Anda di halaman 1dari 25

Failure Mode and Effects Analysis

(FMEA)
Definisi
Failure Mode and Effects Analysis
(FMEA)

Metode analisis failure/potensi kegagalan yang


diterapkan dalam pengembangan produk, system
engineering dan manajemen operasional.
Definisi (2)
Healtcare Failure Mode and Effects
Analysis (H-FMEA)

Satu tool dalam metode Lean yang berfungsi untuk


mengidentifikasi potensi terjadinya masalah atau error
dalam proses.
FMEA di rumah sakit memiliki fungsi yang sama, hanya saja
fokusnya adalah pencegahan kesalahan atau malpraktek
dalam proses pelayanan kesehatan dan penanganan pasien.
Langkah FMEA
Tahapan Menyusun FMEA
Langkah 1 :Pilih masalah yang akan diselesaikan/dianalisis

Langkah 2 : Bentuk Tim yang akan menganalisis

Langkah 3 : Lakukan mapping process

Langkah 4 : Lakukan Proses Analisis

Langkah 5 : Identifikasi langkah pencegahan masalah dan


standar pengukuran untuk merancang ulang proses
Langkah 1 : Ruang Lingkup
Definisikan ruang lingkup FMEA dengan jelas
Uraikan latar belakang mengapa masalah perlu dianalisis :
Masalah yang mempunyai dampak risiko besar jika terjadi
kesalahan
Masalah yang sering muncul
Kegiatan yang menjadi unggulan RS
Kegiatan yang mempunyai jalur pelayanan yang panjang
Kegiatan yang melibatkan banyak disiplin ilmu
Kegiatan yang berdampak pada keuangan yang besar
Masalah yang potensial menimbulkan tuntutan hukum
Lakukan secara tertulis dan sertakan data-data :
Grafik jumlah pelayanan/pemeriksaan/kegiatan
Data kejadiaan/pelaporan insiden keselamatan pasien
Menentukan Masalah
Berdasarkan pustaka sering terjadi kesalahan
Pelayanan unggulan :
RS anak kasus pemberian obat di NICU
RS khusus kanker pelayanan kemoterapi
Masalah yang mempunyai dampak risiko
besar jika terjadi kesalahan :
Pemberian obat-obat high alert
Pemberian kemoterapi
Dispensing sediaan narkotika
Menentukan Masalah
Masalah yang melibatkan banyak disiplin
ilmu/bagian :
Pemberian obat di ICU : siapa yang menentukan
DPJP/dokter ICU konfirmasi terapi kepada siapa
Masalah yang mempunyai jalur pelayanan
panjang :
Penyiapan larutan konsentrasi pekat : dokter-
perawat-farmasi-petugas pencampuran obat-
perawat.
Menentukan Masalah
Masalah yang potensial menimbulkan
tuntutan hukum :
Penyiapan obat sitostatika
Masalah yang berdampak pada keuangan
yang besar :
Penyiapan obat kemoterapi
Membuat Jadwal Kegiatan
Kegiatan Pertemuan Ke
1 2 3 4 5 6
Membuat alur/diagram proses
Mengamati setiap tahap dalam proses dan identifikasi
masalah pada setiap proses
Mengkomunikasikan kepada individu terkait untuk
mendapatkan masukan dalam menyusun penyelesaian
masalah
Menyusun alternati tindakan perbaikan
Implementasi tindakan perbaikan
Evaluasi
Langkah 2 : Pembentukan Tim
Susun Tim yang multidisiplin
Melibatkan manajemen yang mempunyai
kewenangan dalam memutuskan
permasalahan terkait.
Semua bagian atau profesi yang terlibat dalam
proses tersebut.
Bila diperlukan ada konsultan yang dapat
memberikan solusi pada penyelesaian
masalah
Contoh Kasus :
Masalah Penyediaan Obat di ICU
Penasehat : Direktur Medik
Pengarah : Ketua Komite Mutu
Ketua Tim : Kepala Instalasi Farmasi
Wakil Ketua : Kepala Instalasi ICU
Anggota :
Kepala Perawat ICU
Apoteker farmasi klinik PJ ICU
Apoteker penanggung jawab distribusi obat
Langkah 3 : Diagram Proses
Buat proses kegiatan dalam bentuk diagram /
flow chart
Diagram/proses menggambarkan tahapan dan
tempat kegiatan dilaksanakan.
Berikan nomor pada setiap langkah atau proses
Jika proses terlalu kompleks lakukan
pemecahan menjadi beberapa proses yang
mampu laksana analisis lebih fokus
Jika dibuat sub proses buatlah flow diagram
untuk masing-masing sub proses.
Menyusun Alur Proses
Partisipasi dari multidisiplin yang terlibat
dalam proses
Alokasikan banyak waktu untuk tahap ini
Lakukan secara detail jangan ada proses
yang terlewatkan
Jika terlalu panjang susun dalam sub proses
Contoh :
Alur Proses Pelayanan Obat di ICU
1 2 3

Penyiapan Penyerahan
Peresepan
Obat Obat

5 4

Monitoring Administrasi

Masing-masing Tahap Proses dapat diuraikan menjadi Sub Proses untuk menentukan
Failure
Langkah 4 : Analisis Masalah (hazard Analysis)

Buat daftar failure mode


Identifikasi proses atau sub-proses yang
berpotensi untuk gagal memenuhi fungsinya dan
memberikan hasil yang maksimal.
Tentukan tingkat severity (keparahan) dan
probability (kemungkinan) terjadinya kesalahan.
Hitung RPN untuk setiap kegiatan
Buat daftar hal yang menjadi penyebab failure
mode.
Menentukan Failure Mode
Failure Mode yang terjadi pada sub proses
peresepan :
Tulisan tidak terbaca
Dosis tidak lengkap
Penggunaan singkatan tidak standar
Tidak ada BB untuk R/ anak2x
Sound alike
Tidak sesuai indikasi
Menentukan Effect Pada Setiap
Failure

Tulisan tidak jelas Salah obat, dosis, frekuensi


Dosis tidak lengkap Salah dosis
Penggunaan singkatan tidak standar Salah frekuensi, salah dosis
Tidak ada BB untuk R/ anak Salah dosis
Sound alike Salah obat
Buat Penilaian Setiap Effect
Perkirakan likelihood of failure (occurrence
scale rank)
Perkirakan severity of failure (severity scale
rank)
Perkirakan probability that failure is detected
(detection scale rank)
Kemudian hitung risk priority number (RPN)
CI=OCC x SV x DT
Langkah 5 : Membuat Action Plan
Buat rencana tindak lanjut/Action Plan
Identifikasi ukuran tindakan yang akan
digunakan untuk menganalisis dan menguji
proses yang akan dirancang ulang.
Tentukan tim yang akan bertanggung jawab
untuk melakukan aksi lanjutan untuk
mencegah terjadinya failure.
Lakukan konfirmasi kepada management
untuk meminta persetujuan.
Melakukan Tindak Lanjut
Tindak lanjut dari usulan alternatif dengan
metode PDSA
Pilih kegiatan tindak lanjut yang paling mampu
laksana dalam waktu dekat
Rencanakan tindakan PDSA
PDSA

Plan

Act Do

Study
Tahapan PDSA

Plan Apa yang akan dilakukan


Apa yang diharapkan dari kegiatan

Do Apa yang akan diamati


Bentuk kegiatan yang konkrit

Study Kegiatan re-desain


Pengamatan kegiatan re-desain

Act
Monitoring hasil re-desain
Menentukan tindakan perbaikan selanjutnya
Tips
Setiap kegiatan FMEA tidak mencari kesalahan
mengidentifikasi proses yang potensial
menimbulkan masalah
Perlu brainstorming dalam menentukan
indeks kritis.
Setiap hasil kegiatan re-desain harus di
evaluasi ulang menjadi proses yang
berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai