ABSTRAK
Kemasan merupakan suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat yang
dikemas dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Kemasan mendukung
daya jual suatu produk. Kadangkala tampilan kemasan yang bagus tidak berarti menjamin
bagusnya kualitas pangan yang didalamnya. Kemasan pangan beraneka jenis: yang umum
digunakan : plastik, gelas/kaca, logam/kaleng, kertas atau karton, dan disamping itu ada
kemasan yang bisa langsung dimakan (edible). Adanya kemasan dapat membantu mencegah /
mengurangi kerusakan. Berdasarkan fungsinya pengemasan dibagi menjadi dua, yaitu
pengemasan untuk pengangkutan dan distribusi dan pengemasan untuk perdagangan eceran.
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kemasan plastik, kaca, kaleng, dan
kertas yang baik. Dan mampu menganalisa kemasan yang digunakan produsen beberapa jenis
makanan.
PENDAHULUAN
Pengemasan atau kemasan disebut cepat seirama dengan perkembangan
juga pembungkusan, pewadahan atau industri yang memanfaatkan dan
pengepakan, dan merupakan salah satu cara menggunakannya.
pengawetan bahan hasil pertanian, karena
pengemasan dapat memperpanjang umur Didalam pengemasan bahan pa-
simpan bahan. Pengemasan atau kemasan ngan, memiliki 2 macam wadah yaitu
adalah wadah atau pembungkus yang dapat wadah yang langsung berhubungan dengan
membantu mencegah atau mengurangi bahan pangan dan wadah yang tidak
terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan langsung berhubungan dengan bahan
yang dikemas / dibungkusnya. Dengan pangan. Pada wadah yang langsung
adanya kemasan, dapat menjaga makanan berhubungan dengan bahan pangan,
tersebut dari kerusakan dan pencemaran biasanya memerlukan syarat-syarat tertentu
serta gangguan fisik seperti gesekan, tergantung kepada jenis makanan tersebut,
benturan dan getaran, serta dapat misalnya dapat melindungi makanan dari
memperpanjang masa simpannya dan yang kontaminasi, mencegah masuknya bau dan
terpenting kemasan dapat menjaga gas, melindungi makanan dari sinar
kebersihan dari makanan tersebut. matahari serta tahan terhadap benturan dan
Sedangkan dari segi promosi kemasan juga transparan.
dapat berfungsi sebagai perangsang dan Perlindungan terhadap kontaminasi
daya tarik pembeli. itu dimaksudkan supaya makanan yang ada
Dahulu nenek moyang kita didalam kemasan tersebut dapat terhindar
menggunakan bahan kemasan alami untuk dari pencemaran yang biasanya datang dari
mewadahi bahan pangan seperti buluh luar. Sedangkan perlindungan terhadap bau
bambu, daun-daunan, pelepah atau kulit dan gas dimaksudkan supaya bau dan gas
pohon, kulit binatang, rongga batang yang tidak diinginkan tidak dapat masuk
pohon, batu, tanah liat, tulang dan melalui wadah tersebut. Apabila wadah
sebagainya. Pada industri modern berbagai yang rusak karena benturan maka dapat
kemasan dan proses pengemasan telah menyebabkan makanan yang ada
beragam. Kemasan dengan variasi atmosfir, didalamnya juga mengalami kerusakan,
kemasan aseptic, kemasan transportasi yang mana wadah tersubut dapat berubah
dengan suhu rendah dan lain-lain telah bentuk.
memperluas horizon dan cakrawala Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengemasan hasil pertanian. Saat ini kemasan bahan pangan dapat digolongkan
perkembangan pengemasan bergerak sangat menjadi dua bagian yaitu golongan yang
ditentukan oleh sifat alamiah dari produk produk yang peka terhadap penyinaran
dan tidak dapat dicegah dengan (ultra violet).
pengemasan, misalnya perubahan kimia,
biokimia, fisik dan mikrobiologi sedangkan Kemasan kaleng atau sering disebut
golongan yang ditentukan oleh lingkungan, dengan pengalengan dapat didefinisikan
misalnya kerusakan mekanis, perubahan sebagai kemasan yang kedap terhadap
kadar air bahan, absorpsi dan interaksi udara, air, mikroba, dan benda asing
dengan oksigen. lainnya. Keuntungan dari penggunaan
kemasan kaleng sebagai bahan pangan yaitu
Pada bagian luar kemasan biasanya kaleng dapat menjaga bahan pangan yang
dilengkapi dengan label dan hiasan, itu ada didalamnya, kaleng dapat juga menjaga
bertujuan untuk memberikan ke mudahan bahan pangan terhadap perubahan kadar air
dalam mengidentifikasi produk yang yang tidak diinginkan, kaleng dapat
dikemas, dan dapat memberikan informasi menjaga bahan pangan terhadap penyerapan
tentang merek dagang dan kualitasnya. oksigen, dan kaleng dapat menjaga terhadap
Tidak itu saja, dengan kita mencantumkan cahaya. Perlindungan bahan pangan
label dan hiasan yang menarik dikemasan terhadap perubahan kadar air itu
tersebut, dapat menarik perhatian pembeli. dikarenakan bahan makanan yang ada
Contoh-contoh berbagai macam kemasan dalam kaleng harus disimpan pada kondisi
yaitu plastik, kaca, kaleng, kertas dan yang sesuai, setelah proses pengalengan
bahan-bahan dari logam. selesai.
Penggunaan plastik dalam Pada pemakaiannya, kaleng harus
pengemasan sebenarnya sangat terbatas dilapisi timah putih (Sn) dengan sistem
tergantung dari jenis makanannya. pelapisan sangat ketat dan tidak boleh ada
Kelemahan plastik adalah tidak tahan lubang pori sekecil apa pun. Kaleng
panas, tidak hermetis (plastik masih bisa (template) ini harus dilapisi lagi dengan
ditembus udara melalui pori-pori plastik), enamel bila akan digunakan untuk makanan
dan mudah terjadi pengembunan uap air yang mudah menimbulkan korosi (karat).
didalam kemasan ketika suhu turun. Jenis bahaya utama makanan kaleng yaitu
plastik yang digunakan dalam pengemasan tumbuhnya Clostridium botulinum yang
antara lain : polietilen, cellophan, dapat menyebabkan keracunan botulinin.
polivinilklorida (PVC), polivinil Tanda-tanda keracunan botulinin antara lain
dienaklorida (PVDC), polipropilen, tenggorokan menjadi kaku, mata
poliester, poliamida, dan polietilentereptalat berkunang-kunang dan kejang-kejang yang
(PET).Terdapat material plastik yang membawa kematian karena sukar bernapas.
menawarkan kualitas dan properti yang
berbeda-beda yang melayani serangkaian Jenis-jenis kemasan kertas beragam
kebutuhan penyimpanan. Variasi plastik mulai dari kertas karton, kertas tulis,
tersebut bisa kaku atau fleksibel, bening, kraft,kertas label,kertas tahan minyak
putih atau berwarna, transparan ataupun (lemak), hingga berbagai jenis karton.
opaq dan dapat dicetak kedalam berbagai Secara berangsur-angsur sebagai bahan
bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. kemas, kemasan kertas mendapat saingan
dari bahan kemas lain terutama
Bahan kemaa kaca mempunyai plastik.Kertas dan karton dapat dibuat
sifat-sifat yang menguntungkan seperti inert lembaran lembaran dan gulungan, karena
(tidak bereaksi) kuat, tahan terhadap itu memungkinkan untuk dilakukan proses
kerusakan,sangat baik sebagai barier laminasi sehingga kertas banyak
terhadap benda padat, cair dan gas. Sifat dikombinasikan dengan bahan lain yang
kaca yang transparan menguntungkan dari kedap udara dan tahan air. Kertas memiliki
segi promosi disamping itu beberapa jenis keunggulan yaitu mudah didaur ulang,
kaca seperti pyrex tahan terhadap suhu sehingga pemakainnya lebih ramah
yang tinggi. Kelemahan kemasan kaca yaitu lingkungan. Pada kertas yang dilapisi
mudah pecah dankurang baik bagi produk- dengan pati akan menutup permukaan
kertas dan meningkatkan kekuatannya. Didefinisikan bentuk botol
Penamba-han bahan kimia juga dapat (tinggi, diameter).
membuat kertas tahan terhadap minyak. Didefinisikan tutup botol.
