Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Bogor
2016
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Analisis Mutu Selai Nanas (Ananas Cosmocus) oleh Kelompok PKT 52, XII-8 :
Disetujui oleh,
Pembimbing
Disahkan oleh,
Laporan Praktikum Kimia Terpadu yang berjudul Analisis Mutu Selai Buah
Nanas (Ananas Comosus) ini disusun untuk memenuhi tugas peserta didik
dalam rangkaian Mata Praktikum Kimia Terpadu. Khususnya peserta didik di
lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Bogor. Peserta didik yang
dimaksud adalah peserta didik kelas XIII yang duduk di Semester Gasal Tahun
Ajaran 2016/2017. Menulis proposal, makalah seminar, berdiskusi dengan
pembimbing, menulis laporan, dan melaksanakan ujian seminar PKT.
Pelaksanaan praktik PKT dan yang lainnya dilakukan selama tiga bulan. Laporan
PKT ini dibuat untuk melengkapi nilai semester VII.
Tim penyusun menaikkan puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena telah menganugerahi segala kepandaian da segala yang baik. Sehingga
panduan ini dapat selesai pada waktunya. Dan, ucapan terima kasih pantas
disampaikan kepada:
Tidak ada gading yang tak retak. Demikian isi sebuah peribahasa
Indonesia. Tim penyusun masih membuka pintu kritik dan saran atas isi laporan
ini kepada pembaca. Sehingga kritik dan saran tersebut dapat menjadi acuan
demi kesempurnaan laporan. Karena laporan ini tidak luput dari kesalahan.
Karena kesempurnaan hanya milik Tuhan.
Tim penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kepada adik kelas harap memberi ide kreatif. Dapat menjadi laporan yang
inovatif. Tidak hanya menjadi laporan yang berada di pojok ruangan. Tetapi
menjadi produk yang terus dikembangkan.
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Pentingnya Masalah...................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................4
A. Analisis.......................................................................................................4
B. Mutu........................................................................................................... 4
C. Nanas........................................................................................................ 5
D. Selai Nanas................................................................................................7
E. Bahan-Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Selai Nanas.........................9
1. Pektin.....................................................................................................9
2. Gula........................................................................................................9
3. Karagenan............................................................................................10
BAB III METODE ANALISIS...............................................................................11
A. Uji Deskripsi Secara Organoleptik............................................................11
B. Uji Padatan Terlarut..................................................................................13
C. Uji Cemaran Logam Arsen.......................................................................14
D. Perhitungan Jumlah Bakteri Cara Tuang / Angka Lempeng Total.............15
E. Perhitungan Jumlah Coliform Cara APM (Angka Paling Mungkin)...........16
F. Perhitungan Jumlah Kapang Khamir Cara Tuang....................................17
G. Staphylococcus aureus (Metode Plate Count).........................................18
H. Uji Kadar Pengawet.................................................................................18
I. Uji Kadar Gula Total.................................................................................19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................23
BAB V SIMPULAN DAN SARAN........................................................................25
A. Simpulan..................................................................................................25
B. Saran.......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
LAMPIRAN......................................................................................................... 27
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
1
2
B. Pentingnya Masalah
D.
E. Tujuan
4
H. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Analisis
I. Mutu
Mutu adalah misi produk yang harus dicapai oleh organisasi dan
karyawan disemua tingkatan dapat dimotivasi untuk mengejar
peningkatan tetapi motivasi tersebut tidak akan berhasil kecuali
disediakan alat untuk meningkatkannya (Crosly, 1980). Mutu adalah
kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan yang
bermutu adalah perusahaan yang menguasai pangsa pasar karena hasil
produksinya sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga
menimbulkan kepuasan konsumen. Jika konsumen merasa puas, maka
5
6
J. Nanas
serta aromanya harum. Buah nanas harus bebas dari penyakit, pecah-
pecah, memar dan luka akibat gesekan, serangan hama, atau rusak
terbakar sinar matahari.
Buah nanas yang kulitnya menampakkan bercak cokelat gelap dan
agak basah biasanya daging buah di dalamnya sudah busuk. Hal ini
disebabkan mikroorganisme penyebab penyakit busuk buah atau busuk
hitam seperti Thielaviopsis paradosa, Penicillium uniculosum, atau
Fusarium sp (Sjaifullah, 1996).
