Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmu Kesehatan Anak

VOLUME 2 Desember 2013 NOMOR 1

Naskah Asli

Hubungan Lama Ketuban Pecah Dini Dengan Asfiksia Pada Kehamilan


Cukup Bulan Di RSUP Sanglah
AA Gd Wiradharma, Made Kardana, I Wayan Dharma Artana
Abstrak
Latar belakang. Ketuban pecah dini merupakan Abstract
salah satu faktor risiko terjadinya infeksi Background. Premature rupture of membranes
neonatorum. Semakin lama terjadinya KPD maka (PRM) is one risk factor for neonatal infection. The
semakin besar kemungkinan infeksi. Infeksi pada longer the PRM, the greater the chance of
neonatus setelah persalinan juga meningkatkan infection. Infection in neonates also increases the
risiko terjadi asfiksia. risk of asphyxia .
Tujuan. Untuk mengetahui apakah lama KPD Objective. To find out if PRM duration affects
berpengaruh terhadap terjadinya asfiksia pada occurrence of asphyxia in full term pregnancy.
kehamilan cukup bulan. Methods. Case-control design. As much as 38
Metode. Desain kasus kontrol. Penderita asfiksia asphyxiated infants are in case group compared
pada 38 bayi kasus dibandingkan dengan 38 bayi with 38 non-asphyxiated infants in the control
tidak asfiksia pada kelompok kontrol. Data group. Data was analyzed using Kai - squared test
dianalisis dengan uji Kai-kuadrat dan analisis and multivariate analysis ( logistic regression ) with
multivariat (regresi logistik) dengan tingkat significance level = 0.05 .
kemaknaan = 0,05. Results. There are significant differences between
Hasil. Terdapat perbedaan bermakna antara lama duration of TRM ( less than 12 hours or more than
KPD (kurang dari 12 jam atau lebih dari/sama / equal to 12 hours ) to asphyxia [ RO 9.771 ( 1.825
dengan 12 jam) terhadap asfiksia [RO 9,771 (IK95% to 20.936 IK95 % ) ] , p = 0.004 .
1,825-20,936)], p = 0,004. Conclusion. Premature rupture of membranes is
Simpulan. Lama ketuban pecah dini berpengaruh associated with asphyxia. JIKA.2013:2(1);20-27
terhadap kejadian asfiksia. JIKA.2013:2(1);2027
Keywords: PRM , asphyxia .
Kata kunci: KPD, asfiksia.
* Dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas
Kedokteran, Universitas Udayana, RSUP Sanglah,
Denpasar, Indonesia. Permintaan Cetak ulang
ditujukan kepada AA Gd Wiradharma, Bagian Ilmu
Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana / RSUP Sanglah , Jl . P. Nias , Denpasar ,
Bali, Indonesia . Telepon / Fax . +62-361-244034 /
244038.

JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 20


Wiradharma : Hubungan Lama Ketuban Pecah Dini Dengan Asfiksia Pada Kehamilan Cukup Bulan

K
etuban pecah dini (KPD) dilakukan di California didapatkan
adalah pecahnya selaput insiden asfiksia pada bayi baru lahir
ketuban sebelum adanya didapatkan sebesar 2-9%.6
tanda persalinan. Ketuban pecah dini Ketuban pecah dini merupakan
disebabkan oleh karena berkurangnya salah satu faktor penyebab terjadinya
kekuatan membran atau asfiksia.2 Semakin lama terjadinya KPD
meningkatnya tekanan intrauterin maka semakin besar insidensi infeksi
atau oleh kedua faktor tersebut.1 pada neonatus sehingga setelah
Asfiksia neonatorum adalah keadaan terjadi persalinan juga berisiko terjadi
dimana fetus atau bayi baru lahir asfiksia2. Dari penelitian sebelumnya
mengalami gangguan oksigen atau yang dilakukan oleh Nilufar dkk,7
gangguan perfusi dari berbagai organ didapatkan pada KPD yang lama
yang berhubungan dengan hipoksia insiden terjadinya asfiksia sebesar
jaringan dan asidosis.2 Derajat asfiksia 33% berbeda secara signifikan dengan
ditentukan berdasarkan nilai Apgar. tanpa asfiksia sebesar 6,7%.
Nilai Apgar biasanya dinilai 1 menit Atas dasar KPD merupakan salah
setelah bayi lahir lengkap, selanjutnya satu penyebab terjadinya asfiksia,
dilakukan pada 5 menit berikutnya maka dilakukanlah penelitian ini
karena hal ini mempunyai korelasi dengan tujuan mengetahui hubungan
yang erat dengan mortalitas dan antara KPD dengan asfiksia dan
morbiditas neonatal.3 Nilai Apgar seberapa besar risiko terjadinya
menit pertama menunjukkan toleransi asfiksia pada ibu hamil cukup bulan
bayi terhadap proses kelahirannya dengan KPD.
dan menit kelima menujukkan Metode
adaptasi bayi terhadap lingkungan Rancangan Penelitian
barunya.4 Insiden KPD di Indonesia Penelitian ini adalah analitik dengan
berkisar 4,5% sampai 7,6% dari pendekatan kasus kontrol untuk
seluruh kehamilan, sedangkan di luar melihat apakah ada hubungan antara
negeri insidensi terjadinya KPD antara lama ketuban pecah dini dengan
6% sampai 12%.5 Penelitian yang asfiksia pada bayi baru lahir dan

JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 21


Wiradharma : Hubungan Lama Ketuban Pecah Dini Dengan Asfiksia Pada Kehamilan Cukup Bulan

berapa besar risikonya pada


kehamilan cukup bulan. Penelitian ini ( )
dilaksanakan di Rumah Sakit Umum
Pusat Sanglah Denpasar sejak bulan
masing-masing 38. Jadi jumlah total
Mei sampai November 2010.
sampel adalah 76 orang.
Populasi target
Cara Pengambilan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah
Populasi pada penelitian ini adalah
bayi yang lahir cukup bulan, asfiksia
bayi asfiksia yang dirawat di RSUP
maupun tidak asfiksia.
Sanglah Denpasar, sedangkan sampel
Kriteria Inklusi
diambil dari semua populasi yang
Bayi asfiksia, usia kehamilan cukup
memenuhi kriteria penelitian secara
bulan, persalinan berlangsung
consecutive sampling. Data diambil
spontan/ tanpa tindakan (forcep,
dari rekam medik, bayi yang asfiksia
vacuum ekstrasi, sektio sesarea).
dijadikan kasus sedangkan kontrolnya
Kriteria Eksklusi
adalah bayi tidak asfiksia kemudian
Bayi yang dilahirkan menderita
masing-masing subjek akan dilihat
kelainan bawaan, bayi mengalami
secara retrospektif apakah ibu
intra-uterine growth retardation
mengalami KPD < 12 jam atau KPD
(IUGR), risiko infeksi meliputi: ibu
12 jam.
febris, ibu tersangka infeksi saluran
Definisi Operasional Variabel
kencing, korioamnionitis dan ketuban
Asfiksia neonatorum adalah
hijau, dan data yang diperoleh kurang
keadaan dimana fetus atau bayi baru
lengkap.
lahir mengalami gangguan oksigen
Besar dan Cara Pengambilan Sampel
atau gangguan perfusi dari berbagai
Besar sampel
organ yang berhubungan dengan
Besar sampel dalam penelitian ini
hipoksia jaringan dan asidosis.2 Pada
dihitung dengan menggunakan rumus
penelitian ini asfiksia ditentukan
sebagai berikut:
berdasarkan nilai Apgar pada menit 1
dengan penilaian didasarkan pada

JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 22


Wiradharma : Hubungan Lama Ketuban Pecah Dini Dengan Asfiksia Pada Kehamilan Cukup Bulan