Kertas paling banyak digunakan untuk
membungkus makanan, dari makanan B. Botol kaca
gorengan sampai makanan yang Didefinisikan warna botol
memerlukan penyimpanan lama seperti teh kaca (transparan, hijau
celup. Pada bahan makanan mentah kertas muda / lime, hijau tua, biru,
dapat juga digunakan untuk membungkus dll).
ikan kering, dan sayuran. Beberapa jenis
Didefinisikan bentuk botol
kertas yang sering digunakan adalah kertas
(botol biasa atau jar).
koran.
Didefinisikan tutup botol
BAHAN DAN METODE (roll-on pilfer proof /
ROPP, mahkota / crown,
BAHAN: twisted crown, tutup putar
1. Roti gabin tanpa segel robek, tutup
2. Teh kotak putar dari plastik).
3. Saus sambal
4. Yoghurt kotak C. Kaleng
Teliti tipe kaleng. Apakah
METODE: terbagi tiga bagian atau
1. Diamati kemasan produk secara terbagi dua bagian ?
umum. Pengamatan meliputi : Apakah kaleng terbuat dari
A. Jenis kemasan baja atau aluminium ?
Apakah terdapat kombinasi Apakah tipe pembukaan
bahan dalam kaleng ? (harus memakai
kemasan.Contoh: alat khusus), mudah dibuka
Kombinasi plastik-kertas, bagian atas secara
plastik alufo, dll. keseluruhan, memakai
tutup tipe kupas, bisa
B. Metode sealing dibuka sedikit / stay on
tab).
C. Metode menambahkan label
Apakah label ditambahkan
D. Kertas
dengan pengecatan atau
Didefinisikan jenis kertas
penempelan plastik /
yang dipakai sebagai
kertas berlabel, dll.
kemasan.
D. Pengamatan tambahan tentang
3. Dicatat hasil pada logbook.
kemasan sekunder dan tertier
Dianalisa jenis kemasan, hu-
merupakan nilai tambah.
bungkan dengan jenis produk.
2. Pengamatan tambahan
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Botol plastik
HASIL:
Didefinisikan bahan botol
1. Yoghurt
(logo yang terdapat didasar
Jenis kemasan: Kertas,
botol merupakan
alufo
petunjuk).
Metoda sealing: rekat biasa
Didefinisikan warna botol
plastik (transparan, opak, Metode tambahan label:
dll). pengecatan
2. Teh kotak harganya lebih murah. Metode sealing yang
Jenis kemasan: kertas, digunakan pada kemasan roti gabin yaitu
alufo hot sealer. Hot sealer merupakan alat
Metoda sealing: rekat biasa pengemas kemasan plastik dengan
Metoda menambahkan mengunakan tangan. Dan dapat digunakan
label: pengecatan untuk mengemas plastik untuk aneka
3. Roti gabin keperluan, sehingga makanan atau barang
dalam plastik tersebut tetap terjaga
Jenis kemasan: plastik
kesegarannya. Misalnya: untuk mengemas
Metoda sealing: hot sealer bungkus makanan ringan, dll. Kemudian
Metoda menambahkan pada kemasan roti gabin metoda
label: pengecatan penambahan labelnya menggunakan
4. Saus sambal pengecatan pada luar kemasannya.
Jenis kemasan: plastik
Metoda sealing: cup sealer Untuk minuman teh kotak
menggunakan kemasan dengan jenis kertas.
Metoda menambahkan
Kemasan yang digunakan ini terdiri dari
label: pengecatan dikertas dua lapisan, yaitu kertas untuk dilapisan
Pengamatan tambahan: luar dan alumunium foil dibagian dalam
o Botol plastik kemasan. Dan untuk kemasan teh kotak
o Warna: transparan dengan warna coklat dan kuning,
o Bentuk: menggunakan metoda menambahkan label
- Tinggi: dengan cara pengecatan atau penyetakan
16,5 cm dan untuk metoda sealing yang
- Tutup: 2,5 digunakannya adalah rekat biasa. Kedua
cm produk minuman ini memiliki kemasaan
- Bagian metoda sealing, jenis kemasan dan juga
bawah: 4,5 metoda menambahkan labelnya.
cm
o Tutup: bulat Penggunaan alumunuium foil
tersebut bukan berarti tidak ada
PEMBAHASAN: kegunaannya didalam kemasan, tetapi
sangat berguna sekali bagi minuman yang
Dari praktikum yang telah kami akan dikemas tersebut. Salah satu
lakukan pada pengenalan kemasan plastik, kegunaannya itu sebagai kedap udara dan
kaca, kaleng dan kertas, kami dapat tahan panas. Dalam produksi minuman
mengetahui dan mengenal jenis-jenis seperti yoghurt dan teh ini, pada saat akan
kemasan apa saja yang kami bawa, sesuai dikemas cairan atau larutan dari minuman
dengan jenis makananya. Pada makanan tersebut tentunya disterilisasi atau
roti gabin kemasan yang digunakan adalah dipasteurisasi dengan menggunakan suhu
kantong plastik, berwarna hijau dan yang cukup tinggi. Maka dari itu kemasan
berbentuk persegi. Pada kemasan plastik dibagian dalam dari minuman diberi
saat ini sering digunakan diindustri-industri alumunium foil yang terksturnya fleksibel
makanan di Indonesia. Karena plastik dapat disesuaikan dengan kerangka luar
merupakan salah satu jenis bahan kemas kemasan kertas yang nantinya dapat
yang sering digunakan selain bahan kemas mempercantik dan menaikkan harga jual
lain seperti: kaleng, gelas, kertas. Secara maupun menarik perhatian dari pembeli
umum plastik tersusun dari polimer yaitu terhadap produksi yang telah dikemas
rantai panjang dan satuan-satuan yang lebih dengan baik.
kecil yang disebut monomer. Kelebihan
dari plastik itu sendiri yaitu ringan, Kemasan yoghurt kotak memiliki
fleksibel, kuat, tidak bereaksi, multiguna, warna dasar putih, metoda menambahkan
tidak karatan, dapat diberi warna sesuai label yang digunakan yaitu pengecatan atau
dengan fungsinya, serta mudah didapat dan penyetakan. Metoda sealing yang
digunakan adalah rekat biasa. Jenis selanjutnya ditempel dibotol plastik saus
kemasan dari minuman yoghurt kotak ini sambal tersebut.
