Anda di halaman 1dari 16

CASE BASE DISCUSSION

SEORANG LAKI-LAKI DENGAN

KANDIDOSIS KUTIS

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian

Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin Di RSI Sultan Agung

Pembimbing:
dr Hj. Pasid Harlisa Sp.KK
Disusun Oleh :

Eka Rujianto Herotama

012106140

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2016

BAB 1
LAPORAN KASUS

1
1.1 Identitas

Nama : Tn M
Umur : 80 thn
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat: Puncang Gading Demak
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal pemeriksaan : 26 Oktober 2016

1.2 Anamnesis

Keluhan Utama : Gatal di sela jari 4 dan 5 kaki kiri

RPS

Onset : sejak 6 bulan yang lalu


Kronologi : 20 tahun yang lalu pasien merasa keluhan
timbul tiba-tiba sering digaruk, kemudian kuluhan hilang
namun 6 bulan yang lalu pasien merasakan hal yang sama
dan sekarang menimbulkan luka
Lokasi : sela-sela jari ke 4 dan 5 kaki kiri
Kualitas : gatal dirasa ringan dan tidak
mengganggu
Kuantitas ; Gatal hilang timbul
Factor memperberat: pasien merasakan keluhan gatal ketika
kaki pasien bekeringat dan lembab dan ketika pasien mandi
ataupun ke kamar mandi tanpa menggunakan alas kaki
Factor memperingan: gatal dirasa berkurang apabila kaki
pasien kering dan diberi salep

RPD :

Pasien dulu pernah sakit seperti ini


Riwayat Diabetes Melitus Disangkal
Riw. Alergi : -
RPK:
Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini
R.iwayat kebiasaan
Mandi 2 kali sehari dengan air Sumur
Rajin mengganti pakaian, 2 hari sekal
Ri wayat sosioekonomi
Penderita adalah seorang Wiraswasta

2
1.3 Status Generalis

Keadaan umum : Baik


Kesadaraan : Compos Mentis
Kepala : Dalam Batas Normal
Leher : Dalam Batas Normal
KGB : Dalam Batas Normal
Tyroid : Dalam Batas Normal
THT : Dalam Batas Normal
Thorax : Dalam Batas Normal
Abdomen : Dalam Batas Normal
Ekstermitas : Lihat Status Dermatologis

1.4 Status Dermatologi

UKKI: Lokasi I: -sela jari ke 4 kaki kiri

Ukk:ulkus dan krusta hipo pigmentasi berbatas tegas

UKK II: Lokasi II sela sela jari ke 5 kaki kiri

Distribusi merata

Ukk; Ulkus dan krusta hipopigmentasi berbatas tegas

Distribusi merata

1.6 Diagnosis

kandidiasis kutis

1.7 Diagnosis Banding

- Kandidosis kutis
- Tinea cruris
- Dermatitis kontak

3
1.8 Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan langsung dengan KOH 10-20 %

Gambar 2.2 Pemeriksaan KOH 10%

1.9 Penatalaksanaan

a. Medikamentosa
- Topikal: mikonazole cream 2% (dioles 2 X sehari sehabis mandi).
- Oral : ketokonazole tab 200mg 1x1 tab
b. Non Medikamentosa

a. Edukasi tentang penyakit kandidiasis

b. Hindari faktor pencetus

c. Jangan menggaruk lesi

4
d. Hindari pemakaian handuk atau yang lainnya secara

bersama

e. Konsumsi obat teratur

1.10 Prognosis

Baik, bila cara pengobatan benar dan sesuai ajuran serta melaksanakan

terapi non medikamentosa.

1.11 Foto kasus

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Pendahuluan

Kadidiasis adalah penyakit jamur, yang bersifat akut atau subakut

disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh spesies Candida albicans dan

dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronkus dan paru, kadang-kadang

dapat menyebabkan septicemia, endokarditis, maupun meningitis.(1,9).

