Anda di halaman 1dari 10

Terapi Aktifitas Kelompok

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


SESI KE LIMA MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA
PENGGUNAAN OBAT SECARa TERATUR
DI BANGSAL GATOTKACA RSJ GRHASIA DIY

OLEH:
MOCHAMAD MAFTUIN, S.Kep
160300249

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2016

Profesi Ners | Universitas Alma Ata Yogyakarta | 2016/2017


Terapi Aktifitas Kelompok

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK MENGONTROL


HALUSINASI SESI KE LIMA TAHAP PENGGUNAAN OBAT SECARA
TERATUR

A. Topik
Terapi aktivitas kelompok klien dengan halusinasisesi 6 klien dapat meminum
obat secara teratur.
B. Tujuan
a. pasien mampu menggunakan obat sesuai program/secara teratur.
b. Pasien mampu menjelaskan akibat bila putus obat.
c. Pasien mampu menjelaskan bagaimana cara mendapatkan obat/berobat
d. Pasien mampu menyebutkan bagaimana menggunakan obat dengan prinsip 5
benar.
C. Landasan Teoritis
Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi
dan mereka saling bergantungan (interdependet) dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan tujuan bersama, menyebabkan satu sama lain saling
mempengaruhi (Cartwright & Zander, Lewin 2001). Kelompok berfungsi
sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama lain, untuk
menyelesaikan suatu masalah. Terapi aktifitas kelompok merupakan terapi
psikologis yang dilakukan secara kelompok untuk memberikan stimulus bagi
pasien dengan gangguan interpersonal (Yosep, 2008). Dalam TAK klien dilatih
untuk mempersepsikan stimulus yang telah disediakan dan yang pernah dialami.
Kemampuan klien dievaluasi dan ditingkatkan supaya dapat merubah perilaku
yang maladaptive menjadi adaptive.
. Dimana pasien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh
halusinasinya. Dalam situasi ini pasien dapat melakukan bunuh diri, membunuh
orang lain, bahkan merusak lingkungan (Chaery, 2009).
Ada 4 terapi aktivitas kelompok yaitu: terapi aktivitas kelompok
sosialisai, stimulasi persepsi, stimulasi sensori dan orientasi realita, menurut
(Hamid 2008) TAK yang sesuai untuk pasien dengan masalah utama perubahan
persepsi sensori: halusinasi adalah aktivitas berupa stimulasi dan pesepsi.
D. Karakteristik klien
Karakteristik klien yang akan mengikuti terapiaktivitas kelompok
halusinasi adalah klien gangguan jiwa yang pernah atau sedang mengalami
perilaku kekerasan sebanyak 6 orang.
Jumlah klien 6 orang, yang mengalami halusinasi.

Profesi Ners | Universitas Alma Ata Yogyakarta | 2016/2017


Terapi Aktifitas Kelompok

No Nama Umur Jenis Kelamin Masalah


1. D 24 LAKI-LAKI Halusinasi pendengaran dan penglihatan
2. K 28 LAKI-LAKI Halusinasi pendengaran
3. T 26 LAKI-LAKI Halusinasi pendengaran
4. Y 23 LAKI-LAKI Halusinasi pendengaran
5. R 27 LAKI-LAKI Halusinasi pendengaran
6. J 28 LAKI-LAKI Halusinasi pendengaran

E. Pengorganisasian
1. Uraian struktur kelompok
a) Tempat pertemuan : RSJ GRHASIA
b) Hari atau tanggal : 15 Desember 2016
c) Waktu : 13.10 13.30 WIB
d) Lama : 30 Menit
e) Perilaku yang diharapkan : Klien mampu melakukan
mengontrol halusinasi dengan cara
penggunaan obat secara teratur
2. Tim Terapis
a) Pimpinan Kelompok (Leader) : Mochamad Maftuin S.kep
- Menyusun rencana aktifitas kelompok (proposal)
- Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
- Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan
perasaan, mengajukan pendapat dan memberikan umpan
balik
- Sebagai role model
- Memotivasi kelompok untuk mengemukakan pendapat
dan memberikaan umpan balik, mengungkapkan perasaan
dan pikiran
- Menciptakan suasana dimana anggotanya dapat menerima
perbedaan dalam perasaan dan perilaku dengan anggota
lain
- Membuat tata tertib bagi kelompok demi kelancaran
diskusi
b) Co Leader : Panca Wuri Hastuti S.kep
Tugas :
- Mendampingi leader
- Mengambil posisi leader jika pasif
- Mengarahkan kembali posisi pemimpin kepada leader
- Menjadi motivator
c) Fasilitator dan notulen : Danu Wildan S.kep
Tugas :
Fasilitator

Profesi Ners | Universitas Alma Ata Yogyakarta | 2016/2017


Terapi Aktifitas Kelompok

- Membantu leader memfasilitasi dan memotifasi anggota


untuk berperan aktif
- Menjaga kelancaran proses TAK
- Menjadi aktif bagi klien selama proses kegiatan
d) Observer dan notulen : Erna Puspitawati S.kep
Tugas :
- Mengobservasi setiap respon klien
- Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan
perilaku klien
- Memberikan umpan balik pada klien
- Scoring dari penilaian

Notulen

- Menuulis hasil TAK


- Mencatat peserta yang dapat menjawab pertanyaan
- Menulis jalanya TAK
3. Metode
a) Dinamika kelompok
b) Diskusi dan tanya jawab
c) Simulasi, berkenalan, memperkenalkan dirI
4. Alat
a) Bola
b) Mp3 Player
c) White Board
d) Spidol warna
e) Nama pasien
5. Setting
a. Klien dan terapis duduk melingkar mengitari meja
b. Di bangsal Drupadi

L FS&
NOT
OBS
CL
Keterangan :

= Pasien L = Leader
CL = Co Leader
OBS = observer
FS = Fasilitator
NOT = Notulen
F. Proses Pelaksanaan
1) Tahap persiapan

Profesi Ners | Universitas Alma Ata Yogyakarta | 2016/2017


Terapi Aktifitas Kelompok

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi pertama


b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Klien dan terapis makai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan saat ini
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu untuk membantu
menghilangkan halusinasi
2. Menjelaskan aturan main berikut
a) jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta ijin
pada terapis.
3) Tahap kerja
a. Mendiskusikan cara penggunaan sesuai program/teratur
1. Tanyakan cara penggunaan obat klien setiap hari secara teratur
2. Tulis di white board
b. Menjelaskan akibat bila putus obat:
1. Tanyakan bagaimana akibat bila putus obat
2. Tulis di white board
c. Menjelaskan bagaimana cara mendapatkan obat/berobat
1. Tanyakan bagaimana cara mendapatkan obat/berobat
2. Tulis di white board
d. Menjelaskan dan menyebutkan bersama klien penggunakan obat
dengan prinsip 5 benar
1. Tanyakan bagai mana penggunakan obat dengan prinsip 5
benar
e. Menerapkan penggunaan obat secara teratur untuk jadwal kegiatan
sehari-hari
f. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktekan
g. Memberikan pujian pada klien
h. Upayakan semua klien berperan aktif

4) Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan terapis setelah mengikuti TAK
2. Menanyakan ulang cara menghardik halusinasi
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika
ada stimulus halusinasi
2. Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang telah di
pelajari
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati untuk mempelajari cara yang baru

Profesi Ners | Universitas Alma Ata Yogyakarta | 2016/2017


Terapi Aktifitas Kelompok

G. Dokumentasi dan evaluaasi


a. Kemampuan verbal

N Aspek yang dinilai Nama klien


O D K T Y R J
1. Menjelaskan penggunaan obat 1 1 1 1 1 1
secara teratur
2. Menjelaskan akibat bila putus 1 1 1 1 1 1
obat
3. Menjelaskan cara mendapatkan 1 1 1 1 1 -
obat/berobat
4. Menyebutkan penggunaan obat 1 1 - 1 1 -
dengan prinsi 5 benar
JUMLAH 4 4 3 4 4 2

b. Kemampuan non verbal

N Aspek yang Dinilai Nama pasien


D K T Y R J
O
1 Kontak mata 1 1 1 1 1 -
2 Duduk tegak, - 1 1 1 1 -
bicara sesuai
3 Menggunakan - 1 1 1 1 1
bahasa tubuh yang
sesuai
4 Mengikuti kegiatan 1 1 1 1 1 1
dari awal sampai
akhir
JUMLAH 2 4 4 4 4 2

Profesi Ners | Universitas Alma Ata Yogyakarta | 2016/2017


Terapi Aktifitas Kelompok

No Klien Evaluasi
1 Tn D Aktif, Mampu menjelaskan penggunaan obat secara teratur, mampu
menjelaskan akibat bila putus obat, mampu menjelaskan cara
mendapatkan obat/berobat, menyebutkan penggunaan obat dengan
prinsip 5 benar. ada kontak mata, bahasa tubuh sesuai,duduk tegak
bicara sesuai dan mengikuti kegiatan sampai selesai.
2 Tn K Mampu mengikuti TAK dengan baik, aktif, dapat menjelaskan
penggunaan obat secara teratur, mampu menjelaskan akibat bila putus
obat, mampu menjelaskan cara mendapatkan obat/berobat,
menyebutkan penggunaan obat dengan prinsip 5 benar. Ada kontak
mata, menggunakan bahasa tubuh sesuai, duduk tegak bicara sesuaidan
mengikuti kegiatan sampai selesai.
3 Tn T Mampu mengikuti TAK dengan baik, mampu menjelaskan akibat bila
putus obat, mampu menjelaskan cara mendapatkan obat/berobat, kurang
bisa menyebutkan penggunaan obat dengan prinsip 5 benar. Ada kontak
mata, menggunakan bahasa tubuh sesuai, duduk tegak bicara sesuai,
mampu mengikuti kegiatan sampai selesai.
4 Tn Y Mampu mengikuti TAK dengan baik, aktif, dapat menjelaskan
penggunaan obat secara teratur, mampu menjelaskan akibat bila putus
obat, mampu menjelaskan cara mendapatkan obat/berobat,
menyebutkan penggunaan obat dengan prinsip 5 benar. Ada kontak
mata,menggunakan bahasa tubuh sesuai,duduk tegak bicara sesuaidan
mengikuti kegiatan sampai selesai.
5 Tn R Mampu mengikuti TAK dengan baik, aktif, dapat menjelaskan
penggunaan obat secara teratur, mampu menjelaskan akibat bila putus
obat, mampu menjelaskan cara mendapatkan obat/berobat,
menyebutkan penggunaan obat dengan prinsip 5 benar. Ada kontak
mata,menggunakan bahasa tubuh sesuai,duduk tegak bicara sesuaidan
mengikuti kegiatan sampai selesai
6 Tn J Mampu mengikuti TAK dengan baik aktif, dapat menjelaskan
penggunaan obat secara teratur, mampu menjelaskan akibat bila putus
obat, tidak mampu menjelaskan cara mendapatkan obat/berobat, tidak
dapat menyebutkan penggunaan obat dengan prinsip 5 benar. kontak

Profesi Ners | Universitas Alma Ata Yogyakarta | 2016/2017


Terapi Aktifitas Kelompok

mata kurang ,menggunakan bahasa tubuh sesuai, cara duduk tidak tegak
bicara sesuai dan mengikuti kegiatan sampai selesai.

Profesi Ners | Universitas Alma Ata Yogyakarta | 2016/2017


Terapi Aktifitas Kelompok

PENUTUP

A. Kesimpulan
Klien yang mengalami halusinasi adalah kehilangan kontorl dirinya.
Dimana pasien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh
halusinasinya. Dalam situasi ini pasien dapat melakukan bunuh diri, membunuh
orang lain, bahkan merusak lingkungan, agar dapat menstimulus presepsi klien
menjadi adaptiv maka perawat dapat menggunakan terapi aktivitas kelompok
untuk menunjang kesembuhan pasien salah satunya dengan cara penggunaan
obat secara teratu dengan prinsip 5 benar.

B. Saran
Dengan adanya kegiatan terapi aktivitas kelompok ini, penulis berharap
agar praktek keperawatan jiwa menjadi lebih baik dan ini memudahkan perawaat
dalam menangani klien dengan terapi aktivitas kelompok ini serta dapat
memberikan hasil yang positif terhadap perubahan perilaku klien di keperawatan
jiwa khususnya.
Dengan ini penulis berharap terpi aktivitas kelompok ini dapat di
praktikan secara teratur dengan fasilitas yang lebih efektif dan kreatif di TAK
berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Struat dan Sundeen. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC. 2004

Keliat, Budi Anna. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC. 2005

Profesi Ners | Universitas Alma Ata Yogyakarta | 2016/2017


Terapi Aktifitas Kelompok

Purwaningsih, W. Karlina, I. Asuhan Keperawtan Jiwa: Terapi Modalitas dan Standart


Operating Procedure . Yogyakarta: Nuha Medika. 2009.

Nasir, A. .Muhitith, A. Dasar- dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar dan Teori . Jakarta:
Salemba Medika. 2011

Purwaningsih , W. Karlina, I. 2009.Asuhan Keperawtan Jiwa : Terapi Modalitas dan


Standart Operating Procedure . Yogyakarta : Nuha Medika

Profesi Ners | Universitas Alma Ata Yogyakarta | 2016/2017

Anda mungkin juga menyukai