sama dengan teh kotak yaitu kertas ddengan
kertas dikemasan bagian luar dan Penggunaan plastik untuk kemasan
alumunium foil dibagian dalamnya. makanan cukup menarik karena sifat-
Kemasan jenis ini dipilih agar pada saat sifatnya yang menguntungkan,seperti luwes
produksinya kemasan dapat tahan panas (mudah dibentuk),mempunyai adaptasi
dari larutan yogurt yang baru saja siap yang tinggi terhadap produk,tidak korosif
distrilisasi mau dipasteuriasi dengan suhu seperti kemasan logam, serta mudah dalam
yang cukup tinggi. Minuman yoghurt ini penanganannya. Di dalam perdagangan
memiliki semacam bakteri yang harus dikenal plastik untuk kemasan pangan (food
dijaga agar tetap aman dikonsumsi. Untuk grade) dankemasan untuk bukan pangan
itu kemasan yang dipilih tidak (non food grade). Namun, penggunaan
sembarangan, karena harus kedap udara. plastik dalam pengemasan sebenarnya
Agar bakteri lain tidak masuk dan sangat terbatas tergantung dari jenis
bercampur ke dalam minuman yang makanannya. Kelemahan plastik adalah
menyebabkan kerusakan nantinya. tidak tahan panas, tidak hermetis (plastik
masih bisa ditembus udara melalui pori-pori
Dari ke dua jenis mimuman plastik), dan mudah terjadi pengembunan
tersebut memiliki kesamaan dari uap air didalam kemasan ketika suhu turun.
pengemasannya yaitu, jenis kertas yang
dipakai pada pembungkus luarnya yaitu KESIMPULAN :
kertas berlapis plastik (sekunder). Pengemasan adalah wadah atau
Sedangkan pembungkus dalam yaitu kertas pembungkus yang dapat membantu
aluminium foil (primer). Kemasan kertas mencegah atau mengurangi terjadinya
termasuk kedalam kemasan yang tahan kerusakan-kerusakan pada bahan yang
cahaya dan lebih fleksibel. Tetapi kemasan dikemas / dibungkusnya. Secara umum
kertas memiliki kerugian yaitu mudah fungsi dari pengemasan pada bahan pa-
robek, tidak dapat untuk produk cair, dan ngan yaitu Mewadahi produk selama
tidak dapat dipanaskan. Metode sealing distribusi dari produsen hingga kekon-
yang digunakan yaitu menggunakan perekat sumen, agar produk tidak tercecer,
biasa. Kemudian pada kemasan tersebut melindungi dan mengawetkan produk,
metode menambahkan label dengan sebagai identitas produk, meningkatkan
penyetakan atau pengecetan secara efisiensi, melindungi pengaruh buruk dari
langsung pada kemasan sekunder tersebut. luar, melindungi pengaruh buruk dari
Saus sambal menggunakan botol produk di dalamnya, memperluas
plastik sebagai kemasannya. Metoda pemakaian dan pemasaran produk, dan
sealing yang digunakan adalah cup sealer. yang terpenting dapat menambahkan daya
Cara kerjanya yaitu botol plastik yang telah tarik pembeli. Jenis-jenis kemasan terdiri
diisi dengan saus sambal diletakkan tepat atas kemasan kertas, kemasan gelas,
dibawah cetakan penutupnya. Kemudian kemasan kayu, kemasan logam (kaleng),
tuas ditekan untuk menguatkan penutup dan kemasan plastik. Setiap kemasan
botol plastik tersebut agar tidak mudah memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
terlepas sewaktu distributor. Namun DAFTAR PUSTAKA :
penutup botol tersebut masih bisa dibuka
dengan cara diputar. Warna kemasan ini Suyitno. 1990. Bahan-bahan
bening, berfungsi agar pembeli dapat Pengemas.PAU. UGM. Yogyakarta.
melihat bentuk dari keadaan saus sambal
Syarief.R.,S. Santausa dan Isyana. 1989.
yang ada didalam botol tersebut. Metoda
Teknologi Pengemasan Pangan, P-AU
menambahkan label yang digunakan yaitu
Pangan dan Gizi, IPB Bogor.
dengan cara pengecata atau penyetakan
dengan menggunakan kertas stiker, yang
Winarno, F.G. dan Jennie. 1982. Kerusakan Ghalia Indonesia. Jakarta.
Bahan Pangan dan Cara Pencegahannya.
Perubahan
Metode
Jenis plastic hari Massa
sealing Aroma Visual Tekstur
(g)
1 Sedikit
PE Hot sealer Tetap Tidak berubah 33.45
mengeras
Polystyrene Rekatbiasa Tetap Tidak berubah Sedikit 44.09
+ plastik mengeras
wrap
Sedikit
Plastik tray Klep Tetap Tidak berubah 36.30
mengeras
Warna
PE Hot sealer Tetap Mengeras 32.80
memucat
Polystyrene
Warna
+ plastik Rekatbiasa 2 Tetap Mengeras 49.30
memucat
wrap
Warna
Plastik tray Klep Tetap Mengeras 36.25
memucat
Plastik Agak
PE Hot sealer Tetap 34.25
Berembun mengeras
Polystyrene
Agak
+ plastik Rekatbiasa 3 Tetap Tetap 55.22
mengeras
wrap
Plastik Agak
Plastik tray Klep Tetap 43.8
berembun mengeras
Plastik Agak
PE Hot sealer Tetap 37.20
berembun mengeras
Polystyrene
Plastik Agak
+ plastik Rekatbiasa 4 Tetap 54.02
berembun mengeras
wrap
Plastik Agak
Plastik tray Klep Tetap 45.23
berembun mengeras
Plastik
PE Hot sealer Tetap Mengeras 39.12
berembun
Polystyrene
Plastik
+ plastik Rekatbiasa 5 Tetap Mengeras 56.30
berembun
wrap
Plastik
Plastik tray Klep Tetap Mengeras 47.05
berembun
Plastik
PE Hot sealer Tetap Mengeras 41.05
berembun
Polystyrene
Plastik
+ plastik Rekatbiasa 6 Tetap Mengeras 58.75
berembun
wrap
Plastik
Plastik tray Klep Tetap Mengeras 49.13
berembun
7 Plastik
PE Hot sealer Tetap Mengeras 43.35
berembun
Polystyrene Rekatbiasa Tetap Plastik Mengeras 60.41
+ plastik
berembun
wrap
Plastik
Plastic tray Klep Tetap Mengeras 51.50
berembun
Produk : Risoles
Suhu :Beku
Perubahan
Metode
Jenis plastik Hari Massa
sealinng Aroma Visual Tekstur
(g)
Tidak Warna
PE Hot sealer Membeku 37.98
berubah memucat
Polystyrene
Tidak Warna
+ plastik Rekatbiasa 1 Membeku 43.26
berubah memucat
wrap
Tidak Warna
Plastik tray Klep Membeku 47.65
berubah memucat
Tidak Pucat
PE Hot sealer Membeku 39.21
berubah bunga es
Polystyrene
Tidak Pucat
+ plastik Rekatbiasa 2 Membeku 41.45
berubah bunga es
wrap
Tidak Pucat
Plastik tray Klep Membeku 47.74
berubah bunga es
Pucat
PE Hot sealer Tetap Membeku 41.58
bunga es
Polystyrene
Pucat
+ plastik Rekatbiasa 3 Tetap Membeku 38.85
bunga es
wrap
Pucat
Plastik tray Klep Tetap Membeku 48.55
bunga es
Pucat
PE Hot sealer Tetap Membeku 43.16
bunga es
Polystyrene
Pucat
+ plastik Rekatbiasa 4 Tetap Membeku 36.75
bunga es
wrap
Pucat
Plastik tray Klep Tetap Membeku 49.09
bunga es
Produk : Biskuit selai kacang
Suhu : Ruang
Metode Perubahan
Jenis plastik hari
sealing Aroma Visual Tekstur Massa (g)
Tidak
PE Hot sealer Tetap Melunak 17.22
