LKIP Dinas Sosial Tahun 2014 PDF
LKIP Dinas Sosial Tahun 2014 PDF
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 1.1
Bagan Struktur Organisasi Dinas Sosial Kota Bandung
Berdasarkan Perda Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007
Tabel 1.1
Komposisi Pegawai Dinas Sosial Kota Bandung
berdasarkan Jabatan Struktural
Eselon Pelaksana
NO SKPD Fungsional Jumlah
II III IV IV III II I
Dinas
1. 1 5 10 - - 28 6 1 51
Sosial
Tabel 1.2
Komposisi Pegawai Dinas Sosial berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
NO SKPD Jumlah
S3 S2 S1 D3 SMA SMP SD
1. Dinas Sosial - 6 32 2 10 1 - 51
Kota Bandung yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Kota Bandung atau dengan
kata lain hal-hal tersebut merupakan isu-isu strategis yang perlu
ditindaklanjuti oleh Dinas Sosial Kota Bandung. Isu-isu strategis yang perlu
ditindaklajuti oleh Dinas Sosial Kota Bandung terkait penyelenggaraan
kesejahteraan sosial melalui Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Kota
Bandung Tahun 2013-2018 sebagai berikut :
1. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesejahteraan sosial melalui
pembangunan Pusat Pelayanan Kesejahteraan Sosial Terpadu.
2. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan sosial terhadap Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) terutama permasalahan PMKS
Jalanan.
3. Peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan terhadap PMKS yang
dilaksanakan oleh Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS),
khususnya pembinaan terhadap Karang Taruna, PSM, dan Organisasi
Sosial yang jumlah sangat besar di Kota Bandung.
Tabel 1.3
Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Di Kota Bandung
Jumlah Jumlah
No Jenis PMKS Satuan
(2010) (2012)
1 Anak Balita Terlantar orang 360 354
2 Anak Terlantar orang 6.643 5.848
3 Anak Berhadapan dengan Hukum orang - 57
4 Anak Jalanan orang 4.821 2.162
5 Penyandang Disabilitas Anak orang - 1.060
6 Anak yang Memerlukan Perlindungan orang - 151
Khusus
7 Lanjut Usia Terlantar orang 2.575 2.108
8 Penyandang Disabilitas orang 6.289 5.069
9 Tuna Susila orang 511 319
10 Gelandangan orang 948 618
11 Pengemis orang 4.126 766
12 Pemulung orang - 388
13 Kelompok Minoritas orang - 153
14 Bekas warga binaan lembaga orang 282 153
pemasyarakatan
15 Orang dengan HIV/Aids orang 2.168 2.690
16 Korban penyalahgunaan Napza orang 363 103
17 Pekerja migran bermasalah sosial orang 13 17
18 Korban bencana alam orang 1.823 5.939*
19 Korban bencana sosial orang 1.176 -
20 Perempuan rawan sosial ekonomi orang 7.537 3.487
21 Keluarga Miskin KK 84.287 78.751
22 Keluarga bermasalah psikologis KK 2.967 2.603
23 Keluarga berumah tidak layak huni KK 6.395 3.606
4. *data pada tahun 2012
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Dinas Sosial Kota Bandung Tahun 2014 yakni :
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang gambaran umum Dinas Sosial Kota Bandung,
tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial Kota Bandung, landasan hukum
penyusunan LAKIP dan pelayanan pada Dinas Sosial Kota Bandung
serta sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Dinas Sosial Kota Bandung Tahun 2014
Bab II Perencanaan Kinerja
Pada bab ini menjelaskan tentang perencanaan strategis pada Dinas
Sosial Kota Bandung sebelum dan setelah hasil Reviu dari
Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI.
Bab III Akuntabilitas Kinerja
Bab ini menjelaskan tentang capaian terhadap Indikator Kinerja
Utama (IKU), skala pengukurang yang digunakan, serta metode
evaluasi dan analisis terhadap capaian kinerja Dinas Sosial Kota
Bandung Tahun 2014.
Bab IV Penutup
Bab ini merupakan rangkuman dan kesimpulan atas berbagai
capaian kinerja pada Dinas Sosial Kota Bandung Tahun 2014.
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. Visi
Visi adalah gambaran kondisi ideal yang diinginkan pada masa
mendatang oleh pimpinan dan seluruh staf Dinas Sosial Kota Bandung. Visi
tersebut mengandung makna bahwa Kota Bandung dengan potensi, keragaman
B. Misi
Sedangkan untuk mewujudkan Visi Dinas Dinas Sosial Kota Bandung
Tahun 2013-2018 tersebut diatas dilaksanakan Misi sebagai berikut :
a. Mewujudkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan partisipasi sosial dan
masyarakat, dimana terdapat peran aktif dari masyarakat dalam
penanganan masalah kesejahteraan sosial
b. Mewujudkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan rehabilitasi sosial
guna memulihkan ketidakberdayaan masayarakat dalam melaksanakan
fungsi sosialnya
c. Mewujudkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan pelayanan sosial,
yang mengandung pengertian optimalisasi pelayanan terhadap Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
d. Mewujudkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan terhadap pembinaan
rawan sosial keluarga dan anak
e. Mewujudkan sistem birokrasi yang handal dan akuntabel.
C. Perencanaan Strategis
Sebagaimana halnya dengan Misi Dinas Sosial Kota Bandung, maka
Renstra Dinas Sosial Kota Bandung pun telah dilakukan reviu oleh Tim
Evaluasi Pemerintah Kota Bandung dengan melibatkan Kementerian
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi guna melihat
kesesuaian antara tugas pokok dan fungsi SKPD dengan pengukuran indikator
yang menunjukan tingkat keberhasilan atau pelayanan pada Dinas Sosial Kota
Bandung. Berdasarkan hasil reviu dan asistensi dengan Kementerian
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terdapat beberapa
perubahan pada tujuan, sasaran, serta indikator kinerja sasaran pada Rencana
Strategis Dinas Sosial Kota Bandung.
Tabel 2.2
Rekapitulasi Reviu Perencanaan Strategis Dinas Sosial Kota Bandung
Tujuan Sasaran Indikator
Sebelum Reviu Setelah Reviu Sebelum Reviu Setelah Reviu Sebelum Reviu Setelah Reviu
Meningkatkan peran Meningkatkan peran Meningkatnya Meningkatnya partisipasi Jumlah Potensi dan Prosentase Tenaga
serta masyarakat serta masyarakat dalam partisipasi Potensi dan Tenaga Kesejahteraan Sumber Kesejahteraan Kesejahteraan Sosial
dalam penanganan penanganan Sumber Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Sosial yang mengikuti Kecamatan (TKSK) yang
Penyandang Masalah Penyandang Masalah program pemberdayaan berpatisipasi dalam
Sosial dalam penanganan PMKS
Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan Sosial penanganan PMKS
Meningkatkan upaya- Meningkatkan upaya- Meningkatnya Meningkatnya kemandirian Prosentase penyandang Prosentase penyandang
upaya rehabilitasi upaya rehabilitasi sosial penanganan penyandang cacat cacat yang terlayani cacat yang mampu
sosial bagi Penyandang bagi Penyandang penyandang cacat hidup mandiri
Masalah Kesejahteraan Masalah Kesejahteraan
Meningkatnya Meningkatnya perubahan Jumlah Anak yang Prosentase gelandangan
Sosial Sosial
penanganan Anak yang perilaku pada PMKS Bermasalah dengan atau pengemis yang
Berhadapan dengan Jalanan (WTS, gepeng, dan Hukum yang dilakukan mengalami perubahan
pembinaan perilaku
Hukum Anak Jalanan)
Meningkatnya Jumlah gelandangan Prosentase Wanita Tuna
penanganan pengemis yang Susila yang mengalami
Gelandangan dan menerima pembinaan perubahan perilaku
Pengemis
Meningkatnya Jumlah Wanita Tuna Prosentase anak jalanan
penanganan Wanita Susila yang menerima yang mengalami
Tuna Susila pembinaan perubahan perilaku
Meningkatkan Meningkatnya Meningkatnya kualitas Prosentase korban Prosentase keluarga
pembinaan terhadap penanganan korban hidup Keluarga Miskin dan bencana alam/sosial miskin yang meningkat
kelompok rawan sosial bencana alam/sosial Wanita Rawan Sosial yang mendapatkan kualitas hidupnya
keluarga, anak dan bantuan sosial
Ekonomi
remaja Meningkatnya Jumlah Lanjut Usia Prosentase Wanita
penanganan Lanjut Terlantar yang terlayani Rawan Sosial Ekonomi
Usia Terlantar di Luar (WRSE) yang meningkat
kualitas hidupnya
dan Dalam Panti
Meningkatnya kualitas Meningkatnya Korban jumlah panti sosial yang Prosentase korban KDRT
pelayanan pada Trafficking dan Kekerasan mendapatkan bantuan dan Trafficking yang
Lembaga Dalam Rumah Tangga sosial pulih kondisi
psikologisnya
Kesejahteraan Sosial (KDRT) yang pulih secara
psikologis
Meningkatnya Meningkatnya perubahan Jumlah keluarga miskin Jumlah anak yang
penanganan Keluarga perilaku pada Anak yang yang menerima program berhadapan dengan
Miskin Berhadapan dengan pemberdayaan hukum yang mengalami
perubahan perilaku
Hukum
Meningkatkan kualitas Meningkatkan kualitas Meningkatnya Meningkatnya kualitas Jumlah WRSE yang Prosentase pemberian
dan kuantitas dan kuantitas penanganan Wanita pelayanan bagi korban menerima program bantuan bagi korban
pelayanan sosial bagi pelayanan sosial bagi Rawan Sosial Ekonomi bencana alam/sosial pemberdayaan bencana yang
Penyandang Masalah Penyandang Masalah tersampaikan tepat
(WRSE)
Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan Sosial waktu
Meningkatnya Meningkatnya kualitas Jumlah korban Prosentase Lanjut Usia
penanganan Korban pelayanan bagi Lanjut Usia trafficking dan KDRT Terlantar yang terpenuhi
Trafficking dan dan Anak Terlantar di Luar yang terlayani sebagian kebutuhan
dasarnya
Kekerasan Dalam dan Dalam Panti
Rumah Tangga (KDRT)
Meningkatnya Prosentase penanganan Prosentase Anak
penanganan anak anak jalanan yang Terlantar yang terpenuhi
jalanan menerima program sebagian kebutuhan
pemberdayaan dasarnya
Meningkatkan kinerja Meningkatnya Meningkatnya kualitas Cakupan pelayanan Indeks Kepuasan
dan akintabilitas SKPD administrasi pelayanan kepada administrasi Masyarakat
penyelenggaraan masyarakat perkantoran
pemerintahan SKPD
Meninkatkan kinerja Meningkatnya sarana Meningkatnya Cakupan pelayanan Prosentase temuan BPK
dan akuntabilitas SKPD dan prasarana akuntabilitas kinerja SKPD sarana dan prasarana yang ditindaklanjuti
aparatur aparatur
Meningkatnya Prosentase pegawai yang Nilai Evaluasi Akip
kapasitas kinerja menguasai pekerjaan SKPD
aparatur
Meningkatnya kualitas Nilai Evaluasi AKIP
sistem pelaporan Prosentase Temuan
kinerja dan keuangan Pengelolaan Anggaran
SKPD BPK/ Inspektorat yang
ditindaklajuti
Prosentase Tertib
Administrasi Barang /
asset daerah
D. Perjanjian Kinerja
Berdasarkan perencanaan strategis terkait sasaran strategis dan
indikator yang harus dicapai, maka pada Tahun 2014 target pencapaian
kinerja yang ingin dicapai sebagai berikut :
Tabel 2.3
Penetapan Kinerja Dinas Sosial Kota Bandung
Tahun 2014
Sasaran Anggaran
No Indikator Kinerja Target Program
Strategis (Rp)
1 2 3 4 5 6
1 Meningkatnya Prosentase Tenaga 63% Program 850.293.050
partisipasi Kesejahteraan Sosial Pemberdayaan
Tenaga Kecamatan (TKSK) Kelembagaan
Kesejahteraan yang berpatisipasi Kesejahteraan
Sosial Kecamatan dalam penanganan Sosial
(TKSK) dalam PMKS
penanganan
PMKS
2 Meningkatnya Prosentase 6,53% Program 1.114.125.000
kemandirian penyandang cacat Pembinaan para
penyandang cacat yang mampu hidup Penyandang
mandiri Cacat dan Eks-
Trauma
3 Meningkatnya Prosentase 10% Program 888.522.500
perubahan gelandangan atau Pembinaan Eks-
perilaku pada pengemis yang Penyandang
PMKS Jalanan mengalami Penyakit Sosial
(WTS, gepeng, perubahan perilaku (Eks-
dan Anak Prosentase Wanita 65% Narapidana,
Jalanan) Tuna Susila yang PSK, Narkoba,
mengalami dan Penyakit
perubahan perilaku Sosial Lainnya)
Prosentase anak 30% Program 2.488.952.500
jalanan yang Pembinaan
mengalami Anak Terlantar
perubahan perilaku
dan Penyakit
Sosial Lainnya)
Tabel 2.4
Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Sosial Kota Bandung Tahun 2014-2018
PENJELASAN
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN FORMULASI/RUMUS SUMBER KETERANGAN
ALASAN
PERHITUNGAN DATA
1 Meningkatnya partisipasi Prosentase Tenaga % Partisipasi PSKS sangat Jumlah TKSK yang Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah
Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial diperlukan guna telah berperan aktif TKSK yang menyampaikan
Kesejahteraan Sosial kecamatan yang berpatisipasi membantu dalam penanggulangan laporan tepat pada waktunya
dalam penanganan PMKS penanggulangan PMKS masalah sosial serta proaktif dalam
berbanding jumlah penanganan PMKS
TKSK yang ada
2 Meningkatnya kemandirian Prosentase penyandang cacat % Amanat Permensos No Jumlah penyandang Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah
penyandang cacat yang mampu hidup mandiri 129 tahun 2008 tentang cacat yang mampu penyandang cacat yang mampu
Standar Pelayanan hidup mandiri bergerak atau melaksanakan
Minimal (SPM) bidang berbanding dengan kegiatan sehari-hari tanpa
Sosial jumlah penyandang bantuan orang lain
cacat yang
mendapatkan program
pemberdayaan
3 Meningkatnya perubahan Prosentase gelandangan atau % Keberadaan gelandangan Jumlah gepeng yang Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah
perilaku pada PMKS pengemis yang mengalami dan pengemis mengalami perubahan Gepeng yang telah atau
Jalanan (WTS, gepeng, dan perubahan perilaku mengganggu ketertiban perilaku berbanding beritikad untuk memperoleh
Anak Jalanan) lingkungan dengan jumlah gepeng pelayanan pada panti
yang memperoleh rehabilitasi
program
pemberdayaan
Prosentase Wanita Tuna Susila % Keberadaan WTS Jumlah WTS yang Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah
yang mengalami perubahan mengganggu ketertiban mengalami perubahan para WTS yang telah
perilaku lingkungan perilaku berbanding memperoleh pembinaan pada
dengan jumlah WTS panti rehabilitasi sosial dan
yang memperoleh tidak kembali melakukan
program tindakan asusila
pemberdayaan
Prosentase anak jalanan yang % Anak jalanan merupakan Jumlah anak jalanan Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah
mengalami perubahan perilaku salah satu jenis PMKS yang mengalami anak jalanan yang berada pada
yang harus mendapatkan perubahan perilaku pembinaan RPSA dan anak
perhatian berbanding dengan jalanan yang telah berkurang
jumlah anak jalanan waktunya untuk berada di
yang memperoleh jalanan
program
pemberdayaan
4 Meningkatnya kualitas Prosentase keluarga miskin % Keluarga miskin Jumlah keluarga Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah
hidup Keluarga Miskin dan yang meningkat kualitas merupakan salah satu miskin yang meningkat keluarga miskin yang
Wanita Rawan Sosial hidupnya jenis PMKS yang perlu kualitas hidupnya mengalami peningkatan
Ekonomi mendapatkan perhatian berbanding jumlah pendapatan/penghasilan
keluarga miskin yang
memperoleh program
pemberdayaan
Prosentase Wanita Rawan % Wanita Rawan Sosial Jumlah Wanita Rawan Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah
Sosial Ekonomi (WRSE) yang Ekonomi merupakan Sosial Ekonomi yang WRSE yang meningkat
meningkat kualitas hidupnya salah satu jenis PMKS meningkat kualitas penghasilannya
yang perlu mendapatkan hidupnya berbanding
perhatian dengan jumlah Wanita
Rawan Sosial Ekonomi
yang memperoleh
program
pemberdayaan
5 Meningkatnya penanganan Prosentase korban KDRT dan % Korban KDRT dan Jumlah korban KDRT Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah
Korban Trafficking dan Trafficking yang pulih kondisi trafficking merupakan dan trafficking yang korban trafficking dan
Kekerasan Dalam Rumah psikologisnya salah satu jenis PMKS pulih berbanding kekerasan yang telah tidak
Tangga (KDRT) yang perlu mendapatkan dengan jumlah korban mengalami trauma
perhatian KDRT dan trafficking
yang diadvokasi
6 Meningkatnya perubahan Jumlah anak yang berhadapan orang Anak yang berhadapan Jumlah anak yang Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah
perilaku Anak yang dengan hukum yang dengan hukum berhadapan dengan anak yang berhadapan dengan
Berhadapan dengan mengalami perubahan perilaku merupakan salah satu hukum yang hukum yang tidak kembali
Hukum jenis PMKS yang perlu mengalami perubahan melakukan tindak pidana
mendapatkan perhatian perilaku berbanding
dengan jumlah anak
yang berhadapan
dengan hukum yang
dibina
7 Meningkatnya ketepatan Prosentase pemberian bantuan % korban bencana Jumlah kejadian Dinas Sosial
waktu penanganan korban bagi korban bencana yang merupakan salah satu bencana yang dibantu
bencana alam/sosial tersampaikan dalam waktu jenis PMKS yang perlu kurang dari 3 hari
kurang dari 3 (tiga) hari mendapatkan perhatian berbanding dengan
jumlah kejadian
bencana yang dibantu
8 Meningkatnya Prosentase Lanjut Usia % Amanat Permensos No Jumlah lanjut usia Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah
perlindungan hak hidup Terlantar yang terpenuhi 129 tahun 2008 tentang terlantar yang Lanjut Usia Terlantar yang telah
dasar Lanjut Usia dan sebagian kebutuhan dasarnya Standar Pelayanan memperoleh memperoleh program bantuan
Anak Terlantar di Luar dan Minimal (SPM) bidang pemenuhan sebagian dalam memenuhi sebagian
Dalam Panti Sosial kebutuhan dasar kebutuhan dasarnya
berbanding dengan
jumlah lanjut usia
terlantar yang
seharusnya
memperoleh bantuan
pemenuhan sebagian
kebutuhan dasar
Prosentase Anak Terlantar % Anak terlantar Jumlah anak terlantar Dinas Sosial Kriteria yang digunakan ialah
yang tepenuhi sebagian merupakan salah satu yang memperoleh Anak Terlantar yang telah
kebutuhan dasarnya jenis PMKS yang perlu pemenuhan sebagian memperoleh program bantuan
mendapatkan perhatian kebutuhan dasar dalam memenuhi sebagian
berbanding dengan kebutuhan dasarnya
jumlah anak terlantar
yang seharusnya
memperoleh bantuan
pemenuhan sebagian
kebutuhan dasar
9 Meningkatnya kualitas Indeks Kepuasaan Masyarakat % Peningkatan kualitas Hasil survey terhadap Dinas Sosial
pelayanan kepada pelayanan publik klien (masyarakat)
masyarakat merupakan prioritas
daerah
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 3.1
Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas Sosial Kota Bandung
Tahun 2014
Capaian
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi
(%)
1 Prosentase Tenaga Kesejahteraan % 63 63,33 100,52
Sosial Kecamatan (TKSK) yang
berpatisipasi dalam penanganan
PMKS
2 Prosentase penyandang cacat % 6,53 7,67 117,46
yang mampu hidup mandiri
3 Prosentase gelandangan dan % 10 10,9 109
pengemis yang mengalami
perubahan perilaku
4 Prosentase Wanita Tuna Susila % 65 66,14 101,75
yang mengalami perubahan
perilaku
5 Prosentase anak jalanan yang % 30 34,28 113,8
mengalami perubahan perilaku
6 Prosentase keluarga miskin yang % 19,05 14,40 75,59
meningkat kualitas hidupnya
7 Prosentase Wanita Rawan Sosial % 5 5,7 114
Ekonomi (WRSE) yang
meningkat kualitas hidupnya
8 Prosentase korban KDRT dan % 100 100 100
Trafficking yang pulih kondisi
psikologisnya
9 Prosentase anak yang % 60 61,4 102,33
berhadapan dengan hukum yang
mengalami perubahan perilaku
10 Prosentase pemberian bantuan % 95 100 105,26
bagi korban bencana yang
tersampaikan tepat waktu
11 Prosentase Lanjut Usia Terlantar % 15 17,7 118
yang terpenuhi sebagian
kebutuhan dasarnya
12 Prosentase Anak Terlantar yang % 30 33,46 103,43
terpenuhi sebagian kebutuhan
dasarnya
13 Indeks Kepuasan Masyarakat % 75 75 100
Rata-rata Capaian IKU 104,70
hanya terdapat 10.928 KK yang layak dan memenuhi syarat untuk menjadi
peserta Program Keluarga Harapan.
Tabel 3.3
Capaian Sasaran Meningkatnya Partisipasi TKSK dalam Penanganan PMKS
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2018
No Sasaran Capaian Capaian Capaian
Target Realisasi Target Realisasi Target
(%) (%) (%)
1. Meningkatnya N/A N/A - 60% 63,33% 105,55% 100% 63
Partisipasi TKSK
dalam
Penanganan
PMKS
*Catatan : Tahun 2013 tidak dilakukan pengukuran atas sasaran di atas
Tabel 3.5
Capaian Indikator pada Sasaran Meningkatnya Perubahan Perilaku
PMKS Jalanan (Gepeng, Wanita Tuna Susila, dan Anak Jalanan)
Tahun 2014 Tahun 2018
No Indikator Target Realisasi Capaian Target Capaian
(%) (%)
1. Prosentase gelandangan dan 10% 10,9% 109 50% 21,80
pengemis yang mengalami
perubahan perilaku
2. Prosentase Wanita Tuna Susila 65% 66,14% 102 80% 82,67
yang mengalami perubahan
perilaku
3. Prosentase anak jalanan yang 30% 34,28% 114 50% 68,56
mengalami perubahan perilaku
Rata-rata capaian 108,33 57,67
Berdasarkan data pada Tahun 2014 terdapat 742 orang anak jalanan
yang mengalami perubahan perilaku atau sekitar 34,38% dari jumlah populasi
anak jalanan yang ada di Kota Bandung berdasarkan validasi data tahun 2012
yaitu sebanyak 2.162 anak jalanan. Dalam arti perubahan perilaku tersebut
ialah tidak kembali beraktivitas di jalanan atau waktu keberadaanya di jalanan
berkurang. Data tersebut diperoleh berdasarkan hasil monitoring terhadap
seluruh Rumah Perlindungan Sosial (RPSA) di Kota Bandung, namun demikian
kami belum melakukan survey secara mendetail terhadap anak jalanan yang
berada di RPSA. Pengukuran tersebut baru didasarkan atas asumsi bahwa
anak jalanan yang telah terbina di RPSA akan mengalami penurunan jumlah
jam di jalanan mengingat kegiatan yang dilaksanakan secara rutin di RPSA.
Beberapa program dan kegiatan yang dilaksanakan guna menunjang
pencapaian indikator perubahan perilaku pada anak jalanan antara lain :
1. Pelatihan keterampilan bagi anak jalanan yang berusia di atas usia wajib
belajar (15 tahun ke atas);
2. Melakukan kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Bandung guna
mendorong setiap anak jalanan yang beritikad kembali ke pendidikan formal
untuk mendapatkan pendidikan penyetaraan seperti pendidikan atau ujian
Paket A, B, dan C;
3. Penguatan kapasitas lembaga Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA)
melalui pemantapan pengurus RPSA serta Pemberian Bantuan Sarana bagi
RPSA;
4. Pemberian bantuan permakanan bagi anak yang berada dalam binaan RPSA
yang bersumber dari APBN melalui Kementerian Sosial RI.
Adapun kendala yang dihadapi oleh Dinas Sosial Kota Bandung dalam
melakukan pembinaan terhadap gelandangan dan pengemis, Wanita Tuna
Susila, serta Anak Jalanan yaitu belum tersedianya sarana panti rehabilitasi
yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandung, sehingga kesulitan dalam
melakukan monitoring terhadap tingkat keberhasilan pencapaian sasaran
perubahan perilaku pada PMKS Jalanan.
Tabel 3.8
Skema Pemberian Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH)
Besar Bantuan
No Skenario Bantuan
Per RTSM/Bulan
tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun, meliputi anak
yang disangka, didakwa, atau dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana
dan anak yang menjadi korban tindak pidana atau yang melihat dan/atau
mendengar sendiri terjadinya suatu tindak pidana. Target yang ditetapkan
dalam penanganan Anak yang Berhadapan dengan Hukum ini sebanyak 60%
dari jumlah anak yang terdata pada Tahun 2012 sebanyak 57 orang, adapun
anak yang menjadi target penanganan pada Dinas Sosial ialah anak-anak yang
dijatuhi hukuman pidana karena melakukan tindak pidana.
Untuk mencapai target kinerja di atas, Dinas Sosial Kota Bandung
melakukan kerjasama dengan Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Kanwil Kota
Bandung untuk memperoleh data anak yang pernah Berhadapan dengan
Hukum yang selanjutnya dilakukan pembinaan kepada yang bersangkutan
sehingga tidak kembali melakukan tindakan yang melanggar hukum. Pada
Tahun 2014 jumlah anak yang berhadapan dengan hukum yang dilakukan
pembinaan dan telah berubah perilakunya sebanyak 35 orang atau sebesar
61,4%.
Jumlah Jumlah
NO NAMA PSTW ALAMAT Dalam di Luar JUMLAH
Panti Panti
1 2 3 6 7 8
1 SENJARAWI Jl.Jeruk No.7 85 0 85
Jl.Caringin Gg.Lumbung
2 LASWI 30 0 30
II No.26
3 BUDI PERTIWI Jl.Sancang No.2 40 0 40
Jl.Pak Gatot I No.20
4 ASUHAN BUNDA 30 0 30
KPAD Gegerkalong
5 PRIANGAN Jl.Kenari No.5 15 0 15
Jl.Gedebage Selatan
MUHAMMADIYAH
6 No.14A RT 02 RW 02 6 29 35
RANCABOLANG
Rancabolang
YAYASAN Jl.Sarijadi Baru 3 No.4
7 PONDOK LANSIA Kel.Sukarasa 10 7 17
TULUS KASIH Kec.Sukasari
Jumlah 216 36 252
JUMLAH ANAK
NO NAMA PSAA ALAMAT
DLM PSAA
Jl Leuwi Panjang No 1
15 AL FALAH 20
Blk RS Immanuel Kopo
Gg Pa Uca No 106/201A
18 BUDI PERTIWI 20
Jl Moh Toha
Jl Teritorial No 7 Cigending
26 HARAPAN KITA 62
Ujungberung
Jl. A.Yani Gg Slamet II
27 INSAN HARAPAN 49
No.37/132D
Jln. Sukagalih
28 KUNCUP HARAPAN 43
Gg. Sukabakti VI No.375
MUHAMMADIYAH SUMUR
33 Jln. Veteran No118/34A Blk.91 71
BANDUNG
dimana nilai evaluasi AKIP pada Tahun 2014 ini didasarkan atas dokumen-
dokumen yang dibuat pada Tahun 2013.
Diharapkan pada tahun-tahun berikutnya nilai evaluasi AKIP Dinas
Sosial Kota Bandung akan terus meningkat sehingga dapat menunjang nilai
evaluasi AKIP Pemerintah Kota Bandung untuk memperoleh nilai A.
kualitas Target
pelayanan bagi
lanjut usia dan
anak terlantar di
luar dan dalam
panti
Pencapaian target kinerja pada Dinas Sosial Kota Bandung pada Tahun
2014 tentunya tidak terlepas dari berbagai faktor pendorong dan faktor
penghambat sebagai berikut :
1. Faktor Pendorong, antara lain :
- Koordinasi dan komunikasi yang baik dan intensif dengan Dinas Sosial
Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Sosial RI.
- Adanya komitmen dan perhatian yang tinggi dari Kepala Daerah dan
Badan Legislatif dalam menuntaskan permasalahan sosial di Kota
Bandung
- Partisipasi aktif dari Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
yang ada di Kota Bandung dalam menanggulangi permasalahan PMKS di
Kota Bandung.
2. Faktor Penghambat, antara lain :
- Keterbatasan Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Dinas Sosial
Kota Bandung bila dibandingkan dengan jumlah dan kriteria
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
- Belum tersedianya panti penampungan untuk optimalisasi pelayanan
terhadap PMKS
- Masih belum tersebarluaskannya secara merata tentang penanganan
masalah sosial yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Kota Bandung
PAGU ANGGARAN
PROGRAM /
NO SASARAN Sebelum Setelah REALISASI %
KEGIATAN
Perubahan Perubahan
panti asuhan /panti
jompo / Kegiatan 1.319.560.000 1.226.017.500 933.900.550 76
pengadaan prasarana
panti persinggahan
Program pembinaan
anak terlantar :
1. Pelatihan 271.000.000 271.000.000 216.069.000 80
keterampilan dan
belajar Kerja bagi
anak terlantar
2. Pengembangan 1.772.500.000 1.701.452.500 1.503.590.335 88
bakat dan
keterampilan anak
terlantar
3. Peningkatan 516.500.000 516.500.000 399.841.900 77
keterampilan
tenaga pembinaan
anak terlantar
Rata-rata realisasi anggaran 78,5
4 Meningkatnya Program
kualitas hidup Pemberdayaan Fakir
keluarga miskin Miskin, Komunitas
dan Perempuan Adat Terpencil (KAT)
Rawan Sosial dan Penyandang
Ekonomi (PRSE) Masalah
Kesejahteraan Sosial /
1. Kegiatan Pelatihan 1.060.000.000 1.060.000.000 936.233.840 88
keterampilan
berusaha bagi
keluarga miskin
2. Kegiatan Pelatihan 360.000.000 360.000.000 225.624.000 63
keterampilan bagi
penyandang
Masalah Sosial
PAGU ANGGARAN
PROGRAM /
NO SASARAN Sebelum Setelah REALISASI %
KEGIATAN
Perubahan Perubahan
cepat darurat dan
kejadian luar biasa
8 Meningkatnya Program Peningkatan
pemenuhan Pelayanan Lanjut
sebagian Usia/Peningkatan 120.762.000 120.762.000 108.730.900 90
kebutuhan dasar pelayanan sosial
bagi Lanjut Usia lanjut usia luar panti
dan Anak Program pembinaan
Terlantar panti asuhan /panti
jompo
1. Kegiatan Operasi 400.000.000 400.000.000 350.294.600 88
dan pemeliharaan
sarana dan
prasarana panti
asuhan / jompo
2. Kegiatan
Pendidikan dan 173.000.000 310.000.000 288.416.600 93
pelatihan bagi
penghuni panti
asuhan/jompo
PAGU ANGGARAN
PROGRAM /
NO SASARAN Sebelum Setelah REALISASI %
KEGIATAN
Perubahan Perubahan
laporan capaian
kinerja dan
ikhtisar realisasi
kinerja SKPD
2. Penyusunan 80.000.000 196.880.000 67.545.334 34
pelaporan
keuangan akhir
tahun
BAB IV
PENUTUP
LKIP Dinas Sosial Kota Bandung Tahun 2014 ini dapat menggambarkan
kinerja Dinas Sosial Kota Bandung dan Evaluasi terhadap kinerja yang telah
dicapai baik berupa kinerja kegiatan, maupun kinerja sasaran, juga dilaporkan
analisis kinerja yang mencerminkan keberhasilan dan kegagalan.
Sasaran 10 terdiri dari 2 indikator dengan nilai 89% atau interpretasi belum
mencapai target