Anda di halaman 1dari 32

ASFIKSIA NEONATORUM

Pengertian
Asfiksia atau mati lemas adalah suatu keadaan berupa berkurangnya kadar
oksigen (O2) dan berlebihnya kadar karbon dioksida (CO 2) secara bersamaan
dalam darah dan jaringan tubuh akibat gangguan pertukaran antara oksigen
(udara) dalam alveoli paru-paru dengan karbon dioksida dalam darah kapiler
paru-paru. Kekurangan oksigen disebut hipoksia dan kelebihan karbon dioksida
disebut hiperkapnia.
Manifestasi Klinis
Appnoe primer : Pernafasan cepat, denyut nadi menurun dan tonus
neuromuscular menurun
Appnoe sekunder : Apabila asfiksia berlanjut , bagi menunjukan
pernafasan megapmegap yang dalam, denyut jantung terus menerus, bayi terlihat
lemah (pasif), pernafasan makin lama makin lemah
TANDA-TANDA STADIUM I STADIUM II STADIUM III
Tingkat kesadaran Sangat waspada Lesu (letargia) Pinsan (stupor),
koma
Tonus otot Normal Hipotonik Flasid
Postur Normal Fleksi Disorientasi
Refleks tendo / Hyperaktif Hyperaktif Tidak ada
klenus
Mioklonus Ada Ada Tidak ada
Refleks morrow Kuat Lemah Tidak ada
Pupil Midriasis Miosis Tidak sama,
refleks cahaya
jelek
Kejang-kejang Tidak ada Lazim Deserebrasi
EEG Normal 1aktifitas Voltase Supresi ledakan
rendah kejang- sampai isoelektrik
kejang
Lamanya 24 jam jika ada 24 jam sampai 14 Beberapa hari
kemajuan hari sampai beberapa
minggu
Hasil akhir Baik Bervariasi Kematian, defisit
berat

E. APGAR Score
Penilaian menurut score APGAR merupakan tes sederhana untuk
memutuskan apakah seorang bayi yang baru lahir membutuhkan pertolongan. Tes
ini dapat dilakukan dengan mengamati bayi segera setelah lahir (dalam menit
pertama), dan setelah 5 menit. Lakukan hal ini dengan cepat, karena jika nilainya
rendah, berarti tersebut membutuhkan tindakan.
Observasi dan periksa :
A = Appearance (penampakan) perhatikan warna tubuh bayi.
P = Pulse (denyut). Dengarkan denyut jantung bayi dengan stetoskop atau
palpasi denyut jantung dengan jari.
G = Grimace (seringai). Gosok berulang-ulang dasar tumit ke dua tumit kaki
bayi dengan jari. Perhaitkan reaksi pada mukanya. Atau perhatikan reaksinya
ketika lender pada mukanya. Atau perhatikan reaksinya ketika lender dari mulut
dan tenggorokannya dihisap.
A = Activity. Perhatikan cara bayi yang baru lahir menggerakkan kaki dan
tangannya atau tarik salah satu tangan/kakinya. Perhatikan bagaimana kedua
tangan dan kakinya bergerak sebagai reaksi terhadap rangsangan tersebut.
R = Repiration (pernapasan). Perhatikan dada dan abdomen bayi. Perhatikan
pernapasannya.

TANDA 0 1 2 JUMLAH
NILAI
Frekwensi Tidak ada Kurang dari Lebih dari
jantung 100 x/menit 100 x/menit
Usaha bernafas Tidak ada Lambat, tidak Menangis
teratur kuat
Tonus otot Lumpuh / Ekstremitas Gerakan aktif
lemas fleksi sedikit
Refleks Tidak ada Gerakan sedikit Menangis
respon batuk
Warna Biru / pucat Tubuh: Tubuh dan
kemerahan, ekstremitas
ekstremitas: kemerahan
biru
Apgar Skor : 7-10; bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa
Apgar Skor 4-6; (Asfiksia Neonatorum sedang); pada pemeriksaan fisik akan terlihat
frekwensi jantung lebih dari 100 X / menit, tonus otot kurang baik atau baik,
sianosis, reflek iritabilitas tidak ada
Apgar Skor 0-3 (Asfiksia Neonatorum berat); pada pemeriksaan fisik ditemukan
frekwensi jantung kurang dari 100 X / menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan
kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada.

TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian : 7 Februari 2013

Nama pengkaji : Windra, Umiati, Heni, Rian

Ruang : Peristi

Waktu pengkajian : Jam 07.30 WIB


A. IDENTITAS

1. Identitas Klien

Nama : By Ny. Partiyah

Tanggal lahir : 6 Februari 2013, jam 23.45 WIB

Umur : 0 hari 7 3/4 jam

Jenis kelamin :Laki-laki

BB : 2750 gram

PB/TB : 48 cm

Alamat : Kalirancang 3/2 Alian

Agama : Islam

Pendidikan :--

Suku bangsa : Jawa

Tanggal masuk : 6 Februari 2013

No. RM : 851755

Diagnosa Medik : Asfiksia berat

2. Identitas penanggung jawab :

Nama :Ny. T

Umur : 60 thn

Jenis kelamin : Perempuan


Alamat :Kalirancang RT/RW 3/2 Alian

Agama :Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Hubungan dengan klien : Nenek bayi

B. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Keluhan utama

Bayi lahir post SC dengan sesak nafas

2. Riwayat penyakit sekarang

Bayi baru lahir post SC dengan indikasigagal vakum 1x, bayi di vakum 1x15 menit
kemudian gagal. 1 jam sebelum lahir direncanakan SC, bayi lahir secara SC, jenis
kelamin laki-laki, bayi tidak langsung nangis,nafas tidak spontan, BB 2750 gram, PB:
48cm, Apgar skor : 3-4-5, tonus otot lemah, bayi pucat, air ketuban hijau. Hasil TTV :
Nadi : 105 x/m, RR : 46 x/m, S : 35 0C. Pada jam 23.46 bayi dapat bernafas spontan, jam
00.00 bayi dibawa ke peristi, jam 00.05 di cek TTV( Nadi : 140x/m, RR : 80x/m), bayi
mengalami sianosis, tonus otot sangat lemah, bayi agak pucat.

Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 7 februari 2013 jam 07.30 WIB keadaan bayi
masih lemah, tonus otot lemah, agak sianosis, bayi menangis. Hasil TTV( N : 148x/m, S :
35,50C, RR : 55x/m).

3. Riwayat penyakit dahulu

Tidak terkaji
4. Riwayat penyakit keluarga

Di dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menurun dan menular
seperti HIV, hepatitis, TBC, DM, HT.

5. Riwayat kehamilan

G1 P0 A0, umur kehamilan 38 minggu lebih 4 hari, ANC: 9x, presentasi kepala

6. Riwayat persalinan

Bayi baru lahir post SC a/i gagal vakum 1x, bayi di vakum 1x15 menit kemudian gagal.
1 jam sebelum lahir direncanakan SC,bayi lahir secara SC, bayi tidak langsung
nangis,nafas tidak spontan, air ketuban hijau, APGAR Score: 1-2-3.

APGAR Score 1 menit 5 menit 10 menit


1. Appearance/ warna kulit 0 0 1
2. Pulse/ nadi 1 1 1
3. Grimace 0 0 0
4. Respiratory 0 1 1
5. Activity/ tonus otot 0 0 0
TOTAL 1 2 3

7. Riwayat imunisasi

Belum mendapat imunisasi Hbo dan lainnya

8. Genogram

Tidak terkaji

9. Kebutuhan cairan

Bayi usia 0 hari, rumus: 100ml/BB(kg) /hari atau 120-140ml/kg BB/hari

Jadi kebutuhannya 100ml/2,75kg/hari=275ml/hari atau 120/2,75kg/hari=330ml/hari.