berubah
Tidak
PP Klep 1 Tetap Melunak 16.12
berubah
Tidak
HDPE Isolasi Tetap Melunak 16.59
berubah
PE Hot sealer Tetap Tetap Melunak 16.75
PP Klep 2 Tetap Tetap Melunak 14.82
HDPE Isolasi Tetap Tetap Melunak 16.55
PE Hot sealer Agak tengik Tetap Melunak 16.12
PP Klep 3 Agak tengik Tetap Melunak 12.35
HDPE Isolasi Agak tengik Tetap Melunak 16.6
Suhu : Dingin
Metode Perubahan
Jenis plastik Hari
sealing Aroma Visual Tekstur Massa (g)
PE Hot sealer Tetap Tetap Tetap 15.03
PP Klep 1 Tetap Tetap Tetap 14.03
HDPE Isolasi Tetap Tetap Tetap 15.9
PE Hot sealer Tetap Tetap Tetap 17.39
PP Klep 2 Tetap Tetap Tetap 16.50
HDPE Isolasi Tetap Tetap Tetap 15.30
PE Hot sealer Tetap Tetap Tetap 22.09
PP Klep 3 Tetap Tetap Tetap 19.21
HDPE Isolasi Tetap Tetap Tetap 16.05
PE Hot sealer Tetap Tetap Tetap 24.25
PP Klep 4 Tetap Tetap Tetap 22.17
HDPE Isolasi Tetap Tetap Tetap 16.55
PE Hot sealer Tetap Tetap Tetap 26.02
PP Klep 5 Tetap Tetap Tetap 24.13
HDPE Isolasi Tetap Tetap Tetap 17.22
PE Hot sealer 6 Tetap Tetap Tetap 26.64
PP Klep Tetap Tetap Tetap 26.07
HDPE Isolasi Tetap Tetap Tetap 18.54
PE Hot sealer Tetap Tetap Tetap 29.14
7
PP Klep Tetap Tetap Tetap 28.03
HDPE Isolasi Tetap Tetap Tetap 19.76
Suhu : Beku
Perubahan
Metode hari
Jenis plastiik Massa
sealing ke- Aroma Visual Tekstur
(g)
PE Hot sealer Tetap Tetap Tetap 16.40
PP Klep 1 Tetap Tetap Tetap 16.37
HDPE Isolasi Tetap Tetap Tetap 19.03
Terbentuk bunga
PE Hot sealer Tetap Tetap 39.23
es
Terbentuk bunga
PP Klep 2 Tetap Tetap 39.21
es
Terbentuk bunnga
HDPE Isolasi Tetap Tetap 42.01
es
Terbentuk bunga
PE Hot sealer Tetap Membeku 42.30
es
Terbentuk bunga
PP Klep 3 Tetap Membeku 42.12
es
Terbentuk bunga
HDPE Isolasi Tetap Membeku 44.71
es
Terbentuk bunga
PE Hot sealer Tetap Membeku 43.06
es
4
Terbentuk bunga
PP Klep Tetap Membeku 42.87
es
Terbentuk bunga
HDPE Isolasi Tetap Membeku 45.11
es
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL :
Pada praktikum yang telah kami terhadap produk yang dikemas. Pada
lakukan pada daya simpan terhadap produk praktikum kali ini kami menggunakan dua
pangan, kami dapat mengetahui pengaruh buah produk yaitu risoles dan biskuit selai
jenis kemasan dan suhu penyimpanan kacang. Sebelumnya kedua produk tersebut
diamati secara visual, aroma dan teks- yang digunakan yaitu polystyrene + plastik
turnya. Setelah itu kedua produk ditimbang wrap, risoles tersebut dihari pertama
50-100 gram, dan produk tersebut dikemas pengamatan memiliki berat sebesar 43.26
dengan menggunakan plastik. gr. Dengan metoda sealing perekatan biasa,
berat risoles turun menjadi 41,45 gr.
Jenis plastik yang digunakan Penurunan berat dari risoles ini terjadi
berbeda-beda yaitu, plastik PE, plastik PP, berkelanjutan sampai ke pengamatan ke
plastik HDPE, Polystyrene + plastik wrap tiga dan keempat. Penurunan berat risoles
dan plastik tray. Untuk metoda yang dapat disimpulkan turun sebesar 1-2 gr
digunakan dalam pengemasan ini adalah selama penyimpanan. Dari penyimpanan
sebagai berikut, PE dengan metoda hot selama 2 minggu dan dilakukan
sealer, PP dengan metoda klep, HDPE pengamatan 3 hari sekali selama 2 minggu
dengan metoda isolasi, plastik tray dengan ini membuat tekstur dari risoles menjadi
metoda klep, dan Polystyrene + plastik mengeras dan terbentuk bunga es di
wrap dengan metoda rekat biasa. sekitaran risoles dan di risolesnya sendiri.
Pengamatan untuk suhu ruang dilakukan
setiap hari selama 3 hari, suhu dingin Biskuit selai kacang yang disimpan
dilakukan setiap hari selama seminggu dan disuhu beku mengalami peningkatan berat
suhu beku dilakukan setiap 3 hari sekali dihari kedua. Kenaikan berat tersebut naik
selama 2 minggu. secara siginifikan, yaitu sebesar 22.98 gr.
Kenaikan berat tersebut tidak berlangsung
Kemudian kedua produk tersebut sampai pengamatan dihari ketiga dan
diberi perlakuan dengan suhu yang keempat. Dihari ketiga dan keempat
berbeda-beda pula yaitu, suhu ruang, suhu tersebut malah terjadi penurunan berat dari
dingin dan suhu beku. Di hari pertama biskuit selai kacang, yaitu sebesar 2.7-3 gr.
pengamatan, risoles yang diletakkan di Penyimpanan dengan suhu beku ini
suhu ruang dengan menggunakan tiga menyebabkan tekstur dari biskuit yang dari
kemasan plastik yang berbeda memiliki awal penyimpanan tetap sama seperti awal
tekstur yang sudah mulai melunak dengan produk akan disimpan, hingga pada akhir
aroma yang sudah agak berbau. Sedangkan penyimpanan biskuit menjadi membeku
untuk biskuit selai kacang yang dilektakkan karena suhu yang diberikan cukup rendah
di suhu ruang tidak ada aroma yang berbau. pada penyimpanan.
Namun, untuk tekstur dari biskuit tersebut
sudah mulai melunak dan tidak ada Perlakuan suhu dingin dilakukan
perubahan dari bentuk visual biskuit setiap hari selama seminggu untuk kedua
tersebut. produk yang akan diamati. Dari hari
pertama hingga hari pengamatan ketujuh,
Risoles yang mendapat perlakuan berat biskuit mengalami kenaikan. Berat
dengan suhu beku dihari pertama biskuit dihari pertama rata-rata sebesar
pengamatan secara aroma tidak berubah 14,97 gr. Dari hari pertama pengamatan
dari pertama penyimpanan. Tetapi untuk tersebut berat biskuit terus mengalami
warna dari risoles tersebut memucat dari kenaikan sebesar 2-3 gr. Sampai dihari
warna risoles aslinya. Karena diberi ketujuh yaitu hari terakhir pengamatan,
peelakuan dengan suhu beku, tekstur dari biskuit memiliki berat rata-rata sebesar
risoles ini mulai membeku. Sedangkan 25,64 gr. Kenaikan berat ini terjadi
biskuit selai kacang yang di simpan dengan disebabkan adanya uap air yang
suhu beku dihari pertama pengamtatan terperangkap didalam kemasan biskuit, dan
tidak ada perubahan yang signifikan dari juga diluar kemasan. Uap air yang terdapat
bentuk, tekstur dan aroma yang ada diluar kemasan terjadi pada saat biskuit
dibiskuit tersebut. yang dikemas tersebut dikeluarkan dari
Dihari kedua pengamatan terjadi kulkas untuk ditimbang.
penurunan berat dari rosoles yang Risoles dengan perlakuan yang
disimapan dengan suhu beku. Kemasan terakhir yaitu dengan suhu ruang.