Spesies Candida merupakan microflora normal pada kulit manusia,

namun dapat berubah menjadi pathogen bila faktor penjamu terutama status imun

berubah, atau terganggu. Lesi dapat terjadi pada beberapa tempat pada tubuh,

6
terutama pada tempat yang lembab dan hangat biasanya sering terinfeksi. C.

albicans merupakan penyebab tersering. (2)

II. Definisi

Kandidiasis kutis merupakan infeksi spesies Candida yang biasa terjadi pada

lipatan kulit atau tempat yang tertutup pakaian atau prosedur dressing medis pada

tempat yang lembab. Tempat yang dekat denga orificium dan jari, dimana sering

terkena saliva juga merupakan risiko terkena kandidiasis kutis. Gejala yang

tersering adalah kemerahan dan adanya eksudat yang basah yang pertama terjasi

pada lipatan kulit yang dalam.(2)

III. Sinonim

Kandidosis, moniliasis.

IV. Epidemiologi

Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik

laki-laki maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat

sebagai saprofit. Faktor resiko yang pemicu hal ini adalah kondisi

imunocompromise, diabetes militus, obesitas, hyperhidrosis, demam,

polyendocrinophaties, terapi steroid topikal maupun sistemik, dan penyakit

kronik.(3) Gambaran klinisnya bermacam-macam sehingga tidak diketahui data-

data penyebarannya dengan tepat.(4)

7
V. Etiologi

Sebagian besar dari spesies C. albicans tidak bersifat menguntungkan maupun

merugikan. Kolonisasi C. albicans dapat diisolasi dari kulit, mulut, selaput

mukosa vagina dan feses orang normal. (3)

VI. Klasifikasi

Berdasarkan tempat yang terkena CONANT dkk.(1971), membaginya sebagai

berikut: (1)

1. Kandidiasis selaput lendir:


- Kandidosis oral (thrush)
- Perleche
- Vulvovaginitis
- Balanitis atau balanopostitis
- Kandidosis mukokutan kronik
- Kandidosis bronkopulmonar dan paru
2. Kandidiasis kutis:
- Lokalisata: daerah intertriginosa dan daerah perianal
- Generalisata
- Paronikia dan onikomikosis
- Kandidosis kutis granulomatosa
3. Kandidiasis sistemik:
- Endokarditis
- Meningitis
- Pielonefritis
- Septikemia
4. Reaksi id

VII. Patogenesis

Infeksi kandida dapat terjadi, apabila ada faktor predisposisi baik endogen

maupun eksogen. (1)

Faktor endogen:

8
1. Perubahan fisiologik
a. Kehamilan
b. Obesitas
c. Debilitas
d. Iatrogenik
e. Endokrinopati
f. Penyakit kronik dengan keadaan umum yang buruk.
2. Umur: usia tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi ini karena status

imunologi yang tidak sempurna.


3. Imunologik: penyakit genetik.

Faktor eksogen:

1. Iklim, panas, dan kelembaban.


2. Kebersihan kulit.
3. Kebiasaan merendam kaki dalam air yang lama.
4. Kontak langsung dengan penderita, misalnya pada thrush, balanopostitis. (1)

VIII. Gejala Klinis

1. Kandidiasis kutis :
1.1 Kandidosis intertriginosa

Gambar 1.1 Kandidiasis Intertriginosa

Lesi mengenai daerah pelipatan-pelipatan badan, umbilikus,

pannikulus (lipatan lemak badan). Lesi berupa bercak yang berbatas tegas,

bersisik, basah, dan eritematosa dikelilingi oleh vesikel-vesikel dan

pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah erosi,
(1)
dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer.

9
Kandidiasis mengenai sela jari tangan (tersering) pada sela jari ketiga dan

keempat, yang sering kena air. (9)

1.2 Kandidosis perianal

Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini

menimbulkan pruritus ani. (1)

1.3 Kandidosis kutis generalisata

Lesi mengenai daerah pelipatan-pelipatan badan, umbilikus,

pannikulus (lipatan lemak badan). Kulit nyeri, inflamasi, eritematus dan

ada satelit vesikel/pustul, bula atau papulopustular yang pecah

meninggalkan permukaan yang kasar dengan tepi erosi. (10)

1.4 Paronikia dan onikomikosis

Lesi berupa kemerahan, bengkak yang tidak bernanah, kuku menjadi

tebal, mengeras, dan berlekuk-lekuk, kadang-kadang berwarna kecoklatan,

tidak rapuh, tetap berkilat dan tidak terdapat sisa jaringan di bawah kuku

seperti pada tine unguium.(1)

Gambar 1.2 Onikomikosis

10
1.5 Kandidosis napkin (Diaper Rash)

Gambar 1.3 Diaper Rash

Sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang

diganti yang dapat menimbulkan dermatitis iritan, juga sering diderita

neonatus sebagai gejala sisa dermatitis oral dan perianal.(1)

1.6 Kandidosis granulomatosa

Penyakit ini sering menyerang anak-anak lesi berupa papul kemerahan

tertutup krusta tebal berwarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada

dasarnya. Krusta ini dapat menimbul seperti tanduk sepanjang 2 cm,

lokasinya sering terdapat di wajah, kepala, kuku, badan dan tungkai. (1)

IX. Diagnosis

1. Anamnesis dan gejala klinik yang khas.

Kandidiasis kutis biasanya terja di pada lipatan kulit yang lembab

dan termaserasi. Keluhan yang sering terjadi adalah gatal, kemerahan,

dan daerah yang termaserasi.(6) Kulit nyeri, inflamasi, eritematous, dan

ada satelit vesikel/pustula, bula atau papulopustular yang pecah

meninggalkan permukaan yang kasar dengan tepi yang erosi. (7)

11
2. Pemeriksaan penunjang dengan pemeriksaan dengan KOH 10-20% dan

pengecatan gram.
Pada pemeriksaan dengna KOH 10% menunjukan adanya spora

dan pseudohifa, namun pada kandidiasis kutis tidak selalu tampak. (7,8)

Pada pengecetan gram, yeast akan menjadi dense, gram positif, oviod

bodies, diameter 2-5m. Kombinasi antara Gomori Methanemine

Silver (GMS) dan Congo Red dapat bermanfaat untuk mendiagnosa

banding infeksi fungi. Pada Blastomyces dan Pityrosporum

memberikan hasil positif pada hasil pengecetan, sedangkan pada

Candida dan Hitoplasma negatif.(8)

Gambar 1.4 Species Candida pada pemeriksaan KOH 10%


3. Kultur.

Gambar 1.5 Hasil kultur Species Candida


Pada kultur C. albicans harus dibedakan dengan jenis kandida

yanng lain, yang biasanya jarang menjadi patogen. Seperti C. krusei,

C. stellatoidea, C. tropicalis, C. pseudotropicans, dan C.

12
guilliermondii. Kultur pada Sabouraud glucose agar yang dibubuhi

antibiotik (kloramfenikol) menunjukan hasil biakan yang seperti krim,

keabu-abuan, dan koloni basah dalam waktu 4 hari. (8)


4. Histo PA bila diagnosis meragukan.
Dengan pengecetan PAS (Periodic Acid-Schiff) atau GMS . pilihan

untuk kandida leukoplakia dan bila diperlukan pada kandidiasis kutis.


