Anda di halaman 1dari 2

Bandura (1977, 1986, 1997, dalam Pintrinch, 2002) menyatakan bahwa self-

efficacy guru merupakan kepercayaan guru akan kemampuannya dalam


memutuskan cara terbaik yang diperlukan agar bisa memengaruhi siswanya
secara positif dalam penampilan belajar siswanya tersebut. Self-efficacy guru
atau juga sering disebut sebagai instructional self-efficacy merupakan
kepercayaan seorang guru tentang kemampuannya untuk membantu siswanya
dalam belajar (Pintrinch, 2002).

Hoy dan Woolfolk (1990, dalam Pintrinch 2002) menyatakan bahwa self-efficacy
guru merupakan kepercayaan guru bahwa ia mampu menghadapi siswa yang
mengalami kesulitan belajar untuk bisa belajar, hal ini merupakan salah satu
karakteristik personal dari guru yang berhubungan dengan prestasi siswa.

Hackett (dalam Schultz, 1994) menyatakan bahwa self-efficacy memengaruhi


banyaknya waktu yang seseorang habiskan untuk mencari pekerjaan, untuk
mencapai kesuksesan kerja. Pekerja dengan self-efficacy yang tinggi melaporkan
bahwa mereka memiliki tujuan kerja yang lebih tinggi dan memiliki komitmen
kerja yang lebih baik dibandingkan dengan pekerja dengan self-efficacy yang
rendah (Locke, dalam Schultz, 1994). Self-efficacy yang tinggi fokus pada analisis
dan pemecahan masalah, dimana self-efficacy yang rendah fokus pada
kekurangan orang lain dan takut gagal, yang dapat merusak produktivitas
mereka dan kegunaan penuh kemampuan kognitif mereka dalam pekerjaan
(Lazarus & Folkman, dalam Schultz, 1994).

Ashton dan Webb (dalam Pintrinch, 2002) mengungkapkan bahwa guru dengan
self-efficacy yang rendah mungkin menghindari untuk merencanakan aktivitas
yang mereka yakini melampaui kemampuan mereka, tidak bertahan dengan
siswa yang mengalami kesulitan, menghabiskan usaha yang sedikit untuk
menemukan materi-materi pengajaran, dan tidak mengulang pelajaran dengan
cara yang bisa membuat siswa lebih mengerti.

Sedangkan guru dengan self-efficacy tinggi akan lebih tepat untuk


mengembangkan aktivitas yang menantang, membantu siswa untuk sukses, dan
bertahan dengan siswa yang mengalami masalah dalam belajar. Guru dengan
self-efficacy yang tinggi menyukai lingkungan kelas yang positif, mendukung ide-
ide siswa, dan menanyakan hal-hal yang dibutuhkan oleh siswa (Ashton & Webb,
dalam Pintrich, 2002). Teori self-efficacy memprediksikan bahwa guru dengan
self-efficacy tinggi bekerja lebih keras dan bertahan lebih lama ketika
menghadapi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Hal ini karena guru
percaya pada dirinya dan siswa-siswanya.

Self-efficacy guru akan meningkat ketika siswanya menunjukkan peningkatan


dalam pelajaran. Tetapi ketika sebagian kecil dari siswanya tidak menunjukkan
peningkatan dalam belajar, guru tersebut tidak perlu berkecil hati jika ia percaya
bahwa strategi pengajaran yang berbeda akan menghasilkan hasil yang lebih
baik (Tschannen-Moran, Woolfolk Hoy, & Hoy, dalam Pintrich, 2002).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa self-efficacy


guru adalah kepercayaan seorang guru akan kemampuannya untuk membantu
siswanya dalam belajar, termasuk juga membantu siswanya yang mengalami
kesulitan belajar.

Bandura (1977, 1986, 1997, in Pintrinch, 2002) states that the teacher self-
efficacy is the belief in the ability of teachers will decide the best way is needed
to influence students positively in the appearance of the students learning. Self-
efficacy of teachers or also commonly referred to as instructional self-efficacy is
the belief of a teacher on his ability to assist students in learning (Pintrinch,
2002).

Hoy and Woolfolk (1990, in Pintrinch 2002) states that the teacher self-efficacy is
the belief of teachers that he was able to deal with students who have difficulty
learning to be learned, it is one of the teachers' personal characteristics
associated with student achievement.

Hackett (in Schultz, 1994) states that self-efficacy affects how much time a
person spent looking for work, work to achieve success. Workers with high self-
efficacy reported that they have higher employment goals and have a better
work commitment compared with workers with low self-efficacy (Locke, in
Schultz, 1994). Self-efficacy is high focus on analysis and problem solving, in
which self-efficacy is low focus on the shortcomings of others and fear of failure,
which can damage their productivity and the full functionality of their cognitive
abilities in the work (Lazarus & Folkman, in Schultz, 1994) ,

Ashton and Webb (in Pintrinch, 2002) revealed that teachers with self-efficacy is
low as possible to avoid having to plan activities that they believe is beyond their
means, do not persist with students who are having trouble, spend a little effort
to find teaching materials, and not repeat the lesson in a way that could make
students better understand.

While the teacher with high self-efficacy would be more appropriate to develop
activities that challenge, helping students to succeed and survive with students
who are having problems in learning. Teacher with high self-efficacy love positive
classroom environment, supporting the students' ideas, and ask the things
needed by the student (Ashton & Webb, in Pintrich, 2002). The theory predicts
that self-efficacy of teachers with high self-efficacy work harder and last longer
when faced with students who have learning difficulties. This is because teachers
believe in themselves and their students.

Self-efficacy of teachers will increase when students showed an increase in the


lesson. But when a small portion of the students did not show improvement in
learning, the teacher should not be discouraged if he believes that different
teaching strategies will produce better results (Tschannen-Moran, Woolfolk Hoy,
& Hoy, in Pintrich, 2002).

Based on the above, it can be concluded that the self-efficacy of teachers is a


teacher confidence in their ability to assist students in learning, as well as help
students with learning difficulties.

Anda mungkin juga menyukai