Rens Tradin Sos
Rens Tradin Sos
DINAS SOSIAL
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
TAHUN 2012 2016
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan kehendak-
Nya penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012 - 2016 dapat diselesaikan.
Renstra ini berpedoman pada RPJMD Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012 -
2016, guna memandu gerak langkah Dinas Sosial sebagai amanah Peraturan Daerah
Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat.
Penyusunan Renstra SKPD ini dipergunakan sebagai sebuah dokumen
perencanaan yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan Dinas Sosial
Kabupaten Kotawaringin Barat dalam kurun waktu Tahun 2012 - 2016 untuk mencapai
tujuan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas.
Penyelesaian penyusunan Renstra SKPD ini atas dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu diucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah
diberikan.
Disadari bahwa dalam penyusunan Renstra SKPD ini masih banyak kekurangan
dan kelemahan, oleh karena itu sumbang saran dan masukan dari berbagai pihak sangat
diharapkan sebagai bahan untuk penyempurnaan dan perbaikan Renstra SKPD di masa
yang akan datang.
Semoga dengan tersusunnya Renstra SKPD ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
S U Y A N T O, SH.
Pembina Tingkat I
NIP. 19640418 199203 1 009
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Kepala Dinas
Kasi Kelembagaan
Kasi Pelayanan Rehabilitasi Kasi Jaminan Kesejahteraan
Kesejahteraan Sosial Tuna Sosial, Korban Napza Sosial
UPTD
1 2 3 4
1. Golongan I/a -
Golongan I/b 1
Golongan I/c -
Golongan I/d -
2. Golongan II/a 1
Golongan II/b -
Golongan II/c 4
Golongan II/d 1
3. Golongan III/a 13
Golongan III/b 1
Golongan III/c 6
Golongan III/d 6
4. Golongan IV/a 3
Golongan IV/b 2
Golongan IV/c -
Golongan IV/d -
Golongan IV/e -
Jumlah Pegawai 39
50
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
f. Pendekatan masyarakat sejahtera.
Di masa mendatang, Dinas Sosial hanya berperan sebagai fasilitator dan
motivator dalam meningkatkan kemampuan masyarakat untuk tumbuh dan
berkembang serta berperan dalam pembangunan kesejahteraan sosial.
g. Pendekatan modal sosial (sosial capital).
Di masa-masa mendatang pelayanan sosial harus berupaya menggali modal
sosial (social capital) yang ada dalam masyarakat. Banyak permasalah-
permasalahan sosial yang belum terjangkau pelayanan karena kemampuan modal
ekonomi pemerintah daerah yang sangat terbatas. Di sisi lain, permasalahan
sosial cenderung semakin bertambah dan berkembang serta semakin kompleks.
Untuk itu, pengembangan pelayanan sosial yang mengandalkan modal sosial
melalui kemampuan masyarakat menjadi prioritas utama.
h. Peranan sebagai role maker.
Di masa mendatang Dinas Sosial perlu melakukan role making, yaitu
mengembangkan peran baru yang dapat mengatasi dan menjawab berbagai
masalah yang sifatnya lebih mendasar, dan meningkatkan peranan agent of
change dalam pembangunan tersebut.
i. Penanganan masalah yang bersifat sosietal.
Penanganan masalah yang bersifat sosietal seperti masalah disintegrasi bangsa,
pembangunan nilai-nilai sosial budaya, dan lain-lain perlu mendapat perhatian
dalam pelayanan kesejahteraan sosial. Pergeseran pelayanan ke arah sosietal ini
menjadi semakin penting seiring dengan diterapkannya desentralisasi yang
memerlukan kearifan local.
j. Profesi Pekerjaan Sosial.
Penanganan permasalahan sosial membutuhkan profesionalisme khususnya
disiplin pekerjaan sosial yang didasarkan pada kerangka nilai, teoritik dan
keterampilan, sehingga program-program pelayanan yang diberikan tidak
menimbulkan bias. Profesi pekerjaan sosial harus proaktif untuk terlibat dalam
merumuskan dan mengembangkan berbagai konsepsi, model dan pendekatan-
pendekatan penanganan permasalahan sosial demi terwujudnya pelayanan sosial
yang profesional. Pengembangan SDM Kesejahteraan Sosial. Untuk dapat
mengimbangi permasalahan sosial yang semakin kompleks, maka pengembangan
kualitas SDM kesejahteraan sosial yang profesional perlu semakin ditingkatkan,
baik melalui jalur pendidikan formal maupun melalui pendidikan nonformal, yaitu
pelatihan struktural, teknis dan fungsional. Pengembangan SDM ini perlu
dirumuskan secara konseptual sehingga terlihat sinkronisasi antara kebutuhan real
dengan konsepsi penyediaan SDM.
k. Tantangan yang bersifat teknis operasional
Makin beragamnya permasalahan yang berimplikasi pada meningkatnya jumlah
penyandang masalah kesejahteraan sosial. Kecenderungan kerawanan sosial yang
timbul dari kurangnya sumber informasi yang dipercaya oleh masyarakat. Akurasi
data populasi sasaran, target dan hasil program masih mengalami kendala.
Peningkatan motivasi, pemahaman, kemampuan SDM kesejahteraan sosial belum
secepat tuntutan terhadap peningkatan kinerja. Dengan berlakunya sistem
anggaran berbasis kinerja, maka konsistensi antara perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan menjadi makin diperlukan.
51
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
BAB III
ISU ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Penetapan isu strategis Dinas Sosial sebagai satuan kerja perangkat daerah
Kabupaten Kotawaringin Barat, yang menjalankan urusan pemerintah daerah di bidang
sosial, dalam hal ini menjalankan pelaksanaan pembangunan bidang kesejahteraan sosial
berdasarkan isu-isu strategis pemerintah daerah Kabupaten Kotawaringin Barat, yang
merupakan penjabaran visi, misi Kepala Daerah terpilih.
Perumusan isu stretegi berdasarkan tugas dan fungsi dinas, mengacu pula pada
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, berhubungan
dengaan penyelenggaraan kesejahteraan sosial, yang meliputi : a) rehabilitasi sosial; b)
jaminan sosial; c) pemberdayaan sosial; dan d) perlindungan sosial.
Sasaran utama penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).
Sebagaimana tugas dan fungsi Dinas Sosial dalam penyelenggaran kesejahteraan sosial
bertujuan untuk mengurangi resiko ketidak mampuan individu / kelompok / masyarakat
mengakses sistem sumber, yang ada dalam proses pembangunan yang diselenggarakan
di Kabupaten Kotawaringin Barat khususnya, dampak pembangunan nasional serta
pengaruh perubahan pada tingkat regional dan global.
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi.
Memperhatikan tugas dan fungsi Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin
Barat, yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Kotawaringin Barat
Nomor 12 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kabupaten
Kotawaringin Barat, sesuai dengan kewenangan pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan pembangunan bidang sosial di daerah yang ditetapkan berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Kotawaringin
Barat.
Dalam melakukan identifikasi permasalahan dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial pada kurun waktu 2012 2016 sesuai dengan tugas dan
fungsinya, memfokuskan pada : 1) Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS);
dan 2) Permasalahan Kesejahteraan Sosial.
3.1.1 Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial.
Dalam UUD 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah wajib
membangun sebuah ssstem kesejahteraan yang universal, hal ini lama
kelamaan akan memberikan dampak pada pembebanan keuangan Negara
dan masyarakat, dan selanjut dengan adanya pembagian kewenangan antara
pemerintahan pusat dan daerah, sudah barang tentu akan berpengaruh pula
pada kemampuan keuangan daerah Kabupaten Kotawaringin Barat.
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial di Kabupaten Kotawaringin, sebagai unsur
penyelenggaran pembangunan bidang sosial, berupaya mengembangkan
jaminan sosial untuk memenuhi kebutuhan dan hak sosial dasar bagi
masyarakat Kabupaten Kotawaringin Barat secara selektif mengingat
keterbatasan jangkauan APBD.
52
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
Guna mengatasi hal tersebut, maka Dinas Sosial berupaya menggali
dan mengembangkan potensi dan sumber kesejahteraan sosial di lingkungan
sosial masyarakat sehingga masyarakat mempunyai kemampuan
memanfaatkan potensi dan sumber dilingkungan sosialnya untuk mengatasi
masalah kesejahteraan sosial yang dihadapinya. Dari berbagai sudut pandang
dan ukuran apapun, pelayanan sosial bagi PMKS yang dilakukan oleh
keluarga dan komunitas/masyarakat adalah yang paling murah biayanya.
Potensi dan sumber kesejahteraan sosial yang perlu digali,
dikembangkan, dan didayagunakan dalam pembangunan bidang sosial
adalah :
3.1.1.1 Sumber Daya Manusia Pembangunan Kesejahteraan Sosial.
Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam
pelaksanaan kegiatan Dinas Sosial. Integritas dan kompetensi
sumber daya manusia kesejahteraan sosial merupakan potensi
utama dalam menjawab tuntutan pembangunan dan kualitas
penanganan permasalahan kesejahteraan sosial. Sumber daya
manusia dimaksud meliputi : tenaga kesejahteraan sosial, pekerja
sosial profesional, relawan sosial, dan penyuluh sosial.
Potensi pegawai pada Dinas Sosial Kabupaten
Kotawaringin Barat pada akhir Desember 2011, sebagai mana telah
diuraikan pada Bab II menunjukkan dari sisi jumlah aparatur telah
mencukupi, yang perlu dikembangkan adalah kemampuan
profesionalisme pelayanan dalam penyelenggaraan kesejahteraan
sosial di Kabupaten Kotawaringin Barat, terutama yang berkaitan
dengan keahlian dan keterampilan pekerjaan sosial dan penyuluhan
sosial.
3.1.1.2 Pilar Partisipan Usaha Kesejahteraan Sosial.
Pengembangan pilar partisipasi Usaha Kesejahteraan
Sosial sebagai Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
diharapkan mampu berada pada barisan terdepan di tengah
masyarakat untuk menyelesaikan masalah sosialnya sendiri,
masalah sosial keluarga, dan masalah sosial lingkungannya.
Besarnya jumlah pilar partisipasi usaha kesejahteraan
sosial dapat dilihat, adalah sebagai berikut.
Komposisi PSKS berdasarkan Jenis PSKS
Per 31 Desember 2011
No Jenis PSKS Jumlah
1. Pekerja Sosial Masyarakat 16 PSM
2. Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan 6 TKSK
2. Organisasi Kesejahteraan Sosial 15 Orsos
3. Karang Taruna 67 Karang Taruna
4. Taruna Siaga Bencana 56 Anggota
5. Wahana Kesejahteraan Sosial
Berbasis Masyarakat -
53
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
6. Dunia Usaha -
Memperhatikan pilar partisipan usaha kesejahteraan sosial
dari sisi jumlah dan sebaran di masyarakat masih kurang memadai
dan masih memerlukan dukungan serta fasilitasi untuk menunjang
peran sertanya dalam usaha kesejahteraan sosial masyarakat.
Bentuk dukungan dan fasilitasi penunjang peran serta
dilakukan melalui kegiatan penyuluhan dan peningkatan kerja sama
terutama dengan Dunia Usaha, secara transfaran sehingga
menumbuhkan kepercaayaan dan peran serta dunia usaha dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Meningkatkan peran serta
PSM, dan Karang Taruna melalui peningkatan kemampuan dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial di lingkungan sosialnya.
3.1.1.3 Sarana dan Prasarana Pembangunan Kesejahteraan Sosial.
Sampai akhir Tahun 2011 Dinas Sosial belum mempunyai
panti sosial, terutama panti sosial (Lembaga Kesejahteraan Sosial)
yang memberikan pelayanan sosial dan perlindungan sosial bagi
Anak dan Lanjut Usia.
Dalam upaya pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi Orang
Dengan Kecacatan khususnya dan PMKS lainnya pada umumnya
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat, telah berupaya
meningkatkan fungsi Loka Bina Karya (LBK) Pangkalan Bun
sebagai tempat pelayanan sistem luar panti. Kondisi LBK sampai
dengan saat ini masih perlu dilakukan peningkatanan sarana dan
prasarana, terutama pertimbangan aksesibilitas bagi pelayanan
terhadap orang dengan kecacatan.
3.1.1.4 Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha.
Pembangunan kesejahteraan sosial tidak hanya menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah, khususnya Dinas Sosial, namun
juga tanggung jawab masyarakat dan dunia usaha di wilayah
Kabupaten Kotawaringin Barat. Partisipasi dunia usaha dilakukan
melalui program corporate social responsibility (CSR) yaitu
program yang mengimplementasikan tanggung jawab sosial
perusahaan kepada masyarakat melalui kegiatan dan pelayanan
kesejahteraan sosial.
3.1.1.5 Nilai Kesetiakawanan Sosial.
Kesetiakawanan sosial atau rasa solidaritas sosial
merupakan potensi spiritual, komitmen bersama sekaligus jati diri
bangsa. Oleh karena itu, kesetiakawanan sosial merupakan nurani
bangsa Indonesia yang tereplikasi dari sikap dan perilaku yang
dilandasi pengertian, kesadaran, keyakinan, tanggung jawab, dan
partisipasi sosial sesuai dengan kemampuan dari masing-masing
warga dengan semangat kebersamaan, kerelaan untuk berkorban
demi sesama, kegotongroyongan dalam kebersamaan dan
kekeluargaan.
Nilai kesetiakawanan sosial tercermin dari sikap mental
yang dimiliki seseorang atau suatu komunitas, peka terhadap
54
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
lingkungan sosialnya sehingga mendorong untuk peduli melakukan
perbuatan bagi kepentingan lingkungan sosialnya tersebut. Esensi
kesetiakawanan sosial adalah memberikan yang terbaik bagi orang
lain. Tak terkecuali bagi organisasi, lembaga publik dan dunia
usaha yang dalam gerak kegiatannya membutuhkan dukungan dari
masyarakat. Nilai kesetiakawanan sosial solidaritas sosial, dan
kearifan lokal merupakan potensi dan kekuatan Dinas Sosial dalam
menyelenggarakan pembangunan kesejahteraan sosial.
3.1.2 Permasalahan.
Pemerintah menyadari pentingnya pembangunan di bidang
kesejahteraan sosial untuk mengupayakan agar berbagai masalah sosial
seperti kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, ketunaansosial, penyimpangan
perilaku, ketertinggalan/ keterpencilan, serta korban bencana dan akibat
tindak kekerasan dapat ditangani secara terencana, terpadu, dan
berkesinambungan. Hal ini merupakan wujud komitmen pemerintah untuk
meningkatkan harkat dan martabat sebagian warga masyarakat yang
menyandang permasalahan sosial.
Upaya mengangkat derajat kesejahteraan sosial tersebut, dapat
dipandang sebagai bagian dari investasi sosial yang ditujukan untuk
meningkatkan dan mengembangkan kualitas SDM bangsa Indonesia,
sehingga mampu menjalankan tugas-tugas kehidupannya secara mandiri
sesuai dengan nilai-nilai yang layak bagi kemanusiaan.
Sehubungan dengan hal tersebut, Dinas Sosial yang melaksanakan
pembangunan di bidang kesejahteraan sosial seiring dengan paradigma
pembangunan yang semula sentralistik menjadi desentralistik. Sudah barang
tentu harus dapat menciptkan peluang dan posisi agar masyarakat dapat
berperan serta dalam pembangunan.
Tantangan kedepan permasalah kesejahteraan sosial dimasa yang
akan datang akan semakin beragam dan kompleks. Hal ini sudah barang
tentu menuntut profesionalisme Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.
Paradigma semakin beragam dan kompleks permasalahan
kesejahteraan sosial, merupakan dampak dari perubahan sosial yang terjadi
di Indonesia, baik dari segi ekonomi, politik, dan pergeseran nilai-nilai dari
tata nilai tradisional kearah modernisasi. Perubahan sosial telah
menunjukkan perbaikan sisi kehidupan masyarakat baik ekonomi, politik
dan sosial, tetapi komitmen nasional masih menekankan bahwa Indonesia ke
depan akan lebih mengacu pada upaya untuk mengatasi berbagai persoalan
bangsa dengan lebih menekankan pada perwujudan rasa aman, adil, dan
sejahtera bagi seluruh warga masyarakat.
Sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Sosial, dalam rangka
pembangunan di bidang sosial, khususnya pembangunan kesejahteraan
sosial, perumusan permasalah yang masih perlu diperhatikan dalam upaya
mewujudkan masyarakat kabupaten Kotawaringin Barat yang sejahtera,
adalah :
55
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
3.1.2.1 Kemiskinan.
Kemiskinan telah menjadi fenomena sosial yang menuntut
perhatian serius dari semua pihak, baik pemerintah maupun
masyarakat. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan kemiskinan
adalah tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia seperti pangan,
sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan interaksi sosial.
Itulah sebabnya masalah kemiskinan dapat muncul sebagai
penyebab ataupun pemberat berbagai jenis permasalahan
kesejahteraan sosial lainnya seperti ketunaan sosial, kecacatan,
ketelantaran, ketertinggalan/keterpencilan dan keresahan sosial,
yang pada umumnya berkenaan dengan keterbatasan kemampuan
untuk mengakses berbagai sumber pelayanan.
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kotawaringin Barat
berdasarkan hasil pendataan perlindungan sosial dari BPS Tahun
2009 sebanyak 3.424 KK. Dalam upaya penurunan angka
kemiskinan di Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, Dinas
Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat melalui program
Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya,
dengan kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendukung
Usaha bagi Keluarga Miskin, yang pelaksanaannya bersumber dari
Dana APBD Kabupaten Kotawaringin Barat, telah melaksanakan
sub kegiatan berupa Bantuan Stimulan Usaha Ekonomi Produktif
melalui pembentukan KUBE (Kelompok Usaha Bersama) dengan
sasaran keluarga miskin dan keluarga yang rentang mengalami
masalah sosial ekonomi. Sampai dengan Tahun 2011 telah dibentuk
193 KUBE yang beranggotakan 1.930 KK.
Termasuk dalam upaya penanggulangan kemiskinan
kelompok sasaran lainnya, terutama dalam rangka pelayanan
kesetaraan gender adalah pemberdayaan perempuan kelompok
penyandang masalah Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE).
Datan yang berhasil dihimpun Dinas Sosial terhadap kelompok
sasaran PMKS Wanita Rawan Sosial Ekonomi, sebagai mana
berikut ini :
No. Kecamatan Jumlah WRSE
1 Arut Selatan 10 Orang
2 Kumai 41 Orang
3 Pangkalan Lada 5 Orang
4 Pangkalan Banteng -
5 Arut Utara -
6 Kotawaringin Lama 2 Orang
Jumlah 58 Orang
Data tersebut masih jauh tingkat akurasinya, karena sumber
data yang diperoleh hanya berasal dari 2 Kelurahan dan 3 Desa.
3.1.2.2 Ketelantaran.
56
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
Maksud dari keterlantaran adalah pengabaian/penelantaran
anak-anak dan orang lanjut usia karena berbagai penyebab. Kita
semua sependapat bahwa anak merupakan aset dan generasi penerus
bangsa yang perlu ditingkatkan kualitasnya agar mampu bersaing
dalam era globalisasi. Begitu pula lanjut usia perlu dijaga dan
diasuh melalui pelayanan sosial agar kualitas hidup mereka
meningkat dan mampu memberi kontribusi dalam kehidupan
sosialnya.
Disadari Data Keterlantaran yang dimiliki oleh Dinas Sosial
sampai dengan saat ini masih kurang valid dan belum
mencerminkan kondisi yang sebenarnya, Data tersebut masih perlu
pemutahiran terus menerus. Penyebab masih kurang validnya Data
karena Dinas Sosial belum dapat menjangkau seluruh
desa/kelurahan yang ada di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat.
Untuk mengatasi masalah validasi data tentang Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial, perlu dilakukan upaya peningkatan
SDM penyelenggara usaha kesejahteraan sosial baik dari
masyarakat/aparatur kecamatan, desa/kelurahan yang melaksanakan
tugas bidang kesejahteraan. Selain itu perlu upaya penyamaan
persepsi dalam pembangunan kesejahteraan sosial.
Data sementara keterlantaran yang berhasil dihimpun Dinas
Sosial sampai dengan saat ini, adalah sebagai berikut :
Penyandang Keterlantaran
No. Kecamatan Anak
Balita Anak Lansia
Jalanan
1 Arut Selatan - 66 - 114
2 Kumai 5 9 - 226
3 Pangkalan Lada 11 49 - 195
4 Pangkalan Banteng - - - -
5 Arut Utara - - - -
6 Kotawaringin Lama - 9 - 53
Jumlah 16 133 - 588
Sumber data adalah aparat desa/kelurahan Tahun 2009
Memperhatikan data dan informasi tentang data
keterlantaran yang diperoleh Dinas Sosial (tidak seluruh
Desa/Kelurahan menyampaikan data keterlantaran). Masalah
keterlantaran pada kondisi masyarakat di Kabupaten Kotawaringin
Barat tidak dominan, hal ini disebabkan masih kentalnya sistem
kekeluargaan yang masih kuat sehingga Balita, Anak, Lansia masih
memperoleh pemenuhan kebutuhan dasar (terutama kebutuhan
fisik) dari keluarga terdekat atau lingkungan sosialnya. Yang perlu
kesamaan persepsi terhadap bentuk keterlantaran, adalah Ukuran
keterlantaran tidak hanya dilihat dari aspek pemenuhan psikis
57
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
(fisik), tetapi juga pemenuhan kebutuhan psikologis dan kebutuhan
sosial, yang merupakan satu kesatuan pemenuhan kebutuhan dasar
manusia.
Kendala Dinas Sosial terhadap pelayanan sosial bagi anak
terlantar adalah adalah pemenuhan hak dan kebutuhan anak sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial, dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak. Adalah hak anak untuk mendapatkan
perlindungan dari berbagai kegiatan yang dapat mengganggu
pertumbuhannya, baik secara fisik, mental, maupun sosial.
Hal ini perlu mendapat perhatian pemerintah, karena kondisi
tersebut akan berakibat tumbuhnya kualitas SDM yang rendah dan
tidak mampu menghadapi persaingan global. Menciptakan situasi
dan kondisi yang kondusif bagi perkembangan anak, merupakan
amanah konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
membangun masa depan bangsa.
Aspek lain yang perlu memperoleh perhatian khusus dalam
kaitan dengan masalah ketelantaran adalah jumlah orang lanjut usia
yang kecenderungannya semakin meningkat. Keberhasilan
pembangunan tercermin antara lain dengan semakin meningkatnya
jumlah lanjut usia dalam struktur kependudukan. Masalah yang
harus dihadapi pemerintah adalah bagaimana memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pelayanan sosial bagi para lanjut usia agar
kualitas hidup mereka terjamin sampai kematian.
3.1.2.3 Kecacatan.
Kecacatan diartikan sebagai hilang/terganggunya fungsi
fisik atau kondisi abnormal fungsi struktur anatomi, psikologi,
maupun fisiologi seseorang. Kecacatan telah menyebabkan
seseorang mengalami keterbatasan atau gangguan terhadap fungsi
sosialnya sehingga memengaruhi keleluasan aktivitas fisik,
kepercayaan, dan harga diri yang bersangkutan, dalam berhubungan
dengan orang lain ataupun dengan lingkungan. Kondisi seperti ini
menyebabkan terbatasnya kesempatan bergaul, bersekolah, bekerja
dan bahkan kadang-kadang menimbulkan perlakuan diskriminatif
dari mereka yang tidak cacat.
Pada tahun 2008, sebelum dibentuknya Dinas Sosial
Kabupaten Kotawaringin Barat telah ditetapkan Peraturan Daerah
Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Penyandang Cacat, hal ini menjadikan permasalahan utama bagi
Dinas Sosial dalam rangka pelayanan sosial bagi penyandang cacat,
terutama untuk memberikan pelayanan perlindungan dan jaminan
sosial bagi penyandang cacat yang tidak dapat diberikan pelayanan
rehabilitasi sosial.
Data masalah kecacatan yang berhasil dihimpun Dinas
Sosial, adalah sebagai berikut :
58
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
Data Sementara Orang Dengan Kecacatan
Sampai dengan akhir Tahun 2011
Anak Cacat Orang Dengan
No. Kecamatan (dibawah 18 Thn) Kecacatan
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
1 Arut Selatan 15 8 18 13
2 Kumai 21 16 58 43
3 Pangkalan Lada 9 7 10 4
4 Pangkalan Banteng - - - -
5 Arut Utara - - - -
6 Kotawaringin Lama 13 7 61 21
Jumlah 58 38 147 81
Sumber data adalah aparat desa/kelurahan Tahun 2009
3.1.2.4 Ketunaan sosial dan Penyimpangan Perilaku.
Ketunaan sosial merupakan wujud ketidakmampuan
seseorang melaksanakan fungsi sosialnya (menjalankan tugas dan
peran sosial) di lingkungan sosialnya, sesuai dengan sistem nilai
dan norma yang berlaku dilingkungan sosialnya. Ketunaan sosial
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik, emosi, konsep diri,
dan juga kebutuhan religius, rekreasi, dan pendidikan seseorang.
Kegagalan seseorang menjalankan fungsi sosialnya menyebabkan
seseorang menjadi penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Jenis ketunaan sosial, meliputi : tuna susila, pengemis,
gelandangan, eks Napi, Orang Dengan HIV/AIDS, serta
penyalahgunaan Napza.
PMKS ketunaan sosial sampai dengan saat ini, masih sulit
diidetifikasi. Pelaku tuna susila, dan pengemis berasal dari luar
daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Tindakan yang dilakukan
terhadap pelaku tuna sosial, berupa pengembalian ke daerah asal
mereka.
Jumlah eks napi yang tercatat pada Dinas Sosial Kabupaten
Kotawaringin Barat sebanyak 23 Orang, dengan sebaran :
Jenis Kelamin
No. Kecamatan
Laki-laki Perempuan
1. Arut Selatan 12 -
2. Kumai 7 1
59
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
3. Kotawaringin Lama 3 -
Jumlah 22 1
Identifikasi yang telah dilakukan terhadap data Eks Napi
yang bersumber dari desa/kelurahan, menunjukan bahwa eks napi
dimaksud telah dapat menjalankan fungsi sosialnya di lingkungan
sosial mereka berada.
Permasalahan pokok yang perlu mendapatkan perhatian
seriun dimasa yang akan datang, adalah diperlukannya tempat
rehabilitasi sosial pelaku penyalahgunaan napza. Dinas Sosial
belum bias memberikan pelayanan baik yang bersifat rujukan ke
panti rehabilitasi sosial korban ketergantungan obat atau pelayanan
langsung, hal ini mengingat masih kurangnya pemahaman
masyarakat dalam proses pelayanan rehabilitasi sosial korban
penyalahgunaan napza. Dalam hal ini adalah diri pelaku dan atau
keluarga pelaku. Kecenderungan penambahan jumlah ketunaan
sosial jenis penyalahgunaan napza semakin meningkat.
Dari pengalaman pemberian pelayanan sosial terhadap anak
terlantar, apabila ditinjau dari pemenuhan kebutuhan fisik/psikis
anak sudah terpenuhi dalam keluarga, tetapi pemenuhan kebutuhan
psikologis dan sosial masih kurang tercukupi. Prilaku akibat dari
kurangnya pemenuhan kebutuhan psikologis dan sosial anak adalah
penyalahgunaan napza (jenis minuman beralkohol, dextro, lem).
Data yang tercatat pada Dinas Sosial yang bersumber dari
desa/kelurahan tentang pelaku penyalahgunaan napza, adalah :
Jenis Kelamin
No. Kecamatan
Laki-laki Perempuan
1. Arut Selatan 15 -
2. Kumai 4 -
Jumlah 19 -
PMKS ketunaan sosial jenis masalah orang dengan/penyandang
HIV/AIDS belum tercatat pada Dinas Sosial.
Permasalahan kesejahteraan sosial, yang perlu mendapat
perhatikan semua pihak, tidak hanya Dinas Sosial, terutama dengan
keberhasilan pembangunan di Wilayah Kabupaten Kotawaringin
Barat dari sisi pembangunan ekonomi, akses perhubungan, dan
peluang kesempatan kerja, memberikan dampak yang cukup
signifikan terjadinya prilaku penyimpangan seks komersial. Prilaku
ini dapat terjadi pada semua tingkat usia, tingkat pendidikan, dan
status sosial ekonomi. Kecenderungan ini meningkat akibat
terdorong oleh gaya hidup mewah yang tidak sesuai dengan pola
hidup dan penghasilan yang mereka dapatkan. Kehancuran ekonomi
telah memperlebar jurang antara masyarakat mampu dan tidak
mampu, dan mereka yang tidak mampu berusaha untuk tetap hidup
walau dengan cara tidak layak.
60
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
3.1.2.5 Korban Bencana, Korban Tindak Kekerasan, Eksploitasi dan
Diskriminasi.
Permasalahan kesejahteraan sosial yang diakibatkan bencana
alam di Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat ditinjau dari
kondisi alam daerah sangat tidak dominan terjadinya bencana alam,
yang berdampak pada kehidupan masyarakat. Yang perlu di
waspadai adalah terjadinya bencana sosial, yang cenderung akan
berdampak pada perorangan, keluarga, dan kelompok masyarakat.
Bencana sosial, yakni bencana yang disebabkan oleh ulah
manusia (man-made disasters) antara lain karena kesenjangan
ekonomi, diskriminasi, ketidakadilan, kelalaian, ketidaktahuan,
ataupun sempitnya wawasan dari sekelompok masyarakat.
Untuk mencegah terjadinya bencana sosial yang
mengganggu tatanan kehidupan masyarakat, diperlukan upaya
bersama pemerintah, masyarakat dan dunia usaha untuk mencegah
terjadinya kesenjangan ekonomi dalam masyarakat. Hal yang perlu
dilakukan adalah menciptakan model keserasian sosial dalam
tatanan kehidupan masyarakat.
Kecenderungan dampak keberhasilan pembangunan di
Kabupaten Kotawaringin Barat dengan terbukanya akses
transportasi darat, laut, dan udara, serta peluang kesempatan kerja
dan peluang ekonomi pasar berdampak pada kecenderungan
terjadinya penipuan ketenagakerjaan, keterlantaran orang
diperjalanan, eksploitasi sosial (praktek prilaku mengemis yang
dilakukan terhadap seseorang, pelacuran dan tindak kekerasan).
Bencana Sosial yang perlu diwaspadai di Kabupaten
Kotawaringin Barat, terutama wilayah Kecamatan Arut Selatan dan
Kumai adalah bencana sosial akibat kebakaran pemukiman
penduduk.
Upaya yang perlu ditingkatkan oleh Dinas Sosial adalah
meningkatkan peran serta masyarakat dalam kesiapsiagaan dalam
pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran di lingkungan
pemukiman penduduk.
Banyaknya peristiwa bencana alam dan sosial yang tercatat
pada Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin barat, adalah :
Banyaknya Peristiwa
Kecamatan Perahu Tanah Angin Disambar
Kebakaran Banjir Paceklik Jumlah
Tenggelam Longsor Puyuh Petir
Arut Selatan - 12 - - - - - 12
Kumai - 1 - - 1 - - 2
Pangkalan - - - - 1 - - 1
Lada
Pangkalan - - - - - - - -
61
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
Banteng
Arut Utara - 1 - - - - - 1
Kotawaringin - - - - - - - -
lama
Tahun 2011 - 14 - - 2 - - 16
2010 - 9 8 - 1 - 1 19
2009 - 5 - - 1 - - 6
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih.
3.2.1 Visi dan Misi Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun
2012 2016.
Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat dalam
Pembangunan Tahun 2012 2016, adalah : Terwujudnya Kabupaten
Kotawaringin Barat yang Sejahtera, Berkeadilan dan Jaya. Visi tersebut
mengandung makna bahwa dalam 5 (lima) tahun mendatang diharapkan:
1. Kesejahteraan Rakyat. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat,
melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya
saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya
bangsa. Tujuan penting ini dikelola melalui kemajuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2. Keadilan. Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang
dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat
dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia
3. Jaya, terwujudnya kemajuan daerah dalam segala bidang pembangunan
yang demokratis, berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi
kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia.
Adapun Misi Pembangunan Kabupaten Kotawaringin Barat sebagai
berikut:
1. Melanjutkan Pembangunan Kotawaringin Barat Sebagai Daerah
Pengembangan Pembangunan
2. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang
3. Menuju Kejayaan Kotawaringin Barat.
3.2.2 Program Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012
2016.
Isu strategis dalam pembangunan Kabupaten Kotawaringin Barat ke
depan adalah :
1. Penyelenggaraan pendidikan berkualitas bagi semua
2. Perbaikan derajat kesehatan masyarakat
3. Dampak aktivitas pertambangan dan kehutanan terhadap lingkungan
hidup
4. Penanggulangan permasalahan kesejahteraan sosial
5. Optimalisasi potensi sumber daya unggulan
62
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
6. Kebutuhan infrastruktur penunjang investasi
7. Kapasitas aparatur pemerintah menghadapi tantangan otonomi daerah dan
perkembangan global.
Dengan berdasarkan pada isu-isu strategis sebagaimana tersebut
diatas, maka pokok-pokok Prioritas Pembangunan Kabupaten Kotawaringin
Barat adalah sebagai berikut:
Prioritas 1 : Program peningkatan kualitas pendidikan
Dalam jangka panjang, peningkatan kesejahteraan masyarakat
hanya akan dicapai jika kualitas dan akses pendidikan
meningkat. Pengalaman sejarah menunjukkan peningkatan
akses pendidikan seluas-luasnya merupakan cara yang efektif
untuk memperkecil kesenjangan untuk mewujudkan
pembangunan yang inklusif.
Fokus Program aksi Pendidikan adalah :
1. Meneruskan dan mengefektifkan program rehabilitasi
gedung sekolah, sehingga terbangun fasilitas pendidikan
yang memadai dan bermutu dengan memperbaiki dan
menambah prasarana fisik sekolah, serta penggunaan
teknologi informatika.
2. Pemanfaatan alokasi anggaran minimal 20 persen dari
APBD, pemantapan pendidikan gratis dan terjangkau
sampai dengan pendidikan 12 tahun pada tingkatan
pendidikan lanjutan di tingkat SMA.
3. Perbaikan secara fundamental kualitas kurikulum dan
penyediaan buku-buku dan membentuk karakter siswa
yang beriman, berilmu, kreatif, inovatif, jujur, dedikatif,
bertanggung jawab, dan suka bekerja keras.
4. Meneruskan perbaikan kualitas guru, agar menjadi pilar
pendidikan yang mencerdaskan bangsa, mampu
menciptakan lingkungan yang inovatif, serta mampu
menularkan kualitas intelektual yang tinggi, bermutu, dan
terus berkembang kepada anak didiknya. Diupayakan
sebelum 2015 seluru guru telah berpendidikan S1.
5. Memperluas penerapan dari kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) untuk mendukung kinerja
penyelenggaraan pembangunan di bidang pendidikan.
6. Mendorong partisipasi masyarakat (terutama orang tua
murid) dalam menciptakan kebijakan dan penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan aspirasi dan
tantangan jaman saat ini dan kedepan.
7. Mengurangi kesenjangan dalam akses pendidikan dan
kualitas pendidikan, baik pada keluarga berpenghasilan
rendah maupun daerah yang tertinggal.
8. Meningkatkan peran pendidikan kejuruan.
Prioitas 2 : Program peningkatan kualitas kesehatan
Kesehatan merupakan komponen penting dalam investasi
sumber daya manusia. Tersedianya akses kesehatan dasar
yang murah dan terjangkau akan mengubah prilaku manusia.
63
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
Oleh karena itu, fokus utama program bidang kesehatan
adalah sebagai berikut:
1. Menyempurnakan dan memantapkan peran pemerintah
daerah dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan
masyarakat baik dari segi kualitas pelayanan,akses
pelayanan, akuntabilitas anggaran, maupun penataan
administrasi yang transparan dan bersih.
2. Peningkatan pembudayaan pola hidup sehat
3. Menyediakan obat dalam kuantitas yang memadai
4. Meneruskan dan meningkatkan Pembangunan Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Imanudin.
5. Meningkatkan kualitas ibu dan anak di bawah lima tahun
dengan memperkuat program yang sudah berjalan seperti
Posyandu yang memungkinkan imunisasi dan vaksinasi
masal seperti DPT dapat dilakukan secara efektif.
Diharapkan dalam lima tahun mendatang, semua anak
sudah mendapatkan vaksin DPT dan campak sehingga
tingkat kematian bayi dan balita lebih cepat dari sasaran
dalam MDGs.
6. Penurunan tingkat kematian ibu yang melahirkan,
pencegahan penyakit menular seperti HIV/AIDS, malaria
dan TBC.
7. Mengurangi tingkat prevelansi gizi buruk balita menjadi di
bawah 15% pada tahun 2015
8. Revitalisasi program keluarga berencana. Pengendalian
pertumbuhan penduduk ini diharapkan mengubah
paradigma kuantitas menjadi kualitas dalam keluarga.
9. Pengembangan sistem insentif bagi tenaga medis dan
paramedis yang bertugas di daerah terpencil
10. Meningkatkan kualitas pelayanan dan praktek kedokteran
yang sesuai dengan etika profesi dan perlindungan
masyarakat
11. Mengembangkan sistem peringatan dini untuk penyebaran
informasi terjadinya wabah dan cara pencegahannya untuk
mencegah kepanikan dan jatuhnya banyak korban.
Prioritas 3 : Program Penanggulangan Kemiskinan
Pertumbuhan ekonomi sesungguhnya tidak cukup untuk
mengatasi kemiskinan secara menyeluruh. Oleh karena itu,
di samping terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi maka
sejumlah intervensi yang efektif dan terarah perlu terus
dilakukan.
Kebijakan diarahkan untuk menghormati, melindungi, dan
memenuhi hak-hak dasar masyarakat miskin yang mencakup
terpenuhinya 10 (sepuluh) hak dasar bagi penduduk dalam
menjalankan kehidupannya meliputi : (1) kecukupan dan
mutu pangan, (2) akses dan mutu Iayanan kesehatan, (3) akses
dan mutu layanan pendidikan, (4) akses layanan air bersih, (5)
kesempatan kerja dan pengembangan usaha, (6) akses layanan
perumahan dan sanitasi, (7) kepastian kepemilikan dan
penguasaan tanah, (8) kondisi lingkungan hidup dan sumber
64
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
daya alam, (9) jaminan rasa aman dan (10) partisipasi dalam
kebijakan publik.
Dengan demikian, maka program penanggulangan
kemiskinan harus dilakukan melalui beberapa program aksi
sebagai berikut:
1. Meneruskan, meningkatkan dan menyempurnakan
pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Pedesaan sebagai inti dari program
penanggulangan kemiskinan yang bercirikan program
yang memberdayakan masyarakat, terdesentralisasi dan
implementasi program disesuaikan dengan kebutuhan lokal
dengan perencanaan yang bersifat bottom-up pada tingkat
akar.
2. Mengembangkan program Desa Mandiri yang difokuskan
pada desa desa tertinggal agar tidak terjadi kesenjangan
kemajuan yang semakin luas, melalui sektor sektor
pembangunan utama, seperti infrastruktur dasar,
pendidikan, kesehatan, serta menumbuhkan ekonomi
rakyat berbasis keunggulan lokal.
3. Penyempurnaan data keluarga miskin dan memutakhirkan
data rumah tangga sasaran. Data rumah tangga sasaran
akan diintegrasikan untuk semua program afirmasi dan
subsidi sehingga berbagai duplikasi dapat dihindari.
4. Pemantapan dan penyempurnaan Program Jagung Hibrida
yang difasilitasi pemerintah daerah meliputi penyediaan
akses modal, bimbingan teknis pertanian, pengolahan hasil,
sampai dengan pemasaran.
5. Penyediaan beras murah bagi keluarga miskin untuk
menjamin ketahanan pangan.
6. Melaksanakan dan memperkuat program nasional seperti :
Program Jamkesmas, BOS, PKH, BLT, PNPM, Raskin
yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat.
7. Pemihakan kepada Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi,
antara lain dengan penguatan peran dan kemampuan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) Marunting Sejahtera untuk
memberikan akses modal bagi masyarakat kecil.
Prioritas 4 : Program Penciptaan Lapangan Kerja
Empat masalah utama dalam pasar yaitu: (i) persentase sektor
informal yang relatif tinggi; (2) adanya kesenjangan upah
sektor formal informal; (3) penurunan produktivitas tenaga
kerja, terutama di sektor manufaktur; dan (4) kecenderungan
peningkatan pengangguran terbuka pada kelompok umur
muda.
Upaya untuk menurunkan tingkat pengangguran terbuka
hingga 5-6% pada akhir tahun 2015, maka program
ketenagakerjaan akan menekankan pada:
1. Peningkatan kualitas pekerja baik dilihat dari upah yang
diterima, produktivitas dan standar kualifikasinya untuk
dapat memperluas peningkatan kesempatan di sektor
formal, serta mengurangi jumlah pengangguran terbuka
65
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
usia muda, dengan mengintegrasikan program prioritas ini
dengan program prioritas bidang pendidikan.
2. Peningkatkan investasi melalui perbaikan iklim investasi
sehingga kesempatan kerja baru dapat tercipta.
3. Perbaikan iklim usaha dan pemihakan kepada perbaikan
kesempatan berusaha kepada sektor usaha kecil menengah
sebagai tiang penyerap tenaga kerja.
4. Membangun infrastruktur fisik yang dapat memperlancar
arus lalu-lintas barang dan informasi, serta mendorong
program industrialisasi yang dapat menarik industri
lanjutan (PMDN, PMA) untuk berinvestasi.
5. Memperluas dan meningkatkan industri kreatif dan
pariwisata sebagai sumber potensi perekonomian rakyat.
Prioritas 5 : Program Pembangunan Infrastruktur dasar
Infrastruktur mempunyai peran strategis baik dalam
mewujudkan kesejahteraan maupun dalam memperkecil
kesenjangan dan memperbaiki keadilan. Selama lima tahun
terakhir, pemerintah daerah telah berusaha untuk mengejar
ketertinggalan dan kesenjangan infrastruktur. Percepatan
pembangunan infrastruktur dasar ke depan akan diarahkan
sebagai berikut :
1. Mempercepat pembangunan jalan darat untuk membuka
keterisolasian.
2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang
mendorong pertumbuhan wilayah kecamatan.
3. Melanjutkan pengembangan pelabuhan multipurpose,
pelabuhan roro, dan serta pelabuhan samudera guna
mendukung percepatan perekonomian daerah.
4. Pembangunan Bandara Internasional secara bertahap
mengantisipasi kemajuan perekonimian daerah.
5. Peningkatan fasilitas Kabupaten dan Kecamatan
6. Peningkatan dan Perluasan Pasar Kabupaten, Kecamatan
dan Desa.
7. Pelayanan dan akses air bersih dengan harga terjangkau
bagi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat
berpenghasilan rendah.
Prioritas 6 : Program Ketahanan Pangan
Pemerintah akan memberikan perhatian lebih besar kepada
upaya peningkatan produksi pangan beras dan bahan pangan
lainnya, serta diversifikasi konsumsi pangan.
Program aksi peningkatan pangan meliputi antara lain:
1. Memperbaiki infrastruktur pertanian meliputi pembanguan
dan perbaikan irigasi, saluran air, dan pelabuhan yang
menghubungkan produksi pangan dan tujuan pasar.
2. Meningkatkan kualitas input baik dengan dukungan
penelitian dan pengembangan bibit unggul, dan
penyuluhan untuk penggunaan secara tepat dan akurat
dengan resiko yang dapat dijaga.
66
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
3. Menjamin pelaksanaan subsidi pupuk, agar tidak terjadi
kelangkaan, dan penggunaan pupuksubsidi kepada yang
tidak berhak.
4. Peningkatan dan penyempurnaan program Jagung Hibrida
agar petani memperoleh peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan.
5. Perkuatan dan pemberdayaan petani, nelayan, petambak
dan menjaga daya beli dan nilai tukar petani dengan
menjaga stabilitas harga-harga komoditas yang dapat
memberikan keuntungan pada petani namun tidak
memberatkan konsumen yang berpendapatan rendah.
6. Melaksanakan kebijakan pengembangan industri hilir
pertanian Melalui Badan Usaha Milik Daerah Agrotama
Mandiri yang telah dibentuk dua tahun yang lalu.
7. Peningkatan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan petani
melalui program peningkatan penyuluh pertanian.
67
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
Prioritas 9 : Program Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi
Implementasi agenda reformasi penegakan hukum akan
dilakukan ke dalam dua aksi yaitu reformasi penegakan
hukum (rule of law) dan penegakan ketertiban umum.
Prioritas 10 : Program Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan
Program ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan dan
ketidakadilan baik di antara kelompok masyarakat dan
kelompok penghasilan, antar daerah, dan antar jender.
Program aksi yang inklusif dan berkeadilan meliputi :
1. Penguatan kelompok usaha mikro, kecil dan menengah
dengan perluasan akses kredit untuk UMKM termasuk dan
utamanya melalui fasilitasi pemerintah daerah mengakses
modal, Penguatan Bank Perkreditan Rakyat untuk
membantu usaha mikro, penciptaan dan pendidikan bagi
para pengusaha dan enterpreneur baru di tingkat kecil dan
menengah di daerah-daerah, mendukung inovasi dan
kreativitas masyarakat dan pengusaha dalam menciptakan
produk, mengemas, memasarkan dan memelihara
kesinambungan dalam persaingan yang sehat. Menciptakan
kebijakan yang berpihak pada usaha kecil menengah baik
dalam kebijakan produksi, distribusi, dan penggunaan
anggaran pemerintah pusat dan daerah, termasuk aktivitas
BUMD.
2. Mengurangi kesenjangan antar desa dengan melakukan
terus menerus perbaikan kebijakan Alokasi Dana Desa
3. Mempercepat pembangunan daerah-daerah tertinggal dan
daerah perbatasan terluar dan terpencil.
4. Mengurangi kesenjangan jender dengan meningkatkan
kebijakan pengarusutamaan jender dalam strategi
pembangunan. Meningkatkan partisipasi perempuan di
segala bidang baik dalam proses pembuatan kebijakan,
proses pelaksanaan kebijakan.
Prioritas 11 : Program Lingkungan Hidup
Progam di bidang lingkungan hidup bertujuan untuk
memperbaiki kerusakan lingkungan, menjaga kelestarian
alam, dan menjaga kesinambungan daya dukung alam
terhadap aktivitas ekonomi dan masyarakat.
1. Memperbaiki lingkungan yang mengalami kerusakan dan
mencegah bencana alam dengan melakukan reboisasi,
penghutanan kembali, dan perbaikan daerah aliran sungai.
2. Mengembangkan strategi pembangunan yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan (sustainable) sesuai dengan
tujuan untuk mengurangi ancaman dan dampak perubahan
iklim global khususnya melalui upaya pengurangan emisi
karbon baik di sektor kehutanan, energi, transportasi,
kelautan, dan pertanian.
3. Mengajak seluruh masyarakat luas, rumah tangga maupun
dunia usaha untuk aktif menjaga lingkungan untuk
menjamin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
68
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
Prioritas 12 : Program Pengembangan Budaya
Pengembangan budaya ditujukan untuk menciptakan
masyarakat yang memiliki budaya dan peradaban luhur dan
mampu menjaga jati diri ditengah pergaulan global:
1. Menjaga suasana kebebasan kreatif dibidang seni dan
keilmuan.
2. Menyediakan prasarana untuk mendukung kegiatan
kebudayaan dan keilmuan yang bersifat non-komersial.
3. Memberikan insentif kepada kegiatan kesenian dan
keilmuan untuk mengembangkan kualitas seni dan budaya
serta melestarikan warisan kebudayaan lokal dan nasional,
modern dan tradisional.
Prioritas 13 : Program Pengembangan Agribisnis berbasis Agropolitan
Latar belakang pelaksanaan program pengembangan
agribisnis berbasis agropolitan adalah bersumber dari
beberapa permasalahan sistem agribisnis, yakni: (1) belum
terintegrasi dan berkembang optimalnya sistem agribisnis; (2)
masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap sistem
agribisnis; dan (3) kurang sesuainya model agribisnis yang
dikembangkan dengan karakter masing-masing daerah
pertanian akibat keterbatasan partisipasi petani dalam
perencanaan model agribisnis, sisa-sisa pola pengembangan
yang bersifat top-down yang masih dipertahankan; serta
generalisasi model yang kurang tepat.
Pertanian di Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan sektor
utama pertanian jika dilihat dari produktivitas pertaniannya
yang cukup besar dan kontribusinya terhadap PDRB.
Langkah dari program pengembangan agribisnis berbasis
agropolitan:
1. Meningkatkan produktivitas kualitas dan produksi
komoditas pertanian yang dapat dipasarkan sebagai bahan
baku industri pengolahan maupun untuk komoditas ekspor.
2. Mensinergikan potensi dari setiap sistem usaha agribisnis
mulai dari sub-sistem hulu, on-farm, hilir, pemasaran, dan
usaha penunjangnya, secara maju, berkelanjutan, dan
terdesentralisasi, melalui pengembangan agropolitan yang
digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh
pemerintah.
3. Menetapkan pusat agribisnis dan unit-unit kawasan
pengembangannya yang terintegrasi dalam bentuk
keterkaitan antar wilayah (pergerakan barang, modal dan
manusia).
4. Menyediakan infrastruktur pendukung.
Prioritas 14 : Program Peningkatan Iklim Investasi
Perkembangan investasi pada sektor industri di Kabupaten
Kotawaringin Barat mengalami peningkatan signifikan.
Namun demikian masih banyak sektor lain yang masih
potensial untuk dikembangkan, sehingga sangat
membutuhkan investor untuk menanamkan modalnya dalam
rangka pengembangan potensi daerah.
69
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
Salah satu kendala pelaksanaan investasi di daerah adalah
adanya aturan dari pusat yang sampai saat ini masih dalam
proses sehingga daerah mengalami kesulitan dalam
menetapkan regulasi yang tepat untuk lebih memberikan daya
tarik bagi investor.
Kondisi tersebut telah menyebabkan turunnya minat dunia
usaha untuk melakukan kegiatan investasi, baik untuk
melakukan kegiatan ekspansi usaha yang telah ada maupun
untuk merintis investasi baru. Kondisi ini perlu ditangani
secara cepat agar tidak menimbulkan dampak ekonomi yang
lebih luas utamanya dalam kaitannya dengan pertumbuhan
ekonomi yang saat ini lebih banyak didominasi oleh konsumsi
daripada investasi atau ekspor.
Prioritas 15 : Program Penataan Ruang Wilayah
Penataan ruang adalah merupakan kerangka strategis dalam
mengelola dan mengatur sumber daya alam dan sumber daya
lainnya, serta sebagai upaya untuk mentransformasikan ruang
yang ada serta tendensinya menuju ke arah suatu struktur
ruang dan pola pemanfaatan ruang wilayah yang kondusif
guna mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan. Struktur
dan pola penataan ruang wilayah pada dasarnya merupakan
pedoman dalam merumuskan kebijakan pokok pemanfaatan
ruang wilayah, mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan
keseimbangan perkembangan antar wilayah serta keserasian
antar sektor.
Dari sisi pengembangan wilayah, perkembangan dan
kecenderungan yang terjadi di Kabupaten Kotawaringin Barat
memperlihatkan beberapa fenomena antara lain: belum
selarasnya hubungan perkotaan dan perdesaan,
ketidakseimbangan perkembangan antar wilayah/disparitas
yang terjadi antar wilayah.
Tujuan dari program ini adalah untuk mendorong pelaksanaan
pemanfaatan ruang yang sesuai dengan peruntukannya,
pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif dengan
menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan
keseimbangan pembangunan antar fungsi, meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan
ruang dan mengoptimalkan peran penataan ruang sebagai
media koordinasi dan sinkronisasi program pembangunan
antar sektor dan antar wilayah.
Memperhatikan uraian tersebut di atas, Sesuai dengan kewenangan Dinas
Sosial sebagaimana telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Kotawaringin Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah
Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Kotawaringin Barat. Serta Peraturan Daerah
Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten
Kotawaringin Barat, yang selanjutnya diatur beradasarkan Peraturan Bupati
Kotawaringin Barat Nomor 12 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas
Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat. Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
dalam pembangunan di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012 2016 terfokus
70
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
pada upaya pencapaian visi untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, yang
menekankan terjadinya keadilan terutama bagi seseorang, keluarga, kelompok
masyarakat yang mengalami permasalahan kesejahteraan sosial, dengan program
prioritas penanggulangan kemiskinan.
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra.
Memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kementerian
Sosial RI Tahun 2010 2014 adalah sebagai berikut :
3.3.1 Sasaran pokok dari rencana pembangunan jangka menengah Kementerian
Sosial RI terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS),
diantaranya adalah :
1) Meningkatnya fungsi sosial PMKS melalui pemberdayaan dan pemenuhan
kebutuhan dasar, yang meliputi :
a) Tersalurkannya bantuan pemberdayaan masyarakat bagi fakir miskin
dalam bentuk KUBE dan UEP;
b) Terpenuhi kebutuhan dasar, aksesibilitas dan pelayanan sosial dasar
bagi warga Komunitas Adat Terpencil (KAT);
2) Meningkatnya fungsi sosial PMKS penerima manfaat melalui pelaksanaan
pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial, yang meliputi :
a) Terlaksananya pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial bagi
anak dan balita terlantar, anak jalanan, anak berhadapan dengan
hukum, dan anak yang membutuhkan perlindungan khusus.
b) Terlaksananya pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial bagi
lanjut usia.
c) Terlaksananya pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi bagi
penyandang cacat.
3) Meningkatkan fungsi sosial PMKS penerima manfaat melalui pelaksanaan
pelayanan, perlindungan dan jaminan sosial, yang meliputi :
a) Terpenuhinya kebutuhan darurat dan pelayanan sosial bagi korban
bencana alam.
b) Terpenuhinya kebutuhan darurat dan pelayanan sosial bagi korban
bencana sosial.
c) Terlaksnanya pemberian Bantuan Tunai Bersyarat bagi RTSM (PKH).
3.3.2 Program pokok dari rencana pembangunan jangka menengah Kementerian
Sosial RI terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), yang
dilaksanakan adalah :
1. Program Pemberdayaan Sosial, dengan sub program : a) Penanggulangan
Kemiskinan, dan b) Pemberdayaan Komunitas Adat (KAT) Terpencil.
2. Program Rehabilitasi Sosial, dengan sub program : a) Rehabilitasi dan
perlindungan anak, b) pelayanan sosial lanjut usia, dan c) Rehabilitasi dan
perlindungan penyandang cacat.
3. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial, dengan seub program :
a) Bantuan sosial korban bencana alam, b) bantuan sosial korban bencana
sosial, dan c) bantuan tunai bersyarat.
Dasar dari pelaksanaan program terhadap sasaran startegis rencana
pembangunan jangka menengah tersebut adalah Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2009 tentang Kesejahteraan Sosial, sehingga arah kebijakan dan strategi adalah :
a) rehabilitasi sosial, b) jaminan sosial, c) pemberdayaan sosial, dan d) perlindungan
sosial.
71
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
Memperhatikan rencana strategis Kementrian Sosial dalam pelaksanaan
pembangunan kesejahteraan sosial, terdapat peluang yang dapat mendukung
pelayanan Dinas Sosial lima tahun kedepan bagi Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan upaya penggalian dan pengembangan Potensi
Suber Kesejahteraan Sosial (PSKS), terutama untuk mengurangi biaya APBD dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang memerlukan anggaran yang cukup besar.
Faktor pendukung tersebut adalah adanya peluang untuk melaksanakan
pemberdayaan sosial bagi fakir miskin, keluarga miskin dan kelompok rentan
lainnya, sesuai sasaran rencana program dan kegiatan pada Kementrian Sosial
(seperti penyaluran bantuan pemberdayaan fakir miskin dan keluarga miskin
melalui KUBE dan UEP; Jaminan Sosial bagi Lanjut Usia; Jaminan Sosial Orang
Dengan Kecacatan; Asuransi Kesejahteraan Sosial (ASKESOS); penyaluran
pemenuhan kebutuhan dasar bagi penerima layanan panti).
Faktor penghambat belum meratanya pelayanan Dinas Sosial disebabkan
masih lemahnya data PMKS, dan pembagian sebaran sasaran karena keterbatasan
anggaran pada Kementrian Sosial RI dalam penyelenggaraan pembangunan
kesejahteraan sosial.
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis.
Sesuai dengan tugas pokok fungsi dinas, Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin
Barat tidak mempunyai kewenangan melaksanakan perencanaan tata ruang wilayah
dan melakukan kajian lingkungan hidup strategis
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis.
Dewasa ini pemerintah dan masyarakat Kabupaten Kotawaringin Barat
menginginkan hal-hal terkait dengan pembangunan nasional termasuk
pembangunan kesejahteraan sosial yang pro poor, pro growt dan pro job, serta
tercapaianya Millenium Development Goals (tujuan pembanguan millennium),
Justice for all (keadilan untuk semua), maka perlu adanya pemahaman bersama
sebagai berikut sebagai berikut:
a. Integrasi pembangunan kesejahteraan sosial dan pembangunan lainnya.
Adanya pandangan yang melihat bahwa pembangunan kesejahteraan sosial
merupakan sektor yang terpisah dengan pembangunan lainnya khususnya
pembangunan ekonomi dan politik. Hal ini dapat kita lihat dari kenyataan dan
pengalaman yang terjadi selama ini, di mana pembangunan ekonomi kurang
mempertimbangkan aspek pembangunan kesejahteraan sosial, bahkan akibat
pembangunan ekonomi dan politik sering menjadi sumber permasalahan sosial.
Karena itu, pengintegrasian sektor-sektor ini menjadi agenda yang penting dan
prioritas di masa-masa mendatang.
b. Pelayanan yang menekankan pendekatan HAM.
Pelayanan sosial yang diberikan selama ini diarahkan pada pemenuhan
kebutuhan dasar (basic need) dan berorientasi pada masalah melalui pendekatan
selektivitas. Di masa mendatang, pelayanan sosial perlu diarahkan pada
pelayanan yang bersifat universal bagi setiap orang.
c. Pelayanan pengembangan (developmental services).
72
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
Fungsi ini bertujuan untuk menggali dan menumbuhkan berbagai sumber-sumber
dan potensi yang dimiliki oleh kelompok masyarakat baik yang bersifat individu,
kelompok, maupun yang bersifat sosial. Fungsi ini di samping berperan sebagai
fungsi pengembangan juga berperan sebagai fungsi pencegahan.
d. Penanganan masalah-masalah yang berskala makro.
Pelayanan kesejahteraan sosial perlu diarahkan pada pelayanan-pelayanan yang
berskala luas (makro), mendasar dan mempunyai cakupan luas atau berdampak
positif terhadap penanganan permasalahan sosial lainnya, secara lintas sektor.
e. Pendekatan bottom-up.
Untuk masa yang akan datang, Dinas Sosial harus menerapkan pendekatan
bottom up yang bertumpu pada kebutuhan-kebutuhan, aspirasi-aspirasi, sumber-
sumber dan potensi serta kebiasaan-kebiasaan atau nilai-nilai yang dimiliki oleh
masyarakat setempat, dan perlu membangun suatu jaringan kerja sama dengan
tokoh masyarakat untuk dapat merumuskan suatu pelayanan yang berorientasi
pada kebutuhan, sumber dan potensi masyarakat setempat.
f. Pendekatan masyarakat sejahtera.
Di masa mendatang, Dinas Sosial hanya berperan sebagai fasilitator dan
motivator dalam meningkatkan kemampuan masyarakat untuk tumbuh dan
berkembang serta berperan dalam pembangunan kesejahteraan sosial.
73
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
mengimbangi permasalahan sosial yang semakin kompleks, maka pengembangan
kualitas SDM kesejahteraan sosial yang profesional perlu semakin ditingkatkan,
baik melalui jalur pendidikan formal maupun melalui pendidikan nonformal,
yaitu pelatihan struktural, teknis dan fungsional. Pengembangan SDM ini perlu
dirumuskan secara konseptual sehingga terlihat sinkronisasi antara kebutuhan
real dengan konsepsi penyediaan SDM.
k. Tantangan yang bersifat teknis operasional
Makin beragamnya permasalahan yang berimplikasi pada meningkatnya jumlah
penyandang masalah kesejahteraan sosial. Kecenderungan kerawanan sosial yang
timbul dari kurangnya sumber informasi yang dipercaya oleh masyarakat.
Akurasi data populasi sasaran, target dan hasil program masih mengalami
kendala. Peningkatan motivasi, pemahaman, kemampuan SDM kesejahteraan
sosial belum secepat tuntutan terhadap peningkatan kinerja. Dengan berlakunya
sistem anggaran berbasis kinerja, maka konsistensi antara perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan menjadi makin diperlukan.
Mencermati hal-hal tersebut di atas, sebagaimana pembagian kewenangan
antara Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana diatur berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Kotawaringin
Barat. Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat melalui Dinas Sosial
menyelenggarakan kewenangan di Bidang Sosial dengan melaksanakan
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial di Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat
melalui kegiatan Rehabilitasi Sosial, Jaminan Sosial, Pemberdayaan Sosial, dan
Perlindungan Sosial berdasarkan identifikasi isu-isu strategis sebagai berikut:
Form.B.1.2a.
Identifikasi Isu - Isu Strategis yang mempengaruhi Kinerja Pelayanan SKP
Form.B.1.2b.
Penentuan dan Prioritas Isu - isu Strategis Dinas Sosial
74
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
Kriteria Penilaian
Totak Urutan
Isu Isu Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Skor Prioritas
1 2 3 4 5
Skor 1-3 1-3 1-3 1-3 1-3
Kemiskinan 3 3 3 3 3 15 1
Kecacatan 3 2 3 3 3 14 2
Keterlantaran 3 2 2 3 3 13 3
Ketunaan Sosial 3 2 2 2 3 12 4
Korban Bencana Alam 3 2 2 2 2 11 5
Korban Bencana Sosial 2 2 2 2 2 10 6
Korban tindak Kekerasan
2 1 2 2 2 9 7
dan Pekerja Migran
75
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI
DAN KEBIJAKAN
76
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
dan gerakan seluruh komponen baik pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha untuk mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat Kotawaringin
Barat dalam rangka mewujudkan keadilan sosial sebagaimana amanat UUD
1945. Oleh karena itu setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh taraf kesejahteraan sosial yang sebaik-baiknya dan sekaligus
mempunyai kewajiban yang sama pula untuk mewujudkan kesejahteraan
sosial.
4.1.2 Misi.
Dalam pencapaian misi dirumuskan Misi, sebagai berikut :
1. Meningkatkan Pemberdayaan Sosial dan Peran Serta Masyarakat dalam
Pembangunan Kesejahteraan Sosial.
2. Meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial.
3. Meningkatkan perlindungan dan jaminan sosial.
4. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 menyebutkan bahwa,
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial bertujuan untuk : (a) meningkatkan taraf
kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup; (b) memulihkan fungsi sosial
dalam rangka mencapai kemandirian; (c) meningkatkan ketahanan sosial
masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraan sosial; (d)
meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggungjawab sosial dunia usaha
dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan;
(e) meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan; dan (f) meningkatkan
kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial ditujukan kepada: (a) perseorangan;
(b) keluarga; (c) kelompok; dan/atau (d) masyarakat. Penyelenggaraan
kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan kepada
mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan
memiliki kriteria masalah sosial:
a. kemiskinan;
b. ketelantaran;
c. kecacatan;
d. keterpencilan;
e. ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku;
f. korban bencana; dan/atau
g. korban tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial meliputi:
a. Rehabilitasi sosial; dimaksudkan untuk memulihkan dan mengembangkan
kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.
b. Jaminan sosial; Jaminan sosial dimaksudkan untuk:
(a) menjamin fakir miskin, anak yatim piatu terlantar, lanjut usia terlantar,
penyandang cacat fisik, cacat mental, cacat fisik dan mental, eks penderita
penyakit kronis yang mengalami masalah ketidakmampuan sosial-ekonomi
77
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
agar kebutuhan dasarnya terpenuhi. Jaminan sosial diberikan dalam bentuk
asuransi kesejahteraan sosial dan bantuan langsung berkelanjutan.
(b) menghargai pejuang, perintis kemerdekaan, dan keluarga pahlawan atas
jasa-jasanya. Jaminan sosial diberikan dalam bentuk tunjangan
berkelanjutan.
c. Pemberdayaan sosial; pemberdayaan sosial dimaksudkan untuk: (a)
memberdayakan seseorang, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang
mengalami masalah kesejahteraan sosial agar mampu memenuhi kebutuhannya
secara mandiri; (b) meningkatkan peran serta lembaga dan/atau perseorangan
sebagai potensi dan sumber daya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
d. Perlindungan sosial, perlindungan sosial dimaksudkan untuk mencegah dan
menangani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga,
kelompok, dan/atau masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi
sesuai dengan kebutuhan dasar minimal. Perlindungan sosial dilaksanakan
melalui: (a) bantuan sosial; (c) advokasi sosial; dan/atau (c) bantuan hukum
Berdasarkan hal tersebut diatas pelaksanaan visi dan misi Dinas Sosial
dalam pembangunan di bidang sosial, dengan tujuan :
1. Meningkatnya fungsi sosial fakir miskin, keluarga miskin dan kelompok rentan
lainnya;
2. Meningkatnya ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan mengatasi
masalah kesejahteraan sosial;
3. Terciptanya aksesibilitas PMKS (Lanjut Usia Terlantar, Eks-Tuna Sosial,
Korban Bencana) mencapai pelayanan dan rehabilitasi sosial.
4. Terciptanya pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi anak yang mengalami
masalah kesejahteraan sosial.
5. Terciptanya aksesibilitas pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi Orang Dengan
Kecacatan (ODK) dan eks penyandang penyakit kejiwaan.
6. Terciptanya pelayanan sosial melalui sistem panti;
7. Terciptanya pemeliharaan tingkat kesejahteraan sosial Lanjut Usia;
8. Terciptanya pemeliharaan tingkat kesejahteraan sosial Orang Dengan
Kecacatan (ODK);
9. Terwujudnya mekanisme jaminan sosial berbasis komunitas dalam pengelolaan
risiko kehilangan atau penurunan pendapatan berbasis kontribusi (iuran);
10. Terwujudnya peningkatan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan
sosial.
Tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin
Barat, lebih rinci sebagaimana tersebut pada Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka
Menengah Pelayanan Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat di bawah ini.
78
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
4.3 Strategi dan Kebijakan SKPD
Strategi pelayanan jangka menengah Dinas Sosial, difokuskan pada :
1. Peningkatan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam penanganan masalah
kemiskinan di lingkungan sosialnyaPeningkatan kemampuan dan peran serta
masyarakat dalam penanganan masalah kemiskinan di lingkungan sosialnya.
2. Peningkatan kemampuan dan peran serta penerima pelayanan dalam pengambilan
keputusan serta melakukan pilihan terbaik untuk peningkatan kesejahteraan
sosialnya.
3. Pemberian bantuan dan perlindungan bagi fakir miskin, keluarga miskin dan
kelompok rentan lainnya.
4. Peningkatan kesadaran, kepercayaan dan partisipasi mayarakat dan dunia usaha
untuk mencegah dan mengatasi masalah kesejahteraan sosial yang ada di
lingkungannya.
5. Kemitraan Sosial, yang mengandung makna adanya kerjasama, kepedulian,
kesetaraan, kebersamaan dan jaringan kerja yang menumbuh kembangkan
kemanfaatan timbal balik antara pihak-pihak yang bermitra.
6. Penyaluran bantuan penunjang operasional bagi pelaku penyelenggaraan
kesejahteraan sosial masyarakat.
7. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelayanan dan rehabilitasi sosial berbasis
masyarakat bagi Lanjut Usia, ODK, dan Anak
8. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana LBK Pangkalan Bun sebagai tempat
pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi ODK khususnya, dan PMKS pada umumnya,
serta Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana Panti Persinggahan sebagai tempat
penampungan sementara korban bencana.
9. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana.
10. Meningkatkan pemeliharaan kesejahteraan sosial anak dan perlindungan sosial anak,
yang mengandung anak menjamin tumbuh kembang anak;
11. Meningkatkan sumber daya anak, mengandung makna pemberian bimbingan mental,
bimbingan sosial dan keterampilan bagi anak yang mengalami masalah
keterlantaran.
12. Meningkatkan kemampuan pengelolaan usaha, mengandung makna
mengembangkan bakat dan keterampilan, serta bantuan usaha bagi anak yang ikut
membantu memenuhi kebutuhan dasar bagi keluarga dan/atau untuk dirinya sendiri.
13. Melaksanakan deteksi dini dan pendataan ODK dan penyandang penyakit psikotik
serta pelaksanaan Unit Pelayanan Sosial Keliling bagi ODK.
14. Melaksanakan penyaluran bantuan dan rujukan bagi ODK.
15. Peningkatan kompetensi SDM Aparatur rehabilitasi sosial ODK dengan
melaksanakan magang di pusat rehabilitasi sosial ODK
16. Menyediakan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) sistem panti bagi Lanjut Usia.
17. Perlindungan dan pemeliharaan pemenuhan kebutuhan dasar lansia terlantar tidak
potensial dan Orang Dengan Kecacatan (ODK) Berat melaui jaminan sosial.
18. Menjalin kemitraan dengan Organisasi/Lembaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat,
untuk penyelenggaraan Asuransi Kesejahteraan Sosial (ASKESOS) bagi masyarakat
yang bekerja di sektor informal
19. Pembinaan profesionalisme dan kinerja aparatur dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan dunia usaha
dan penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Kebijakan Dinas Sosial dalam kurun waktu 5 (Lima) tahun mendatang adalah :
79
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
1. Menciptakan kemampuan masyarakat mengatasi masalah kesejahteraan sosial
berdasarkan potensi dan sumber daya kesejahteraan yang ada di lingkungan
sosialnya.
2. Meningkatkan dan memeratakan pelayanan sosial yang lebih adil, dalam arti bahwa
setiap orang khususnya penyandang masalah kesejahteraan sosial berhak untuk
memperoleh pelayanan sosial yang sebaik-baiknya.
3. Menciptakan iklim yang dapat mendorong, meningkatkan dan mengembangkan
peran serta masyarakat dalam usaha kesejahteraan sosial.