Penyimpanan di suhu ruang dilakukan Daya simpan merupakan suatu
setiap hari selama 3 hari berturut-turut. Dari
periode waktu dimana makanan atau
hari pertama pengamatan telah terlihat
perubahan dari visual, tekstur dan aroma minuman yang diproduksi masih dapat
yang terdapat pada risoles yang dikemas.
dikonsumsi dengan baik. Suatu produk
Perubahan aroma dari yang awal
penyimpanan hanya seperti risoles yang dikatakan be-rada pada kisaran umur
baru saja dimasak, harum kemudian
simpannya bila kualitas produk secara
berubah menjadi agak bau dan sampai
dihari ketiga pengamatan risoles menjadi umum dapat dite-rima untuk tujuan seperti
bau. Pada saat penyimpanan dari segi visual
yang diinginkan konsumen. Pelabelan
dapat terlihat makin hari risoles menjadi
berlendir dan berair. Tekstur dari risoles waktu kadaluwarsa pangan.
menjadi lunak dan terdapat pertumbuhan
jamur dari yang warna puti, abu-abu
kemudian jamur tersebut berwarna hijau DAFTAR PUSTAKA :
gelap kehitaman. Hal itu terjadi karena
Arpah, (2001), Penentuan Kadaluwarsa
kandungan dari risoles yaitu adanya lemak
dan protein yang dapat dengan mudah Produk Pangan, Program Studi
terserang oleh jamur. Ditambah lagi
Ilmu Pangan, Program Pasca-
penyimpanan yang dilakukan adalah pada
suhu ruang yang hanya berkisar 27-30C. sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Disuhu tersebut jamur dapat dengan mudah
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan
tumbuh dan berkembang diproduk pangan
yang mengandung lemak dan protein Makanan, (1998), Kumpulan
tersebut.
Peraturan Perundang-Undangan
Salah satu pencegahan yang dapt Bidang Makanan dan Minuman,
dilakukan untuk menyimpan produk pangan
yaitu dengan cara pengemasan, pemberian Departemen Kesehatan R.I.
metoda sealing, suhu dan tempat Winarno, F.G. dan Jennie. 1982. Kerusakan
penyimpanan yang tepat. Agar tidak terjadi
perubahan yang dapat merubah bentuk, Bahan Pangan dan Cara
aroma, tekstur dan cita rasa dari produk Pencegahannya. Ghalia Indonesia.
pangan tersebut.
Jakarta.
KESIMPULAN :
KESESUAIAN KEMASAN PANGAN DENGAN ATURAN PEMERINTAH INDONESIA
ABSTRAK
Kemasan pangan sangat diperlukan dalam dunia foodservice, karena beragam makanan
yang akan dijual ke konsumen terlebih dahulu ditempatkan dalam wadah atau kemasan. Selain
untuk menjaga penampilan dan kualitas makanan, wadah kemasan pangan juga dapat
meningkatkan nilai jual dan sebagai media promosi. Standarisasi kemasan pangan yang aman
bagi produsen atau penyedia kemasan pangan maupun bagi pelaku usaha di bidang foodservice
selaku pemakai, perlu diterapkan dan dan mendapat dukungan pemerintah. Karena selain demi
terciptanya kemasan pangan yang aman dan berstandar. Dari praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui aturan pemerintah Indonesia mengenai kemasan pangan dan mengidentifikasi
kesesuai aturan dengan penerapan oleh industri pangan dalam produk-produknya.
PENDAHULUAN
Kemasan pangan sangat diperlukan pangan juga dapat meningkatkan nilai jual
dalam dunia foodservice, karena beragam dan sebagai media promosi. Standarisasi
makanan yang akan dijual ke konsumen kemasan pangan yang aman bagi produsen
terlebih dahulu ditempatkan dalam wadah atau penyedia kemasan pangan maupun
atau kemasan.Kemasan produk pangan bagi pelaku usaha di bidang foodservice
selain berfungsi untuk melindungi produk, selaku pemakai, perlu diterapkan dan
juga berfungsi sebagai penyimpanan, mendapat dukungan pemerintah. Karena
informasi dan promosi produk serta selain demi terciptanya kemasan pangan
pelayanan kepada konsumen. Mutu dan yang aman dan berstandar, dari pihak
keamanan pangan dalam kemasan sangat produsen kemasan pangan tersebut juga
tergantung dari mutu kemasan yang akan diuntungkan bila mereka akan
digunakan. Oleh karena itu diper-lukan menembus pasar internasional. Hal tersebut
adanya peraturan-peraturan mengenai terkait dengan tingginya standar keamanan
kemasan pangan, yang bertu-juan untuk kemasan pangan yang diterapkan beberapa
memberikan perlindungan kepada negara.
konsumen.
Tujuan dari standarisasi kemasan
Selain untuk menjaga penampilan pangan tentunya berpedoman pada
dan kualitas makanan, wadah kemasan ketentuan peraturan yang ada dan
merupakan salah satu pengawasan yang informasi produk yang harus ditulis pada
dilakukan produsen. Karena dalam sistem label, yang tidak boleh dilakukan dalam
pengawasan obat dan makanan (Sispom) pembuatan label hingga cara pembuatan
yang dikembangkan oleh Badan POM, label pada kemasan pangan. Informasi
bertumpu pada tiga pilar utama, yaitu tentang produk yang harus dicantumkan,
pengawasan yang dilakukan oleh secara lengkap terdapat pada peraturan ini,
pemerintah, masyarakat, dan produsen. termasuk juga cara mengiklankan produk.
Persyaratan-persyaratan yang dapat Apabila suau perusahaan yang
ditetapkan berkaitan dengan mutu kemasan memproduksi bahan pangan menyalahi
sehubungan dengan keamanan pangan, aturan dalam peraturan ini, maka dapat
diantaranya adalah : dikenakan sanksi administratif, berupa :
1. jenis bahan yang digunakan dan a. Peringatan secara tertulis
yang dilarang untuk kemasan b. Larangan untuk mengedarkan
pangan untuk sementara waktu dan atau
perintah untuk menarik produk
2. bahan tambahan yang diizinkan pangan dari peredaran
dan yang dilarang untuk kemasan c. Pemusnahan pangan jika terbukti
pangan membahayakan kesehatan dan jiwa
3. cemaran manusia
d. Penghentian produksi untuk
4. residu sementara waktu
e. Pengenaan denda paling tinggi Rp
Sistem standarisasi produk pangan
50.000.000,00 (limapuluh juta
yang dikembangkan oleh Direktorat
rupiah)
Standarisasi Produk pangan melibatkan tim
f. Pencabutan izin produksi atau izin
ahli di bidang terkait dalam megkaji
usaha.
regulasi yang berkaitan dengan keamanan
pangan. Pertimbangan nasional menjadi BAHAN DAN METODE
pertimbangan utama dalam penyusunan
regulasi kemasan produk pangan, sehingga BAHAN :
produk pangan Indonesia dapat bersaing 1. Roti gabin (Kantong plastik)
dengan produk dari pasar global. Produsen
pangan berkewajiban menjaga mutu dan 2. Saus sambal (Botol plastik)
keamanan produk pangan yang dihasilkan
serta melengkapi dan menyampaikan 3. Teh kotak (Kertas/karton)
protokol pengawasan dan pemeriksaan 4. Yoghurt kotak (Kertas/karton)
yang berkaitan dengan penjaminan tersebut.
