMKM Laju pertumbuhan nilai ekspor
produk UMKM Tingkat keterampilan SDM Usaha Mikro Akses ke permodalan pasar
Kapasitas usaha dan keterampilan pengelolaan usaha kecil Tingkat investasi dalam
PDRB Laju pertumbuhan investasi Ada/tidaknya sistem informasi penanaman modal
Jangka waktu pengurusan prosedur perijinan start up dan operasi bisnis Tingkat
keberdayaan masyarakat perdesaan Tingkat perkembangan lembaga ekonomi
perdesaan Tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa Tingkat
kapasitas aparatur pemerintahan desa Tingkat kontribusi perempuan dalam
pembangunan perdesaan 1 Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja, dst 1 Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah Dinas Koperasi dan UKM, dst 1
Penanaman Modal Badan Penanaman Modal Daerah, dst 1 Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, dst 2
Pertanian Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan, Dinas Ketahanan
Pangan, dst Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kualitas SDM
pertanian di perdesaan Cakupan bantuan beras bersubsidi pada keluarga miskin
Akses terhadap kredit usaha pertanian dan sumberdaya permodalan Tingkat
ketahanan pangan kelompok miskin Tingkat produksi bahan pangan protein
hewani dan hasil ternak dan ikan 41 M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN
PREDIKSI MASA DEPAN Kode Urusan Fungsi dan Urusan SKPD Contoh
Tolok Ukur Kinerja Tingkat produksi padi/beras Tingkat sarana hasil produksi
pertanian Cakupan lahan beririgasi Kualitas pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Cakupan sistem penyuluhan Tingkat penggunaan teknologi tepat guna Nilai tambah
hasil pertanian, peternakan, dan perikanan Tingkat infrastruktur perdesaan
Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Laju pertumbuhan luas hutan produksi
Laju pertumbuhan luas Hutan Tanaman Industri Laju deforestasi Nilai tambah hasil
hutan kayu Nilai tambah hasil hutan non kayu Cakupan sistem pengelolaan hutan
yang berkelanjutan Cakupan penetapan kawasan hutan dalam tata ruang 2
Kehutanan Dinas Kehutanan, dst 2 Energi dan Sumberdaya Mineral
Dinas Pertambangan, dst Kontribusi sektor listrik, gas (dan air bersih) terhadap
PDRB Ketersediaan regulasi untuk pembinaan dan pengawasan bidang
pertambangan Ketersediaan sistem pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat
yang berpotensi merusak lingkungan Cakupan pelayanan kelistrikan
Kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap PDRB Tingkat perkembangan
budidaya perikanan Tingkat perkembangan perikanan tangkap Ketersediaan sistem
penyuluhan perikanan Tingkat pengelolaan produksi perikanan Tingkat pemasaran
produksi perikanan Tingkat perkembangan kawasan budidaya laut, air payau, dan
air tawar Tingkat illegal fishing Kontribusi sektor
perdagangan terhadap PDRB Ketersediaan program perlindungan konsumen Jumlah
kerjasama perdagangan internasional/regional Tingkat pertumbuhan nilai ekspor
Tingkat pertumbuhan nilai impor Tingkat efisiensi dan efektivitas pelayanan ekspor-
impor Tingkat pertumbuhan realisasi omzet perdagangan per tahun Ketersediaan
sistem pembinaan pedagang sektor informal Kontribusi sektor perindustrian
terhadap PDRB Tingkat kapasitas Iptek sistem Produksi Tingkat penerapan
standardisasi produk industri Laju pertumbuhan industri kecil dan menengah
Tingkat penyerapan tenaga kerja sektor industri Volume ekspor produk industri
dalam total ekspor daerah Ketersediaan kebijakan pengelolaan sentra-sentra
industri potensial 2 Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan, dst 2
Perdagangan Dinas Perdagangan, Dinas Pasar, dst 2 Perindustrian Dinas
Perindustrian, dst 2 Transmigrasi Dinas Transmigrasi, dst Tingkat perkembangan
areal transmigrasi Jumlah transmigran yang berhasil dimukimkan Akses
transmigran kepada pelayanan pendidikan dan kesehatan Ketersediaan program
penyuluhan bagi transmigrasi lokal/ regional 1 Lingkungan hidup Penataan Ruang
Dinas Tata Ruang, dst Tingkat kelengkapan Rencana Tata Ruang (mulai RTRW
sampai dengan RDTR) Tingkat pemanfaatan rencana tata ruang sebagai acuan
koordinasi dan sinkronisasi pembangunan antar sektor dan antar subwilayah 42 M-5
PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN Kode Urusan Fungsi dan
Urusan SKPD Contoh Tolok Ukur Kinerja Tingkat pengendalian pemanfaatan ruang
Jumlah konflik pemanfaatan ruang antar stakeholder setempat, antar instansi
pemerintah, maupun antar kewenangan tingkatan pemerintahan Perkembangan
rasio luas kawasan lindung terhadap luas total wilayah Proporsi rasio luas
kawasan kritis terhadap luas total wilayah Laju pertumbuhan luas kawasan
bersifat kota Tingkat penanganan kawasan terisolir 1 Lingkungan Hidup Dinas
Lingkungan Hidup, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Dinas Pertamanan,
Dinas Kebersihan, dst Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengendalian
pemanfaatan ruang Tingkat pemanfaatan sumber daya alam Cakupan sistem
pengelolaan persampahan Tingkat pencemaran lingkungan (air, tanah, udara)
Tingkat pelanggaran dan perusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup
Tingkat rehabilitasi/pemulihan sumber daya alam Jumlah kasus kebakaran hutan
Jumlah DAS berkondisi kritis Cakupan kawasan konservasi laut Tingkat
pengelolaan ekosistem pesisir-laut Ketersediaan Early Warning System/Pernyataan
Dini Bencana) Luas daerah yang telah tercakup dalam sistem pendaftaran tanah
Cakupan informasi pertanahan Tingkat penerapan teknologi informasi pertanahan
Jangka waktu penyelesaian administrasi pertanahan Tingkat penyelesaian
konflik-konflik pertanahan 1 Pertanahan Badan Pertahanan Daerah 1 Perumahan
dan fasilitas umum Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Bina Marga,
Dinas Pengairan, Dinas Pengawasan Bangunan dan Tata Kota, Dinas Cipta Karya, dst
Tingkat aksesibilitas wilayah Tingkat mobilitas
orang/barang Tingkat kondisi prasarana transportasi Tingkat resiko dan periode
genangan banjir Jumlah kejadian bencana kekeringan Tingkat ketersediaan jaringan
prasarana dan pengelolaan air baku Tingkat pemenuhan kebutuhan air untuk
berbagai keperluan (rumah tangga, permukiman, pertanian, industri) Tingkat
pengelolaan dan konservasi sumber daya air Tingkat pelayanan air minum Tingkat
pelayanan air limbah bagi masyarakat miskin Tingkat pengendalian potensi konflik
air Tingkat pengendalian pemanfaatan air tanah Tingkat perlindungan daerah
pantai dari abrasi air laut Tingkat kesiagaan penanganan bencana alam Kontribusi
sektor perumahan terhadap PDRB Luas dan sebaran kawasan kumuh Jumlah rumah
tangga yang belum memiliki rumah Tingkat kemampuan penyediaan prasarana dan
sarana rumah Tingkat kemantapan penyelenggaraan pembangunan perumahan dan
permukiman Tingkat pelayanan air bersih Tingkat pelayanan sanitasi Tingkat
pelayanan penyehatan lingkungan (air limbah) Tingkat kesiagaan dan pencegahan
bahaya kebakaran Tingkat ketersediaan sarana dan prasarana pemakaman 1
Perumahan Rakyat Dinas Pemukiman, Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas
Pemakaman, dst 43 M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN
PREDIKSI MASA DEPAN Kode Urusan Fungsi dan Urusan Kesehatan Kesehatan SKPD
Contoh Tolok Ukur Kinerja 1 Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah
Sakit Jiwa, Rumah Sakit Paru-paru, Rumah Sakit Kebergantungan Obat, Dst
* Umur harapan hidup Angka kematian bayi
Angka kematian ibu melahirkan Tingkat prevalensi/kejadian gizi kurang pada anak
balita Angka kasus anemia gizi besi pada ibu hamil Tingkat ketersediaan obat dan
perbekalan kesehatan Tingkat pemerataan obat dan perbekalan kesehatan Tingkat
ketersediaan unit pelayanan kesehatan Tingkat keterjangkauan pelayanan
kesehatan Jumlah kasus akibat pangan dan bahan berbahaya Jumlah kasus/kejadian
penyakit menular Jumlah kasus penyakit malaria, DBD Tingkat prevalensi HIV/AIDS
Persentase perilaku hidup sehat Akses penduduk terhadap sanitasi dasar Tingkat
kunjungan penduduk miskin ke Puskesmas Cakupan pelayanan kesehatan dasar
masyarakat miskin Akses masyarakat kawasan perbatasan pada pelayanan
kesehatan Proporsi tenaga dokter di Puskesmas Pemerataan tenaga kesehatan
Tingkat pelayanan kesehatan Ibu dan bayi* Tingkat pelayanan kesehatan anak pra
sekolah dan usia sekolah* Cakupan peserta KB aktif* Cakupan pelayanan
imunisasi* Cakupan pelayanan kesehatan jiwa Cakupan pelayanan gawat darurat
Tingkat pencegahan/pemberantasan penyakit polio, TB Paru, dan ISPA* Jumlah
institusi binaan untuk pelayanan kesehatan lingkungan beberapa contoh dari SPM
bidang Kesehatan di Kab/kota. Selengkapnya dapat dilihat dalam KepMenKes No
1457/ MenKes/SK/X/2003 tentang Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota Laju pertumbuhan penduduk Tingkat kelahiran Tingkat pelayanan
kontrasepsi Kapasitas institusi daerah dalam pelaksanaan KB 1 Keluarga Berencana
BKKBD, dst 1 Pariwisata dan budaya Kebudayaan Dinas Kebudayaan,
Permuseuman dst Dinas Pariwisata, Kebun Binatang, dst Ketersediaan kebijakan
tentang pelestarian budaya lokal daerah Jumlah program pengembangan
kesenian dan kebudayaan daerah Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB
Tingkat perkembangan kontribusi sektor pariwisata dalam PDRB Tingkat
perkembangan jumlah obyek wisata Tingkat perkembangan jumlah wisatawan
Tingkat perkembangan kerjasama/kemitraan pemasaran pariwisata 2 Pariwisata 1
Agama *) Pendidikan Pendidikan Dinas Pendidikan, Kantor Perpustakaan Daerah, dst
Cakupan pelayanan pendidikan usia dini Persentase penduduk yang selesai
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun Angka partisipasi kasar penduduk
yang mengikuti pendidikan menengah Angka partisipasi kasar penduduk yang
mengikuti pendidikan tinggi 44 M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI
MASA DEPAN Kode Urusan Fungsi dan Urusan SKPD Contoh Tolok Ukur Kinerja
Tingkat mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada jalur pendidikan formal/non
formal Angka buta aksara penduduk usia >15 th Persentase penduduk miskin
menyelesaikan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun Akses
masyarakat miskin terhadap pendidikan formal Pemerataan pendidikan Tingkat
efektivitas manajemen berbasis sekolahJumlah anggaran pendidikan dari APBN/D
Tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan Angka Partisipasi
Kasar (APK) pendidikan dasar 9 tahun* Angka Putus Sekolah (APS) pada
pendidikan sekolah* dasar/sederajat APS pada pendidikan sekolah menengah
pertama/ sederajat* APS pada pendidikan sekolah menengah atas/sederajat *
beberapa contoh dari SPM bidang Pendidikan. Selengkapnya dapat dilihat dalam
KepMenDikNas No 129a/ U/2004 tentang Standard Pelayanan Minimal Bidang
Pendidikan 1 Pemuda dan Olah Raga Dinas Pemuda dan Olahraga, dst
Tingkat kualitas pemuda (15-35 tahun) Sports Development Index (SDI) Prestasi
olahraga dalam event-event internasional Ada/tidaknya kebijakan pengelolaan
prestasi olahraga daerah Tingkat ketersediaan prasarana dan sarana olahraga 1
Perlindungan sosial Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil, dst Ada/tidaknya system administrasi kependudukan 1
Pemberdayaan Perempuan Dinas Pemberdayaan Perempuan, dst Jumlah kebijakan
daerah untuk peningkatan kualitas anak dan perempuan Tingkat kesenjangan
antara HDI dan GDI Jumlah kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan
Akses perempuan terhadap pendidikan Persentase penduduk perempuan berusia
10 th ke atas yang tidak/belum pernah sekolah Persentase penduduk perempuan
yang buta huruf Akses perempuan terhadap layanan kesehatan Angka Gender
Empowerment Measurement (mengukur ketimpangan gender di bidang ekonomi
(perempuan dalam angkatan kerja dan rata-rata upah di sektor non-pertanian),
politik (perempuan di parlemen) dan pengambilan keputusan (perempuan pekerja
profesional, pejabat tinggi, dan manajer)) Akses perempuan untuk terlibat dalam
kegiatan public Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan Tingkat
keterwakilan perempuan di lembaga legislatif Persentase perempuan dalam
jabatan publik (PNS) Jumlah (persentase) pekerja anak Tingkat perlindungan
perempuan Tingkat kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak Tingkat/kualitas tumbuh
kembang anak Cakupan pelayanan pasangan usia subur yang tergolong
masyarakat miskin 1 Keluarga Sejahtera BKKBD, dst 45 M-5 PENYUSUNAN PROFIL
DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN Kode Urusan 1 Fungsi dan Urusan Sosial SKPD
Dinas Sosial, dst Contoh Tolok Ukur Kinerja Cakupan pembinaan gelandangan,
pengemis, dan PMKS, anak jalanan, dan anak cacat Akses kepada pelayanan
sosial dasar bagi masyarakat miskin Jumlah tenaga pelayanan social untuk
berbagai jenis kecacatan Peluang mengakses pelayanan umum Persentase
penurunan jumlah fakir miskin dan keluarga rentan sosial Keterangan: 1 Kode
Urusan Wajib 2 Kode Urusan Pilihan Sumber: LGSP Planning Team 46 M-6 KAJIAN
TERHADAP RPJP-DAERAH Tujuan Mengkaji arah kebijakan pembangunan jangka
panjang daerah termasuk pentahapan pembangunan berdasarkan skala prioritas
atau proses pembangunan, yang menjadi acuan dalam penyusunan RPJMD.
Kegiatan ini ditujukan untuk: Mengetahui arah kebijakan pembangunan jangka
panjang daerah dan relevansinya dengan rencana jangka menengah daerah yang
akan disusun. Mengetahui hal-hal prinsip yang harus dijadikan acuan dalam
menentukan arah kebijakan pembangunan daerah dan program prioritas untuk
periode rencana. Identifikasi butir-butir pokok dari rumusan visi, misi dan arah
pembangunan jangka panjang daerah Kedudukan, peran, dan fungsi RPJMD dalam
kebijakan pembangunan jangka panjang yang telah ditetapkan. Titik berat kajian
review pada aspek arah kebijakan pembangunan yang terkait dengan peran dan
fungsi daerah RPJMD, sesuai dengan periode perencanaan serta prioritas program
yang akan dilaksanakan. FGD Tim Teknis/Kelompok Kerja Dokumen RPJP Daerah
Keluaran Prinsip-prinsip Metoda Informasi yang disiapkan Hal-hal penting yang
harus diperhatikan Hal-hal penting yang perlu mendapatkan review dari
RPJPDaerah: Isu strategis jangka panjang daerah Arahan pembangunan daerah
jangka panjang Kesesuaian tahapan 5 tahunan pembangunan daerah dengan
program RPJMD Target kinerja capaian program pembangunan daerah jangka
panjang Kesesuaian visi, misi dan program KDH Terpilih dengan visi, misi
pembangunan daerah jangka panjang 47 M-7 VISI, MISI DAN PROGRAM PRIORITAS
KEPALA DAERAH TERPILIH Pasal 76 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah mengatur bahwa setiap calon kepala daerah pada
waktu proses pemilihan kepala daerah diwajibkan untuk menyampaikan visi, misi
dan programnya, baik secara lisan maupun tertulis kepada masyarakat. Pernyataan
visi, misi dan program dari calon kepala daerah terpilih merupakan dasar/acuan
dalam penyusunan RPJM Daerah dan penyusunan Renstra SKPD. Visi, misi, dan
program/agenda kepala daerah terpilih dapat langsung digunakan dengan
selesainya PILKADA untuk kepentingan penyusunan RPJMD maupun Renstra SKPD
tanpa harus menunggu pelantikan Kepala Daerah terpilih. Hal ini perlu dilakukan
mengingat waktu penyelesaian dokumen RPJMD yang ditentukan UU-25/2004
sangat singkat. M-8 KAJIAN TERHADAP VISI, MISI DAN PROGRAM PRIORITAS KEPALA
DAERAH TERPILIH Tujuan Visi, misi, dan program Kepala Daerah merupakan acuan
dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengetahui ke arah mana pembangunan dan prioritas program
yang menjadi sasaran Kepala Daerah terpilih sesuai janji yang disampaikan kepada
masyarakat pada waktu proses pemilihan kepala daerah. Tujuan kegiatan ini:
Memenuhi janji Kepala Daerah terpilih kepada masyarakat Memformulasikan visi,
misi, dan program prioritas kepala daerah terpilih untuk dijabarkan di dalam
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan melalui RPJMD dan kegiatan tahunan
yang akan dibiayai melalui APBD Untuk mengklarifikasi visi, misi, dan program
Kepala Daerah terpilih, serta lebih mempertegas arah dan kebijakan pembangunan
daerah. Benang merah antara visi, misi, dan program pembangunan daerah
Formulasi fokus dan prioritas program Kepala Daerah Identifikasi kebutuhan
sumber-sumber pembangunan dalam mewujudkan prioritas program Kepala Daerah
Sinkronisasi antara visi, misi, dan program Kepala Daerah terpilih Rumusan program
harus jelas fokusnya dan apa prioritasnya Kajian prioritas program dikaitkan dengan
kemungkinan pelaksanaannya. 48 Keluaran Prinsip-prinsip M-8 KAJIAN
TERHADAP VISI, MISI DAN PROGRAM PRIORITAS KEPALA DAERAH TERPILIH Metoda
Focus Group Discussion atau langsung mengadakan konsultasi dengan Kepala
Daerah Terpilih dan Perwakilan Partai Politik pendukungnya (TIM Sukses)
Pernyataan rumusan visi, misi, dan program Kepala Daerah terpilih. Umumnya
rumusan pernyataan visi, misi dan program pokok calon Kepala Daerah terpilih lebih
bernuansa politis dan bersifat umum, dan program- programnyapun seringkali
bersifat umum dan tidak fokus untuk mengatasi permasalahan/ isu yang ada di
daerah, demikian pula tidak terukur, sehingga tidak dapat dijadikan acuan dalam
mengukur kinerja Kepala Daerah. Untuk mengatasi hal ini dalam konsultasi dengan
KDH Terpilih perlu dicapai kesepakatan tentang : (1) fokus tema pembangunan yang
diinginkan; (2) agenda program yang sesuai dengan profil dan isu pembangunan
daerah; (3) indikator kinerja utama yang dapat digunakan untuk menentukan
keberhasilan pemerintahan Kepala Daerah. Dalam kajian perlu lebih diidentifikasi
fokus dan besaran program yang layak untuk dilaksanakan pada masa lima tahun
pemerintahannya dalam rangka menjabarkan/mengelaborasi rumusan program
yang disusun sewaktu proses Pilkada. Informasi yang Disiapkan Hal-hal Penting
yang Harus diperhatikan Susunlah daftar 5 hingga 6 core values yang akan
menjadi landasan operasional untuk mencapai misi (dari pandangan stakeholders,
organisasi masyarakat, pemerintah daerah, DPRD dan komponen masyarakat
lainnya) Perumusan misi perlu menjawab: Siapa kita? Apa tujuan kita? Masalah
utama apa yang kita perlu tangani? Apa yang membuat kita unik atau distinct
sebagai pemerintah daerah atau organisasi? Nilai-nilai utama (core values) apa
yang akan memandu kita mencapai misi Visi yang benar memenuhi syarat sbb: 1.
Mengemukakan secara jelas kemana arah yang dituju 2. Mudah dibaca dan
dipahami 3. Merefleksikan spirit dari pemerintah daerah 4. Masyarakat dapat
mengisi dan memberikan kontribusi 5. Sifatnya kompak dapat mempedomani
pengambilan keputusan 6. Mendapatkan perhatian masyarakat 7. Dapat dirasakan
apabila mendengarkan 8. Memberikan pemahaman tentang posisi tujuan individu
dalam tujuan bersama 9. Memberikan motivating force 10. Memberikan tantangan
untuk mencapainya 49 M-9 ANALISIS KEUANGAN DAERAH Tujuan Kegiatan ini
merupakan kajian terhadap kondisi keuangan daerah menurut sumber-sumbernya,
didasarkan atas data perkembangan historis keuangan daerah beserta
kecenderungannya, potensi daerah, kebijakan keuangan negara serta peraturan
perundangan yang berlaku. Kegiatan ini ditujukan untuk memperkirakan
kemampuan keuangan daerah dalam membiayai pembangunan, baik yang
bersumber dari DAU, dana bagi hasil, Pendapatan Asli Daerah maupun sumber
keuangan lainnya. Kerangka Ekonomi Jangka Menengah Daerah merupakan
kerangka prakiraan terhadap besaran pendapatan, pengeluaran dan pembiayaan.
Kerangka Pendanaan (Resource Envelope) merupakan gambaran kemampuan
pendanaan daerah untuk membiayai belanja pemerintah. Kerangka fiskal daerah
adalah kerangka prakiraan terhadap pendapatan, hibah, pinjaman, dan belanja
daerah. Proyeksi fiskal daerah adalah proyeksi terhadap pendapatan, hibah,
pinjaman dan belanja daerah. Target fiskal daerah adalah sasaran pendapatan dari
sumbersumber keuangan daerah Celah fiskal adalah selisih antara kebutuhan fiskal
daerah dan kapasitas fiskal daerah Perkiraan proporsi alokasi dana pembangunan di
daerah Perkiraan potensi sumber-sumber dana pembangunan lainnya. Kemampuan
keuangan daerah merupakan faktor pembatas dalam menyelenggarakan
pemenuhan kebutuhan pembangunan daerah. Data historis perkembangan
keuangan daerah serta peraturan perundangan yang terkait keuangan
negara/daerah merupakan bahan kajian utama dalam analisis keuangan. Kerja
bersama dalam Tim dengan dibantu oleh tenaga ahli keuangan daerah Identifikasi
sumber-sumber keuangan daerah, dan kemungkinan potesi sumber yang lainnya.
Kompilasi historis perkembangan keuangan daerah menurut sumbernya untuk 5
tahun ke belakang yang dirinci menurut sumbernya. Analisis terhadap pola
perkembangan keuangan yang terjadi untuk setiap sumber keuangan termasuk
menilai kalau terjadi kenaikan/penurunan yang drastis perlu ditelusuri faktor
penyebabnya. Keluaran Prinsip-prinsip Metoda Langkah-langkah
50 M-9 ANALISIS KEUANGAN DAERAH Informasi yang Disiapkan Analisis proyeksi
pendapatan keuangan daerah dengan mempertimbangkan peraturan perundangan
yang berlaku Analisis prakiraan kebutuhan biaya belanja pemerintah Data
perkembangan keuangan daerah menurut sumber dananya untuk periode 5 tahun
ke belakang, baik untuk anggaran pendapatan maupun anggaran belanja.
Ketentuan peraturan perundangan yang terkait dengan keuangan negara dan
keuangan daerah. Model-model analisis keuangan daerah Mengingat keuangan
daerah merupakan komponen penting dalam RPJMD maka sangat disarankan
diperbantukan tenaga ahli keuangan daerah (dari perguruan tinggi atau konsultan
lokal atau nara sumber) dalam menganalisis dan memproyeksikan kemampuan
keuangan daerah Nomenklatur dan struktur APBD yang digunakan tahun 2006 agak
berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga untuk keperluan analisis perlu
dilakukan penyesuaianpenyesuaian lebih dulu. Hand out Hal-hal Penting yang
Harus diperhatikan PROYEKSI KEUANGAN DAERAH Arah Kebijakan Keuangan
Daerah adalah kebijakan penyusunan program dan indikasi kegiatannya pada
pengelolaan pendapatan dan belanja daerah secara efektif dan efisien Apa yang
dimaksud dengan Kondisi Keuangan? 1. Kemampuan pemerintah daerah untuk
memenuhi pembayaran kewajiban bulanannya dalam jangka pendek (Solvabilitas
Kas/Cash Solvency) 2. Kemampuan untuk membiayai pengeluaran yang sudah
dicanangkan untuk tahun fiskal/ anggaran bersangkutan (Solvabilitas anggaran/
Budgetary Solvency) 3. Kemampuan untuk menjaga keseimbangan belanja dan
pendapatan dalam jangka panjang (Solvabilitas jangka-panjang/Long-run Solvency)
4. Kemampuan untuk menyediakan pelayanan ditingkat yang ditetapkan bagi
kesehatan, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat dan warganya (Solvabilitas
tingkat-layanan/Servicelevel Solvency) Proyeksi keuangan daerah: Adalah ramalan
pola kondisi keuangan daerah pada periode tahun yang akan datang, didasarkan
pada kecenderungan masa lalu, dengan asumsi bahwa masa yang akan datang
memiliki pola yang sama dengan masa lalu. Jenis-jenis masa depan: Masa depan
potensial: Situasi yang mungkin terjadi berbeda dengan keadaan sekarang. Mis:
bencana alam Masa depan masuk akal: Masa depan yang dapat terjadi jika
pembuat kebijakan melakukan intervensi. Misal: Bencana kelaparan dapat
dihindarkan apabila pemerintah melakukan kebijakan untuk menjaga stok pangan
Masa depan normatif: Masa depan yang seharusnya terjadi bila dilakukan
serangkaian kebijakan yang tertata. Tujuan Proyeksi: 1. Menilai dan memahami
kondisi keuangan pemerintah daerah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya 2.
Mengidentifikasi persoalan keuangan saat ini dan yang akan muncul 3.
Mengidentifikasi kebijakan yang akan diambil dengan segala konsekuensinya 4.
Mengidentifikasi strategi dan kebijakan yang dapat diambil guna mempengaruhi
perubahan sehingga akan mengurangi resiko yang lebih besar 51 M-9 ANALISIS
KEUANGAN DAERAH Manfaat proyeksi: 1. Memberi informasi kecenderungan kondisi
keuangan daerah dalam kurun waktu mendatang apakah defisit atau surplus 2.
Menjaga keseimbangan pendapatan dan belanja 3. Menjadi acuan untuk membuat
perencanaan program/kegiatan yang dapat menghasilkan pendapatan dalam
besaran maksimal yang mungkin dapat dicapai beserta sumbersumbernya. 4.
Menjadi acuan untuk membuat perencanaan pengeluaran seefisien mungkin 5.
Menjadi acuan untuk membuat skenario kebijakan untuk pembiayaan program
pembangunan dalam berbagai kemungkinan situasi keuangan (surplus atau defisit)
sehingga dapat mempertahankan tingkat pelayanan public Substansi Proyeksi
Keuangan: 1. Mengkaji perkembangan kondisi riil keuangan dalam seluruh
komponen keuangan daerah 2. Menyimpulkan pola perkembangan dari kajian
kondisi riil tersebut. 3. Mengacu pola tersebut dibuat prediksi dan target capaian
dari seluruh komponen keuangan daerah dalam kurun waktu yang disepakati
bersama. 4. Membuat rencana tindak untuk mengusahakan tercapainya apa yang
sudah ditargetkan. Komponen Keuangan Daerah (APBD Pembiayaan Langkah-
langkah Proyeksi: 1. Analisis Input: a. data-data komponen APBD dalam beberapa
tahun terakhir (pendapatan, belanja, penerimaan / pengeluaran) b. Asumsi-asumsi:
laju inflasi, pertumbuhan PDRB 2. Analisis kecenderungan perkembangan masing-
masing komponen dalam kurun waktu tersebut (metode rerata pertumbuhan) 3.
Proyeksi berdasar kecenderungan tersebut. 4. Rencana tindak lajut atas hasil
proyeksi. Teknik-teknik yang dipakai untuk proyeksi: 1. Analisa trend: Parameter
atau Variabel Pertumbuhan periode sebelumnya 2. Analisis rasio 3. Econometri 4.
Regresi Substansi Proyeksi Keuangan: 1. Mengkaji perkembangan kondisi riil
keuangan dalam seluruh komponen keuangan daerah 2. Menyimpulkan pola
perkembangan dari kajian kondisi riil tersebut. 3. Mengacu pola tersebut dibuat
prediksi dan target capaian dari seluruh komponen keuangan daerah dalam kurun
waktu yang disepakati bersama. 4. Membuat rencana tindak untuk mengusahakan
tercapainya apa yang sudah ditargetkan. Parameter atau Variabel tertentu - PDRB
Manfaat : Sebagai evaluasi terhadap tingkat pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi suatu daerah Untuk mengetahui struktur perekonomian suatu daerah
Sebagai salah satu indikator mengenai tingkat kemakmuran suatu wilayah/ daerah
dengan mengetahui besarnya pendapatan perkapita Untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan/ perubahan harga (inflasi/deflasi) 52 M-9 ANALISIS KEUANGAN
DAERAH Sebagai salah satu bahan evaluasi maupun sebagai bahan pertimbangan
bagi para pengambil kebijakan untuk meletakkan dasar Perencanaan Pembangunan
dimasa yang akan datang. - Pertumbuhan Jumlah penduduk - Laju Inflasi
Pertumbuhan Periode sebelumnya Jlh th akhir-Jlh th awal X 100% = . % Jlh th awal
Memperkirakan Jumlah Tahun Berikutnya: (100 + Angka Pertumbuhan) x (Jlh th
sblnya) Proyeksi Pendapatan dan Belanja Daerah -Trend- proyek/kegiatan yang
dapat menghasilkan pendapatan (cost recovery); DSCR < 2,5; Daerah tidak dapat
melakukan pinjaman baru. Contoh Kasus Proyeksi Keuangan Perkembangan
Pendapatan Daerah di Kabupaten Purworejo, Tahun 1999/2000-2004 (dalam ribuan
rupiah) Contoh: Perkembangan Belanja di Kabupaten Purworejo, Tahun 1999/2000-
2003 (dalam jutaan rupiah) Analisis Kemampuan Pinjaman (sesuai SE Mendagri
050/2020/SJ) Menentukan Nilai Pendapatan Daerah Formulasi : Y = P + M OM Y =
Pendapatan Daerah P = Pendapatan Asli Daerah M = Pajak Daerah, BPHTB,
Penerimaan SDA, dan Bagian Lainnya OM=Belanja Operasi dan Pemeliharaan,
Belanja Modal (wajib tidak bisa dihindarkan) Menentukan Nilai DSCR Formulasi:
DSCR = Y / C Y = Pendapatan Daerah C = Besaran Kewajiban pinjaman ditambah
biaya lainnya Syarat/ketentuan: DSCR > 2,5; Daerah dapat melakukan pinjaman
baru; DSCR = 2,5; Daerah dapat melakukan pinjaman baru, dengan syarat untuk
Pada tahun 2003 Kabupaten Purworejo mengalami defisit sebesar Rp 14,45 miliar.
Sementara itu pada tahun 2004 Kabupaten Purworejo mengalami defisit sebesar Rp
37,40. Dengan melihat besaran-besaran yang menentukan dan mempengaruhi
Pinjaman Daerah, seperti PAD, DAU, Dana Bagi Hasil (Pajak dan Bukan Pajak), Bagi
Hasil Dana Reboisasi dan Besaran Belanja Wajib; proyeksi pla
pinjaman yang sebenarnya dapat dijadikan alternatif pembiaayaan pembangunan
daerah tidak 53 M-9 ANALISIS KEUANGAN DAERAH dilakukan. Hal ini semata-mata
untuk menjaga prinsip kehati-hatian dengan harapan beban defisit untuk masa-
masa mendatang tidak semakin besar. Contoh: Permasalahan pendapatan di Kab.
Purworejo: a. Rendahnya sumbangan PAD terhadap total pendapatan daerah (6,87
%) untuk kurun waktu 2000 2004 b. Rendahnya bagi hasil pajak (5,7%) dan bagi
hasil non pajak (0,25%) terhadap total pendapatan daerah c. Belum optimalnya dan
masih belum didatanya dengan baik hasil-hasil pembiayaan dari sumber swadaya
masyarakat. d. Belum banyaknya model-model kemitraan yang dijalin dengan pihak
swasta, beserta besaran nilai-nilai proyek yang dilaksanakan. Hal ini akan
menyulitkan untuk proses hagi hasil di kemudian hari. Contoh: Matriks Potensi
Sumber Pendapatan Asli Daerah dengan menggunakan matrik Potensi untuk
memproyeksikan perkembangan sumber pendapatan di Kabupaten Purworejo,
Tahun 20002003 Proyeksi alokasi dana untuk pembiayaan program pembangunan:
1. Perlu diidentifikasi terlebih dahulu sumber pembiayaan (asal pendanaan) yang
mungkin diraih: a. APBN b. APBD Provinsi c. Kemitraan dengan swasta d. Swadana
masyarakat e. Pinjaman 2. Perlu disepakati diantara stakeholders dan
penanggungjawab pelaksana program yang besangkutan untuk menentukan model
alokasi dana yang akan dibagi untuk programprogram 3. Asumsi-asumsi yang bisa
digunakan untuk penentuan alokas: a. Jumlah penduduk wilayah sasaran
perencanaan b. Luas wilayah c. Lingkup program investasi Contoh: Dengan
memasukkan unsur-unsur proyeksi sumber-sumber pembiayaan di Kabupaten
Purworejo selama tahun 2005-2010 yang terdiri dari: (i) Proyeksi Pendapatan
Daerah; (ii) Proyeksi Belanja Wajib; (iii) Kekuatan Anggaran Daerah (mulai tahun
2006-2010); (iv) Swadaya Masyarakat; dan (v) Partisipasi Swasta dengan tidak
memasukkan plafon Pinjaman; dapat dihasilkan proyeksi dana yang tersedia untuk
pembiayaan program investasi yang selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Proyeksi Total Dana Tersedia untuk ProgramProgram Pembangunan di Kabupaten
Purworejo, Tahun 2005-2010 (dalam ribuan rupiah) Contoh: Rencana Tindak
peningkatan pendapatan berdasarkan hasil analisis permasalahan dan potensi
sumber pendapatan Sumber: Materi Fasilitasi Proyeksi Keuangan Daerah (Rutiana
Dwi Wahyuningsih) 54 M-10 KAJIAN RTRW-D Tujuan Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengkaji arahan pembangunan daerah untuk perencanaan jangka menengah
daerah dikaitkan dengan kebijakan tata ruang kabupaten/kota. Kegiatan ini
ditujukan untuk: Terformulasikan arah kebijakan pembangunan tata ruang
daerah/kota untuk jangka panjang maupun jangka menengah Teridentifikasi
potensi-potensi pengembangan ruang yang merupakan bagian penting dalam
penentuan arah pembangunan daerah. Supaya arahan pembangunan jangka
menengah daerah sesuai dengan kebijakan tata ruang Hasil identifikasi arahan
kebijakan pengembangan ruang terbangun beserta kinerja pencapaiannya Arah
pengembangan fungsi-fungsi kegiatan daerah/kota serta penempatan pusat-pusat
kegiatan menurut periode perencanaan Kebijakan pengembangan ruang dan
arahan fungsi daerah tergambarkan secara jelas Prioritas pembangunan ruang
beserta fungsinya menurut RTRW kabupaten/kota tergambarkan secara jelas.
Perbandingan antara rencana dengan pencapaian kinerja beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya teridentifikasi Analisis Tim Teknis/Kelompok Kerja Dokumen
RTRW Kabupaten/Kota Keluaran Prinsip-prinsip Metoda Informasi yang Disiapkan
Hal-hal Penting yang Harus diperhatikan Hal-hal yang perlu mendapatkan review
dari dokumen RTRW Status dan kondisi ketersediaan penataan ruang daerah untuk
berbagai tingkatan rencana Kualitas penataan ruang daerah sebagai alat untuk
development controlle Perwilayahan pembangunan daerah Daya dukung daerah
untuk menampung pembangunan Isu pemanfaatan ruang daerah (illegal logging,
illegal sand mining, alih fungsi lahan pertanian produktif, gangguan fungsi lindung
(hancurnya terumbu karang, exploitasi hutan secara berlebihan, gangguan pada
ekosistem lingkungan) Isu konflik antar kepentingan, pengendalian dan penertiban
pemanfaatan ruang Kesenjangan pembangunan antar wilayah Peraturan dan
penerapan sanksi pelanggaran penataan ruang Kebutuhan revisi RTRW, RTDR 55
M-11 REVIEW RPJMD PROVINSI DAN RPJM NASIONAL Tujuan Mengkaji visi dan misi
pembangunan serta arah kebijakan dan program pembangunan, baik dalam lingkup
nasional, maupun dalam lingkup regional provinsi yang berkaitan dengan daerah
yang akan disusun RPJMD. Secara spesifik bertujuan untuk: Mengetahui isu
strategis nasional dan regional serta keterkaitan dengan daerah perencanaan.
Mengetahui strategi pembangunan daerah dan strategi pembangunan nasional
serta dampaknya terhadap daerah perencanaan. Mengetahui program-program
pembangunan dalam lingkup regional dan nasional, yang dapat disinergikan dengan
program daerah. Mengetahui hal-hal prinsip yang harus diperhatikan dalam
menentukan prioritas program maupun dalam menentukan arah-arah kebijakan.
Gambaran visi, misi, dan arah pembangunan nasional dan provinsi untuk jangka
menengah dan kesesuaiannya dengan daerah perencanaan. Isu strategis nasional
dan regional, serta keterkaitan dan dampaknya dengan daerah perencanaan,
Kedudukan, peran, dan fungsi daerah perencanaan dalam kebijakan pembangunan
nasional dan provinsi jangka menengah. Rumusan strategi pembangunan, kebijakan
umum, dan program pembangunan nasional maupun regional provinsi dan
keterkaitan serta dampaknya dengan daerah perencanaan. Titik berat kajian review
pada aspek kebijakan yang terkait dengan peran dan fungsi daerah perencanaan,
serta prioritas program yang akan dilaksanakan Pemerintah Pusat maupun Pemda
Provinsi yang berdampak terhadap daerah perencanaan. Keluaran Prinsip-
prinsip Metoda Informasi yang Disiapkan Hal-hal Penting yang Harus diperhatikan
Analisis Tim Teknis/Kelompok Kerja Dokumen RPJM Nasional Dokumen RPJM
Provinsi Sinergitas antara RPJM Nasional dengan RPJMD agar pembangunan daerah
dapat mengoptimalkan peranan dan sumber daya Pusat Sinergitas antara RPJM
Provinsi dengan RPJMD agar pembangunan daerah dapat mengoptimalkan peranan
dan sumber daya Provinsi 56 M-12 ORIENTASI RENSTRA SKPD Tujuan Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengadakan sosialisasi/ lokakarya tentang ketentuan sistem
perencanaan daerah bagi anggota Tim Penyusun dokumen Renstra SKPD,
khususnya tentang penyusunan dokumen Renstra SKPD dan keterkaitannya dengan
dokumen perencanaan daerah lainnya. Kegiatan ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui
ketentuan regulasi yang berkaitan dengan proses dan mekanisme pelaksanaan
penyusunan Renstra SKPD. 2. Mengetahui substansi dokumen Renstra SKPD yang
menjadi kewajiban setiap SKPD serta saling keterkaitan antar dokumen daerah. 3.
Mengetahui peran dan fungsi setiap kelompok pemangku kepentingan dalam proses
perencanaan Renstra SKPD. 1. Pemahaman ketentuan peraturan perundangan yang
mengatur sistem perencanaan 2. Pengetahuan substansi pokok dan prinsip-prinsip
dasar untuk setiap dokumen perencanaan daerah. 3. Pemahaman dan kemampuan
untuk menyusun setiap Renstra SKPD, serta proses yang partisipatif yang harus
dilakukan. Peserta lokakarya/sosialisasi orientasi Renstra SKPD adalah staf SKPD
yang dicalonkan menjadi anggota Tim Teknis Penyusunan Dokumen serta para
pengambil keputusan di tingkat SKPD Dalam kegiatan orientasi Renstra SKPD perlu
juga melibatkan peserta yang berasal dari non pemerintah, seperti Perguruan tinggi
setempat, serta organisasi masyarakat dan LSM yang punya kompetensi dan atau
keterkaitan langsung dengan bidang SKPD. Keluaran Prinsip-prinsip Metoda
Langkah-langkah Lokakarya/Sosialisasi Kepala SKPD menyusun rancangan agenda
kegiatan penyusunan Renstra SKPD mengacu pada kalender perencanaan
penyusunan RPJMD yang disusun Bappeda. Kepala SKPD menyusun rancangan
susunan Tim Penyusun Renstra SKPD serta rincian tugas dan fungsinya. Kepala
SKPD melakukan identifikasi kemungkinan individu dari NGS yang berpotensi untuk
dicalonkan menjadi anggota Tim Penyusun, serta identifikasi lembaga atau individu-
individu yang potensial untuk diajak sebagai mitra dialog atau peserta FGD. Kepala
SKPD melakukan persiapan penyelenggarakan lokakarya orientasi Renstra SKPD,
baik secara mandiri maupun melalui kerjasama dengan fasilitator/mitra atau
Bappeda untuk menyelenggarakan persiapan acara. 57 M-12 ORIENTASI
RENSTRA SKPD Kepala SKPD mengundang calon-calon anggota Tim Penyusun dan
lembaga/individu dari NGS untuk mengikuti lokakarya orientasi Renstra SKPD. UU
No 17/2003 tentang Keuangan Negara UU No 1/2004 tentang Perbendaharaan
Negara UU No 15/2004 tentang Tanggung Jawab Keuangan Daerah UU No 25/2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional UU No 32/2004 tentang
Pemerintahan Daerah PP No 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Rencana Pembangunan PP No 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah PP
No 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal. PERMENDAGRI No 6/2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan
Penetapan Standar Pelayanan Minimal PERMENDAGRI No 13/2006 Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah SE Mendagri tentang Penyusunan RPJP-D dan RPJM-D
SEB Mendagri dan MenPPN/Ketua Bappenas 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Musrenbang 2007 Informasi yang Disiapkan 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
9) 10) 11) 12) M-13 PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN RENSTRA SKPD Tujuan Kegiatan
ini dimaksudkan untuk membentuk Tim Penyusun dokumen Renstra SKPD, yang
anggotanya terdiri dari unsur SKPD yang bersangkutan ditambah dengan unsur
perwakilan NGS yang mendalami permasalahan terkait dalam bidang SKPD yang
bersangkutan (Forum Stakeholder SKPD apabila sudah terbentuk). Tujuannya adalah
terbentuknya Tim Teknis yang bertanggung jawab dalam penyiapan dokumen
Renstra SKPD. Terbentuknya Tim Penyusun Renstra SKPD Teridentifikasinya
kelompok/individu atau lembaga sebagai narasumber dan mitra diskusi Keluaran
Metoda Langkah-langkah Seleksi dan koordinasi Rumuskan kriteria, tugas dan
fungsi serta kewajiban-kewajiban Tim Penyusun Renstra SKPD Identifikasi individu
dari SKPD maupun NGS yang berpotensi untuk ditugaskan sebagai Tim Penyusun
Renstra SKPD Buatlah skenario susunan Tim Penyusun Renstra SKPD, yang terdiri
atas unsur SKPD yang bersangkutan ditambah kalau 58 M-13 PEMBENTUKAN TIM
PENYUSUN RENSTRA SKPD mungkin dengan unsur perwakilan NGS yang
mendalami permasalahan terkait dalam bidang SKPD yang bersangkutan.