4. Meningkatkan profesionalisme pelayanan sosial yang berbasis pekerjaan sosial baik
yang dilaksanakan oleh masyarakat dan dunia usaha terhadap penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
5. Mengembangkan nilai-nilai keperintisan, kejuangan dan kepahlawanan serta
kesetiakawanan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
6. Meningkatkan dan memeratakan pelayanan sosial bagi PMKS terutama Lansia,
ODK dan Anak
7. Mendorong tumbuhnya Tempat Penitipan Anak di lingkungan industri, perkantoran,
pasar baik milik pemerintah daerah dan masyarakat
8. Menyediakan Rumah Penampungan Anak Sementara (RPAS) dalam upaya
perlindungan sosial
9. Menciptakan iklim mencegah terjadinya pekerja anak di bawah umur.
10. Mewujudkan pemerataan akses pelayanan sosial bagi ODK.
11. Meningkatkan pemberdayaan ODK dalam mengatasi masalah kesejahteraan sosial.
12. Meningkatkan profesionalisme aparatur dalam pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi
ODK.
13. Penyediaan sarana dan prasarana pemeliharaan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia.
14. Penyaluran jaminan sosial dari pemerintah daerah bagi penerima pelayanan dengan
melibatkan peran serta masyarakat sebagai pendamping pemanfaatan jaminan sosial.
15. Penyaluran jaminan sosial dari pemerintah daerah bagi penerima pelayanan dengan
melibatkan peran serta organisasi/LKS masyarakat sebagai pengelola jaminan sosial.
16. Pengelolaan pelayanan sosial yang berkualitas dan akuntabel.
Gambaran lebih rinci tentang Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, strategi dan kebijakan
Pelayanan Dinas Sosial Tahun 2012 2016 sebagaimana tersebut pada Tabel 4.2 di bawah
ini :
80
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
81
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
Pemberdayaan Fakir Miskin, Kominitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial, merupakan upaya untuk mewujudkan warga
masyarakat/penduduk yang mengalami kemiskinan agar mempunyai kemampuan/daya,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. Pengertian ini mesti dimaknai secara
arif, yaitu bahwa tujuan pemenuhan kebutuhan dasar adalah tujuan awal agar secara
bertahap kehidupan yang lebih berkualitas dan kemandirian dapat dicapai. Dalam upaya
pemberdayaan warga masyarakat yang mengalami masalah kemiskinan diperlukan
peran serta masyarakat (baik secara individual atau sebagai anggota kelembagaan sosial
yang ada di lingkungan sosial) membantu meningkatkan daya warga masyarakat miskin
dan PMKS lainnya, termasuk Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) dalam
peningkatan kesejahteraan sosial.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mendukung upaya penanggulangan
kemiskinan, melalui pemberdayaan fakir miskin, keluarga miskin, dan kelompok rentan
lainnya adalah :
5.1.1 Peningkatan Kemampuan (capacity building) Petugas dan Pendamping
Sosial Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS lainnya;
Sasaran Kegiatan :
- Warga masyarakat dilokasi pemberdayaan fakir miskin/keluarga miskin,
pemberdayaan Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) dalam upaya
penanggulangan Kemiskinan.
Target sasaran dalam kurun waktu Tahun 2012 2016 :
- 150 Orang.
Sub Kegiatan :
- Pelatihan teknis pemperdayaan sosial;
- Pemberian instensif / penunjang operasional pendampingan.
5.1.2 Pelatihan Keterampilan Berusaha bagi Keluarga Miskin;
Sasaran Kegiatan :
- Anggota keluarga dari keluarga miskin, yang berusia di atas 20 Tahun dan
belum menikah.
Target Sasaran dalam kurun waktu Tahun 2012 2016 :
- 100 Orang
Sub Kegiatan :
- Bimbingan sosial dan bimbingan keterampilan berusaha
- Penyaluran bantuan usaha melalui KUBE atau Usaha Ekonomi Produktif
5.1.4 Pengadaan Sarana dan Prasaran Pendukung Usaha bagi Keluarga Miskin;
Sasaran kegiatan :
82
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
- Keluarga Miskin.
Target Sasaran dalam kurun waktu Tahun 2012 2016 :
- 600 Kepala Keluarga Miskin.
Sub Kegiatan :
- Penyaluran bantuan usaha bagi keluarga miskin melalui KUBE Keluarga
Miskin.
5.1.5 Pelatihan Keterampilan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.
Sasaran Kegiatan :
- Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE).
Target Sasaran dalam kurun waktu Tahun 2012 2016 :
- 100 WRSE.
Sub Kegiatan :
- Bimbingan Sosial dan bimbingan kewirausahaan,
- Penyaluran bantuan usaha bagi WRSE melalui Usaha Ekonomi Produktif
(UEP) WRSE.
Memperhatikan struktur organisasi dan tata kerja Dinas Sosial, sesuai dengan
tugas dan fungsinya sangatlah proporsional jika lingkup ini dikelola secara khusus
melalui Bidang Pemberdayaan Sosial, Bidang Pemberdayaan Sosial, mempunyai tugas
koordinasi, perencanaan, pembinaan, pengendalian dan pengembangan pemberdayaan
sosial, pembinaan kepahlawanan, perintis kemerdekaan, kejuangan dan kesetiakawanan
sosial; dan melaksanakan fungsi : melaksanakan koordinasi, perencanaan, pembinaan
dan pengendalian pemberdayaan sosial; melaksanakan pemberdayaan Komunitas Adat
Terpencil; melaksanakan pemberdayaan keluarga fakir miskin; melaksanakan
pembinaan kesejahteraan sosial keluarga pahlawan dan perintis kemerdekaan; serta
melaksanakan pembinaan nilai-nilai kepahlawanan, perintis kemerdekaan, kejuangan
dan kesetiakawanan sosial.
5.2 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial.
Kelembagaan sosial masyarakat dalam konteks pembangunan kesejahteraan
sosial menjadi salah satu komponen penting di samping pemerintah dan dunia usaha.
Kelembagaan sosial masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai agen sosialisasi
perubahan terencana yang tumbuh dari masyarakat dan atau diprakarsai oleh
pemerintah. Lebih dari itu, dapat berperan sebagai perekat dan penguat keberhasilan
dan keberlanjutan kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan masyarakat. Dalam
konteks pemberdayaan, suatu kegiatan dapat bertahan lama dan berkelanjutan apabila
didukung oleh kelembagaan lokal yang berakar pada masyarakat.
Serangkaian kegiatan pemberdayaan tersebut akan memperkuat potensi
sumberdaya kesejahteraan sosial dari dimensi kelembagaan sosial masyarakat. Peran
Karang Taruna, Organisasi Sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan
sosial, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis
Masyarakat (WKSBM), dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) sangat
vital untuk mengoptimalkan peran serta masyarakat di tingkat lokal dan akar rumput.
Upaya pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan
sosial merupakan upaya untuk menumbuhkan nilai-nilai kepedulian serta kecintaan
terhadap bangsa dan negara, dan untuk menumbuhkan partisipasi sosial masyarakat
terhadap kegiatan kesejahteraan sosial.
Kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan peran serta masayarakat dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial, meliputi :
83
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
5.2.1 Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha;
Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial, perlu dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2012 2016
melalui penyampaian informasi penyelenggaraan kesejahteraan sosial di
Kabupaten Kotawaringin Barat dalam upaya menggali dan menumbuhkan rasa
kesetiakawanan sosial masyarakat dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat
dan pelaku dunia usaha terhadap penyelenggegaraan kesejahteraan sosial yang
dilaksanakan di Kabupaten Kotawaringin Barat.
Sasaran Kegiatan :
- Warga masyarakat dan Dunia Usaha
Target Sasaran :
- Tokoh masyaraka/agama/generasi muda dan pelaku dunia usaha yang ada di 6
wilayah kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat.
Sub kegiatan :
- Penyuluhan Sosial tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
5.2.2 Peningkatan jejaring kerjasama pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial
masyarakat;
Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial sangat berperan dalam mencegah,
menanggulangi dan mengatasi masalah kesejahteraan sosial di lingkungan sosial
masyarakat.
Sasaran Kegiatan :
- TKSK, Karang Taruna, Organisasi Sosial milik masyarakat yang menjalankan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial
Target Sasaran :
- Karang Taruna, Organisasi Sosial milik masyarakat, TKSK.
Sub Kegiatan :
- Pemberian bantuan peningkatan pelayanan kesejahteraan sosial Karang Taruna,
Organisasi Sosial milik masyarakat,
- Pemberian insentif / penunjang pelayanan TKSK.
5.2.3 Peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat
Mengingat semakin kompleksnya permasalahan kesejahteraan sosial dewasa ini,
maka diperlukan penguasan pengetahuan dan teknik pekerjaan sosial bagi pelaku-
pelaku kesejahteraan sosial yang berasal dari masyarakat dalam melaksanakan
perannya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Sasaran Kegiatan :
- Pengurus Karang Taruna, petugas pelayanan sosial
yayasan/organisasai/lembaga kesejahteraan sosial milik masyarakat, PSM dan
Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial (WPKS).
Target Sasaran :
- 250 Orang
84
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
Sub Kegiatan :
- Pelatihan dasar bagi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM);
- Bimbingan Teknis dan Manajemen Pengurus Karang Taruna;
- Bimbingan Teknis bagi petugas pelayanan sosial lembaga milik masyarakat
5.2.4 Pelestarian dan Pendayagunaan Nilai Kepahlawanan, Keperintisan,
Kejuangan, dan Kesetiakawanan Sosial.
Pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan sosial
merupakan upaya untuk menumbuhkan nilai-nilai kepedulian serta kecintaan
terhadap bangsa dan negara, dan untuk menumbuhkan partisipasi sosial
masyarakat terhadap kegiatan kesejahteraan sosial.
Sasaran Kegiatan :
- Generasi Muda
- Para pejuang/keluarga pejuang/ahli waris pejuang.
- Keluarga/ahli waris pendiri Kotawaringin Barat.
- Taman Makan Pahlawan (TMP) Indra Pura Pangkalan Bun.
Sub kegiatan :
- Kegiatan saresehan antara generasi muda dengan generasi pendahulu;
- Pemeliharaan Taman Makam Pahlawan (TMP) Indra Pura Pangkalan Bun.
Terkait dengan hal tersebut lingkup ini dikelola oleh Bidang Pemberdayaan Sosial,
sesuai tugas dan fungsi bidang dalam struktur organisasi dan tata kerja Dinas Sosial
Kabupaten Kotawaringin Barat
Dalam pelaksanaan program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan pada
kurun waktu Tahun 2012 2016 Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat,
merencanakan upaya memelihara tingkat kesejahteraan sosial warga masyarakat yang
rentan mengalami penurunan tingkat kesejahteraan sosial, melalui perlindungan dan
jaminan sosial dengan sasaran :
1) Lanjut Usia Terlantar.
2) Penyandang Cacat / Orang Dengan Kecacatan (ODK); serta
3) Warga masyarakat yang bekerja di sektor informal, yang rawan mengalami resiko
penurunan pendapatan.
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial, dalam upaya
perlindungan dan jaminan sosial bagi masyarakat yang tergolong dalam kelompok
rentan, dilakukan melalui kegiatan :
5.2.5 Kegiatan Pengembangan Model Kelembagaan Perlindungan Sosial.
Pada kegiatan ini Dinas Sosial merencanakan pemberian perlindungan dan
jaminan sosial melalui sub kegiatan penyaluran Jaminan Kesejahteraan Sosial
bersyarat bagi warga masyarakat yang tergolong dalam kelompok rentan.
Sasaran Kegiatan :
a) Lanjut Usia Terlantar Tidak Potensial;
b) Penyandang Cacat/Orang Dengan Kecacatan (ODK) Berat;
c) Warga masyarakat yang bekerja disektor informal.
Target Sasaran pada Tahun 2012 2016 :
a) Lanjut Usa Terlantar Tidak Potensial, sebanyak 150 Lansia/5 Tahun;
b) Penyandang Cacat/ ODK Berat, sebanyak 50 ODK Berat/5 Tahun;
c) Warga Masyarakat yang bekerja disektor informal, sebanyak 2.500 pekerja
sektor informal.
85
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
Sub kegiatan :
Bentuk kegiatan dalam pelaksanaan jaminan kesejahteraan sosial, untuk
memberikan perlindungan dan jaminan sosial bagi warga masyarakat yang
rentan mengalami penurunan tingkat kesejahteraan sosial adalah :
1. Jaminan Sosial Lanjut Usia (JSLU). Penyaluran jaminan sosial lanjut usia,
ditujukan bagi lanjut usia yang mengalami keterlantaran dengan ketentuan :
a) Usia 60 Tahun ke atas;
b) Sudah tidak bisa bekerja, sudah tidak potensial/produktif, sering sakit-
sakitan;
c) Dalam memenuhi kebutuhan dasarnya tergantung pada keluarga
terdekatnya, atau lingkungan sosial terdekatnya;
d) Keluarga terdekat lanjut usia, yang memenuhi kebutuhan hidup lansia
tergolong dalam kelompok keluarga miskin;
e) Tidak menerima pelayanan sosial/bantuan sosial dari Lembaga
Kesejahteraan Sosial (LKS) milik pemerintah atau milik masyarakat
baik melalui sistem panti maupun non panti;
f) Tidak sebagai penerima pensiunan PNS/TNI/POLRI;
g) Bukan penyandang cacat berat.
Bentuk Jaminan Kesejahteraan Sosial, berupa penyaluran bantuan
tunai dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar. Rencana penyaluran
bantuan tunai seumur hidup bagi lansia yang memenuhi kriteria tersebut di
atas sebesar Rp. 200.000/bulan/lansia.
Mengingat keterbatasan pagu definitif yang disedia bagi Dinas Sosial
maka rencana Jaminan yang dilaksanakan pada tahun 2012 2016 hanya 30
Lanjut Usia, sehingga jumlah perlima tahun anggaran yang digunakan untuk
jaminan tersebut adalah untuk memberikan jaminan bagi 150 Lansia/lima
tahun.
2. Jaminan Sosial Orang Dengan Kecacatan (JSODK) Berat. Jaminan sosial
bagi penyandang cacat/orang dengan kecacatan (ODK) dengan ketentuan
sebagai berikut :
a) Penyandang cacat karena derajat kecacatannya tidak dapat diberikan
pelayanan rehabilitasi sosial;
b) Dalam melakukan aktifitas sehari-hari sangat tergantung pada orang lain.
c) Tidak menerima pelayanan sosial dari lembaga kesejahteraan sosial
(LKS) milik pemerintah atau milik masyarakat;
Bentuk Jaminan Kesejahteraan Sosial, berupa penyaluran bantuan
tunai dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar. Rencana penyaluran
bantuan tunai seumur hidup bagi penyandang cacat/ODK yang memenuhi
kriteria tersebut di atas sebesar Rp. 200.000/bulan/ODK Berat.
Mengingat keterbatasan pagu definitif yang disedia bagi Dinas Sosial
maka rencana Jaminan yang dilaksanakan pada tahun 2012 2016 hanya 10
ODK Berta, sehingga jumlah perlima tahun anggaran yang digunakan untuk
jaminan tersebut adalah untuk memberikan jaminan bagi 50 ODK
Berat/lima tahun.
86
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
3. Asuransi Kesejahteraan Sosial (ASKESOS). Pelayanan berupa pemberian
premi asuransi bagi warga masyarakat yang bekerja disektor informal.
Dengan ketentuan :
a) Bekerja secara perorangan;
b) Tidak memiliki jaminan asuransi; seperti Asuransi Kesehatan; Asuransi
Ketenaga Kerjaan dan jenis asuransi lainnya;
c) Tercatat sebagai penduduk Kotawaringin Barat.
Sesuai dengan tugas dan fungsi menurut struktur organisasi dan tata kerja Dinas,
maka secara proporsional dikelola oleh Bidang Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan
Sosial.
5.3 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial.
Sasaran pelayanan Dinas Sosial dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu
: (1) Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), dan (2) Potensi dan Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS). Salah satu bentuk pelayanan dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial adalah rehabilitasi sosial.
Pengelolaan pelayanan rehabilitasi sosial, berdasarkan karakteristik PMKS dan
penyebab individu/kelompok/keluarga/masyarakat menjadi PMKS. Pelayanan
Rehabilitasi Sosial dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial dibagi menjadi 2
pelayanan rehabilitasi sosial, yaitu : (i) Pelayanan Rehabilitasi Sosial untuk
meningkatkan fungsi sosial seseorang di lingkungan sosialnya akibat kecacatan,
keterlantaran, ketunaan sosial dan penyimpangan prilaku, penyalahgunaan Napza; (ii)
Pelayanan Rehabilitasi Sosial untuk meningkatkan fungsi sosial
keluarga/kelompok/masyarakat, akibat bencana/tindak kekerasan/diskriminasi/
eksploitasi sosial.
Memperhatikan hal tersebut, dalam pelaksanaan program pelayanan dan
rehabilitasi kesejahteraan sosial, pengelolaan pelaksanaan kegiatan menurut tugas dan
funsi dalam struktur organisasi dan tata kerja Dinas, pengelolaan kegiatan dilakukan
oleh : (i) Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial; dan (ii) Bidang Bantuan dan
Jaminan Kesejahteraan Sosial.
Kegiatan-kegiatan program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial Tahun
2012 2016, meliputi kegiatan :
5.3.1 Pelaksanaan KIE Konseling dan Kampanye Sosial Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Kegiatan dimaksud adalah untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pelayanan sosial bagi lanjut usia, anak, dan penyandang cacat/orang dengan
kecacatan, baik secara perorangan atau menumbuhkan bentuk pelembagaan
pelayanan sosial sehinga dapat mewujudkan pelayanan sosial yang
berkesinambungan.
Sasaran kegiatan :
Warga masyarakat
Target Sasaran :
- Pendamping Jaminan Sosial Lanjut Usia (JSLU);
- Pendamping Jaminan Sosial Orang Dengan Kecacatan (JSODK) Berat;
- Forum Komunikasi Orang Tua dengan Anak Cacat;
- Komisi Daerah Lanjut Usia (Komda Lansia) Kabupaten, Komisi Lanjut Usia
Kecamatan, dan Komisi Lanjut Usia Desa/Kelurahan.
87
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
- Lembaga Kesejahteraan Sosial yang memberikan pelayanan sosial bagi anak,
baik pelayanan sosial anak sistem panti dan sistem non panti.
Sub Kegiatan, pada Tahun 2012 2016 :
a) Pemberian intensif bagi para pendamping pelayanan sosial lanjut usia,
pelayanan sosial ODK, serta pelayanan sosial anak,
b) Fasilitasi pelaksanaan program dan kegiatan Forum Komunikasi Orang Tua
dengan Anak Cacat;
c) Fasilitasi pelaksanaan program dan kegiatan Komda Lansia Kabupaten dengan
Komisi Lanjut Usia Kecamatan dan Komisi Lanjut Usia Desa/Kelurahan.
Memperhatikan hal tersebut, dalam pelaksanaan program pelayanan dan
rehabilitasi kesejahteraan sosial, pengelolaan pelaksanaan kegiatan menurut tugas
dan funsi dalam struktur organisasi dan tata kerja Dinas, pengelolaan kegiatan
dilakukan oleh Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial.
5.3.2 Peningkatan Kualitas Pelayanan, Sarana, dan Prasarana Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial bagi PMKS.
Dalam upaya pencapaian Standar Pelayanan Minimal bidang sosial skala
Kabupaten/Kota, yaitu : penyediaan sarana dan prasarana sosial luar panti.
Pada kurun waktu Tahun 2012 2016 Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin
Barat merencanakan kegiatan Peningkatan Kulaitas Pelayanan, Sarana dan
Prasarana Rehabilitasi Sosial bagi PMKS.
Sasaran Kegiatan :
1) Loka Bina Karya (LBK) Pangkalan Bun di Jalan Delima Kelurahan Madurejo
Kecamatan Arut Selatan.
2) Panti Persinggahan di Jalan P. Diponegoro RT. 01 Kel. Madurejo Kecamatan
Arut Selatan.
Target Sasaran pada Tahun 2012 2016 :
1) Peningkatan fungsi LBK Pangkalan Bun sebagai tempat pelayanan dan
rehabilitasi sosial sistem luar panti bagi penyandang cacat/ODK, Anak
Terlantar, dan PMKS lainnya.
2) Peningkatan fungsi Panti Persinggahan sebagai tempat penampungan
sementara korban bencana.
Sub Kegiatan :
- Pemeliharaan LBK dan Panti Persinggahan;
- Penyediaan sarana dan prasarana bimbingan mental, bimbingan sosial dan
bimbingan vokasional/keterampilan pada LBK Pangkalan Bun;
- Penyediaan sarana dan prasarana penampungan/pengasaramaan penerima
pelayanan LBK dan Panti Persinggahan;
- Penempatan pengelola pelayanan pada LBK Pangkalan Bun dan Panti
Peringgahan.
Memperhatikan hal tersebut, dalam pelaksanaan program pelayanan dan
rehabilitasi kesejahteraan sosial, pengelolaan pelaksanaan kegiatan menurut tugas
88
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
dan funsi dalam struktur organisasi dan tata kerja Dinas, pengelolaan kegiatan
dilakukan oleh Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial.
5.3.3 Penanganan Masalah-masalah Strategis yang Menyangkut Tanggap Cepat
Darurat dan Kejadian Luar Biasa.
Kegiatan penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat
darurat dan kejadian luar biasa, merupakan kegiatan yang perlu dilakukan dalam
upaya memerikan perlindungan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial
yang diakibatkan oleh faktor bencana, baik bencana alam, dan/atau bencana sosial
dalam fase tanggap darurat. Pelaksanaan kegiatan merupakan upaya pemeliharan
pemenuhan kebutuhan dasar seseorang/keluarga/kelompok/masyarakat.
Sasaran kegiatan, meliputi :
- Warga masyarakat, baik secara perorangan/keluarga/kelompok yang mengalami
bencana (Korban bencana alam; korban bencana sosial, yang meliputi : orang
yang mengalami keterlantaran diperjalanan, pencari kerja antar daerah/antar
pulau korban masalah ketenagakerjaan, korban tindak kekerasan, korban
eksploitasi sosial (praktek pelacuran, pengemis dan penggelandangan), eks Napi
dan Penderita Psikotik yang menggelandang.
- Taruna Siaga Bencana (TAGANA)
Target kegiatan :
- Tersedianya keperluan penyaluran bantuan pemenuhan kebutuhan dasar korban
bencana alam setiap tahun anggaran pada pada kurun waktu Tahun 2012
2016;
- Tersedianya keperluan penyaluran bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan
pengembalian orang yang mengalami keterlantaran diperjalanan, pencari kerja
antar daerah/antar pulau korban masalah ketenagakerjaan, korban eksploitasi
sosial (praktek pelacuran, pengemis dan penggelandangan), eks Napi dan
keperluan rujukan penderita psikotik yang menggelandang/terlantar setiap tahun
anggaran pada kurun waktu Tahun 2012 2016;
- Tersedianya keperluan pendukung peran serta TAGANA dalam upaya
penanggulangan bencana setiap tahun anggaran pada kurun waktu Tahun 2012
2016.
Sub Kegiatan :
- Penyaluran bantuan pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana;
- Penyaluran bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan biaya pemulangan orang
yang mengalami keterlantaran diperjalanan, pencari kerja antar daerah/antar
pulau korban masalah ketenagakerjaan, korban eksploitasi sosial (praktek
pelacuran, pengemis dan penggelandangan), eks Napi dan biaya rujukan
penderita psikotik yang menggelandang/terlantar.
- Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi peran serta TAGANA dalam
penanggulangan bencana.
Memperhatikan hal tersebut, dalam pelaksanaan program pelayanan dan
rehabilitasi kesejahteraan sosial, pengelolaan pelaksanaan kegiatan menurut tugas
dan funsi dalam struktur organisasi dan tata kerja Dinas, pengelolaan kegiatan
dilakukan oleh Bidang Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial.
89
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
5.4 Program Pembinaan Anak Terlantar.
Salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial, yaitu anak terlantar. Anak
mengalami keterlantaran karena suatu hal yang mengakibatkan anak tidak terpenuhinya
kebutuhan fisik, dan/atau kebutuhan psikologis, dan/atau kebutuhan sosial dari
keluarga/lingkungan sosial terdekatnya.
Program anak terlantar, merupakan rangkaian proses pelayanan berupa konseling,
bimbingan mental/sosial, vokasional (pelatihan keterampilan). Kegiatan yang
dilaksanakan adalah :
5.4.1 Pembangunan sarana dan prasarana tempat penampungan anak terlantar;
Pada kurun waktu lima tahun kedepan (Tahun 2012 2016) dalam upaya
penyelenggaraan kesejahteraan sosial bagi anak yang mengalami masalah
kesejahteraan sosial, sebagai upaya untuk memenuhi standar pelayanan minimal
di bidang sosial sampai dengan Tahun 2015, Dinas Sosial berencana
menyediakan tempat penampungan sementara bagi anak, berupa Rumah
Penampungan Sementara Anak.
Sasaran Kegiatan :
- Rumah Penampungan Sementara Anak (RPSA), RPSA merupakan tempat
penampungan sementara bagi anak yang mengalami masalah kesejahteraan
sosial, terutama bagi bagi anak yang mengalami tindak kekerasan, eksploitasi
dan perlakuan salah dari keluarganya atau lingkungan sosial terdekatnya, yang
dapat mengganggu tumbuh kembang anak; anak berhadapan dengan hukum,
dan anak penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Target Kegiatan pada tahun 2012 2016 :
- Tersedianya RPSA sebanyak 1 buah.
Sub kegiatan :
- Pembangunan RPSA.
5.4.2 Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar;
Kegiatan ini merupakan pelayanan sosial sistem luar panti yang dilaksanakan
bagi anak yang mengalami keterlantaran, akibat tidak/kurang terpenuhinya
kebutuhan fisik, dan/atau kebutuhan psikologis, dan/atau kebutuhan sosial anak
dalam keluarga/lingkungan sosial terdekat anak. Kegiatan ini ditujukan bagi anak
yang berusia antara 12 sampai 20 tahun, terutama yang tidak sekolah atau tidak
dapat melanjutkan sekolah, dan keluarga tidak dapat memberikan kebutuhan
peningkatan keterampilan kerja bagi anak, karena keterbatasan ekonomi, dan/atau
ketidak harmonisan keluarga, dan/atau orang tua/ayah/ibu menderita penyakit
kronis menahun, dan/atau yatim/piatu/yatim piatu, dan/atau akibat penelantaran
lainnya.
Sasaran Kegiatan :
- Anak baik laki-laki atau perempuan yang mengalami masalah keterlantaran
Target kegiatan :
- 100 Anak
Sub Kegiatan :
90
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
1) Merujuk anak untuk memperoleh bimbingan mental/sosial dan bimbingan
vokasional/keterampilan ke Panti Bina Remaja dan Karya Wanita (PSBRKW)
Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya, sebanyak 25 Anak.
2) Bimbingan Mental, Sosial, dan Bimbingan Keterampilan melalui Loka Bina
Karya (LBK) Pangkalan Bun, sebanyak 75 Anak.
3) Penyaluran Bantuan usaha melalui KUBE bagi anak, 5 KUBE ( 75 Anak).
5.4.3 Pengembangan bakat dan keterampilan anak terlantar;
Pada kegiatan ini ditujukan bagi anak dari keluarga miskin, yang masih sekolah
dan memiliki keterampilan atau dapat melakukan/mempunyai kegiatan usaha
yang dapat menopang penghasilan keluarga :
Sasaran Kegiatan :
- Anak dari keluarga miskin yang masih sekolah.
Target kegiatan pada tahun 2012 2016 :
- 125 Anak
Sub Kegiatan :
- Bimbingan kewirausahaan;
- Penyaluran bantuan usaha ekonomi produktif bagi anak.
5.4.4 Peningkatan Keterampilan Pembina Anak Terlantar.
Rencana Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat, dalam rangka peningkatan
kemampuan aparatur dalam pelayanan sosial bagi anak, terutama anak terlantar
perlu dilakukan mengingat pelayanan sosial bagi anak yang mengalami masalah
kesejahteraan sosial dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan yang berupa
kegiatan konseling, bimbingan mental/sosial dan bimbingan
vokasional/keterampilan. Terkait hal tersebut kondisi aparatur terutama pada
Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial saat ini 1 Orang dengan latar
pendidikan sarjana pekerjaan sosial, 2 orang sarjana psikologi, 1 orang sarjana
ilmu sosial, dan 1 orang sarjana hukum, 3 orang dengan pendidikan setingkat
SLTA. Kondisi ini menuntut peningkatan kemampuan praktek dan keterampilan
pekerjaan sosial, selain itu diperlukan peningkatan kemampuan aparatur dalam
proses bimbingan keterampilan.
Sasaran kegiatan :
Aparatur dinas yang memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial anak
Target kegiatan :
5 orang aparatur pelaksana pelayanan dan rehabilitasi,
Sub kegiatan :
- Magang di Panti pelayanan dan rehabilitasi sosial anak.
- Kursus singkat keterampilan berusaha bagi aparatur.
Terkait dengan pengelola program dan kegiatan, berdasarkan tugas dan fungsi
dalam struktur organisasi dan tata kerja Dinas, pelaksanaan program dan kegiatan
dilaksanakan oleh Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial.
5.5 Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma.
Seseorang termasuk dalam PMKS akibat kecacatan adalah apabila seseorang
yang menyandang kecacatan mengalami hambatan dalam menjalankan fungsi sosialnya
di lingkungan sosial karena kecacatan yang dialaminya, misalnya tidak dapat
91
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri/tergantung pada orang lain, tidak dapat
mengakses pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, tidak dapat mengakses
kesempatan kerja, serta pelayanan sosial dasar lainnya,.
Penyandang cacat terdiri dari :
a) Penyandang cacat tubuh; Seseorang yang mengalami ketidak lengkapan anggota
tubuh atau yang mengalami hambatan fungsi tubuh yang oleh karenanya merupakan
rintangan baginya untuk kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar hidup manusia dan
atau kegiatan kemasyarakatan.
b) Penyandang cacat netra; Seseorang yang mengalami hambatan fungsi penglihatan
yang oleh karenanya merupakan rintangan baginya untuk melakukan kegiatan
pencarian nafkah dan atau kegiatan kemasyarakatan.
c) Penyandang cacat wicara (bisu tuli); Seseorang yang mengalami hambatan fungsi
pendengaran dan kemampuan bicara yang oleh karenanya merupakan rintangan
baginya untuk melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar hidup manusia dan
atau kegiatan masyarakat
d) Penyandang cacat mental retradasi; Seseorang yang mempunyai hambatan dalam
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasannya, yang oleh karenanya merupakan
rintangan baginya untuk mengurus diri sendiri, pemenuhan kebutuhan dasar hidup
manusia dan atau kegiatan kemasyarakatan
e) Penyendang cacat mental eks psikotik; Seseorang yang mengalami kelainan tingkah
laku karena pernah mengalami sakit jiwa yang oleh karenanya merupakan rintangan
baginya untuk melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar hidup manusia dan
atau kegiatan kemasyarakatan
f) Penyandang cacat eks penyakit kronis; Seseorang yang sudah sembuh dari penyakit
menahun atau kronis (Kusta, TBC, dll) yang mengakibatkan kelainan pada anggota
tubuh yang oleh karenanya merupakan rintangan baginya untuk melakukan kegiatan
pemenuhan kebutuhan dasar hidup manusia dan atau kegiatan kemasyarakatan.
g) Penyandang cacat ganda; Seseorang yang menyandang cacat mental plus cacat
tubuh / dan atau cacat netra (mata) / dan atau cacat rungu wicara.
Penyelenggaraan kesejahteraaan sosial bagi penyandang cacat/orang dengan
kecacatan adalah melaui upaya upaya peningkatan peran serta masyarakat dalam
menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat, memperluas
jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat, meningkatkan mutu dan
profesionalisme pelayanan dan rehabilitasi sosial, baik yang diselenggarakan oleh
pemerintah maupun masyarakat, dan memantapkan manajemen pelayanan dan
rehabilitasi sosial penyandang cacat.
Berdasarkan fungsi pelayanan Dinas, pengelolaan program dan kegiatan
dilaksanakan oleh Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial. Kegiatan yang
dilaksanakan pada program pemberdayaan para penyandang cacat dan eks trauma pada
Tahun 2012 2016 adalah :
5.5.1 Pendataan penyandang cacat dan penyakit kejiwaan;
Kegiatan ini merupakan serangkaian kegiatan pelayanan langsung bagi
penyandang cacat/Orang Dengan Kecacatan (ODK), mulai dari proses pendataan,
proses identitifikasi pelayanan sesuai dengan potensi penyandang cacat, proses
peningkatan peran serta masyarakat, sampai dengan proses rujukan pelayanan
sosial bagi penyandang cacat. Pelaksanaan kegiatan berupa Tim Unit Pelayanan
Sosial Keliling (UPSK), yang terdiri dari : petugas/pekerja sosial, tenaga medis,
92
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
tenaga para medis, tenaga psikolog dan masyarakat selaku Kader Rehabilitasi
Berbasis Masyarakat (RBM).
Tujuan kegiatan adalah (i) pendataan penyandang cacat/ODK, (ii) detiksi dini
terjadinya kecacatan pada seseorang, baik kecacatan fisik atau kecacatan mental,
(iii) teraksesnya pelayanan sosial yang diperlukan bagi ODK dan penderita
penyakit kejiwaan.
Sasaran Kegiatan :
- Penyandang cacat dan penyandang penyakit kejiwaan.
Target kegiatan :
- Terlaksananya kegiatan Unit Pelayanan Sosial Keliling (UPSK) di 5
Kecamatan.
Sub Kegiatan :
- Pelaksanaan Unit Pelayanan Sosial Keliling (UPSK)
94
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
Mengkoordinasikan penyusunan rencana program, kegiatan dan anggaran SKPD serta
Menyusun evaluasi dan pelaporan kegiatan SKPD, sehubungan dengan hal tersebut
Sekretaris Dinas Sosial melaksanakan pula pengelolaan Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan
Pelaporan, pada Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial.
Guna menunjang terlaksananya program dan kegiatan Dinas Sosial pagu indikatif yang
diperlukan sebesar Rp. 26.227.190.000,- lebih rinci rencana program dan kegiatan Dinas
Sosial Tahun 2012 2016, dapat dilihat pada Tabel 5.1 sebagai berikut :
95
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
96
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
Undang Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, masyarakat yang
menginginkan ketenteraman, kenyamanan, dan ketertiban sosial diberikan kesempatan
seluas-luasnya untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Kesejahteraan sosial yang merata akan membentuk ketahanan sosial masyarakat yang kuat.
