OLEH:
MOCHAMAD MAFTUIN, S.Kep
160300249
A. Topik
Terapi aktivitas kelompok klien dengan halusinasisesi 6 klien dapat meminum
obat secara teratur.
B. Tujuan
a. pasien mampu menggunakan obat sesuai program/secara teratur.
b. Pasien mampu menjelaskan akibat bila putus obat.
c. Pasien mampu menjelaskan bagaimana cara mendapatkan obat/berobat
d. Pasien mampu menyebutkan bagaimana menggunakan obat dengan prinsip 5
benar.
C. Landasan Teoritis
Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi
dan mereka saling bergantungan (interdependet) dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan tujuan bersama, menyebabkan satu sama lain saling
mempengaruhi (Cartwright & Zander, Lewin 2001). Kelompok berfungsi
sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama lain, untuk
menyelesaikan suatu masalah. Terapi aktifitas kelompok merupakan terapi
psikologis yang dilakukan secara kelompok untuk memberikan stimulus bagi
pasien dengan gangguan interpersonal (Yosep, 2008). Dalam TAK klien dilatih
untuk mempersepsikan stimulus yang telah disediakan dan yang pernah dialami.
Kemampuan klien dievaluasi dan ditingkatkan supaya dapat merubah perilaku
yang maladaptive menjadi adaptive.
. Dimana pasien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh
halusinasinya. Dalam situasi ini pasien dapat melakukan bunuh diri, membunuh
orang lain, bahkan merusak lingkungan (Chaery, 2009).
Ada 4 terapi aktivitas kelompok yaitu: terapi aktivitas kelompok
sosialisai, stimulasi persepsi, stimulasi sensori dan orientasi realita, menurut
(Hamid 2008) TAK yang sesuai untuk pasien dengan masalah utama perubahan
persepsi sensori: halusinasi adalah aktivitas berupa stimulasi dan pesepsi.
D. Karakteristik klien
Karakteristik klien yang akan mengikuti terapiaktivitas kelompok
halusinasi adalah klien gangguan jiwa yang pernah atau sedang mengalami
perilaku kekerasan sebanyak 6 orang.
Jumlah klien 6 orang, yang mengalami halusinasi.
E. Pengorganisasian
1. Uraian struktur kelompok
a) Tempat pertemuan : RSJ GRHASIA
b) Hari atau tanggal : 15 Desember 2016
c) Waktu : 13.10 13.30 WIB
d) Lama : 30 Menit
e) Perilaku yang diharapkan : Klien mampu melakukan
mengontrol halusinasi dengan cara
penggunaan obat secara teratur
2. Tim Terapis
a) Pimpinan Kelompok (Leader) : Mochamad Maftuin S.kep
- Menyusun rencana aktifitas kelompok (proposal)
- Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
- Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan
perasaan, mengajukan pendapat dan memberikan umpan
balik
- Sebagai role model
- Memotivasi kelompok untuk mengemukakan pendapat
dan memberikaan umpan balik, mengungkapkan perasaan
dan pikiran
- Menciptakan suasana dimana anggotanya dapat menerima
perbedaan dalam perasaan dan perilaku dengan anggota
lain
- Membuat tata tertib bagi kelompok demi kelancaran
diskusi
b) Co Leader : Panca Wuri Hastuti S.kep
Tugas :
- Mendampingi leader
- Mengambil posisi leader jika pasif
- Mengarahkan kembali posisi pemimpin kepada leader
- Menjadi motivator
c) Fasilitator dan notulen : Danu Wildan S.kep
Tugas :
Fasilitator
Notulen
L FS&
NOT
OBS
CL
Keterangan :
= Pasien L = Leader
CL = Co Leader
OBS = observer
FS = Fasilitator
NOT = Notulen
F. Proses Pelaksanaan
1) Tahap persiapan
4) Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan terapis setelah mengikuti TAK
2. Menanyakan ulang cara menghardik halusinasi
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika
ada stimulus halusinasi
2. Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang telah di
pelajari
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati untuk mempelajari cara yang baru
No Klien Evaluasi
1 Tn D Aktif, Mampu menjelaskan penggunaan obat secara teratur, mampu
menjelaskan akibat bila putus obat, mampu menjelaskan cara
mendapatkan obat/berobat, menyebutkan penggunaan obat dengan
prinsip 5 benar. ada kontak mata, bahasa tubuh sesuai,duduk tegak
bicara sesuai dan mengikuti kegiatan sampai selesai.