Gambar 1 : Nanas
Nanas yang matang enak dimakan segar, rasanya manis, ada pula
yang manis asam. Buah yang matang terasa gatal ditenggorokkan karena
kandungan asam oksalat yang tinggi. Buah matang dapat pula dibuat
minuman jus atau kalengan (canning). Daunnya dapat diolah menjadi serat
8
(benang) yang bagus sebagai bahan pakaian. Di dalam buah nanas terdapat
zat bromelin yang bersifat sebagai pemecah protein (pelunak daging), tetapi
daya proteolitiknya lebih rendah daripada papain (Sunarjono, 1997).
K. Selai Nanas
Selai yang ada di pasaran umumnya dalam bentuk selai oles. Hal
ini dianggap kurang praktis dalam penyajiannya sehingga perlu
pengembangan bentuk olahan lain sebagai contoh selai lembaran. Selai
lembaran lebih praktis dan lebih mudah dalam penyajiannya, sehingga
menjadi alternatif utama produk pangan yang dapat dikonsumsi bersama
roti untuk sarapan pagi. Produk selai lembaran yang baik adalah selai
yang berbentuk lembaran sesuai permukaan roti, tidak cair atau terlalu
lembek, namun juga tidak terlalu kaku sehingga diperlukan
Bahan tambahan berupa hidrokolid sebagai penguat tekstur, salah
satunya adalah hidrokoloid turunan rumput laut merah yaitu agar-agar.
Pemanfaatan agar-agar sebagai bahan tambahan selai diharapkan
mampu mengubah teksur selai menjadi lembaran yang disukai. Selain itu
diharapkan produk ini mampu menjadi salah satu alternative diversifikasi
pengolahan pangan semi basah yang telah ada (Ramadhan, 2011).
Buah-buahan yang dijadikan selai biasanya buah yang sudah
masak, tapi tidak terlalu matang dan mempunyai rasa sedikit masam.
Buah-buahan yang umum dijadikan selai misalnya stroberi, blueberi,apel,
anggur dan pir. Selain itu, selai bisa dibuat dari sayur-sayuran seperti
wortel dan seledri. Di Indonesia, sebagian besar selai dibuat dari buah-
buahan tropis seperti: nanas, srikaya, jambu biji, paladan ceremai. Selai
kacang adalah sebutan bahasa Indonesia untuk peanut butter yang
dibuat dari kacang tanah yang sudah dihaluskan dicampur mentega atau
margarin (Wikipedia,2012).
Selai adalah makanan semi padat atau kental terbuat dari 45
bagian bubur buah dan 35 bagian gula. Campuran dipekatkan dengan
pemasakan pada api sedang sampai kandungan gulanya menjadi 68%.
Berbagai macam selai telah dipasarkan, diantaranya ialah selai nanas,
stroberi, srikaya, jeruk dan sebagainya. Penggunaan selai ialah untuk
pelengkap hidangan roti, campuran pada pembuatan kue-kue, es krim
dan sebagainya (Satuhu, 1994).
1 Keadaan
1.1 Aroma - Normal
1.2 Warna - Normal
1.3 Rasa - Normal
1.4 Serat Buah - Normal
2 Padatan Terlarut % Fraksi massa Min.65
3 Cemaran logam
3.1 Timah (Sn)* Mg/kg Maks. 250,0*
3.2 Cemaran Arsen Mg/kg Maks 1,0
4 Cemaran mikroba
4.1 Angka lempeng total Koloni/g Maks. 1 x 103
4.2 Bakteri coliform Koloni/g <3
4.3 Stapylococcus aureus Koloni/g Maks. 2 x 101
4.4 Kapang/khamir Koloni/g Maks. 5 x 101
Keterangan :*) Didalam kemasan kaleng
Sumber : SNI 3746.2008
L. Bahan-Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Selai Nanas
1. Pektin
Gel pektin merupakan sistem seperti spon yang diisi oleh air.
Rantai molekul pektin membentuk jaringan tiga dimensi di mana gula,
air dan padatan terlarut yang lain diikat (Estiasih dan Ahmadi, 2009).
2. Gula
11
3. Karagenan
12
BAB III METODE ANALISIS
Metode yang kami lakukan untuk analisis mutu selai nanas ini sesuai
Aroma
a. Dasar
Melakukan analisis terhadap contoh uji secara organoleptik
dengan menggunakan indera penciuman (hidung).
b. Cara Kerja
1. Ambil contoh uji kira-kira 10 g dan letakkan diatas gelas arloji yang
bersih dan kering.
2. Cium contoh uji untuk mengetahui baunya.
3. Lakukan pengerjaan oleh minimal 3 orang panelis.
Warna
a. Dasar
b. Cara Kerja
1. Ambil contoh uji kira-kira 10 g contoh uji dan letakkan diatas gelas
arloji yang bersih dan kering;
2. Amati contoh uji untuk mengetahui warnanya;
3. Lakukan pengerjaan oleh minimal 3 orang panelis.
Rasa
14
a. Dasar
Melakukan analisis terhadap contoh uji secara organoleptik
dengan menggunakan indera perasa (lidah).
b. Cara Kerja
1. Ambil kira-kira 1/2 sendok contoh uji dan rasakan dengan lidah;
2. Lakukan pengerjaan oleh minimal 3 orang panelis.
Serat Buah
a. Dasar
Penetapan serat buah berdasarkan pengamatan secara visual
mengunakan penglihatan(mata).
b. Cara Kerja
1. Ambil contoh secukupnya, oleskan pada kaca obyek atau ditekan di
antara dua kacaobyek
1. Amati apakah terdapat serat buah.
a. Dasar
Indeks bias larutan contoh diukur pada suhu 20 C 0,5 C
menggunakan refraktometer. Nilai indeks bias setara dengan jumlah
padatan terlarut (dihitung sebagai konsentrasi sukrosa) menggunakan
Tabel B.2 (Hubungan antara indeks bias dan % padatan terlarut), atau
langsung dibaca pada refraktometer yang mempunyai skala nilai
padatan terlarut.
b. Cara Kerja
1. Ditimbang dengan teliti hingga 40 g contoh ke dalam gelas piala dan
tambahkan 100ml sampai 150 ml air. Panaskan hingga mendidih
15
selama 2 menit sampai 3 menit,aduk dan dinginkan. Biarkan 20 menit
lalu timbang dan di saring.
2. Dipastikan peralatan telah dipersiapkan dan diteliti menurut buku
panduan alat dan dibersihkan permukan prisma lalu dikeringkan.
3. Dialirkan air pengontrol untuk mendapatkan suhu yang diharapkan
(antara 15 C dan 25 C), dibiarkan air mengalir melalui mantel
prisma refraktometer pada jangka waktu tertentu supaya terjadi
keseimbangan suhu 5 menit (prisma dalam keadaan tertutup).
4. Dipindahkan satu tetes air ke prisma refraktometer untuk menentukan
titik nol atau digunakan sebagai koreksi.
5. Diambil larutan contoh dan atur suhu yang diinginkan. Teteskan (2
tetes sampai 3 tetes) larutan contoh kedalam prisma refraktometer,
buat larutan menyebar ke permukaan prisma dan segera atur tombol
untuk mengatur prisma. Pengunaan lampu uap natrium akan
mendapatkan hasil yang lebih tepat (khususnya untuk produk yang
berwarna/gelap).
6. Dibaca refraktometer sesuai petunjuk buku panduan alat.
7. Digunakan beberapa skala koreksi untuk mendapatkan pembacaan
terkoreksi.
a. Dasar
Contoh di destruksi dengan asam menjadi larutan arsen. Larutan As 5+
direduksi dengan KI menjadi As3+ dan direaksikan dengan NaBH4 atau
SnCl2 sehingga terbentuk AsH3 yang kemudian dibaca dengan SSA pada
panjang gelombang 193,7 nm.
b. Reaksi
c. Cara Kerja
16
2. Setelah reaksi selesai, panaskan dan tambahkan HNO 3 pekat sedikit
demi sedikit sehingga contoh berwarna coklat atau kehitaman;
3. Tambahkan 2 ml HClO4 70 % sedikit demi sedikit dan panaskan lagi
sehingga larutan menjadi jernih atau berwarna kuning (jika terjadi
pengarangan setelah penambahan asam perklorat, tambahkan lagi
sedikit HNO3 pekat);
4. Dinginkan, tambahkan 15 ml air suling dan 5 ml amonium oksalat
jenuh;
5. Panaskan sehingga timbul uap SO3 di leher labu;
6. Dinginkan, pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 50 ml
atau 100 ml dan encerkan dengan air suling sampai tanda garis;
7. Pipet 25 ml larutan diatas dan tambahkan 2 ml HCl 8 M; 0,1 ml KI 20
% kemudian kocok dan biarkan minimal 2 menit;
8. Siapkan larutan blanko dengan penambahan pereaksi dan perlakuan
yang sama seperti contoh;
9. Tambahkan larutan pereduksi (NaBH4) ke dalam larutan baku kerja
As, larutan contoh, dan larutan blanko pada alat HVG;
17
18
10. Baca absorbans larutan baku kerja, larutan contoh, dan larutan blanko
menggunakan SSA tanpa nyala pada panjang gelombang 193,7 nm;
11. Buat kurva kalibrasi antara konsentrasi logam (g/ml) sebagai sumbu
X dan absorbans sebagai sumbu Y;
12. Plot hasil pembacaan larutan contoh terhadap kurva kalibrasi;
13. Lakukan pengerjaan duplo;
14. Hitung konsentrasi As dalam contoh;
d. Perhitungan
|Intersept| Vlabu
x fp x
slope 1000
%Logam= x 100
mg sampel
Total
a. Dasar
Perhitungan jumlah bakteri cara tuang ini dilakukan dengan
pengenceran contoh 10-1 s/d 10-3 dan blanko kemudian dari masing-
masing pengenceran dipipet sebanyak 1 mL ke dalam cawan petri dan
dihitung media PCA (Plate Count Agar) sebanyak 15 mL lalu diinkubasi
pada suhu 37oC selama 24 jam . Hitung jumlah koloni pada setiap
cawan petri dengan alat instrument colony counter yang dilengkapi
dengan kaca pembesar kemudian dihitung rata-rata dari 2 cawan
dengan pengenceran yang setingkat sesuai dengan kaidah yang
berlaku.
19
b. Cara Kerja
1. Buat tingkat pengenceran sesuai kebutuhan seperti pada Gambar 1
dengan menggunakan larutan pengencer Buffered peptone water
2. Pipet masing-masing 1 ml dari pengenceran 10-1 10-3 ke dalam
cawan petri steril secara duplo;
3. Tuangkan 12 ml sampai 15 ml media PCA yang masih cair dengan
suhu 45C 1C ke dalam masing-masing cawan petri;
4. Goyangkan cawan petri dengan hati-hati (putar dan goyang ke
depan, ke belakang, ke kanan dan ke kiri) sehingga contoh dan
pembenihan tercampur merata dan memadat;
5. Kerjakan pemeriksaan blanko dengan mencampur air pengencer
untuk setiap contoh yang diperiksa;
6. Biarkan sampai campuran dalam cawan petri memadat;
7. Masukkan semua cawan petri dengan posisi terbalik ke dalam lemari
pengeram pada suhu 35C 1C selama 48 jam.
c.
d.
e. Perhitungan
( 1 X n1 ) + ( 0,1 x 1 ) x d
f.
ALT =
C
Mungkin)
a. Dasar
g. Perhitungan jumlah coliform cara APM dilakukan dengan
pengenceran contoh 10-1 s/d 10-3 dan blanko kemudian dari masing-
masing pengenceran dipipet sebanyak 1 mL ke dalam tabung ulir
berdurham yang berisi media BGLB steril lalu diinkubasi pada suhu
370C selama 24 jam . Adanya tabung durham terbalik pada tabung ulir
bertujuan untuk memudahkan pengamatan gas yang terbentuk .
Hitung jumlah tabung yang bergas pada masing masing
pengenceran kemudian dihitung dengan menggunkan bantuan indeks
tabel APM.
20
h.
b. Cara Kerja
1. Lakukan persiapan dan homogenisasi contoh.
2. Inokulasikan masing-masing 1 ml larutan dari setiap tingkat
penegenceran (10-1,10-2 dan 10-3) ke dalam tiga tabung Laurryl
Tryptose Broth. Pegang pipet sedemikian sehingga ujung bawah
pipet menempel pada tabung. Biarkan isi pipet mengalir 2 detik
sampai 3 detik. Pipet jangan ditiup untuk mengeluarkan isinya.
3. Masukkan tabung-tabung tersebut ke dalam inkubator pada suhu
35oC selama 48 jam 2 jam.
4. Amati tabung-tabung tersebut pada jam ke- 24 jam 2 jam jika ada
tabung yang telah mengandung gas, maka tabung tersebut
dinyatakan positif.
5. Tabung-tabung yang belum mengandung gas dinyatakan negatif,
lanjutkan inkubasi selama 24 jam.
6. Catat adanya pembentukan gas dalam jumlah berapapun, setelah
inkubasi 48 jam 2 jam, karena ini adalah presumptive negatif.
i.
Q. Perhitungan Jumlah Kapang Khamir Cara Tuang
a. Dasar
j. Perhitungan jumlah jumlah kapang kamir cara tuang ini
dilakukan dengan pengenceran contoh 10-1 s/d 10-3 dan blanko
kemudian dari masing-masing pengenceran dipipet sebanyak 1 mL ke
dalam cawan petri dan dihitung media PDA sebanyak 15 mL lalu
diinkubasi pada suhu 28oC selama 3-5 hari . Hitung jumlah koloni
kapang dan khamir pada setiap cawan petri dengan alat instrument
colony counter yang dilengkapi dengan kaca pembesar kemudian
dihitung rate-rate dari 2 cawan dengan pengenceran yang setingkat
sesuai dengan kaidah yang berlaku.
k.
b. Cara Kerja
1. Lakukan persiapan dan homogenisasi contoh seperti perhitungan
total coliform.
21
a. Dasar
Pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada perbenihan
khusus setelah diinkubasi pada suhu 35 C selama 45 jam sampai 48
jam.
b. Cara Kerja
a. Dasar
8. Larutan asam benzoat dapat larut dalam eter. Pada pH 4,
Na- benzoat akan berubah menjadi asam benzoat. Kristal asam benzoat
dapat larut dalam aseton sehingga dapat dititar dengan NaoH 0,1 N
sampai titik akhir merah muda seulas dengan indikator PP.
9.
22
b. Reaksi
10.
c. Cara Kerja
1. Ditimbang +- 20 gram selai dan dimaskkan ke dalam piala gelas 400
ml.
2. Ditambahkan NaOH sampai alkalis, lalu dicuci bebas lemak.
3. Diasamkan dengan HCl 0,1 N sampai pH 4, lalu ditambahkan 5 ml
buffer pH 4.
4. Dimasukkan ke dalam lebu kocok 250 ml dan diekstrak dengan 3 x
25 ml eter.
5. Hasil ekstrak ditampung lalu dimaukkan ke dalam labbu kocok dan
dicuci dengan air sampai bebas asam.
6. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml, lalu diuapkan sampai
kering pda hot plate.
7. Residu dilarutkan dengan 35 ml aseton dan 25 ml air.
8. Dititar dengan NaOH 0,1 N dengan indikator PP sampai titik akhir
larutan merah muda seulas.
11.
12.
d. Perhitungan
Vp x Np x Bst Asam Benzoat
13.
kadar pengawet : x 100
mg contoh
14.
15. Metode yang kami lakukan untuk uji kadar gula total sesuai
dengan SII No. 0540-81.
a. Dasar
16. Sukrosa dalam sampel dihidrolisis dengan penambahan
HCl 25% dalam suhu 60o 70oC menjadi monosakarida pereduksi yang
akan mereduksi CuO dan larutan Luff yang ditambahkan berlebiih
terukur menjadi endapan Cu2O berwarna merah bata dan asam
glukonat. Sisa CuO direduksi oleh KI menghasilkan I2 bebas yang akan
23
dititar dengan Tio (Na2S2O3) menggunakan indikator kanji hingga didapat
Titik Akhir berupa larutan tidak berwarna dan endapan putih susu.
17.
b. Reaksi
18.
19.
20.
21.
22.
c. Cara Kerja
1. Contoh yang ditimbang dengan teliti sebanyak 5-10 gram
dimasukkandalam labu ukur 250 ml, tepatkan sampai tanda garis.
Kemudian disaring.
2. Dari saringan dipipet 50 ml dan dimasukkkan dalam labu ukur 250 ml.
Tambahkan 10 ml Pb-asetat setengah basa dan dikocok, untuk
menguji penambahan Pb-asetat itu sudah cukup atau belum, larutan
ditetesi Na2HPO4 10%, bila timbul endapan putih menandakan
penambahan sudah cukup.
24
3. Kemudian tambahkan Na-fosfat hingga cukup untuk mengendapkan
kelebihan Pb-asetat (lebih kurang 15 ml). Untuk menguji apakah Pb-
asetat telah diendapkan semuanya larutan ditetesi 1-2 tetes Na-
fosfat,
25
4. bila timbul endapan, berarti penambahan Na-fosfat belum cukup, lalu
digoyangkan, biarkan, tambah Na-fosfat lagi. Kemudian diuji lagi.
5. Labu ditetapkan isinya hingga tanda garis, kocok 12 kali. Biarkan
jam, lalu disaring dari saringan ini dipipet 25 ml masukkan ke dalam
labu ukur 100 ml. Tambahkan 5 ml HCl 25 %. Kemudian labu
dimasukkan dalam penangas air 68-70oC (labu pakai pengukur
panas termometer). Dienversikan selama 10 menit (stop-watch).
Diangkat dan didinginkan, dinetralkan dengan NaOH 30% (merah
jambu) dan sebagai indikator dipakai PP. Kemudian ditetapkan higga
tanda garis dan kocok 12 kali.
6. 10 ml saringan dipipet dan dimasukkan dalam labu Erlenmeyer 500
ml, tambahkan 15 ml air, batu didh, dan pipetkan 25 ml larutan Luff
(jumlah cairan 50 ml). Sambungkan dengan pendingin udara ,
panaskan lebih kurang 2 menit larutan tersebut sudah mendidih dan
didihkan terus selama 10 menit dengan nyala kecil. Kemudian
diangkat dan cepat cepat didinginkan jangan digoyangkan.
7. Setelah dingin tambah 10-15 ml. KI 30% dan 25 ml H 2SO4 25 %
(penambahan hati-hati karena terbentuk CO2), lalu segera dititar
dengan larutan Tio 0,1 N (a ml) dan larutan kanji (0,5%) sebagai
indikator.
8. Blanko dikerjakan yaitu 25 ml air + 25 ml larutan Luff dan dikerjakan
seperti di atas (b ml).
d. Perhitungan:
mg glukosa x pengenceran
24.
Kadar gula sesudah inversi= x 100
mg contoh
25.
26
26. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
27
total menggunakan metode konvensional. Gula merupakan salah satu pengawet
alami. Jika kadar gula tinggi, memungkinkan menghambat petumbuhan bakteri
serta jamur.
87. Hasil uji mikrobiologi jumlah jamur kapang khamir yang terlalu
tinggi dapat disebabkan oleh penyimpanan selai nanas tersebut pada ember
yang
28
29
90. Sampel selai nanas ini mengandung kadar pengawet yang tinggi,
sehingga dapat memberikan efek yang buruk bagi kesehatan tubuh manusia.
Efek yang ditimbulkan untuk jangka pendek yaitu pusing, mual mual dan mata
kunang kunang. Sedangkan untuk efek jangka panjang dapat menyebabkan
kanker. Sehingga dapat menyebabkan kematian.
91.
92. BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan
96.
30
97. DAFTAR PUSTAKA
98.
99. Riandari, Dwika, M.Si dan Dra. Rini Kusmawati. 2009. Analisis
Proksimat. Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor:Bogor
104. Sudarmadji, S., Bambang dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisa Untuk
Bahan Makanan dan Pertanian Edisi Ke-empat. Yogyakarta. Liberty
105.
31
106. LAMPIRAN
107.
109.
32
111.
113.
33
115.
117.
34
119.
121.
122.
35
123.
125.
36
126.
128.
37
130.
132.
38