Diskusikan kesiapan calon anggota Tim penyusun Renstra SKPD, terutama bila
melibatkan anggota tim yang berasal dari NGS Buatkan surat dari Kepala SKPD
tentang pernyataan kesediaan calon anggota terpilih dari unsur NGS untuk menjadi
anggota Tim Penyusun serta kewajiban-kewajibannya, yang diketahui/disetujui oleh
kepala lembaga yang bersangkutan. Buat Surat Keputusan Kepala SKPD tentang
Penetapan Tim Penyusunan Renstra SKPD. Daftar kandidat/calon anggota Tim
penyusun Ketentuan/panduan yang mengatur pembentukan Tim Penyusun Renstra
SKPD. Informasi yang Disiapkan Hal-hal Penting yang Harus diperhatikan
Template Perlu memperhatikan PERMENDAGRI No 13/2006 sebagai kerangka
pendekatan dalam penyusunan Tim Renstra SKPD yaitu ruang lingkup program dan
kegiatan yang menjadi cakupan SKPD Susunan Organisasi Tim Penyusun Renstra
SKPD No 1 Jabatan dalam Tim Lembaga 1 2 3 4 Penanggung jawab Ketua Sekretaris
Anggota Forum SKPD - Unsur SKPD terkait - DPRD - Perguruan Tinggi - LSM - Tokoh
masyarakat - Dunia usaha/industri - Asosiasi/organisasi Profesi Kepala SKPD Kepala
Bagian Perencanaan Staf SKPD 59 M-14 PENYUSUNAN RENCANA KERJA PENYIAPAN
DOKUMEN RENSTRA SKPD Tujuan Menyusun rencana kerja penyiapan dokumen
Renstra SKPD beserta kalender dan pembagian tugasnya, yang menjadi pedoman
bagi Tim Penyusun dalam melaksanakan kegiatannya. Kegiatan ini bertujuan untuk:
Menyediakan kejelasan mengenai jenis dan tahapan kegiatan yang harus
dilaksanakan Memberikan kejelasan pembagian tugas bagi setiap anggota Tim
Penyusun Menyediakan acuan berkaitan dengan kegiatan yang harus dilakukan,
target waktu penyelesaian setiap tahapan kegiatan termasuk yang berkaitan
dengan proses-proses pelibatan masyarakat. Rincian jenis dan tahapan kegiatan
Kalender kegiatan termasuk forum-forum atau kegiatan yang akan melibatkan
stakeholder Daftar Isi Dokumen Renstra SKPD termasuk muatan pokok dari setiap
bab/sub bab. Daftar atau format kebutuhan jenis data dan informasi Pembagian
kerja antar anggota Tim Rencana kerja yang disusun harus jelas untuk setiap
tahapan kegiatan, kapan dimulainya dan harus diselesaikan aktivitas. Dalam
kalender kegiatan juga harus dapat memperlihatkan, jenis kegiatan apa saja yang
dapat dilakukan secara simultan dengan kegiatan lainnya, dan tahapan kegiatan
apa yang harus menunggu tahapan kegiatan lainnya, dan lintasan kritisnya.
Lokakarya atau Rapat Tim Teknis Buatlah rancangan/draft rencana kerja
penyusunan Renstra SKPD oleh Ketua Tim Penyusun, berupa tahapan dan rincian
kegiatan (termasuk kegiatan penjaringan aspirasi, forum-forum diskusi, lokakarya,
dan seminar), schedule kegiatan, rancangan daftar isi dokumen Renstra SKPD, serta
identifikasi kebutuhan data dan sumber data. Lakukan pertemuan seluruh anggota
Tim Penyusun untuk membahas, mematangkan, dan menyepakati rancangan
rencana kerja dan rancangan daftar isi dokumen Renstra SKPD. Sepakati
pembagian kerja dan jadwal kegiatan/kerja setiap anggota Tim Penyusun, serta
agenda pertemuan tim Visi, misi, dan agenda/program pokok calon Kepala Daerah
terpilih, atau calon-calon kepala daerah (bila PILKADA sedang dalam proses
pelaksanaan pemilihan). Ketentuan batasan waktu penyelesaian setiap tahapan
kegiatan yang telah diatur dalam peraturan perundangan Kalender perencanaan
yang dikeluarkan Bappeda. 60 Keluaran Prinsip-prinsip Metoda Langkah-langkah
Informasi yang Disiapkan M-14 PENYUSUNAN RENCANA KERJA PENYIAPAN DOKUMEN
RENSTRA SKPD Template SE Mendagri Nomor 050/2020/SJ tentang Petunjuk
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah. Kalendar Penyusunan RPJMD
dan Renstra SKPD yang ditetapkan Kepala Bappeda M-15 PENGUMPULAN DAN
PEMUTAKHIRAN DATA/INFORMASI SKPD Pengantar Merupakan tahapan awal dari
setiap proses perencanaan pembangunan. Pemutakhiran data dan informasi
diperlukan untuk menjamin terdapatnya kualitas dalam pengambilan keputusan
perencanaan. Memutakhirkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk
menunjang kebutuhan analisis kinerja pelayanan dan perencanaan strategis SKPD
sehingga setiap rumusan kebijakan, program dan kegiatan didasarkan atas data
dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel). Kompilasi data yang
sistematis dan lengkap yang meliputi data dasar sesuai bidang SKPD, pencapaian
kinerja saat ini, pola perkembangan masa lalu dan aspek kebijakan serta peraturan
perundangan yang terkait SKPD. Data/informasi yang dikumpulkan harus valid
dan sesuai dengan kebutuhan penyusunan Renstra SKPD Kompilasi data/informasi
melalui pendekatan partisipatif dan interaktif, terbuka terhadap masukan baru. Bila
terjadi perbedaan data antara satu sumber dengan sumber data lainnya, maka
perlu kesepakatan data mana yang akan diambil dengan pertimbangan validasi dan
kompetensi sumber. Tujuan Keluaran Prinsip-prinsip Metoda Template Urusan
Layanan SKPD (1) 1 Penyepakatan Kinerja Pelayanan SKPD dan Kompilasi Data Profil
Kinerja Pelayanan SKPD Capaian Kinerja SKPD Saat ini (3) Tolok Ukur Kinerja (2) 1. 2.
3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 2 3 61 M-16 PENYUSUNAN PROFIL PELAYANAN SKPD DAN PREDIKSI
JANGKA MENENGAH Pengantar Profil merupakan instrumen penting perencanaan
daerah, yang ditujukan untuk mengidentifikasi, mengorganisasikan, dan
mengkoordinasikan informasi yang digunakan dalam rangka pengambilan
keputusan dan kebijakan perencanaan. Profil Pelayanan SKPD menyediakan potret
kinerja pelayanan SKPD masa sekarang/eksisting. Apabila profil dan kinerja
pelayanan SKPD dapat berupa time series maka profil akan dapat menunjukkan
perkembangan atau kemajuan kinerja pelayanan SKPD dari masa ke masa dan
dapat diprediksi kemungkinan kinerja pelayanan untuk masa yang akan datang.
Penyusunan Pelayanan SKPD dan prediksi jangka menengah dimaksudkan untuk
memetakan gambaran umum daerah perencanaan, identifikasi terhadap berbagai
aspek yang menonjol dan strategis, kinerja perkembangan pelayanan SKPD, serta
kecenderungannya di masa mendatang, dengan mempertimbangkan kemungkinan
perubahan sosial, ekonomi, serta politik dan kebijakan pada periode rencana.
Kegiatan ini ditujukan untuk: Mendapatkan gambaran yang cepat dan praktis
tentang kinerja pelayanan SKPD Mengetahui aspek-aspek apa saja yang menonjol
dan kritis untuk segera ditangani Mengetahui status, posisi, dan kedudukan serta
kinerja SKPD terhadap Standar Pelayanan Minimal. Mengetahui gambaran aspek
strategis SKPD termasuk potensi-potensi pembangunan yang dimiliki SKPD.
Memperkirakan prediksi ke depan atas berbagai aspek pelayanan SKPD. Profil
Kinerja Pelayanan SKPD sesuai TUPOKSI, fungsifungsi, urusan wajib dan pilihan
SKPD Profil kemampuan pembiayaan SKPD serta potensi dan kecenderungan
perkembangan Profil kebijakan dan peraturan-perundangan daerah terkait SKPD.
Penyajian profil perlu disertai dengan serangkaian tolok ukur kinerja yang relevan,
reliable dan mudah dipahami yang mencerminkan secara jelas kondisi dan situasi
aspek yang dikemukakan Penyajian profil sejauh mungkin juga menggambarkan
sensitif gender Penyajian profil sesuai dengan kebutuhan analisis Bentuk penyajian
mudah dibaca dan dianalisis, berupa tabel, grafik, diagram dan peta dengan
diskripsi yang ringkas dan jelas Pemilihan metoda analisis sesuai dengan kebutuhan
analisis dan ketersediaan data 62 Tujuan Keluaran Prinsip-prinsip M-16
PENYUSUNAN PROFIL PELAYANAN SKPD DAN PREDIKSI JANGKA MENENGAH Metoda
Team Work Penyajian data dan Analisis oleh Tim Penyusun Berbagai peraturan
perundangan yang terkait kebijakan pembangunan daerah dan pengembangan
SKPD Data dan informasi tentang aspek fisik-lingkungan, tata-ruang, sosial-
kependudukan, dan pembiayaan pembangunan bidang atau fungsi pemerintahan
yang menjadi sektor binaan SKPD. Informasi yang Disiapkan Template Hal-hal
Penting yang Harus diperhatikan Indikator Kinerja Urusan Pemerintahan Daerah
Bagi SKPD yang telah mempunyai SPM (Standar Pelayanan Minimal), baik yang
telah ditetapkan secara nasional maupun daerah, hendaknya pengukuran kinerja
pelayanan mengacu pada SPM tersebut, sedangkan bagi SKPD yang belum
mempunyai SPM, maka perlu dirumuskan tersendiri berdasarkan analisis antara
kebutuhan nyata dengan tingkat pelayanan yang dapat dipenuhi. Bagi SKPD yang
belum memiliki SPM, maka dalam penyusunan Renstra SKPD perlu ditetapkan SPM
yang hendak dicapai berdasarkan kajian-kajian standar kebutuhan pelayanan yang
wajar. M-17 IDENTIFIKASI STAKEHOLDER Pengantar Di dalam pemilihan stakeholder
untuk diikutsertakan dalam konsultasi program perlu mempertimbangkan aspek
keadilan dan keseimbangan. Pertanyaan mendasar yang perlu dipertimbangkan
dalam mengidentifikasi stakeholder: 1) Siapa yang akan terkena dampak positif
atau negatif, baik langsung maupun tidak langsung ? 2) Kelompok mana yang
paling vulnerable (rentan)? 3) Siapa yang memiliki kepedulian atau minat terhadap
dampak yang ditimbulkan program? 4) Siapa yang diperkirakan mendukung atau
menolak usulanusulan program? 5) Siapa oposisi yang diperkirakan menghambat
keberhasilan program? 6) Siapa yang dari segi kerjasama, keahlian atau pengaruh
dapat membantu keberhasilan program? Untuk mengidentifikasi organisasi
masyarakat sipil yang memiliki legitimasi, kepedulian (interests) dan kompetensi
(keahlian atau sumber daya dan dana) dalam isu pembangunan daerah tertentu. Ini
ditujukan untuk: Tujuan 63 M-17 IDENTIFIKASI STAKEHOLDER 1. memastikan
partisipasi semua stakeholder yang relevan dengan fungsi-fungsi pemerintahan
daerah 2. mengoptimalkan peranan dan kontribusi masing-masing stakeholder
Keluaran Daftar tokoh, kelompok masyarakat, dan organisasi berdasarkan bidang
kepedulian dan perannya masing-masing dan tingkat keterkaitannya terhadap suatu
isu atau bidang pembangunan 1. Inklusif. Memastikan terlibatnya seluruh
stakeholder yang relevan, termasuk yang marjinal dan kelompok masyarakat
dengan kerawanan sosial tinggi. 2. Relevan. Melibatkan hanya stakeholder yang
relevan yaitu yang memiliki kepedulian, kompetensi serta peranan (termasuk
pengaruh) dalam proses pemecahan permasalahan 3. Sensitif gender. Memastikan
bahwa baik laki-laki maupun perempuan mempunyai akses yang sama pada
pengambilan keputusan perencanaan daerah. Focus Group Discussion 1) Identifikasi
fungsi, urusan wajib, dan pilihan SKPD yang akan ditangani 2) Menyusun daftar
(long dan short list) stakeholder 3) Pemetaan Stakeholder 4) Analisis keberadaan,
kemampuan, kapasitas, kompetensi, kesediaan dan komitmen stakeholder untuk
berkontribusi dalam penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD 5) Melakukan strategi
untuk memobilisasi dan mempertahankan partisipasi efektif stakeholder Identifikasi
dan Analisis Stakeholder Prinsip-prinsip Metoda Langkah-langkah Template No Nama
Lembaga/ Individu (2) Alamat Isu/Bidang yg Ditangani Wilayah Kerja Pengalaman
Advokasi Kegiatan (6) Periode (7) (1) 1 2 3 dst (3) (4) (5) 64 M-17 IDENTIFIKASI
STAKEHOLDER Dalam rangka kegiatan identifikasi stakeholders, CSO dapat
membantu atau bekerjasama dengan Bappeda, dengan cara: Menyampaikan
daftar/informasi mengenai nama dan alamat kelompok masyarakat/NGOs serta
bidang yang menjadi kepedulian atau digarap mereka, personil/tenaga ahli yang
dimiliki. Pengalaman fasilitasi/advokasi masing-masing CSOs dan personilnya.
Daftar nama/alamat dan kepedulian/keahlian dari tokoh-tokoh masyarakat. Dalam
rangka kegiatan identifikasi stakeholders, DPRD dapat memberikan masukan
kepada Bappeda berupa data/informasi tentang keberadaan dan kompetensi
kelompok masyarakat/ organisasi non pemerintah, dunia usaha dan tokoh-tokoh
masyarakat yang dapat dilibatkan dalam proses penyusunan RPJMD/Renstra SKPD.
M-18 PENENTUAN STAKEHOLDER UNTUK KONSULTASI PUBLIK DAN FGD Tujuan Untuk
mengidentifikasi organisasi masyarakat sipil yang memiliki keterkaitan (relevansi),
kapasitas, kompetensi, dan kredibilitas dalam pembahasan isu pembangunan
daerah jangka menengah. Ini ditujukan untuk: 1. Memastikan partisipasi semua
stakeholder yang relevan 2. Mengoptimalkan peranan dan kontribusi masing-
masing stakeholder Daftar tokoh, kelompok masyarakat, dan organisasi
berdasarkan bidang kepedulian/keterkaitan, peran, dan kapasitasnya masingmasing
terhadap isu atau kebijakan pembangunan daerah jangka menengah 1. Inklusif.
Memastikan terlibatnya seluruh stakeholder yang relevan, termasuk yang marjinal
dan kelompok masyarakat dengan kerawanan sosial tinggi. 2. Relevan. Melibatkan
hanya stakeholder yang relevan yaitu yang memiliki kepedulian, kapasitas,
kompetensi serta peranan (termasuk pengaruh) dalam proses perumusan isu dan
kebijakan pembangunan jangka panjang Keluaran Prinsip-prinsip 65 M-18
PENENTUAN STAKEHOLDER UNTUK KONSULTASI PUBLIK DAN FGD 3. Sensitif gender.
Memastikan bahwa baik laki-laki maupun perempuan mempunyai akses yang sama
pada pengambilan keputusan perencanaan daerah. Metoda Langkah-langkah Focus
Group Discussion 1) Identifikasi bidang/isu yang akan ditangani 2) Analisis
keberadaan, kemampuan, kapasitas, dan komitmen stakeholder berdasarkan hasil
identifikasi dan analisis stakeholder 3) Menyusun daftar stakeholder yang akan
dilibatkan dalam konsultasi publik dan FGD penyusunan RPJM Daerah Penentuan
stakeholder Pengalaman Advokasi Kegiatan (5) Periode (6) Penilaian Hubungan thd
Isu dalam Konsultasi Publik (beri skor 1 untuk sangat lemah sampai dengan 5 untuk
sangat kuat) Relevansi (7) Kompetensi (8) Komitmen (9) Total (10) Template No (1) 1
2 3 dst Nama Lembaga/ Individu (2) Isu/Bidang yang ditangani (3) Kerja Wilayah (4)
Hal-hal Penting yang Harus diperhatikan Stakeholder perlu memenuhi kriteria equity
(semua pihak yang terpengaruh oleh rencana), resources (semua pihak yang
mengendalikan keputusan alokasi sumber daya dan dana untuk implementasi
rencana), dan legitimacy (semua pihak yang berwenang untuk berbicara atas nama
konstituennya) CSO dapat memberikan saran/usulan mengenai siapa-siapa tokoh
masyarakat/kelompok masyarakat/organisasi yang dapat dilibatkan dalam forum-
forum diskusi terfokus/FGD sesuai bidang bahasan, dan siapa-siapa yang perlu
diajak/terlibat dalam kegiatan konsultasi publik beserta alasan yang mendasarinya.
66 M-19 PERUMUSAN METODA DAN PANDUAN JARING ASPIRASI: FGD, FORUM SKPD,
MUSRENBANG DAN FORUM KONSULTASI Tujuan Untuk memperoleh acuan teknis
pelaksanaan jaring aspirasi, FGD, dan MUSRENBANG RPJMD sesuai dengan kondisi
dan kemampuan daerah masing-masing. Ini mencakup: 1. Merumuskan metoda dan
panduan jaring aspirasi masyarakat 2. Merumuskan metoda dan panduan FGD
untuk pembahasan dan penyepakatan profil dan isu strategis daerah dan FGD
pembahasan rancangan visi, misi, dan arah pembangunan 3. Merumuskan metoda
dan panduan MUSRENBANG RPJMD 1. Disepakatinya metoda dan panduan jaring
aspirasi masyarakat 2. Disepakatinya metoda dan panduan FGD 3. Disepakatinya
metoda dan panduan MUSRENBANG RPJMD 1. Inklusif. Memastikan terlibatnya
seluruh stakeholder yang relevan, termasuk kelompok marjinal dan kelompok
masyarakat dengan kerawanan sosial tinggi. 2. Relevan. Melibatkan hanya
stakeholder yang relevan yaitu yang memiliki kepedulian, kompetensi serta peranan
(termasuk pengaruh) dalam proses pemecahan permasalahan 3. Sensitif gender.
Memastikan bahwa baik laki-laki maupun perempuan mempunyai akses yang sama
pada pengambilan keputusan perencanaan daerah. Workshop 1. Bagan Alur Proses,
Prosedur, dan Mekanisme Penyusunan RPJMD 2. Rencana Kerja (Tim Penyusun)
Penyusunan Dokumen RPJMD 3. Contoh-contoh panduan dari Pemerintah Daerah
lain (jika ada) 4. Draft metoda dan panduan yang telah disiapkan Tim Penyusun a.
Panduan Konsultasi Publik b. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang RPJMD
Ruang Lingkup Panduan minimal mencakup: 1) Latar belakang/alasan kegiatan
(jaring aspirasi, FGD, MUSRENBANG RPJMD) dilaksanakan 2) Maksud dan Tujuan 3)
Output Kegiatan 4) Jadwal dan Agenda 5) Langkah-langkah Pelaksanaan - Penyiapan
informasi konsultasi (draft dokumen yang akan dibahas, peraturan perundangan
terkait, dokumen pendukung, tools/form yang akan digunakan, dll) Keluaran Prinsip-
prinsip Metoda Informasi yang Disiapkan Template Hal-hal Penting yang Harus
diperhatikan 67 M-19 PERUMUSAN METODA DAN PANDUAN JARING ASPIRASI: FGD,
FORUM SKPD, MUSRENBANG DAN FORUM KONSULTASI - Persiapan konsultasi
(pembentukan panitia, penyiapan panduan pelaksanaan per sesi kegiatan,
penyiapan anggaran pelaksanaan, identifikasi alat/pendukung pelaksanaan,
rekrutmen/kriteria fasilitator, mengundang peserta dan nara sumber, penggandaan
materi yang perlu dipelajari peserta sebelum kegiatan) - Pelaksanaan konsultasi
(agenda, peserta, nara sumber, penanggung jawab, pembagian kelompok diskusi,
perumusan kesepakatan, alat pendukung) - Pasca pelaksanaan konsultasi (tindak
lanjut atas kesepakatan yang dicapai) CSO yang dilibatkan sebagai tim penyusun
atau fasilitator, dapat bekerjasama memberikan kontribusi dalam perumusan
metoda dan panduan jaring aspirasi, mencakup FGD, forum SKPD, Musrenbang dan
Forum konsultasi, yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan daerah
masing-masing, khususnya yang berkaitan dengan agenda, tata-cara dan metoda
pelaksanaan jaring aspirasi. Hal yang perlu dicermati oleh CSO dalam perumusan
metoda dan panduan ini, antara lain : Apakah metoda dan agenda yang
direncanakan memungkinkan dapat menampung aspirasi masyarakat dari berbagai
kalangan masyarakat. Dari agenda dan metoda yang direncanakan untuk setiap
jenis kegiatan jaring aspirasi, apakah prosesnya dapat berjalan optimal. Memastikan
bahwa metodologi dan teknik penjaringan aspirasi masyarakat mencakup semua
segmen keterwakilan masyarakat, terutama kelompok perempuan dan marjinal CSO
dapat memberikan usulan mengenai metoda dan tata cara penjaringan aspirasi
yang lebih optimal untuk setiap jenis kegiatan penjaringan, termasuk peserta yang
diundang, narasumber yang diundang, keluaran yang diharapkan, waktu
pelaksanaan, agenda kegiatan, fasilitator dan media yang digunakan dan tempat
pelaksanaan. 68 M-19 PERUMUSAN METODA DAN PANDUAN JARING ASPIRASI: FGD,
FORUM SKPD, MUSRENBANG DAN FORUM KONSULTASI TEMPLATE KONSULTASI
PUBLIK PERENCANAAN DAERAH KOTA/KABUPATEN: KONSULTASI
NOMOR :.......TAHUN ANGGARAN:........................ Panduan Konsultasi Publik
Perencanaan Daerah ditujukan untuk membantu Pemerintah Daerah dalam
menyiapkan konsultasi publik bagi penyusunan dan pembahasan rencana daerah di
berbagai tingkatan pemerintahan dalam kerangka menerapkan perencanaan
partisipatif secara efektif No DESKRIPSI KONSULTASI 1 Jenis konsultasi perencanaan
(beri tanda pada kotak yang sesuai) Mediasi Negosiasi Dialog Advisory Konsultasi
publik Partisipasi publik Komitmen Publik Koordinasi Sektoral 2 Tahapan dalam
proses perencanaan (beri tanda pada kotak yang sesuai (jawaban boleh lebih dari
satu) Penyusunan kalender perencanaan Perumusan jumlah dan jenis konsultasi
perencanaan yang diperlukan Identifikasi stakeholder Perumusan outline dokumen
perencanaan Penjaringan aspirasi masyarakat Perumusan profil Perumusan issue
Perumusan visi jangka panjang daerah Klarifikasi dan penjabaran visi dan misi
kepala daerah Perumusan visi dan misi skpd Perumusan tujuan Perumusan strategi
Perumusan kebijakan Perumusan program dan kegiatan Perumusan indikator kinerja
Penyusunan anggaran Pelaksanaan rencana Monitoring dan evaluasi 3 Deskripsi
singkat (berikan alasan mengapa konsultasi perencanaan ini diperlukan) Tujuan
konsultasi perencanaan Sasaran konsultasi perencanaan Keluaran konsultasi
perencanaan Pelaksanaan konsultasi perencanaan Hari, tanggal, waktu Tempat
Sponsor Penyelenggara : : : 4 5 6 7 69 M-19 PERUMUSAN METODA DAN PANDUAN
JARING ASPIRASI: FGD, FORUM SKPD, MUSRENBANG DAN FORUM KONSULTASI
Lanjutan ........... No DESKRIPSI KONSULTASI 8 Metode konsultasi perencanaan focus
group discussions workshop presentasi kepada kelompok masyarakat jajak
pendapat talk show penyebaran angket lain-lain (sebutkan : ) 9 Informasi yang
disediakan untuk konsultasi (jelaskan secara spesifik, kapan informasi ini diberikan?
lampirkan informasi yang diberikan) Media yang digunakan untuk menyampaikan
informasi kepada stakeholder dalam rangka konsultasi perencanaan (beri tanda
pada kotak yang sesuai, jawaban boleh lebih dari satu) surat kabar internet surat
phone televisi radio pamflet spanduk lain-lain (sebutkan : 10 ) 11 Stakeholder yang
dilibatkan (jelaskan secara rinci, asal, organisasi, macam kontribusi yang
diperkirakan dapat diberikan) Stakeholder dari unsur Pemerintah : Stakeholder dari
unsur Non Pemerintah : DPR : 12 13 14 15 Fasilitator (siapa, asal, organisasi)
Agenda konsultasi (kegiatan rinci menurut hari, jam, kegiatan) Strategi pelaksanaan
konsultasi perencanaan Tools atau instrumen yang digunakan oleh stakeholder
untuk menyampaikan pendapat Rekaman proses konsultasi perencanaan (analisis
proses pelaksanaan konsultasi, dinamika, motivasi, kapasitas peserta, hasil
kesepakatan dsb) Dinamika peserta Motivasi peserta Kapasitas peserta Proses
mencapai kesepakatan : : : : 16 17 18 Naskah kesepakatan (deklarasi akhir
konsultasi) Pelaporan hasil konsultasi (harus dibuat dan disampaikan kepada
peserta konsultasi; mencantumkan secara jelas perubahan yang telah dilakukan
sebagai hasil konsultasi) Kapan disampaikan Perubahan yg diakomodasi Perubahan
yg tdk diakomodasi : : : 19 Mekanisme pemantauan dan evaluasi paska konsultasi
70 M-23 SOSIALISASI BAHWA DAERAH AKAN MENYUSUN RPJMD Tujuan Kegiatan ini
ditujukan untuk menyediakan informasi awal bagi seluruh pemangku kepentingan
daerah tentang rencana daerah untuk menyusun RPJMD; mensosialisasikan proses,
prosedur, dan mekanisme penyusunan RPJMD; menyampaikan isu dan perspektif
yang terkait dengan penyusunan RPJMD; mendapatkan partisipasi seluruh
stakeholder yang relevan; menyepakati jumlah dan jadwal konsultasi publik/FGD
yang akan dilakukan.Kegiatan ini dilakukan agar seluruh stakeholder dapat
mempersiapkan diri untuk memberikan kontribusi yang efektif dalam proses
penyusunan RPJMD 1) Disepakatinya proses dan mekanisme penyusunan RPJMD 2)
Jumlah dan jadwal konsultasi publik/FGD yang disepakati 1. Inklusif. Memastikan
terlibatnya seluruh stakeholder yang relevan, termasuk kelompok marjinal dan
kelompok masyarakat dengan kerawanan sosial tinggi. 2. Relevan. Melibatkan
hanya stakeholder yang relevan yaitu yang memiliki kepedulian, kompetensi serta
peranan (termasuk pengaruh) dalam proses pemecahan permasalahan 3. Sensitif
gender. Memastikan bahwa baik laki-laki maupun perempuan mempunyai akses
yang sama pada pengambilan keputusan perencanaan daerah. Lokakarya Orientasi
Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD disertai informasi melalui Media Surat Kabar
atau Elektronik 1) Visi, Misi dan Agenda Kepala Daerah Terpilih 2) Bagan Alur Proses,
Prosedur, dan Mekanisme Penyusunan RPJMD 3) Rencana Kerja (Tim Penyusun)
Penyusunan Dokumen RPJMD Keluaran Prinsip-prinsip Metoda Informasi yang
Disiapkan 71 M-24 JARING ASPIRASI ISU DAN HARAPAN MASYARAKAT Tujuan
Mengartikulasikan visi, misi dan agenda Kepala Daerah Terpilih dan menghimpun isu
yang dihadapi dan harapan seluruh stakeholder terhadap penyelenggaraan
pemerintahan daerah jangka menengah. Ini ditujukan untuk mendapatkan informasi
terkini atas berbagai issue yang dihadapi dan harapan seluruh masyarakat terhadap
penyelenggaraan pemerintahan daerah jangka menengah 1) Rumusan
permasalahan/isu yang dihadapi masyarakat 2) Rumusan harapan masyarakat 1)
Partisipatif dan interaktif; proses penjaringan ini harus melibatkan seluruh
stakeholder secara seimbang, baik dalam penyampaian informasi, analisis, dan
interpretasi informasi 2) Cepat dan mendasar; tahap ini dimaksudkan untuk
menstrukturkan informasi yang diterima untuk mendukung tahap perumusan isu
strategis 3) Open-ended; informasi yang diterima bersifat dapat dikembangkan,
diperluas, dan dimutakhirkan sehingga kualitas informasi tsb dapat terus diperbaiki.
4) Sensitif gender; sedapat mungkin, informasi yang diperoleh dalam tahap ini
dipilah berdasarkan gender 5) Menyeluruh; rumusan isu dan harapan tsb disajikan
dalam format dan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh seluruh
masyarakat Dapat berupa Focus Group Discussion, jajak pendapat/pooling, talk
show, atau penyebaran angket/kuesioner melalui media surat kabar ataupun
elektronik Contoh Angket Sederhana untuk Menghimpun Isu dan Harapan
Stakeholder terkait Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Jangka Menengah
Keluaran Prinsip-prinsip Metoda Template Beri tanda untuk kotak yang sesuai
dengan jawaban Anda 1) Fungsi Pemerintahan Daerah yang paling perlu
ditingkatkan pelayanannya Pelayanan Umum Ketertiban dan Ketentraman Ekonomi
Lingkungan Hidup Perumahan dan Fasilitas Umum Kesehatan Pariwisata dan Budaya
Pendidikan Perlindungan Sosial 72 M-24 JARING ASPIRASI ISU DAN HARAPAN
MASYARAKAT 2) Urusan Pemerintahan Daerah yang paling perlu ditingkatkan
pelayanannya Perencanaan Pembangunan Pemerintahan Umum Kepegawaian
Statistik Kearsipan Komunikasi dan Informatika Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri Perhubungan Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Penanaman
Modal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pertanian Kehutanan Energi dan
Sumberdaya Mineral Kelautan dan Perikanan Perdagangan Perindustrian
Transmigrasi Penataan Ruang Lingkungan Hidup Pertanahan Pekerjaan Umum
Perumahan Rakyat Kesehatan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Kebudayaan Pariwisata Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kependudukan dan
Catatan Sipil Pemberdayaan Perempuan Sosial Kontribusi dan peranserta yang
dapat dilakukan oleh perwakilan CSO dalam kegiatan ini, antara lain : bertindak
sebagai fasilitator kegiatan dengan tugas mendorong dan membangkitkan
keberanian masyarakat untuk menyampaikan pendapat dan pemikiran mereka
berkaitan dengan isu pembangunan serta harapan yang mereka inginkan.
Mengklarifikasi isu dan usulan penanganannya kepada peserta lainnya, serta
mengelompokkan isu-isu yang bersifat lokal, daerah, regional ataupun nasional.
Memfasilitasi penyusunan prioritas isu-isu strategis dan penanganannya. CSO dapat
juga memberikan hasil kajian dan pengamatan mereka dan/atau hasil advokasi
mereka terhadap masyarakat yang didampinginya berkaitan terhadap isu-isu
pembangunan jangka menengah di daerah dan harapan mereka terhadap
penanganan isu-isu tersebut. 73 M-24 JARING ASPIRASI ISU DAN HARAPAN
MASYARAKAT DPRD melalui Tim Panja/Pansus RPJMD atau perwakilan dari
komisikomisi di DPRD perlu hadir secara penuh mengikuti proses jaring aspirasi
masyarakat yang dilaksanakan tim penyusun untuk menangkap isu-isu apa yang
dianggap strategis oleh masyarakat serta apa harapan mereka. Kegiatan ini dapat
juga diagendakan sebagai salah satu program reses DPRD. Hal yang perlu dicermati
oleh DPRD dalam proses jaring aspirasi isu dan harapan masyarakat, antara lain :
Menampung dan memillah-milah isu-isu yang bersifat lokal, regional maupun
nasional. Mengelompokkan isu yang berkaitan dengan fisik-prasarana, lingkungan
hidup, sosialbudaya, ekonomi, politik dan pemerintahan. Mengklarifikasi isu-isu
yang disampaikan masyarakat apabila diperlukan. Bersama-sama Pemda
memberikan penjelasan umum kepada masyarakat peserta jaring aspirasi tentang
permasalahan yang dihadapi daerah, serta visi dan misi daerah untuk jangka 5
tahun kedepan, serta kebijakan-kebijakan nasional yang perlu diketahui
masyarakat. Mencatat dan menangkap harapan masyarakat dan kesanggupan
masyarakat dalam mengatasi berbagai isu strategis daerah. Catatan hasil jaring
aspirasi isu dan harapan masyarakat dijadikan sebagai bahan buat DPRD dalam
merumuskan kebijakan-kebijakan daerah, serta sebagai pegangan dalam mengkaji
(mereview) rancangan RPJMD/Renstra SKPD. M-25 FORMULASI DOKUMEN
RANCANGAN AWAL RPJMD Tujuan Rancangan awal RPJMD merupakan dokumen awal
dalam rangka penyusunan RPJMD, yang disusun setelah mempertimbangkan dan
menganalisis berbagai aspek yang terkait dengan kebutuhan penyusunan rencana
jangka menengah daerah pada tahap-tahap sebelumnya. Kegiatan ini ditujukan
untuk: Menentukan koridor program agar tidak terlalu jauh melenceng dari
sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kondisi dan situasi daerah Acuan
bagi SKPD, Kecamatan dan Desa dalam merumuskan dan merancang kegiatan
programnya Gambaran umum kinerja pembangunan daerah sekarang
dan kemungkinan tantangan di masa depan Perkiraan kemampuan keuangan
daerah dan ketersediaan biaya pembangunan Rumusan visi dan misi daerah Isu
strategis daerah dan prioritas penanganan Rancangan strategi pembangunan
daerah Rancangan kebijakan umum Rancangan prioritas program Kepala Daerah
Rancangan arah kebijakan keuangan daerah Keluaran 74 M-25 FORMULASI
DOKUMEN RANCANGAN AWAL RPJMD Prinsip-prinsip Perumusan rancangan awal
RPJMD lebih menitikberatkan pada hasil analisis/kajian dan pertimbangan aspek-
aspek teknis Uraian dan rumusan harus singkat, jelas dan terukur sehingga tidak
mengandung interpretasi yang berbeda. Rancangan awal RPJMD harus memuat
program prioritas, target kinerja capaian program dan pagu indikatif program
(SKPD) dan Alokasi Dana Desa, agar terdapat panduan yang jelas mengenai koridor
anggaran, sehingga rumusan usulan program/kegiatan lebih realistis. Metoda
Informasi yang Disiapkan Kerja Kelompok dari Tim Penyusun RPJMD Rumusan hasil
analisis/kajian tahapan sebelumnya, meliputi : Profil daerah dan kecenderungan
Hasil kajian terhadap RPJPD Hasil kajian RPJMD Provinsi Hasil kajian tehadap
RTRW Hasil Analisis Keuangan Daerah Hasil kajian visi, misi dan program kepala
daerah terpilih Hasil jaring aspirasi dan harapan masyarakat Prototipe Daftar isi
RPJMD Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penyusunan RPJMD 1.2. Landasan
Hukum 1.3. Maksud, Tujuan, dan Ruang Lingkup 1.4. Kedudukan RPJMD dengan
Dokumen Perencanaan lainnya 1.5. Sistematika Penulisan Bab II Tinjauan Umum
Kondisi dan Permasalahan Pembangunan Daerah Membincangkan tentang profil,
status, kondisi, situasi, pengkajian kinerja capaian, rumusan isu dan permasalahan
strategis dalam penyeleng-garaan fungsi-fungsi pemerintahan daerah secara
menyeluruh 2.1 Kondisi Geografis Daerah 2.2 Pelayanan Umum 2.3 Ketertiban dan
Ketentraman 2.4 Ekonomi 2.5 Lingkungan Hidup 2.6 Perumahan dan Fasilitas Umum
2.7 Kesehatan 2.8 Pendidikan 2.9 Pariwisata dan Budaya 2.10 Pendidikan 2.11
Perlindungan sosial 2.12 Keuangan Daerah 2.13 Rumusan Issue Strategis
Pembangunan Daerah Bab III Tinjauan Terhadap Dokumen Perencanaan Terkait 3.1
RPJM Nasional 3.2 RTRW Nasional dan RTRW Provinsi (untuk RPJM Provinsi) Template
75 M-25 FORMULASI DOKUMEN RANCANGAN AWAL RPJMD 3.3 3.4 RPJM Provinsi
RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten/Kota(untuk RPJM Kabupaten/ Kota) Bab IV Visi,
Misi dan Agenda Pembangunan Daerah Mengemukakan secara jelas visi, misi dan
agenda (program) Kepala Daerah Terplih 4.1 Visi 4.2 Misi 4.3 Agenda (apabila ada)
Bab V Tujuan, Strategi, dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Berdasarkan visi,
misi dan agenda Kepala Daerah Terpilih dirumuskan tujuan (SMART), strategi
pencapaian tujuan dan kebijakan yang akan ditempuh untuk masing-masing
strategi pembangunan daerah. 5.1 Tujuan 5.2 Strategi 5.3 Arah Kebijakan Umum
(untuk setiap fungsi pemerintahan daerah tersebut diatas) 5.4 Arah Kebijakan
Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Bab VI Program Pembangunan Daerah
Untuk masing-masing program perlu dicantumkan nama program, tolok ukur dan
target kinerja capaian program dan pagu indikatif 6.1 Program Pembangunan 6.1.1
Program SKPD 6.1.2 Program Lintas SKPD 6.1.3 Program Lintas Kewilayahan 6.2
Program Pengembangan Kelembagaan dan Legislasi Daerah Bab VII Kaidah
Pelaksanaan Mengemukakan tentang program dan kegiatan pendukung yang
diperlukan untuk dapat mengimplementasikan RPJMD secara efektif 7.1 Konsistensi
penyusunan Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD dengan RPJMD 7.2 Pemantauan
dan evaluasi kinerja pencapaian program RPJMD 7.3 Penguatan kemampuan dan
kapasitas DPRD untuk memantau dan mengevaluasi RPJMD 7.4 Penguatan
kemampuan dan kapasitas Non Government Stakeholder untuk memantau dan
mengevaluasi implementasi RPJMD Lampiran Tabel-Tabel Penting (dalam Lampiran)
sekurang-kurangnya mencakup: 1. Fungsi, Tolok Ukur Capaian Pelaksanaan, Issue
dan Permasalahan masing-masing fungsi pemerintahan daerah 2. Dokumentasi
Kesepakatan Konsultasi Publik dan Musrenbang RPJMD 3. Program, Tolok Ukur dan
Target Kinerja Capaian Program, dan Pagu Indikatif menurut fungsi-fungsi
pemerintahan daerah 4. Kondisi dan Situasi Keuangan Daerah 5 Tahun lalu
(Penerimaan dan Belanja) 5. Proyeksi Fiskal Daerah 6. Kerangka Pendanaan Jangka
Menengah Referensi: 1) Daftar Isi dan Substansi Bahasan RPJM Daerah menurut SE
Mendagri 050/2020/SJ Tahun 2005 2) Daftar Isi RPJM Nasional 2004-2009 76 M-26
TUPOKSI SKPD Tujuan Melakukan kajian terhadap tugas pokok dan fungsi SKPD
dalam rangka menentukan visi dan misi SKPD dikaitkan dengan visi dan misi kepala
daerah terpilih. Kegiatan ini ditujukan untuk: Mengidentifikasi peluang kontribusi
SKPD dalam rangka pencapaian visi, misi, dan program prioritas/agenda dari Kepala
Daerah terpilih. Menentukan arah pengembangan dan prioritas kinerja SKPD
Formulasi tugas pokok dan fungsi SKPD berdasarkan aspek legalitas (Perda/PP)
Kemampuan dan potensi SKPD Identifikasi kewenangan SKPD yang mungkin
tumpang-tindih dengan SKPD lainnya Identifikasi isu pokok permasalahan
pelayanan SKPD di daerah Keluaran Prinsip-prinsip Tugas pokok dan fungsi SKPD
akan digunakan sebagai landasan dalam merumuskan visi dan misi SKPD serta
dalam rangka menyusun indikasi rencana program jangka menengah. Kerja Tim
Aspek legalitas pembentukan SKPD Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)
Perumusan visi, misi SKPD yang dikaitkan dengan visi dan misi Kepala Daerah
terpilih, hendaknya tidak mengabaikan tugas pokok dan fungsi SKPD dalam
pelayanan kepada masyarakat. Metoda Informasi yang Disiapkan Hal-hal Penting
yang Harus diperhatikan M-27 PERUMUSAN VISI DAN MISI SKPD Tujuan Setiap
perencanaan strategis memerlukan fokus- yaitu visi. Visi dapat dikatakan juga
semacam tujuan yang dapat mengarahkan dan mendorong semua stakeholder
(pemerintah dan non pemerintah) berkontribusi pada pencapaian visi. Visi
mempunyai jangkauan 5 tahun atau lebih ke depan. Visi merupakan keadaan
ideal, sifatnya memberikan inspirasi dan arah serta posisi (setting) daerah di masa
depan. Misi merupakan jabaran tentang apa yang akan dilakukan, siapa penerima
manfaat (beneficiaries), apa kompetensi utama daerah dan mengapa itu perlu
dilakukan. Misi sifatnya berlaku secara terus menerus (tidak terbatas waktunya).
