Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AIK II

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

ANGGOTA KELOMPOK :

WAHYU DWI SETIARSO (087)

DADANG RONANTRI W (O78)

KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM.

Makalah ini disusun guna memberikan informasi tambahan mengenai


pandangan Islam tentang IPTEK dan Seni, dan juga untuk memenuhi tugas mata
kuliah Agama Islam.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam


penyusunan makalah ini, semoga dapat terus berkarya guna menghasilkan tulisan-
tulisan yang mengacu terwujudnya generasi masa depan yang lebih baik. Penulis
berharap, semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat berguna bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, banyak
kekurangan dan kesalahan. Penulis menerima kritik dan saran yang membantu
guna penyempurnaan makalah ini.

Surabaya, 23 September 2011

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang..1

Rumusan Masalah.2

Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini yaitu.2

BAB II

PEMBAHASAN

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

1.1. Pengertian IPTEK...3

1.2. Pengertian Seni....3

1.3. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni..7

1.4. Tanggungjawab Ilmuan Terhadap Lingkungan..8

1.5. Keutamaan Orang-Orang Yang Berilmu..10

BAB III

PENUTUP

2.1. Kesimpulan...13

LAMPIRAN......14

DAFTAR PUSTAKA15
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dewasa ini kita sering melihat disekeliling kita, banyak saudara-saudara


kita yang hidupnya serba kekurangan. Ada yang bekerja sebagai pemulung,
pengemis, pengamen, dan lain-lain. Semuanya ini dapat teratasi apabila mereka
memiliki ilmu yang dapat dimanfaatkan, sehingga mereka tidak lagi bekerja
sebagai pemulung, pengemis, pengamen dan lain-lain sebagainya. Ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan kebutuhan yang sangat penting
bagi setiap umat yang ada di dunia ini, terlebih lagi bagi umat muslim. Dalam
ajaran agama islam, menuntut ilmu sangat ditekankan dalam kitab suci AlQuran
dan Al-Hadits. Orang mempunyi ilmu berbeda dengan orang yang tidak
mempunyai ilmu. Orang yang mempunyai ilmu, apabila dia ingin melakukan
sesuatu dia harus memikirkan dengan matang sebelum dia melakukan sesuatu.
Dan orang yang memiliki ilmu juga mempunyai tujuan hidup yang jelas.
Sedangkan orang tidak memiliki ilmu, apabila dia ingin melakukan sesuatu dia
tidak lagi memikirkan dengan matang apa yang akan dia lakukan nantinya. Dalam
sebuah Hadits Nabi Muhammad SAW, Beliau bersabda tuntutlah ilmu walau ke
negeri cina. Begitu pentingnya sebuah ilmu sehinggan Nabi sendiri menyuruh
kita untuk menuntut ilmu sampai ke negeri cina. Untuk mendapatkan ilmu,
banyak cara yang dapat kita lakukan diantaranya dengan cara membaca,
mendengarkan, melihat atau membaca situasi yang pernah kita rasakan, dan masih
banyak cara lagi untuk mendapatkan ilmu. Seni merupakan ekspresi dari jiwa
seseorang yang menghasilkan sebuah budaya yang diidentik dengan keindahan.
Seorang seniman sering menggunakan benda-benda yang diolah secara kreatif
oleh tangan-tangan halus sehingga menghasilkan sebuah keindahan. Seni yang
lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa
nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah
bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.
Rumusan Masalah

1. Pengertian IPTEK dan Seni.

2. Interasi iman, ilmu, teknologi, dan seni.

3. Keutamaan orang yag berilmu.

4. Tanggung jawab lmuwan terhadap Lingkungan.

Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini yaitu :

1. Untuk memenuhi tugas kuliah agama islam semester ganjil.

2. Untuk mengetahui hubungan antara iptek dan seni dalam agama islam.

3. Untuk menambah wawasan pembaca mengenai berbagai hal macam hukum


menurut islam dalam pengaplikasian antara iptek dan seni dalam kehidupan sehari
hari.
BAB II

PEMBAHASAN

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

1.1. Pengertian IPTEK

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Berdasarkan sudut pandang flsafat ilmu, pengetahuan dan ilmu


pengetahuan mempunyai makna yang berbeda. Pengetahuan adalah segala sesuatu
yang diketahui manusia melalui pancaindra. Sedangkan ilmu adalah pengetahuan
yang telah disusun, diklasifikasikan, dan diverifikasi sehingga menghasilkan
kebenaran objektif dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Dalam Al.Quran ilmu
digunakan dalam proses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan sehingga
memperoleh kejelasan.

Teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Perbedaan ilmu


pengetahuan dan teknologi terletak sudut pandang budayanya karena teknologi
termasuk salah satu unsur budaya dan hasil dari penerapan praktis ilmu
pengetahuan. Sebuah teknologi dapat berdampak negatif berupa ketimpangan
ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat
kehancuran alam semesta jika kita atau seorang ilmuan tidak menerapkannya
secara fungsional. Sedangkan dampak positifnya berupa kemajuan dan
kesejahteraan bagi manusia.

1.2. Pengertian Seni

Kebudayaan

Sebelum menjelaskan apa itu seni, orang-orang sering merasa bingung


mengenai perbadaan antara seni dan budaya itu sendiri. Budaya atau kebudayaan
selalu diidentikkan dengan seni atau kesenian. Berdasarkan pendekatan deskriptif
yang disampaikan oleh Taylor bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat
istiadat, dan berbagai kemampuan serta kebiasaan yang diterima manusia sebagai
anggota masayarakat. Budaya dan seni memiliki perbedaan yang mendasar sebab
seni lebih ke arah hasil dari budaya itu sendiri sedangkan dalam pengertian yang
tertera budaya meliputi seni. Suatu kebiasaan masyarakat yang telah berakar dan
tertanam kuat akan terus di terapkan sehingga ada dorongan untuk melestarikan
kebiasaan tersebut dan akhirnya dari kebiasaan itu munculah istilah kebudayaan.
Al.Quran memandang kebudayaan sebagai suatu proses dan meletakkan
kebudayaan sebagai eksistensi hidup manusia sebab kebudayaan itu lahir
bersamaan dengan kelahiran manusia itu sendiri. Dari penjelasan tersebut
kebudayaan dapat dipandang dari dua sisi yaitu kebudayaan sebagai suatu proses
dan kebudayaan sebagai suatu produk.

Seni atau kesenian adalah manifestasi budaya(rasa, karya, dan karsa)


manusia yang memenuhi syarat-syarat estetika. Seni merupakan ekspresi jiwa
seseorang yang berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni selalu
identik dengan keindahan yang bernilai kebenaran asal tidak berlebihan. Seni
yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah
hawa nafsu bukan akal dan budi. Secara garis besar, seni dibedakan menjadi:

Seni sastra (seni dengan alat bahasa)


Seni musik (seni dengan alat bunyi atau suara)
Seni tari (seni dengan alat gerakan)
Seni rupa (seni dengan alat garis, bentuk, warna)
Seni drama (seni dengan alat kombinasi di atas)

Islam memang tidak memberikan ajaran yang terinci tentang seni namun
Rasulullah telah menjelaskan bahwa:

Allah mempunyai segala sifat-sifat yang baik. Sedangkan manusia adalah


sebagai khalifah Tuhan yang mengemban amanat di atas bumi ini sesuai
batas-batas kemampuan manusia.
Seni adalah bagian hidup dari manusia karena merupakan manifestasi dan
refleksi kehidupan manusia. Setiap muslim diwajibkan meng-up-grade
taraf kehidupannya menurut kemampuan diri sehingga berkreasi seni
merupakan dari peng-up-gradetan diri.
Islam adalah agama yang serasi dengan fitrah kejadian manusia dan
kesenian manusia termasuk fitrahnya. Kemampuan berseni itulah yang
membedakan manusia dengan makhluk Tuhan yang lain.

Tujuan Seni Menurut Islam

Seni adalah bagian dari kehidupan kita sendiri. Oleh karena itu, tujuan
kesenian sama dengan tujuan hidup itu sendiri dan bagi setiap muslim tujuan
hidup itu adalah kebahagiaan material duniawi dan kebahagiaan spiritual serta
menjadi rahmat bagi segenap alam atas keridhaan Allah.

Fungsi Seni Menurut Islam

Dari segi fungsi, seni merupakan media mensyukuri nikmat Allah yang
telah menganugerahi manusia dengan berbagai potensi baik potensi diri maupun
potensi indrawi(panca indra). Fungsi seni yang lain ialah menghayati kebesaran
Allah baik yang terdapat di alam maupun yang terdapat pada kreasi manusia.