METODE :
Beberapa dasar hukum yang bisa
dijadikan acuan untuk kemasan pangan 1. Dideskripsikan informasi kema-san
antara lain : UU No.7/1996 tentang pangan yang anda bawa mengenai :
(UU No 7/1999) dan peraturan Menteri
A. Jenis kemasan
Kesehatan RI No.329/Menkes/XII/76
tentang produksi dan peredaran pangan, B. Bahan kemasan
serta Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun
2004 tenttang keamanan mutu dan gizi C. Informasi pada kemasan
pangan. D. Pesan promosi pada kema-san
Peraturan pemerintah Republik E. Warna dan bentuk huruf
Indonesia Nomor 69 Tahun 1999 Tentang
Label dan Ilkan Panga. Peraturan ini berisi F. Ilustrasi
tentang hal-hal yang berkaitan dengan label
dan iklan produk pangan, yaitu informasi-
2. Dilakukan penilain terhadap label 1. Deskripsikan informasi kemasan
kemasan kesesuaian label kemasan dengan A. Untuk kemasan roti gabin
PP no 69 Tahun 1999 tentang.
Jenis kemasannya : plastik
1. Sesuai dengan pasal 12
Bahan kemasan : plastik
2. Sesuai dengan pasal 13
Informasi pada kemasan :
3. Sesuai dengan pasal 14
a. Merk produk
4. Sesuai dengan pasal 15
b. Produksi
5. Sesuai dengan pasal 16 (1)
c. Berat bersih
6. Sesuai dengan pasal 16 (2)
d. Izin BPOM RI
7. Sesuai dengan pasal 19 (1)
e. Komposisi
8. Sesuai dengan pasal 19 (2)
f. Masa pemakaian
9. Sesuai dengan pasal 19 (3)
g. Label hala
10. Sesuai dengan pasal 21
h. Barcode
11. Sesuai dengan pasal 22 (1)
Warna dan bentuk huruf :
12. Sesuai dengan pasal 22 (2)
a. Warna : hitam
13. Sesuai dengan pasal 22 (3)
b. Huruf : Besar, jelas, dan menarik
14. Sesuai dengan pasal 23
Ilustrasi : Terdapat gambar coklat
15. Sesuai dengan pasal 24 batang pada kemasan.
16. Sesuai dengan pasal 25 B. Untuk kemasan botol plastik
17. Sesuai dengan pasal 26 (1) Jenis kemasannya : botol plastik.
18. Sesuai dengan pasal 26 (2) Bahan kemasan : plastik
19. Sesuai dengan pasal 26 (3) Informasi pada kemasan :
20. Sesuai dengan pasal 27 a. Merk produk
21. Sesuai dengan pasal 27 (2) b. Produksi
22. Sesuai dengan pasal 27 (3) c. Berat bersih
23. Sesuai dengan pasal 31 (1) d. Izin BPOM RI
24. Sesuai dengan pasal 31 (2) e. Label halal
25. Sesuai dengan pasal 32 (1) f. Komposisi
26. Sesuai dengan pasal 32 (2) g. Layanan konsumen
27. Sesuai dengan pasal 33 (3) h. Masa pemakaian
i. Informasi gizi
HASIL DAN PEMBAHASAN j. Barcode
HASIL : k. Perusahaan
Warna dan bentuk huruf : i. Produsen
a. Warna : hitam dan putih j. Anjuran
b. Bentuk huruf : Jelas, dan Pesan promosi dalam kemasan :
menarik
Teh kotak : Anda ikut melestarikan
C. Untuk kemasan minuman Teh hutan di dunia dengan memilih
kotak dan Yoghrut produk dalam kemasan.
Jenis kemasannya : kertas/karton Yoghurt : Nikmatnya kesegaran
minuman yoghurt.
Bahan kemasan : kertas dan alufo
Warna dan bentuk huruf
Informasi pada kemasan
a. Warna : Teh kotak : cokelat
a. Merk produk dan kuning (kotak), tulisan
b. No. BPOM putih dan hitam. Yoghurt :
orange dan putih (kotak),
c. Informasi nilai gizi hitam dan putih (tulisan)
b. Bentuk huruf : Jelas dan
d. Barcode
ada terdapat tulisan jepang
e. Tanggal kadaluarsa
Ilustrasi : Pada kemasan terdapat
f. Kode produksi gambar daun teh (teh kotak),
terdapat gambar buah kesemek
g. Kegunaan (yoghurt).
h. Komposisi
2. Penilaian terhadap tabel kemasan
7. Y
8. S
5. R o
6. T a
o h
e u
t u
h s
4. Kesesuaian label kemasan i r
3.
dengan PP No. 69 Tahun t
N k s
1999 tentang Label dan Iklan g
o a
Pangan a k
t m
b o
a b
i t
k a
n a
l
k
9.
10. Sesuai dengan pasal 12 11. 12. 13. 14.
1
15.
16. Sesuai dengan pasal 13 17. 18. 19. 20.
2
21.
22. Sesuai dengan pasal 14 23. 24. 25. 26.
3
27.
28. Sesuai dengan pasal 15 29. 30. 31. 32.
4
33.
34. Sesuai dengan pasal 16 (1) 35. 36. 37. 38.
5
39.
40. Sesuai dengan pasal 16 (2) 41. 42. 43. 44.
6
45.
46. Sesuai dengan pasal 19 (1) 47. 48. 49. 50.
7
51.
52. Sesuai dengan pasal 19 (2) 53. 54. 55. 56.
8
57.
58. Sesuai dengan pasal 19 (3) 59. 60. 61. 62.
9
63.
1 64. Sesuai dengan pasal 21 65. 66. 67. 68.
69.
1 70. Sesuai dengan pasal 22 (1) 71. 72. 73. 74.
75.
1 76. Sesuai dengan pasal 22 (2) 77. 78. 79. 80.
81.
1 82. Sesuai dengan pasal 22 (3) 83. 84. 85. 86.
87.
1 88. Sesuai dengan pasal 23 89. 90. 91. 92.
93.
1 94. Sesuai dengan pasal 24 95. 96. 97. 98.
99.
100. Sesuai dengan pasal 101. 102. 103. 104.
1
25
105.
106. Sesuai dengan pasal 107. 108. 109. 110.
1
26 (1)
111.
112. Sesuai dengan pasal 113. 114. 115. 116.
1
26 (2)
117.
118. Sesuai dengan pasal 119. 120. 121. 122.
1
26 (3)
123.
124. Sesuai dengan pasal 125. 126. 127. 128.
2
27 (1)
129.
130. Sesuai dengan pasal 131. 132. 133. 134.
2
27 (2)
135.
136. Sesuai dengan pasal 137. 138. 139. 140.
2
27 (3)
141. 142. Sesuai dengan pasal 143. 144. 145. 146.
2 31 (1)
147.
148. Sesuai dengan pasal 149. 150. 151. 152.
2
31 (2)
153.
154. Sesuai dengan pasal 155. 156. 157. 158.
2
32 (1)
159.
160. Sesuai dengan pasal 161. 162. 163. 164.
2
32 (2)
165.
166. Sesuai dengan pasal 167. 168. 169. 170.
2
32 (3)
171. makan akan menjadi lebih terjaga dan
lebih aman untuk dikonsumsi.
172.
178. Pada minuman teh kotak,
173. kemasan yang digunakan adalah
174. kertas / karton. Pada kemasan tersebut
terdapat informasi yang penting untuk
175. PEMBAHASAN : dicantumkan. Yang membedakan
kemasan ini dengan kemasan sebe-
176. Kemasan produk pangan
lumnya, kemasan ini lebih lengkap,
selain berfungsi untuk melindungi
karena terdapat informasi mengenai
produk, juga berfungsi sebagai
layanan konsumen dan informasi gizi.
penyimpanan, informasi dan promosi
Dengan adanya informasi gizi pada
produk serta pelayanan kepada
suatu produk makanan dan minuman
konsumen. Mutu dan keamanan pangan
dapat membantu dalam mengambil
dalam kemasan sangat tergantung dari
keputusan yang bijak tentang makanan
mutu kemasan yang digunakan.Dari
dan minuman yang akan dikonsumsi.
praktikum yang telah dilakukan pada
Selanjutnya penilaian terhadap tabel
kesesuain kemasan pangan dengan
kemasan sesuai dengan PP no 69 tahun
aturan pemerintah indo-nesia.
1999.pada kemasan roti gabin, teh
177. Pada percobaan kali ini, kotak, yoghurt kotak dan saus sambal
kami menggunakan empat buah produk terdapat dua pasal yang sama yang
pang-an, yaitu roti gabin, teh kotak, tidak tercantum pada keempat produk
yoghurt kotan dan saus sambal. Pada diatas yaitu pasal 22 (2) dan 27(2).
produk roti gabin kemasan yang Pada Pasal 22 (2) yaitu pasal dalam
digunakan adalah kantong plastik. bahan tambahan pangan yang
Informasi pada kemasan tersebut terdiri digunakan memiliki nama bahan
dari merk produk. Merk produk tambahan pangan dan atau kode
berfungsi agar konsumen dapat internasional, pada label dapat dican-
mencirikan suatu produk yang dimiliki tumkan nama bahan tambahan dan kode
oleh perusahaan sehingga dapat internasional di-maksud, kecuali bahan
dibedakan dari produk perusahaan lain tambahan pangan berupa pewarna.
yang serupa atau yang mirip yang Kemudian pada pasal 27(2) yaitu pasal
dimiliki oleh pesaingnya. Tidak itu saja, dalam pencantuman tanggal, bulan, dan
kemasan ini juga mencantumkan alamat tahun kedaluwarsa sebagaimana
produksi, berat bersih, izin BPOM RI, dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
komposisi, masa pemakaian, label setelah pencantuman tulisan "baik
halal, dan barcode. Dengan adanya digunakan sebelum", sesuai dengan
informasi tersebut, makanan yang kita
jenis dan daya tahan pangan yang kolesterol, jumlah keseluruhan
bersangkutan. karbohidrat, serat, gula, protein,
vitamin, dan mineral. Informasi Wajib
179. Untuk roti gabin terdapat dalam Kema-san Pangan (UU RI. No. 7
salah satu pasal lain yang tidak Tahun 1996) yaitu Petunjuk
tercantum pada kemasannya yaitu pasal Penyimpanan, Petunjuk Penggunaan
24, yaitu pasal Pangan yang ,Nilai Gizi , dan Pernyataan Khusus
menggunakan medium cair harus (su-su, babi, makanan bayi, pemanis
disertai pula penjelasan mengenai berat buatan, pengganti ASI, bahan
bersih setelah dikurangi medium cair. tambahan, bahan iradiasi). Banyaknya
Pasal tersebut tidak dicantumkan pasal yang tidak dicantumkan
dikemasan, karena produk yang dilihat dikemasan saus sambal botol plastik
kemasannya ini berbentuk padat. ini, bisa saja membuat seorang yang
Dikemasan yoghrut kotak salah satu memang sangat teliti dalam hal
psal yang tidak dicantumkannya lagi membeli barang tidak akan tertarik
yaitu pasal 22 (1), yaitu pasal untuk untuk membeli saus sambal kemasan
pangan yang mengandung Bahan botol plastik ini. Karena menurutnya
Tambahan Pangan, pada label wajib bisa saja ketidak cantuman pasal
dicantumkan golongan Bahan tersebut bisa merugikan bagi dirinya,
Tambahan Pangan. karen beberapa hal penting yang
180. Terakhir pada kemasan harusnya diketahui oleh calon pembeli
saus sambal dengan kemasan botol tidak ada informasinya.
plastik. Dikemasan terdapat beberapa 181. KESIMPULAN :
pasal lain yang tidak dicantumkan, Tujuan dari
yaitu pasal 14, 16 (1), 22 (1), 22 (3) dan standarisasi kema-san pangan tentunya
32 (2). Pasal 14 yaitu pasal Bagian berpedoman pada ketentuan peraturan
utama Label sebagaimana dimaksud yang ada dan merupakan salah satu
dalam Pasal 12 harus ditempatkan pada pengawasan yang dilakukan produsen.
isi kemasan pangan yang paling mudah Karena dalam sistem pengawasan obat
dilihat, diamati dan atau dibaca oleh dan makanan (Sispom) yang
masyarakat pada umumnya. Kemudian dikembangkan oleh Ba-dan POM,
pasal 16 (1) yaitu pasal Penggunaan bertumpu pada tiga pilar utama, yaitu
bahasa, angka, dan huruf selain bahasa pengawasan yang dila-kukan oleh
Indonesia, angka Arab dan huruf Latin pemerintah, masyarakat, dan produsen.
diperbolehkan sepanjang tidak ada Dari hasil yang didapat pada praktikum
padanannya atau tidak dapat diciptakan kali ini keempat sampel yang
padanannya, atau dalam rangka digunakan, telah mencantumkan
perdagangan pangan ke luar negeri. informasi-informasi yang detail pada
Pasa; 22 (3) yaitu pasal Dalam hal kemasan makanan dan minuman.
Bahan Tambahan Pangan berupa Menurut UU RI No. 7 Tahun 1996
pewarna, selain pencantuman golongan tentang Pangan, hal yang wajib
dan nama Bahan Tambahan Pangan, disampaikan dalam kemasan pangan
pada Label wajib dicantumkan indeks antara lain : Nama Produk, Bahan baku
pewarna yang bersangkutan.Dan pada yang digunakan, nama dan alamat
pasal 32 (2) merupakan pasal kete- produsen dan importir produk, berat
rangan tentang kandungan gizi pangan bersih, keterangan tentang halal, kada-
sebagimana di-maksud pada pasal ayat luarsa produk. Keterangan lain yang
1 yaitu, jumlah keseluruhan energi, wajib dalam kemasan : kode produksi
dengan perincian berdasarkan jumlah serta petunjuk atau cara penggunaan,
energi yang berasal dari lemak, protein, petunjuk atau cara penyimpanan, nilai
dan karbohidrat dan jumlah gizi serta pernyataan khusus produk.
keseluruhan lemak, lemak jenuh,
182. DAFTAR PUSTAKA : 191.
183. Ardiansyah, Program Studi 192.
Ilmu dan Teknologi Pangan, FTIK,
Universitas Bakrie. 193.
72.
73.Kelompok 18 : 74. Kelompok 7 :
75.
76.
80.
81.
84.
85.
88. Kelompok 13 : 90. Kelompok 2 :
89. 91.
92.
97.
95.
98. Kelompok17 : 102. Kelompok 21:
99. 103.
100. 104.
101.
105. Kelompok 19 : 107. Kelompok 22 :
106. 108.
112.
113.
114.
115. PEMBAHASAN : tambahan perlakuan pemanasan dengan
menggunakan kompor. Tepung tapioka dan
116. Dari praktikum yang telah air dipanaskan hingga seperti ada
dilakukan, pada pembuatan bioplastik. gelembung mendidih, kemudian masukkan
Kami menggunakan tepung tapioka gliserin 9 gram ke dalam panci yang berisi
sebanyak 50 gram, aquades sebanyak 200 tapioka dan aquades yang telah dipanaskan
gram, gliserin sebanyak 9 gram. tersebut. Tak ada selang waktu yang lama,
Sebelumnya semua bahan ditimbang. gelatinisasi dari bahan terbentuk.
Setelah itu bahan tersebut dimasukkan Diharapkan sebelumnya alumunium yang
kedalam panci dan aduk hingga merata akan digunakan tersebut diletakkan secara
sambil dipanaskan dengan api sedang. baik dan bersih agar langsung
Campuran tersebut akan cendrung mempermudah pemindahan bahan
membentuk jel. Kemudian setelah bioplastik dari panci ke alumunium, dan
membentuk jel letakkan diatas aluminium juga bahan harus bersih.
fiol dan diratakan sampai ketebalannya
tidak lebih dari 0,25 mm. Apabila 118. Setelah didiamkan selama
semuanya selesai biarkan mengering pada 1-2 hari, hingga benar-benar kering, baru
suhu ruang lebih dari 24 jam. Setelah itu, dilepas atau dipisah antara bioplastik yang
plastik dipisahkan dari aluminium foil dibuat dengan alumunium sebagai tempat
secara hati-hati. pencetaknya. Di hari ke 2 bioplastik dapat
dengan mudah dilepaskan dan tidak ada
117. Dari percobaan yang yang sobek. Bentuk atau visual dari
pertama yang kami lakukan langsung bioplastik yang menggunakan tepung
berhasil. Semua bahan dicampur dengan
tapioka yaitu tebal bila diraba. Untuk asam sitrat. Dan plastik tersebut mudah
tepung tapioka yang berbeda berat dilepaskan dari aluminium foil. bahan yang
bahannya (16 gram dan 24 gram) tetapi kami gunakan yaitu asam sitrat. Asam sitrat
perlakuan sama, hasil yang didapat sama- merupakan asam organik, yang dapat
sama tebal dan tidak mudah sobek. berguna pada industri makanan dan
penambahan makanan. Jadi, pada saat
119. Sedangkan untuk bioplastik membuat bioplastik menggunakan asam
pada praktikum ini yang menggunakan sitrat, bioplastiknya tidak dapat terlepas
bahan tepung maizena bentuk visualnya dari aluminium foil, karena plastik tersebut
lebih lunak daripada bioplastik dengan masih basah Selanjutnya Pada pembuatan
tepung tapioka. Kelemahannya yaitu mudah plastik de-ngan menggunakan asam asetat.
sobek, tidak seperti bioplastik yang tepung Asam asetat adalah asam organik yang
tapioka yaitu tidak mudah untuk sobek berwarna jernih dengan bau yang men-
karena lebih tebal. Formula dari pembuatan yengat. Asam asetat memiliki keragaman
bioplastik dengan bahan tepung maizena ini kegunaan bagi kehidupan sehari-hari. Hasil
sama seperti tepung tapioka, yaitu tepung yang didapat pada pembuatan bioplastik
maizena sebanyak 50 gram, aquades dan dengan meng-gunakan asam asetat dapat
gliserin sebesar 9 gram. 2 perlakuan lagi dikatakan berhasil karena asam asetat lebih
tepung maizena yaitu dengan berat 16 gram cepat kering dibandingkan asam sitrat. Dan
dan 24 gramtersebut mendapatkan hasil plastik tersebut mudah dilepaskan dari
bioplastiknya dengan terkstur yang tipis. aluminium foil.
Semakin kecil berat tepung yang digunakan
maka semakin tipis pula hasil dari 122. Maka dari itu, jika ingin
bioplastiknya nanti dan juga mudah sobek. membuat bioplastik yang ramah lingkungan
bisa saja dengan menggunakan tepung
120. Bioplastik yang dengan tapioka, tepung maizena, aquades, gliserin,
menggunakan bahan tepung kedelai dari asam asetat. Tetapi jika ingin bioplastik
berbagai macam jumlah berat tepung yang dengan kualitas cukup baik gunakan
kedelai yang akan digunakam tersebut tidak saja tepung tapioka atau tepung maizena.
ada terjadi penggumpalan seditkit pun. Kedua tepung tersebut masing-masingnya
Walaupun telah ditambah dengan gliserin memiliki kekurangan dan kelebihannya.
untuk mempercepat dan mempertahankan Untuk pembuatan kantong plastik yang
gelatinisaasi yang terjadi. Karena percobaan tidak mudah sobek atau kuat bisa dengan
pertama telah gagal, maka akan diatasi tepung tapioka yang dengan tekstur
dengan bahan yang kami gunakan yaitu tebalnya. Namun, jika ingin kantong plastik
asam sitrat. yang kualitas baik bisa menggunakan
121. Asam sitrat merupakan campuran bioplastik yang dengan
asam organik, yang dapat berguna pada menggunakan tepung maizena. Hasil dari
industri makanan dan penambahan pembuatan bioplastik dengan tepung
makanan. Jadi, pada saat membuat maizena ini lebih lembut dan lunak secara
bioplastik menggunakan asam sitrat, tekstur. Dan dari pewarna yang diberikan
bioplastiknya tidak dapat terlepas dari pada saat pemanasan, warna setelah
aluminium foil, karena plastik tersebut didinginkan dan dilepaskan tersebut
masih basah Selanjutnya Pada pembuatan terserap dengan baik.
plastik dengan menggunakan asam asetat. 123. KESIMPULAN :
Asam asetat adalah asam organik yang
berwarna jernih dengan bau yang 124. Bioplastik juga dapat
menyengat. Asam asetat memiliki diartikan sebagai plastik yang dapat
keragaman kegunaan bagi kehidupan digunakan layaknya seperti plastik
sehari-hari. Hasil yang didapat pada konvensional, namun akan hancur terurai
pembuatan bioplastik dengan menggunakan oleh aktivitas mikroorganisme menjadi
asam asetat dapat dikatakan berhasil karena hasil akhir berupa air dan gas
asam asetat lebih cepat kering dibandingkan karbondioksida setelah habis terpakai dan
terbuang kelingkungan tanpa meninggalkan Bahan Plastik Biodegra-dable
sisa yang beracun, karena sifatnya yang Berbahan Baku Pati tropis. Badan
dapat kembali ke alam. Plastik Pengkajian dan penerapan
biodegradable merupakan bahan plastik Teknologi : Jakarta.
yang ramah terhadap lingkungan.
Bioplastik yang diperoleh melalui sumber- 127. Yulianti,E,dkk.2006.
sumber yang bervariasi. Seperti protein, Teknologi Penge-masan.
lipid, dan polisakarida. Bioplastik juga Departemen Teknologi Per-tanian
diartikan sebagai plastik yang berbahan Fakultas Pertanian. Uni-versitas
baku dari biomassa, dapat terurai secara Sumatera Utara : Medan.
sempurna menjadi CO2 (karboondioksida) 128. Tjahjadi,C dan Marta,
dan H20 (mole-kul air). H.2011. Pengantar Teknologi
125. DAFTAR PUSTAKA : Pangan. Universitas Padjajaran :
Jatinangor.
126. Pranamuda,
Hardaning.2001. Pengem-bangan