(7)

5. Glukosa darah dan reduksi urine untuk melihat diabetes mellitus.(7)

X. Diagnosis Banding

Penyakit
Keterangan
Tinea kruris Dermatitis Eritrasma
Penyakit pada Peradangan kulit Penyakit bakteri
jaringan yang (epidermis dan kronik pada stratum
mengandung zat dermis) sebagai korneum yang
tanduk pada lipatan respon terhadap disebabkan
paha, daerah pengaruh endogen corynebacterium
perineum, dan dan atau eksogen, minitussismum,
sekitar anus, yang menimbulkan ditandai dengan
Definisi
bersifat akut atau kelainan klinis adanya lesi berupa
menahun.(10) berupa efloresensi eritema dan skuama
polimorfik (eritema, halus terutama di
edema, papul, daerah ketiak dan
vesikel, skuama, lipatan paha. (12)
likenifikasi) dan
(11)
keluhan gatal.
Tinea kruris Penyebab eksogen Disebabkan oleh
biasanya disebabkan (bahan kimia, fisik, bakteri
oleh T.rubrum, mikroorganisme)dan Corynebacterium
T.mentagrophytes, penyebab endogen minissusmum. (12)
Etiologi
atau E.flocossum.(6) ( atopik),
sebagiannya tidak
diketahui etiologinya
yang pasti.(11)
Lesi Lesi berbatas tegas, Pada stadium akut Lesi kulit dapat

13
peradangan pada kelainan kulit berupa
berukuran sebesar
tepi lebih nyata eritema, edem,
miliar sampai plakat.
daripada daerah vesikel atau bula,
Lesi eritroskuamosa,
tengahnya. erosi dan eksudasi,
berskuama halus
Efloresensi terdiri sehingga tampak
kadang-kadang dapat
atas macam-macam basah (madidans).
terlihat merah
bentuk yang primer Stadium subakut,
kecoklat-coklatan.
dan sekunder eritema dan edema
Variasi ini rupanya
(10)
(polimorf). berkurang, eksudat
tergantung pada
mengering menjadi
daerah area lesi dan
krusta. Pada stadium
warna kulit penderita
Tempat predileksi di
kronis lesi tampak
kering, daerah ketiak dan lipat
skuama,
hiperpigmentasi,paha, kadang berlokasi
papul di daerah intertriginosa
dan
lain terutama pada
likenifikasi, mungkin
penderita gemuk.
juga terdapat erosi
Perluasan lesi terlihat
atau eksoriasi karena
garukan.(11) pada pinggir yang
eritematosa dan
serpiginosa. Lesi tidak
menimbul dan tidak
terlihat vesikulasi.
Skuama kering yang
halus menutupi lesi
dan pada perabaan
terasa lemak. (12)
Pemeriksaan Pemeriksaan Dermatitis atopik Pemeriksaan Wood
KOH 10%, akan Prick Test. (13) Lamp, tampak
penunjang tampak elemen Dermatitis kontak merah membara
(14)
jamur.(4)
Patch Test. (coral red).(16)
Kultur sediaan Dermatitis Pemeriksaan
pada Sabouround seboroik pengecetan gram
Dextrose Agar Pemeriksaan atau giemsa
(SDA) atau KOH 10 %, gram positif. (16)
Dermatophyt akan tampak
Test Medium spora atau
(4)
(DTM). blastokonidia
tanpa hifa

14
Pemeriksaan
Wood Lamp ,
negatif (warna
violet). (15)

Gambar

XI. Penatalaksanaan

- Umum
- Mengurangi dan mengobati faktor-faktor predisposisi.
- Mengobati infeksi sekunder dengan kompre sol. Sodium chlorida

0,9% selama 3 hari dan antibiotika yang tidak berspektrum luas

(erytrhomycine, cotrimoxazole, lincomycine dan clindamycine)

selama 5-7 hari.

- Topical
- Nystatin: oral suspensi, suppositoria
- Solutio gentian violet 1%

15
- Mikonazole cream
- Sistemik

Indikasi:

- Bila lesi luas


- Penderita imunokompromais berat.
- Paronikia yang gagal dengan obat topikal/ berat/ kronis.

Tablet oral:

- Tablet Ketokonazole (200 mg) 1 tablet selama 1-2 minggu.


- Kapsul Itraconazole (100 mg) 2 kapsul selama 7 hari. (7)

XII. Prognosis

Umumnya baik, bergantung pada berat ringannya faktor predisposisi. (1)

16

Anda mungkin juga menyukai