Muslim yang baik mengerti bahwasanya berkreasi seni pada hakikatnya:

Melaksanakan tugas ibadah


Menunaikan fungsi khalifah

Islam telah memulai perkembangan kesenian-kesenian diantara orang-orang


islam, dibuktikan dengan:

Pembacaan kitab suci Al.Quran sehingga menciptakan suatu cabang musik


baru.
Pemeliharaan naskah Al.Quran telah mengharuskan tulisan yang bagus
dan penjilidan buku.
Naskah-naskah Al.Quran telah dihiasi dengan warna.
Pembangunan masjid telah mengembangkan ilmu pengetahuan dan
kesenian hiasan.
Mimbar didalam masjid telah disipakan untuk Nabi dengan dihias
sedemikian rupa.
Seni dapat dibilang sebagai kegiatan menyeimbangkan antara badan dan
jiwa manusia. Dan islam telah mengembangkan suatu keseluruhan yang
harmonis di dalam diri manusia.

Islam menuntut untuk mengembangkan bakat-bakat kesenian manusia


dengan jiwa kesedarhanaan, tidak berlebih-lebihan. Firman Allah SWT:

Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan lampu-


lampu.
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai
perhiasan baginya agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang
terbaik perbuatannya.

Islam tidak melarang mengenai kemajuan kesenian akan tetapi,


memberikan larangan yang bersifat mutlak terhadap gambaran bentuk-bentuk
hewan termasuk gambaran manusia dengan alasan yang bersifat methafisis,
biologis, dan sosial. Al.Quran sendiri telah menganjurkan keindahan pada
bangunan-bangunan masjid dan bangunan-bangunan lainnya seperti masjid
Sulaiman di Istambul Turki, Taj Mahal di Arga India, istana Al-Hamra di Granada.
Selain kesenian dalam bidang bangunan, kesenian lain yang sangat popular
dikalangan islam adalah Qiroah(bahasa Jawa) atau pembacaan Al.Quran tidak
disertai instrument-instrumen musik. Al.Quran menjadi suatu objek perhatian
besar untuk maksud-maksud pembacaan sejak masa Nabi. Dalam hal syair, karya-
karya orang islam yang puitis didapatkan didalam semua bahasa dan berhubungan
dengan semua zaman. Seni senantiasa mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.

Sumbangsi Islam dalam Dunia Seni

Dalam lingkup kesenian, orang-orang islam telah member sumbangan


berharga, mengembangkan aspek-aspek estetika dan menemukan hal-hal baru.
Kesemuanya itu telah dipertimbangkan secara mendunia sampai akhirnya
munculah seniman-seniman besar muslim diantaranya:

1. Abu I-Thayyib Al-Mutanabbi (915-965). Seorang penyair muslim Arab


yang terkenal. Karya puisisnya berjudul Diwan.
2. Firdausi (940-1020). Penyair epos terbesar dari Persia. Karyanya antara
lain Syahnama, Yusuf dan Zulaikha sebuah roman lirik.
3. Abu I-Ala Al-Maari (973-1057). Penyair dan failasuf muslim kenamaan
dari Persia. Karya terpentingnya adalah Luzumiyat au Luzum ma lam Yal
zam dan Risalatu I-Ghufran(Risalah tentang Pengampunan).
4. Nizami (1140-1202). Pujangga besar Persia. Karangannya yaitu Laila dan
Majnun;Khosran dan Syirin.
5. Abu Bakrin Muhammad Ibn Ali Muhyi d-Din Ibn Arabi. Karyanya yang
terkenal adalah Al-Futuhatu I-Makiyyah dan Fususu I-Hikam Permata
Hikmat.
6. Muhammad Syamsuddin Hafiz As-Syirazi (1320-1390). Penyair ulung
bangsa Persia.

1.3. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni

Dalam pandangan Islam, agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni


mempunyai hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu
sistem Dienul Islam (agama islam). Ada beberapa unsur pokok di dalamnya
meliputi islam, iman, ilmu, dan amal. Unsur tersebut mengumpamakan bangunan
Islam seperti sebatang pohon yang kokoh. Iman diidentikkan dengan akar dari
sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu diidentikkan dengan
batang pohon yang mengeluarkan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan
teknologi dan seni ibarat buah dari pohon itu.

Pengembangan IPTEK yang terlepas dari keimanan dan ketakwaan tidak


akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam lingkungannya bahkan
menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri. Ilmu-ilmu yang dikembangkan
atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah akan memberikan jaminan
kemanfaatan bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi lingkungannya serta
mencerminkan suatu ibadah dalam prektiknya. Semua satu kesatuan tersebut tidak
lepas dari sumber-sumber kebenaran ilmiah dimana ada sebuah keterkaitan
Al.Quran dan Alam Semesta. Berikut kedudukan ketiga sumber kebenaran
ilmiah:

ALLA

ALAMI AS-
AL-

AKAL

ILMU
ALLAH

SYARIA SAINS TEKNOLOG SENI


I

1.4. Tanggungjawab Ilmuan Terhadap Lingkungan

Pada hakikatnya manusia dan alam itu satu, dan berada dibawah hukum
serta aturan yang satu yaitu hukum alam. Kemudian gunung, daratan, padang
pasir, sungai, hutan, danau, semuanya itu hanyalah bagian dari alam saja. Ketika
manusia berbuat baik terhadap lingkungannya berarti baik pula terhadap dirinya
sendiri, dan sebaliknya. Para ilmuan tidak hanya memegang tanggungjawab
terhadap permasalahan sosial namun juga tanggungjawab terhadap lingkungan
sekitar. Dalam dimensi etis atau religious seorang ilmuan hendaknya tidak
melanggar kepatutan berdasarkan keilmuan yang ditekuninya. Karena tanggung
jawab ilmuwan merupakan ikhtiar mulia sehingga seorang ilmuwan tidak mudah
tergoda, apalagi tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu yang dapat merusak
kehidupan alam. Firman Allah QS. Al-Qoshosh ayat 77:
Dan berbuat baiklah kamu (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepada kamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi,
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan

Manusia terlahir di bumi dan mengemban tugas sebagai khalifah yang


bertanggungjawab. Allah berfirman dalam QS. Adz-Dzariat ayat 56:

Dan tidaklah aku ciptakan Jin dan manusia kecuali untuk mengabdi
kepadaku

Dari ayat diatas telah dijelaskan bahwa manusia pada dasarnya diciptakan
oleh Allah hanya untuk beribadah kepada Allah. Tidak ada satu hal pun yang bisa
disombongkan oleh diri manusia termasuk kewajiban kita untuk menjaga
keseimbangan dan kelestarian alam yang telah Allah limpahkan kepada kita untuk
dirawat. Allah memberikan kita alam dengan potensi yang melimpah yang bisa
kita pakai untuk kebutuhan rohani, kebutuhan lahiriah namun di sisi lain Allah
juga memerintahkan kita untuk mengembangkannya, tetap menjaga eksistensinya
guna memenuhi kebutuhan anak cucu kita selanjutnya. Mengabdi kepada Allah
SWT dapat dilakukan beberapa cara, yaitu:

Mengabdi langsung kepada Allah (vertikal)


Menjaga hubungan sesama manusia (horizontal)
Dan hubungan kita dengan alam sekitar (diagonal)
Rasulullah SAW bersabda:

Bertakwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada, dan iringilah


perbuatan yang buruk itu dengan perbuatan yang baik, Dia yang akan
menghapuskannya, lalu bergaulah kamu sesama manusia dengan pergaulan yang
baik. (HR at-Tirmidzi).

Kerusakan di bumi sudah terjadi sejak lama dan telah mewabah ke


berbagai lini kehidupan. Sehingga melihat kenyataan itu, PBB mengadakan
Konferensi Khusus Tentang Lingkungan Hidup yang dihadiri oleh menteri-
menteri seluruh dunia pada tahun 1972. Sejak itu penanganan masalah lingkungan
dilakukan secara serius, baik oleh pemerintah, lembaga-lembaga negara maupun
rakyat Indonesia sekaligus ilmuan yang tersebar di seluruh dunia.

Ilmuan merupakan sosok manusia yang diberi kelebihan dan dari


kelebihan itulah Allah mengangkat harkat dan martabatnya di tengah-tengah
masyarakat. Para ilmuanlah yang menjadikan lingkungan hidup manusia
terpelihara dan membawa kebaikan kepada manusia itu sendiri. Oleh karena itulah
ilmuan mengemban amanat sebagai pemimpin kelangsungan lingkungan hidup
manusia di muka bumi ini. Karena peranan yang dipegang secara penuh ini,
tindakan eksploitasi alam secara brutal terhadap kelangsungan lingkungan hidup
manusia di muka bumi tidak dapat ditolerir lagi. Sampai sekarang permasalahn
semacam itu terus menjadi permasalahan besar akan tugas manusia sebagai
khalifah di bumi hingga meniadakan tanggungjawabannya nanti dihadapan Allah
atas tindakannya terhadap alam semesta. Bagi seorang muslim menyelamatkan
lingkungan hidup merupakan suatu bentuk perintah agamanya Karena dengan
lingkungan yang sehatlah seorang muslim dapat melangsunglkan ibadah dan
menjadikan alam sebagai media mengenal dan memahami Allah, memahami
bahwa apa yang ada di bumi kesemuanya milik Allah disamping kitab suci.

1.5. Keutamaan Orang-Orang Yang Berilmu

Seringkali manusia melupakan segi etika atau segi moral dari hubungan
timbal balik antara manusia dengan alam atau lingkungan. Seandainya manusia
dapat berlaku adil dengan semua makhluk hidup di alam ini, maka disini letak
kebenaran moral yang baik, dimana hubungan manusia dan alam saling memberi
kemanfaatan bukan malah merugikan salah satu.

Perilaku manusia merupakan pencerminan dari moral yang dimilikinya.


Citra manusia hanya bisa dipandang jika dalam kehidupan bersama dalam
kelompok masyarakat. Sebab dalam kehidupan berkelompok itulah terdapat
sistem-sistem berprilaku yang selanjutnya berfungsi sebagai sumber nilai.

Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu,


Berlapang-lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan, Berdirilah kamu, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ayat di atas diwahyukan oleh Allah pada saat Nabi Muhammad bersama
para sahabatnya sedang berkumpul di dalam suatu majlis. Kemudian datanglah
para sahabat yang lain yang ikut dalam perang Badar. Namun para sahabat yang
duduk terlebih dahulu tersebut enggan berdiri dan memberikan tempat duduk
untuk para sahabat yang baru datang. Hingga akhirnya Allah menurunkan ayat
QS. Al-Mujadilah yang menjelaskan tata cara dan adab bermajlis. Menurut ayat
tersebut, Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan beberapa tingkat. Oleh karena itu Allah menyuruh manusia berpikir,
menggali ilmu pengetahuan, membaca baik membaca ayat-ayat Allah maupun
sumber-sumber ilmu pengetahuan yang lain. Jelas bahwa ilmu yang tanpa
didasari iman, maka orang yang berilmu tersebut akan menggunakannya tidak
sesuai aturan akibatnya merugikan sebab orang yang banyak tahu tetapi tidak
mendalam disebut generalis tanpa berpikir akibat apa yang akan terjadi nantinya.
Apabila suatu ilmu itu didasari keimanan yang kuat maka Allah telah menjamin
bahwa ilmu yang dimiliki akan mendatangkan manfaat bagi siapapun yang
mempergunakannya.
BAB III

PENUTUP

2.1. Kesimpulan

Ilmu pengetahuan dalam Al-Quran adalah proses pencapaian segala


sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra sehingga
memperoleh kejelasan. Teknolgi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil
penerapan praktis dari ilmu pengetahuan yang obyektif. Seni adalah hasil
ungkapan akal budi serta ekspresi jiwa manusia dengan segala prosesnya. Seni
identik dengan keindahan dimana keindahan yang hakiki identik dengan
kebenaran. Apabila manusia berlaku adil dengan semua yang makhluk hidup di
alam ini, maka disinilah letak kebenaran norma moral yang baik karena manusia
hidup tidak hanya untuk beribadah kepada Allah akan tetapi, menjalin hubungan
baik kepada sesame manusia dan menjaga hubungan harmonis dengan alam
sehingga terdapat hubungan timbal balik yang selaras.

Dalam pandangan Islam, antara iman, ilmu pengetahuan, teknologi dan


seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu
sistem yang disebut Dienul Islam.

Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak


akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia
dan alam lingkungannya. Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat
bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan
bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu dan amarah. Karena pada
dasarnya Manusia mendapat amanah dari Allah sebagai khalifah untuk
memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan potensinya untuk kepentingan
umat manusia. Oleh karena itu perlunya keimanan sebagai pelengkap ilmu dalam
penerapannya bukan hanya menghasilkan keuntungan satu sisi saja.
Referensi
Saifuddin Anshari,Endang,Wawasan Islam,Raja Grafindo Persada,
Jakarta:2003.

Hamidullah,Muhammad,Pengantar Studi Islam,Bulan Bintang,Jakarta:1970.

Mansoer,Hamdan dkk,Materi Instruksi Pendidikan Agama Islam di Perguruan


Tinggi Umum,Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam Departemen Agama RI,
Jakarta:2004.

Rais,Muhammad Amin,Al Islam dan Iptek,Raja Grafindo Persada,Jakarta:1998.

http//:filsafat.kompasiana.com/.../tugas-dan-tanggung-jawab-ilmuan/

www.slideshare.net/yellowanemon/makalah-03 - Amerika Serika

Anda mungkin juga menyukai