140ml/2,75kg/hari=385ml/hari,jadi kebutuhannya 330-385ml/hari.

10. Kebutuhan kalori

Bayi usia 0 hari, rumus: 80-90kkal/kgBB/hari

= 80x2.75kg =220kkal/hari

= 90x2,75kg =247,5kkal/hari

Jadi kebutuhan kalorinya 220-247,5kkal/hari

C. PENGKAJIAN FUNGSIONAL (GORDON)

1. Pola persepsi Manajemen Kesehatan

Jika ada keluarga yang sakit maka langsung di bawa ke mantri/ bidan terdekat.

2. Pola Nutrisi/Metabolik

Diit ditunda

3. Pola Eliminasi

bayi sudah BAK 3x bau khas, warna kuning jernih dan BAB 1x mekonium warna hijau
kehitaman

4. Pola Aktivitas dan Latihan

bayi belum bergerak aktif disebabkan tonus otot masih lemah , gerakannya masih lemah

5. Pola Tidur/Istirahat

bayi tidur selama 5jam dan terbangun menangis jika BAB/BAK atau sebab lain
yang mengganggu kenyamanan bayi

6. Pola Persepsi Kognitif


tidak terkaji

7. Pola Konsep Diri

tidak terkaji

8. Pola Peran dan Hubungan

Bayi adalah anak pertama yang kelahirannya sangat diharapkan oleh kedua orang tuanya
dan keluarga lain, hubungan dengan ibunya kurang karena harus terpisah dengan ibunya
sementara waktu untuk menjalani perawatan di ruang peristi.

9. Pola Seksualitas/Reproduksi

Alat reproduksi lengkap yaitu antara testis dan penis ada dan sudah terbentuk alat
kelamin yang sempurna, tidak ada kelainan pada lubang saluran urinnya, dapat BAK
tanpa kesulitan dan kesakitan.

10. Pola Koping dan Toleransi Stress

bayi selalu menangis jika merasa tidak nyaman

11. Pola Nilai dan Kepercayaan

Setelah bayi lahir di adzani, bayi beragama islam sama dengan orang tuanya.

D. PEMERIKSAAN FISIK

1. TTV : S: 35,50C, N: 148x/menit, RR: 55x/menit

2. Keadaan umum : lemah

3. Antropometri : BB: 2750 gram, PB: 48cm, LILA: 11cm, LK: 32cm,LD:31cm

4. Kepala :Mesocepal, tampak bekas luka di kaput ektrasi, ubun-ubun/fontanel


anterior dan pesterior belum menutup
5. Mata :simetris, sklera tak ikterik, konjungtiva tak anemis, tidak ada kotoran
yang melekat di mata

6. Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada kelainan bentuk telinga

7. Mulut : mukosa bibir agak kering,tidak ada labio palatoschizis, agak sianosis

8. Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret

9. Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada peningkatan vena
jugulasis

10. Dada

Jantung

a. Inspeksi : tampak retraksi dinding dada interkostalis dan suprasternalis

b. Perkusi : bunyi pekak

c. Palpasi :tidak teraba ictus cordis, tidak ada nyeri tekan

d. Auskultasi : S1-S2Reguler, tidak ada bunyi tambahan

Paru

a. Inspeksi : expansi dada tidak optimal

b. Perkusi : terdengar bunyi sonor

c. Palpasi : fokal fremitus seimbang antara kanan dan kiri

d. Auskultasi : bunyi vesikuler, ada bunyi nafas tambahan ronkhi.

11. Abdomen
a. Inspeksi : tali pusat masih basah, perut cembung, agak sianosis

b. Auskultasi : peristaltik 12 x/mnt

c. Perkusi : tympani

d. Palpasi :tidak teraba pembesaran hepar

12. Punggung : simetris

13. Kulit : elastis, akral dingin, terlihat sianosis

14. Ekstermitas

a. Atas : lengkap kedua tangan, untuk bergerak masih lemah, tidak ada
kelainan bentuk tangan

b. Bawah :lengkap kedua kaki, untuk bergerak masih lemah, masih


pucat, akral dingin

15. Genetalia : alat kelamin yaitu antara kedua testis dan penis sudah terbentuk
sempurna, tidak ada kelainan pada anatomi fisiologinya.

16. Anus : Berlubang, tidak ada kecacatan, sudah dilakukan colok dubur

E. REFLEK

1. Moro : (+) masih lemah

2. Roothing : (+) masih lemah

3. Walking : (+) masih lemah

4. Grosping : (+) masih lemah

5. Sucking : (+) masih lemah


6. Tonick neck : (+) masih lemah

7. Swallowing :(+) masih lemah

F. ELIMINASI

1. Miksi : (+) kuning jernih

2. Mekonium : (+) hijau kehitaman

G. HASIL KOLABORASI

1. IVFD RL 10 tpm mikro

2. Inj. Vit K 1mg

3. Inj. Hepatitis B0

4. inj. ampicilin 2x140 mg

5. Erlamicetin salep mata

6. O2 headbox 10 L/mnt

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah lengkap pada tanggal 7 Februari 2013, jam 00:59:09 WIB.

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


Parameters

WBC 26,19 (10^3/uL) M: 4,8-10,8 F: 4,8-10,8


RBC 4,19 (10^6/uL) M: 4,7-6,1 F: 4,2-5,4
HGB 14,8 (g/dl) M: 14-18 F: 12-16
HCT 44,6 (%) M: 42-52 F: 37-47
MCV 106,4 (fl) 79,0-99,0
MCH 35,3 (pg) 27,0-31,0
MCHC 33,2 (g/dl) 33,0-37,0
PLT 287 (10^3/uL) 150-450
RDW-CV 16,1 + (%) 11,5-14,5
RDW-SD 61,9 + (fl) 35-47
PDW 8,7 - (fl) 9,0-13,0
MPV 8,6 (fl) 7,2-11,1
P-LCR 14,2 (%) 15,0-25,0
DIFFERENTIAL

NEUT# 10,54 (10^3/uL) 1,8-8


LYMPH# 13,64 (10^3/uL) 0,9-5,2
MONO# 1,73 (10^3/uL) 0,16-1
EO# 0,19 (10^3/uL) 0,045-0,44
BASO# 0,09 (10^3/uL) 0-0,2
NEUT% 40,3 (%) 50-70
LYMPH% 52,1 (%) 25-40
MONO% 6,6 (%) 2-8
EO% 0,7 (%) 2-4
BASO% 0,3 (%) 0-1

Pemeriksaan kimia darah pada tanggal 7 Februari 2013

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


GDS 188 Mgr% 70-120
I. ANALISA DATA

tgl/jam DATA ETIOLOGI PROBLEM


7/2/20 DS :- Penumpukan sekret Bersihan jalan nafas
13 DO: tidak efektif
Jam
Terlihat sianosis
07.40

Ada bunyi ronkhi pada auskultasi


paru
RR: 55x/mnt
7/2/20 DS :- Terpajan hipotermia
13 DO : lingkungan dingin
Jam
S : 35,5OC
07.40

Terlihat pucat, agak sianosis


Akral teraba dingin
7/2/20 DS : - Prosedur invasif Resiko infeksi
13 DO:
Jam
WBC : 26.19 10^3/uL
07.40

tampak bekas luka di kaput ektrasi

tali pusat masih basah


terpasang infus umbilikal

J. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret


2. Hipotermi b.d terpajan lingkungan dingin

3. Resiko infeksi b.d prosedur invasif


K. RENCANA KEPERAWATAN

Tgl/jam No.DP Tujuan dan KH ( NOC) Intervensi ( NIC ) TTD


7/2/2013 1 Setelah di lakukan - Cek dan observasi KU
Jam 07.45 tindakan keperawatan dan TTV
selama 1x15menit di - Atur posisi untuk
harapkan bersihan jalan memaksimalkan ventilasi
nafas efektifdengan - Lakukan pengisapan
KH : menggunakan suction
- Beri oksigen sesuai
Tidak ada secret
program

Tidak sianosis

Tidak ada bunyi


tambahan

RR dapat
dipertahankan 30 60
x/mnt

Dapat menangis keras


Tak tampak retraksi
dinding dada
7/2/2013 2 Setelah di lakukan - Cek dan observasi KU
Jam 07.45 tindakan keperawatan danTTV
selama 3x24 jam di - Selimuti bayi dan
harapkan hipotermi gunakan tutup kepala
teratasi dengan KH : - Gunakan pakaian hangat
dan kering
Suhu tubuh bayi
- Tempatkan bayi dalam
O
normal 36-37 C
incubator
Akral hangat
- Pelihara suhu
lingkungan stabil
Tidak sianosis
- cek dan pantau suhu
Tidak pucat
7/2/2013 3 Setelah di lakukan - Cek dan observasi KU
Jam 07.45 tindakan keperawatan danTTV
selama 3x24 jam di - Pantau tanda dan gejala
harapkan resiko infeksi infeksi
tidak terjadi dengan - Cuci tangan sesudah dan
KH : sebelum melakukan
tindakan
Tidak di temukan
- Gunakan teknik aseptic
tanda-tanda infeksi
dan antiseptic
- Kolaborasi pemberian
Suhu tubuh normal
antibiotik
- Leukosit turun
- Pantau hasil lab(WBC)
atau normal(4,8-10,8)
L. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl/jam No.DX Implementasi Respon TTD


7/2/2013

08.00 - Mengobservasi KU dan - KU lemah, TTV : S:


1,2,3
mengecek TTV 35,70C N: 125x/m,
RR:47x/m.
- Lendir dihisap sampai
- Melakukan suction bersih dantidak ada
suara tambahan
- Terapi headbox 10L
x/mnt lancar
1
- Bayi dibedong,
- Melanjutkankan terapi
dikepala tertutup kain,
headbox
tersorot lampu untuk
- Mengganti popok,
kehangatan tubuhnya
membedong dengan kain
didalam inkubatotor
yang kering, menutupi
kepala dengan kain
08.30 1
kering, tetap
menempatkan bayi
didalam inkubator dan
memberikan lampu
2 penghangat untuk
kehangatan bayi
- Memelihara suhu
ruangan dan lingkugan
- Suhu ruangan
tetap stabil
inkubator 29,8 0C
- Memantau tanda dan
gejala infeksi - Tidak ada tanda-tanda
- Memberikan terapi infeksi yang muncul
injeksi amicillin 140mg - Injeksi ampicillin
dengan mencuci tangan 140mg masuk dan bayi
sebelum dan sesudah tidak menangis saat
melakukan tindakan disuntik
- Memberikan imunisasi
Hbo diawali dengan cuci
tangan dan diakhiri - Imunisasi Hbo masuk

dengan cuci tangan

- Mengukur TTV

- Mengukur dan
memantau KU
- N : 128 x/m, S :
- Mengukur TTV
35,80C, RR : 45 x/m
09.00 2 - KU: lemah

- Mengganti popok dan


bedong - S : 36,20C, N: 114x/m,
RR : 45 x/m
3
- Bayi dibedong dan
diganti popok dengan
- Mengobservasi KU bayi
kain yang diganti
- KU : lemah
3
- Mengganti popok dan
bedong
- Popok dan bedong bayi
sudah diganti dengan
kain yag kering
- Injeksi ampicillin 140
- Memberikan terapi
mg masuk dan bayi
injeksi ampicillin 140 mg
menangis saat disuntik

10.00 3
- S : 35,50C, RR : 37
x/m, N : 86 x/m
- Mengukur TTV - Bayi menangis saat
disekah, tali pusat
bersih tetapi masih
- Menyeka bayi dan basah
merawat tali pusat - KU : Lemah
- Bayi terpakai popok
dan bedong dengan kain
kering
- Injeksi ampicillin 140
11.00 2,3 mg
- Mengobservasi KU - S: 35,80C, N: 100
- Mengganti popok dan x/mnt, RR: 40 x/mnt
bedong - KU lemah
14.00 2,3 - Minum 5 cc gumoh 2x

- Memberikan inj.
Ampicilin 140 mg
- Mengukur TTV
16.00 2,3
- Mengobservasi KU
2,3
- Memberikan minum
- S: 36,2 0C, N: 125
pengganti asi
x/mnt. RR: 36 x/mnt
- 5 cc gumoh lagi
- NGT terpsang, residu
1cc lendir
- 5cc masuk lewat NGT
1,2,3 - KU lemah
21.00 - Mengukur TTV
- Inj. Ampicilin 140 mg
masuk

- Memberikan minum - Minum 15 cc, residu


2,3 1cc
- Memasang NGT

- Memberi minum
- Mengobservasi KU
- Minum 5cc, residu 1cc
- Memberikan inj.
3 Ampicilin 140 mg
- Memberikan minum dan
22.00 - S : 36,40c, N : 140 x/m,
mengecek residu
RR : 48 x/m
- Bayi bersih

- Memberikan minum dan


mengecek residu - 5c masuk lewat NGT,

- Mengukur TTV residu 0,8cc

8/2/2013
2,3
- Menyeka bayi, dressing
infus, dan merawat tali
04.00
pusat
- Memberi minum dan

3 mengecek residu

05.00

1,2,3

07.00 2,3

10.00

2,3

11.00

2,3
13.30

14.30

2,3
16.00

17.30

19.00

20.30

21.00

22.00 2,3

3
23.30

9/2/2013

02.30

04.00

04.30
05.30

2,3

07.00 2,3 - Mengobservasi KU - KU lemah, menangis


- Mengganti popok - BAK
10.00 2,3
- Mengukur TTV - S: 37OC, N: 139 x/mnt,
RR: 36 x/mnt
10.30 2,3
- KU lemah
- BAB dan BAK
- Mengobservasi KU
- S:36,9OC, N:140
- Mengganti popok
x/mnt. RR: 45 x/mnt
14.00 2,3 - Mengukur TTV
- KU lemah, kembung,
gumoh
15.00 2,3

16.00 2,3 - Mengobservasi KU

21.00 2,3
M. EVALUASI KEPERAWATAN

Tgl/jam No.DP SOAP TTD


7/2/2013 1,2,3 S: -

Jam 14.00 O:

Masih agak terlihat sianosis, pucat, akral agak teraba


dingin

KU : Lemah, bayi menangis keras

N : 128 x/m, S : 35,8 0C, RR : 45 x/m

A: masalah bersihan jalan nafas teratasi sebagian,


hipotermi, resiko infeksi teratasi sementara ditandai
dengan suhu meningkat menjadi 35,8 0C, masih sianosis

P : pertahankan intervensi sampai tercapai kriteria hasil

Pantau KU dan TTV

Berikan terapi injeksi dan lanjutkan terapi oksigen sesuai


program

Pantau tanda-tanda infeksi

S:-

O:
KU : Lemah

S : 36,2 0c, N : 114 x/m, RR : 45 x/m.

Tidak sianosis, pucat berkurang, akral masih hangat

Tidak ada tanda-tanda infeksi


A : hipotermi teratasi sementara, resiko infeksi teratasi
sementara
P : pertahankan intervensi memberikan kehangatan
7/2/2013 2,3
Jam 21.00
8/2/2013 2,3 S: -

Jam 07.00 O:

Masih pucat, sianosis

Akral teraba dingin, S : 35,10C, N : 86 x/m, RR : 37 x/m

KU : Lemah

A : hipotermi, resiko infeksi teratasi sementara

P : pertahankan intervensi
- Monitor KU dan TTV
- Selimuti bayi dan gunakan tutup kepala
- Gunakan pakaian hangat dan kering
- Tempatkan bayi dalam incubator
- Pelihara suhu lingkungan/Inkubator stabil
- Cuci tangan sesudah dan sebelum melakukan
tindakan

S: -

O:

Tidak terlihat pucat, tidak sianosis, akral dingin

S : 35,70C, N : 139 x/m, RR : 36x/m

KU : Lemah

Minum ditunda

Tidak ada tanda-tanda klinis infeksi

A : hipotermi, resiko nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh, resiko infeksi

P : pertahankan dan lanjutkan intervensi


- Monitor KU dan TTV
- Selimuti bayi dan gunakan tutup kepala
- Gunakan pakaian hangat dan kering
Jam 14.00
- Pelihara suhu lingkungan/Inkubatorstabil
- Pantau tanda-tanda infeksi
2,3 - Cuci tangan sesudah dan sebelum melakukan
tindakan

S :-
O:

Tidak terlihat pucat, tidak sianosis, akral hangat

Akral teraba dingin, S : 36,90C, N : 140 x/m, RR :


45x/m, terpasang NGT karena selalu gumoh jika diberi
minum

KU : Lemah

Tidak ada tanda-tanda klinis infeksi

A : hipotermi, resiko infeksi, resiko nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

P :pertahankan intervensi
- Monitor KU dan TTV
- Pantau tanda-tanda dan gejala infeksi
- Cuci tangan sesudah dan sebelum melakukan
tindakan
Jam 21.00

2,3
9/2/2013 2,3 S : -

Jam 07.00 O:

Tidak terlihat adanya tanda dan gejala infeksi

Tidak tampak sianosis, akral hangat, tidak pucat

S : 36,40c, N : 140 x/m, RR : 48 x/m

Terpasang NGT

Injeksi mpicillin 140mg masuk

KU : masih lemah, bayi menangis

Tali pusat mulai kering

A : hipotermi, resiko infeksi teratasi, resiko nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh

P :pertahankan intervensi
- Monitor TTV
- Pantau tanda dan gejala infeksi
- Cuci tangan sesudah dan sebelum melakukan
tindakan
- Lanjutkan terapi program injeksi

S : -

O:

Tidak terlihat adanya tanda dan gejala infeksi

Tidak tampak sianosis, akral hangat, tidak pucat

S : 36,10c, N : 125 x/m, RR : 50x/m

KU : masih lemah, bayi menangis

Residu 2 cc

Minum 15cc

Tali pusat mulai kering

A : hipotermi, resiko infeksi,masalah baru : resiko nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi
Jam 14.00 2,3

P : pertahankan intervensi
- Monitor TTV dan KU
- Pantau tanda dan gejala infeksi
- Cuci tangan sesudah dan sebelum melakukan
tindakan
- Lanjutkan terapi program injeksi
- Pantau minum dan residunya
- Jaga kehangatan
S : -

O:

Tidak terlihat adanya tanda dan gejala infeksi

Tidak tampak sianosis, akral hangat, tidak pucat

S : 36,70c, N : 136 x/m, RR : 42x/m

KU : masih lemah

Terpasang NGT

Residu 0,4 cc

Minum 30 cc

Tali pusat kering

A : hipotermi, resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


belum teratasi, resiko infeksi teratasi

P : pertahankan intervensi
- Monitor TTV dan KU
- Pantau tanda dan gejala infeksi
- Cuci tangan sesudah dan sebelum melakukan
tindakan
- Lanjutkan terapi program injeksi
- Pantau minum dan residunya
- Jaga kehangatan
Jam 21.00 1,2,3

Anda mungkin juga menyukai