Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

SENSOR
WIRE AND FOIL TYPE OF STRAIN GAUGE

Disusun Oleh :
Devara Ega Fausta (M0212025)

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam Mata Kuliah Pilihan
Sensor

Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oktober 2015
1. Material yang digunakan sebagai Strain Gauge

Strain gauge adalah sebuah elemen logam atau semikonduktor yang


resistansinya mengalami perubahan ketika dibawah suatu tekanan (Bentley, 2005).
Sebuah strain gauge terdiri dari tiga bagian inti, yakni: kawat, alas, dan perekat.
Karena semua material resistan terhadap deformasi, beberapa gaya harus
diaplikasikan untuk menyebabkan terjadinya deformasi. Kemudian, resistansi dapat
dihubungkan terhadap gaya yang diberikan. Hubungan tersebut secara umum
dinamakan sebagai efek peizoresistivitas dan dapat dinayatakan lewat faktor gauge
(Se) dari konduktor pada persamaan (1) sebagai berikut:


= . . . (1)

Kebanyakan material mempunyai nilai Se 2, kecuali platina yang


mempunyai nilai Se 6. Tabel 1 berikut menunjukkan beberapa contoh bahan yang
digunakan sebagai bahan dari strain gauge (Fraden, 2004)

Tabel 1. Karakteristik beberapa resitansi dari strain gauge

Material Se Resistansi ()
57% Cu 47% Ni 2,0 100
Campuran Platina 4,0 6,0 50
Silika -100 hingga 150 200

Hubungan dari perubahan hambatan dan tegangan dalam sebuah kawat yang
digunakan dalam dalam konstruksi strain gauge dapat dinyatakan dengan
persamaan (2) sebagai berikut:

1
=
L


= . . . (2)

Dimana K didefinisikan sebagai faktor gauge dari kertas timah atau kawat,
R merupakan perubahan resistansi karena adanya tegangan, R merupakan
resistansi awal, L merupakan perubahan panjang, L merupakan panjang awal dari
kertas timah atau kawat, dan L/L merupakan satuan tekan yang mana kawat atau
kertas timah menjadi subjeknya.

Tidak semua material atau bahan menunjukkan efek dari sensitivitas


tekanan, dan material berbeda mempunyai faktor gauge yang berbeda. Material
filamen yang biasa digunakan sebagai bahan untuk strain gauge adalah konstantan
(Ni 0,45; Cu 0,55), yang mempunyai faktor gauge mendekati +2,0; Isoelastik (Ni
0,36 ; Cu 0,08 ; Fe 0,52 ; dan Mo 0,005), yang mempunyai faktor gauge berkisar
+3,5, dan modfikasi karma (Ni 0,75; dan Cr 0,20) yang mempunyai faktor gauge
+2,1.

Kebanyakan strain gauge menggunakan bahan kertas timah, yang dapat


ditunjukkan pada gambar.1 sebagai berikut:

Gambar 1. Desain dari Strain Gauge (Wilson, 1976)

Walaupun kawat yang baik pada strain gauge digunakan untuk tujuan
tertentu seperti penggunaan pada suhu tinggi. Strain Gauge yang berbahan dari
kertas timah biasanya dibuat dengan proses penyetakan jaringan. Semenjak kertas
timah digunakan sebagai strain gauge dan sangat baik atau tipis untuk mempunyai
penerimaan untuk hambatan listrik tinggi ( biasanya diantara 60 hingga 350 ),
yang susah untuk ditangani.

Biasanya kawat timah yang digunakan mempunyai ukuran sekitar 0,1 mili
tebalnya. Beberapa penggunaan dibuat dari kawat filamen dalam strain gauge, tapi
jenis ini jarang digunakan kecuali dalam penggunaan khusus atau penggunaan pada
suhu tinggi. Dalam fungsinya untuk mempergunakan kertas timah, harus disediakan
sebuah medium pembawa atau material backing. Biasanya digunakan potongan
kertas, plastik, atau ekpoksi. Material backing mempunyai fungsi yang sangat
penting dalam penamabahan untuk menyediakan kemudahan dari penggunaan dan
penyederhaan aplikasinya. Kawat penghubung atau terminal penyambung biasa
digunakan pada strain gauge tipe kertas timah seperti yang telah ditunjukkan pada
gambar 1 diatas (Wilson, 1976)

Jumlah dari strain gauge yang diaplikasikan pada suhu tinggi menggunakan
platina golongan logam telah dikembangkan. Platina, gologan logam yang
digunakan dalam strain gauge mempunyai komposisi dalam persen berat: platina
(8,5~9,5) tungsten (Pt-(8,5~9,5)W) (1), platinum-8 nikel-2 tungsten (Pt-8Ni-2W),
platinum-8 nikel-2 kromium (Pt-8 Ni -2 Cr) (2), dan palladium -13 Krom (Pd-13
Cr) (3). Strain gauge yang tmengandung bahan bukan logam mulia adalah:
Tembaga- Nikel (Cu-Ni), Nikel=Krom (Ni-Cr), dan Besi-Krom-Alumunium (Fe-
Cr-Al) (Jinxing Guo, 1997).

2. Prinsip Kerja Strain Gauge

Prinsip dasar dari penggunaan hambatan listrik strain gauge merupakan fakta
bahwa hambatan dari perubahan kawat sebagai fungsi tegangan, meningkat dengan
tekanan dan menurun dengan adanya pemampatan. Perubahan dalam hambatannya
diuur dengan menggunakan rangkaian jembatan Wheatstone. Strain gauge terikat
pada spesimen dan kemudian pengukur (gauge) dikenanan pada tekanan yang sama
sebagaimana spesimen yang sedang dalam pengujian (U.A.Bakshi, 2008).

Perubahan hambatan yang terjadi pada strain gauge akan kecil, instrumentasi
yang presisi diperlukan untuk mendeteksi perubahan tersebut dengan akurasi yang
baik. Penggunaan jembatan Wheatstone merupakan konfigurasi yang umum
digunakan untuk pengukuran strain gauge. Biasanya pada setiap lengan dari
jembatan mengandung elemen pendeteksi tegangan yang sensitif. Jembatan akan
seimbang ketika R1 R3 = R2 R4 , setelah kondisi seimbang perubahan pada tegangan
outputnya dinyatakan dengan persamaan (3) sebagai berikut:
V
V = . . . (3)
4 (R1 +R3 R2 R4 )

Dari persamaan (3) diatas dapat dilihat bahwa dua elemen dari lengan yang
berdekatan dari jembatan ( R1, R2 dan R3, R4), efek suhu akan diminimalkan karena
pengaruhnya pada keluaran subtraktif. Rangkaian jembatan Wheatstone dapat
mendeteksi tegangan statis maupun dinamis dan cocok untuk ganti rugi pada
suhunya. Rangkaian jembatan Wheatstone tersebut dapat dilihat pada gambar 2.
sebagai berikut (Liptak, 2003)

Gambar 2. Rangkaian Jembatan Wheatstone (Liptak, 2003)

3. Aplikasi Strain Gauge

Secara umum, aplikasi dari strain gauge digunakan untuk mendeteksi adanya
perubahan tekanan pada suatu materi uji. Strain gauge sering digunakan dalam
penelitian teknik mesin dan pengembangan untuk mengukur tekananan yang
dilakukan oleh mesin. Pengujian komponen pada pesawat merupakan salah satu
area penggunaannya, berbagai komponen penting dari rangka pesawat
menggunakan strain gauge untuk menguji ketahanannya terhadap tekanan
(Carpenter, 2008).

Aplikasi lain dari strain gauge juga dapat ditemukan dalam bidang biomedis.
Beberapa contoh aplikasinya antara lain: dapat digunakan sebagai untuk mengukur
kontraksi otot kardia secara kontinyu, dapat digunakan untuk mengukur tekanan
darah untuk mengetahui abnormalitas dari kardiovaskular, untuk mengukur laju
pernapasan, dan juga secara luas dikembangkan untuk mendeteksi tekanan yang
cocok dalam melakukan pemasangan anggota tubuh buatan (C. Raja Rao, 2000)

DAFTAR PUSTAKA

Bentley, J. P. (2005). Principles of Measurement Systems Fourth Edition.


Malaysia: Prentice Hall.
C. Raja Rao, S. K. (2000). Principles of Medical Electronics and Biomedical
Instrumentation. India: Universities Press.
Carpenter, R. D. (2008). Fundamentals of Instrumentation Course. United State:
Integrity Institute of Technology.
Fraden, J. (2004). Handbook of Modern Sensors Physics Design and Application
Third Edition. New York: Springer.
Jinxing Guo, L. T. (1997). Platinum Alloy Strain Gauge Materials Noble Metals
Alloys for Static Strain Measurement at 900 C. Platinum Metals Rev, 24-
32.
Liptak, B. G. (2003). Instrument Engineers' Handbook, Fourth Edition, Volume
One: Process Measurement and Analysis. United States: CRC Press.
U.A.Bakshi, A. a. (2008). Electronic Measurements & Instrumentation. India:
Technical Publication Pune.
Wilson, E. J. (1976). Transducer and Turbine Applications of Strain Gages.
Colorado: Society for Experimental Stress Analysis.

Anda mungkin juga menyukai