PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini sebagai berikut,
Untuk mengetahui apa itu ventilasi tambang
Untuk mengetahui pentingnya ventilasi tambang
Untuk mengetahui bagaimana ventilasi tambang itu
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Apa Itu Ventilasi Tambang?
Ventilasi merupakan suatu usaha pengendalian terhadap pergerakan atau aliran udara
tambang, termasuk didalamnya adalah jumlah, mutu dan arah alirannya. Secara teknis,
ventilasi tambang harus merupakan pengaturan total baik dari segi ketersediaan udaranya
maupun bukaan saluran udara dan peralatan pengaliran yang dibutuhkan.Pembagian udara
segar kedalam tambang bawah tanah dimaksudkan untuk menciptakan ruang kerja yang aman
dan nyaman.
Keterangan :
Q = kuantitas aliran udara (cfm)
V = kecepatan aliran udara (fpm)
A = luas penampang jalan udara (ft2)
3
1) Perkiraan Kebutuhan Minimum Udara Segar
Yang dimaksud udara segar adalah udara yang belum digunakan untuk suatu
aktifitas dan bebas dari gas-gas pengotor serta debu. Udara segar tersebut
diperlukan manusia, lingkungan dan proses dalam tambang agar tercipta kondisi
kerja yang aman dan nyaman sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja.
Perkiraan kebutuhan minimum udara segar didasarkan atas beberapa faktor, yaitu :
a. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan
Jumlah tenaga kerja tergantung dari sistem kerja yang digunakan yaitu sistem
gilir kerja per hari. Untuk keperluan bernafas, manusia memerlukan udara segar
70 cfm, sedangkan tempat kerja yang ada asap dan debu nya sesuai standar
OSHA (Occupational Safety and Health Administration) manusia memerlukan
udara segar 200 cfm per orang.
b. Banyaknya peralatan yang digunakan
Perhitungan kebutuhan minimum udara segar untuk mengencerkan gas dan
debu yang ditimbulkan dari peralatan yang digunakan dalam penambangan.
c. Banyaknya gas dan asap dari hasil peledakan
Perhitungan kebutuhan minimum udara segar untuk mengatasi gas-gas
berbahaya dan asap yang dihasilkan dari peledakan.
d. Penggerak peralatan
Perhitungan kebutuhan minimum udara segar dari proses pembakaran mesin
pada alat-alat produksi penambangan, untuk proses pembakaran mesin
memerlukan energi listrik sebesar 3.412 BTU/jam untuk setiap kW.
e. Kehilangan udara dari sistem ventilasi
Menurut MSHA (mine safety and health administration), kehilangan udara dari
sistem ventilasi yang diijinkan adalah antara 10% - 25%.
f. Volume ruangan dan banyaknya debu yang berhamburan pada
saat aktifitas penambangan berlangsung.
4
3) Pintu penyekat (airlock door)
Secara fisik, bentuk antara ventilation door dengan airlock adalah sama karena
berupa pintu ventilasi. Namun untuk kepentingan kegunaannya, airlocking dipasang
rangkap beberapa pintu ventilasi sekaligus mempertimbangkan mekanisme buka
tutupnya apabila bukaan tersebut masih digunakan sebagai jalan baik untuk pekerja
maupun peralatan.
4) Regulator
Berfungsi untuk membatasi kuantitas aliran udara yang mengalir pada suatu bukaan
dengan cara menambah nilai hambatan (resistensi) pada suatu titik pada bukaan
tersebut.
5) Tirai udara (brattice curtain)
Dipergunakan untuk menutup aliran udara pada bukaan secara sementara
(temporary). Terbuat dari bahan yang tahan api dan mudah/relatif ringan untuk
dipasang dan dipindahkan.
9 Pingsan
7 Terancam mati
6 Mati
5
2) Karbon dioksida (CO2)
Karbon dioksida adalah gas hasil oksidasi dan pembakaran zat organis, dapat juga
merupakan hasil proses pernafasan mahluk hidup. Gas ini mempunyai karakteristik
lebih berat dibandingkan udara sehingga seringkali ditemukan berada dekat lantai
bukaan dan area-area yang tidak mengalami sirkulasi udara. Aktifitas lain yang
menghasilkan gas karbon dioksida adalah gas dari kebakaran, peledakan dan
sebagian dari hasil pembakaran pada peralatan. Batas kandungan maksimum dalam
udara yang diizinkan adalah 0,5 %.
