METEDOLOGI PENELITIAN
hubungan atau kaitan antara konsep satu dengan konsep lainnya, atau antara
variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dari masalah yang ingin
Batam.
2. Hipotesis Nol (Ho)
Batam.
tentang ide ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau
3.4.1. Populasi
(Sudjana, 1996). Populasi dalam penelitian ini adalah semua murid murid
Alam kota Batam pada saat penetlitian berlangsung yang masuk kategori pra
obes, obes I, dan obes II. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 58 siswa
kelas V dan VI dengan rincian laki-laki sebanyak 27 siswa dan perempuan
sebanyak 31 siswa.
3.4.2. Sampel
Sampel adalah suatu bagian yang dipilih dengan cara tertentu untuk
murid kelas V dan VI yang masuk kategori pra obes, obes I, dan obes II di SD
Muhammadiyah Plus Kurnia Djaya Alam kota Batam dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Ekslusi
Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Cara ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Obesitas
merupakan
23,0 24,9 (Pra
kelainan kompleks
Timbangan Obes)
pengaturan nafsu
injak manual
makan dan
Obesitas Meteran IMT Interval 25,0 29.9 (Obes
metabolisme energi
Microtoise I)
yang dikendalikan
Staturmeter
oleh beberapa
>30.0 (Obes II)
faktor biologi
spesifik.
Anak sekolah dasar
adalah anak yang
berusia 10 12
Observasi
tahun, Dengan
Murid laki- data 1. Laki-laki
jenis kelamin laki-
laki dan Cheklist sekunder Nominal 2. Perempua
laki dan
perempuan (data siswa n
Perempuan yang
sekolah)
berada dalam
lingkungan
sekolah.
Timbangan Manual
Pada penelitian ini penggunaan timbangan 2 in 1 baik digunakan,
namun karena berat, besar, dan tidak praktisnya alat tersebut akhirnya
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung kelokasi penelitian dengan mencari
data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
2. Data Sekunder
diantaranya:
1. Editing
2. Coding (pengkodean)
dalam bentuk code (angka atau huruf) dimasukan kedalam program atau
4. Cleanning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dilakukan pengoreksian.
1. Analisin Univariat
tentang distribusi rata rata (mean) obesitas sebagai variabel terikat dan
2. Analisis Bivariat
kategorik dan numerik. Jika data tidak berdistribusi normal, maka uji
HASIL PENELITIAN
Djaya Kota Batam dengan jumlah responden sebanyak 58 siswa, maka didapatkan
4.1.1 Umur
Tabel 1.
Distribusi Responden Berdasarkan Umur di SD Muhammadiyah Plus
Kurnia Djaya Kota Batam
No Umur n %
1. 10 tahun 25 43,10
2. 11 tahun 26 44,83
3. 12 tahun 7 12,07
Jumlah 58 100
(12,07%).
Tabel 2.
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SD
Muhammadiyah Plus Kurnia Djaya Kota Batam
No Jenis Kelamin n %
1. Perempuan 31 53,45
2. Laki-laki 27 46,55
Jumlah 58 100
(46,55%).
Tabel 3.
Distribusi Responden Kejadian Obesitas pada Murid Perempuan di SD
Muhammadiyah Plus Kurnia Djaya Kota Batam
No Kejadian obesitas N %
1. Pra obesitas 3 9,7
2. Obesitas I 28 90,3
3. Obesitas II 0 0
Jumlah 31 100
Tabel 4.
Distribusi Responden Kejadian Obesitas pada Murid Laki-laki di SD
Muhammadiyah Plus Kurnia Djaya Kota Batam
No Kejadian obesitas n %
1. Pra obesitas 15 55,6
2. Obesitas I 12 44,4
3. Obesitas II 0 0
Jumlah 27 100
Tabel 5.
Seberan Data IMT Responden di SD Muhammadiyah Plus Kurnia Djaya
Kota Batam
Tabel 6.
Perbedaan Angka Kejadian Obesitas Murid Perempuan di SD
Muhammadiyah Plus Kota Batam tahun 2016
N n
Jenis kelamin Mean P value
o
1. Laki-laki 27 24,9
0,001
2. Perempuan 31 26,5
dan perempuan uji t independen tidak bisa digunakan karena data tidak
berdistribusi normal, maka uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
sebesar 0,001 < 0.05 (), ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan
kejadian obesitas antara murid laki-laki dengan murid perempuan di SD
BAB V
PEMBAHASAN
Plus Kota Batam tahun 2016 yang terbanyak adalah murid perempuan
(90,3%) dan pra obesitas sebanyak 3 orang (9,7%). Kejadian obesitas pada
murid laki-laki sebanyak 27 orang dengan jenis obesitas yaitu pra obsitas
dari nilai mean yang nilai IMT tertinggi adalah perempuan yaitu 26,54
sedangkan nilai IMT laki-laki 24,93. Berdasarkan nilai mean ini sudah
terlihat ada perbedaan angka kejadian obesitas pada murid kelas V dan VI di
seseorang bertambah berat badannya maka ukuran sel lemak akan bertambah
mengganggu kesehatan.
Kejadian obesitas pada anak salah satunya karena pola makan. Pola
makan anak-anak yang perlu dicermati adalah tentang frekuensi makanan dan
makan setiap harinya 3 kali makanan utama atau 2 kali makanan utama
dengan 1 kali makanan selingan dan dinilai kurang bila frekuensi setiap
harinya 2 kali makan utama atau kurang. Jenis makanan yang dikonsumsi
tahun 2007 menujukan bahwa prevalensi obesitas pada anak usia sekolah (10-
12 tahun) untuk laki-laki sebesar 9,5% dan perempuan sebesar 6,4%. DKI
Jakarta sendiri memiliki prevalensi obesitas yaitu sebesar 12% untuk laki-laki
perempuan dibanding anak laki-laki salah satunya karena aktifitas fisik yang
dilakukan anak laki-laki lebih banyak dan berat dari anak perempuan pada
umumnya.
< 0.05 (), ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan kejadian obesitas
energi dalam jangka waktu tertentu dimana energi yang masuk lebih besar
bahwa kejadian obesitas pada anak perempuan lebih tinggi dari anak laki-laki.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang peneliti lakukan dimana terdapat
dimana kejadian obesitas pada anak perempuan lebih tinggi dari pada anak
laki-laki.
Menurut peneliti adanya perbedaan angka kejadian obesitas pada
murid perempuan dan laki-laki karena aktifitas fisik anak-laki lebih berat dari
anak perempuan dan jam bermain anak laki-laki lebih banyak dari anak
perempuan pada umumnya, anak perempuan juga lebih suka makan cemilan
dari anak laki-laki atau makanan fast food yang menjadi salah satu penyebab
BAB VI
A. Kesimpulan
(44,4%).
B. Saran
1. Bagi Responden
Diharapkan pada orang tua jangan beranggapan bahwa tubuh
anak yang gemuk itu sehat, tapi anak yang sehat dalam pertumbuhannya
IMT dan bagaimana pola makan anak yang baik bagi kesehatannya dan
SD.
ini, dapat meneliti tentang variabel pola makan dan lainnya yang