2 Tn K Mampu mengikuti TAK dengan baik, aktif, dapat menjelaskan
penggunaan obat secara teratur, mampu menjelaskan akibat bila putus
obat, mampu menjelaskan cara mendapatkan obat/berobat,
menyebutkan penggunaan obat dengan prinsip 5 benar. Ada kontak
mata, menggunakan bahasa tubuh sesuai, duduk tegak bicara sesuaidan
mengikuti kegiatan sampai selesai.
3 Tn T Mampu mengikuti TAK dengan baik, mampu menjelaskan akibat bila
putus obat, mampu menjelaskan cara mendapatkan obat/berobat, kurang
bisa menyebutkan penggunaan obat dengan prinsip 5 benar. Ada kontak
mata, menggunakan bahasa tubuh sesuai, duduk tegak bicara sesuai,
mampu mengikuti kegiatan sampai selesai.
4 Tn Y Mampu mengikuti TAK dengan baik, aktif, dapat menjelaskan
penggunaan obat secara teratur, mampu menjelaskan akibat bila putus
obat, mampu menjelaskan cara mendapatkan obat/berobat,
menyebutkan penggunaan obat dengan prinsip 5 benar. Ada kontak
mata,menggunakan bahasa tubuh sesuai,duduk tegak bicara sesuaidan
mengikuti kegiatan sampai selesai.
5 Tn R Mampu mengikuti TAK dengan baik, aktif, dapat menjelaskan
penggunaan obat secara teratur, mampu menjelaskan akibat bila putus
obat, mampu menjelaskan cara mendapatkan obat/berobat,
menyebutkan penggunaan obat dengan prinsip 5 benar. Ada kontak
mata,menggunakan bahasa tubuh sesuai,duduk tegak bicara sesuaidan
mengikuti kegiatan sampai selesai
6 Tn J Mampu mengikuti TAK dengan baik aktif, dapat menjelaskan
penggunaan obat secara teratur, mampu menjelaskan akibat bila putus
obat, tidak mampu menjelaskan cara mendapatkan obat/berobat, tidak
dapat menyebutkan penggunaan obat dengan prinsip 5 benar. kontak
mata kurang ,menggunakan bahasa tubuh sesuai, cara duduk tidak tegak
bicara sesuai dan mengikuti kegiatan sampai selesai.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Klien yang mengalami halusinasi adalah kehilangan kontorl dirinya.
Dimana pasien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh
halusinasinya. Dalam situasi ini pasien dapat melakukan bunuh diri, membunuh
orang lain, bahkan merusak lingkungan, agar dapat menstimulus presepsi klien
menjadi adaptiv maka perawat dapat menggunakan terapi aktivitas kelompok
untuk menunjang kesembuhan pasien salah satunya dengan cara penggunaan
obat secara teratu dengan prinsip 5 benar.
B. Saran
Dengan adanya kegiatan terapi aktivitas kelompok ini, penulis berharap
agar praktek keperawatan jiwa menjadi lebih baik dan ini memudahkan perawaat
dalam menangani klien dengan terapi aktivitas kelompok ini serta dapat
memberikan hasil yang positif terhadap perubahan perilaku klien di keperawatan
jiwa khususnya.
Dengan ini penulis berharap terpi aktivitas kelompok ini dapat di
praktikan secara teratur dengan fasilitas yang lebih efektif dan kreatif di TAK
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Struat dan Sundeen. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC. 2004
Keliat, Budi Anna. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC. 2005
Nasir, A. .Muhitith, A. Dasar- dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar dan Teori . Jakarta:
Salemba Medika. 2011