Tabel 2.2
Pengaruh kandungan gas CO2 terhadap pernafasan
% COHb Efek
20 30 Pusing
6
40 60 Pingsan
70 80 Mati
4) Methane (CH4)
Methane merupakan gas yang selalu dijumpai dalam tambang batubara dan sering
merupakan sumber dari suatu peledakan tambang, campuran gas methane dengan
udara disebut dengan firedamp. Gas ini mempunyai berat jenis yang lebih kecil
daripada udara, maka selalu berada pada bagian atas dari jalan udara.
Methane merupakan gas yang tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa. Pada saat proses pembatubaraan, gas methane terbentuk bersama-
sama dengan gas karbon dioksida. Gas ini akan tetap berada dalam lapisan batubara
selama tidak ada perubahan tekanan padanya. Batas kandungan maksimum yang
diperbolehkan adalah 0,25 %.
b. Debu tambang
Debu secara klasifikasi fisis termasuk dalam ketegori aerosol yaitu hamburan
partikel padat dan atau cair didalam medium gas/udara, dimana didalam tambang
bawah tanah, debu ini dihasilkan oleh aktifitas penambangan seperti pemboran,
peledakan, pemuatan, pengangkutan dan penumpahan bijih.
1) Klasifikasi Debu
Klasifikasi debu pada dasarnya dapat dibedakan menurut tingkat bahayanya terhadap
fisik dan kemampuan ledakannya. Berikut ini klasifikasi debu berdasarkan tingkat
bahayanya, yaitu :
Debu fibrogenik
Merupakan debu yang berbahaya terhadap pernafasan, seperti silika (kuarsa dan
chert), silikat (asbestos, talk, mika dan silimanit), meal fumes (asap logam),
bijih timah, bijih besi, karborondum dan batubara (anthrasit, bitumineous).
Debu karsiogenik
Contohnya kelompok radon, asbestos dan arsenik.
Debu beracun
Merupakan debu yang mengandung racun yang berbahaya terhadap organ dan
jaringan tubuh, seperti bijih berilium, arsenik, timah hitam, uranium, radium,
thorium, khromium, vanadium, air raksa, kadmium, antimoni, selenium,
mangan, tungsten, nikel dan perak (khususnya oksida dan karbonat).
Debu radioaktif
7
Merupakan debu yang berbahaya karena radiasi sinar alpha dan sinar beta,
seperti bijih uranium, radium dan thorium.
Debu yang dapat meledak (terbakar di udara)
Contohnya debu logam (magnesium, alumunium, seng, timah dan besi),
batubara (bituminous dan lignit), bijih sulfida dan debu organic.
Debu pengganggu
Contohnya gypsum, gamping dan kaoilin.
Konsentrasi
yaitu banyaknya partikel debu yang dinyatakan dengan dua cara, yaitu :
- Atas dasar jumlah, satuannya adalah mppcf (million of particles per cuft)
atau ppcc (particles per cubic centimeter).
- Atas dasar berat, satuannya adalah mg/m3
- Faktor konsentrasi merupakan faktor terpenting kedua setelah komposisi.
Secara umum debu dapat membahayakan paru-paru jika konsentrasi lebih
besar dari 0,5 mg/m3.
Ukuran partikel-partikel debu yang berukuran lebih kecil dari 5 mikron
berbahaya, karena luas permukaannya besar dengan demikian aktifitas kimianya
pun besar. Selain itu debu halus tergolong debu yang dapat dihirup karena
tersuspensi di udara.
Waktu kontak
yaitu lamanya waktu yang dibutuhkan seseorang berhubungan dengan
lingkungan yang mengandung debu.
Daya tahan tubuh perorangan
Faktor ketahanan individu terhadap bahaya debu sampai saat ini merupakan
faktor yang belum dapat dikuantifikasi.
8
- Dry bulb temperatur (td)
- Wet bulb temperatur (tw)
- Temperatur efektif (te)
Temperatur efektif merupakan suatu standar suhu untuk mengetahui kenyamanan
lingkungan kerja tambang. Penentuannya dapat dilakukan secara grafis dengan
menggunakan variabel temperatur cembung kering (td), temperatur cembung basah
(tw) dan kecepatan aliran udara. Temperatur efektif akan mempengaruhi efesiensi
kerja, hal ini dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1
Diagram efesiensi kerja
2) Kelembaban Relatif ( )
Kelembaban relatif merupakan perbandingan antara tekanan uap dari udara pada
suatu keadaan tidak jenuh dengan tekanan uap udara pada keadaan jenuh, pada
keadaan temperatur yang sama. Kelembaban relatif dapat dihitung dengan
menggunakan pendekatan rumus :
( Pb Ps' ) ( td tw )
Pv Ps ' in Hg
2800 1,3 tw
Pv
x100 %
Ps
Keterangan :
9
= Rh = kelembaban relatif (%)
T = temperatur (oF)
pv
W 0,622 lb / lb.da
pb pv
T = (460 + o C) o R
53,3 (Td )
v ft 3 / lb
Pa
1
w (W 1) lb / ft 3
v
K P ( L Le)
R in. min 2 / ft 6
5,2 A3
10
keterangan :
A = luas penampang jalan udara (ft2)
P = keliling (ft)
L V2
Hl f
D 2g
keterangan :
L = panjang saluran (ft)
D = diameter saluran (ft)
V = kecepatan udara (fpm)
F = koefesien gesekan
A
. D2 D
Rh 4
P .D 4
L V2
Hl f
4 Rh 2 g
11
dari uraian rumus Atkinson :
f L 0,075 K L 2
Hf 2
V
5,2 4 Rh 2 g (60) 5,2 Rh
K PLV2 K S V2
Hf
5,2 A 5,2 A
karena Q = V x A
2
K PL Q
Hf in.water
5,2 A3
dimana :
Hx = x Hv
dimana :
Hx = shock loss (in.water)
x = faktorshock loss
12
Hv = velocity head (in.water)
Hx =Hf
K LV2
x Hv
5,2 Rh
w V2 K L V2
x
(1098) 2 5,2 Rh
5,2 Rh x 3240 Rh x
Le 2
K (1098) 1010 K
dimana :
Dari perhitungan julang kejut (shock loss) dan julang gesek (friction loss) dapat
dihitung nilai dari kehilangan julang (head loss), yaitu :
Hl = Hf + Hx
K P (L Le) Q2
5,2 A 3
Hl =
13
Julang tambang adalah energi yang dibutuhkan untuk mengatasi seluruh kehilangan
julang (head loss) agar terjadi aliran yang diinginkan dalam suatu sistem ventilasi.
Julang tambang terdiri dari :
1) Julang statik (Hs)
Julang statik menyatakan energi yang dibutuhkan oleh system
ventilasi untuk mengatasi seluruh kehilangan julang yang ada
pada suatu aliran.
Hs = Hl = (Hf + Hx)
V2
2g
Hv =
dimana :
wV2
Hv
(5,2) (64,4) (60) 2
2
V
Hv w
1098
in.water
2
V
Hv
4009
in.water
14
Ht = Hv + Hs
Keterangan :
Q1 + Q4 = Q2 + Q3
HL = 0
15
b. Hubungan paralel
Hubungan paralel didefinisikan sebagai rangkaian bukaan saluran udara yang jumlah
kuantitas udaranya merupakan penjumlahan dari masing-masing bukaan. Kuantitas
dan hambatannya adalah :
Q total = Q1 + Q2 + Q3 + Qn
Req / Rn H L (1 / Req )
Dimana Qn = Q dengan Q =
HL = Req x Q2
2
1
1 / R 1 / R ...... 1 / R
1 2 n
Junction yaitu pertemuan antara tiga bukaan atau lebih jalur udara.
Branch yittu jalur bukaan antara dua junction.
Mesh yaitu sirkuit aliran tertutup.
16
Good,New Average,Used Good,New Average,Used
a. Unsupported flexible duct (flat play), jenis ini mempunyai tahanan (resistance),dan
kebocoran (leakage) yang kecil, fleksibel tetapi tidak dapat digunakan untuk pipa isap
karena pipa mudah menciut.
b. Semi rigid fabric duct (flexaduct), jenis ini mempunyai tahanan dan kebocoran
yang besar, fleksibel, mudah dalam penyambungan dan dapat digunakan untuk pipa
isap (exhaust).
c. Steel duct, jenis ini mempunyai tahanan dan kebocoran yang kecil, tidak fleksibel
dan sulit dalam penyambungan dan pengangkutannya, dapat digunakan untuk pipa
isap maupun hembus.