Apgar 7 (tidak asfiksia) dan Apgar < terjadinya asfiksia antara lain:
7 (asfiksia).9 hipertensi, asma, dsb.
Ketuban pecah dini adalah Berat badan lahir adalah berat
pecahnya selaput ketuban setiap saat badan bayi ditimbang dalam 1 jam
sebelum terdapat tanda-tanda setelah lahir yang dinyatakan dalam
persalinan. Dibedakan menjadi dua gram dikategorikan berdasarkan
yaitu KPD < 12 jam dan KPD 12 jam. kelompok berat badan < 2500 gram
Umur ibu adalah usia ibu saat atau > 4000 gram dan 2500 gram
melahirkan bayi, dikategorikan sampai 4000 gram.
berdasarkan kelompok usia risiko Analisis Data

tinggi (kurang dari 18 tahun atau lebih Dianalisis dengan uji Kai-kuadrat dan

dari 35 tahun) dan kelompok usia analisis multivariat (regresi logistik)

tanpa risiko (ibu melahirkan bila usia dengan menggunakan SPSS dengan

18-35 tahun).10 tingkat kemaknaan = 0,05 (IK95%).

Paritas adalah jumlah anak Hasil

yang dilahirkan ibu baik masih hidup Selama penelitian jumlah total

maupun sudah meninggal, yang persalinan sebanyak 715. Berdasarkan

dikategorikan berdasarkan risiko kriteria inklusi didapatkan 128 orang.

tinggi yaitu paritas kurang atau sama Pasien yang dieksklusi sebanyak 80

dengan 1 (primipara) dan lebih atau orang oleh karena risiko infeksi ( 73

sama dengan 5 (grand multipara) orang), menderita kelainan bawaan (2

serta risiko rendah paritas 2 sampai orang), dan IUGR (5 orang). Setelah

4.11 ditambahkan kontrol sebesar 38 orang

Riwayat penyakit ibu adalah jumlah total sampel sebesar 76 orang.

penyakit yang diderita ibu selama Karakteristik subjek pada kedua

kehamilan yang dapat mempengaruhi kelompok dapat dilihat pada Tabel 1.

JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 23


Wiradharma : Hubungan Lama Ketuban Pecah Dini Dengan Asfiksia Pada Kehamilan Cukup Bulan

Tabel 1. Karakteristik subjek


Faktor risiko asfiksia asfiksia tidak asfiksia
A. Faktor ibu:
a. Umur
i. < 18 th atau > 35 th 2 2
ii. 18 th 35 th 36 36
b. Paritas
i. 1 atau 5 23 22
ii. 2 4 15 16
c. Riwayat penyakit ibu
i. Ya 8 5
ii. Tidak 30 33
B. Faktor bayi
a. Berat badan lahir
i. < 2500 atau > 4000 3 2
ii. 2500 - 4000 35 36
______________________________________________________________________________
Total 38 38

Pada Tabel 2, menunjukkan hubungan asfiksia pada KPD 12 jam sebesar 9,7
yang bermakna antara lama KPD kali dengan nilai p 0,004.
dengan asfiksia dimana risiko prevalen

Tabel 2. Hubungan lama KPD dengan asfiksia.


Asfiksia Tidak asfiksia
KPD < 12 jam 4 (5,3) 16 (21,1)
KPD 12 jam 34 (44,7) 22 (28,9)
Total 38 (50) 38 (50)
2
x : 9,771 df: 1 p: 0,004

Analisis multivariat dengan regresi secara bermakna selain faktor KPD


logistik didapatkan tidak ada faktor seperti yang ditampilkan pada Tabel 3.
risiko lain yang diteliti yang berbeda

JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 24


Wiradharma : Hubungan Lama Ketuban Pecah Dini Dengan Asfiksia Pada Kehamilan Cukup Bulan