Ilustrasi bangunan kesejahteraan sosial, sebagaimana gambar berikut :
TERWUJUDNYA
KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT
Perlindungan
Rehabilitasi
Jaminan
Sosial
Sosial
Sosial
Sosial
SUMBER DAYA KESEJAHTERAAN SOSIAL
Pekerja Sosial Profesional, Tenaga Kesejahteraan sosial, Relawan Sosial,
Penyuluh Sosial
97
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT
OUTPUT
Tertanganinya
Terehabilitasi Terlindunginya Terjaminnya Terbedayakan
kemiskinan
nya PMKS PMKS secara PMKS secara nya PMKS
PMKS secara
secara sosial sosial sosial secara sosial
sosial
PROCES
REHABILITASI PERLINDUNGAN Penanggulangan
JAMINAN PEMBERDAYAAN
SOSIAL SOSIAL Kemiskinan
SOSIAL SOSIAL
INPUT
Sarana dan Ilmu Organisasi
SDM Prasarana Pengetahuan Kelembagaan dan
Kesejahteraa Kesejahteraa dan Teknologi Kesejahteraa Manajemen
n Sosial n Sosial Kesejahteraa n Sosial Kesejahteraa
n Sosial n Sosial
98
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
4. Korban Tindak Kekerasan;
5. Lanjut Usia Terlantar;
6. Penyandang Cacat;
7. Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan;
8. Korban Penyalahgunaan NAFZA;
9. Keluarga Fakir Miskin;
10. Keluarga yang tinggal di Rumah Tidak Layak Huni;
11. Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis;
12. Keluarga Rentan;
13. Korban Bencana Alam;
14. Korban Bencana Sosial;
15. Orang dengan HIV/AIDS;
16. Anak Nakal;
17. Tuna Susila;
18. Pengemis;
19. Pekerja Migran Bermasalah Sosial.
Upaya mewujudkan keberfungsian PMKS sebagaimana amanat dalam Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2009 bahwa dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial dilakukan
melalui : (1) Rehabilitasi Sosial; (2) Perlindungan Sosial; (3) Jaminan Sosial; (4)
Pemberdayaan Sosial; serta (5) Penanggulangan Kemiskinan. Penyelenggaraan kesejahteraan
sosial merupakan tanggung jawab Negara, dalam hal ini adalah pemerintah dan masyarakat.
Dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dilaksanakan pada kurun waktu
Tahun 2012 -2016, dipandang perlu melakukan upaya peningkatan peran serta masyarakat
dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial untuk meningkatkan ketahanan sosial
masyarakat dalam mencegah dan menanggulangi masalah kesejahteraan sosial di lingkungan
sosialnya yang didasari oleh nilai-nilai kesetiakawnan sosial, tanggung jawab sosial, dan
nilai-nilai budaya serta nilai-nilai keperintisan dan kepahlawanan. Masyarakat, baik secara
individual, dan atau kelompok, dan atau kelompok, dan atau organisasi/kelembagaan, dan
atau dunia usaha merupakan salah satu Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).
PSKS merupakan sasaran pelayanan Dinas, selain Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS). PSKS merupakan semua hal yang berharga yang dapat
digunakan untuk menjaga, menciptakan, mendukung atau memperkuat penyelenggaraan
kesejahteraan sosial, PSKS dapat berasal atau bersifat manusiawi, sosial dan alam. PSKS
meliputi :
1) Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat; yang meliputi : (a) Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM); Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial (WPKS); Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan (TKSK); Petugas Pelayanan Sosial Lembaga (PPSL)
2) Kelembagaan Kesejahteraan Sosial;
3) Karang Taruna;
4) Dunia Usaha;
5) Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM).
Memperhatikan hal-hal tersebut diatas, serta indukator kinerja RPJMD Kabupaten
Kotawaringin Barat aspek pelayanan umum pada fokus layanan urusan wajib bidang sosial,
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012 2016 merumuskan indikator
kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD dalam upaya mewujudkan visi dan misi
Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat, terutama menunjang penanggulangan
kemiskinan diwilayah Kabupaten Kotawaringin Barat. Serta dalam upaya pencapaian Standar
99
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
Pelayanan Minimal Bidang Sosial Kabupaten/Kota, maka dirumuskan indikator kinerja Dinas
Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat sebagaimana tersebut pada Tabel 6.1 di bawah ini :
100
Rencana Strategis 2012 - 2016
Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat
TABEL 5.1
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
DINAS SOSIAL KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
TAHUN 2012 - 2016
(..Juta Rupiah)
Data Capaian Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja Unit Kerja
Indikator Kinerja pada Tahun Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 pada Akhir SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Lokasi
Program Awal periode Renstra Penanggung
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
Perencanaan SKPD Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Meningkatkan 1.13.1.13.01.15 Program Pemberdayaan Prosentasi dari 0% 20% 1.112,80 40% 1.112,80 60% 1.182,80 80% 1.182,80 100% 1.182,80 100% Bid. Dayasos
fungsi sosial fakir Fakir Miskin, Komunitas Jumlah Target
miskin, keluarga Adat Terpencil (KAT) Pelayanan Program
miskin, dan dan Penyandang Masalah Pemberdayaan
kelompok rentan Kesejahteraan Sosial Keluarga Miskin dan
lainnya. (PMKS) Lainnnya. WRSE
Peningkatan peran Meningkatan 1.13.1.13.01.15.01 Peningkatan Jumlah warga 30 Orang 30 Orang 172,800 30 Orang 172,800 30 Orang 172,800 30 Orang 172,800 30 Orang 172,800 150 Orang Bid. Dayasos
serta dan kemampuan Kemampuan (capacity masyarakat yang Pendamping
kemampuan masyarakat dalam building) Petugas dan dilatih sebagai sosial
masyarakat dalam penanggulangan Pendamping Sosial pendamping sosial
melaksanakan kemiskinan / Pemberdayaan Fakir dalam
pendampingan pemberdayaan sosial Miskin, KAT dan penanggulangan
sosial keluarga miskin PMKS lainnya. kemiskinan.
pemberdayaan
fakir miskin,
keluarga miskin
dan kelompok
rentan lainnya
Peningkatan Meningkatnya 1.13.1.13.01.15.02 Pelatihan Keterampilan Jumlah Anggota - Orang 20 245,000 20 Orang 245,000 20 Orang 250,000 20 Orang 250,000 20 Orang 250,000 100 Orang Bid. Dayasos
keterampilan kemampuan Berusaha bagi Keluarga keluarga miskin Anggota
berusaha bagi berusaha dan Miskin menerima pelayanan Keluarga Miskin
Anggota keluarga tersedianya akses bimbingan sosial dan
miskin dan kesempatan kerja keterampilan.
Penyediaan akses dan berusaha bagi
kesempatan kerja anggota keluarga
dan berusaha bagi miskin melalui
anggota keluarga KUBE.
miskin melalui
KUBE
Peningkatan Meningkatnya 1.13.1.13.01.15.03 Fasilitasi Manajemen Jumlah pengurus 0 24 Orang 135,000 24 Orang 135,000 24 Orang 150,000 24 Orang 150,000 24 Orang 150,000 120 Orang Bid. Dayasos
kemampuan kemampuan Usaha bagi Keluarga KUBE penerima Pengurus KUBE
pengelolaan usaha pengelolaan usaha Miskin. bantuan Usaha Keluarga Miskin
bagi keluarga bagi pengurus Ekonomi Produktif
miskin. KUBE calon Keluarga Miskin.
penerima bantuan
usaha ekonomi
produktif melalui
KUBE.
Penyediaan akses Tersalurkannya 1.13.1.13.01.15.04 Pengadaan Sarana dan Jumlah KK/KUBE 0 120 KK / 260,000 120 KK / 260,000 120 KK / 260,000 120 KK / 260,000 120 KK / 260,000 600 KK Miskin Bid. Dayasos KK Miskin di 6
kesempatan kerja bantuan usaha Prasaran Pendukung penerima bantuan 12 KUBE 12 KUBE 12 KUBE 12 KUBE 12 KUBE / 60 KUBE Kecamatan
dan berusaha ekonomi produktif Usaha bagi Keluarga usaha ekonomi
melalui Kelompok pemberdayaan Miskin produktif bagi
Usaha Bersama keluarga miskin keluarga miskin
(KUBE) dan Usaha melalui KUBE. melalui KUBE
Ekonomi Produktif
bagi Keluarga
Miskin.
Peningkatan Meningkatnya 1.13.1.13.01.15.05 Pelatihan Keterampilan Jumlah Wanita 0 30 Orang 300,000 30 Orang 300,000 30 Orang 350,000 30 Orang 350,000 30 Orang 350,000 150 Orang Bid. Dayasos
keterampilan dan kemampuan bagi Penyandang Rawan Sosial
penyediaan akses berusaha dan Masalah Kesejahteraan Ekonomi (WRSE)
kesempatan kerja penyaluran bantuan Sosial yang memperoleh
bagi Penyandang usaha ekonomi pelayanan.
Masalah produktif bagi
Kesejahteraan Wanita Rawan
Sosial lainnya, Sosial Ekonomi
terutama Wanita (WRSE).
Rawan Sosial
Ekonomi (WRSE).
Meningkatkan 1.13.1.13.01.21 Program Pemberdayaan 100% 749,000 100% 940,000 100% 1.573,00 100% 1.165,00 100% 1.165,00 Bid. Dayasos
ketahanan sosial Kelembagaan
masyarakat dalam Kesejahteraan Sosial
mencegah dan
mengatasi masalah
kesejahteraan sosial.
Meningkatnya Meningkatnya 1.13.1.13.01.21.01 Peningkatan Peran Aktif Terlaksananya -- 1 Kegiatan 90,000 1 Kegiatan 90,000 1 Kegiatan 90,000 1 Kegiatan 90,000 1 Kegiatan 90,000 Terlaksananya Bid. Dayasos 6 Kecamatan
peran serta pemahaman Masyarakat dan Dunia penyuluhan sosial penyuluhan di 6
masyarakat dan masyarakat dan Usaha tentang Kecamatan
dunia usaha dalam dunia usaha tentang penyelenggaraan
penyelenggaraan penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
kesejahteraan kesejahteraan sosial.
sosial.
Peningkatan Meningkatnya 1.13.1.13.01.21.02 Peningkatan Jejaring - Terlaksananya 1 Keg 209,000 1 Keg 400,000 1 Keg 400,000 1 Keg 400,000 1 Keg 400,000 Bid. Dayasos
kemitraan dengan sarana dan prasarana Kerjasama Pelaku - penyaluran bantuan 8 orsos / yayasan
pelaku pelayanan pelaku Usaha penunjang pelayanan / Lembaga
penyelenggaraan kesejahteraan sosial Kesejahteraan Sosial sosial bagi LKS 2 Orsos / 2 Orsos / 2 Orsos / 2 Orsos / 2 Orsos / Kesejahteraan
kesejahteraan bagi masyarakat Masyarakat Masyarakat LKS LKS LKS LKS LKS Sosial
sosial mayarakat pelaku Masyarakat
dalam penyelenggaraan - Terlaksananya
penyelenggaraan kesejahteraan sosial penyaluran bantuan
kesejahteraan peningkatan peran -
sosial. dan fungsi Karang 12 Karang
Taruna 3 KT 3 KT 3 KT 3 KT Taruna
- Terlaksananya Terbentuk FK
fasilitasi KT di 6 Kec dan
pembentukan Forum 1 FK KT
Komunikasi Karang Kabupaten
Taruna Tingkat
Kecamatan dan 6 FK KT 1 FK KT
Tingkat Kabupaten Kec Kab
-Terlaksananya Terbentuknya
fasilitasi FK PSM di 6
pembentukan Forum Kecamatan
Komunikasi Pekerja
Sosial Masyarakat
(PSM) tingkat
Kecamatan 6 FK PSM
- Terlaksannya
pemberian intensif
bagi Tenaga
Kesejahteraan Sosial 6 TKSK / 6 TKSK / 6 TKSK / 6 TKSK /
Kecamatan (TKSK) Thn Thn Thn Thn
setiap tahun
Peningkatan Terlaksananya diklat 1.13.1.13.01.21.03 Peningkatan Kualitas Terlaksananya diklat 50 Orang 150,000 50 Orang 150,000 50 Orang 175,000 50 Orang 175,000 50 Orang 175,000 Bid. Dayasos
profesionalisme pekerjaan sosial bagi SDM Kesejahteraan pekerjaan sosial bagi
pekerjaan sosial pengurus organisasi / Sosial Masyarakat pengurus Orsos /
SDM yayasan / Lembaga Yayasan / LKS
penyelenggaan Kesejahteraan penyelenggaraan
kesejahteraan Sosial, termasuk kesejahteraan sosial,
sosial masyarakat Karang Taruna pengurus Karang
dalam Taruna, dan Pekerja
penyelenggaraan Sosial Masyarakat
kesejahteraan sosial. (PSM)
Terlaksananya Diklat
profesi pekerjaan
sosial bagi Pekerja
Sosial Masyarakat
(PSM) / Tenaga
Kesejahteraan Sosial
Masyarakat.
Peningkatan Terlaksannya 1.13.1.13.01.21. Pelestarian dan Pelaksanaan 300,000 300,000 908,000 500,000 500,000 Bid. Dayasos
pelestarian nilai- sarasehan antara Pendayagunaan Nilai sarasehan antara 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg
nilai generasi pejuang dan Kepahlawanan, generasi pejuang dan
kepahlawanan, generasi muda. Keperintisan, generasi penerus
keperintisan, Pemeliharaan Taman Kejuangan, dan Pemeliharaan TMP
kejuangan, dan Makam Pahlawan Kesetiakawanan Sosial Indra Pura Pangkalan
kesetiakawanan (TMP) Indra Pura Bun 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg
sosial Pangkalan Bun
Terciptanya 1.13.1.13.01.16 Program Pelayanan dan 100% 567,000 100% 685,000 100% 990,000 100% 990,000 100% 990,000 Bid. PRS
aksesibilitas PMKS Rehabilitasi Bid Banjamsos
(Lanjut Usia Kesejahteraan Sosial
Terlantar, Eks-Tuna
Sosial, Korban
Bencana) mencapai
pelayanan dan
rehabilitasi sosial.
Peningkatan Meningkatnya peran 1.13.1.13.01.16.03 Pelaksanaan KIE Terlaksananya 1 Keg 185,000 1 Keg 185,000 1 Keg 190,000 1 Keg 190,000 1 Keg 190,000 Terlaksananya Bid. PRS
pelayanan dan serta masyarakat Konseling dan peningkatan peran fungsi petugas
rehabilitasi sosial dalam pelayanan Kampanye Sosial serta masyarakat pelayanan sosial
berbasis sosial bagi Lanjut Penyandang Masalah dalam pelayanan dlm lingkungan
masyarakat bagi Usia, Orang Dengan Kesejahteraan Sosial sosial bagi Lanjut masyarakat dan
Lanjut Usia, Orang Kecacatan dan Anak (PMKS) Usia, ODK, dan tersedianya
Dengan Kecacatan, Terlantar di Pelayanan Sosial biaya
dan Anak lingkungan Anak operasional
Terlantar. sosialnya. Komda Lansia
Tersedianya biaya
Kab.
operasional Komda
Lansia Kabupaten
Kotawaringin Barat
Peningkatan sarana Meningkatnya 1.13.1.13.01.16.07 Peningkatan Kualitas Terlaksananya Sarana dan 1 Keg 15,000 1 Kegiatan 150,000 1 Kegiatan 450,000 1 Kegiatan 450,000 1 Kegiatan 450,000 Bid. PRS
dan prasarana Sarana dan Pelayanan, Sarana, dan peningkatan sarana prasarana pada
tempat pelayanan Prasarana dan Prasarana Rehabilitasi dan prasarana, serta LBK Pangkalan
dan rehabilitasi pemeliharaan tempat Kesejahteraan Sosial pemeliharaan Loka Bun dan Panti
sosial Penyandang pelayanan dan bagi PMKS Bina Karya (LBK) Persinggahan
Masalah rehabilitasi sosial Pangkalan Bun dan kurang
Kesejahteraan PMKS. Panti Persinggahan memadai
Sosial (PMKS).
Peningkatanan Penyaluran bantuan 1.13.1.13.01.16.10 Penanganan Masalah- Terlaksananya 1 Tahun 367,000 1 Tahun 350,000 1 Tahun 350,000 1 Tahun 350,000 1 Tahun 350,000 Bid Banjamsos
pelayanan sosial pemenuhan masalah Strategis yang penyaluran bantuan
bagi korban kebutuhan dasar bagi Menyangkut Tanggap pemenuhan
bencana, termasuk korban bencana, Cepat Darurat dan kebutuhan dasar bagi
pencari kerja antar termasuk pencari Kejadian Luar Biasa. korban bencana,
daerah/pulau yang kerja antar termasuk pencari
mengalami daerah/pulau yang kerja antar
keterlantaran, mengalami daerah/pulau yang
korban eksploitasi keterlantaran, korban mengalami
sosial (pelacuran, eksploitasi sosial, keterlantaran, korban
pengemis, Korban korban eksploitasi eksploitasi sosial, eks-
Tindak Kekerasan) sosial (pelacuran, napi dari luar daerah,
eks-narapidana dari pengemis), eks- penderita psikotik
luar daerah, dan narapidana dari luar terlantar.
penderita psikotik. daerah, penderita
psikotik terlantar. Peningkatan peran
serta TAGANA
kesiapsiagaan
penanggulangan
bencana
Peningkatan
peranserta dan
kemampuan Taruna
Siaga Bencana
dalam
penanggulangan
Bencana.
Terciptanya 1.13.1.13.01.17 Program Pembinaan Terlaksananya 100% 370,000 100% 392,000 100% 425,000 100% 1.375,00 100% 425,000 Jumlah anak Bid PRS
pelayanan dan Anak Terlantar pemeliharaan dan yang
rehabilitasi sosial perlindungan memperoleh
bagi anak yang kesejahteraan sosial pelayanan sosial
mengalami masalah anak = 160 Anak
kesejahteraan sosial.
Peningkatan Penyediaan sarana 1.13.1.13.01.17.01 Pembangunan Sarana Terlaksananya Belum tersedia - - - - - - 1 RPSA 950,000 - - Tersedianya Bid PRS Pangkalan Bun
pelayanan dan dan prasarana dan Prasarana Tempat Penyediaan Rumah tempat tempat
rehabilitasi sosial penampungan Penampungan Anak Penampungan Anak pelayanan pelayanan
bagi anak yang sementara bagi anak Terlantar Sementara kesejahteraan kesejahteraan
mengalami tindak yang mengalami sosial anak sosial anak
kekerasan, tindak kekerasan,
eksploitasi dan eksploitasi dan
perlakuan salah. perlakuan salah.