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menentukan visi dan misi dari SKPD dalam rangka
menunjang pencapaian visi dan misi daerah serta program prioritas pembangunan
dari Kepala Daerah dengan 77 M-27 PERUMUSAN VISI DAN MISI SKPD
memperhatikan tugas pokok dan fungsi SKPD. Tujuannya adalah untuk menentukan
arah pembangunan SKPD yang dapat menunjang pencapaian kinerja Kepala Daerah
terpilih yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Keluaran Dasar
pertimbangan perumusan visi dan misi Rumusan visi SKPD Rumusan misi SKPD
Rumusan visi dan misi harus SMART, sehingga dapat digunakan sebagai acuan
pembangunan dan dapat diukur kinerjanya. Rumusan visi, misi SKPD harus
menunjang visi, misi daerah sesuai dengan tupoksinya Team Work Hasil kajian
terhadap visi, misi dan program prioritas Kepala Daerah terpilih Tupoksi SKPD yang
bersangkutan Panduan penyusunan Visi dan Misi (LGSP) Rumusan visi harus jelas,
sederhana sehingga mudah dipahami, mengembangkan kultur, nilai-nilai tertentu
yang dapat menstimulasi stakeholder untuk mencapainya. Visi sejauh mungkin
spesifik dan berakar pada kondisi dan situasi setempat dan disepakati oleh semua
stakeholder. Misi terdiri atas pernyataan misi dan nilai-nilai utama atau core values
yang menjadi landasan operasional untuk mencapai misi Daftar 5 hingga 6 core
values yang akan menjadi landasan operasional untuk mencapai misi (dari
pandangan stakeholder, organisasi masyarakat, Pemerintah Daerah, DPRD dan
komponen masyarakat lainnya). Perumusan misi perlu menjawab:Siapa kita? Apa
tujuan kita?Masalah utama apa yang kita perlu tangani?Apa yang membuat kita
unik atau distinct sebagai Pemerintah Daerah atau Organisasi?Nilai-nilai utama apa
yang akan memandu kita mencapai misi?Rumusan Visi, Misi, dan Program SKPD
harus SMARTAda keterkaitan erat antara Visi, Misi, dan Agenda KDH Terpilih dengan
Visi dan Misi serta TUPOKSI SKPDRumusan pada tahap ini masih berupa rancangan
yang disusun oleh Tim Penyusun Renstra SKPD, yang nantinya akan dibahas dalam
forum SKPD.Rumusan visi dan misi harus memayungi tugas pokok SKPD yang
terkait pelayanan. 78 Prinsip-prinsip Metoda Informasi yang Disiapkan Template Hal-
hal Penting yang Harus diperhatikan M-28 EVALUASI RENSTRA SKPD (RENSTRA
DINAS) PERIODE LALU Tujuan Evaluasi dimaksudkan untuk menjamin
kesinambungan terhadap program-program SKPD sebelumnya yang dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat. Tujuan kegiatan ini adalah untuk: Mengevaluasi
kinerja pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan SKPD pada periode yang
lalu serta efektifitasnya. Menentukan arah kebijakan dan strategi pembangunan
SKPD untuk jangka menengah berikutnya. Program-program sebelumnya yang
perlu dilanjutkan pada Renstra SKPD berikutnya Program-program yang
membutuhkan program lainnya untuk menjamin kesinambungan pemanfaatan hasil
program yang lalu. Evaluasi menitikberatkan pada aspek konsistensi program
dengan pelaksanaan dan kesesuaiannya dengan kebutuhan masyarakat.
Mekanisme pelaksanaan program (sumber dana dan kerjasama dengan SKPD
Provinsi atau dengan Departemen). Keluaran Prinsip-prinsip Metoda Informasi
yang Disiapkan Template Kerja Kelompok Renstra SKPD periode yang lalu
Pencapaian kinerja program tahun lalu Target dan Realisasi Kinerja Capaian Program
Renstra SKPD Pendanaan Target 5 (5) 1 Realisasi Th Ke2 3 4 (6) Relevansi 5 (7)
Capaian Kinerja No Nama Program (2) Target 1 (1) 1 2 3 dst (3) Realisasi Th Ke2 3 4
(4) 79 M-29A PENETAPAN TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN SKPD Tujuan
Merumuskan tujuan, strategi, dan kebijakan pembangunan untuk bidang SKPD
berdasarkan visi, misi SKPD dan evaluasi terhadap Renstra periode sebelumnya
untuk menunjang pencapaian pembangunan daerah jangka menengah. Ini meliputi:
Menentukan arah/fokus pembangunan SKPD Merumuskan strategi untuk
mencapai tujuan pembangunan bidang SKPD Merumuskan langkah-langkah
kebijakan apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembangunan SKPD
Rumusan tujuan pembangunan SKPD Rumusan strategi untuk mencapai tujuan
pembangunan SKPD Rumusan kebijakan SKPD yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan pembangunan. Keluaran Prinsip-prinsip Tujuan-tujuan adalah pernyataan
tentang apa yang perlu dicapai untuk mencapai visi, misi dan mengatasi isu yang
dihadapi. Tujuan strategis, strategi, dan kebijakan SKPD dirumuskan berasaskan
pendekatan SMART Kerja Kelompok Tujuan-tujuan adalah pernyataan tentang apa
yang perlu dicapai untuk mencapai visi, misi dan mengatasi isu yang dihadapi.
Tujuan-tujuan strategis dirumuskan berasaskan pendakatan SMART. SPESIFIK
TERUKUR DAPAT DICAPAI REALISTIS DAN BERORIENTASI HASIL JANGKA WAKTU
PENCAPAIAN YANG JELAS Tujuan- tujuan strategis menstimulasi stakeholder untuk
mengembangkan kemampuan dan kapasitasnya untuk mencapai visi dan misi.
Perumusan tujuan-tujuan strategis dapat menciptakan iklim yang kondusif untuk
mengoptimasikan kinerja pemerintah daerah. Tujuan-tujuan strategis menjawab:
Apakah tujuan mencerminkan arah dan prioritas Apakah tujuan memberikan
indikasi kearah perumusan program Apakah tujuan berorientasi ke depan (2-5 tahun
kedepan) Apakah tujuan bersifat result oriented Apakah tujuan mudah dipahami
Metoda Hal-Hal penting harus diperhatikan 80 M-29A PENETAPAN TUJUAN,
STRATEGI, DAN KEBIJAKAN SKPD Identifikasi pendekatan dan strategi kunci
pencapaian untuk masing-masing tujuan strategis melalui suatu FGD (dan
brainstorming). Strategi berorientasi pada perubahan strukturalStrategi berkaitan
dengan memposisikan pemerintah daerah dalam menghadapi perubahan-
perubahan. Ada review terhadap strategi masa lalu yang berhasil dan kurang
berhasil. Pastikan bahwa masing- masing strategi tidak saling bertentangan (konflik)
tetapi saling mendukung dan melengkapi. M-29 FGD UNTUK SETIAP TOPIK Tujuan
Melakukan beberapa pembahasan untuk setiap substansi Rancangan Awal RPJMD.
Diusulkan sedikitnya dilakukan empat kali FGD, masing-masing untuk pembahasan:
Profil daerah dan prediksi kondisi umum daerah 5 tahun yang akan datang Isu
strategis dan strategi pembangunan daerah Analisis kemampuan keuangan
daerah dan arah kebijakan keuangan daerah Kebijakan umum dan Program
Prioritas Kepala DaerahKegiatan ini diharapkan menghasilkan rumusan substansi
Rancangan Awal RPJMD berdasarkan analisis dan kesepakatan stakeholder
kunci/ahli Profil daerah dan prediksi kondisi umum daerah 5 tahun yang akan
datang berdasarkan analisis dan kesepakatan stakeholder kunci/ahli Isu strategis
dan strategi pembangunan daerah berdasarkan analisis dan kesepakatan
stakeholder kunci/ahli Analisis kemampuan keuangan daerah dan arah kebijakan
keuangan daerah berdasarkan analisis dan kesepakatan stakeholder kunci/ahli
Kebijakan umum dan Program Prioritas Kepala Daerah berdasarkan analisis dan
kesepakatan stakeholder kunci/ahli Keluaran Prinsip-prinsip 1. Inklusif.
Memastikan terlibatnya seluruh stakeholder kunci/ahli yang relevan. 2. Relevan.
Melibatkan hanya stakeholder yang relevan yaitu yang memiliki kepedulian,
kompetensi serta peranan (termasuk pengaruh) dalam proses pemecahan
permasalahan 81 M-29 FGD UNTUK SETIAP TOPIK 3. Sensitif gender. Memastikan
bahwa baik laki-laki maupun perempuan mempunyai akses yang sama pada
pengambilan keputusan perencanaan daerah 4. Partisipatif dan interaktif; proses
pembahasan ini harus melibatkan seluruh stakeholder secara seimbang, baik dalam
penyampaian informasi, analisis, dan interpretasi informasi Informasi yang
Disiapkan Template Formulasi Dokumen Rancangan Awal RPJMD yang
disusun Tim Penyusun RPJMD Ringkasan isu strategis nasional berdasarkan fungsi-
fungsi pemerintahan daerah Ringkasan target pencapaian nasional dalam lima
tahun yang akan datang Informasi/dokumen terkait/relevan yang dimiliki
stakeholder Check list pencapaian VS target pembangunan 5 tahun terakhir
berdasarkan fungsi dan urusan pemerintahan daerah Check list isu/permasalahan
berdasarkan fungsi dan urusan pemerintahan daerah Form analisis SWOT atau FFA
(untuk perumusan isu strategis dan strategi pembangunan) Score/kriteria
pembobotan guna penentuan isu prioritas daerah Hal-hal Penting yang Harus
diperhatikan Pembahagian kelompok diskusi (FGD) perlu disesuaikan dengan
pembahagian fungsi pemerintahan daerah, ini guna memungkinkan diskusi yang
fokus, mendalam dan hasil yang efisien dan efektif Contoh Form Force Field Analysis
No Kekuatan Pendukung Jumlah Puskesmas Pembantu AdanyaPP tentang SPM Skors
No Kekuatan Penghambat Kurangnya tenaga Dokter Kurangnya Obat dan
Perbekalan Minimnya Alokasi Dana APBD Total Skors Skors Form Analisis SWOT
Faktor Positif Internal Kekuatan _ _ _ _ Kelemahan _ _ _ _ Eksternal Peluang _ _ _ _
Ancaman _ _ _ _ 1 5 1 5 2 3 2 3 Negatif 3 2 Total Skors 8 10 82 M-29 FGD UNTUK
SETIAP TOPIK Template Identifikasi Capaian Target Pembangunan dari Setiap Urusan
Pemerintahan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir TUJUAN PROGRAM KEGIATAN (5)
TARGET KINERJA TARGET CAPAIAN KINERJA PROGRAM/ CAPAIAN KEGIATAN
PROGRAM/ MENURUT SPM KEGIATAN (6) (7) CAPAIAN PROGRAM /KEGIATAN SAAT INI
(8) ORGANISASI (TERKAIT DENGAN PELAKSANAAN URUSAN) (9) KODE FUNGSI (2)
KODE URUSAN (2) NAMA FUNGSI (3) BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH (4) 1
2 Urusan Wajib Urusan Pilihan CSO yang diminta keterlibatannya dalam
pembahasan-pembahasan materi RPJMD, perlu mengirimkan wakilnya yang punya
kompetensi sesuai bidang/topik bahasan. Diharapkan perwakilan CSO yang terlibat
memberikan kontribusi pemikiran dan sebaiknya juga membekali diri dengan hasil-
hasil kajian atau pengamatan mereka berkaitan dengan topik bahasan. CSO perlu
mencermati konsep/ pemikiran yang dibuat tim penyusun RPJMD. Beberapa hal
yang harus dicermati antara lain : Apakah konsep rumusan yang dikemukakan
sudah ditunjang atas kajian berdasarkan data yang memadai Apakah validitas
data yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan. Apakah rumusan isu yang
dikemukakan sesuai dengan kondisi dan situasi nyata di lapangan. Apakah
rumusan-rumusan isu, strategi, kebijakan dan program telah mempertimbangkan
hasil jaring aspirasi masyarakat yang dilakukan sebelumnya. Apakah rumusan-
rumusan strategi, kebijakan dan program yang dikemukakan sudah didasari atas
kepentingan umum, dan berorientasi pada pemberdayaan kelompok-kelompok
marginal, maupun kesetaraan jender. Apakah rumusan-rumusan yang diusulkan
memenuhi prinsip-prinsip SMART sehingga dapat diukur kinerjanya. Memastikan
bahwa setiap SKPD memiliki 3-5 indikator kinerja yang relevan dengan TUPOKSI
SKPD dan dapat memggambarkan kinerja pelayanan SKPD dalam mencapai tujuan
dan sasaran RPJMD. DPRD melalui komisi-komisi yang ada perlu terlibat dalam
pembahasanpembahasan FGD sesuai topik/substansi RPJMD. Komisi-komisi DPRD
tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran/pandangan dan
mengkritisi dalam hal : Hasil analisis kondisi dan prediksi daerah serta validitas data
yang digunakan Perumusan isu-isu strategis daerah serta kaitannya dengan isu-isu
nasional. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis kemampuan dan
perumusan arah kebijakan keuangan daerah. Perumusan berbagai kebijakan dasar
sektoral dan prioritas-prioritas yang ditentukan daerah, serta sinkronisasi dengan
kebijakan-kebijakan pembangunan nasional. Penjabaran visi dan misi ke dalam
program dan prioritas pembangunan dikaitkan dengan realisasi permasalahan
daerah dan harapan masyarakat. 83 M-30 PEMBAHASAN RANCANGAN AWAL RPJMD
BERSAMA SKPD Tujuan Melakukan pembahasan atas Rancangan Awal RPJMD yang
telah disusun oleh Tim Penyusun RPJMD guna memperoleh konfirmasi, klarifikasi,
dan kesepakatan dengan SKPD. Kegiatan ini menghasilkan rumusan substansi
Rancangan Awal RPJMD yang disepakati bersama seluruh SKPD. Rumusan
Rancangan awal RPJMD yang disepakati bersama SKPD yang memuat kesepakatan
tentang tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan pembangunan daerah jangka
menengah, program prioritas SKPD, lintas SKPD dan kewilayahan, tolok ukur, dan
target kinerja capaian masing-masing program. Diskusi kelompok Dokumen
Rancangan Awal RPJMD yang disusun Tim Penyusun RPJMD Keluaran Metoda
Informasi yang Disiapkan M-31 KAJIAN RENSTRA SKPD PROVINSI DAN RENSTRA
KEMENTRIAN & KELEMBAGAAN Tujuan Evaluasi dimaksudkan untuk mengidentifikasi
kemungkinan sinergi program SKPD antara program daerah dengan program
provinsi maupun program nasional. Adapun tujuannya adalah untuk: Mengetahui
prioritas program pelayanan bidang SKPD yang bersangkutan dalam skala
pembangunan provinsi maupun dalam lingkup nasional. Mengidentifikasi
kemungkinan kerjasama dan sinergi antara program daerah dengan provinsi
maupun nasional Pencapaian optimalisasi program bidang SKPD yang
bersangkutan. Isu pokok bidang SKPD dalam lingkup provinsi maupun nasional
Prioritas program pembangunan provinsi bidang SKPD yang bersangkutan Prioritas
program pembangunan nasional bidang SKPD yang bersangkutan Identifikasi
program-program provinsi dan atau nasional yang dapat dikerjasamakan atau
disinergikan dengan program daerah untk bidang SKPD yang bersangkutan.
Kesesuaian isu bidang SKPD antara nasional, provinsi, dan daerah dapat
meningkatkan sinergi dan pencapaian terhadap permasalahan 84 Keluaran Prinsip-
prinsip M-31 KAJIAN RENSTRA SKPD PROVINSI DAN RENSTRA KEMENTRIAN &
KELEMBAGAAN Kajian dititikberatkan pada rumusan isu dan prioritas programnya
Metoda Focus Group Discussion Tim Penyusun RPJMD dan Renstra SKPD; konsultasi
dengan Departemen Teknis/Sektoral terkait di Pusat dan SKPD terkait di Provinsi.
Identifikasi isu strategis bidang pelayanan SKPD dari Renstra SKPD Provinsi dan
Renstra Kementrian dan Lembaga (KL) Kajilah apakah daerah studi
(kabupaten/kota) yang bersangkutan tercakup dalam isu di atas, dan apakah sesuai
dengan isu pokok permasalahan yang dihadapi di daerah. Identifikasi rumusan dan
besaran program maupun kegiatan yang direncanakan Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Pusat di daerah studi untuk memecahkan isu permasalahan tersebut.
Identifikasi Dana Bantuan Pusat Dan Provinsi Dan Dana Dekonsentrasi Identifikasi
kemungkinan program/kegiatan yang membutuhkan kerjasama lintas kewilayahan
Renstra SKPD Provinsi yang sesuai SKPD yang bersangkutan Renstra KL untuk
bidang SKPD yang bersangkutan Langkah-langkah Informasi yang Disiapkan Hal-
hal Penting yang Harus diperhatikan Harus diidentifikasi betul program nasional
maupun program provinsi untuk bidang SKPD yang lokasi pembangunannya di
daerah yang bersangkutan, agar tidak terjadi tumpang-tindih kegiatan. M-32
PERUMUSAN PROGRAM (SKPD, LINTAS SKPD, KEWILAYAHAN) Tujuan Merumuskan
kebutuhan program pembangunan untuk bidang SKPD yang bersangkutan untuk 5
tahun mendatang, baik yang akan dilaksanakan oleh SKPD sendiri, yang
membutuhkan kerjasama program dengan SKPD lain, maupun yang membutuhkan
kerjasama antar wilayah, misalnya di kawasan perbatasan, maupun program yang
merupakan satu sistem yang saling terkait antar wilayah kerja SKPD dengan
wilayah lainnya. Tujuan kegiatan ini mencakup: Mengindentifikasi kebutuhan
program bidang pelayanan atau fungsi pemerintahan yang menjadi binaan SKPD
selama kurun waktu 5 tahun Mensinergikan program antar berbagai wilayah,
melalui program lintas SKPD dan program lintas kewilayahan, sehingga
mempercepat proses pemenuhan kebutuhan masyarakat secara efisien. 85 M-32
PERUMUSAN PROGRAM (SKPD, LINTAS SKPD, KEWILAYAHAN) Keluaran Formulasi
rancangan program dan kegiatan SKPD beserta kemungkinan sumberdananya
Formulasi rancangan program dan kegiatan yang memerlukan keterlibatan dua atau
lebih SKPD, beserta SKPD-SKPD yang terkait. Formulasi rancangan program dan
kegiatan yang memerlukan keterlibatan dua atau lebih wilayah kabupaten/kota,
beserta kabupaten/kota yang terkait. Koordinasi dan kerjasama lintas SKPD maupun
lintas kewilayahan dalam menangani permasalahan pelayanan SKPD akan
menentukan tingkat keberhasilan dan efektifitas program dan kegiatan yang
direncanakan. Kesepakatan penanganan program dan kegiatan yang bersifat lintas
SKPD maupun lintas kewilayahan wajib diprioritaskan dan pelaksanaannya betul-
betul dikoordinasikan. Kerja kelompok Lokakarya untuk koordinasi dan
penyepakatan rencana pelaksanaan Identifikasi rumusan dan besaran program
maupun kegiatan yang direncanakan provinsi dan pusat di daerah perencanaan
untuk memecahkan isu permasalahan tersebut. Identifikasi kemungkinan
program/kegiatan yang membutuhkan kerjasama lintas kewilayahan Hasil
identifikasi permasalahan yang cukup ditangani oleh SKPD tertentu Hasil identifikasi
permasalahan yang membutuhkan penanganan lintas SKPD Hasil identifikasi
permasalahan yang membutuhkan penanganan lintas kewilayahan. Lampiran A.VII
PERMENDAGRI 13/2006 tentang Kode dan Daftar Program dan Kegiatan Menurut
urusan Pemerintahan Daerah yang dilengkapi dengan target kinerja capaian
program dan pagu indikatif (dalam lima tahunan) Target Kinerja Capaian Program
(tahun) I II III IV V I Prinsip-prinsip Metoda Langkah-langkah Informasi yang
Disiapkan Template Kode (1) xxxxx xxxxx xxxxx dst Program (2) Pagu Indikatif
(tahun) II III IV V (3) (4) Hal-hal Penting yang harus diperhatikan Rencana kerja,
penjadwalan dan tujuan, sasaran dan target kinerja capaian program/kegiatan lintas
SKPD maupun lintas kewilayahan perlu dikoordinasikan dan disepakati bersama di
antara SKPD. 86 M-33 CAPAIAN KEBERHASILAN DAN PERMASALAHAN SERTA KAJIAN
TERHADAP STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) Tujuan Sesuai PP No 65/2006
tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal dan PERMENDAGRI No 6/2007 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan SPM maka SPM yang ditetapkan secara
nasional merupakan acuan dalam menentukan pencapaian kinerja pelayanan SKPD
maupun sebagai pertimbangan dalam menyusun perencanaan, khususnya target
kinerja capaian program dan kegiatan SKPD. Kegiatan ini ditujukan untuk:
Mengukur tingkat pencapaian kinerja pelayanan SKPD terhadap SPM serta
menentukan target kinerja capaian program yang ingin dituju selama kurun waktu
jangka menengah Mengetahui permasalahan atau kendala pencapaian kinerja
pelayanan SKPD. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebutuhan
program dan skala prioritasnya Tingkat pencapaian pelayanan SKPD saat ini
dibandingkan terhadap SPM (jika SPM telah ada), atau terhadap kebutuhan
pelayanan (jika SPM belum ditetapkan). Kebutuhan peningkatan tingkat pelayanan
yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian SPM atau kebutuhan pelayanan.
Keluaran Metoda Langkah-langkah Kajian dilakukan Tim Kerja Identifikasi
perkembangan capaian kinerja pelayanan SKPD selama beberapa tahun terakhir (5
tahun), Bandingkan capaian kinerja SKPD dengan SPM yang telah ditetapkan (bila
sudah ada SPM) atau dengan standar kebutuhan tertentu berdasarkan perhitungan
teknis (bila belum ada SPM). Lakukan kajian seberapa besar gap/jurang perbedaan
antara capaian kinerja dengan SPM atau Standar kebutuhan minimal. Lakukan
kajian terhadap permasalahan dan kendala yang menyebabkan terjadinya
perbedaan atau selisih antara capaian kinerja dengan SPM/Standar kebutuhan
minimal. Identifikasi kebutuhan pengembangan untuk 5 tahun kedepan sesuai SPM
atau Standar kebutuhan minimal. Tentukan target pencapaian sasaran kinerja
pelayanan untuk 5 tahun mendatang dengan mempertimbangkan kemampuan
serta permasalahan dan kendala yang dihadapi. Data kinerja tingkat pencapaian
pelayanan SKPD (time series) SPM untuk bidang SKPD baik yang ditetapkan secara
nasional, maupun provinsi dan Kabupaten/Kota Informasi yang Disiapkan 87
M-33 CAPAIAN KEBERHASILAN DAN PERMASALAHAN SERTA KAJIAN TERHADAP
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) Template Target dan Realisasi Kinerja Capaian
Kegiatan Menurut SPM Target Kinerja Capaian Kegiatan Menurut SPM (tahun ke-) I II
III IV V No (1) 1 2 3 dst Program (2) Kegiatan (3) Realisasi Kinerja Capaian Kegiatan
(tahun ke-) I II III IV V (4) (5) M-34 PEMBAHASAN FORUM SKPD Tujuan Kepala SKPD
mengkoordinasikan pembahasan rancangan Renstra SKPD dengan Forum SKPD.
Kegiatan ini ditujukan mengelaborasi, mengkonsolidasikan dan mencapai
kesepakatan dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) pembangunan
SKPD terhadap Rancangan Renstra SKPD. Kegiatan ini juga ditujukan untuk
mengkoordinasikan berbagai kepentingan (cross sectoral) dalam pengambilan
keputusan. Kegiatan ini juga untuk menumbuhkan semangat bekerja sama di antara
stakeholder dalam pengambilan keputusan di berbagai tahapan perencanaan.
Materi kesepakatan dan komitmen hasil Forum Renstra SKPD dijadikan masukan
utama penyempurnaan rancangan RPJM Daerah, serta menjadi rancangan akhir
Renstra SKPD, mencakup: - visi, misi, dan tujuan pembangunan SKPD - strategi dan
kebijakan pembangunan SKPD - program dan indikasi kegiatan 1) Inklusif:
memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholder SKPD yang relevan untuk
mengidentifikasi masalah dan aspirasinya, menunjukkan posisinya
an merumuskan peranan dan kontribusinya 2) Legitimasi: karena stakeholder Forum
SKPD merupakan representatif dari berbagai CSO, maka rencana yang dibuat akan
mendapatkan legitimisasi dan dukungan yang lebih kuat. 3) Merespon terhadap
kebutuhan: berorientasi pada hasil yang konkrit atas kebutuhan multi stakeholder
berdasarkan diskusi dan negosiasi di antara peserta. 4) Mendorong kerjasama dan
komitmen: merupakan wadah yang memungkinkan adanya pertukaran
pengetahuan, keahlian, dan mobilisasi sumber daya dari berbagai sumber. Di
samping Keluaran Prinsip-prinsip 88 M-34 PEMBAHASAN FORUM SKPD itu, wadah ini
juga mendorong pemahaman bersama tentang isu dan membangun konsensus. 5)
Pengembangan konsensus: mendorong pemahaman yang lebih baik atas perbedaan
perspektif dan kepentingan, memfasilitasi pemahaman bersama dan berbagi
kepentingan, serta membangun kemauan untuk bekerjasama merumuskan
pemecahan masalah. Metoda Langkah-langkah Workshop dan FGD Tahap persiapan:
a. Menyiapkan panduan pelaksanaan yang memuat durasi, tanggal/waktu
pelaksanaan, mekanisme, susunan acara dan informasi untuk disampaikan kepada
peserta FORUM SKPD b. Mengirim surat undangan kepada peserta Tahap
pelaksanaan: a. Pemaparan analisis kondisi umum daerah dan prediksi 5 (lima)
tahun kedepan; b. Pemaparan visi, misi, dan program Kepala Daerah; c. Pemaparan
sasaran hasil pembangunan jangka menengah dan rencana kerja RPJMD yang
terkait dengan tugas dan fungsi SKPD ybs; d. Inventarisasi kegiatan yang diperlukan
sesuai fungsi dan tugas SKPD dalam melaksanakan rencana kerja RPJMD; e.
Perumusan dan penyepakatan tujuan dan strategi serta kebijakan SKPD; f.
Penyerasian kegiatan dari rencana kerja SKPD amanat Rancangan Awal RPJMD
dengan tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan SKPD; g. Daftar kegiatan
dan program Renstra SKPD h. Pemaparan dan penyepakatan program
pembangunan daerah yang meliputi program SKPD, Lintas SKPD, dan program
kewilayahan, sebagai hasil dari menghimpun kegiatankegiatan dalam rencana kerja
RPJMD ke dalam program SKPD, Program Lintas SKPD dan Porsi Program SKPD
dalam Program Kewilayahan Tahap pasca pelaksanaan: - Penyusunan naskah
kesepakatan Forum SKPD - Penyampaian naskah kesepakatan Forum SKPD kepada
Tim Penyusun Renstra SKPD Informasi yang Disiapkan a) Naskah Rancangan Renstra
SKPD b) Analisis Renstra K/L terkait dan RPJMD yang akan digunakan dalam
pembahasan Rancangan Renstra SKPD 89 M-34 PEMBAHASAN FORUM SKPD
Template - Lampiran A. X Permendagri No 13/2006 - Lampiran A. VII Permendagri No
13/2006 Ringkasan Lampiran A.X Permendagri No 13/2006 Bidang Urusan
Pemerintah Daerah (2) Target Kinerja Capaian Program/ Kegiatan (3) Trget Kinerja
Keluaran (4) Organisasi (5) Pagi Indikatif (Rp) (6) Kode (1) Ringkasan Lampiran A.VII
Permendagri No 13/2006 Program dan Kegiatan (2) Tolak Ukur Kinerja Keluaran (3)
Trget Kinerja Capaian Program (4) Kode (1) CSO yang tergabung dalam forum SKPD
perlu membekali diri dengan pemahaman dan kajian-kajian sesuai dengan bidang
SKPD yang dimasukinya. Beberapa hal yang perlu dicermati oleh dalam berbagai
kegiatan pembahasan forum SKPD, diantaranya: Apakah forum SKPD sudah
melibatkan stakeholders yang memadai, sehingga dari segi keterwakilan peserta
sudah mencerminkan partisipatif. Mendorong/memfasilitasi agar proses perumusan
tujuan pembangunan SKPD jangka menengah, perumusan strategi dan kebijakan
pembangunan SKPD, serta perumusan program dan indikasi prioritas kegiatan,
dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan unsur-unsur masyarakat yang
punya kompetensi di bidang sektor ini. Mengawal agar perumusan program SKPD
mempunyai akuntabilitas tinggi, yaitu dengan mempertimbangkan capaian kinerja
periode sebelumnya, acuan SPM yang ada, Renstra SKPD provinsi, serta hasil jaring
aspirasi masyarakat yang terkait dengan sektor SKPD yang bersangkutan. CSO
dapat juga mengemukakan pemikiran/konsep hasil kajian mereka sendiri untuk
dibahas bersama dalam forum SKPD sekaligus sebagai konsep pembanding bagi
konsep yang disusun tim penyusun Renstra SKPD. Turut merumuskan dan
menandatangani berita acara hasil kesepakatan forum SKPD dan mengawal
kosistensinya pada proses-proses berikutnya. 90 M-34 PEMBAHASAN FORUM SKPD
DPRD melalui komisi yang terkait dengan masing-masing SKPD terlibat aktif dan
berkontribusi dalam pembahasan-pembahasan forum SKPD, termasuk dalam
merumuskan visi, misi dan tujuan SKPD, strategi dan kebijakan sektor serta
program dan indikasi kegiatan yang dicanangkan SKPD. Hal pokok yang perlu
dicermati oleh DPRD dalam pembahasan forum SKPD adalah: Apakah visi, misi dan
tujuan pembangunan yang dituangkan dalam Renstra SKPD dapat mendukung
pencapaian visi-misi dan prioritas program kepala daerah terpilih. Apakah strategi
dan kebijakan dasar pembangunan sektor SKPD sesuai dengan tupoksi SKPD dan
sinkron dengan kebijakan-kebijakan pembangunan nasional serta terkait dengan
prioritas-prioritas yang ditentukan daerah. Apakah program dan indikasi kegiatan
yang dirumuskan konsisten dengan visi, misi , tujuan, strategi dan kebijakan dasar
SKPD Memastikan bahwa setiap SKPD memiliki 3-5 indikator kinerja yang relevan
dengan TUPOKSI SKPD dan dapat memggambarkan kinerja pelayanan SKPD dalam
mencapai tujuan dan sasaran RPJMD. Bagaimana dampak rumusan program dan
indikasi kegiatan dikaitkan dengan kemampuan penyediaan anggaran dan arah
kebijakan keuangan daeerah, serta kerangka regulasi yang dibutuhkan. Prioritas-
prioritas kegiatan dan program apa yang mendesak dan membutuhkan penanganan
segera. M-35 BERITA ACARA HASIL KESEPAKATAN FORUM SKPD Tujuan Sebagai
pernyataan konsensus peserta atas materi pembahasan dalam Forum SKPD dan
komitmen peserta untuk terus mendukung tahapan berikutnya. Kegiatan ini
ditujukan 1) sebagai berita acara untuk menformalkan secara eksplisit hasil-hasil
kesepakatan atas rumusan prioritas isu strategis SKPD, pernyataan visi, misi, dan
tujuan pembangunan SKPD, strategi dan kebijakan, kesepakatan atas program dan
indikasi kegiatan SKPD, serta kerangka untuk tindak lanjut 2) sebagai alat
pemantauan atas pelaksanaan komitmen yang telah disepakati baik komitmen
teknis, sumber daya dan dana, termasuk kesepakatan untuk bekerjasama dalam
kerangka partisipatif Naskah kesepakatan Forum SKPD (Jangka Menengah) 1)
komunikatif dan inklusif- naskah kesepakatan akan menfasilitasi komunikasi semua
pihak dengan membuat eksplisit pandangan dan interest yang berbeda dan proses
negosiasi sehingga menghasilkan kesepakatan 91 Keluaran Prinsip-prinsip M-35
BERITA ACARA HASIL KESEPAKATAN FORUM SKPD 2) dinamis- naskah kesepakatan
bersifat dinamis, merupakan instrument penting perencanaan berorientasi tindakan
dan hasil. Merupakan pernyataan resmi atas hasil-hasil suatu proses partisipasi,
sifatnya selalu mengikuti perkembangan dan perubahan dalam implementasinya 3)
komitmen- mengemukakan secara jelas dan eksplisit tujuantujuan dan tanggung
jawab masing-masing pihak dalam mencapai tujuan baik secara individu maupun
kolaboratif 4) saling melengkapi- naskah kesepakatan yang dirumuskan secara
partisipatif ini akan memberikan parameter (nilai tambah) baru bagi daerah dalam
pelaksanaan good local governance Metoda Langkah-langkah Workshop 1) Agenda
Forum SKPD dan diskusi dalam kelompok kerja dan pleno perlu distrukturkan
sedemikian rupa sehingga hasilhasilnya mudah dituangkan kedalam naskah
kesepakatan 2) fasilitator yang independen perlu ditugaskan untuk menyusun
rancangan naskah kesepakatan atas nama semua pihak peserta Forum SKPD 3)
rancangan naskah kesepakatan selanjutnya direview oleh kelompok kecil yang
merepresentasikan semua stakeholder 4) naskah kesepakatan disetujui,
ditandatangani oleh semua pihak peserta Forum SKPD 5) pelembagaan naskah
kesepakatan dalam peraturan Kepala SKPD 6) review pelaksanaan naskah
kesepakatan secara berkala, terutama apabila ada perubahan yang signifikan
dalam kondisi ekonomi, sosial, politik dan kelembagaan Contoh: Naskah
Kesepakatan Model Daftar Isi Naskah Kesepakatan:Naskah kesepakatan Forum SKPD
merupakan pernyataan resmi pandangan dan komitmen dari berbagai stakeholder
SKPD ybs dan perwujudan akuntabilitas dan transparansi. Secara garis besar
naskah kesepakatan memuat, antara lain: 1. Pembukaan (alasan pertemuan Forum
SKPD) 2. Mandat kerangka regulasi yang melandasi pelaksanaan Forum SKPD 3.
Prinsip-prinsip pelaksanaan Forum SKPD 4. Paket komitmen dan tindak lanjut yang
disepakati (prioritas program dan kegiatan) 5. Pagu Indikatif dan Sumber
Dana6.Sistem dan Mekanisme Pengendalian, Pemantauan, dan Evaluasi 7.
Persetujuan dan penandatanganan oleh perwakilah stakeholder 92 Hand out Hal-hal
Penting yang Harus diperhatikan M-36 PENYUSUNAN DOKUMEN RANCANGAN RPJMD
Tujuan Rancangan RPJMD merupakan dokumen yang disusun berdasarkan masukan
dari dokumen Renstra SKPD, hasil pembahasan rancangan awal RPJMD bersama
seluruh SKPD dan hasil diskusi terfokus untuk setiap topik bahasan. Kegiatan ini
ditujukan untuk: Lebih memantapkan rumusan isu, strategi, kebijakan, dan
program berdasarkan masukan setiap SKPD dan diskusi terfokus. Mempersiapkan
bahan yang lengkap untuk Musrenbang RPJMD. Gambaran umum kondisi
dan prediksi daerah Perkiraan kemampuan keuangan daerah dan ketersediaan
biaya pembangunan Rumusan visi dan misi daerah Isu strategis daerah dan
prioritas penanganan Rancangan strategi pembangunan daerah Rancangan
kebijakan umum Rancangan prioritas program Kepala Daerah Rancangan arah
kebijakan keuangan daerah Perumusan rancangan RPJMD lebih menitikberatkan
pada hasil analisis/kajian dan pertimbangan aspek-aspek teknis yang diperkaya
dengan diskusi-diskusi terfokus. Uraian dan rumusan harus singkat, jelas dan
terukur sehingga tidak mengandung interpretasi yang berbeda. Keluaran Prinsip-
prinsip Metoda Informasi yang Disiapkan Kerja Kelompok Rumusan hasil
analisis/kajian tahapan sebelumnya, meliputi : Rancangan awal RPJMD Hasil
diskusi FGDs Hasil pembahasan Ranwal RPJMD bersama SKPD Dokumen
Rancangan Renstra SKPD Prototype Daftar Isi Dokumen RPJMD (LGSP) Rancangan
RPJMD harus lengkap memuat seluruh jenis program serta perkiraan pembiayaan,
termasuk perkiraan alokasi dana desa yang akan digunakan oleh desa dalam
melaksanakan Musrenbang serta perkiraan alokasi dana untuk SKPD yang akan
digunakan bagi SKPD dalam menampung usulan-usulan dari Musrenbang
Desa/Kelurahan, Musrenbang Kecamatan dan hasil kajian SKPD sendiri. Rumusan
program RPJMD, pada dasarmya merupakan kumpulan renstra SKPD daerah yang
bersangkutan yang telah dikaitkan dengan kemampuan pendanaan serta faktor
keterbatasan lainnya yang demiliki daerah. Template Hal-hal Penting yang Harus
diperhatikan 93 M-37 PENYUSUNAN DOKUMEN RANCANGAN RENSTRA SKPD
Maksud Rancangan Renstra SKPD merupakan dokumen rancangan perencanaan
SKPD untuk jangka menengah yang disusun dalam rangka menunjang visi, misi dan
program prioritas Kepala daerah terpilih sesuai dengan tupoksinya masing-masing,
serta berdasarkan pada panduan rancangan awal RPJMD Menyiapkan panduan
bagi SKPD dalam menunjang kinerja Kepala Daerah terpilih sekaligus menjalankan
fungsi pelayanan umum kepada penduduk sesuai tupoksinya, yang akan dituangkan
dalam rencana kerja tahunan SKPD. Memberikan masukan lengkap pada rancangan
RPJMD berupa detail rancangan program SKPD Gambaran umum kinerja pelayanan
SKPD Rumusan visi dan misi SKPD Isu strategis yang terkait kinerja pelayanan SKPD
Perkiraan ketersediaan biaya pembangunan Rancangan tujuan, strategi, dan
kebijakan Rancangan program dan kegiatan yang dilengkapi dengan indikasi
pendanaan, kerangka regulasi dan kerangka anggaran. Perumusan rancangan
Renstra SKPD yang lebih menitikberatkan pada pemberian pelayanan kepada
penduduk sesuai tupoksinya, sekaligus berarti menunjang kinerja Kepala Daerah
terpilih. Rancangan Renstra SKPD harus berdasarkan hasil analisis/kajian dan
pertimbangan aspek-aspek teknis yang diperkaya dengan diskusi-diskusi terfokus.
Program dan kegiatan yang diusulkan harus dilengkapi dengan tolok ukur kinerja
input dan output yang jelas. Tujuan Keluaran Prinsip-prinsip Metoda
Informasi yang Disiapkan Kerja Kelompok Rumusan hasil kajian Renstra SKPD
Provinsi Rancangan awal RPJMD dan hasil pembahasannya bersama SKPD Rumusan
hasil pembahasan Forum SKPD Rumusan hasil kajian pencapaian keberhasilan dan
permasalahan SKPD, Rumusan kebutuhan program, berdasarkan kajian-kajian
sebelumnya. Rumusan program dan kegiatan harus lengkap dan terukur, juga
dilengkapi dengan perkiraan pembiayaan, Sasaran menunjang visi, misi dan
prioritas program kepala daerah terpilih tidak boleh mengabaikan fungsi SKPD
dalam memberikan pelayanan umum kepada penduduk. Rancangan program dan
kegiatan SKPD wajib dikoordinasikan dengan program dan kegiatan SKPD Provinsi.
94 Hal-hal Penting yang Harus diperhatikan M-38 MUSRENBANG RPJM-D Tujuan
Sesuai UU No 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
diperlukan pelaksanaan Musrenbang untuk penyusunan RPJMD. Kepala Bappeda
mengkoordinasikan kegiatan ini dengan tujuan membahas rancangan RPJM Daerah
bersama para pemangku kepentingan pembangunan. Hasil Musrenbang dijadikan
masukan bagi penyempurnaan rancangan RPJM Daerah. Materi kesepakatan dan
komitmen hasil Musrenbang Jangka Menengah Daerah sebagai masukan utama
penyempurnaan rancangan RPJM Daerah, menjadi rancangan akhir RPJM Daerah. 1.
Inklusif: memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholder yang relevan untuk
mengidentifikasi kepedulian mereka, menunjukkan posisinya, dan memutuskan
peran dan kontribusinya 2. Proses berkelanjutan: bukan merupakan proses yang
berhenti pada waktu Musrenbang saja, melainkan tahapan ini akan ditindaklanjuti
dengan keterlibatan CSO dalam tahapan pengawalan, implementasi, pengendalian
dan evaluasi rencana. 3. Demand Driven: Musrenbang perlu difasilitasi dan dipandu
oleh fasilitator yang kompeten untuk menghasilkan keluaran yang nyata dan
menstrukturkan pembahasan sedemikian rupa sehingga kondusif bagi peserta
untuk menyampaikan masalah dan pendapatnya 4. Merespon terhadap kebutuhan:
berorientasi pada hasil yang konkrit atas kebutuhan multi stakeholder berdasarkan
diskusi dan negosiasi di antara peserta. 5. Kerjasama: merupakan wadah yang
memungkinkan adanya pertukaran pengetahuan, keahlian, dan mobilisasi sumber
daya dari berbagai sumber. Di samping itu, wadah ini juga mendorong pemahaman
bersama tentang isu dan membangun konsensus. 6. Konsensus: mendorong
pemahaman yang lebih baik atas perbedaan perspektif dan kepentingan,
memfasilitasi pemahaman bersama dan berbagi kepentingan, serta membangun
kamauan untuk bekerjasama mencari pemecahan masalah. Workshop dan FGD.
Lazimnya didahului dengan Pleno berupa latar belakang dan presentasi, kemudian
Sidang Kelompok membahas isu, peranan, dan kontribusi masing-masing
stakeholder, brainstorming dan diakhiri dengan Pleno untuk merangkum hasil
kelompok dan merumuskan kesepakatan. Keluaran Prinsip-prinsip Metoda 95 M-38
MUSRENBANG RPJM-D Langkah-langkah Tahap persiapan: a. Menyiapkan panduan
pelaksanaan yang memuat durasi, tanggal/waktu pelaksanaan, mekanisme dan
susunan acara dengan kelompok bahasan sebagai berikut: Pemaparan visi, misi,
dan program Kepala Daerah; Pemaparan hasil analisis kondisi umum daerah dan
prediksi 5 (lima) tahun kedepan; Pemaparan dan penyepakatan strategi
pembangunan daerah dan kebijakan umum; Pemaparan dan penyepakatan arah
kebijakan keuangan daerah; Pemaparan dan penyepakatan program
pembangunan daerah yang meliputi program SKPD, Lintas SKPD, dan program
kewilayahan daerah b. Mengirim surat undangan kepada peserta Tahap
pelaksanaan: a) Pemaparan visi, misi, dan program Kepala Daerah; b) Pemaparan
analisis kondisi umum daerah dan prediksinya; c) Pemaparan dan penyepakatan
strategi pembangunan daerah utamanya komposisi dan durasi masing-masing
rencana kerja untuk menghasilkan sasaran hasil pembangunan jangka menengah
dan kebijakan umum; d) Pemaparan dan penyepakatan arah kebijakan keuangan
daerah; e) Pemaparan dan penyepakatan program pembangunan daerah yang
meliputi program SKPD, Lintas SKPD, dan program kewilayahan; f) Merumuskan
kesepakatan para pemangku-kepentingan pembangunan hasil Musrenbang Jangka
Menengah Daerah; g) Membacakan hasil rumusan oleh Kepala Bappeda Tahap
pasca pelaksanaan: Penyusunan naskah kesepakatan Musrenbang RPJMD
Penyampaian naskah kesepakatan Musrenbang RPJMD kepada Tim Penyusun RPJMD
Informasi yang Disiapkan Template Naskah Rancangan RPJM Daerah Surat Edaran
Menteri Dalam Negeri NOMOR 050 / 2020 / SJ TAHUN 2005 tentang Tata Cara
Penyusunan RPJP Daerah dan RPJM Daerah 96 M-38 MUSRENBANG RPJM-D Dalam
musrenbang CSO teribat dalam sidang pleno, sidang kelompok maupun perumusan
kesepakatan. Dalam sidang/pembahasan kelompok masing-masing CSO diarahkan
tergabung dalam kelompok yang sesuai dengan bidang yang menjadi
perhatian/garapannya, sehingga akan menghasilkan kontribusi yang maksimal.
Peran yang dapat dilakukan CSO, dalam pelaksanaan Musrenbang RPJMD, antara
lain : Mendorong/memfasilitasi agar proses pelaksanaan musrenbang tidak terjebak
pada acara seremonial, melainkan ikut aktif bekerjasama agar pelaksanaan
musrenbang RPJMD lebih intensif dalam pembahasan substansi dengan peserta
musyawarah yang melibatkan keterwakilan pemangku kepentingan yang memadai.
Bertindak sebagai fasilitator dalam diskusi/pembahasan kelompok yang mendorong
dinamika pembahasan dan kecermatan dalam membahas rumusan-rumusan yang
diusulkan sesuai usulan dan sasaran pelaksanaan musrenbang maupun tujuan
pembangunan secara umum. Memastikan bahwa RPJMD memuat capaian program
dan alokasi dana yang memadai untuk mencapai STANDAR PELAYANAN MINIMAL
untuk semua pelayanan dasar terutama bagi masyarakat berpendapatan rendah
Memastikan bahwa RPJMD memuat indikator kinerja penyelenggaraan fungsi-fungsi
pemerintahan daerah dan kinerja diperingkat program pembangunan daerah yang
memungkinkan masyarakat dapat menilai keberhasilan atau ketidak berhasilan
pencapaian VISI, MISI dan AGENDA KEPALA DAERAH TERPILIH Mengawal agar
substansi RPJMD mengandung muatan strategi, kebijakan dan program yang
berorientasi pada kepentingan umum dan pemberdayaan kelompok-kelompok
marginal, serta mempertimbangan tujuan pembangunan global (Millenium
Development Goals). Mencermati substansi bahasan, yang meliputi kondisi dan
prediksi daerah serta isu-isu strategis daerah, analisis kemampuan keuangan
daerah dan arah kebijakan keuangan daerah, strategi dan kebijakan umum
pembangunan daerah, serta program prioritas daerah dikaitkan dengan hasil jaring
aspirasi masyarakat. Mengawal dan mengidentifikasi apakah materi hasil
kesepakatan forum SKPD telah diakomodasi dalam draft musrenbang yang akan
dibahas. Unsur DPRD melalui komisi-komisi yang ada perlu terlibat aktif dalam
pelaksanaan musrenbang RPJMD, baik dalam sidang/pembahasan kelompok
maupun dalam sidang pleno dan perumusan kesepakatan bersama. Dalam
musrenbang, kedudukan unsur DPRD sama dengan peserta lainnya yang
diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan pendapatnya terhadap materi
bahasan. Sesuai dengan latar belakang institusi yang diwakilinya, maka unsur DPRD
ini diharapkan juga memberikan pandangan/ pendapatnya dari aspek regulasi serta
kebijakan daerah. Kemungkinan peranan dan kontribusi yang dapat diberikan oleh
DPRD: Merumuskan isu dan permasalahan strategis daerah Memberikan pokok-
pokok pikiran tentang tema dan prioritas program pembangunan daerah
Memastikan bahwa tujuan, strategi, kebijakan dan capaian program prioritas RPJMD
benarbenar diorganisasikan secara terpadu dan sesuai dengan aspirasi dan
kebutuhan masyarakat Memastikan bahwa RPJMD memuat capaian program dan
alokasi dana yang memadai untuk mencapai STANDAR PELAYANAN MINIMAL untuk
semua pelayanan dasar terutama bagi masyarakat berpendapatan rendah
Memastikan adanya kesepakatan tentang indikator kinerja penyelenggaraan fungsi-
fungsi pemerintahan daerah dan kinerja diperingkat program pembangunan daerah
yang memungkinkan masyarakat dapat menilai keberhasilan atau ketidak
berhasilan pencapaian VISI, MISI dan AGENDA KEPALA DAERAH TERPILIH
Merumuskan kebutuhan dukungan program regulasi untuk pencapaian tujuan dan
sasaran RPJMD Memastikan kesepakatan MUSRENBANG RPJMD telah memuat
komitmen dari semua pihak untuk melaksanakannya. 97 M-39 NASKAH
KESEPAKATAN HASIL MUSRENBANG RPJMD Tujuan Kegiatan ini ditujukan sebagai (1)
pernyataan konsensus peserta atas materi pembahasan dalam Musrenbang RPJMD
dan komitmen peserta untuk terus mendukung tahapan berikutnya; (2) sebagai
berita acara untuk menformalkan secara eksplisit hasil-hasil kesepakatan atas
rumusan prioritas isu strategis daerah, agenda pembangunan SKPD, strategi dan
kebijakan, serta kesepakatan atas program pembangunan 5 tahunan dan kerangka
untuk tindak lanjut; (3) sebagai alat pemantauan atas pelaksanaan komitmen yang
telah disepakati baik komitmen teknis, sumber daya dan dana, termasuk
kesepakatan untuk bekerja sama dalam kerangka partisipatif Naskah kesepakatan
hasil Musrenbang RPJMD 1. komunikatif dan inklusif- naskah kesepakatan akan
menfasilitasi komunikasi semua pihak dengan membuat eksplisit pandangan dan
interest yang berbeda dan proses negosiasi sehingga menghasilkan kesepakatan 2.
dinamis- naskah kesepakatan bersifat dinamis, merupakan instrument penting
perencanaan berorientasi tindakan dan hasil. Merupakan pernyataan resmi atas
hasil-hasil suatu proses partisipasi, sifatnya selalu mengikuti perkembangan dan
perubahan dalam implementasinya 3. komitmen- mengemukakan secara jelas dan
eksplisit tujuantujuan dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam mencapai
tujuan baik secara individu maupun kolaboratif4. saling melengkapi- naskah
kesepakatan yang dirumuskan secara partisipatif ini akan memberikan parameter
(nilai tambah) baru bagi daerah dalam pelaksanaan good local governance
Workshop 1. Agenda Musrenbang RPJMD dan diskusi dalam kelompok kerja dan
pleno perlu distrukturkan sedemikian rupa sehingga hasil-hasilnya mudah
dituangkan ke dalam naskah kesepakatan 2. fasilitator yang independen perlu
ditugaskan untuk menyusun rancangan naskah kesepakatan atas nama semua
pihak peserta Musrenbang RPJMD 3. rancangan naskah kesepakatan selanjutnya
direview oleh kelompok kecil yang merepresentasikan semua stakeholder 4. naskah
kesepakatan disetujui, ditandatangani oleh semua pihak peserta Musrenbang RPJMD
5. pelembagaan naskah kesepakatan dalam peraturan Kepala Daerah Keluaran
Prinsip-prinsip Metoda Langkah-langkah 98 M-39 NASKAH KESEPAKATAN HASIL
MUSRENBANG RPJMD 6. review pelaksanaan naskah kesepakatan secara berkala,
terutama apabila ada perubahan yang signifikan dalam kondisi ekonomi, sosial,
politik dan kelembagaan Hal-hal Penting yang Harus diperhatikan Model Daftar Isi
Naskah Kesepakatan: Naskah kesepakatan Musrenbang RPJMD merupakan
pernyataan resmi pandangan dan komitmen dari berbagai stakeholder dan
perwujudan akuntabilitas dan transparansi. Secara garis besar naskah kesepakatan
memuat, antara lain: 1. Pembukaan (alasan pertemuan Musrenbang RPJMD) 2.
Mandat kerangka regulasi yang melandasi pelaksanaan Musrenbang RPJMD 3.
Prinsip-Prinsip pelaksanaan Musrenbang RPJMD 4. Paket komitmen dan tindak lanjut
yang disepakati ( tujuan, sasaran, kebijakan, prioritas program, target kinerja
capaian program) 5. Pagu Indikatif dan Sumber Dana 6. Mekanisme Pengendalian,
Pemantauan dan Evaluasi7. Persetujuan dan penandatanganan oleh seluruh
perwakilan stakeholder Tim perumus kesepakatan hasil musrenbang terdiri atas
unsurunsur perwakilan pemerintah daerah, perwakilan DPRD, perwakilan tokoh
masyarakat, perwakilan CSO (Perguruan Tinggi, Asosiasiasosiasi/perhimpunan,
kelompok pengusaha, Organisasi Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat).
Dalam perumusan kesepakatan, CSO berperan untuk menyusun sekaligus menjaga
agar rumusan hasil musrenbang tidak keluar dari kesepakatan-kesepatan yang
telah dicapai secara bersama, untuk itu sebelum ditandatangani naskah
kesepakatan disampaikan terlebih dahulu kepada peserta pleno untuk dimintai
persetujuannya. Tim perumus kesepakatan hasil musrenbang terdiri atas unsur-
unsur perwakilan pemerintah daerah, perwakilan DPRD, perwakilan tokoh
masyarakat, perwakilan CSOs (Perguruan Tinggi, Asosiasi-asosiasi/ perhimpunan,
kelompok pengusaha, Organisasi Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat).
Dalam perumusan kesepakatan unsur DPRD sama dengan tim perumus lainnya
secara bersama-sama menyusunnya dengan mempertimbangkan kemungkinan
pelaksanaannya, dikaitkan dengan potensi dan permasalahan daerah. 99 M-40
PENYUSUNAN DOKUMEN RANCANGAN AKHIR RPJMD Tujuan Penyusunan Dokumen
Rancangan Akhir RPJMD merupakan tahapan akhir kegiatan dari proses teknis
perencanaan yang muatan isinya sama dengan Rancangan RPJMD setelah dibahas
bersama seluruh stakeholder melalui Musrenbang RPJMD. Kegiatan ini ditujukan
untuk finalisasi dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk jangka 5 tahun
mendatang, yang akan dijadikan sebagai acuan dalam merencanakan
pembangunan tahunan daerah. Dokumen RPJMD lengkap yang berisikan tentang:
Gambaran umum kondisi dan prediksi daerah Perkiraan kemampuan keuangan
daerah dan ketersediaan biaya pembangunan Rumusan visi dan misi daerah Isu
strategis daerah dan prioritas penanganan Strategi pembangunan daerah
Kebijakan umum daerah Prioritas program Kepala Daerah Arah kebijakan
keuangan daerah (termasuk perkiraan pagu indikatif) Rancangan Akhir RPJMD harus
sudah lengkap dan telah mengakomodasi kesepakatan-kesepakatan yang dicapai
pada tahap-tahap sebelumnya. Dilaksanakan oleh Kelompok Kerja 1. Pelajarilah dan
kajilah materi yang tertuang dalam Naskah Kesepakatan Hasil Musrenbang RPJMD.
2. Verifikasi kelengkapan teknis dari hasil kesepakatan Musrenbang, seperti lokasi,
volume, standar satuan dan harga, kriteria-kriteria yang digunakan, format teknis.
3. Cek ulang dan perbaiki rancangan RPJMD terhadap hasil kesepakatan
Musrenbang, 4. Konfirmasikan ulang program-program yang akan dilaksanakan oleh
Kementrian dan Lembaga, serta SKPD Provinsi di daerah rencana untuk tahun yang
direncanakan. Rumusan hasil analisis/kajian tahapan sebelumnya, meliputi :
Rancangan RPJMD Naskah kesepakatan Hasil Musrenbang RPJMD. Prototype Daftar
Isi RPJMD Substansi Rancangan Akhir RPJMD merupakan rangkuman dari Renstra-
renstra SKPD, sedangkan Renstra SKPD sendiri disusun berdasarkan acuan/koridor
yang telah disepakati Keluaran Prinsip-prinsip Metoda Langkah-langkah Informasi
yang Disiapkan Template Hal-hal Penting yang Harus diperhatikan 100 M-40
PENYUSUNAN DOKUMEN RANCANGAN AKHIR RPJMD dalam Rancangan Awal
RPJMD. Dengan demikian, substansi seluruh Renstra SKPD tidak berbeda dengan
substansi RPJMD. Rancangan Akhir RPJMD dapat digunakan sebagai lampiran
kelengkapan Naskah Akademik Rancangan Perda RPJMD. Rancangan Akhir RPJMD
yang telah di-Perda-kan merupakan satu-satunya dokumen perencanaan jangka
menengah daerah. M-41 PENYUSUNAN DOKUMEN RENSTRA SKPD Tujuan
Penyusunan Dokumen Rencana Strategis (Renstra) SKPD dilaksanakan setelah
pelaksanaan Musrenbang RPJMD, yang pada dasarnya merupakan penyempurnaan
dari rancangan Renstra SKPD yang dibuat sebelumnya, dengan memasukkan
koreksi dan kesepakatan hasil musrenbang untuk program dan kegiatan yang
terkait dengan bidang SKPD. Secara formal penyusunan dokumen Renstra SKPD
dibuat setelah diselesaikannya dokumen akhir RPJMD. Kegiatan ini ditujukan untuk
finalisasi dokumen Rencana Strategis SKPD jangka 5 tahun mendatang, merupakan
acuan bagi SKPD dalam merumuskan program pembangunan tahunannya dan
terkait dengan tugas SKPD dalam meningkatkan pelayanan serta menunjang visi
dan misi Bupati. Dokumen Rentra SKPD yang berisikan tentang Gambaran umum
dan kondisi kinerja pelayanan SKPD dan prediksi jangka menengah kedepan
Perkiraan kemampuan pendanaan pelayanan SKPD Rumusan visi dan misi SKPD
Isu strategis bidang SKPD dan prioritas penanganan Strategi dan kebijakan
pelayanan SKPD Prioritas program dan kegiatan SKPD Indikasi pendanaan,
kerangka regulasi dan kerangka anggaran Renstra SKPD dibuat secara simultan
dengan proses penyusunan RPJMD. Substansi Renstra SKPD sama dengan substansi
yang terkandung dalam rancangan Akhir RPJMD. Rancangan Akhir RPJMD memuat
semua program dan kegiatan SKPD untuk 5 tahun mendatang, sedangjkan detail
teknis dan kedalaman informasinya disajikan dalam Renstra SKPD. Keluaran Prinsip-
prinsip Metoda Dilaksanakan oleh Kelompok Kerja SKPD 101 M-41 PENYUSUNAN
DOKUMEN RENSTRA SKPD Informasi yang Disiapkan Rumusan hasil analisis/kajian
tahapan sebelumnya, meliputi : Rancangan Akhir RPJMD Rancangan Renstra
SKPD untuk bidang masing-masing. Naskah kesepakatan Hasil Musrenbang RPJMD
Naskah hasil forum SKPD. Prototype Daftar Isi Renstra SKPD BAB.1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Landasan Hukum 1.4 Kedudukan dan
Peranan Renstra SKPD dalam Perencanaan Daerah 1.5 Sistematika Penulisan BAB.2
TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD 2.1 Struktur Organisasi 2.2 Susunan Kepegawaian
dan kelengkapan 2.3 TUPOKSI 2.4 Sistem, Prosedur, Mekanisme (dan lain-lain yang
perlu) BAB.3 PROFIL KINERJA PELAYANAN SKPD 1.1 Kinerja Pelayanan Masa Kini
(menurut berbagai aspek pelayanan dan capaian terhadap STANDAR PELAYANAN
MINIMAL) 1.2 Kelemahan dan Kekuatan Internal 1.3 Peluang dan Tantangan
Eksternal 1.4 Rumusan Permasalahan Strategis yang dihadapi masa kini 1.5
Rumusan Perubahan, Kecenderungan Masa Depan yang berpengaruh pada TUPOKSI
SKPD 1.6 Rumusan Perubahan Internal dan Eksternal yang perlu dilakukan (untuk
lebih efisien dan efektif) BAB.4 VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 1.1 Visi
SKPD 1.2 Misi SKPD 1.3 Tujuan (memenuhi kriteria SPECIFIC,MEASURABLE,
ACHIEVABLE, RESULTS ORIENTED,TIME BOUND) 1.4 Strategi 1.5 Kebijakan BAB.5
PROGRAM 5.1 Program SKPD 5.2 Program Lintas SKPD 5.3 Program Lintas
Kewilayahan 5.4 Pagu Indikatif dan Indikasi Sumber Pendanaan BAB.6 PENUTUP
Template Hal-hal Penting yang Harus diperhatikan Renstra SKPD berisikan
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama 5 tahun ke depan yang
dilengkapi dengan indikasi pendanaan dan sumber keuangannya, baik sumber dana
APBN, APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten/Kota. Renstra SKPD disahkan melalui
Peraturan Kepala SKPD dan merupakan dokumen acuan dalam penyusunan
program tahunan. 102 M-42 PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS RANCANGAN PERDA
RPJMD Tujuan Penyusunan Naskah Akademis Rancangan Perda RPJMD dibuat
sebagai kelengkapan proses legalisasi dokumen RPJMD menjadi dokumen resmi
daerah yang akan dicatatkan dalam Lembaran Daerah. Tujuannya adalah
mempermudah proses legalisasi dokumen RPJMD. Naskah/rancangan Perda yang
siap untuk dibahas bersama DPRD untuk disahkan setelah mengakomodasi
masukan dari DPRD. Substansi naskah akademis rancangan Perda tidak berbeda
dengan dokumen RPJMD, perbedaan hanya dalam bentuk formatnya, yaitu dari
format teknis, menjadi format legal/ hukum. Bentuk naskah akademis rancangan
Perda RPJMD mempunyai 2 alternatif, yaitu naskah teknis (dokumen RPJMD) yang
disatukan dengan naskah legalitasnya, atau naskah legalitas dibuat tersendiri
dengan naskah teknis (dokumen RPJMD) dijadikan sebagai lampiran yang tidak
terpisahkan. Keluaran Prinsip-prinsip Metoda Lokakarya Tim Penyusun dengan
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Rancangan Akhir RPJMD Informasi yang Disiapkan
Template Pedoman penyusunan Perda Keputusan Kepala Badan Pembinaan
Hukum Nasional No.G159.PR.09.10 Tahun 1994 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Naskah Akademik Peraturan Perundang-undangan. Untuk mempermudah
pemahaman isi dari RPJMD dan/atau substansi Naskah Akademis Rancangan Perda
RPJMD bagi DPRD, maka Tim penyusun perlu menyiapkan ringkasan eksekutif
RPJMD Naskah Akademis sekurang-kurangnya memuat: - Latar belakang perlunya
membuat Perda - Maksud dan tujuan serta permasalahan yang akan ditangani
Perda - Manfaat Perda bagi masyarakat umum - Bagaimana cara Perda akan
mengatasi masalah yang ada - Ruang lingkup Substansi yang akan diatur oleh Perda
- Pemenuhan Perda terhadap asas kepentingan umum, asas keterbukaan, dan asas
akuntabilitas - Pengaturan kelembagaan untuk implementasi Perda - Sanksi Naskah
Ranperda memuat: - Judul Perda 103 Hal-hal Penting yang Harus diperhatikan M-
42 PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS RANCANGAN PERDA RPJMD - Menimbang.
Konsiderans sosiologis, filosofis dan yuridis - Mengingat. Landasan hukum yang
memberikan kewenangan dan Substansi - Menetapkan. Adalah batang tubuh PERDA
yang mencakup: Ketentuan Umum Asas dan Tujuan Ruang Lingkup Pengaturan
(substansi PERDA) - Isu strategis daerah - Visi, misi - Agenda pembangunan daerah -
Tujuan, strategi, dan kebijakan umum pembangunan daerah - Kebijakan keuangan
daerah - Program prioritas Ketentuan Sanksi Ketentuan Peralihan Ketentuan
Penutup Penjelasan atas Perda M-43 PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS
RANCANGAN PERKA SKPD Penjelasan: Peraturan dan perundangan yang ada tidak
mengatur tentang perlunya naskah akademis untuk Peraturan Kepala SKPD. Namun
apabila ada inisiatif untuk melakukannya dapat mengikuti cara-cara penyusunan
Naskah Akademis Perda RPJMD. M-47 PEMBAHASAN DPRD TENTANG RANPERDA
RPJMD Pembahasan Ranperda RPJMD oleh DPRD bersifat terbuka, oleh karena itu
perlu ditentukan agar ada perwakilan CSO yang ikut menghadiri pembahasan
DPRD. Dalam hal ini CSO yang diundang dapat berfungsi sebagai pemantau dan
atau sebagai narasumber. Kewajiban CSO dalam proses pembahasan Ranperda,
antara lain : Mereview konsep naskah akademik Ranperda dikaitkan dengan
kesepakatan-kesepakatan publik yang pernah dicapai pada tahap-tahap
sebelumnya. Memantau dan menjaga agar pembahasan tidak menyimpang dari
substansi RPJMD yang tertuang di dalam Ranperda. Membantu Tim Pemda dalam
menjelaskan dan mengklarifikasi konsep-konsep atau rumusanrumusan yang
tertuang dalam Ranperda. Mencatat keberatan-keberatan DPRD atau perubahan
yang dilakukan DPRD. Membantu Pemda dalam mensosialisasikan hasil
pembahasan Ranperda oleh DPRD kepada masyarakat, apabila sudah dicapai
kesepakatan/keputusan. 104 M-47 PEMBAHASAN DPRD TENTANG RANPERDA RPJMD
Pembahasan Ranperda RPJMD merupakan kewenangan (domain) DPRD, namun
selaras dengan paradigma yang berkembang, agar mempunyai legitimasi yang
kuat, maka proses pembahasan Ranperda ini perlu juga menghadirkan perwakilan
CSOs sebagai narasumber, serta pelaksanaan pembahasan diselenggarakan secara
terbuka, sehingga masyarakat dapat menyaksikan dan memantau jalannya
persidangan. Dalam pembahasan ini, DPRD perlu juga mengkaji catatan dan
rekomendasi dari Gubernur cq Ketua Bappeda Provinsi atas naskah Perda, dan
memeriksa apakah telah diakomodasi dalam naskah Perda yang disampaikan
Pemda untuk dibahas DPRD. M-49 DOKUMEN RPJMD YANG TELAH DISYAHKAN
Penjelasan: Merupakan dokumen perencanaan jangka menengah daerah yang telah
berketetapan hukum, melalui Perda, yang menjadi acuan dalam penyusunan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang bersifat tahunan, maupun bagi
penyusunan Renstra SKPD. M-50 DOKUMEN RENSTRA SKPD TELAH DISYAHKAN
Penjelasan: Merupakan dokumen perencanaan jangka menengah SKPD yang telah
resmi dan disepakati dengan legalitas melalui Peraturan Kepala SKPD, yang menjadi
acuan dalam penyusunan Rencana Kerja SKPD. 105 H A N D O U T HANDOUT
HANDOUT 106 H A N D O U T PROYEKSI KEUANGAN DAERAH DAN PROYEKSI BELANJA
DAERAH MUBARNO, Service Provider LGSP I. PENDAHULUAN Di dalam PP 58/2005
dibahas pula tentang penyusunan rancangan APBD, secara ringkas dapat ditarik
garis tata urutan proses penyusunan rancangan APBD: Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) 1. RKPD disusun pemerintah daerah adalah merupakan penjabaran
dari RPJMD dengan menggunakan bahan dari Renja SKPD untuk jangka waktu
1(satu) tahun yang memuat rancngan kerangka ekonomi daerah, prioritas
pembangunan dan kewajiban daerah (mempertimbangkan prestasi capaian standar
pelayanan minimal), rencana kerja yang terukur dan pendanaannya baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun ditempuh dengan
mendorong partisipasi masyarakat. Renja SKPD merupakan penjabaran dari Renstra
SKPD yang disusun berdasarkan evaluasi pencapaian pelaksanaan program dan
kegiatan tahun sebelumnya. Dokumen RPJMD yang disusun oleh kepala daerah
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, merupakan penjabaran visi, misi dan program
kepala daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dengan
memperhatikan RPJM Nasional dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh
pemerintah. 2. Rensta SKPD yang disusun oleh SKPD yang mengacu pada RPJMD
memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan
1.1. Ruang Lingkup Proyeksi keuangan daerah dan proyeksi belanja daerah adalah
sebagai kelengkapan dari dokumen perencanaan daerah, analisis keuangan daerah
diperlukan karena dapat memperlihatkan kondisi eksisting keuangan daerah baik
dari pos pendapatan maupun pada pos belanja yang nantinya dapat dipergunakan
dalam penentuan proyeksi ke depan dengan upaya-upaya peningkatannya, selain
itu dapat diketahui pula perkiraan dana perimbangan, termasuk dalam
melaksanakan analisis perencanaan keuangan daerah apabila kemampuan daerah
mencukupi maka dapat pula melaksanakan pinjaman. Peraturan Pemerintah No 58
tahun 2005 merupakan tata aturan kewenangan Pemerintah Daerah dalam
pengelolaan keuangan daerah yang mana merupakan suatu subsistem dari sistem
pengelolaan keuangan negara, adapun yang melatarbelakangi terbitnya PP No 58
Tahun 2005 dan telah digunakan sebagai acuan sebelumnya adalah: UU 17/2003
tentang Keuangan Negara UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara UU
15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Dengan
diterbitkannya PP 58/2005 bertujuan dalam pengelolaan keuangan negara dan
daerah dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, dengan tiga pilar tata kelola
pemerintahan yaitu transparansi, akuntabilitas dan partisipatif. Transparansi:
merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk
mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan
daerah. Akuntabilitas: segala bentuk penggunaan dana yang dipergunakan dapat
dipertanggung jawabkan. Partisipatif: keterlibatan stakeholder (masyarakat luas)
sejak dalam pelaksanaan penyusunan anggaran sampai pada pelaksanaan kegiatan
pembangunan, di antaranya berupa konsultasi publik sebagai media untuk
menyampaikan kepada masyarakat informasi penganggaran. Kebijakan Umum
APBD (KUA) Kepala Daerah berdasarkan RKPD menyusun rancangan KUA sebagai
landasan penyusunan RAPBD untuk tahun berikutnya berpedoman pada pedoman
penyusunan APBD yang ditetapkan oleh Mendagri dan disampaikan kepada DPRD,
disepakati bersama DPRD dalan nota kesepakan dan ditandatangani bersama
menjadi Kebijakan Umum APBD, selanjutnya kepala daerah menerbitkan pedoman
penyusunan RKA-SKPD sebagai pedoman kepala SKPD menyusun RKASKPD Adapun
garis besar isi dari Kebijakan Umum APBD adalah rancangan prioritas kegiatan dan
plafon 107 H A N D O U T anggaran sementara, hal tersebut dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut: a) Menentukan skala prioritas dalam urusan wajib
dan urusan pilihan b) Menentukan urutan program dalam masingmasing urusan c)
Menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing program Rencana
Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD) Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-
SKPD) disusun oleh kepala SKPD dengan menggunakan pendekatan kerangka
pengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan penganggaran
berdasarkan prestasi kerja. Secara garis besar Rencana Kerja dan Anggaran SKPD
(RKA-SKPD) memuat rencana pendapatan, belanja untuk masing-masing program
dan kegiatan menurut fungsi untuk tahun yang direncanakan dirinci sampai dengan
rincian obyek pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta prakiraan maju untuk
tahun berikutnya Arah Kebijakan Keuangan Daerah adalah kebijakan penyusunan
program dan indikasi kegiatannya pada pengelolaan pendapatan dan belanja
daerah secara efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan uraian Arah
Kebijakan Keuangan Daerah tersebut maka data yang diperlukan, antara lain
mengenai: a. Sumber pendapatan daerah dan sejarah perkembangannya; b. Alokasi
belanja daerah dan sejarah perkembangannya; c. Kebijakan umum anggaran.
Dengan demikian perencanaan keuangan daerah yang lebih strategis akan lebih
dapat memberikan kontribusi yang lebih berarti bagi pelaksanaan dan atau
penyelenggaraan otonomi daerah, mendorong terciptanya akselerasi pembangunan
daerah dan pemerataan hasil-hasilnya hingga keberhasilan dalam meningkatkan
tingkat kesejahteraan masyarakat daerah. Keberadaan sistem pemerintah yang
baik (good governance), dengan adanya perencanaan keuangan daerah akan
menjadi sebuah pendekatan model yang amat strategis, dan lebih memungkinkan
timbulnya kekuatan untuk menggali dan atau memberdayakan potensi daerah.
Potensi daerah baik berupa sumber daya manusia, alam, buatan dan ekonomi,
harus diberdayakan seoptimal mungkin secara komprehensif sehingga benar-benar
mampu memberikan nilai tambah bagi pemerintah daerah dengan segenap
masyarakat daerah. Dengan pendekatan model seperti inilah tantangan dapat
dieleminir dan peluang dapat lebih diberdayakan, sehingga kesan adanya
tantangan atau beban berat yang datang bersamaan dengan peluang yang
memberikan harapan besar bagi daerah sejak bergulirnya otonomi daerah
berdasarkan UU No.22 tahun 1999 dapat diantisipasi. 1.2. Proses Penyusunan
Perencanaan Keuangan Daerah Penyusunan perencanaan keuangan daerah
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mereview data realisasi
selama kurun waktu paling sedikit 5(lima) tahun kebelakang 2. Mengidentifikasi
kemampuan pembiayaan eksisting baik terhadap pembiayaan yang berasal dari
pemerintah, masyarakat maupun swasta. 3. Mengkaji kemungkinan peningkatan
kemampuan pembiayaan secara optimal baik pembiayaan dari pemerintah,
masyarakat maupun swasta. 4. Menghitung atau memperkirakan kemampuan
pembiayaan pembangunan jangka menengah berdasarkan kemungkinan-
kemungkinan peningkatan yang ada. 5. Merumuskan program-program dan rencana
tindak pemantapan pembiayaan pembangunan. 6. Memproyeksikan seluruh
pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan. II. GAMBARAN UMUM
POTENSI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DAERAH 2.1. Perekonomian Daerah Mengacu
kepada visi dan misi daerah, yang nantinya akan ditindaklanjuti dengan
pernyusunan anggaran, maka perlu adanya melihat realita potensi daerah yang
ada, hal tersebut akan menjadikan pedoman dalam menentukan kebijakan
penganggaran untuk masa yang akan datang. Secara makro, untuk dapat
mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi, mengukur tingkat kesejahteraan
masyarakat serta evaluasi tentang sasaran pembangunan yang telah dicapai. Salah
satu pedoman yang harus ada adalah tersedianya data PDRB, yaitu dengan
menghitung nilai produk barang-barang yang dihasilkan di suatu Kota/ Kabupaten
minimal setiap tahun. Dari hasil penghitungan dimaksud disebut dengan
penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dari nilai PDRB yang
dimaksud kita dapat pula mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dengan
menghitung pendapatan perkapita. Untuk lebih mendekati sasaran pembangunan
ke depan, 108 H A N D O U T sebaiknya PDRB perkapita dihitung sampai ke wilayah
yang lebih kecil seperti dimulai dari distrik, kabupaten/kota, propinsi sampai
perkapita dalam suatu negara. Dengan tersedianya data PDRB, berbagai manfaat
dan kegunaan yang dapat diperoleh antara lain adalah sebagai berikut : a. Sebagai
evaluasi terhadap tingkat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu daerah
b. Mengetahui struktur perekonomian suatu daerah c. Sebagai salah satu indikator
mengenai tingkat kemakmuran suatu wilayah/daerah dengan mengetahui besarnya
pendapatan perkapita d. Mengetahui tingkat pertumbuhan/ perubahan harga
(inflasi/deflasi). e. Sebagai salah satu bahan evaluasi maupun sebagai bahan
pertimbangan bagi para pengambil kebijakan untuk meletakkan dasar Perencanaan
Pembangunan dimasa yang akan datang. Beberapa konsep yang digunakan dalam
penghitungan PDRB. a. PDRB adalah seluruh nilai netto barang dan jasa (komoditi)
yang diproduksi pada suatu wilayah domestik/regional tanpa memperhatikan
pemilikan faktor-faktor produksinya. PDRB dapat dilihat dari tiga pendekatan, yaitu:
Segi produksi, PDRB merupakan jumlah netto atas suatu barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu wilayah dan biasanya dalam jangka
waktu tertentu (satu tahun) Segi pendapatan, PDRB merupakan jumlah balas jasa
(pendapatan) yang diterima oleh faktor-faktor produksi karena ikut sertanya dalam
proses produksi dalam suatu wilayah dan biasanya dalam jangka waktu tertentu
(satu tahun) Segi pengeluaran, PDRB merupakan jumlah pengeluaran yang
dilakukan oleh rumah tangga, pemerintah dan lembaga swasta non profit, investasi
serta ekspor netto (setelah dikeluarkan impornya), biasanya dalam jangka waktu
tertentu (satu tahun) b. PDRB atas dasar harga berlaku, adalah jumlah nilai barang
dan jasa (komoditi) atau pendapatan, atau pengeluaran yang dinilai sesuai dengan
harga berlaku pada tahun yang bersangkutan c. PDRB atas Harga Konstan adalah
nilai barang dan jasa, atau PDRB atau pengeluaran yang dinilai atas dasar harga
tetap (konstan) d. PDRN (Produk Domestik Regional Netto) adalah nilai PDRB
dikurangi dengan nilai penyusutan (depresiasi) barang modal Dalam penyajian
PDRB selalu dibedakan atas dasar harga berlaku dan harga konstan. Nilai PDRB atas
dasar harga konstan digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, karena
nilai PDRB ini tidak dipengaruhi oleh perubahan harga. Sedangkan PDRB atas dasar
harga berlaku digunakan untuk melihat besar dan struktur ekonomi suatu daerah.
Sebagai contoh perhitungan PDRB disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel 1 .
Pertumbuhan PDRB Tahun 2001 s/d 2005 Tahun Harga Berlaku Nilai (Rp.Juta) 2001
2002 2003 2004 2005 197,631.34 264,438.25 288,445.92 354,189.46 402,842.39
Rata-rata Harga Konstan Pertumb. % Nilai (Rp.Juta) Pertumb. % 33.80% 9.08%
22.79% 13.74% 19.85% 160,761.84 163,895.31 158,763.33 179,473.48 186,732.55
Rata-rata 1.95% -3.13% 13.04% 4.04% 3.98% Pertumbuhan Ekonomi Pada
perencanaan penganggaran perlu juga melihat pertumbuhan ekonomi karena
kemampuan keuangan yang akan diproyeksikan daerah dapat diukur dengan
pertumbuhan ekonomi yang nyata. Sebagai contoh disajikan tabel pertumbuhan
ekonomi dibawah ini: Tabel 2. Persentase Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan
Usaha Atas Dasar Harga Konstan, Tahun 2002 2005 (dalam %) Tahun Sektor 2002
Pertanian Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bangunan
Perdagangan Hotel & Restoran Angkutan dan Komunikasi Lembaga Keuangan Jasa-
jasa PDRB 0.53 1.69 -23.71 14.34 -9.11 5.11 2003 0.47 -7.05 -2.83 15.08 -9.78 9.11
2004 28.43 21.36 19.51 2.53 30.32 12.56 2005 3.85 11.69 -15.85 11.62 13.46
12.97 Rata-rata 8.32 6.92 -5.72 11.09 6.22 9.94 10.32 13.51 10.69 13.44 11.99
167.24 -29.17 -56.48 3.95 1.95 -7.1 -3.13 5.68 13.04 -9.41 10.65 4.04 18.11 3.29
3.97 109 H A N D O U T Struktur Perekonomian Daerah Struktrur perekonomian ini
memberikan gambaran persentase peranan masing-masing sektor terhadap
pembentukan total PDRB suatu daerah. Semakin besar presentase suatu sektor,
semakin besar pula pengaruh sektor tersebut terhadap perekonomian suatu daerah.
Sebagai contoh disajikan tabel pertumbuhan ekonomi dibawah ini. Tabel 3. Struktur
Perekonomian Daerah Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Konstan, Tahun 2002
2005 (dalam %) Tahun Sektor 2002 Pertanian Penggalian Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bangunan Perdagangan Hotel & Restoran Angkutan dan
Komunikasi Lembaga Keuangan Jasa-jasa PDRB 25.01 2.34 22.69 0.94 14.12 6.12
2003 24.66 2.34 16.98 1.06 12.59 6.31 2004 25.57 2.24 17.03 1.26 11.73 7.11
2005 29.05 2.41 18.01 1.14 13.52 7.08 Rata-rata 29.00 2.58 14.56 1.23 14.74 7.68
Tabel 5. Penduduk Umur 10 Tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin dan Kegiatan
Utama Tahun 2005 Keterangan Bekerja Mencari Pekerjaan Sekolah Lainnya Jumlah
Pria 2,205 1,582 2,844 659 7,290 Wanita Jumlah 1,038 745 1,339 310 3,432 3,243
2,327 4,183 969 10,722 Persentase 30.25% 21.70% 39.01% 9.04% 100.00% Tabel
6. Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan dan
Jenis Kelamin Tahun 2005 Lapangan Pekerjaan Pertanian Pertambangan/ Penggalian
Industri Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa/ Keuangan
Lainnya Jumlah Pria 416 0 810 101 322 215 215 120 409 2,608 Wanita 83 0 303 9
35 118 18 33 36 635 Jumlah 499 0 1,113 110 357 333 233 153 445 3,243 4.75 5.14
5.73 5.59 6.09 2.3. Perkembangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang berbasis kinerja akan berpengaruh
pada tingkat kemajuan pembangunan daerah. Semakin tinggi APBD akan semakin
mendorong percepatan dan pertumbuhan pembangunan daerah, dengan demikian
semakin tinggi APBD pengeluaran (belanja untuk pembangunan) yang dapat
dilakukan pemerintah daerah akan semakin besar sehingga pada gilirannya sektor
ekonomi akan berkembang lebih cepat sebagai multiflier efek dari pengeluaran
pemerintah daerah tersebut, khususnya pengeluaran pembangunan. Pada
prinsipnya APBD adalah merupakan gambaran seluruh kegiatan daerah dan seluruh
pembiayaannya, setelah rencana anggaran ditentukan yang berasal dari usulan
seluruh SKPD, maka rancangan anggaran akan diadakan pembahasan secara intern
dengan melibatkan stakeholder, selanjutnya diinformasikan kepada masyarakat
dapat berupa konsultasi publik, hal ini mencerminkan transparansi anggaran daerah
Dalam pelaksanaan melihat kemampuan pembiayaan daerah dalam membiayai
kegiatan dapat dilakukan pada pelaksanaan musrenbang, pada musrenbang
tersebut prioritisasi kegiatan ditentukan yang disesuaikan dengan kebijakan umum
anggaran dan di sesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. 4.02 20.01 10.52
20.40 7.70 21.65 2.96 20.24 100.00 2.58 21.53 100.00 100.00 100.00 100.00 2.2.
Perkembangan Penduduk & Tenaga Kerja Pada perencanaan penganggaran perlu
juga melihat perkembangan penduduk dan tenaga kerja, karena penyusunan
anggaran yang mengacu kepada visi misi daerah lebih dapat difokuskan dengan
memperhitungkan perkembangan penduduk dan tenaga kerja, sebagai contoh
disajikan tabel di bawah ini: Tabel 4. Rata-rata Pertumbuhan Penduduk Tahun 2003
2005 Kecamatan 2003 2004 2005 Rata2 Pertumb Penduduk (%) 3.64% 4.45%
2.44% 4.57% 3.94% Kecamatan A Kecamatan B Kecamatan C Kecamatan D Total
4,051 14,431 5,795 3,847 28,124 4,196 15,183 5,863 4,057 29,299 4,351 15,744
6,080 4,206 30,381 Sebagai contoh tabel perkembangan tenaga kerja disajikan
tabel berikut ini: 110 H A N D O U T III PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATAN
DAERAH DAN PEMANTAPAN PENGELOLAAN BELANJA DAERAH 3.1. Realisasi
Peningkatan PAD selama 5 (lima) Tahun Anggaran Hal ini dilaksanakan evaluasi
terhadap realisasi PAD selama 5(lima) tahun dapat dilihat perumbuhan masing-
masing pos penerimaan maupun belanja yang nantinya dipergunakan sebagai
pedoman/acuan dalam penentuan perkiraan maju (proyeksi) untuk jangka
menengah 5(lima) tahun ke depan. Sebagai contoh disajikan tabel dibawah ini:
Tabel 7. Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2001 s/d 2005
(data simulasi) Tahun Anggaran Sektor 2001 A. Pendapatan Asli Daerah (1+2+3+4)
1. Pajak Daerah 2. Retribusi Daerah 3. Hasil BUMD 4. Lain-lan PAD yg sah B. Dana
Perimbangan C. Jumlah Pendapatan (A + B) 5.567 2002 7.046 2003 2004 2005
Pertumbuhan % 0.34 Tabel 8. Format Inventarisasi dan skedul Pinjaman Daerah
Uraian Tgl/No.SK Saldo Awal Bupati/ Tgl:....... WaliKota & Persetujuan DPRD
Penambahan Awal tgl:........ Pengurangan Awal tgl:....... Saldo Akhir Tgl:.......
Penjelasan Jumlah 3.3. Potensi Pendapatan yang akan dikembangkan Pada
pembahasan ini dimaksudkan bahwa kemampuan keuangan daerah sangat
terbatas, maka dari itu kita mencoba menggali potensi yang ada didaerah yang
masih belum dikelola secara baik, nantinya potensi yang dapat dikelola dengan baik
akan sangat membantu kontribusinya ke kas daerah, sehingga penganggaran
daerah akan mendapat tambahan pemasukan guna membiayai kegiatan
pembangunan di daerah. Sebagai contoh disajikan tabel berikut ini: 8.593 12.826
19.624 1.346 1.092 2.542 0.587 2.921 1.704 1.382 3.217 0.743 3.698 2.078 1.685
3.924 0.907 4.510 3.101 2.516 5.856 1.353 6.731 3.902 3.251 9.224 3.248 8.414
0.27 0.28 0.35 0.55 0.27 0.31 Tabel 9. Identifikasi Potensi Daerah yang Masih Belum
Dikelola Jenis Potensi Lokasi Perkiraan Potensi Kec A Kec B 500.000m3/th 26.250
pengunj/th Rencana Pelaksanaa TA 2007 TA 2007 PeBahan Gal Gol C Wisata Bahari
8.488 10.745 13.103 19.557 28.038 3.2. Inventarisasi dan Skedul Pinjaman Daerah
Pada pembahasan pinjaman daerah sangat perlu dilakukan inventarisasi, karena
akan sangat membantu dalam penentuan anggaran, akan dapat diketahui beban
pinjaman daerah beserta biaya lainnya dari tahun ketahun, sehingga akan
memudahkan pengalokasian anggaran. Sebagai contoh disajikan tabel berikut ini:
3.4. Efisiensi dan Efektivitas Belanja Daerah Pada pembahasan ini dengan maksud
kita dapat mengetahui besaran dari belanja aparatur, belanja publik, belanja
pembiayaan, dapat dilihat apakah belanja proyek akan memacu pertumbuhan
ekonomi daerah, apakah alokasi setiap program/ kegiatan oleh masing-masing
SKPD membawa perubahan terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat,
dapat juga diukur perbandingan antara belanja untuk aparat dengan belanja untuk
masyarakat. Analisis efisiensi dan efektivitas belanja daerah mempunyai tujuan
untuk melihat kecenderungan pengeluaran anggaran berpihak kepada aparat atau
kepada masyarakat, melihat sektor program yang prioritas yang dilaksanakan oleh
masingmasing SKPD apakah sesuai dengan arah kebijakan pemerintah daerah. 111
H A N D O U T Adapun langkah-langkah untuk analisis: 1. Memperbandingkan
(menghitung ratio) belanja modal, antara belanja aparat dengan belanja publik
pada masing-masing tahun anggaran Sebagai ilustrasi contoh dibawah ini : Ratio
belanja daerah : belanja aparatur 3.500.326.341 = 819,25% : : belanja publik
427.260.829 x 100% x 100% Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa belanja modal
masih berpihak kepada aparat, karena rasionya sangat besar 2. Memperbandingkan
(menghitung ratio) masing-masing belanja dengan total belanja yang dianggarkan
pada tahun tertentu Ratio belanja administrasi umum : : : total belanja
11.614.148.003 x 100% x 100% belanja adm umum 3.823.153.776 = 32,92% Ratio
belanja operasional pemeliharaan: Belanja O&M 3.762.914.678 = Ratio belanja
modal: Belanja modal 3.927.587.170 = Ratio belanja transfer: Belanja transfer
46.309.374 = Ratio belanja tidak disangka: Belanja tdk disangka 54.183.005 =
0,47% : : total belanja 11.614.148.003 x 100% x 100% 0,40% : : total belanja
11.614.148.003 x 100% x 100% 33,82% : : total belanja 11.614.148.003 x 100% x
100% 32,40% : : total belanja 11.614.148.003 x 100% x 100% Pada perhitungan
ratio belanja diatas dapat diketahui bahwa pada pos belanja yang besar mendapat
anggaran adalah belanja modal, akan tetapi alokasi belanja modal masih lebih
banyak didominasi kepada belanja aparatur, sedangkan alokasi belanja publik
masih sangat kecil. 112 H A N D O U T IV. METODA PERHITUNGAN PROYEKSI
KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MENUNJANG RENCANA PROGRAM JANGKA
MENENGAH DAERAH (RPJMD) Proyeksi Pendapatan Daerah : 4.1. 4.1.1. Pendapatan
Asli Daerah Dalam pelaksanaan Rencana Program Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) perlu adanya melihat kemampuan keuangan daerah 5(lima) tahun kedepan
yang nantinya akan dipergunakan sebagai perkiraan anggaran rencana pembiayaan
dalam jangka menengah tersebut Adapun pendekatan untuk memperkirakan
perkiraan maju (proyeksi) sebagai pertimbangan penghitungan adalah sebagai
berikut: Parameter atau Variabel tertentu: o Pertumbuhan PDRB (Produk Domestik
Regional Bruto) o Pertumbuhan Jumlah Penduduk o Laju Inflasi Pertumbuhan
periode sebelumnya Pada pendekatan ini kita melihat pertumbuhan realisasi 5(lima)
tahun terakhir , adapun formulasi yang dipergunakan sebagai pendekatan berikut
ini adalah : SUM(((2002-2001)/2001)+((2003-2002)/2002)+((2004-2003)/2003)+
((2005-2004)/2004))/4 sebagai contoh disajikan data simulasi berikut ini : Tabel 9.
Realisasi APBD TA 2004 s/d 2005 & Perkiraan Maju 2006 s/d 2010 (milyar rp) Uraian
Penerimaan 2001 A. Pendapatan Asli Daerah : 1. Pajak Daerah 2. Retribusi Daerah
3. Hasil BUMD 4. Lain-lan PAD yg sah B. Dana Perimbangan C. Jumlah Pendapatan (A
+ B) 5.567 1.346 1.092 2.542 0.587 2.921 8.488 Tahun Anggaran 2002 7.046 1.704
1.382 3.217 0.743 3.698 2003 8.593 2.078 1.685 3.924 0.907 4.510 2004 12.826
3.101 2.516 5.856 1.353 6.731 19.557 2005 19.624 3.902 3.251 9.224 3.248 8.414
28.038 Pertumbuhan % 0.27 0.28 0.35 0.55 0.27 0.31 Perkiraan Maju 2006 2007
2008 49.492 7.961 6.767 22.573 12.190 17.086 66.578 2009 68.102 10.098 8.641
30.420 18.943 21.637 2010 94.273 12.808 11.034 40.994 29.438 27.399 26.577
36.172 4.949 6.277 4.151 5.300 12.430 16.751 5.048 7.844 10.655 13.492 37.232
49.664 10.745 13.103 89.739 121.672 Trend Pada pendekatan perkiraan maju
(proyeksi) dengan menggunakan metode trend adalah sebagai berikut dibawah ini:
Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 Realisasi 1.346 1.704 2.078 3.101 3.902 Proyeksi
= Rumus Trend ($B$2:$B$6,$A$2:$A$6,A8,True) 2006 2007 2008 2009 2010 4.379
5.029 5.680 6.331 6.982 = Rumus Trend ($B$2:$B$6,$A$2:$A$6,A11,True) 113 H A
N D O U T 4.1.2. Dana Perimbangan Pada pembahasan dana perimbangan ini (DAU,
DAK,dll), akurasi penggunaan pendekatan metode proyeksi belum ada yang benar-
benar dapat dipergunakan sebagai pedoman, karena penentuan dana perimbangan
yang berasal dari pusat merupakan pemberian langsung (given) dan sangat
tergantung kepada beberapa hal, antara lain: Kebutuhan fiskal, adalah merupakan
kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi layanan dasar, dengan
dasar ukuran jumlah penduduk, luas wilayah, indeks kemahalan konstruksi, PDRB
perkapita, dan indeks pembangunan manusia Kapasitas fiskal, adalah merupakan
sumber pendanaan daerah yang berasal dari PAD dan dana bagi hasil Proyeksi
Belanja Daerah Belanja Aparatur Daerah 4.2. 4.2.1. Adalah merupakan belanja
yang berupa : belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, serta
belanja modal/pembangunan yang dialokasikan pada atau digunakan untuk
membiayai kegiatan yang hasil, manfaat, dan dampaknya tidak secara langsung
dinikmati oleh masyarakat (publik) 4.2.2. Belanja Pelayanan Publik Adalah
merupakan belanja yang berupa : belanja administrasi umum, belanja operasi dan
pemeliharaan, serta belanja modal/pembangunan yang dialokasikan pada atau
digunakan untuk membiayai kegiatan yang hasil, manfaat, dan dampaknya secara
langsung dinikmati oleh masyarakat (publik) 4.3. Proyeksi Pembiayaan, termasuk
status hutang daerah, kemampuan daerah untuk melakukan pinjaman
Pembiayaan Pada pembahasan pembiayaan terlebih dahulu kita mengetahui
komponen pembiayaan yaitu terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan Pengeluaran pembiayaan mencakup: pembentukan dana cadangan,
penyertaan modal pemerintah daerah, pembayaran pokok hutang, dan pemberian
pinjaman Penerimaan pembiayaan mencakup: sisa lebih perhitungan anggaran
tahun lalu, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang
dipisahkan, termasuk penerimaan pinjaman, dan penerimaan kembali pemberian
pinjaman Status hutang daerah Apabila daerah telah melaksanakan
pinjaman/hutang, maka skedul/jadwal pinjaman dengan menggunakan format/tabel
yang telah disajikan didepan (tabel 8), hal ini akan memudahkan pada sisi
penganggaran untuk mengalokasikan kewajiban-kewajiban yang terkait dengan
pinjaman Kemampuan daerah untuk melakukan pinjaman Pada pembahasan ini,
daerah diberikan kewenangan untuk melaksanakan pinjaman, adapun terdapat
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pemerintah daerah sebagai peminjam
diantaranya: DSCR > 2,5; Daerah dapat melakukan pinjaman baru; DSCR = 2,5;
Daerah dapat melakukan pinjaman baru, dengan syarat untuk proyek/kegiatan yang
dapat menghasilkan pendapatan (cost recovery); DSCR < 2,5; Daerah tidak dapat
melakukan pinjaman baru. Terdapat beberapa formulasi yang dapat dipergunakan
untuk menghitung DSCR tersebut diatas, dibawah ini disajikan salah satu cara
penghitungan (versi SE Mendagri 050/2020/SJ): Menentukan nilai pendapatan
daerah: 114 H A N D O U T Y = P + M - OM Y P M = = = Pendapatan Daerah.
Pendapatan Asli Daerah. Pajak Daerah, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan, penerimaan SDA, dan bagian daerah lainnya. Belanja Operasi dan
Pemeliharaan, serta Belanja Modal yang harus dipenuhi/tidak bisa dihindarkan
dalam tahun anggaran ybs. OM = Menentukan nilai DSCR, dengan rumus: DSCR = Y
C C Y = = besaran kewajiban pinjaman ditambah biaya lainnya. Pendapatan
Daerah. Sebagai contoh penghitungan DSCR, disajikan data simulasi sebagai
berikut: Tabel 10. Realisasi APBD TA 2004 s/d 2005 & Perkiraan Maju 2006 s/d 2010
(milyar rp) Tahun Anggaran Uraian Penerimaan 2001 A. Pendapatan Asli Daerah
(1+2+3+4) 1. Pajak Daerah 2. Retribusi Daerah 3. Hasil BUMD 4. Lain-lan PAD yg
sah B. Dana Perimbangan C. Jumlah Pendapatan (A + B) D. Belanja 1. Belanja
Administrasi Umum 2. Belanja Operasional Pemeliharaan 3. Belanja Modal (a+b) a.
Belanja Aparatur b. Belanja Publik 4. Belanja Transfer 5. Belanja Tidak Tersangka
Jumlah Belanja E. Pembiayaan 1. Penerimaan a. Sisa lebih Perhit Anggaran th lalu b.
Penerimaan Pinjaman Obligasi c. Transfer dari dana cadangan d. Hasil penj aset
daerah yg dipisahkan 2. Pengeluaran a. Pembayaran utang pokok jatuh tempo b.
Transfer ke dana cadangan c. Penyertaan Modal d. Sisa lebih Perhit Anggaran th ini
Jumlah Pembiayaan 5.567 1.346 1.092 2.542 0.587 2.921 8.488 2002 7.046 1.704
1.382 3.217 0.743 3.698 10.745 2003 8.593 2.078 1.685 3.924 0.907 4.510 13.103
2004 2005 Perumbuhan Proyeksi % 0.53 0.26 0.29 0.58 1.40 0.25 0.43 31.435
4.909 4.200 14.528 7.798 10.517 41.953 12.826 19.624 3.101 3.902 2.516 3.251
5.856 9.224 1.353 3.248 6.731 8.414 19.557 28.038 1.987 1.111 2.308 2.096 0.212
0.029 0.021 5.456 2.233 1.406 2.684 2.437 0.246 0.033 0.027 6.382 2.566 1.715
3.121 2.834 0.287 0.038 0.033 7.473 3.019 2.559 3.629 3.296 0.333 0.045 0.049
9.301 3.823 3.763 3.928 3.500 0.427 0.046 0.054 11.614 0.27 0.47 0.08 0.06 0.28
0.03 0.10 0.25 4.842 5.533 4.266 3.718 0.548 0.048 0.059 14.747 2.622 2.395
0.106 0.068 0.052 10.815 6.612 0.086 1.085 3.032 13.437 3.318 3.032 0.135 0.086
0.066 14.214 8.370 0.109 1.374 4.362 17.533 4.715 4.362 0.164 0.109 0.081
17.645 10.207 0.132 1.675 5.630 22.360 6.128 5.630 0.245 0.132 0.121 28.188
15.235 0.198 2.500 10.256 10.866 10.256 0.275 0.198 0.138 35.608 16.282 0.227
2.675 16.424 0.77 0.82 0.12 0.49 0.15 0.26 0.07 0.15 0.07 0.60 0.35 17.119 16.424
0.309 0.227 0.158 47.730 17.401 0.261 2.862 27.205 64.848 34.316 46.474 115 H
A N D O U T Maka perhitungan DSCR adalah : Uraian Formulasi Periode Realisasi
2001 5.567 2.921 5.456 3.032 3.032 6.612 45.9% 2002 7.046 3.698 6.382 4.362
2003 8.593 4.510 7.473 5.630 2004 12.826 6.731 9.301 10.256 10.256 15.235
67.3% 2005 19.624 8.414 11.614 16.424 16.424 16.282 Proyeksi 2006 Pendapatan
Asli Daerah Pajak Daerah,BPHTB,SDA, & Bag Lainnya Operasional & Pemeliharaan,
Blj Modal Wajib Pendapatan Daerah ( Y = P + M - OM) Pendapatan Daerah ( Y = P +
M - OM) Kewajiban Pinjaman + Biaya Lainnya DSCR (Debt Service Coverage Ratio) P
M OM Y Y C Y/C 31.435 10.517 14.747 27.205 27.205 17.401 4.362 5.630 8.370
10.207 52.1% 55.2% 100.9% 156.3% Latihan Waktu 60 menit Tujuan Latihan 1.
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tatacara membuat perencanaan
pendapatan untuk mengetahui potensi keuangan daerah 5 (lima) tahun kedepan
sebagai kesiapan financial guna menunjang Rencana Program Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) atau dalam kurun masa proyeksi 5 (lima) tahun 2. Memberikan
pemahaman kepada peserta dalam efisiensi penggunaan anggaran daerah
terutama dengan melakukan analisis pos belanja daerah baik belanja aparatur
maupun belanja pelayanan publik pada masing-masing unit satuan kerja 3.
Menghitung peluang guna melaksanakan pinjaman baru Proses 1. membagikan
format realisasi keuangan daerah yang telah disiapkan kepada peserta untuk diisi
dengan menggunakan bahan-bahan Perhitungan APBD lima tahun terakhir,
dan/atau data-data pendukung dari unit pengelola (satuan kerja) 2. Mengidentifikasi
sumber dana yang berasal dari Provinsi maupun Pusat (DAU,DAK,dll) 3. memilah
masing-masing pos belanja daerah untuk masing-masing unit satuan kerja Metode
Latihan 1. bagi peserta dalam kelompok berdasarkan asal peserta 2. minta setiap
kelompok mengisi/mengerjakan format yang telah disiapkan 3. Bahan yang akan
dipergunakan sebagai latihan adalah : Perhitungan APBD Tahun 2001 s/d 2005
Peraturan Daerah SK Bupati Tentang Pajak dan Retribusi Daerah, dll Kabupaten
Dalam Angka (PDRB, Jumlah Penduduk, Laju Tingkat Inflasi, dll Dokumen
Penetapan Dana Perimbangan (DAU, DAK, dll) Dokumen Pinjaman (apabila Daerah
telah melaksanakan pinjaman) Contoh/Form untuk latihan: 1. Form 1. Realisasi
Perhitungan APBD Tahun 2001 2005 2. Form 2. Realisasi Belanja untuk unit
satuan kerja Tahun 2001 2005 3. Form 3. Realisasi Dana yang bersumber dari
Provinsi dan Pusat 4. Form 4. Perincian Pinjaman Daerah 5. Form 5.
Penghitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 6. Form 6. Proyeksi Keuangan
Daerah (Penerimaan dan Belanja Daerah) Tahun 2006 - 2010 116 H A N D O U T
Form - 1 Kabupaten / Kota : ____________ Perhitungan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun 2001 s/d 2005 Realisasi No Keterangan 2001 PENDAPATAN 1
PENDAPATAN ASLI DAERAH Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Perusahaan Milik
Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang Sah 2 DANA PERIMBANGAN Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil
Bukan Pajak Dana Alok
Umum Dana Alokasi Khusus Dana Reboisasi Bagi Hasil Pajak dan Bantuan
Keuangan dari Propinsi 3 LAIN-LAIN PENERIMAAN YANG SAH Jumlah Pendapatan
BELANJA BELANJA APARATUR DAERAH : 1 BELANJA ADMINISTRASI UMUM - Belanja
Pegawai - Belanja Barang dan Jasa - Belanja Perjalanan Dinas - Belanja
Pemeliharaan 2 BELANJA OPERASI dan PEMELIHARAAN - Belanja Pegawai - Belanja
Barang dan Jasa - Belanja Perjalanan Dinas - Belanja Pemeliharaan 3 BELANJA
MODAL - Belanja Tanah - Belanja Bangunan - Cadangan BELANJA PELAYANAN PUBLIK
: 1 BELANJA ADMINISTRASI UMUM - Belanja Pegawai - Belanja Barang dan Jasa -
Belanja Perjalanan Dinas - Belanja Pemeliharaan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 2002 2003 2004 2005 Rata2 Perumbuhan 2001-2005 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 117 H A N D O U T Lanjutan Form 1.......... Realisasi No Keterangan
2001 2002 2003 2004 2005 Rata2 Perumbuhan 2001-2005 2 BELANJA OPERASI dan
PEMELIHARAAN - Belanja Pegawai - Belanja Barang dan Jasa - Belanja Perjalanan
Dinas - Belaja Pemeliharaan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3 BELANJA MODAL -
Belanja Tanah - Belanja Bangunan - Cadangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4
BELANJA BAGI HASIL DAN BANTUAN KEUANGAN BELANJA TIDAK TERSANGKA Jumlah
Belanja Surplus / Defisit Anggaran PEMBIAYAAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1 PENERIMAAN - Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun Yang Lalu - Penerimaan Pinjaman dan Obligasi -
Transfer dari Dana Cadangan - Hasil Penjualan Asset Daerah Yang Dipisahkan 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2 PENGELUARAN - Pembayaran Utang Pokok Yang Jatuh
Tempo - Transfer ke Dana Cadangan - Penyertaan Modal - Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun Ini 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Debt Service Coverage Ratio
(DSCR) 118 H A N D O U T Form - 2 Rincian Pos Belanja Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten ___________ No URAIAN BIDANG & UNIT ORGANISASI 2001
Aparatur Publik 2002 Aparatur Publik 2003 Aparatur Publik 2004 Aparatur Publik
2005 Aparatur Publik 2006 Aparatur Publik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23 24 25 Badan Pengawas Daerah Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Badan Pengelola Keuangan Daerah Badan Pengendalian dan
Pelestarian Lingk.Hidup Badan Sosial Badan Kepegawaian Daerah Badan Hubungan
Masyarakat dan Informasi Badan Promosi dan Investasi Badan Pemberdayaan
Masyarakat Kantor Kesatuan Bangsa Kantor Perlindungan Masyarakat Kantor
Perpustakaan dan Arsip Dinas Kesehatan Dinas Pendidikan Dinas Pertanian Dinas
Pekerjaan Umum Dinas Kehutanan dan Perkebunan Dinas Kelautan dan Perikanan
Dinas Perhubungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dinas Pertanahan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Dinas Pertambangan dan Energi Dinas Permukiman dan
Pengembangan Wilayah Dinas Kependudukan dan Tenaga Kerja Jumlah 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Form - 4 Daftar/Skedul
Pembayaran Pinjaman Daerah Kabupaten ___________ Uraian Tanggal/No. SK
Bupati/Walikota dan Persetujuan DPRD Saldo Awal Tgl. Penambahan
Pengurangan Saldo Akhir Tgl. Tgl. Tgl. Penjelasan Jumlah 119 H A
N D O U T Form - 5 Perhitungan Kemampuan Melaksanakan Pinjaman (DSCR)
Kabupaten ___________ Periode Realisasi APBD Uraian Formulasi 2001 2002 2003
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Periode Realisasi APBD Pendapatan Asli
Daerah Pajak Daerah,BPHTB,SDA, & Bag Lainnya Operasional & Pemeliharaan, Blj
Modal Wajib Pendapatan Daerah ( Y = P + M - OM) P M OM Y 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pendapatan Daerah ( Y = P + M - OM) Kewajiban Pinjaman + Biaya Lainnya Y C 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 DSCR (Debt Service Coverage Ratio) Y / C Keterangan : Berdasarkan
SE Mendagri-050-2020-SJ Form - 6 Kabupaten / Kota : ____________ Proyeksi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2006 s/d 2010 Proyeksi Keuangan
daerah No Keterangan 2006 PENDAPATAN 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH Pajak
Daerah Retribusi Daerah Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 2
DANA PERIMBANGAN Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus Dana Reboisasi Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari
Propinsi 3 LAIN-LAIN PENERIMAAN YANG SAH Jumlah Pendapatan BELANJA BELANJA
APARATUR DAERAH : 1 BELANJA ADMINISTRASI UMUM - Belanja Pegawai - Belanja
Barang dan Jasa - Belanja Perjalanan Dinas - Belanja Pemeliharaan 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.0% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0% 0.0% 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.0% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 % 2007 2008 2009 2010
Rata2 Perumbuhan 2006-20010 120 H A N D O U T Lajutan Form 6 ............. Proyeksi
Keuangan daerah No Keterangan 2006 2 BELANJA OPERASI dan PEMELIHARAAN -
Belanja Pegawai - Belanja Barang dan Jasa - Belanja Perjalanan Dinas - Belanja
Pemeliharaan 3 BELANJA MODAL - Belanja Tanah - Belanja Bangunan - Cadangan
BELANJA PELAYANAN PUBLIK : BELANJA ADMINISTRASI UMUM - Belanja Pegawai -
Belanja Barang dan Jasa - Belanja Perjalanan Dinas - Belanja Pemeliharaan 2
BELANJA OPERASI dan PEMELIHARAAN - Belanja Pegawai - Belanja Barang dan Jasa -
Belanja Perjalanan Dinas - Belaja Pemeliharaan 3 BELANJA MODAL - Belanja Tanah -
Belanja Bangunan - Cadangan 4 BELANJA BAGI HASIL DAN BANTUAN KEUANGAN
BELANJA TIDAK TERSANGKA Jumlah Belanja Surplus / Defisit Anggaran PEMBIAYAAN
1 PENERIMAAN - Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Yang Lalu - Penerimaan
Pinjaman dan Obligasi - Transfer dari Dana Cadangan - Hasil Penjualan Asset Daerah
Yang Dipisahkan 2 PENGELUARAN - Pembayaran Utang Pokok Yang Jatuh Tempo -
Transfer ke Dana Cadangan - Penyertaan Modal - Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Tahun Ini Debt Service Coverage Ratio (DSCR) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0% 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.0% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.0% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0% 0.00 2007 0.00 2008 0.00 2009 0.00 2010 0.00
Rata2 Perumbuhan 2006-20010 0.0% 1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0% 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0% 0.0% 0.0% 5
121 H A N D O U T CONTOH: ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN
PACITAN Kebijakan pengelolaan keuangan daerah tidak terlepas dari kebijakan
desentralisasi dan otonomi daerah yang dilakukan dengan menekankan pada
prinsip keadilan, kepatutan, dan manfaat sebagai konsekuensi hubungan keuangan
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Terbitnya Undang-undang
Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagai pengganti
Undangundang Nomor 22 tahun 1999 memberikan warna baru landasan penyeleng-
garaan pemerintahan daerah. Pengelolaan keuangan daerah berdasarkan pada
Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tersebut bertumpu pada upaya peningkatan
efisiensi, efektifitas, akuntabilitas, dan transparansi pengelolaan keuangan publik
baik dari sisi pendapatan maupun belanja. Inti perubahan yang akan dilakukan
antara lain mempertajam esensi pengelolaan keuangan daerah dalam sistem
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menyangkut penjabaran terhadap hak
dan kewajiban daerah dalam mengelola keuangan publik, meliputi mekanisme
penyusunan, pelaksanaan dan penatausahaan, pengendalian dan pengawasan,
serta pertanggungjawaban keuangan daerah. Dalam rangka mendukung
terwujudnya good governance, pengelolaan keuangan daerah disusun sesuai
dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampaun pendapatan
daerah serta dilakukan secara profesional mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dengan prinsip : 1. Partisipasi masyarakat ; 2. Transparasi
dan akuntabilitas anggaran ; 3. Disiplin anggaran ; 4. Keadilan ; dan 5. Efisiensi dan
efektifitas anggaran. 1. ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH Pengelolaan
Pendapatan Daerah harus memperhatikan upaya, untuk peningkatan pajak dan
retribusi serta penerimaan daerah lainnya. Hal ini dimungkinkan karena Pendapatan
Daerah dalam struktur APBD Kabupaten Pacitan masih merupakan momen yang
cukup penting peranannya dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan
maupun pelayanan publik. Arah pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Pacitan
Tahun 2006 - 2011 ditekankan pada mobilisasi sumber-sumber Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dan penerimaan lainnya guna lebih mengoptimalkan kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendapatan Daerah
Penerimaan pendapatan daerah kabupaten Pacitan dari tahun ke tahun secara
umum mengalami kenaikkan walaupun bersifat fluktuatif. Peningkatan pendapatan
masih didominasi oleh sumber-sumber pendapatan yang diperoleh dari dana
perimbangan baik pos bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, Dana Alokasi Umum
maupun Dana Alokasi Khusus. Penerimaan Pendapatan Daerah tahun 20011005
rata-rata meningkat 8,78 % setiap tahunnya, sedangkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) meningkat 13,18 %. Hal ini tampak pada sebagaimana tersebut dalam tabel
5.1 berikut ini : 2. ARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAH Arah pengelolaan belanja
daerah Kabupaten Pacitan pada tahun 2006 2011 ditekankan pada peningkatan
proporsi belanja untuk kepentingan dan kebutuhan masyarakat Pacitan dengan
tetap memperhatikan proporsi dan eksistensi penyelenggaraan pemerintahan.
Sehingga perlu penekanan pada efisiensi belanja aparatur pada pelaksanaannya. Di
samping itu perlunya efektifitas anggaran dan prioritasisasi program dalam
mendukung pembangunan daerah. 2.1 ARAH PEMBIAYAAN DAERAH Sebagaimana
ketentuan yang telah diatur pada penjelasan pasal 17 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan pasal 83 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah, disebutkan bahwa jumlah kumulatif defisit anggaran
tidak diperkenankan melebihi 3 % dari PDRB tahun bersangkutan. Mengingat
tingkat ketergantungan Pemerintah Kabupaten Pacitan terhadap Pemerintah Pusat
dari sisi anggaran masih cukup tinggi, maka peranan pemerintah Kabupaten Pacitan
untuk mencari sumber anggaran guna menunjang percepatan pembangunan
amatlah dibutuhkan. Upaya terobosan yang mungkin dapat dilaksanakan adalah
dengan penerbitan dan penjualan obligasi serta hutang. Namun dalam
pelaksanaannya diperlukan suatu kajian yang komprehensif serta selektif dalam
perwujudannya. 2.1.1 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN 122 H A N D O U T Tabel 5.1
Rekapitulasi APBD Kabupaten Pacitan Tahun 2001 - 2006 Realisasi No (1) A Urian
2001 (2) SISA LEBIH PERHIT. ANGGARAN TH. LALU BAGIAN PENDAPATAN ASLI
DAERAH 2002 (4) 28,549,162,202 2003 (5) 25,814,078,600 2004 (6)
21,766,560,618 2005 (7) 29,876,670,687.71 2006 (8) - (3) 3,609,739,846 B
8,089,121,342 11,635,503,811 12,335,930,512 11,659,734,778 12,703,261,959.36
11,843,022,862.00 a. Pos Pajak Daerah b. Pos Retribusi Daerah 1,255,913,323
2,588,489,672 2,181,700,324 3,289,149,249 2,736,240,879 3,370,017,167
2,964,459,020 4,229,303,990 3,015,691,776.40 3,809,613,453.67
2,992,400,000.00 3,790,247,830.00 c. Pos Bagian Laba BUMD d. Lain-lain Pend Yg
Syah C BAGIAN DANA PERIMBANGAN a. Bagi Hasil Pajak b. Bagi hasil Bukan Pajak c.
Dana Alokasi Umum d. Dana Alokasi Khusus e. Dana Darurat f . Dana Perimbangan
dr Propinsi BAG. LAIN-LAIN PEND. DAERAH YG SYAH a. Penerimaan dari Pem. Pusat
b. Penerimaan dari Propinsi 17,709,345 4,227,009,002 205,619,317,106
233,979,424 5,930,674,814 211,065,576,536 272,489,898 5,957,182,568
226,415,742,878 273,347,464 4,192,624,304 239,583,497,541 331,875,032.71
5,546,081,696.59 263,524,666,673 .00 336,875,032.00 4,723,500,000.00
389,939,723,003.00 7,067,159,683 1,190,403,423 197,361,754,000 -
8,886,954,406 1,571,653,380 198,358,043,750 2,248,925,000 - 13,552,051,447
1,029,445,802 204,940,000,000 6,894,245,629 - 16,780,774,064 646,412,113
211,332,000,000 10,824,311,364 - 17,191,044,290 639,953,269 222,922,000,000
11,320,000,000 11,451,669,114 13,175,683,483.00 764,768,000.00
338,655,000,000.00 28,430,000,000.00 8,914,271,600.00 9,434,523,834
10,412,279,673 24,057,483,769 23,427,602,858 10,695,000,000 2,749,000,000.00
5,586,643,238 2,970,750,000 16,414,550,000 14,290,362,000 10,695,000,000
2,749,000,000.00 3,847,880,596 7,441,529,673 7,642,933,769 9,137,240,858 - -
JUMLAH 226,752,702,128 261,662,522,222 288,623,235,759 296,437,395,795
316,799,599,320.07 404,531,745,864.00 Sumber : Bagian Keuangan *) Angka
sementera sebelum Perhitungan Anggaran Tahun 2005 **)Angka Penetapan APBD
Tahun2006 Tabel 5.2 Ratio PAD dibanding dengan APBD Kab. Pacitan Tahun 2001 -
2005 TAHUN APBD PAD Ratio Kemandirian Daerah ( % ) 3.57 4.45 4.27 3.93 4.01
4.06 Kenaikan PAD (%) 2001 2002 2003 2004 2005 * ) JUMLAH 226,752,702,128.90
261,662,522,224.70 288,623,235,760.23 296,437,395,796.94 316,799,599,320.07
1,390,275,455,230.84 8,089,121,324.00 11,635,503,812.00 12,335,930,514.00
11,659,734,778.00 12,703,261,959.36 56,423,552,387.36 43,84 6,02 -5,48 8,95
13,33 123 H A N D O U T Berdasarkan tabel tersebut, prosentase kenaikan APBD
terjadi secara fluktuatif. Demikian pula halnya dengan prosentase kenaikan PAD,
bahkan pada tahun 2004 PAD justru mengalami penurunan sebesar 5,4 % apabila
dibandingkan dengan PAD tahun 2003. Salah satu ukuran untuk mengetahui
kemampuan Pemerintah Daerah dalam menjalankan fungsi pelayanan masyarakat
dapat dilihat dari kapasitas keuangan daerah, yaitu perbandingan antara
Pendapatan Daerahdengan APBD. Kenyataan masih menunjukkan tingginya
ketergantungan daerah terhadap anggaran yang berasal dari dana perimbangan.
Rata-rata besarnya rasio sumbangan PAD terhadap APBD hanya sebesar 4,06 %.
Kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang yang perlu disikapi
dengan usaha keras, agar komposisi perimbangan antara PAD dan pendapatan dari
pusat mencapai titik keseimbangan (equilibrium). Ratio PAD terhadap APBD
Kabupaten Pacitan tahun 2001 2005 dapat dilihat sebagaimana tersebut dalam
tabel 5.2 maupun grafik 5.1 di berikut ini : Grafik 5.1 Ratio PAD dibanding dengan
APBD, Kab. Pacitan Tahun 2001 2005 Tabel 5.3 Proyeksi Penerimaan Pendapatan
Daerah Tahun 2006 2011 NO Tahun Proyeksi ( Rp ) Kenaikan (%) (1) 1 2 3 4 5 6 (2)
2006 2007 2008 2009 2010 2011 (3) 404.531.745.945,00 428,803,650,701.00
454,531,069,743.00 481,803,781,927.00 510,712,008,842.00 541,354,729,372.00
(4) 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 Sumber : Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Dengan
asumsi kondisi makro dan mikro ekonomi tidak mengalami perubahan serta
stabilitas politik tetap terjaga, maka proyeksi pendapatan daerah tersebut masih
cukup wajar. Hal ini nampak sebagaimana digambarkan pada grafik 5.2 berikut :
Grafik 5.2 Proyeksi Penerimaan Pendapatan Daerah Tahun 2006 s/d 2011
Keterangan: Pendapatan Asli Daerah APBD Sumber: Bappeda Sumber: Dinas
Pendapatan Daerah Mengingat dalam penerimaan pendapatan daerah terdapat
variable yang uncontrollable terutama pos penerimaan Dana Alokasi Umum dan
Dana Alokasi Khusus, maka proyeksi tersebut masih memungkinkan berubah.
Kemungkinan terjadinya perubahan tersebut berkaitan dengan perubahan kebijakan
dari Pemerintah Pusat tentang upah / gaji pegawai maupun keserasian penggunaan
antar wilayah. Oleh karena itu, peningkatan kinerja pendapatan daerah dari pos
Pendapatan Asli Daerah harus ditingkatkan dalam upaya mewujudkan kemandirian
daerah. Proyeksi PAD Kabupaten Pacitan dapat digambarkan sebagaimana tersebut
dalam tabel 5.4 dan grafik 5.3 berikut : Dengan mempertimbangkan angka
pertumbuhan pendapatan tahun 2001-2005, maka proyeksi penerimaan Daerah
pada Tahun 2006 sampai dengan 2011 diperkirakan terjadi pertumbuhan ratarata
sebesar 5,92% dengan distribusi sebagaimana terlihat pada tabel 5.3 berikut ini.
124 H A N D O U T Tabel 5.4 Proyeksi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Tahun 2006-2011 NO Tahun Proyeksi ( Rp ) Belanja Daerah Peranan sektor
pemerintah terhadap dinamika ekonomi daerah di Kabupaten Pacitan cukup tinggi,
mengingat proporsi anggaran pemerintah mencapai 25% dari total PDRB.
Sumbangan output sektor pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai
20% sehingga alokasi pengeluaran pemerintah cukup signifikan mempengaruhi
ekonomi daerah. Rata-rata pertumbuhan belanja pemerintah Kabupaten Pacitan
mencapai 11,5% per tahun sampai tahun 2005, sehingga intervensi pemerintah
daerah perlu lebih terfokus pada sektorsektor yang menjadi lokomotif pertumbuhan
daerah. Dalam lima tahun terakhir 2001 - 2005, proporsi anggaran belanja rutin
terhadap total APBD mengalami peningkatan, dari 68% pada 2001 menjadi 78%
pada 2004, meskipun pada 2002 sempat menurun menjadi 62%. Angka ini
diperkirakan akan terus mengalami peningkatan sehingga berada pada kisaran 75%
pada 2006 dan 2007, serta 76% pada 2008 hingga 2010. Demikian juga terhadap
total APBD, proporsi belanja rutin mencapai 60%, namun trend penurunannya relatif
kecil yaitu berkisar pada angka 58% pada 2007 hingga 2011. Gambaran
perbandingan antara belanja rutin dan belanja pembangunan kurun waktu 6 (enam)
tahun, 2001 2006 dilihat sebagaimana tersebut dalam grafik 5.4 di bawah. Grafik
5.4 Perbandingan Belanja Rutin dan Belanja Pembangunan Tahun 2001 - 2006 (1) 1
2 3 4 5 6 (2) 2006 2007 2008 2009 2010 2011 (3) 11,843,022,862.00
13,027,325,482.00 14,330,057,996.00 15,763,063,956.00 17,339,370,351.00
19,073,307,386.00 Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Grafik 5.3 Proyeksi
Pendapatan Asli Daerah Tahun 2006 s/d 2011 Sumber: Dinas Pendapatan Daerah
Dengan memperhatikan kecenderungan kenaikan PAD tahun 2001 2005 serta
mempertimbangkan keadaan dan upaya-upaya peningkatan pertumbuhan
perekonomiam Kabupaten Pacitan untuk masa 5 (lima) tahun mendatang, maka
dapat diproyeksikan peningkatan PAD rata-rata sebesar 10 % per-tahunnya.
Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah diarahkan untuk menggali dan
mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan daerah melalui upaya intensifikasi
dan ekstensifikasi pendapatan daerah, optimalisasi asset dan kekayaan pemerintah
daerah termasuk mengembangkan sektor-sektor potensial yamg selama ini belum
optimal. Optimalisasi peningkatkan pendapatan daerah terhadap obyek yang betul
betul potensial dilakukan dengan tidak memberatkan masyarakat serta tidak
merusak lingkungan. Keterangan: Belanja Rutin Belanja Pembangunan Sumber:
Data diolah Bappeda 125 H A N D O U T Gambaran pengelolaan belanja daerah
sebagaimana tersebut dalam tabel maupun grafik diatas, menunjukkan bahwa
anggaran belanja rutin yang sebagian besar digunakan untuk membiayai kegiatan
aparatur masih mendominasi belanja pemerintah dibandingkan dengan anggaran
pembangunan yang merupakan representasi anggaran publik. Adapun anggaran
belanja daerah pada tahun 2006 s/d 2011, dapat diproyeksikan akan mengalami
pertumbuhan rata-rata sebesar 5,46 %. Hal ini ditentukan dengan memperhatikan
keadan kenaikan 5 tahun sebelumnya dan mengasumsikan keadaan 5 tahun
mendatang. Distribusi peningkatan pertumbuhan belanja tahun 2006-2011 dapat
dilihat pada tabel 5.6 dan grafik 5.5 dibawah ini (APBD tahun 2006 telah ditetapkan
dan saat ini telah dan sedang dijalankan). Tabel 5.6 Proyeksi Belanja Daerah Tahun
2006 2011 NO Tahun Proyeksi ( Rp ) NO (1) 1 2 3 4 5 6 (2) 2006 2007 2008 2009
2010 2011 (3) TAHUN LANGSUNG TIDAK LANGSUNG (1) 1 2 3 4 5 (2) 2006 2007
2008 2009 2010 2011 (3) 38 % 41 % 42 % 43 % 44 % 45 % (4) 62 % 59 % 58 % 57
% 56 % 55 % Mencermati besarnya belanja yang harus dikeluarkan pada lima tahun
mendatang diperlukan upaya secara serius untuk mengelola belanja daerah sesuai
dengan arah dan kebijakan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, arah
pengelolaan belanja harus digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik
terutama masyarakat miskin dan kurang beruntung, dikelola dengan hasil yang baik
dan biaya rendah (work better dan cost less) melalui pendekatan kinerja di setiap
organisasi terkait, mendasarkan pada standar analisa biaya, standar harga, tolok
ukur kinerja dan standar pelayanan minimal serta memperhatikan prinsip value for
money. Identifikasi belanja pengeluaran akan dibedakan menurut belanja langsung
dan belanja tidak langsung guna meningkatkan aspek transparansi. Kriteria
tersebut bertitik tolak dari indikator kegiatan yang dilakukan. Proporsi belanja
daerah menurut fungsi dari tahun 2006 2011 dari belanja langsung maupun tidak
langsung dapat diproyeksikan seperti dalam tabel 5.7 di bawah ini. Tabel 5.7
PROPORSI BELANJA DAERAH MENURUT FUNGSI TAHUN 2006 2011
402,531,745,945.00 424,670,991,971.98 448,027,896,530.43 472,669,430,839.61
498,666,249,535.79 526,092,893,260.25 6 Sumber: Data diolah Bappeda Grafik 5.5
Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2006 2011 Sumber data: APBD Kabupaten Pacitan
Tahun 2001- 2005, diolah Sedangkan proyeksi untuk proporsi pada setiap tahunnya
secara jelas sebagaimana tersebut pada lampiran 5.1. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 atahun 2005, aliran kas Kabupaten Pacitan menunjukkan
bahwa aktivitas operasional sangat dominan dibandingkan aktivitas investasi. Aliran
kas untuk investasi hanya mencapai Rp 20 milyar, atau hanya mencapai 7%
terhadap aliran kas dari aktivitas operasional, yang mencapai Rp 263 milyar.
Dibandingkan wilayah lain, angka ini relatif kecil, misalnya dengan Kabupaten
Sleman yang mencapai 15%. Artinya, alokasi sumber daya masih terfokus untuk
kegiatan operasional, belum ada upaya serius untuk melakukan ekspansi dalam
meningkatkan kapasitas daerah. Gambaran aliran kas sebagaimana tersebut table
5.8 berikut: Sumber: Data diolah Bappeda 126 H A N D O U T Tabel 5.8 Laporan
Aliran Kas Tri Wulan IV 2005 ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Aliran Kas Masuk
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan dari Dana Perimbangan Lain-lain pendapatan
yang sah Jumlah Aliran Kas Keluar Belanja Administrasi Umum Belanja
Pegawai/Personalia Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja
Pemeliharaan Belanja Operasi dan Pemeliharaan Belanja Pegawai/Personalia Belanja
Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Bagi Hasil
dan Bantuan Keuangan Belanja Tidak Tersangka Jumlah Aliran Kas Bersih dari
Aktivitas Operasi 12.710.623.959 263.517.304.673 10.695.000.000
286.922.928.632 Pembayaran Utang Pokok Yang Jatuh Tempo Jumlah Aliran Kas
Bersih dari Aktivitas Pembiayaan Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas Selama Periode
Saldo Awal Kas Saldo Akhir Kas SILPA Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Berjalan 716.458.569 26.385.610.769 2.774.601.348 27.102.069.339
29.876.670.687 187.057.188.291 169.098.640.102 10.119.647.143 2.928.862.150
4.910.038.896 29.876.670.687 Sumber : Diolah Bappeda 42.592.456.243
5.617.345.020 16.081.270.234 2.850.908.440 18.042.932.549 32.255.994.099
1.241.156.600 263.146.795.233 23.776.133.396 Pembiayaan Daerah Pengelolaan
pendapatan daerah akan menekankan pada keserasian antara kebutuhan biaya dan
pendapatan. Prinsip bahwa nilai tambah pendapatan daerah akan digunakan
sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat merupakan upaya mobilitas sumber
daya lokal melalui peningkatan pendapatan daerah tidak akan menimbulkan
gangguan terhadap alokasi sumber daya, dengan konsekuensi adanya efisiensi
biaya/belanja daerah. Adapun kebijakan yang ditetapkan dalam pembiayaan daerah
ini adalah : 1. Pendapatan Daerah tahun 2006 - 2011 diperkirakan akan mengalami
pertumbuhan ratarata sebesar 5,92 %, sedangkan kebutuhan belanja daerah akan
mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 5,46 %. Kondisi ini menunjukkan bahwa
perkiraan pendapatan sedikit lebih besar dari perkiraan kebutuhan belanja,
sehingga dalam kurun waktu 5 tahun ke depan APBD Kabupaten Pacitan
diperkirakan akan mengalami surplus. 2. Surplus anggaran akan digunakan untuk
membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan lainnya. Namun nilai dari surplus ini
belum memungkinkan dapat membiayai seluruh aspek belanja pembangunan,
sehingga perlu untuk dilakukan upaya alternatif guna memenuhi kebutuhan biaya
pembangunan. Proyeksi APBD Kabupaten Pacitan tahun 2006 2011, dapat dilihat
sebagaimana tersebut dalam grafik 5.6 berikut: ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS
INVESTASI Aliran Kas Masuk Penjualan Investasi Jangka Panjang Penjualan Aktiva
Tetap Jumlah Aliran Kas Keluar Belanja Modal Pembelian Investasi Jangka Panjang
Jumlah Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Investasi ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS
PEMBIAYAAN Aliran Kas Masuk Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun lalu Transfer
Dari Dana Cadangan Penerimaan Pinjaman dan Obligasi Hasil Penjualan Aset
Daerah Yang Dipisahkan Jumlah Aliran Kas Keluar Transfer ke Dana Cadangan
Penyertaan Modal 0 0 0 20.285.073.478 20.285.073.478 (20.285.073.478)
27.102.069.339 27.102.069.339 716.458.569 127 H A N D O U T Grafik 5.6. Proyeksi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pacitan Keterangan : Proyeksi
pendapatan Proyeksi Belanja Sumber: RPJMD Kabupaten Pacitan 2006-2011 Grafik
diatas menunjukkan bahwa mulai tahun 2001 sampai dengan 2005 terjadi trend
yang positip, yaitu adanya surplus APBD. Sedangkan pada tahun 2006, sesuai
dengan penetapan APBD pendapatan masih lebih besar dari belanja daerah,
meskipun hanya terjadi surplus kurang lebih 3 (tiga) Miliyar. Dengan
mempertahankan tingkat pertumbuhan pendapatan 5,92 % dan belanja daerah
5,46 %, dapat diproyeksikan keadaan surplus menjadi semakin signifikan untuk lima
tahun mendatang. Dengan berlandaskan pada keadaan diatas, maka belanja
daerah akan dioptimalkan pada prioritas program yang memihak kepentingan dan
kebutuhan masyarakat, disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan
pemerintahan. Dalam penggunaannya, belanja daerah harus tetap mengedepankan
efisiensi maupun efektivitas sesuai dengan prioritas untuk memberikan dukungan
pada strategi pembangunan daerah. Peningkatan peranan sektor pajak daerah
dalam memberikan sumbangan ke PAD menimbulkan konsekuensi kebutuhan
kebijakan ekstensifikasi pajak melalui perluasan basis pajak tanpa menimbulkan
distorsi bagi perkembangan ekonomi lokal perlu dikembangkan. Demikian juga
dengan program intensifikasi perlu dilakukan melalui upaya terus-menerus dalam
melakukan perbaikan ke dalam dan senantiasa meningkatkan kesadaran wajib
pajak. 128 H A N D O U T PROYEKSI KEUANGAN DAERAH HERY PRATONO, Service
Provider LGSP PENGANTAR Proyeksi keuangan dan belanja daerah merupakan
kelengkapan dokumen perencanaan daerah untuk melakukan analisis keuangan
daerah. Proyeksi ini akan digunakan sebagai dasar penentuan kebijakan keuangan
daerah yang tidak terlepas dari kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang
dilakukan dengan menekankan pada prinsip money follow function sebagai
konsekuensi hubungan keuangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah. Terbitnya Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah sebagai pengganti Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 memberikan
warna baru landasan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pengelolaan
keuangan daerah berdasarkan pada Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tersebut
bertumpu pada upaya peningkatan efisiensi, efektifitas, akuntabilitas, dan
transparansi pengelolaan keuangan publik baik dari sisi pendapatan maupun
belanja. KONSEP DASAR Inti perubahan yang ingin dilakukan dalam arah kebijakan
keuangan daerah antara lain mempertajam esensi pengelolaan keuangan daerah
dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menyangkut penjabaran
terhadap hak dan kewajiban daerah dalam mengelola keuangan publik, meliputi
mekanisme penyusunan, pelaksanaan dan penatausahaan, pengendalian dan
pengawasan, serta pertanggungjawaban keuangan daerah. Dalam pengelolaan
keuangan daerah dilandaskan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku
yaitu: 1. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2.
Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-
undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 4. Undang-undang
Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan; dan 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun
2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggung jawaban dan Pengawasan
Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah dalam struktur APBD merupakan elemen penting bagi
kemampuan pemerintah daerah dalam melakukan kontrol terhadap alokasi sumber
daya. Pengembangan sistem pendapatan daerah dibutuhkan untuk menjamin
stabilitas pendapatan daerah supaya pemerintah lokal mampu mengembangkan
administrasi dan keuangan layanan publik yang lebih independen dan autonomous.
Pengelolaan pendapatan daerah hendaknya menekankan pada keserasian antara
kebutuhan pengeluaran dan pendapatan. Prinsip bahwa nilai tambah pendapatan
daerah akan digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat merupakan
upaya mobilitas sumber daya lokal melalui peningkatan pendapatan daerah tidak
akan menimbulkan gangguan terhadap alokasi sumber daya. Sampai akhir Maret
2006, Departemen Dalam Negeri tengah memproses pembatalan 393 perda pajak
dan retribusi yang menghambat iklim investasi. Sebagian besar perda ternyata
masih mengedepankan kepentingan pemerintah daerah, di mana peningkatan
Pendapatan Asli Daerah seringkali menjadi alasan utama penentuan pajak dan
retribusi. Di lain pihak, visi daerah sering kali dilupakan dalam merumuskan
peraturan daerah hanya yang berorientasi pada pendapatan asli daerah. Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan
Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Dalam rangka
mendukung terwujudnya good governance, pengelolaan keuangan daerah Daerah
dilakukan secara profesional, terbuka, dan bertanggungjawab sesuai dengan
perudang-undangan yang berlaku. Aturan pokok yang ditetapkan dalam Undang-
undang Dasar tersebut dijabarkan ke dalam asas-asas umum pengelolaan keuangan
daerah yang meliputi: 1. Asas tahunan; 2. Asas universalitas; 3. Asas kesatuan; 4.
Asas spesialitas; 5. Akuntabilitas berorientasi pada hasil; 6. Profesionalitas; 7.
Proporsionalitas; 8. Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan; dan 9. Pemeriksaan
keuangan yang bebas dan mandiri. 129 H A N D O U T Tabel 1 Metode Kaji Ulang
Perda Pendapatan Daerah KPPOD Eksternal Prinsip: konteks ekonomi secara luas
(i.e. free trade, persaingan sehat, eksternalitas negatif, kewenangan pemerintah)
OED Relevansi Tujuan: konsistensi dengan strategi pembangunan nasional, regional,
kota Dampak sektoral: daya saing, efisiensi, dan keberlanjutan Efficacy: kejelasan
tentang ukuran keberhasilan Efficiency: hasil yang didapat dan sumber daya
terpakai Sustainability: ketersediaan sumber daya, dukungan masyarakat
Performance Pemerintah Daerah: strategi pemerintah daerah untuk mencapai
tujuan dan mengelola sumber dayanya, termasuk kualitas implementasi perda. RIA
Identifikasi Masalah: uji definisi masalah, identitas wewenang hukum, susunan
regulasi Alternatif regulasi: self regulation, quasi regulation, explicit regulation
Tujuan Regulasi: solusi masalah yang adil Manfaat dan Biaya: dari sisi pelaku bisnis,
konsumen, dan pemerintah Kepatuhan: penegakan peraturan daerah Internal
Peraturan Substansi: keterkaitan antara tujuan dan isi, obyek dan subyek pungutan,
hak dan kewajiban wajib pungut, standar pelayanan, filosofi dan prinsip pungutan
Yuridis Teknis yuridis: relevansi acuan sumber hukum, perundangan terbaru,
kelengkapan teknis yuridis formal Pusdakota (2005) Pengembangan metode kajian
tentang kebijakan daerah dilakukan antara lain oleh KPPOD (Komite Pemantau
Pelaksanaan Otonomi Daerah), OED (Operation Evaluation Department, World
Bank), serta Deperindag dan PEG-USAID. Dalam melakukan kajian terhadap perda,
KPPOD menggembangkan metode yang menggunakan pendekatan teknis hukum
dan ekonomi, sementara RIA berfokus pada pendekatan konsep intervensi
pemerintah untuk memberikan solusi dalam mengatasi kegagalan mekanisme
(pasar) yang tidak bisa dipecahkan oleh masyarakat sendiri. Di lain pihak,
pendekatan OED lebih menekankan sinergi tujuan antar berbagai stakeholder
utama yang terlibat dalam pembangunan daerah, baik pemerintah pusat,
pemerintah daerah, maupun lembaga pemerintah lain yang terkait. Pengelolaan
Belanja Daerah Belanja daerah diarahkan pada peningkatan proporsi daerah untuk
memihak kepentingan dan kebutuhan masyarakat lokal, disamping tetap menjaga
eksistensi penyelenggaraan pemerintahan. Dalam penggunaannya, belanja daerah
harus tetap mengedepankan efisiensi maupun efektivitas sesuai dengan prioritas
untuk memberikan dukungan pada strategi pembangunan daerah. Garis besar isi
Kebijakan Umm APBD merupakan rancangan prioritas kegiatan dan plafon anggaran
sementara. Tahapan pertama dalam proses rancangan tersebut adalah (1)
menentukan skala prioritas dalam urusan wajib dan urusan pilihan, seperti sektor
yang menuntut standar pelayanan minimal, (2) Penentuan urutan program untuk
masing-masing urusan dilakukan, serta (3) penyusunan plafon anggaran sementara
untuk masing-masing program. Upaya mewujudkan anggaran berbasis kinerja
sering kali masih menemui jalan buntu. Kinerja dalam melaksanakan TUPOKSI atau
kegiatan rutin bagian atau seksi tidak terukur karena tidak ada indikator kinerja
yang dihubungkan ke dalam biaya tidak langsung. Misalnya, alokasi dana
pendidikan minimal 20% dari APBD dipandang belum memenuhi karena dihitung
berdasarkan alokasi dana anggaran belanja pembangunan. Di lain pihak, eksekutif
menggunakan alasan bahwa alokasi dana untuk pendidikan sudah dilakukan pada
alokasi anggaran belanja pegawai yang bekerja di sektor pendidikan. Di lain pihak,
program pendidikan bisa dimasukkan dalam program pelatihan yang merupakan
belanja pembangunan di sektor lainnya non pendidikan. Sebagian besar belanja
anggaran merupakan belanja tidak langsung (biasanya sekitar 65-85%) akan
menyulitkan pengukuran keberhasilan suatu program. Metode yang biasa
digunakan untuk 130 H A N D O U T melakukan analisis biaya tidak langsung adalah
activity-based costing. Namun metode ini masih belum banyak dikembangkan
untuk sektor publik. Selama ini, metode ini masih dikembangkan untuk sektor
swasta dalam menentukan harga suatu produk. pengaruh lingkungan ekonomi yang
cukup besar terhadap penerimaan daerah. Di lain pihak, penyusunan anggaran
penge2 Pendapatan Asli Daerah luaran daerah sebaiknya mengPengeluaran rUTIN
gunakan basis aktivitas (activitybased costing) yang dibutuhkan untuk mencapai
prioritas pembangunan daerah berdasarkan indikator kinerja yang terukur. Untuk
melihat kinerja keuangan daerah, derajat kemandirian daerah dapat diukur dari
seberapa jauh Pendekatan Statistik penerimaan yang berasal dari daerah mampu
Proyeksi keuangan bisa dilakukan dengan memenuhi kebutuhan daerah.
menggunakan trend atau model regresi. Proyeksi PDRB (Produk Domestik Regional
Bruto) akan Pembiayaan Daerah dilakukan dengan menggunakan trend dengan
Berdasarkan ketentuan pasal 17 ayat 3 Undang estimasi vektor autoregression,
yaitu estimasi Undang Nomor 17 2003 tentang Keuangan Negara dengan
menggunakan basis data beberapa periode dan pasal 83 ayat 2 dalam Undang-
Undang Nomor sebelumnya. Dalam kasus ini akan digunakan dua 33 tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan basis data periode tahun sebelumnya (-1) dan dua
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, tahun sebelumnya (-2), sehingga
fungsi jumlah kumulatif defisit anggaran tidak melebihi 3 persamaannya dapat
ditulis sebagai berikut: persen dari Produk Domestik Regional Bruto tahun
bersangkutan. PDRB = f(PDRB(-1), PDRB(-2)) 1 Pendapatan Asli Daerah Total
Pengeluaran Daerah Bagi perekonomian daerah yang berbasis sektor primer seperti
Daerah , peranan anggaran pemerintah sebagai motor penggerak ekonomi daerah
menuntut kebijakan yang cenderung ekspansif. Salah satu alternatif bagi
pembiayaan daerah adalah hutang, yang diharapkan dapat mengatasi masalah
keterbatasan dana segar, meningkatkan alternatif investasi daerah, maupun
meningkatkan mobilitas pendapatan lokal. Di lain pihak, risiko yang harus
ditanggung berupa lemahnya anggaran pemerintah (soft budget constraint) akibat
disiplin fiskal yang lemah, moral hazard, dan perilaku oportunis kelembagaan
pemerintah daerah. Kondisi stabilitas ekonomi makro, baik berupa fluktuasi nilai
tukar maupun tingkat suku bunga, merupakan faktor eksternal yang perlu dicermati
dalam memilih alternatif sumber pembiayaan daerah dari hutang. PROYEKSI
KEUANGAN DAERAH Ada dua konsep yang ingin disampaikan dalam proyeksi
keuangan daerah. Untuk pendapatan daerah, proyeksi keuangan daerah bisa
dilakukan dengan menggunakan analisis statistik, karena Hasil estimasi dengan
menggunakan software econometric views adalah sebagai berikut PDRB =
-0,609605 (PDRB (-1)) + 1,293098 (PDRB (-2))* Hasil tersebut menunjukkan bahwa
PDRB pada dua tahun sebelumnya lebih berpengaruh dalam menentukan proyeksi
keuangan (secara statistik signifikan disimbolkan dengan *), sedangkan kondisi satu
tahun sebelumnya secara statistik tidak cukup berpengaruh. Kenaikan satu satuan
PDRB pada tahun ini (misalnya dalam milyar rupiah) akan menyebabkan kenaikan
sebesar 1,29 satuan pada dua tahun yang akan datang. Secara detail perhitungan
bisa dilihat dari tabel dalam lampiran. Hasil estimasi akan digunakan sebagai
penentuan asumsi dasar yang selanjutnya akan mempengaruhi besaran angka
pendapatan dan belanja daerah. Misalnya pada 2004, PDRD sebesar 100 milyar dan
2005 sebesar 105 milyar. Maka pada tahun 2006 PDRB diperkirakan sebesar 129
yang berasal dari PDRB tahun 2004 dikalikan koefisien estimasi (100x1,29). Tabel 2.
Proyeksi PDRB 2004 100 2005 105 2006* 129 100x1,29 2007* 135.45 105x1,29
2008* 166.41 135,45x1,29 2009* 174.7305 166,41x1,29 2010* 214.6689
174,73x1,29 * = hasil estimasi 131 H A N D O U T Penggunaan regresi digunakan
dalam melakukan proyeksi suatu variabel yang akan ditentukan oleh keberadaan
variabel lain. Misalnya dalam penilaian BHPBP (Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak)
akan menggunakan variabel PDRB dan tingkat kepadatan penduduk (density)
sebagai variabel yang mempengaruhi. Hasil estimasi menunjukkan persamaan
sebagai berikut: BHPTB = -0,971310* +0,000590(Density)* + 0,0007(PDRB)* Dalam
menentukan proyeksi BHPTB, semua variabel penentu dalam model signifikan
secara statistik mempengaruhi BHPTB. (Pengujian secara statistik bisa dilihat pada
bagian lampiran). Tabel 3. Proyeksi BHPTB 2005 2006 2007 Pdrb* 1000 1010 1015
Density* 100 120 125 BHPTB** -0.211 -0.1922 -0.18575 Persamaan =-
0.97+(0.00059*1000)+(0.0007*100) =-0.97+(0.00059*1010)+(0.0007*120) =-
0.97+(0.00059*1015)+(0.0007*125) * = asumsi, ** = perkiraan Pendekatan
Medium Term Expenditure Framework MTEF merupakan mekanisme untuk
menentukan skala prioritas dan memastikan alokasi dana untuk mencapai target
dari skala prioritas tersebut. MTEF terdiri dari proyeksi (1) top-down terhadap
ketersediaan sumber daya agregat untuk menentukan pengeluaran publik dengan
mempertimbangkan kondisi stabilitas ekonomi makro, (2) proyeksi biaya yang
dibutuhkan dalam melakukan suatu kebijakan dan bersifat bottom-up, serta (3)
kerangka kerja untuk melakukan rekonsiliasi antara biaya dan ketersediaan sumber
daya. Disebut medium term karena perencanaan ini menggunakan data yang
berbasis prospektif, misalnya untuk satu tahun ke depan (n+1) maupun tahun-
tahun berikutnya (n+2) dan (n+3). Pada tingkat politik, keputusan untuk melakukan
peningkatan jasa layanan publik dan transformasi dalam proyeksi yang realistis
didasarkan kemampuan pembiayaan anggaran daerah. Sistem ini menuntut
keterlibatan pengambil kebijakan, perencanaan, dan penganggaran sejak awal
dalam siklus penganggaran. Pengambilan keputusan dalam menentukan anggaran
ini sangat ditentukan oleh integritas dan kualitas informasi data. Dengan demikian,
tujuan utama MTEF adalah memperkuat pengambilan keputusan politis dalam
proses anggaran. Pos pengeluaran biasanya stabil mengalami peningkatan
sedangkan pos penerimaan ada kalanya mengalami fluktuasi seperti terlihat pada
kasus di Pacitan (gambar 1). Dalam gambar 1 terlihat kecenderungan penurunan
penerimaan daerah sementara pengeluaran masih tetap meningkat. Trend yang
dilakukan dengan menggunakan excel hanya mungkin bisa dilakukan apabila
estimasi dengan autoregresi (-4) benarbenar signifikan. Namun demikian, kondisi
penerimaan daerah sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan ekonomi. Ada
kemungkinan daya beli masyarakat pada 2005 akibat kenaikan BBM (inflasi)
mengalami penurunan sehingga terjadi penurunan pendapatan daerah. Misalnya
terjadinya inflasi yang dicerminkan oleh kenaikan ihk (indeks harga konsumen) akan
diikuti oleh penurunan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar 1,000085 juta rupiah.
PAD = -1,000085 (IHK)* Kondisi ini cukup rawan bagi Kabupaten Pacitan untuk
terjebak dalam kebangkrutan. Berdasarkan ketentuan pasal 17 ayat 3 Undang
Undang Nomor 17 2003 tentang Keuangan Negara dan pasal 83 ayat 2 dalam
Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, jumlah kumulatif defisit anggaran tidak
melebihi 3 persen dari Produk Domestik Regional Bruto tahun bersangkutan.
Fenomena defisit yang mengakibatkan bangkrutnya suatu daerah pernah dialami
oleh Rio de Janeiro pada 1988, Cleveland pada 1978. Bahkan kota besar sekaliber
New York pun pernah mengalami kebangkrutan pada 1975. 132 H A N D O U T
Gambar 1. Realisasi dan Perkiraan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Pacitan Masalah ini juga pernah dialami oleh Uganda pada 1996, namun
negara tersebut terlepas dari bencana kebangkrutan setelah menerapkan MTEF.
Upaya melakukan rekonsiliasi penerimaan yang merosot dilakukan dengan
melakukan pemotongan sejumlah pos pengeluaran yang tidak efisien. Saat itu
defisit mencapai 8,9% terhadap PDRB, sehingga untuk menghidari penurunan
kualitas layanan publik, Pemerintah Uganda memilih mencari pinjaman lunak
(grant). Defisit anggaran pemerintah diperkirakan akan mencapai 2,5% setelah
pemerintah memanfaatkan grant.1 Dalam beberapa kasus seperti Uganda pada
1992 dan Korea, MTEF dilakukan oleh suatu negara pada saat mengalami krisis
fiskal serta mendukung pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Hal ini dilakukan
karena MTEF memungkinkan kerjasama antar dinas dan perencanaan dilakukan
dalam periode yang lebih panjang sehingga pendekatan holistik menjadi sangat
mungkin dilakukan. 1 Untuk diskusi lebih lanjut tentang Uganda baca Bevan (2001)
The Budget and Medium-Term Expenditure Framework in Uganda, African Region
Working Paper Series No 24 atau www.worldbank.org/afr/wps/index.htm 133 H A N D
O U T Tabel 4: Proses pendukung utama MTEF Proses Utama Penentuan sumber
daya agregat Proses Pendukung Analisis kondisi makroekonomi, proyeksi keuangan
daerah, dan definisi kebijakan fiskal yang berkelanjutan Tujuan Membuat proyeksi
yang realistis dari keberadaan sumber daya dalam jangka menengah yang akan
dialokasikan untuk program pengeluaran Untuk menunjukkan tujuan sektoral,
program, dan aktivitas termasuk sumber daya yang diperlukan Untuk menentukan
kesepakatan dalam program pengeluaran jangka menengah Formulasi dan rencana
pengeluaran sektoral Dinas melakukan formulasi pengeluaran program sektoral
Rekonsiliasi sumber daya yang tersedia dengan rencana pengeluaran sektoral
Menentukan alokasi sektoral jangka menengah Dewan dan stakeholders melakukan
rekonsiliasi antara keterbatasan sumber daya dengan kebutuhan pengeluaran
Berdasarkan data yang relevan, pengambil keputusan mengalokasikan sumber daya
ke sektor-sektor Formulasi anggaran tahunan Untuk mengkomunikasikan ke dinas-
dinas tentang kebijakan pengeluaran sektoral dengan keterbatasan sumber daya
agregat Untuk memastikan bahwa anggaran yang dipersiapkan merefleksikan
kesepakatan program pengeluaran sektoral Untuk mencegah penyimpangan yang
berlebihan Mengumumkan batas pengeluaran sektoral untuk satu tahun dalam
MTEF Memastikan bahwa pelaksanaan penganggaran sejalan dengan keinginan
anggaran Memastikan bahwa hasil yang diinginkan tercapai Akuntansi, pelaporan,
dan pengendalian anggaran digunakan dalam pelaksanaan anggaran tahunan
Insentif bagi staff yang mempunyai kinerja bagus. Ex post audit dan evaluasi Untuk
mengkaitkan kepentingan staff pemda dan para politisi dengan keinginan publik
Pembiayaan Daerah Berdasarkan arah pembiayaan daerah yang memungkinkan
pembiayaan daerah dari pajak, analisis kebutuhan hutang daerah merupakan
proyeksi kebutuhan pemerintah daerah untuk melakukan investasi dengan dasar
arus penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah untuk menentukan
kemampuan membayar. Berdasarkan konsep perhitungan DSCR (Debt Service
Coverage Ratio) yaitu kemampuan maksimal pemerintah lokal dalam mengelola
sumber pembiayaan dari hutang, jumlah pembiayaan hutang per tahun (berupa
pembayaran pokok hutang, bunga pinjaman, dan biaya lainnya) sebaiknya kurang
dari 2,5 (PAD+ Bagian Daerah+Belanja Wajib). Tabel , kemampuan Pemerintah
Daerah dalam membayar angsuran tahunan sebesar Rp 89 milyar pada 2005, dan
terus meningkat menjadi Rp 127 milyar pada 2011. Besar hutang yang
dimungkinkan maksimal kurang dari 75% APBD. Tabel 5. Potensi Pembiayaan
Daerah 2006 Pendapatan Daerah 1. Bagi Hasil Pajak 2. Bagi Hasil Bukan Pajak 3.
PAD Belanja Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Pemeliharaan Belanja Perjln
Dinas Belanja Lain-lain (PAD+BD+DAU) DSCR Maksimal Kemampuan Mengangsur
Maksimal Hutang 452.579 18.215 434.364 228.785 192.316 13.264 5.419 3.531
14.255 223.794 2,5 89.518 2007 491.848 20.298 471.550 248.949 207.845 14.756
6.249 4.006 16.092 242.900 2,5 97.160 256.222 2008 531.118 22.382 508.737
269.113 223.375 16.249 7.079 4.482 17.929 262.006 2,5 104.802 269.506 2009
570.388 24.465 545.923 289.277 238.904 17.742 7.908 4.957 19.765 281.111 2,5
112.444 282.790 2010 609.045 26.548 582.497 308.828 254.434 19.235 8.738
5.432 20.990 300.217 2,5 120.087 282.977 2011 648.009 28.632 619.377 328.686
269.964 20.727 9.567 5.907 22.521 319.323 2,5 127.729 308.153 134 H A N D O U
T Penutup Penguatan keterkaitan antara prioritas pembangunan daerah dengan
perencanaan pengeluaran merupakan tahapan menuju visi pembangunan daerah.
Informasi tentang bagaimana dana masyarakat dialokasikan yang mencerminkan
transparansi dan akuntabilitas menuntut political will pemerintah. Sering kali,
pemerintah lupa akan mandat yang diberikan rakyat sehingga proses politik
terjebak pada perebutan kekuasaan yang justru mempunyai potensi menimbulkan
bencana kebangkrutan. Konsep penganggaran kinerja yang memungkinkan prinsip
anggaran defisit dengan melibatkan pendekatan partisipasif masih berhadapan
dengan penyakit lama yaitu ego sektoral serta keterisolasian antara perencanaan
dan panganggaran. Arah kebijakan umum APBD merupakan instrumen strategis
untuk menjembatani kebijakan jangka menengah dengan perencanaan program
dan penganggaran tahunan. Penjabaran program dan kegiatan bredasarkan bidang
kewenangan dilihat sebagai suatu formula yang konsisten terhadap seluruh tahapan
mulai perencanaan sampai dokumen APBD. Lampiran Dependent Variable: PAD
Method: Least Squares Date: 04/01/06 Time: 11:42 Sample: 1 336 Included
observations: 336 Variable C IHK R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression
Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat Coefficient -0.725838
-1.000085 0.999972 0.999972 11.63600 45222.42 -1300.339 2.007487 Std. Error
0.708497 0.000290 t-Statistic -1.024476 -3443.026 Prob. 0.3064 0.0000 1082.613
2188.909 7.752019 7.774740 11854426 0.000000 Mean dependent var S.D.
dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared 0.004516
0.009140 Probability Probability 0.995494 0.995440 Ramsey RESET Test: F-statistic
Log likelihood ratio 0.060129 0.121684 Probability Probability 0.941654 0.940972
White Heteroskedasticity Test: F-statistic Obs*R-squared 0.086985 0.175445
Probability Probability 0.916712 0.916015 135 H A N D O U T Dependent Variable:
POVGAP Method: Least Squares Date: 04/01/06 Time: 11:59 Sample: 1 336 Included
observations: 336 Variable C BPEGAWAI AREA R-squared Adjusted R-squared S.E. of
regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat Coefficient
585.8161 -0.004695 -0.002557 0.024238 0.018377 469.4168 73377267 -2542.158
0.788990 Std. Error 50.32133 0.003521 0.001043 t-Statistic 11.64151 -1.333477
-2.452358 Prob. 0.0000 0.1833 0.0147 500.2768 473.7905 15.14975 15.18383
4.135794 0.016819 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion
Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic) Dependent Variable: NPOOR000
Method: Least Squares Date: 04/01/06 Time: 12:01 Sample: 1 336 Included
observations: 336 Variable C BPEGAWAI POVGAP R-squared Adjusted R-squared S.E.
of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat Coefficient
-10006.20 1.612234 9.430947 0.626641 0.624399 9480.549 2.99E+10 -3552.008
1.605469 Std. Error 1176.100 0.071185 1.096897 t-Statistic -8.507943 22.64860
8.597839 Prob. 0.0000 0.0000 0.0000 14167.32 15469.28 21.16076 21.19484
279.4516 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion
Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic) Estimasi dengan Vektor Autoregression
Date: 04/01/06 Time: 12:50 Sample(adjusted): 2002 2004 Included observations: 3
after adjusting endpoints Standard errors & t-statistics in parentheses PDRB PDRB(-
1) -0.609605 (0.86358) (-0.70591) 1.293098 (0.74086) (1.74540) 0.362302
-0.275397 4.45E+15 66708460 -56.65642 -55.32309 -55.92402 78167742
59068818 PDRB(-2) R-squared Adj. R-squared Sum sq. resids S.E. equation Log
likelihood Akaike AIC Schwarz SC Mean dependent S.D. dependent 136 H A N D O U
T Date: 04/01/06 Time: 13:07 Sample(adjusted): 2003 2005 Included observations:
3 after adjusting endpoints Standard errors & t-statistics in parentheses TOTBELJ
TOTBELJ(-1) -0.005577 (0.00643) (-0.86718) 1.142034 (0.00976) (116.995)
0.999889 0.999779 5.30E+14 23018628 -53.46434 -52.13101 -52.73193 9.07E+08
1.55E+09 TOTPEND(-1) Date: 04/01/06 Time: 13:08 Sample(adjusted): 2003 2005
Included observations: 3 after adjusting endpoints Standard errors & t-statistics in
parentheses TOTPEND 2.218271 (0.21341) (10.3946) -1.298909 (0.23176) (-
5.60450) 0.680068 0.360136 2.49E+15 49877645 -55.78415 -54.45081 -55.05174
2.90E+09 62353684 TOTBELJ(-2) TOTPEND(-2) R-squared Adj. R-squared Sum sq.
resids S.E. equation Log likelihood Akaike AIC Schwarz SC Mean dependent S.D.
dependent R-squared Adj. R-squared Sum sq. resids S.E. equation Log likelihood
Akaike AIC Schwarz SC Mean dependent S.D. dependent Dependent Variable: BHPBP
Method: Least Squares Date: 04/01/06 Time: 23:45 Sample: 1 336 Included
observations: 336 Variable C DENSITY PDRBTOTAL R-squared Adjusted R-squared
S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat Coefficient
-0.971310 0.000590 0.000700 0.511679 0.508746 2.880259 2762.532 -830.7044
1.690620 Std. Error 0.197422 8.81E-05 4.93E-05 t-Statistic -4.919972 6.694283
14.21424 Prob. 0.0000 0.0000 0.0000 1.259482 4.109400 4.962526 4.996607
174.4639 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion
Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic) 137 H A N D O U T ORIENTASI
KERANGKA REGULASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DAERAH Instrumen
Hukum Penganggaran Daerah Perencanaan dan B. Peraturan Pemerintah (PP) o PP-
37/2005 tentang Kedudukan Keuangan DPRD sebagai pengganti PP-24/2004 o PP-
55/2005 tentang Dana Perimbangan o PP -58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah o PP-65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM o PP-
72/2005 tentang Desa o PP-73/2005 tentang Kelurahan o PP-79/2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah o
RPP yang merupakan turunan dari UU No 32/ 2004, turunan UU No 33/2004, dan
turunan UU 25/2004 o PP yang terkait dengan penyusunan RKP/ RKPD dan
Penyusunan RKA-KL/RKA-SKPD A. Undang-Undang (UU) o UU No. 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara terutama pasal 17 20. o UU No. 25 tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional terutama pasal 21 27. o UU No. 32
tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah terutama pasal 150 154 dan pasal 179
199. o UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Pemerintah Daerah terutama pasal 66 86. o UU No 01 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara o UU No 24/1992 tentang Penataan Ruang o
RUU tentang RPJP Nasional Sumber: HandBook 2006, Bappenas 138 H A N D O U T
C. Peraturan Presiden (PERPRES) o o PERPRES No 7/2005 tentang RPJM Nasional
Tahun 2004-2009 PERPRES tentang RKP beserta lampirannya dan PERPRES tentang
DAU Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang dikeluarkan setiap tahun. D.
Komitmen dan Konvensi Internasional o Prinsip-prinsip Good Governance o
Millenium Development Goals Diagram I Keterkaitan Antara Undang-undang yang
Berkaitan Dengan Perencanaan dan Penganggaran Daerah Dokumen Perencanaan
dan Penganggaran Daerah Secara substansi, dokumen bersifat hierarkis yaitu
dokumen yang jangka waktunya lebih panjang menjadi rujukan bagi dokumen yang
jangka waktunya lebih pendek. Tabel 1 Dokumen Perencanaan Menurut UU 25/2004
dan UU 32/2004 Dokumen RPJP Daerah (jangka waktu 20 tahun) Isi visi, misi,
dan arah pembangunan daerah (UU No. 25/ 2004 pasal 5 ayat 2)(UU No. 32/2004
pasal 150 ayat 2) arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah,
kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja
perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan Rujukan Mengacu
pada RPJP Nasional Ditetapkan Oleh RPJP Daerah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah (UU No. 25/2004 pasal 13 ayat 3)(UU No. 32/2004 pasal pasal 150 ayat 3
butir e) RPJM Daerah (jangka waktu 5 tahun) penjabaran dari visi, misi, dan
program Kepala Daerah berpedoman pada RPJP Daerah memperhatikan RPJM
Nasional, Peraturan Kepala Daerah (paling lambat setelah 3 bulan dilantik)(UU No.
25/ 2004 pasal 19 ayat 3)RPJM Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah (UU No.
32/2004 pasal 150 ayat 3 butir e) 139 H A N D O U T Dokumen Isi rencana-rencana
kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif(UU
No. 25/2004 pasal 5 ayat 2)(UU No. 32/2004 pasal 150 ayat 3 butir b) Renstra-SKPD
(jangka waktu 5 tahun) visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan
kegiatan pembangunan(UU No. 25/2004 Pasal 7 ayat 1)(UU No. 32/2004 Pasal
151ayat 1) disusun sesuai dengan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah
berpedoman kepada RPJM Daerah Renstra-SKPD ditetapkan dengan peraturan
pimpinan satuan kerja perangkat daerah setelah disesuaikan dengan RPJM Daerah
(UU No. 25/2004 pasal 19 ayat 4) Rujukan Ditetapkan Oleh RKPD (Rencana Kerja
Pemerintah Daerah) (jangka waktu 1 tahun) memuat rancangan kerangka ekonomi
daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik
yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan
mendorong partisipasi masyarakat.(UU No. 25/ 2004 pasal 5 ayat 3)(UU No. 32/2004
pasal 150 ayat d) Kebijakan (Kerangka Regulasi), program (Kerangka Kegiatan),
dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah
daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat(UU No.
25/ 2004 pasal 7 ayat 2)(pasal 151 ayat 2) Diatur dengan PP 39/ 2006 Penjabaran
RPJM Daerah Mengacu RKP Peraturan Kepala Daerah (UU No. 25/2004 pasal 26 ayat
2) Renja-SKPD (jangka waktu 1 tahun) Berpedoman pada Renstra SKPD
Mengacu pada Rancangan Awal RKPD (pasal 21, UU-25/2004) Tidak diatur
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Diatur dengan PP 39/2006 Diatur
dengan PP 39/2006 140 H A N D O U T Tabel 2 Dokumen Penganggaran Menurut
Peraturan Perundangan Dokumen Kebijakan Umum APBD Isi Kebijakan bidang
pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasari untuk periode
1 thn Skala prioritas dalam urusan wajib dan urusan pilihan; urutan program
dalam setiap urusan dan plafon anggaran sementara masingmasing program
Rencana pendapatan, belanja masing-masing program dan kegiatan menurut fungsi
untuk tahun yang direncanakan Dirinci sampai dengan rincial objek pendapatan,
belanja dan pembiayaan serta prakiraan maju untuk tahun berikutnya Anggaran
pendapatan, anggaran belanja dan pembiayaan (psl-16 UU-17) APBD yang disetujui
oleh DPRD terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan
jenis belanja (UU-17/ 2003, pasal 20 ayat 5). Rujukan RKPD (psl 18 UU-17) PP-
58/2005 pasal 34 Ditetapkan Oleh Nota Kesepakatan Pemda-DPRD Prioritas dan
plafon anggaran sementara (PPAS) Kebijakan Umum APBD (UU-33 psl 71 &
UU-17 psl 18) PP-58/2005 pasal 35 Kesepakatan PemerintahDPRD RKA-SKPD
KU-APBD Prioritas dan Plafon (UU-33 psl 72) Pedoman penyusunan RKA-SKPD
dari KepDa (PP-58/2005 psl 35) Pasal 40 PP58/2005 Tidak diatur APBD RKPD
(UU17 psl-17 & UU25 psl 25 ) Kompilasi RKA-SKPD yang telah dikonsultasikan
dengan DPRD Peraturan Daerah Sumber: Bahan Sosialisasi UU SPPN Bappenas
tahun 2004 141 H A N D O U T Proses dan Kelembagaan dalam Perencanaan dan
Penganggaran Daerah Berdasarkan UU No. 25/2004 dan UU No. 32/2004, proses
penyusunan dokumen perencanaan, baik untuk Rencana Jangka Panjang Daerah
(RPJPD), Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD), maupun untuk Rencana Kerja
Pemerintah/Rencana Kerja Pemerintah Daerah adalah sama yaitu: 1. Kepala
Bappeda menyiapkan rancangan Dokumen Rencana (RPKPD/RPJMD/RKPD). 2.
Rancangan Dokumen Rencana menjadi bahan utama bagi Musrenbang. 3. Kepala
Bappeda menyelenggarakan Musrenbang. 4. Kepala Bappeda menyusun rancangan
akhir RPJP Daerah berdasarkan hasil Musrenbang.1 Sedangkan Renstra-SKPD
disusun oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya dengan berpedoman pada rancangan awal RPJM Daerah, demikian juga
Renja-SKPD disusun oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya dengan mengacu kepada rancangan awal RKPD dan
berpedoman pada Renstra-SKPD. Dari proses tersebut maka ada dua kegiatan
penting yang akan menentukan kualitas dokumen perencanaan yaitu: kegiatan
menyusun rancangan awal dokumen rencana dan kegiatan Musyawarah Rencana
Pembangunan (Musrenbang). Kegiatan pertama adalah proses teknokratis,
sedangkan kegiatan kedua adalah proses partisipatif.2 Penyesuaian APBD dengan
perkembangan dan/ atau perubahan keadaan dibahas bersama DPRD dengan
Pemerintah Daerah dalam rangka penyusunan prakiraan Perubahan atas APBD
tahun anggaran yang bersangkutan, apabila terjadi: 1. perkembangan yang tidak
sesuai dengan asumsi kebijakan umum APBD; 2. keadaan yang menyebabkan harus
dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar
jenis belanja; 3. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun
sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan anggaran yang berjalan; Beberapa
Isu penting dan Konsekuensi dari Instrumen Hukum Perencanaan dan Penganggaran
Daerah: 1) Bappeda merupakan satu-satunya SKPD yang mengkoordinasikan proses
perencanaan di daerah. Sebagai konsekwensinya, Bappeda satu-satunya lembaga
yang bertanggung jawab dalam melaksanakan siklus perencanaan dan kualitas isi
dokumen perencanaan daerah. Untuk perencanaan tahunan, hanya ada satu
dokumen perencanaan di daerah yaitu Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
RKPD merupakan penjabaran RPJM Daerah tahun yang direncanakan dan Rencana
Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RenjaSKPD). Karena APBD adalah cerminan
dari kebijakan alokasi sumber daya publik, maka dokumen APBD dituangkan dalam
bentuk peraturan daerah. Untuk itu, berdasarkan UU No. 17/2003, DPRD harus
mulai terlibat dalam pembahasan anggaran mulai dari proses Musrenbang
(kecamatan atau di wilayah pemilihan), penetapan Kebijakan Umum APBD,
penetapan prioritas dan plafon APBD. Merujuk pada UU No. 17/2003 pasal 19, dapat
disimpulkan bahwa posisi SKPD dan DPRD dalam proses anggaran sangat kuat.
Berdasarkan Kebijakan Umum, Prioritas dan Plafon APBD, SKPD dapat langsung
menyusun RKA-SKPD. RKA-SKPD langsung dikonsultasikan dengan DPRD sebagai
bagian dari pembahasan awal RAPBD. Kegiatan ini merupakan reformasi yang
sangat penting, karena dengan proses ini maka dimungkinkan adanya kesamaan
pandangan mengenai alokasi dan besaran anggaran antara pengguna anggaran
(SKPD) dan pengawas anggaran (DPRD), namun ternyata dalam PP-58/2005
prosesnya terjadi perubahan 3. Dalam proses penyusunan anggaran, Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) menyusun rancangan peraturan daerah tentang
APBD berikut dokumen pendukung berdasarkan RKA-SKPD yang telah ditelaah Tim
Anggaran Pemerintah Daerah. Meskipun secara teoritis dokumen MTEF bisa
berjangka waktu dua sampai tiga tahun, UU No. 17/2003 secara tegas menetapkan
bahwa dokumen MTEF dibuat oleh SKPD untuk jangka waktu dua tahun. Meskipun
hanya untuk jangka waktu dua tahun, tetapi dokumen ini sangat berguna bagi
Bappeda untuk dijadikan bahan dalam menyusun rancangan awal RKPD. 2) 3) 4) 5)
6) 1 2 3 Berdasarkan UU No. 25/2004 proses penyusunan RPJPD diatur dalam pasal
10 12, proses penyusunan RPJMD diatur dalam pasal 14 18, dan proses
penyusunan RKPD diatur dalam pasal 20 25. Sedangkan dalam UU No. 32/2004
diatur dalam pasal 150 154. Pemilahan proses perencanaan yang teknokratis dan
partisipatif dapat dilihat dalam penjelasan UU No. 25/2004. Pengaturan mengenai
proses penyusunan RKA-SKPD menurut UU 17/2003 berbeda dengan UU 32/2004.
UU No. 32/2004 tidak mengharuskan SKPD untuk berkonsultasi dengan DPRD pada
saat menyusun dokumen RKA-SKPD, berbeda juga dengan yang diatur melalui PP
58/2005, dimana RKA-SKPD yang telah disusun oleh Kepala SKPD disampaikan
kepada PPKD untuk selanjutnya dibahas oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah. 142
H A N D O U T 7) Proses pembahasan RAPBD sejak penyampaian nota RAPBD oleh
Kepala daerah ke DPRD menjadi pendek. Ini konsekwensi dari keterlibatan DPRD
dalam proses-proses pembahasan awal RAPBD yang meliputi penetapan KU-APBD,
penetapan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dan proses Musrenbang mulai
dari tingkat Kecamatan. 4. 5. Mendapatkan aspirasi masyarakat dan Sebagai
wahana untuk agregasi kepentingan dan mobilisasi dana Peran Masyarakat Sesuai
amanat UU No. 25/2004, perencanaan pembangunan harus melalui pelibatan
penyeleng gara negara dan masyarakat. Dengan demikian, ruang partisipasi
seluruh pelaku pembangunan dijamin dan terbuka luas. Ada tiga asas penting yang
membuka partisipasi masyarakat dalam undang-undang tersebut yaitu: 1. Asas
kepentingan umum yaitu asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan
cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif; 2. Asas keterbukaan yaitu asas yang
membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar,
jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia Negara
3. Asas akuntabilitas yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan
hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. UU No. 25/2004 juga menetapkan mengopti malkan partisipasi
masyarakat sebagai salah satu tujuan SPPN (pasal 2 ayat 4 huruf d). Partisipasi
masyarakat berguna untuk: 1. Mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat 2. Menciptakan rasa memiliki pemerintahan 3. Menjamin keterbukaan,
akuntabilitas dan kepentingan umum Sebagai konsekwensi dari sistem perencanaan
dan penganggaran daerah yang ditetapkan oleh UU No. 17/2003 dan UU No.
25/2004 maka monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana dan anggaran ada di
Bappeda dan SKPD. Yang penting harus dikembangkan adalah, hendaknya
monitoring dan evaluasi tidak hanya sebatas pengisian dokumen LAKIP (Laporan
Akuntabilitas Kegiatan Instansi Pemerintah), melainkan juga harus dikembangkan
metode monitoring dan evaluasi yang berorientasi pada kinerja yang dinilai oleh
pengguna. Untuk itu pemerintah perlu melakukan survey kepuasan masyarakat
terhadap program-program yang dilaksanakan. Selanjutnya hasil monitoring dan
evaluasi yang menyerap aspirasi masyarakatdapat dijadikan input bagi proses
penyusunan RKPD, AKU, Proses Musbangdes, UDKP, forumforum sektoral, dan RKA-
SKPD. 143 H A N D O U T MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS: APAKAH ITU?
Pengantar Pada tahun 2000, awal pergantian zaman dari abad 20 ke abad 21 yang
disebut era milenium, sebanyak 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) termasuk Indonesia mengikuti Sidang Majelis Umum PBB. Pertemuan
bertujuan mendiskusikan berbagai permasalahan yang terkait erat dengan
peningkatan kesejahteraan dan kelangsungan hidup bangsa, serta penegakan hak
asasi dan kerjasama internasional untuk memajukan bangsa dengan target dan
indikator yang jelas. Pertemuan ini berhasil mengadopsi Deklarasi Mileenium, yang
berisi komitmen untuk menjawab berbagai tantangan di era milenium, menetapkan
langkah konkrit melalui tujuan, itarget dan indikator yang ditetapkan dari tahun
1990 sampai tahun 2015. Tujuan Utama / Goals MDG Dalam MDG ditetapkan
delapan tujuan utama (goal) yang perlu ditindaklanjuti oleh setiap negara yang
meliputi: 1. memberantas kemiskinan dan kelaparan 2. mewujudkan pendidikan
dasar 3. meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan 4.
mengurangi angka kematian bayi 5. meningkatkan kesehatan ibu. 6. memerangi
HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya 7. menjamin pengelolaan lingkungan hidup
yang berkelanjutan 8. mengembangkan kemitraan global dalam pembangunan
Kedelapan tujuan utama MDGs ini sebenarnya telah menjadi arahan pelaksanaan
pem
gunan di Indonesia, seperti yang tercantum dalam Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN) tahun 1999-2004 yang selanjutnya tercantum dalam Program
Pembangunan Nasional (Propenas), lengkap dengan indikator kinerjanya yang akan
dicapai dalam kurun waktu yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa delapan
permasalahan utama tersebut dirasakan oleh hampir seluruh negara. Target dan
Indikator Kinerja Masing-masing tujuan utama mempunyai target dan indikator
kinerja untuk mewujudkan kesejahteraan hidup bangsa yang ditetapkan dari tahun
1999 sampai 2015. Target dan indikator masing-masing tujuan utama tersebut
adalah: Target (3) menjamin semua anak, laki-laki dan perempuan dimanapun
berada mampu menyelesaikan pendidikan dasarnya. Indikator: v Ratio partisipasi di
sekolah dasar v Proporsi murid kelas 1 mencapai kelas 5 v Tingkat melek huruf pada
penduduk usia 15-24 tahun 3. Promosi kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan Target (4) memperkecil kesenjangan gender pada sekolah dasar dan
sekolah menengah pada tahun 2005 dan pada semua jenjang pendidikan pada
tahun 2015. Indikator: v Ratio perempuan terhadap laki-laki di sekolah dasar,
menengah pertama dan sekolah menengah atas. v Ratio perempuan melek huruf
terhadap laki-laki usia 15-24 tahun. v Kontribusi perempuan dalam angkatan kerja
di luar sektor pertanian. v Proporsi perempuan yang duduk di parlemen. 4.
Penurunan angka kematian anak Target (5) menurunnya dua pertiga angka
kematian anak dibawah lima tahun pada tahun 1990-2015. Indikator: v Tingkat
kematian anak di bawah lima tahun v Tingkat kematian bayi v Proporsi anak usia
satu tahun yang mendapat imunisasi campak 1. Pemberantasan kemiskinan dan
kelaparan Target (1) tinggal 50 persen proporsi penduduk dengan penghasilan
dibawah 1 dolar sehari. Indikator: v Proporsi penduduk dibawah 1 dollar sehari v
Ratio kesenjangan kemiskinan v Persebaran kuantil orang miskin dalam konsumsi
nasional Target (2) Antara tahun 19902015 proporsi penduduk kelaparan tinggal
separuhnya. Indikator: v Prevalensi balita kurang berat badan v Proporsi penduduk
dibawah garis kemiskinan konsumsi. 2. Meningkatkan pendidikan dasar 144 H A N D
O U T 5. Meningkatkan kesehatan ibu Target (6): menurunkan dua pertiga ratio
kematian ibu pada tahun 1990- 2015. Indikator: v Ratio kematian ibu v Proporsi
kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih. 6. Memerangi HIV/AIDS, malaria
dan penyakit lainnya Target (7): pada tahun 2015 turun separuhnya dan mulai
menghentikan penyebaran HIV/AIDS. Indikator: v Prevalensi HIV di kalangan wanita
hamil umur 15-24 tahun. v Tingkat prevalensi kontrasepsi v Jumlah anak yatim piatu
korban HIV/AIDS Target (8): tahun 2015 tidak ada lagi kejadian malaria dan penyakit
lainnya. Indikator: v Tingkat prevalensi dan tingkat kematian akibat malaria v
Proporsi penduduk di wilayah berisiko malaria yang menggunakan pencegahan
malaria secara efektif serta melakukan langkah pengobatan. v Tingkat prevalensi
dan tingkat kematian akibat TBC v Proporsi kasus TBC yang terdeteksi dan yang
menjalankan perngobatan. 7. Pengelolaan berkelanjutan lingkungan hidup yang 8.
Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan Target (12): Pengembangan
sistem perdagangan bebas, berdasar aturan, dapat diramalkan serta tidak
diskriminatif dan sistem keuangan, termasuk kesepakatan mengenai pemerintahan
yang bersih, pembangunan dan pengentasan kemiskinan baik nasional maupun
internasional. Target (13): perhatian kepada kebutuhan negaranegara berkembang
di kepulauan, termasuk tarif dan akses terhadap kuota ekpor negara berkembang
dan miskin. Target (14): memperhatikan kebutuhan khusus negara landlocked dan
negara kepulauan Target (15): kesepakatan terhadap masalah hutang negara
berkembang melalui standard nasional dan internasional untuk ditangguhkan masa
pengembaliannya. Indikator: v Subsidi pertanian domestik dan ekport di negara
Target (16): kerjasama dengan negara berkembang dan negara maju untuk
menciptakan lapangan kerja bagi para pemuda. Indikator: v Tingkat pengangguran
kelompok umur 15-24 tahun Target (17): Kerjasama dengan perusahaan farmasi
untuk memenuhi kebutuhan bahan baku obat bagi negara sedang berkembang.
Indikator: v Proporsi penduduk yang mempunyai akses terhadap obat yang
dibutuhkan secara berkesinambungan Target (18): Kerjasama dengan pihak swasta
untuk mengembangkan teknologi baru terutama informasi dan komunikasi.
Indikator: v Saluran telepon per 1000 penduduk v Komputer per 1000 penduduk
Penutup Tujuan utama, target dan indikator dalam Millenium Development Goals ini
dapat dikatakan merupakan penjabaran lebih rinci dari hasil kesepakatan
International Conference for Population and Development di Kairo tahun 1994 dan
hasil Konferensi Wanita tahun 1995 di Beijing. Hal ini menunjukkan bahwa semua
permasalahan yang dihadapi negaranegara berkembang khususnya, menjadi
perhatian dunia dan semua negara berusaha bekerjasama untuk mengatasinya
menuju masyarakat dunia yang sejahtera. Sumber: Millennium Depelopment Goals
reports: an assessment UNDP Target (9): mengintegrasikan prinsip-prinsip
pengembangan lingkungan berkelanjutan ke dalam kebijakan dan program negara
dan mencegah kerusakan sumber-sumber alam. Indikator : v Proporsi luas hutan v
Wilayah cagar alam v Efisiensi penggunaan energi v Emisi karbondioksida. Target
(10): pada tahun 2015 proporsi penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap air
minum sehat menurun 50 persen. Indikator : v Proporsi penduduk yang mempunyai
akses berlanjut terhadap sumber air yang memadai. Target (11): pada tahun 2020,
100 juta penghuni daerah kumuh mengalami peningkatan taraf hidup yang
bermakna. Indikator : v Proporsi penduduk yang mempunyai akses terhadap
sanitasi yang memadai. v Proporsi penduduk yang mempunyai akses terhadap
pemukiman 145 H A N D O U T PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE Prinsip-prinsip
utama good governance terdiri dari: Sustainability Subsidiarity Equity Efficiency
Transparency and Accountability Civic Engagement and Citizenship Security
Sustainability Prinsip Sustainability dapat diartikan dengan: terdapatnya
keseimbangan antara kebutuhan sosial, ekonomi dan lingkungan untuk masa
sekarang dan generasi masa mendatang. Untuk itu, diperlukan adanya komitmen
yang jelas dan kuat terhadap usaha pengurangan kemiskinan. Para Pimpinan pada
semua segmen masyarakat perlu memiliki visi jangka panjang dan strategi untuk
pembangunan berkelanjutan dan mampu mengorganisir segenap sumber daya dan
dana dan kepentingan untuk tujuan bersama yang lebih baik Beberapa tindakan
praktis yang dapat dilakukan antara lain: melakukan konsultasi dengan
stakeholders untuk menyepakati visi dan misi strategis daerah melalui perencanaan
strategis secara partisipatif melakukan proses konsultasi untuk perencanaan
lingkungan dan manajemen dari penggunaan sumber daya secara lebih berhatihati
dengan memperhitungkan dampak negatifnya untuk generasi mendatang
mengintegrasikan pengurangan kemiskinan ke dalam perencanaan daerah
melestarikan historical dan cultural heritage memastikan kemampuan keuangan
untuk mempromosikan kegiatan ekonomi melalui partisipasi masyarakat dalam
kehidupan ekonomi daerah promosi transfer teknologi Subsidiarity Prinsip
Subsidiarity dapat diartikan dengan: pendelegasian kewenangan dan sumber daya
ke tingkatan yang terdekat dengan penyediaan pelayanan, konsisten dengan
prinsip pelayanan yang efisien dan efektivitas pembiayaan (cost effective). Hal ini
akan mengoptimasikan potensi keterlibatan masyarakat dalam proses governance
pelayanan. Desentralisasi dan demokratisasi lokal akan memperbaiki tingkat
responsivitas (responsiveness) kebijakan dan usaha penyediaan pelayanan yang
memenuhi keinginan masyarakat. Beberapa tindakan praktis yang dapat dilakukan
antara lain: pengembangan kerangka pendelegasian kewenangan dan tanggung
jawab dalam pelayanan umum dari tingkat kabupaten/kota ke tingkat
kecamatan/kelurahan/desa peraturan daerah yang memungkinkan organisasi
masyarakat sipil dapat berpartisipasi dalam masalah-masalah penyediaan
pelayanan umum untuk meningkatkan responsiveness pemerintah daerah dalam
pelayanan kepada masyarakat transfer dana yang transparan dan pemberian
dukungan pengembangan kapasitas adminsitratif, teknikal dan manajemen pada
tingkat kecamatan/kelurahan Equity Prinsip equity berkaitan dengan akses kepada
pengambilan keputusan dan basis necessities (kebutuhan dasar) kehidupan. Pria
dan wanita memiliki akses yang sama dalam partisipasi pengambilan keputusan,
penetapan prioritas dan proses alokasi sumber daya. Daerah yang baik dalah yang
memberikan desempatan lepada semua baik yang miskin, remaja atau lanjut usia
(lansia), kelompok minoritas, cacat, dengan akses yang sama terhadap penyediaan
nutrisi, pendidikan, kesempatan kerja, perawatan kesehatan, perumahan,
penyediaan air bersih, sanitasi dan lain-lain pelayanan dasar. Beberapa tindakan
praktis yang dapat dilakukan antara lain: memastikan bahwa laki-laki dan
perempuan mempunyai akses yang sama kepada pengambilan keputusan, sumber
daya, pelayanan dasar (melalui gender disaggregated data) mengembangkan
kuota untuk perwakilan perempuan dalam pemerintahan daerah dan memberikan
peluang untuk mencapai posisi/ jabatan tinggi dalam pemerintahan daerah
memastikan kebijakan ekonomi mendorong sektor informal mempromosikan
kepastian pemilikan lahan (security land tenure (land and property))
menghilangkan semua hambatan dalam urusan pelayanan umum dan keuangan
menciptakan kerangka regulasi daerah yang fair dan predictable Efficiency
Prinsip efficiency dalam Good Governance dapat diartikan dengan: mengutamakan
prinsip efisiensi dalam penyediaan pelayanan umum dan dalam mempromosikan
pengembangan ekonomi lokal. 146 H A N D O U T Daerah perlu mengelola
keuangannya dengan baik dan cost effective juga dalam mengelola sumbersumber
pendapatan dan belanja; administrasi pelayanan umum berbasis competitiveness,
keterlibatan sektor swasta dan masyarakat dalam perekonomian daerah. Beberapa
tindakan praktis yang dapat dilakukan antara lain: penyediaan dan regulasi
pelayanan umum melalui kemitraan dengan sektor swasta dan masyarakat sipil
mempromosikan user pay principles yang adil untuk pelayanan Pemerintah Daerah
dan infrastruktur mempromosikan management contracts mengintegrasikan
perencanaan dan pengelolaan antar sektor efisiensi dan efektifitas dalam
pengumpulan pendapatan daerah penghilangan hambatan-hambatan dalam
pengurusan pelayanan Transparency and Accountability Prinsip Transparansi dan
Akuntabilitas dalam Good Governance dapat diartikan sebagai pertanggungjawaban
Pemerintah Daerah kepada masyarakatnya. Prinsip ini merupakan hal terpenting
dalam good governance. Korupsi perlu diberantas karena dapat mengurangi
kredibilitas pemerintah daerah dan memperparah kemiskinan penduduk.
Transparansi dan akuntabilitas adalah penting untuk stakeholders memahami
pemerintahan daerah dan mengetahui bagaimana, apa, dan siapa penerima
manfaat dari pengambilan keputusan pemerintah daerah. Perundangan dan
kebijakan publik mestilah transparan. Pimpinan daerah perlu memperlihatkan
standard integritas professional dan pribadi yang tinggi. Partisipasi masyarakat
merupakan elemen kunci dalam mempromosikan transparansi dan akuntabilitas.
Beberapa tindakan praktis yang dapat dilakukan antara lain: mendorong
konsultasi publik untuk masalahmasalah berkaitan dengan keuangan daerah
melalui mekanisme participatory budgeting; tender dan prosedur pengadaan
(procurement) yang transparan penggunaan integrity pacts dan monitoring
mekanisme pengadaan internal dan external audit untuk laporan keuangan
tahunan dan didiseminasikan ke publik untuk dibahas penerapan kebijakan
bersifat disinsentif, untuk mencegah tindakan korupsi penghilangan hambatan
dalam pengurusan perizinan simplifikasi sistem retribusi dan pajak daerah
mengembangkan code of conduct/tata tertib mengembangkan stndar
akuntabilitas dan penyediaan pelayanan seperti ISO menciptakan mekanisme
umpan balik (feedback) seperti ombudsman, hotlines, prosedur penyampaian
komplain, citizen report cards mempromosikan hak Publik untuk mengakses
informasi pemerintahan daerah akses bagi investor terhadap informasi
pemerintahan daerah Civic Engagement and Citizenship Prinsip Civic
Engagement and Citizensip dapat dilakukan dengan beberapa tindakan praktis
seperti: mempromosikan demokratisasi lokal melalui partisipasi dalam
pengambilan keputusan pengembangan regulasi yang memungkinkan
masyarakat sipil dapat berpartisipasi secara efektif dalam komite perencanaan di
berbagai peringkat pemerintah daerah pembentukan city watch groups
mempromosikan mekanisme public hearing ataupun citizen forum Security Setiap
individu memiliki hak untuk mendapatkan keamanan. Kekurang keamanan akan
meningkatkan marginalisasi kelompok masyarakat miskin. Daerah perlu
menghindarkan conflict dan disasters dengan mengikut sertakan masyarakat dalam
pencegahan konflik dan pencegahan bencana alam. Beberapa tindakan praktis
yang dapat dilakukan: menciptakan iklim damai dan toleran melalui public
campaign meningkatkan rasa aman dilingkungan kelompok masyarakat miskin
melalui penyediaan akses ke lapangan kerja, kredit, pendidikan dan pelatihan
menerapkan perencanaan lingkungan hidup berbasis partisipasi masyarakat
menangani permasalahan keamanan bagi kelompok-kelompok rawan seperti
perempuan, remaja melalui pelatihan meningkatkan fungsi-fungsi kepolisian
meningkatkan kesadaran akan resiko dari bencana alam dan merumuskan rencana
pencegahan bencana alam berbasis partisipasi masyarakat penyusunan
emergency plan disemua unit kerja pemerintah daerah penyusunan rencana
tindak untuk menghindarkan kekerasan terhadap perempuan, anakanak dan
keluarga (sumber: UN HABITAT) 147 H A N D O U T FASILITASI DAN REKRUTMEN
FASILITATOR WIDJONO NGOEDIJO Proses perencanaan partisipatif melibatkan
berbagai kelompok stakeholder dan menggunakan berbagai mekanisme pertemuan
seperti musyawarah pembangunan daerah (musrenbangda), focus group
discussions, forum konsultasi, kelompok kerja untuk terwujudnya pertukaran
informasi dan pemikiran; terjadinya dialog dan pembahasan tentang berbagai isu,
strategi, kebijakan dan program serta kesepakatan tentang tindakan yang perlu
dilakukan. Namun berbagai mekanisme pertemuan partisipatif tersebut di atas
hanya akan mencapai tujuannya apabila difasilitasi yaitu diorganisasikan,
distrukturkan, difokuskan dan diberikan dukungan yang memadai. Oleh karena itu
peranan fasilitator dalam proses perencanaan partisipatif memegang peranan
sangat penting. proses pengambilan keputusan strategis, untuk memastikan diskusi
yang fokus dan terdapatnya hasil-hasil yang nyata dari pertemuan (3) fasilitator
mempunyai peranan untuk memastikan bahwa proses dan mekanisme partisipatif
menghasilkan keluaran yang diharapkan (4) fasilitator idealnya memiliki
pengetahuan dan pengalaman memberikan fasilitasi dan kemampuan untuk
mengaplikasikan teknik fasilitasi pada substansi yang dibahas (5) fasilitator mampu
mengidentifikasi technical tools yang tepat (seperti ruang pertemuan yang
memenuhi syarat, penyusunan agenda pertemuan, program kegiatan, persiapan
makalah, materi, logistik, alat peraga, meta plan, flip charts dsb yang diperlukan)
Tujuan Fasilitasi dan Rekrutmen Fasilitator Langkah- Langkah Fasilitasi Tujuan utama
fasilitasi adalah sebagai berikut: (1) menciptakan suasana pertemuan yang
konstruktif dan interaktif . Fasilitasi yang baik menciptakan suasana pertemuan
yang mendorong peserta untuk menyampaikan pendapat dan aspirasinya secara
bebas berbasis saling menghormati, dimana masing-masing peserta berpartisipasi
secara aktif dalam diskusi dan pemecahan masalah. Fasilitasi menghilangkan
hambatan atau kendala dan menciptakan suasana informal yang diperlukan untuk
membangun kesepahaman dan mencapai kesepakatan. (2) meningkatkan
partisipasi dan produktivitas konsultasi. Perencanaan dan metoda fasilitasi serta
implementasinya merupakan prasyarat penting untuk keberhasilan proses dan
mekanisme partisipasi. Fasilitasi menjamin terselenggaranya pertemuan dan
konsultasi yang fokus, terstruktur baik dalam kaitan dengan pencapaian tujuan
pertemuan, sehingga partisipasi stakeholder menjadi optimal. Adapun langkah-
langkah utama dalam fasilitasi: (1) Tetapkan secara jelas maksud dan tujuan
pertemuan, apa keluaran utama yang harus dihasilkan dan proses yang diperlukan.
Untuk ini dapat disiapkan Kerangka Acuan (Terms of Reference) pertemuan (2)
Gunakan teknis visualisasi dan moderasi yang efektif untuk mengorganisasikan
pendapat, prakarsa atau gagasan secara partisipatif (3) Berusaha mendengar
semua kontribusi pemikiran peserta dan mencoba mensarikan/ menyimpulkan atau
mengorganisasikan pendapat dan gagasan yang dikemukakan. (4) Siapkan logical
structure diskusi untuk memastikan fokus pembahasan dan terdapatnya hasil yang
nyata dari pertemuan. (5) Ciptakan suasana yang menyenangkan dan informal
untuk mendorong terwujudnya interaksi yang bebas di antara peserta pertemuan
(6) Usahakan agar setiap partisipan berbicara dan memberikan kontribusi dengan
memberikan apresiasi atas apa yang dikemukakan dan dukungan emosional (7)
Ciptakan dialog yang positif dan konstruktif (8) Konsolidasikan hasil pembahasan
kearah pencapaian kesepakatan (konsensus) (9) Ciptakan kondisi kondusif untuk
terdapatnya komitmen pada akhir pertemuan untuk menindaklanjuti atau
mengimplementasikan hasil pertemuan. Partisipan perlu mengetahui secara jelas
apa tindakan selanjutnya yang akan dilakukan. Prinsip-Prinsip Fasilitasi dan
Rekrutmen Fasilitator Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam
fasilitasi: (1) setiap partisipan memiliki legitimasi untuk mengekspresikan dan
menegosiasikan aspirasi dan kepentingannya (2) perlu ada logical framework.
Fasilitasi perlu dilandasi logical framework yang merujuk pada 148 L A M P I R A N L
A M P II R A N LAMP RAN 149 L A M P I R A N Lampiran A.V : PERATURAN MENTERI
DALAM NEGERI Nomor : 13 Tahun 2006 Tanggal : 15 Mei 2006 KODE DAN
KLASIFIKASI FUNGSI KODE 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. FUNGSI
Pelayanan Umum Pertahanan *) Ketertiban dan ketentraman Ekonomi Lingkungan
Hidup Perumahan dan fasilitas umum Kesehatan Pariwisata dan Budaya Agama *)
Pendidikan Perlindungan sosial Keterangan : *) Urusan Pemerintahan yang menjadi
wewenang Pemerintah 150 L A M P I R A N Lampiran A.VI : PERATURAN MENTERI
DALAM NEGERI Nomor : 13 Tahun 2006 Tanggal : 15 Mei 2006 KODE DAN
KLASIFIKASI BELANJA DAERAH MENURUT FUNGSI UNTUK KESELARASAN DAN
KETERPADUAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA KODE 01 01 01 01 01 01 01 02
03 03 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 05 05 05 05 06 06 06 07 07 07 08
08 08 URAIAN Pelayanan umum Perencanaan Pembangunan Pemerintahan Umum
Kepegawaian Statistik Kearsipan Komunikasi dan Informatika Pertahanan *)
Ketertiban dan ketentraman Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Ekonomi
Perhubungan Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Penanaman Modal
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pertanian Kehutanan Energi dan Sumberdaya
Mineral Kelautan dan Perikanan Perdagangan Perindustrian Transmigrasi Lingkungan
hidup Penataan Ruang Lingkungan Hidup Pertanahan Perumahan dan fasilitas
umum Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Kesehatan Kesehatan Keluarga
Berencana Pariwisata dan budaya Kebudayaan Pariwisata 1 1 1 1 1 1 06 20 21 23
24 25 1 19 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 07 14 15 16 22 01 02 03 05 06 07 08 1 1 1 05 08
09 1 1 03 04 1 1 02 12 1 2 17 04 151 L A M P I R A N Lanjutan Lampiran A
VI.................. KODE URAIAN 09 10 10 10 11 11 11 11 11 Agama *) Pendidikan
Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Perlindungan sosial Kependudukan dan Catatan
Sipil Pemberdayaan Perempuan Keluarga Sejahtera Sosial 1 1 01 18 1 1 1 1 10 11
12 13 Keterangan : *) Urusan pemerintahan yang menjadi wewenang pemerintah
152 L A M P I R A N Lampiran A.VII : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI Nomor :
13 Tahun 2006 Tanggal : 15 Mei 2006 KODE DAN DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN
MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
PROGRAM DAN KEGIATAN PADA SETIAP SKPD x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 01 01 01 01 01 01 01 01 01
01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02
02 02 02 02 02 02 02 02 02 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17
18 19 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan jasa surat menyurat
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Penyediaan jasa peralatan
dan perlengkapan kantor Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan PNS
Penyediaan jasa jaminan barang milik daerah Penyediaan jasa pemeliharaan dan
perizinan kendaraan dinas/operasional Penyediaan jasa administrasi keuangan
Penyediaan jasa kebersihan kantor Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
Penyediaan alat tulis kantor Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor Penyediaan
peralatan dan perlengkapan kantor Penyediaan peralatan rumah tangga Penyediaan
bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan Penyediaan bahan logistik
kantor Penyediaan makanan dan minuman Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke
luar daerah Dst.. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Pembangunan rumah jabatan Pembangunan rumah dinas Pembangunan gedung
kantor Pengadaan mobil jabatan Pengadaan kendaraan dinas/operasional
Pengadaan perlengkapan rumah jabtan/dinas Pengadaan perlengkapan gedung
kantor Pengadaan peralatan rumah jabatan/dinas Pengadaan peralatan gedung
kantor Pengadaan mebeleur Pengadaan . s/d dst. Pemeliharaan
rutin/berkala rumah jabatan Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas Pemeliharaan
rutin/berkala gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan Pemeliharaan
rutin/berkala kendaraan dinas/operasional Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan
rumah jabatan/dinas Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan rumah jabatan/dinas Pemeliharaan
rutin/berkala peralatan gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala mebeleur
Pemeliharaan rutin/berkala . s/d 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 19
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 153 L A M P I R A N Lanjutan Lampiran A
VII.................. KODE x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 02 02 02 02 02 02 02 03 03
03 03 03 03 03 04 04 04 04 04 05 05 05 05 05 06 06 06 06 06 06 09 s.d 14 01 02
03 04 05 39 40 41 42 43 44 45 PROGRAM DAN KEGIATAN dst. Rehabilitasi
sedang/berat rumah jabatan Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas Rehabilitasi
sedang/berat rumah gedung kantor Rehabilitasi sedang/berat mobil jabatan
Rehabilitasi sedang/berat kendaraan dinas/operasional dst. Program
peningkatan disiplin aparatur Pengadaan mesin/kartu absensi Pengadaan pakaian
dinas beserta perlengkapannya Pengadaan pakaian kerja lapangan Pengadaan
pakaian KORPRI Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu dst. Program
fasilitas pindah/purna tugas PNS Pemulangan pegawai yang pensiun Pemulangan
pegawai yang tewas dalam melaksanakan tugas Pemindahan tugas PNS dst.
Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Pendidikan dan pelatihan
formal Sosialisasi peraturan perundang-undangan Bimbingan teknis implementasi
peraturan perundang-undangan dst. Program peningkatan pengembangan
sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Penyusunan laporan capaian
kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD Penyusunan laporan keuangan
semesteran Penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaran Penyusunan
pelaporan keuangan akhir tahun dst. Program dst. Program dst.
URUSAN WAJIB Pendidikan Program Pendidikan Anak Usia Dini Pembangunan
gedung sekolah Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah
Penambahan ruang kelas sekolah Penambahan ruang guru sekolah Pembangunan
ruang locker siswa Pembangunan sarana dan prasarana olahraga Pembangunan
saranan dan prasarana bermain Pembangunan ruang serba guna/aula
Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir Pembangunan ruang
unit kesehatan sekolah Pembangunan ruang ibadah Pembangunan perpusatakaan
sekolah Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya 01 02
03 04 05 06 01 02 03 04 01 02 03 04 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 154 L A M P I R A N Lanjutan Lampiran A
VII.................. KODE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01
01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01
01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 PROGRAM DAN KEGIATAN
Pembangunan sarana air bersih dan sanitary Pengadan buku-buku dan alat tulis
siwa Pengadaan pakaian seragam sekolah Pengadaan pakaian olahraga
Pengadaaan alat praktik dan peraga siswa Pengadaan mebeluer sekolah Pengadaan
perlengkapan sekolah Pengadaaan alat rumah tangga sekolah Pengadaaan sarana
mobilitas sekolah Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah Pemeliharaan
rutin/berkala rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah Pemeliharaan
rutin/berkala ruang kelas sekolah Pemeliharaan rutin/berkala ruang guru sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala ruang locker siswa Pemeliharaan rutin/berkala sarana
dan prasarana olahraga Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana bermain
Pemeliharaan rutin/berkala ruang serba guna/aula Pemeliharaan rutin/berkala
taman, lapangan uapacara dan fasilitas parkir Pemeliharaan rutin/berkala ruang unit
kesehatan sekolah Pemeliharaan rutin/berkala ruang ibadah Pemeliharaan
rutin/berkala perpustakaan sekolah Pemeliharaan rutin/berkala jaringan instalasi
listrik sekolah dan perlengkapannya Pemeliharaan rutin/berkala sarana air bersih
dan sanitary Pemeliharaan rutin/berkala alat peraktik dan peraga siswa
Pemeliharaan rutin/berkala meneluer sekolah Pemeliharaan rutin/berkala
perlengkapan sekolah Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala sarana mobilitas sekolah Rehabilitasi sedang/berat
bangunan sekolah Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru,
penjaga sekolah Rehabilitasi sedang/berat asrama siswa Rehabilitasi sedang/berat
ruang kelas sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah Rehabilitasi
sedang/berat ruang locker siswa Rehabilitasi sedang/berat sarana olahraga
Rehabilitasi sedang/berat sarana bermain Rehabilitasi sedang/berat ruang serba
guna/aula Rehabilitasi sedang/berat taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir
Rehabilitasi sedang/berat ruang unit kesehatan sekolah Rehabilitasi sedang/berat
ruang ibadah Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah Rehabilitasi
sedang/berat jaringan instalasi listrik dan perlengkapannya Rehabilitasi
sedang/berat sarana air bersih dan sanitary Pelatihan kompetensi tenaga pendidik
Pengembangan pendidikan anak usia dini Penyelenggaraan pendidikan anak usia
dini Pengembangan data dan informasi pendidikan anak usia dini Penyusunan
kebijakan pendidikan anak usia dini Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan
model pembelajaran pendidikan ank usia dini Penyelenggaraan koordinasi dan
kerjasama pendidikan anak usia dini Perencanaan dan penyusunan program anak
usia dini Publikasi dan sosialisasi pendidikan anak usia dini Monitoring, evaluasi dan
pelaporan dst 155 L A M P I R A N Lanjutan Lampiran A
VII.................. KODE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01
01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01
01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 PROGRAM DAN KEGIATAN Program
Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Pembangunan gedung sekolah
Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah Penambahan
ruang kelas sekolah Penambahan ruang guru sekolah Pembangunan ruang locker
siswa Pembangunan sarana dan prasarana olahraga Pembangunan sarana dan
prasarana bermain Pembangunan ruang serba guna/aula Pembangunan taman,
lapangan upacara dan fasilitas parkir Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah
Pembangunan ruang ibadah Pembangunan perpusatakaan sekolah Pembangunan
jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya Pembangunan sarana air
bersih dan sanitary Pengadan buku-buku dan alat tulis siwa Pengadaan pakaian
seragam sekolah Pengadaan pakaian olahraga Pengadaaan alat praktik dan peraga
siswa Pengadaan mebeluer sekolah Pengadaan perlengkapan sekolah Pengadaaan
alat rumah tangga sekolah Pengadaaan sarana mobilitas sekolah Pemeliharaan
rutin/berkala bangunan sekolah Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas kepala
sekolah, guru, penjaga sekolah Pemeliharaan rutin/berkala ruang kelas sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala ruang guru sekolah Pemeliharaan rutin/berkala ruang
locker siswa Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga
Pemeliharaan rutin/berkala ruang serba guna/aula Pemeliharaan rutin/berkala
taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir Pemeliharaan rutin/berkala ruang unit
kesehatan sekolah Pemeliharaan rutin/berkala ruang ibadah Pemeliharaan
rutin/berkala perpustakaan sekolah Pemeliharaan rutin/berkala jaringan instalasi
listrik sekolah dan perlengkapannya Pemeliharaan rutin/berkala sarana air bersih
dan sanitary Pemeliharaan rutin/berkala alat peraktik dan peraga siswa
Pemeliharaan rutin/berkala mebeluer sekolah Pemeliharaan rutin/berkala
perlengkapan sekolah Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala sarana mobilitas sekolah Rehabilitasi sedang/berat
bangunan sekolah Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru,
penjaga sekolah Rehabilitasi sedang/berat asrama siswa Rehabilitasi sedang/berat
ruang kelas sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah Rehabilitasi
sedang/berat laboratorium dan praktikum sekolah Rehabilitasi sedang/berat sarana
mobilitas sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang locker siswa Rehabilitasi
sedang/berat sarana olahraga Rehabilitasi sedang/berat ruang serba guna/aula
Rehabilitasi sedang/berat taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir Rehabilitasi
sedang/berat ruang unit kesehatan sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang ibadah
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
53 156 L A M P I R A N Lanjutan Lampiran A VII.................. KODE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 16 16 16 16 16 16 16
16 16 16 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 PROGRAM DAN KEGIATAN Rehabilitasi
sedang/berat perpustakaan sekolah Rehabilitasi sedang/berat jaringan instalasi
listrik dan perlengkapannya Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitary
Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Pelatihan kompetensi siswa berprestasi
Pelatihan penyusunan kurikulum Pembinaan forum masyarakat peduli masyarakat
Pembinaan SMP terbuka Penambahan ruang kelas baru SMP/MTS/SMPLB Penyediaan
bantuan operasional sekolah (BOS) jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTS serta
pesantren Salafiyah dan satuan pendidikan Non-Islam setara SD dan SMP
Penyediaan Biaya operasional madrasah Penyediaan buku pelajaran untuk
SD/MI/SDLB dan SMP/MTS Penyediaan dana pengembangan sekolah untuk SD/MI
dan SMP/MTS Penyelenggraan paket A setara SD Penyelenggraan paket B setara
SMP Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajemen sekolah dengan penerapan
manajemen berbasis sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar Pembinaan minat,
bakat dan kreativitas siswa Pengembangan comprehensive teaching and learning
(CTL) Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi Penyebarluasan dan sosialisasi
berbagai informasi pendidikan dasar Penyediaan beasiswa retrieval untuk anak
putus sekolah Penyediaan beasiswa transisi Penyelenggaraan akreditasi sekolah
dasar Penyelenggaraan Multi-Grade Teaching di daerah terpencil Monitoring,
evaluasi dan pelaporan dst Program Pendidikan Menengah
Pembangunan gedung sekolah Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru,
penjaga sekolah Penambahan ruang kelas sekolah Penambahan ruang guru sekolah
Pembangunan laboratorium dsan ruang praktikum sekolah (laboratorium bahasa,
Komputer, IPA, IPS dan lain-lain) Pembangunan ruang locker siswa Pembangunan
sarana dan prasarana olahraga Pembangunan ruang serba guna/aula Pembangunan
taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir Pembangunan ruang unit kesehatan
sekolah Pembangunan ruang ibadah Pembangunan perpusatakaan sekolah
Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya Pembangunan
sarana air bersih dan sanitary Pengadan buku-buku dan alat tulis siwa Pengadaan
pakaian seragam sekolah Pengadaan pakaian olahraga Pengadaaan alat praktik dan
peraga siswa Pengadaan mebeluer sekolah Pengadaan perlengkapan sekolah
Pengadaaan alat rumah tangga sekolah Pengadaaan sarana mobilitas sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah Pemeliharaan rutin/berkala rumah
dinas kepsek, guru, penjaga sekolah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01
01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 17
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 64 65
66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 157 L A M P I R A N Lanjutan Lampiran A
VII.................. KODE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01
01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01
01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 17 17
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 18 18 18 18 18 18 18 18
18 18 18 18 18 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
PROGRAM DAN KEGIATAN Pemeliharaan rutin/berkala ruang kelas sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala ruang guru sekolah Pemeliharaan rutin/berkala ruang
locker siswa Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga
Pemeliharaan rutin/berkala ruang serba guna/aula Pemeliharaan rutin/berkala
taman, lapangan uapacara dan fasilitas parkir Pemeliharaan rutin/berkala ruang unit
kesehatan sekolah Pemeliharaan rutin/berkala ruang ibadah Pemeliharaan
rutin/berkala perpustakaan sekolah Pemeliharaan rutin/berkala jaringan instalasi
listrik sekolah dan perlengkapannya Pemeliharaan rutin/berkala sarana air bersih
dan sanitary Pemeliharaan rutin/berkala alat peraktik dan peraga siswa
Pemeliharaan rutin/berkala mebeluer sekolah Pemeliharaan rutin/berkala
perlengkapan sekolah Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala sarana mobilitas sekolah Rehabilitasi sedang/berat
bangunan sekolah Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru,
penjaga sekolah Rehabilitasi sedang/berat asrama siswa Rehabilitasi sedang/berat
ruang kelas sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah Rehabilitasi
sedang/berat laboratorium dan praktikum sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang
locker siswa Rehabilitasi sedang/berat sarana olahraga Rehabilitasi sedang/berat
ruang serba guna/aula Rehabilitasi sedang/berat taman, lapangan upacara dan
fasilitas parkir Rehabilitasi sedang/berat ruang unit kesehatan sekolah Rehabilitasi
sedang/berat ruang ibadah Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah
Rehabilitasi sedang/berat jaringan instalasi listrik dan perlengkapannya Rehabilitasi
sedang/berat sarana air bersih dan sanitary Rehabilitasi sedang/berat sarana
mobilitas sekolah Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Pelatihan penyusunan
kurikulum Pembinaan forum masyarakat peduli pendidikan Pengembangan
alternatif layanan pendidikan menengah untuk daerah-daerah pedesaaan, terpencil
dan kepulauan Penyediaan bantuan operasional manajemen mutu (BOMM)
Penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampu Penyelenggraan paket C setara
SMU Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajem n sekolah dengan penerapan
manajemen berbasis sekolah (MBS) Pengembangan materi belajar mengajar
dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi Peningkatan kerjasama
dengan dunia usaha dan industri Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi
pendidikan menengah Penyelenggaraan akreditasi sekolah menengah Monitoring,
evaluasi dan pelaporan dst Program Pendidikan Non Formal
Pemberdayaan tenaga pendidik non formal Pemberian bantuan operasional
pendidikan non formal Pembinaan pendidikan kursus dan kelembagaan
Pengembangan pendidikan keaksaraan Pengembangan pendidikan kecakapan hidup
Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan non formal Pengambangan data dan
informasi pendidikan non formal Pengembangan kebijakan pendidikan non formal
Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran pendidikan non
formal Pengembangan sertifikasi pendidikan non formal Perencanaan dan
penyusunan pendidikan non formal Publikasi dan sosialisasi pendidikan non formal
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 158 L A M P I R A N Lanjutan Lampiran A
VII.................. KODE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01
01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01
01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx 18 18 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19
19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19
19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 13 14 PROGRAM DAN KEGIATAN Monitoring,
evaluasi dan pelaporan dst Program Pendidikan Luar Biasa
Pembangunan gedung sekolah Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru,
penjaga sekolah Penambahan ruang kelas sekolah Penambahan ruang guru sekolah
Pembangunan laboratorium dsan ruang praktikum sekolah (laboratorium bahasa,
komputer, IPA, IPS dan lain-lain) Pembangunan ruang locker siswa Pembangunan
sarana dan prasarana olahraga Pembangunan ruang serba guna/aula Pembangunan
taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir Pembangunan ruang unit kesehatan
sekolah Pembangunan ruang ibadah Pembangunan perpusatakaan sekolah
Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya Pembangunan
sarana air bersih dan sanitary Pengadan buku-buku dan alat tulis siwa Pengadaan
pakaian seragam sekolah dan kelengkapannya serta pakaian olahraga Pengadaaan
alat praktik dan peraga siswa Pengadaan mebeluer sekolah Pengadaan
perlengkapan sekolah Pengadaaan alat rumah tangga sekolah Pengadaaan sarana
mobilitas sekolah Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah Pemeliharaan
rutin/berkala rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah Pemeliharaan
rutin/berkala ruang kelas sekolah Pemeliharaan rutin/berkala ruang guru sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala ruang locker siswa Pemeliharaan rutin/berkala sarana
dan prasarana olahraga Pemeliharaan rutin/berkala ruang serba guna/aula
Pemeliharaan rutin/berkala taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir
Pemeliharaan rutin/berkala ruang unit kesehatan sekolah Pemeliharaan
rutin/berkala ruang ibadah Pemeliharaan rutin/berkala perpustakaan sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya
Pemeliharaan rutin/berkala sarana air bersih dan sanitary Pemeliharaan
rutin/berkala buku-buku ajar Pemeliharaan rutin/berkala alat peraktik dan peraga
siswa Pemeliharaan rutin/berkala meneluer sekolah Pemeliharaan rutin/berkala
perlengkapan sekolah Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah
Pemeliharaan rutin/berkala sarana mobilitas sekolah Rehabilitasi sedang/berat
bangunan sekolah Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru,
penjaga sekolah Rehabilitasi sedang/berat asrama siswa Rehabilitasi sedang/berat
ruang kelas sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah Rehabilitasi
sedang/berat laboratorium dan praktikum sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang
locker siswa Rehabilitasi sedang/berat sarana olahraga Rehabilitasi sedang/berat
ruang serba guna/aula Rehabilitasi sedang/berat taman, lapangan upacara dan
fasilitas parkir Rehabilitasi sedang/berat ruang unit kesehatan sekolah Rehabilitasi
sedang/berat ruang ibadah Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah
Rehabilitasi sedang/berat jaringan instalasi listrik dan perlengkapannya Rehabilitasi
sedang/berat sarana air bersih dan sanitary Pelatihan kompetensi tenaga pendidik
Pelatihan penyusunan kurikulum Pembinaan forum masyarakat peduli pendidikan
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
53 54 55 56 57 58 159 L A M P I R A N Lanjutan Lampiran A VII.................. KODE 1 1
11111111111111111111111111111111111111111111
1 1 1 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01
01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 02 02 02 02 02 02 02 02 02 xx xx xx
xx xx xx xx xx 15 15 15 15 15 15 15 15 xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 19 19 20
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 22
22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 23 59 60 PROGRAM DAN KEGIATAN Monitoring,
evaluasi dan pelaporan dst Program Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Pelaksanaan sertifikasi pendidik Pelaksanaan uji kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar
kompetensi Pembinaan kelompok kerja guru (KKG) Pembinaan lembaga penjamin
mutu pendidikan (LPMP) Pembinaan pusat pendidikan dan pelatihan guru (PPPG)
Pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standar kualifikasi
Pengembangan mutu dan kualitas program pendidikan dan pelatihan bagi pendidik
dan tenaga kependidikan Pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik
dan tenaga kependidikan Pengembangan sistem penghargaan dan perlindungan
terhadap profesi pendidik Pengembangan sistem perencanaan dan pengendalian
program profesipendidik dan tenaga kependidikan Monitoring, evaluasi dan
pelaporan dst Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan
Perpustakaan Pemasyaraktan minat dan kebiasaan membaca untuk mendorong
terwujudnya masyarakat pembelajar Pengembangan minat dan budaya baca
Supervisi, pembinaan dan stimulasi pada perpustakaan umum, perpustakaan
khusus, perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat Pelaksanaan
Koordinasi pengembangan kepustakaan Penyediaan bantuan pengembangan
perpustakaan dan minat baca di daerah Penyelenggaraan kordinasi pengembangan
budaya baca Perencanaan dan penyusunan program budaya baca Publikasi dan
sosialisasi minat dan budaya baca Penyediaan bahan pustaka perpustakaan umum
daerah Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program Manajemen
Pelayanan Pendidikan Pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pendidikan
Pelaksanaan kerjasama secara kelembagaan di bidang pendidikan Pengendalian
dan pengawasan penerapan azas efesiensi dan efektifitas penggunaan dana
dekonsentrasi dan dana pembantuan Sosialisasi dan advokasi berbagai peraturan
pemerintah di bidang pendidikan Pembinaan dewan pendidikan Pembinaan komite
sekolah Penerapan sistem dan informasi manajemen pendidikan Penyelenggaraan
pelatihan, seminar dan lokakarya serta diskusi ilmiah tentang berbagai isu
pendidikan Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program
dst. Kesehatan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Pengadaaan obat
dan perbekalan kesehatan Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk
penduduk miskin Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit
Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan Monitoring, evaluasi
dan pelaporan dst 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 01 02
03 04 05 06 07 08 09 10 11 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 01 02 03 04 05 06 07
160 L A M P I R A N Lanjutan Lampiran A VII.................. KODE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 02
02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02
02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02
02 02 xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 17 17 17 17 17 17 17 18 18
18 18 18 18 18 18 19 19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 20 21 21 21 21 21
21 22 22 22 PROGRAM DAN KEGIATAN Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan penduduk miskin dipuskesmas dan jaringannya Pemeliharaan
dan pemulihan kesehatan Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan
prasarana puskesmas dan jaringannya Penyelenggaraan pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular dan wabah Perbaikan gizi mayarakat revitalisasi
sitem kesehatan Pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan Pengadaan
peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial Peningkatan
kesehatan masyarakat Peningkatan pelayanan kesehatan bagi pengungsi korban
bencana Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan
penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan Penyelenggaraan penyehatan
lingkungan Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program
Pengawasan Obat dan Makanan Peningkatan pemberdayaan konsumen/masyarakat
di bidang obat dan makanan Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan
bahan berbahaya Peningkatan kapasitas laboratorium pengawasan obat dan
makanan Peningkatan penyidikan dan penegakan hukum di bidang obat dan
makanan Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program
Pengembangan Obat Asli Indonesia fsilitasi pengembangan dan penelitian teknologi
produksi tanaman obat Pengembanganstandarisasi tanaman obat bahan alam
indonesia Peningkatan promosi obat bahan alam indonesia di dalam dan di luar
negeri Pengembangan sistem dan layanan informasi terpadu Peningkatan
kerjasama antar lembaga penelitian dan industri terkait Monitoring, evaluasi dan
pelaporan dst Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
masyarakat Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat Peningkatan pemanfaatna sarana
kesehatan Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan Monitoring, evaluasi
dan pelaporan dst Program Perbaikan Gizi Masyarakat Penyusunan
peta informasi masyarakat kurang gizi Pemberian tambahan makanan dan vitamin
Peanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat
kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya
Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi Peningkatan gizi
lebih Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program
Pengembangan Lingkungan Sehat Pengkajian pengembangan lingkungan sehat
Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat
Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging 01 02 03 04 05 06 07 08 09 11
12 13 14 15 16 01 02 03 04 05 06 01 02 03 04 05 06 07 01 02 02 03 04 05 01 02
03 04 05 06 07 01 02 03 04 05 01 02 161 L A M P I R A N Lanjutan Lampiran A
VII.................. KODE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02
02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02
02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 22 22 22 22 22 22 22
22 22 22 23 23 23 23 23 23 23 23 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 25 25 25
25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 26 26 26 26 01 02
03 01 02 03 04 05 07 08 09 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 03 04 05
06 07 08 09 10 11 12 PROGRAM DAN KEGIATAN Pengadaan vaksin penyakit menular
Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah Pelayanan pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular Pencegahan penularan penyakit
endemik/epidemik Pemusnahan/karantina sumber penyebab penyakit menular
Peningkatan Imunisasi Peningkatan surveillance epideminologi dan penaggulangan
wabah Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (kie) pencegahan dan
pemberantasan penyakit Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Penyusunan standar kesehatan Evaluasi
dan pengembangan standar pelayanan kesahtan Pembangunan dan pemutakhiran
data dasar standar pelayanan kesehatan Penyusunan naskah akademis standar
pelayanan kesehatan Penyusunan standar analisis belanja pelayanan kesehatan
Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program Pelayanan
Kesehatan Penduduk Miskin Pelayanan operasi katarak Pelayanan kesehatan THT
Pelayanan operasi bibir sumbing Pelayanan sunatan masal Penanggulangan ISPA
Penanggulangan penyakit cacingan Pelayanan kesehatan kulit dan kelamin
Pelayanan kesehatan akibat gizi buruk/busung lapar Pelayanan kesehatan akibat
lumpuh kayu Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program
pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya Pembangunan puskesmas
Pembangunan puskesmas pembantu Pengadaaan puskesmas perairan Pengadaaan
puskesmas keliling Pembangunan posyandu Pengadaaan sarana dan prasarana
puskesmas Pengadaaan sarana dan prasarana puskesmas pembantu Pengadaaan
sarana dan prasarana puskesmas perairan Pengadaaan sarana dan prasarana
keliling Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap Peningkatan
puskesmas pembantu menjadi puskesmas Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan
prasarana puskesmas Pemeliharaan rutin/berkala saranan dan prasarana
puskesmas pembantu Pemeliharaan rutin/berkala saranan dan prasarana
puskesmas perairan Pemeliharaan rutin/berkala saranan dan prasarana puskesmas
keliling Pemeliharaan rutin/berkala saranan dan prasarana posyandu Peningkatan
puskesmas menjadi puskesmas rawat inap Peningkatan puskesmas pembantu
menjadi puskesmas Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembatu Rehabilitasi
sedang/berat puskesmas perairan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
dst Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah
sakit/ rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata Pembangunan
rumah sakit Pembangunan ruang poliklinik rumah sakit Pembangunan gudang
obat/apotik 01 02 03 04 05 06 07 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 162 L A M P I R
A N Lanjutan Lampiran A VII.................. KODE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 02 02 02 02
02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02
02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02
02 xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 27
27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 28 28 28 28
28 28 28 28 28 28 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21 22 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
PROGRAM DAN KEGIATAN Penambahan ruang rawat inap rumah sakit (VVIP, VIP,
Kelas I,II,III) Pengembangan ruang gawat darurat Pengambangan ruang ICU, ICCU,
NICU Pengembangan ruang operasi Pengambangan ruang terapi Pengembangan
ruang isolasi Pengembangan ruang bersalin Pengembangan ruang inkubator
Pengembangan ruang bayi Pengembangan ruang rontgen Pengembangan ruang
laboratorium rumah sakit Pembangunan kamar jenazah Pembangunan instalasi
pengolahan limbah rumah sakit Rehabilitasi bangunan rumah sakit Pengadaan alat-
alat rumah sakit Pengadaan obat-obatan rumah sakit Pengadaan ambulance/mobil
jenazah Pengadaan mebeleur rumah sakit Pengadaan perlengkapan rumah tangga
rumah sakit (dapur, ruang pasien, laundry, ruang tunggu dan lain-lain) Pengadaan
bahan-bahan logistik rumah sakit Pengadaan pencetakan administrasi dan surat
menyurat rumah sakit Pengembangan tipe rumah sakit Monitoring, evaluasi dan
pelaporan dst Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah
sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata Pemeliharaan
rutin/berkala rumah sakit Pemeliharaan rutin/berkala ruang poliklinik rumah sakit
Pemeliharaan rutin/berkala gudang obat/apotik Pemeliharaan rutin/berkala ruang
rawat inap rumah sakit (VVIP, VIP, Kelas I,II,III) Pemeliharaan rutin/berkala ruang
gawat darurat Pemeliharaan rutin/berkala ruang ICU, ICCU, NICU Pemeliharaan
rutin/berkala ruang operasi Pemeliharaan rutin/berkala ruang terapi Pemeliharaan
rutin/berkala ruang isolasi Pemeliharaan rutin/berkala ruang bersalin Pemeliharaan
rutin/berkala ruang inkubator Pemeliharaan rutin/berkala ruang bayi Pemeliharaan
rutin/berkala ruang rontgen Pemeliharaan rutin/berkala ruang laboratorium rumah
sakit Pemeliharaan rutin/berkala kamar jenazah Pemeliharaan rutin/berkala instalasi
pengolahan limbah rumah sakit Pemeliharaan rutin/berkala alat-alat kesehatan
rumah sakit Pemeliharaan rutin/berkala ambulance/mobil jenazah Pemeliharaan
rutin/berkala mebeleur rumah sakit Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah
sakit Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program Kemitraan
peningkatan pelayanan kesehatan kemitraan asuransi kesehatan masyarakat
kemitraan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular kemitraan
pengolahan limbah rumah sakit kemitraan alih teknologi kedokteran dan kesehatan
kemitraan peningkatan kualitas dokter dan paramedis kemitraan pengobatan
lanjutan bagi pasien rujukan kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu
Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst 01 02 03 04 05 06 07 08 09
163 L A M P I R A N Lanjutan Lampiran A VII.................. KODE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 02 02 02
02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02
02 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 15 15 15 15 15 15 15 15 16 16 16 16
16 16 17 17 17 17 17 17 xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 29 29 29 29 29 29 29 29 29 30 30 30 30 30 30 30 30
30 31 31 31 31 31 31 32 32 32 32 32 xx PROGRAM DAN KEGIATAN Program
peningkatan pelayanan kesehatan anak balita Penyuluhan kesehatan anak balita
Imunisasi bagi anak balita Rekrutmen tenaga pelayanan kesehatan anak balita
Pelatihan dan pendidikan perawatan anak balita Pembangunan sarana dan
prasarana khusus pelayanan perawatan anak balita Pembangunan panti asuhan
anak terlantar balita Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst
Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia Pelayanan pemeliharaan
kesehatan rekruitmen tenaga perawat kesehatan Pendidikan dan pelatihan
perawatan kesehatan Pembangunan pusat-pusat pelayanan kesehatan
Pembangunan panti asuhan Pelayanan kesehatan Monitoring, evaluasi dan
pelaporan dst Program pengawasan dan pengendalian kesehatan
makanan Pengawasan keamanan dan kesehatan makanan hasil industri
Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil produksi
rumah tangga Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan
restaurant Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program
peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Penyuluhan kesehatan bagi ibu
hamil dari keluarga kurang mampu Perawatan berkala bagi ibu hamil dari keluarga
kurang mampu Pertolongan persalinan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu
dst Program dst. Pekerjaan Umum Program Pembangunan
Jalan dan Jembatan Perencanaan pembangunan jalan Survei kontur jalan dan
jembatan Pembangunan jalan Perencanaan pembangunan jembatan Pembangunan
jembatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program
Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Perencanaan Pembangunan saluran
drainase/gorong-gorong Survei kontur saluran drainase/gorong-gorong
Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Monitoring, evaluasi dan pelaporan
dst Program Pembangunan turap/talud/brojong Perencanaan
turap/talud/brojong Survei kemiringan lereng turap/talud/bronjong Pembangunan
turap/talud/bronjong Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst 01 02
03 04 05 06 07 08 01 02 03 04 05 06 07 08 01 02 03 04 05 01 02 03 04 01 02 03
04 05 06 07 01 02 03 04 05 01 02 03 04 05 164 L A M P I R A N Lanjutan Lampiran
A VII.................. KODE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03
03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03
03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 18 18 18 18 18 18 18 19 19
19 19 19 20 20 20 20 20 21 21 21 21 21 22 22 22 22 22 23 23 23 23 23 23 23 23
23 23 23 23 23 23 23 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 01 02 03 04 05
06 07 08 09 10 11 12 13 PROGRAM DAN KEGIATAN Program
rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan Perencanaan
rehabilitasi/pemeliharaan jalan Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan jembatan
Rehabilitasi/pemeliharaan jalan Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan Monitoring,
evaluasi dan pelaporan dst Program rehabilitasi/pemeliharaan
talud/bronjong Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong Perencanaan
rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong Monitoring, evaluasi dan pelaporan
dst Program inspeksi kondisi Jalan dan Jembatan Inspeksi kondisi
Jalan Inspeksi kondisi Jembatan Evaluasi dan pelaporan dst Program
tanggap darurat Jalan dan Jembatan Rehabilitasi jalan dalam kondisi tanggap
darurat Rehabilitasi jembatan dalam kondisi tanggap darurat Monitoring, evaluasi
dan pelaporan dst Program Pembangunan sistem informasi/data
base jalan dan jembatan Penyusunan sistem informasi/data base jalan Penyusunan
sistem informasi/data base jembatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
dst Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
Pembangunan gedung balai latihan kebinamargaan Pembangunan gedung
workshop Pembangunan laboratorium kebinamargaan Pengadaan alat-alat berat
Pengadaan peralatan dan perlengkapan bengkel alat-alat berat Pengadaan alat-alat
ukur dan bahan labolatorium kebinamargaan Rehabilitasi/pemeliharaan gedung
balai latihan kebinamargaan Rehabilitasi/pemeliharaan gedung workshop
Rehabilitasi/pemeliharaan laboratorium kebinamargaan Rehabilitasi/pemeliharaan
alat-alat bera Rehabilitasi/pemeliharaan peralatan dan perlengkapan bengkel alat-
alat berat Rehabilitasi/pemeliharaan alat-alat ukur dan bahan labolatorium
kebinamargaan Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program
pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan
lainnya Perencanaan pembangunan jaringan irigasi Perencanaan pembangunan
jaringan air bersih/air minum Perencanaan pembangunan reservoir Perencanaan
pembangunan pintu air Perencanaan normalisasi saluran sungai Pembangunan
jaringan air bersih/air minum Pembangunan reservoir Pembangunan pintu air
Pelaksanaan normalisasi saluran sungai Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi
Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan air bersih/air minum Rehabilitasi/pemeliharaan
reservoir Rehabilitasi/pemeliharaan pintu air 01 02 03 04 05 06 01 02 03 04 01 02
03 04 01 02 03 04 01 02 03 04 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 165 L A
M P I R A N Lanjutan Lampiran A VII.................. KODE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 03 03 03 03
03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03
03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 03 xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 24 24 24 24 24
25 25 25 25 25 25 25 25 25 26 26 26 26 26 26 26 26 26 27 27 27 27 27 27 27 27
27 27 27 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 29 29 29 29 29 30 30 01 02 03
04 05 06 07 08 14 15 16 17 18 PROGRAM DAN KEGIATAN Rehabilitasi/pemeliharaan
normalisasi saluran sungai Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi yang telah
dibangun Rehabilitasi/pemeliharaan petani pemakai air Monitoring, evaluasi dan
pelaporan dst Program penyediaan dan pengolahan air baku
Pembangunan prasarana pengambilan dan saluran pembawa Rehabilitasi prasarana
pengambilan dan saluran pembawa Pemeliharaan prasarana pengambilan dan
saluran pembawa Pembangunan sumur-sumur air tanah Peningkatan partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan air Peningkatan distribusi penyediaan air baku
Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program pengembangan,
pengelolaan dan konversi sungai, danau dan sumber daya air lainnya Pembangunan
embung dan bangunan penampung air lainnya Pemeliharaan dan rehabilitasi
embung dan bangunan penampung air lainnya Rehabilitasi kawasan kritis daerah
tangkapan sungai dan danau Rehabilitasi kawasan lindung daerah tangkapan
sungai dan danau Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sungai,
danau dan sumber daya air lainnya Peningkatan konversi air tanah Monitoring,
evaluasi dan pelaporan dst Program pengembangan kinerja
pengelolaan air minum dan air limbah Penyediaan prasarana dan sarana air minum
bagi masyarakat berpenghasilan rendah Penyediaan prasarana dan sarana air
limbah Pengembangan teknologi pengolahan air minum dan air limbah Fasilitasi
pembinaan teknik pengolahan air limbah Fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air
minum Pengembangan distribusi air minum Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan
prasarana air minum Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air limbah
Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program pengendalian banjir
Pembangunan reservoir pengendali banjir Rehabilitasi/pemeliharaan reservoir
pengendali banjir Rehabilitasi/pemeliharaan bantaran dan tanggul sungai
Pengembangan pengelolaan daerah rawa dalam rangka pengendali banjir
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penaggulangan banjir Mengendalikan
banjir pada daerah tangkapan air dan badan-badan sungai Peningkatan
pembersihan dan pengerukan sungai/kali Peningkatan pembangunan pusat-pusat
pengendali banjir Pembangunan prasarana pengaman pantai Pembangunan tanggul
pemecah ombak Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program
pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh Perencanaan pengembangan
infrastruktur Pembangunan/peningkatan infrastruktur Monitoring, evaluasi dan
pelaporan dst Program pembangunan infrastruktur perdesaaan
Penataan lingkungan pemukiman penduduk perdesaan 01 02 03 04 05 06 07 08 01
02 03 04 05 06 07 08 09 10 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 01 02 03 04 01
166 L A M P I R A N Lanjutan Lampiran A VII.................. KODE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 03 03 03 03
03 03 03 03 03 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04
04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 16 16 16 16 16 16 16 16
17 17 17 17 17 17 17 17 17 18 18 18 18 18 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 xx xx xx
xx xx xx xx xx xx 30 30 30 30 30 30 30 30 xx 02 03 04 05 06 07 08 09 PROGRAM
DAN KEGIATAN Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan Pembangunan sarana
dan prasarana air bersih perdesaaan Pembangunan pasar perdesaaan
Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan perdesaaan
Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih perdesaaan
Rehabilitasi/pemeliharaan pasar pedesaaan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
dst Program dst. Perumahan Program Pengembangan
Perumahan Penetapan kebijakan, strategu dan program perumahan Penyusunan
norma, standar, pedoman, dan manual (NSPM) Koordinasi penyelenggaraan
pengembangan perumahan Sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang
perumahan Koordinasi pembangunan perumahan dengan lembaga/badan usaha
Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu
Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat Monitoring, evaluasi
dan pelaporan dst Program Lingkungan Sehat Perumahan Koordinasi
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan tentang pembangunan
perumahan Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi
masyarakat miskin Penyuluhan dan pengawasan kualitas lingkungan sehat
perumahan Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan Penetapan
kebijakan dan strategi penyelenggaraan keserasian kawasan dan lingkungan hunian
berimbang Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program
Pemberdayaan komunitas Perumahan Fasilitasi pemberian kredit mikro untuk
pembangunan dan perbaikan perumahan Fasilitasi pembangunan prasarana dan
sarana dasar pemukiman berbasis masyarakat Peningkatan peran serta masyarakat
dalam pelestarian lingkungan perumahan Peningkatan sistem pemberian kredit
pemilikan rumah Sosialisasi dan fasilitasi jaminan kepastian hukum dan
perlindungan hukum Koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
peraturan perundangundangan bidang perumahan Monitoring, evaluasi dan
pelaporan dst Program perbaikan perumahan akibat bencana
alam/sosial Fasilitasi dan stimulasi rahabilitasi rumah akibat bencana alam Fasilitasi
dan stimulasi rahabilitasi rumah akibat bencana sosial Monitoring, evaluasi dan
pelaporan dst Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan
bahaya kebakaran Penyusunan norma, standar, pedoman, dan manual pencegahan
bahaya kebakaran Sosialisasi norma, standar, pedoman, dan manual pencegahan
bahaya kebakaran Koordinasi perijinan pemanfaatan gedung Pengawasan
pelaksanaan kebijakan pencegahan kebakaran Kegiatan pendidikan dan pelatihan
pertolongan dan pencegahan kebakaran Kegiatan rekruitment tenaga sukarela
pertolongan bencana kebakaran Kegiatan penyuluhan pencegahan bahaya
kebakaran Pengadaan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran
Pemeliharaan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran 01 02 03 04 05
06 07 08 09 01 02 03 04 05 06 07 01 02 03 04 05 06 07 08 01 02 03 04 01 02 03
04 05 06 07 08 09 167 L A M P I R A N Lanjutan Lampiran A VII.................. KODE 1 1
11111111111111111111111111111111111111111111
1 1 1 1 1 1 1 1 1 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 05 05 05 05 05
05 05 05 05 05 05 05 05 05 05 05 05 05 05 05 05 05 05 05 05 05 05 05 05 05 05
05 05 05 05 05 05 05 05 xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 15 15 15 15 15 15 15 15 15
15 15 15 15 15 15 15 15 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 17 17 17 17 17 17 17
17 17 17 xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 19 19 19 19 19 20 20 20
20 20 20 20 20 20 20 xx 10 11 12 13 14 PROGRAM DAN KEGIATAN Rehabilitasi
sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran Kegiatan pencegahan dan
pengendalian bahaya kebakaran Peningkatan pelayanan penanggulangan bahaya
kebakaran Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program
pengelolaan areal pemakaman Penyusunan kebijakan, norma, standar, pedoman,
dan manual pengelolaan areal pemakaman Pengumpulan dan analisis data base
jumlah jiwa yang meninggal Koordinasi pengelolaan areal pemakaman Koordinasi
penataan areal pemakaman Pemberian perijinan pemakaman Pembangunan sarana
dan prasarana pemakaman Pemeliharaan sarana dan prasarana pemakaman
Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program dst. Penataan
Ruang Program Perencanaan Tata Ruang Penyusunan kebijakan tentang penyusunan
tata ruang Penetapan kebijakan tentang RDTRK, RTRK, dan RTBL Sosialisasi
peraturan perundang-undangan tentang rencana tata ruang Penyusunan rencana
tata ruang wilayah Penyusunan rencana detail tata ruang kawasan Penyusunan
rencana teknis ruang kawasan Penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan
Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang RTRW Fasilitasi peningkatan
peran serta masyarakat dalam perencanaan tata ruang Rapat koordinasi tentang
rencana tata ruang Revisi rencana tata ruang Pelatihan aparat dalam perencanaan
tata ruang Survey dan pemetaan Koordinasi dan fasilitasi penyusunan rencana tata
ruang lintas kabupaten/kota Monitoring, evaluasi dan pelaporan rencana tata ruang
dst Program Pemanfaatan Ruang Penyusunan kebijakan perizinan
pemanfaatan ruang Penyusunan norma, standar, dan kriteria pemanfaatan ruang
Penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang Fasilitasi peningkatan
peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang Survey dan pemetaan Pelatihan
aparat dalam pemanfaatan ruang Sosialisasi kebijakan, norma, standar, prosedur
dan manual pemanfaatan ruang Koordinasi dan fasilitasi penyusunan pemanfaatan
ruang lintas kabupaten/kota Monitoring, evaluasi dan pelaporan pemanfaatan tata
ruang dst Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Penyusunan
kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang Penyusunan prosedur dan manual
pengendalian pemanfaatan ruang Fasilitasi peningkatan peran serta masyarakat
dalam pengendalian pemanfaatan ruang Pelatihan aparat dalam pengendalian
pemanfaatan ruang Pengawasan pemanfaatan ruang Koordinasi dan fasilitasi
pengendalian pemanfaatan ruang lintas kabupaten/kota Sosialisasi kebijakan
pengendalian pemanfaatan ruang Monitoring, evaluasi dan pelaporan
dst 01 02 03 04 05 06 07 08 09 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11
12 13 14 15 16 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 01 02 03 04 05 06 07 08 09 168 L A
M P I R A N Lanjutan Lampiran A VII.................. KODE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 06 06 06 06 06 06
06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06
06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 15 15 15 15 15 15 15 16 16 16 16 16 16 16 17
17 17 17 17 17 17 18 18 18 18 18 18 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 20
20 20 20 20 21 21 21 21 01 02 03 04 PROGRAM DAN KEGIATAN Perencanaan
Pembangunan Program Pengembangan data/informasi Pengumpulan, updating dan
analisis data informasi capaian target kinerja program dan kegiatan Penyusunan
dan pengumpulan data informasi kebutuhan penyusunan dokumen perencanaan
Penyusunan dan analisis data informasi perencanaan pembangunan kawasan rawan
bencana Penyusunan dan analisis data informasi perencanaan pembangunan
ekonomi Penyusunan profile daerah dst Program Kerjasama
Pembangunan Koordinasi kerjasama wilayah perbatasan Koordinasi kerjasama
pembangunan antar daerah Fasilitasi kerjasama dengan dunia usah/lembaga
Koordinasi dalam pemecahan masalah-masalah daerah Monitoring, evaluasi dan
pelaporan dst Program Pengembangan Wilayah Perbatasan
Koordinasi penyelesaian masalah perbatasan antar daerah Sosialisai kebijakan
pemerintah dalam penyelesaian perbatasan antar negara Koordinasi penetapan
rencana tata ruang perbatasan Penyusunan perencanaan pengembangan
perbatasan Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program
Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat tumbuh Sosialisasi
kebijakan pemerintah dalam Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat tumbuh
Koordinasi penetapan rencana Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat tumbuh
Penyusunan perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat tumbuh
Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program Perencanaan
Pengembangan Kota-kota menengah dan besar Koordinasi penyelesaian
permasalahan penanganan sampah perkotaan Koordinasi penyelesaian
permasalahan transportasi perkotaan Koordinasi penanggulangan dan penyelesaian
bencana alam/sosial Koordinasi perencanaan penanganan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi Koordinasi perencanaan penanganan pusat-pusat industri
Koordinasi perencanaan penanganan pusat-pusat pendidikan Koordinasi
perencanaan penanganan perumahan Koordinasi perencanaan penanganan
perpakiran Koordinasi perencanaan pair minum, drainase dan sanitasi perkotaan
Koordinasi penanggulangan limbah rumah tangga dan industri perkotaan
Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program peningkatan
kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah peningkatan
kemampuan teknis aparat perencana Sosialisasi kebijakan perencanaan
pembangunan daerah Bimbingan teknis tentang perencanaan pembangunan
daerah dst Program perencanaan pembangunan daerah
Pengembangan partisipasi masyarakat dalam perumusan program dan kebijakan
layanan publik Penyusunan rancangan RPJPD Penyelenggaraan musrenbang RPJPD
01 02 03 04 05 06 01 02 03 04 05 06 01 02 03 04 05 06 01 02 03 04 05 01 02 03
04 05 06 07 08 09 10 11 12 01 02 03 169 L A M P I R A N Lanjutan Lampiran A
VII.................. KODE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06
06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 07 07 07
07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 16 16 16 16 16 16 xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 23 23 23 23
23 23 24 24 24 24 24 25 25 25 25 25 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 PROGRAM
DAN KEGIATAN Penetapan RPJPD Penyusunan rancangan RPJMD Penyelenggaraan
musrenbang RPJMD Penetapan RPJMD Penyusunan rancangan RKPD
Penyelenggaraan musrenbang RKPD Penetapan RKPD Kordinasi penyusunan laporan
kinerja pemerintah daerah Kordinasi penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung
Jawaban (LKPJ) Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana
pembangunan daerah dst Program perencanaan pembangunan
ekonomi Penyusunan masterplan pembangunan ekonomi daerah Penyusunan
indikator ekonomi daerah Penyusunan perencanaan pengembangan ekonomi
masyarakat Koordinasi perencanaan pembangunan bidang ekonomi Penyusunan
tabel input output daerah Penyusunan masterplan penanggulangan kemiskinan
Penyusunan indikator dan pemetaan daerah rawan pangan Monitoring, evaluasi dan
pelaporan dst Program perencanaan sosial budaya Koordinasi
penyusunan masterplan pendidikan Koordinasi penyusunan masterplan kesehatan
Koordinasi perencanaan pembangunan bidang sosial dan budaya Monitoring,
evaluasi dan pelaporan dst Program perencanaan prasarana wilayah
dan sumber daya alam Koordinasi penyusunan masterplan prasarana perhubungan
daerah Koordinasi penyusunan masterplan pengendalian sumber daya alam dan
lingkungan hidup Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program
perencanaan pembangunan daerah rawan bencana Koordinasi penyusunan profile
daerah rawan bencana Koordinasi pembangunan daerah rawan bencana Monitoring,
evaluasi dan pelaporan dst Perhubungan Program Pembangunan
Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Perencanaan pembangunan prasaranan dan
fasilitas perhubungan Penyusunan norma, kebijakan, standar dan prosedur bidang
perhubungan Koordinasi dalam pembangunan prasaranan dan fasilitas
perhubungan Sosialisasi kebijakan di bidang perhubungan Pembangunan sarana
dan prasarana jembatan timbang Peningkatan pengelolaan terminal angkutan
sungai, danau dan penyebrangan Peningkatan pengelolaan terminal angkutan darat
Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Rehabilitasi/pemeliharaan sarana alat
pengujian kendaraan bermotor Rehabilitasi/pemeliharaan prasarana balai pengujian
kendaraan bermotor Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana jembatan
timbang Rehabilitasi/pemeliharaan terminal/pelabuhan dst 01 02 03
04 05 06 07 08 09 01 02 03 04 05 01 02 03 04 01 02 03 04 01 02 03 04 05 06 07
08 09 01 02 03 04 05 170 L A M P I R A N Lanjutan Lampiran A VII.................. KODE
11111111111111111111111111111111111111111111
1 1 1 1 1 1 1 1 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07
07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 07 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08
08 08 08 08 xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 15 15 15 15 15 15 15
15 15 15 15 15 15 15 16 16 xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
17 17 17 17 17 17 17 17 18 18 18 18 18 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 xx
PROGRAM DAN KEGIATAN Program peningkatan pelayanan angkutan Kegiatan
penyuluhan bagi para sopir/juru mudi untuk peningkatan keselamtan penumpang
Kegiatan peningkatan disiplin masyarakat menggunakan angkutan Kegiatan temu
wicara pengelola angkutan umum guna meningkatkan keselamatan penumpang
Kegiatan uji kelayakan saran transportasi guna keselamtan penumpang Kegiatan
pengendalian disiplin pengoperasian angkutan umum di jalan raya Kegiatan
penciptaan keamanan dan kenyamanan penumpang dilingkungan treminal Kegiatan
pengawasan peralatan keamanan dalam keadaaan darurat dan perlengkapan
pertolongan pertama Kegiatan penataan tempat-tempat pemberhentian angkutan
umum Kegiatan penciptaan disiplin dan pemeliharaan kebersihan di lingkungan
terminal Kegiatan penciptaan layanan cepat, tepat, murah dan mudah
Pengumpulan dan analisis data base pelayanan jasa angkutan Pengembangan
sarana dan prasarana pelayanan jasa nagkutan Fasilitasi perijinan di bidang
perhubungan Sosialisasi/penyuluhan ketertiban lalu lintas dan angkutan Kegiatan
pemilihan dan pemberian penghargaan sopir/juru mudik/awak kendaraaan
angkutan umum teladan Koordinasi dalam peningkatan pelayanan angkutan
Monitoring, evaluasi dan pelaporan dst Program Pembangunan
Sarana dan Prasarana Perhubungan Pembangunan gedung terminal Pembangunan
halte bus, taxi gedung terminal Pembangunan jembatan penyebrangan gedung
terminal dst Program peningkatan dan pengamanan lalu lintas
Pengadaan rambu-rambu lalu lintas Pengadaan marka jalan Pengadaan pagar
pengaman jalan dst Program peningkatan kelaikan pengoperasian
kendaraan bermotor Pembangunan balai pengujian kendaraan bermotor Pengadaan
alat pengujian kendaraan bermotor Pelaksanaan uji petik kendaraan bermotor
dst Program dst. Lingkungan Hidup Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan Persampahan Penyusunan kebijakan manajemen pengelolaan
sampah Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan Penyusunan
kebijakan kerjasama pengelolaan persampahan Peningkatan operasi dan
pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan Pengembangan teknoligi
pengolahan persampahan Bimbingan teknis persampahan Peningkatan kemampuan
aparat pengelolaan persampahan Kerjasama pengelolaan persampahan Kerjasama
pengelolaan sampah antar daerah Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan Monitoring,
evaluasi dan pelaporan Dst . Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura 01 02 03 04 05 06 07 08
09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 01 02 03 04 01 02 03 04 01 02 03 04 01 02 03 04
05 06 07 08 09 10 11 12 13 01 171 L A M P I R A N Lanjutan Lampiran A
VII.................. KODE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08
08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08
08 08 08 08 08 08 08 08 08 xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 17 17 17 17 17 17 17
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 19 19 19 19 19
19 19 01 02 03 04 05 06 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17
PROGRAM DAN KEGIATAN Koordinasi penilaian langit biru Pemantauan Kualitas
Lingkungan Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup Koordinasi
penertiban kegiatan Pertambangan Tanpa Izin (PETI) Pengelolaan B3 dan Limbah B3
Pengkajian dampak lingkungan Peningkatan pengelolaan lingkungan pertambangan
Peningkatan peringkat kinerja perusahaan (proper) Koordinasi pengelolaan
Prokasih/Superkasih Pengembangan produksi ramah lingkungan Penyusunan
kebijakan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup Koordinasi
penyusunan AMDAL Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian
lingkungan hidup Pengkajian pengembangan sistem insentif dan disinsentif
Monitoring, evaluasi dan pelaporan Dst. Program Perlindungan dan Konservasi
Sumber Daya Alam Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan
Sumber-Sumber Air Pantai dan Laut Lestari Pengembangan dan Pemantapan
Kawasan Konservasi Laut, Suaka Perikanan, dan Keanekaragaman Hayati Laut
Pengembangan Ekowisata dan Jasa Lingkungan Pengendalian Dampak Perubahan
Iklim Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan Peningkatan Konservasi Daerah
Tangkapan Air dan Sumber-sumber Air Pengendalian dan Pengawasan pemanfaatan
SDA Koordinasi pengelolaan konservasi SDA Pengelolaan keanekaragaman hayati
dan ekosistem Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan World Heritage Laut
Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Regional
Koordinasi Pengendalian Kebakaran Hutan Peningkatan peran serta masyarakat
dalam perlindungan dan konservasi SDA Koordinasi peningkatan pengelolaan
kawasan konservasi Monitoring, evaluasi dan pelaporan Dst.. Program Rehabilitasi
dan Pemulihan Cadangan Sumber daya Alam Pengelolaan dan rehabilitasi terumbu
karang, mangrove, padang lamun, estuaria dan teluk Perencanaan dan penyusunan
program pembangunan pengendalian sumber daya alam dan lingkungan hidup
Rehabilitasi hutan dan lahan Pengembangan kelembagaan rehabilitasi hutan dan
lahan Penyusunan pedoman standar dan prosedur rehabilitasi terumbu karang,
mangrove, dan padang lamun Sosialisasi pedoman standar dan prosedur
rehabilitasi terumbu karang, mangrove, dan padang lamun Peningkatan peran serta
masyarakat dalam rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA Monitoring, evaluasi
dan pelaporan Dst. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat
di bidang lingkungan Pengembangan data dan informasi lingkungan Penyusunan
data sumberdaya alam dan neraca sumber daya hutan (NSDH) nasional dan daerah
Penguatan jejaring informasi lingkungan pusat dan daerah Monitoring, evaluasi dan
pelaporan Dst.. 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 01 02 03 04
05 06 07 08 09 172 L A M P I R A N Lanjutan Lampiran A VII.................. KODE 1 1 1 1
11111111111111111111111111111111111111111111
1 1 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08
08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 09 09 09 09 09 09 09 09 09 09 09 09 xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx 15 15 15 15 16 16 16 16 17 17 17 01 02 03 xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx 20 20 20 20 20 20 20 20 21 21 21 21 21 22 22 22 22 22 22 22 22
23 23 23 23 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 01 02 03 04 PROGRAM DAN
KEGIATAN Program Peningkatan Pengendalian Polusi Pengujian emisi kendaraan
bermotor Pengujian emisi udara akibat aktivitas industri Pengujian kadar polusi
limbah padat dan limbah cair Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair
yang menimbulkan polusi Penyuluhan dan pengendalian polusi dan pencemaran
Monitoring, evaluasi dan pelaporan Dst. Program pengembangan ekowisata dan
jasa lingkungan di kawasankawasan konservasi laut dan hutan Pengembangan
ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan konservasi Pengembangan konservasi
laut dan hutan wisata Monitoring, evaluasi dan pelaporan Dst.. Program
Pengendalian kebakaran hutan Pengadaan alat pemadam kebakaran hutan
Pemetaan kawasan rawan kebakaran hutan Koordinasi pengendalian kebakaran
hutan Penyusunan norma, standar, prosedur dan manual pengendalian kebakaran
hutan Sosialisasi kebijakan pencegahan kebakaran hutan Monitoring, evaluasi dan
pelaporan Dst. Program Pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut
Pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut Pengembangan sistem
manajemen pengelolaan pesisir laut Dst. Program Pengelolaan ruang terbuka
hijau (RTH) Penyusunan kebijakan, norma,standard prosedur dan manual
pengelolaan RTH Sosialisasi kebijakan, norma, standard, prosedur dan manual
pengelolaan RTH Penyusunan dan analisis data/informasi pengelolaan RTH
Penyusunan program pengembahan RTH Penataan RTH Pemeliharaan RTH
Pengembangan taman rekreasi Pengawasan dan pengendalian RTH Peningkatan
peran serta masyarakat dalam pengelolaan RTH Monitoring dan evaluasi Dst
Program dst Pertanahan Program pembangunan sistem pendaftaran tanah
Penyusunan sistem pendaftaran tanah Sosialisasi sistem pendaftaran tanah Dst
Program Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
Penataan penguasaan, pemilikan , penggunaan dan pemanfaatan tanah Penyuluhan
hukum pertanahan Dst Program Penyelesaian konflik-konflik pertanahan Fasilitasi
penyelesaian konflik-konflik pertanahan dst. 01 02 03 04 05 06 07 01 02 03 04 05
06 07 01 02 03 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 01 02 03 01 02 173 L A M P I R A
N Lanjutan Lampiran A VII.................. KODE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 09 09 09 09 10 10 10 10 10 10
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 15 15 15 15 15 15 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
16 17 17 17 17 17 17 17 17 17 xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 15
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 xx xx xx xx 18 18 18 xx PROGRAM
DAN KEGIATAN Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan Penyusunan
sistem informasi pertanahan yang handal Dst Program dst Kependudukan dan
Catatan Sipil Program Penataan Administrasi Kependudukan Pembangunan dan
Pengoperasian SIAK secara terpadu Pelatihan tenaga pengelola SIAK Implementasi
Sistem Administrasi Kependudukan (membangun, updating, dan pemeliharaan)
Pembentukan dan Penataan Sistem Koneksi (Inter-Phase Tahap Awal) NIK Koordinasi
pelaksanaan kebijakan Kependudukan Pengolahan dalam penyusunan laporan
informasi kependudukan Penyediaan informasi yang dapat diakses masyarakat
Peningkatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan Pengembangan data
base kependudukan Penyusunan kebijakan kependudukan Peningkatan kapasitas
aparat kependudukan dan catatan sipil Sosialisasi kebijakan kependudukan
Peningkatan kapasitas kelembagaan kependudukan Monitoring, evaluasi dan
pelaporan Dst.. Pemberdayaan Perempuan Program keserasian kebijakan
peningkatan kualitas Anak dan Perempuan Perumusan kebijakan peningkatan
kualitas hidup perempuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi Perumusan
kebijakan peningkatan peran dan posisi perempuan di bidang politik dan jabatan
publik Pelaksanaan sosialisasi yang terkait dengan kesetaraan gender,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Monitoring, evaluasi dan
pelaporan Dst. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan
Anak Advokasi dan fasilitasi PUG bagi perempuan Fasilitasi pengembangan pusat
pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan (P2TP2) Pemetaan potensi organisasi
dan lembaga masyarakat yang berperan dalam pemberdayaan perempuan dan
anak Pengembangan materi dan pelaksanaan KIE tentang kesetaraan dan keadilan
gender (KKG) Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan
anak Evaluasi pelaksanaan PUG Pengembangan sistem informasi Gender dan Anak
Monitoring, evaluasi dan pelaporan Dst Program Peningkatan Kualitas Hidup dan
Perlindungan Perempuan Pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan di daerah
Pelatihan bagi pelatih (TOT) SDM pelayanan dan pendampingan korban KDRT
Penyusunan sistem perlindungan bagi perempuan Sosialisasi dan advokasi
kebijakan penghapusan buta aksara perempuan (PBAP) Sosialisasi dan advokasi
kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan Sosialisasi sistem pencatatan dan
pelaporan KDRT Penyusunan profil perlindungan perempuan lansia dan cacat
Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan 01 02 01 02 03
04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 01 02 03 04 05 01 02 03 04 05 06 07 08 09
10 01 02 03 04 05 06 07 08 174 L A M P I R A N Lanjutan Lampiran A VII..................
KODE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12 12
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 15
15 15 15 15 15 15 15 16 16 16 16 17 17 17 17 17 17 18 18 18 19 19 19 20 20 20
20 21 21 21 01 02 01 02 xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx 17 17 18 18 18
18 18 18 18 18 19 19 19 19 01 02 03 04 05 06 07 09 10 PROGRAM DAN KEGIATAN
Monitoring, evaluasi dan pelaporan Dst Program Peningkatan peran serta dan
kesetaraan jender dalam pembangunan Kegiatan pembinaan organisasi perempuan
Kegiatan pendidikan dan pelatihan peningkatan peran serta dan kesetaraan jender
Kegiatan penyuluhan bagi ibu rumah tangga dalam membangun keluarga sejahtera
Kegiatan bimbingan manajemen usaha bagi perempuan dalam mengelola usaha
Kegiatan pameran hasil karya perempuan di bidang pembangunan Monitoring,
evaluasi dan pelaporan Dst Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan
gender dan anak Workshop peningkatan peran perempuan dalam pengambilan
keputusan Pemberdayaan lembaga yang berbasis gender Dst Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera Program Keluarga Berencana Penyediaan
Pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi bagi Keluarga Miskin Pelayanan KIE Peningkatan
Perlindungan Hak Reproduksi Individu Promosi Pelayanan Khiba Pembinaan Keluarga
Berencana Pengadaan sarana mobilitas tim KB keliling Dst Program
Kesehatan Reproduksi Remaja Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi
Remaja (KRR) Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat Dst
Program pelayanan kontrasepsi Pelayanan konseling KB Pelayanan pemasangan
kontrasepsi KB Pengadaan alat kontrasepsi Pelayanan KB medis operasi
Dst Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR
yang madiri Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat peduli KB Dst
Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di
masyarakat Penyuluhan kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di
masyarakat Dst Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan
konseling KRR Pendirian pusat pelayanan informasi dan konseling KKR Fasilitasi
forum pelayanan KKR bagi kelompok remaja dan kelompok sebaya diluar sekolah
Dst Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/
AIDS Penyuluhan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS Dst.. 01 02
03 01 02 03 04 05 06 07 01 02 03 01 02 03 04 05 01 02 03 01 02 175 L A M P I R A
N Lanjutan Lampiran A VII.................. KODE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 12 12 12 12
12 12 12 12 13 13 13 xx xx 15 15 01 02 xx xx xx xx xx xx xx xx xx 22 22 22 23 23
23 24 24 24 01 02 PROGRAM DAN KEGIATAN Program pengembangan bahan
informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak
Pengumpulan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh
kembang anak Dst.. Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina
keluarga Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di kecamatan
Dst.. Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU
Pengkajian pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU Dst.. Sosial
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Peningkatan
Kemampuan (Capacity Building) petugas dan pendamping sosial pemberdayaan
Fakir Miskin, KAT dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
Pelatihan keterampilan berusaha bagi keluarga miskin Fasilitasi manajemen usaha
bagi keluarga miskin Pengadaan sarana dan prasarana pendukung usaha bagi
keluarga miskin Pelatihan keterampilan bagi penyandang masalah kesejahteraan
sosial Dst.. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Pengembangan Kebijakan tentang akses sarana dan prasarana publik bagi
penyandang cacat dan lansia Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi
korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak Pelaksanaan KIE konseling
dan kampanye sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar termasuk anak
jalanan, anak cacat, anak nakal Pelayanan psikososial bagi PMKS di trauma centre
termasuk bagi korban bencana Pembentukan pusat informasi penyandang cacat
dan trauma center Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana
rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS Penyusunan kebijakan pelayanandan
rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial Koordinasi
perumusan kebijakan dan sikronisasi pelaksanaan upaya-upaya penanggulangan
kemiskinan dan penurunan kesenjangan penanganan masalah-masalah strategis
yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa Monitoring,
evaluasi dan pelaporan Dst Program pembinaan anak terlantar
Pembangunan sarana dan prasarana tempat penampungan anak terlantar Pelatihan
keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar Penyusunan data dan
analisis permasalahan anak terlantar Pengembangan bakat dan keterampilan anak
terlantar Peningkatan keterampilan tenaga pembinaan anak terlantar Monitoring,
evaluasi dan pelaporan Dst

Anda mungkin juga menyukai