Tabel 3. Hubunga asfiksia dengan berbagai faktor risiko pada analisis multivariat
Faktor penyebab asfiksia exp.(B) IK 95% p
Umur 1,6 0,1-14,9 0,6
Paritas 1,3 0,4-3,7 0,6
Riwayat penyakit ibu 2,8 0,6-12,1 0,1
Berat badan lahir 0,8 0,1-5,8 0,8
KPD 8,0 2,0-30,4 0,002
______________________________________________________________________________

Diskusi yang terjadi sehingga meningkatkan


Ketuban pecah dini merupakan risiko asfiksia.1,9,14
masalah penting yang berkaitan KPD dapat mengakibatkan
dengan komplikasi, meliputi: kelahiran asfiksia baik akibat kelahiran kurang
kurang bulan, sindrom gawat napas, bulan, sindrom gawat napas,
kompresi tali pusat, khorioamnionitis, gangguan plasenta maupun infeksi.
1,2,9,14
abruption plasenta sampai kematian Terjadinya asfiksia seringkali
janin yang meningkatkan mortalitas diawali infeksi yang terjadi pada bayi
dan morbiditas perinatal.1,2,9,14 Antara baik pada bayi cukup bulan terlebih
50 sampai 75 persen pasien-pasien lagi pada bayi kurang bulan.9 Antara
ketuban pecah dini akan mengalami KPD dengan terjadinya infeksi
persalinan secara spontan dalam keduanya saling mempengaruhi.1,9
waktu 48 jam, 33 persen akan KPD dapat memudahkan infeksi
mengalami sindrom gawat napas, 32 asenden. Infeksi ini dapat berupa
sampai 76 persen mengalami amnionitis dan korionitis atau
kompresi tali pusat, 13 sampai 60 gabungan keduanya disebut
persen mengalami khorioamnionitis, 4 korioamnionitis.1,5,12 Selain itu
sampai 12 persen mengalami korioamnionitis dapat dihubungkan
abruption plasenta dan 1 sampai 2 dengan lama pecah selaput ketuban,
persen kemungkinan mengalami jumlah kali periksa dalam dan pola
kematian janin.1,14 Makin lama KPD, kuman terutama grup
makin besar kemungkinan komplikasi Staphylococus.1,5 Sepsis awitan dini
sering dihubungkan dengan infeksi

JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 25


Wiradharma : Hubungan Lama Ketuban Pecah Dini Dengan Asfiksia Pada Kehamilan Cukup Bulan

intranatal, sedangkan sepsis awitan (39,47%) menderita asfiksia berat.


lambat sering dihubungkan dengan Adanya hubungan antara KPD dengan
infeksi postnatal terutama asfiksia dapat dilihat dari jumlah bayi
nosokomial. yang menderita asfiksia dari ibu yang
Pada penelitian ini mengalami KPD.13 Secara teori
berdasarkan kriteria penelitian terdapat berbagai komplikasi pada
penyebab asfiksia seperti kelahiran bayi akibat KPD antara lain: persalinan
kurang bulan dan risiko infeksi pada kurang bulan, gawat janin,
ibu dieksklusi, sehingga didapatkan oligohidramnioan, penekanan tali
persentase KPD 12 jam dengan pusat, sindrom gawat napas, serta
asfiksia sebesar 44,7% (34 sampel) risiko infeksi.1,14 Semakin lama KPD
dan nilai tanpa asfiksia sebesar 28,9% maka semakin besar risiko komplikasi
(22 sampel) sedangkan persentase yang terjadi. Asfiksia dapat terjadi bisa
KPD < 12 jam dengan asfiksia sebesar akibat penekanan tali pusat,
5,3 % (4 sampel) dan tanpa asfiksia oligohidramnion, gawat janin, sindrom
sebesar 21,1% (16 sampel) dengan gawat napas maupun infeksi, sehingga
nilai p sebesar 0,004 (< 0,05) sehingga semakin lama KPD maka komplikasi
ada perbedaan yang bermakna antara yang terjadi semakin besar yang
lama KPD (kurang dari 12 jam atau berakibat risiko terjadinya asfiksia
lebih dari/sama dengan 12 jam) pada janin juga semakin
terhadap asfiksia. Hasil ini sesuai meningkat.1,9,14
dengan hasil penelitian retrospektif Kelemahan Penelitian
yang dilakukan Halimah, dkk,13 Penelitian ini menggunakan data
mengatakan bahwa sebanyak 24 bayi sekunder dari catatan rekam medik
mengalami asfiksia neonatorum ketika penderita, disamping itu variabel yang
terjadi KPD selama proses persalinan. diteliti juga terbatas hanya beberapa
Sebanyak 1 bayi (2,63%) menderita variabel yang tersedia sehingga sangat
asfiksia ringan, 8 bayi (23,05%) memungkinkan terjadinya bias
menderita asfiksia sedang, dan 15 bayi terhadap hasil penelitian.

JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 26


Wiradharma : Hubungan Lama Ketuban Pecah Dini Dengan Asfiksia Pada Kehamilan Cukup Bulan

Simpulan 12. Flenady V, King JF. Antibiotics for


prelabour rupture of membranes at or
Lama KPD merupakan faktor near term (Review). The Cochrane
Library. 2009;2:1-22.
pengaruh terjadinya asfiksia. 13. Halimah S, Candra, D, Wisnubroto P.
Hubungan Kejadian Ketuban Pecah Dini
Persalinan dengan KPD lebih dari 12 Pada Saat Persalinan Dengan Kejadian
Asfiksia Bayi Baru Lahir (BBL), (diakses 18
jam sebaiknya dilakukan di rumah Oktober 2010). Diunduh dari:
http://www.scribd.com/doc/15689407.
sakit sehingga resusitasi bayi dapat 14. Tanya M, Medina, Ashley H. Preterm
Premature Rupture of Membranes:
dilakukan secara optimal. Diagnosis and Management. American
Family Physician. 2006;73:659-65.

Daftar Pustaka
1. Alberto B, Christine K, Stefania F.
Prelabour rupture of the membranes:
recent evidence. Acta Bio Medica Ateneo
Parmense. 2004;75:5-10.
2. Akbar KP, Azam M, Fiaz AM. Birth
Asphixia; risk factors. The Professional.
2004;2:416-24.
3. Onama C, Tumwinw JK. Immediate
Outcame of Babies With Low Apgar Score
In Mulago Hospital, Uganda. East African
Medical Journal. 2003;80:22-30.
4. Mary AW. The Apgar Score. Pediatrics.
2006;118:1313-4.
5. Cammu H, Verlaenen H, Derde P.
Premature Rupture of Membranes at
Term in Nulliparous Women: A Hazard?
The American College of Obstetricians an
Gynecologists. 1990;76:671-4.
6. Yvonne W, Kendall H, Shoujun Z, Heather
J, Claiborne J. Declining Diagnosis of Birth
Asphyxia in California: 19912000.
Pediatrics. 2004;114;1584-90.
7. Nilufar S, Nazmun N, Mollah A. Risk
Factors and Short-Term Outcome of Birth
Asphyxiated Babies in Dhaka Medical
College Hospital. Bangladesh J Child
Health. 2009;33:83-89.
8. Nili F, Shams A. Neonatal Complications
of Premature Rupture of Membrane.
Acta Medica Iranica. 2003;41:175-80.
9. Khreisat W, Habahbeh Z. Risk Factors of
Birth Asphixia. Pak J Med Sci. 2005;21:30-
4.
10. Rehana M, Yasmeen M, Farrukh M,
Naheed P, Uzma D. Risk Factors of Birth
Asphixia. J Ayub Med Coll Abbottabad.
2007;19:67-71.
11. Shehla N, Ali F, Rubina B, Ruqqia S.
Prevalance of PPROM and its Outcome. J
Ayub Med Coll Abbottabad. 2006;19:14-
8.

JIKA, Vol. 2, No. 1, Desember 2013 27

Anda mungkin juga menyukai