Pada ventilasi bantu dengan menggunakan kipas angin dan pipa udara ini, dikenal
beberapa sistem yang biasa diterapkan pada pembuatan lubang maju antara lain :
a. Sistem hembus sederhana (simple forcing)
Pada sistem ini udara bersih dihembuskan ke permuka kerja dengan kecepatan yang
cukup tinggi dan udara kotor dari permuka kerja akan mengalir melalui lubang.
Sistem ini menguntungkan karena aliran udara dapat mengencerkan gas dan debu
dengan baik. Kerugiannya udara kotor yang mengandung gas dan debu dari permuka
kerja akan melalui mesin-mesin tambang, operator dan para pekerja lainnya. Agar
pengenceran gas dan debu dapat efektif, jarak ujung pipa ke permuka kerja
dipertahankan maksimum 25 ft ( 7,62 m ).
air
17
fan 7,62 m
Gambar 2.2
Sistem hembus sederhana
air
through
air
Gambar 2.3
Sistem isap sederhana
18
udara dihembuskan ke permuka kerja dengan cara diisap oleh kipas angin. Pada
sistem forcing overlap udara diisap dari permuka kerja kemudian dihembuskan
keluar.
overlap distance
10 m < 15 m
Gambar 2.4
Kombinasi sistem isap dan hembus sederhana
19
Kemampuan akan kipas angin bantu untuk dapat memenuhi kebutuhan udara yang
diperlukan dapat dihitung dengan persamaan :
( Hs Hv ) Q
Pa HP
6346
Keterangan :
20
a. Sistem ventilasi alamiah
Sistem ini terbentuk secara alami seiring dengan terbentuknya bukaan /
penggalian tunnel pada tambang bawah tanah. Dengan adanya lubang bukaan, secara
otomatis udara akan mengalir melalui lubang bukaan tersebut.
b. Sistem Ventilasi Buatan (artificial)
Sistem ventilasi ini dibangkitkan dengan bantuan listrik. Sebagai
alat supply udaranya digunakan fan. Fanpada sistem ini bertugas sebagai pengatur
sirkulasi udara sehingga setiap front kerja pada tambang tersebut akan tersuplai udara
cukup. Untuk itu, sistem ventilasi yang umum digunakan pada tambang bawah tanah
adalah artificial ventilation system. Artificial ventilation system ini adalah sistem
ventilasi buatan dengan memberikan intake udara bersih yang dihasilkan dari fan
blower dan mengeluarkan udara kotor melalui sistem exhaust fan. Sistem jaringan
buatan inilah yang dipergunakan di dalam tambang bawah tanah untuk membuat
sirkulasi udara lancar. Sistem ventilasi sangat tergantung dari ketersediaan dan
karakteristik fan blower dan exhaust.
21
mencegah agar udara yang disuplai langsung dihisap oleh exhaust fan sehingga udara
akan memiliki waktu untuk bersirkulasi pada front penambangan.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang Ventilasi Tambang, maka diambil kesimpulan :
1. Ventilasi Tambang merupakan penyaliran udara segar ke dalam tambang bawah tanah
untuk keperluan manusia dan alat.
2. Udara memiliki gradiensi suhu sehingga dengan sendirinya udara panas akan naik
terpisah dan keluar dari tambang bawah tanah (nature ventilation).
3. Udara yang cukup dapat diselidiki dengan kebutuhan pernafasan dan perbandingan
pernafasan.
4. Perencanaan kemajuan ventilasi melibatkan dua faktor utama : Total tingkat volume
aliran udara yang dibutuhkan pada tambang, dan tekanan yang dibutuhkan pada kipas.
5. Hukum hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan ventilasi
tambang.
3.2 Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang sangat
bermafaat dan dapat membantu makalah untuk masa yang akan datang, yaitu :
1. Untuk mengoptimalkan makalah alangkah baiknya penulis dapat mengunjungi/
survey lapangan dan melihat langsung ventilasi tambang yang berada pada tambang
bawah tanah sehingga ventilasi tambang dapat dijabarkan secara rinci.
2. Sumber literatur perlu diperbanyak guna menambah wawasan yang luas bagi penulis
sehingga makalah dapat dijadikan referensi bagi banyak pihak.
23
DAFTAR PUSTAKA
24