Peningkatan Pelaksanaan 1.13.1.13.01.17.02 Pelatihan keterampilan Terlaksananya Jumlah anak 1 Keg 195,000 1 Keg 217,000 1 Keg 250,000 1 Keg 250,000 1 Keg 250,000 Jumlah anak Bid PRS LBK Pangkalan Bun
sumber daya anak bimbingan mental dan praktek belajar bimbingan mental, yang telah (20 Anak) (20 Anak) (20 Anak) (20 Anak) (20 Anak) yang telah
yang mengalami sosial dan kerja bagi anak terlantar sosial dan mendapatkan mendapatkan
masalah keterampilan bagi keterampilan dan pelayanan = 40 pelayanan = 140
keterlantaran. anak terlantar dan penyaluran bantuan Anak Anak.
penyaluran bantuan usaha melalui KUBE
usaha melalui KUBE bagi Anak Terlantar
Pelaksanaan 1.13.1.13.01.17.04 Pengembangan bakat Terlaksananya - 15 Anak 100,000 15 Anak 100,000 15 Anak 100,000 15 Anak 100,000 15 Anak 100,000 Jumlah anak Bid PRS
bimbingan dan keterampilan anak bimbingan yang
kewirausahaan bagi terlantar kewirausahaan bagi memperoleh
anak terlantar dan anak terlantar dan pelayanan
bantuan usaha penyaluran bantuan sebanyak 60
ekonomi produktif UEP Anak
bagi anak terlantar.
Peningkatan Meningkatkan 1.13.1.13.01.17.05 Peningkatan Terlaksananya 2 Org 75,000 2 Org 75,000 2 Org 75,000 2 Org 75,000 2 Org 75,000
kompetensi SDM kompetensi SDM keterampilan tenaga peningkatan
Aparatur pelayanan aparatur pelayanan pembina anak terlantar keterampilan SDM
dan rehabilitasi dan rehabilitasi aparatur pelayanan
sosial anak sosial anak terlantar dan rehabilitasi sosial
terlantar anak terlantar
Terciptanya 1.13.1.13.01.18 Program Pembinaan Para Terlaksananya 100% 335,000 100% 340,000 100% 390,000 100% 390,000 100% 390,000
aksesibilitas Penyandang Cacat dan penyaluran bantuan
pelayanan dan Trauma bagi penyandang
rehabilitasi sosial cacat dan
bagi Orang Dengan pelembagaan peran
Kecacatan (ODK) serta masyarakat.
dan eks penyandang
penyakit kejiwaan
Peningkatan Pelaksanaan Deteksi 1.13.1.13.01.18.01 Pendataan Penyandang Terlaksananya Data ODK 1 Keg 160,000 1 Keg 150,000 1 Keg 200,000 1 Keg 200,000 1 Keg 200,000 Bid. PRS Kec. Ktw. Lama
akurasi data ODK dini dan pendataan Cacat dan Penyakit pelayanan bagi ODK masih belum Kec. Arut Utara
dan penyandang orang dengan Kejiwaan melalui kegiatan Unit akurat
penyakit psikotik. kecacatan (ODK) Pelayanan Sosial
dan penyandang Keliling bagi ODK Kec. P. Banteng
penyakit psikotik
Peningkatan daya Meningkatnya daya 1.13.1.13.01.18.04 Pendayagunaan para Terlaksananya 14 ODK 100,000 14 ODK 115,000 14 ODK 115,000 14 ODK 115,000 14 ODK 115,000
Orang Dengan Orang Dengan penyandang cacat dan penyaluran bantuan
Kecacatan Kecacatan sesuai eks trauma. bagi penyandang
dengan kecacatan cacat dan
yang disandangnya pelembagaan peran
serta masyarakat.
Peningkatan Pelaksanaan Magang 1.13.1.13.01.18.05 Peningkatan Terlaksananya Aparatur yang 3 Org 75,000 1 Keg 75,000 1 Keg 75,000 1 Keg 75,000 1 Keg 75,000 Bid PRS Pusat Rehabilitasi
kompetensi SDM Aparatur Dinas keterampilan tenaga magang bagi aparatur melaksanakan Sosial Tuna Daksa;
Aparatur petugas Sosial di Pusat pelatih dan pendidik pelayanan dan fungsi Tuna Netra; Tuna
rehabilitasi sosial Rehabilitasi rehabilitasi ODK di pelayanan dan Grahita; dan Tuna
ODK. Penyandang Cacat Pusat Rehabilitasi rehabilitasi Rungu.
Penyandang Cacat sosial ODK
belum memiliki
kemampuan
dasar
pelayanan
Peningkatan Pembangunan 1.13.1.13.01.19.01 Pembangunan sarana Terlaksananya - - - - - - - - - 1 LKS 718,290 Pemda memiliki Pangkalan Bun
pelayanan sosial Lembaga dan prasarana panti pembangunan LKS LKS Lansia
bagi lanjut usia Kesejahteraan Sosial asuhan/jompo Lanjut Usia
melalui sistem (LKS) / Panti Sosial
panti Lansia.
Terciptanya Peningkatan Terpeliharanya 1.13.1.13.01.21 Program Pemberdayaan 100% 100,000 100% 100,000 100% 290,000 100% 290,000 100% 290,000 Terlaksananya Bid PRS Kec. Ktw. Lama
pemeliharaan jaminan sosial tingkat kesejahteraan Kelembagaan jaminan sosial Kec. Arut Utara
tingkat lanjut usia terlantar sosial Lanjut Usia Kesejahteraan Sosial bagi lansia oleh Kec. P. Lada
kesejahteraan sosial tidak potensial Terlantar Tidak Pemda
1.13.1.13.01.21.04 Pengembangan model - Terlaksananya 100,000 100,000 290,000 290,000 290,000
Lanjut Usia. Potensial
kelembagaan jaminan sosial bagi
perlindungan sosial Lansia Terlantar
Tidak Potensial 30 Lansia 30 Lansia 60 Lansia 60 Lansia 60 Lansia
Terwujudnya Penyediaan Terlaksananya 1.13.1.13.01.01 Program Pelayanan Terlaksananya 100% 289,120 100% 333,000 100% 344,300 100% 350,500 100% 357,776 Sekretariat Pangkalan Bun
peningkatan kualitas layanan penyediaan layanan Administrasi Perkantoran pelayanan
manajemen administrasi administrasi administrasi
penyelenggaraan perkantoran bagi perkantoran bagi perkatoran.
kesejahteraan sosial. aparatur. aparatur
1.13.1.13.01.01.01 Penyediaan Jasa Surat Terdistribusikannya Terkirimnya 100% 1,600 100% 1,700 100% 1,800 100% 1,900 100% 2,100 Sekretariat Pangkalan Bun
Menyurat surat dinas ke luar surat dinas ke
daerah. luar daerah
1.13.1.13.01.01.02 Penyediaan jasa Terlaksananya Tersedianya 12 Bulan 22,200 12 Bulan 22,800 12 Bulan 25,000 12 Bulan 25,000 12 Bulan 25,000 Sekretariat Pangkalan Bun
komunikasi, sumber penyediaan jasa keperluan
daya air dan listrik telepon/faximili, air komunikasi,
PDAM, dan sumber sumber air
daya listrik Dinas, bersih dan
serta media cetak per listrik
bulan per tahun
1.13.1.13.01.01.06 Penyediaan jasa Terlaksananya Terpeliharanya 100% 5,000 100% 5,000 100% 5,000 100% 5,000 100% 5,000 Sekretariat Pangkalan Bun
pemeliharaan dan penyediaan jasa dan
perizinan kendaraan pemeliharaan dan terselesaikan
dinas/operasional perijinan kendaraan perijinan
dinas/operasional kendaraan
roda 4, roda 2 dinas/operasion
al
1.13.1.13.01.01.07 Penyediaan jasa Terlaksananya Tersedianya 100% 36,800 100% 39,000 100% 40,500 100% 40,500 100% 40,500 Sekretariat Pangkalan Bun
administrasi keuangan pengelolaan keuangan pembayaran
dinas honorarium
petugas/pejabat
pengelolaan
keuangan dan
pengelolaan
barang SKPD,
penyediaan
materai, dan
jasa bank
1.13.1.13.01.01.08 Penyediaan jasa Tersedianya tenaga Terjaganya 100% 33,100 100% 33,100 100% 33,100 100% 33,100 100% 33,100 Sekretariat Pangkalan Bun
kebersihan kantor kebersihan dan kebersihan dan
keamanan kantor keamanan
kantor
1.13.1.13.01.01.09 Penyediaan jasa Terlaksananya Terpeliharanya 100% 4,800 100% 5,000 100% 5,000 100% 5,000 100% 5,000 Sekretariat
perbaikan peralatan pemeliharaan peralatan kerja
kerja peralatan kerja setiap tahun
1.13.1.13.01.01.10 Penyediaan Alat Tulis Terlaksananya Tersedianya 100% 30,000 100% 30,800 100% 31,500 100% 32,500 100% 34,076 Sekretariat Pangkalan Bun
Kantor penyediaan alat tulis ATK untuk
kantor keperluan tugas
aparatur
1.13.1.13.01.01.11 Penyediaan barang Terlaksananya Tersedianya 100% 19,000 100% 19,500 100% 19,900 100% 20,000 100% 20,500 Sekretariat Pangkalan Bun
cetakan dan penyediaan barang barang cetakan,
penggandaan cetakan dan keperluan
penggandaan penggandaan
surat, dan
spanduk
1.13.1.13.01.01.12 Penyediaan komponen Terlaksananya Tersedianya 100% 4,000 100% 4,100 100% 4,500 100% 4,500 100% 4,500 Sekretariat Pangkalan Bun
instalasi listrik/ penyediaan komponen
penerangan bangunan komponen listrik listrik
kantor keperluan penerangan bangunan
bangunan kantor kantor
1.13.1.13.01.01.13 Penyediaan peralatan Terlaksananya Terdapatnya 100% 1,320 100% 35,000 100% 35,000 100% 35,000 100% 35,000 Sekretariat Pangkalan Bun
dan perlengkapan kantor penyediaan peralatan peralatan dan
dan perlengkapan perlengkapan
kantor kerja yang
kurang
memadai
1.13.1.13.01.01.14 Penyediaan peralatan Terlaksananya 100% 1,900 100% 5,000 100% 5,000 100% 5,000 100% 5,000 Sekretariat Pangkalan Bun
rumah tangga penyediaan keperluan
urusan rumah tangga
kantor
1.13.1.13.01.01.17 Penyediaan makanan Terlaksananya 100% 3,000 100% 3,000 100% 3,000 100% 3,000 100% 3,000 Sekretariat Pangkalan Bun
dan minuman penyediaan makan
minum rapat dan
tamu
1.13.1.13.01.01.18 - Rapat-rapat koordinasi Terlaksananya rapat- terlaksananya 100% 126,400 100% 129,000 100% 135,000 100% 140,000 100% 145,000 Sekretariat P. Raya, Jakarta, dan
dan konsultasi ke luar rapat koordinasi dan sinkronisasi / daerah lainnya
daerah konsultasi ke luar keterpaduan
daerah program
dengan
Kemensos RI,
Dinsos prov,
Pusat Rehsos
Sosial Paca,
Balai Diklat
Kessos
Penyediaan sarana Terlaksananya 1.13.1.13.01.02 Program Peningkatan Terlaksananya Ketersediaan 100% 153,055 100% 447,287 100% 297,287 100% 297,287 100% 197,287 Pangkalan Bun
dan prasarana peningkatanan Sarana dan Prasarana penyediaan dan sarana dan
penunjang bagi sarana dan prasarana Aparatur pemeliharaan sarana prasarana
aparatur dalam aparatur dan prasarana aparatur masih
melaksanakan aparatur. kurang
pelayanan memadai
terutama untuk
sarana
transportasi
darat
operasioal dan
meubelair.
1.13.1.13.01.02.05 Pengadaan kendaraan Terlaksananya Saat ini sepeda 100% 85,000 100% 275,000 100% 100,000 100% 100,000 - - Sekretariat Pangkalan Bun
dinas/operasional penyediaan motor pada
kendaraan dinas dinas sosial
operasional darat terdapat 2 Unit,
roda 2 dan roda masing-masing
empat (mobil) merupakan
kendaraan eks-
instansi
vertikal. Mobil
dinas 1 Unit, 1
Unit Mobil
pinjam pakai
dari Kemensos
RI
1.13.1.13.01.02.10 Pengadaan mebelaier Terlaksananya Masih - - 100% 25,000 100% 50,000 100% 50,000 100% 50,000 Sekretariat Pangkalan Bun
penyediaan terdapatnya
meubelaier kantor peralatan
meubelair yang
kurang
memadai,
seperti meja
dan kursi kerja,
lemari arsip.
1.13.1.13.01.02.22 Pemeliharaan rutin / Terlaksananya 100% 32,300 100% 100,000 100% 100,000 100% 100,000 100% 100,000
berkala gedung kantor pemeliharaan gedung
kantor
1.13.1.13.01.02.24 Pemeliharaan rutin / Terlaksananya 100% 33,50473 100% 42,2872 100% 42,2872 100% 42,2872 100% 42,2872
berkala kendaraan dinas pemeliharaan
/ operasional kendaraan dinas /
operasional
1.13.1.13.01.02.26 Pemeliharaan rutin / Terlaksananya 100% 2,250 100% 5,000 100% 5,000 100% 5,000 100% 5,000
berkala perlengkapan pemeliharaan
gedung kantor perlengkapan gedung
kantor
Peningkatan Terlaksananya 1.13.1.13.01.03 Program Peningkatan Terlaksananya 100% 18,000 100% 30,500 100% 32,500 100% 34,500 100% 36,500 Sekretariat Pangkalan Bun
disiplin aparatur peningkatan disiplin Disiplin Pegawai penyediaan pakaian
aparatur dinas atau pakaian
hari-hari tertentu bagi
aparatur.
1.13.1.13.01.03.02 Pengadaan pakaian Terlaksananya 45 Stel 18,000 45 Stel 18,000 45 Stel 19,000 45 Stel 20,000 45 Stel 21,000 Sekretariat Pangkalan Bun
dinas beserta penyediaan pakaian
perlengkapannya dinas beserta
perlengkapannya bagi
pegawai di
lingkungan dinas
sosial
1.13.1.13.01.03.05 Pengadaan pakaian Terlaksananya - - 45 Stel 12,500 45 Stel 13,500 45 Stel 14,500 45 Stel 15,500 Sekretariat Pangkalan Bun
khusus hari-hari tertentu penyediaan pakaian
khusus hari-hari
tertentu bagi pegawai
di lingkungan Dinsos
Pelaksanaan Peningkatan kualitas 1.13.1.13.01.05 Program Peningkatan Meningkatnya 100% 55,000 100% 60,000 100% 90,000 100% 90,000 100% 90,000 Sekretariat Pangkalan Bun
peningkatan SDM aparatur Kapasitas Sumber Daya kemampuan aparatur
kualitas SDM penyelenggaraan Aparatur dalam pemberian
aparatur kesejahteraan sosial. pelayanan
penyelenggaraan
kesejahteraan
sosial.
1.13.1.13.01.05.03 Bimbingan Teknis Pengiriman aparatur 6 Org 55,000 6 Org 60,000 6 Org 90,000 6 Org 90,000 6 Org 90,000 Sekretariat Pangkalan Bun
Implementasi peraturan mengikuti bimbingan
perundang-undangan teknis sesuai uraian
tugas dan keperluan
pelayanan
Penyusunan Tersedianya laporan 1.13.1.13.01.06 Program Peningkatan Tersedianya laporan 100% 3,000 100% 3,000 100% 3,000 100% 3,000 100% 3,000 Sekretariat Pangkalan Bun
laporan kinerja dan kinerja dan laporan Pengembangan Sistem keuangan dan laporan
laporan keuangan keuangan. Pelaporan Capaian kinerja SKPD setiap
Kinerja dan Keuangan. tahun.
1.13.1.13.01.06.01 Penyusunan laporan Tersedianya LAKIP 4 Exemplar 1,000 4 Exemplar 1,000 4 Exemplar 1,000 4 Exemplar 1,000 4 Exemplar 1,000 Sekretariat Pangkalan Bun
capaian kinerja dan dan Ikhtisar realisasi
ikhtisar realisasi kinerja kinerja SKPD
SKPD
1.13.1.13.01.06.02 Penyusunan pelaporan Tersedianya Laporan 4 Exemplar 1,000 4 Exemplar 1,000 4 Exemplar 1,000 4 Exemplar 1,000 4 Exemplar 1,000 Sekretariat Pangkalan Bun
keuangan semesteran Keuangan
Sementeran
1.13.1.13.01.06.04 Pelaporan Keuangan Tersedianya Laporan 4 Exemplar 1,000 4 Exemplar 1,000 4 Exemplar 1,000 4 Exemplar 1,000 4 Exemplar 1,000 Sekretariat Pangkalan Bun
Akhir Tahun Keuangan Akhir
Tahun
Pelaksanaan Terlaksananya 1.13.1.13.01.16 Program Pelayanan dan 100% - 100% 100,000 100% 100,000 100% 100,000 100% 100,000 Sekretariat
pemutahiran data koordinasi Rehabilitasi
PMKS dan PSKS, pemutahiran data Kesejahteraan Sosial
serta monitoring PMKS dan PSKS,
dan evaluasi serta Monev 1.13.1.13.01.16. Monitoring, Evaluasi Terlaksananya - - 4 Keg 100,000 4 Keg 100,000 4 Keg 100,000 4 Keg 100,000 Sekretariat
pelaksanaan pelaksanaan program dan Pelaporan Pemutahiran data
program dan dan kegiatan di 6 PMKS dan PSKS,
kegiatan. Kecamatan. Monitoring, Evaluasi
dan Pelaporan
Pelaksanaan Program
dan Kegiatan
Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial.