Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian

Analisis ini dilakukan dengan wawancara mendalam, yang diambil dari

informasi key informan dan informan mengenai Strategi Humas Kemneterian

Komunikasi dan Informatika dalam Menyebarluaskan Informasi kepada

Masyarakat.
Pada penelitian kualitatif peneliti dituntut dapat menggali data berdasarkan

apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh narasumber. Pada penelitian

kualitatif peneliti bukan sebagaimana seharusnya apa yang dipikirkan oleh peneliti

tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami,

dirasakan, dan dipikirkan oleh narasumber.


Dengan melakukan penelitian melalui pendekatan deskiptif maka peneiti

harus memaparkan, menjelaskan, menggambarkan data yang telah diperoleh oleh

peneliti melalui wawancara mendalam yang dilakukan dengan para key informan

dtan informan.

4.1.1 Sejarah Kementerian Komunikasi dan Informatika

Peneliti akan menjelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan subjek

penelitian, hasil penelitian dan pembahasan. Yang menjadi subjek penelitian

penulis adalah para pejabat eselon I dan II Depkominfo. Gelombang tuntunan

masyarakat yang menginginkan adanya reformasi di segala bidang kehidupan

(terutama reformasi di dalam penyelenggraan negara), sebagaimana diketahui


setelah meruntuhkan rezim Soeharto yang telah berkuasa 32 tahun. Soeharto pun

lengser, kemudian digantikan oleh wakilnya Prof. Dr. Ing, B.J. Habibie sebagai

presiden masa transisi dari masa transisi ini akhirnya berakhir, kemudian

digantikan oleh kepemimpinan baru K.H. Abdurahman Wahid.

Sejak K.H. Abdurahman Wahid berkuasa pasca pemilu 1999 banyak sekali

perubahan yang terjaid di lingkungan pemerintahan. Salah satunya adalah

dihapuskannya Departemen Penerangan. Departemen Penerangan dihapuskan

karena dianngap tidak sesuai lagi keberadaannya. Kemudian menggantinya

dengan nama Badan Informasi dan Komunikasi (BIKN) yang dituangkan ke

dalam Keppres RI No. 153 tanggal 7 desember 1999. Dalam prakteknya BIKN

tidak pernah operasional karena kepalanya tidak pernah diangkat sehingga tidak

bisa membentuk dan mengisi struktur organisasi ke bawah, kemudian dibubarkan

lagi dan diganti dengan Lembaga Informasi Nasional (LIN) melalui Keppres RI

No. 16 dan 17 tahun 2001. Dalam pelaksanaan LIN dirasakan pemerintah masih

kurang memenuhi kebutuhan rakyat dalam menangani informasi.

Melihat kondisi kurang maksimalnya instansi LIN, maka pada

pemerintahan Megawati Soekarno Putri dibentuklah lembaga pemerintah yaitu

Kementerian Komunikasi dan Informatika (kominfo) yang disahkan melalui

Kppres No. 228/M tahun 2001.

Namun setelah presiden dipilih melalui sistem pemilihan langsung oleh rakyat,

presiden telah melakukan integrasi lembaga-lembaga yang menangani fungsi

komunikasi dan informasi yang semula ditangani oleh lembag yang terpisah yaitu

Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Departemen perhubungan,


Kementerian Komunikasi dan Informasi serta Lembaga Informasi Nasional, yang

kini menjadi satu dan sekarang berubah nama menjadi Departemen Komunikasi

dan Informatika yang dibentuk dalam kabinet indonesia bersatu melalui Peraturan

Pemerintah No. 9, N0. 10, dan No. 15 Tahun 2005 yang disebabkan melalui

Keppres RI No. 8/M/2005 tertanggal 31 januari 2005, tanggal ini juga merupakan

terbentuknya Departemen Komunikasi dan Informatika RI (Depkominfo).

Keberadaraan Depkominfo ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor :

01/P/M.KOMINFO/4/2005 tanggal 1 April 2005 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Depkominfo sebagaimana telah diubah dengan peraturan Mneteri

Komunikasi dan Informatika Nomor : 25/P/M.KOMINFO/7/2008 tanggal 1 Juli

2008. Kementerian Komunikasi dan Informatika (sebelumnya bernama

Departemen Penerangan (1945-1999), Kementerian Komunikasi dan

Informasi (2001-2005), dan Departemen Komunikasi dan Informatika (2005-

2009), disingkat Depkominfo) adalah Departemen atau Kementerian dalam

pemerintah Indonesia yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika.

Kementerian kominfo dipimpin oleh seorang menteri Komunikasi dan

Informatika (Menkominfo) yang sejak tanggal 22 oktober 2009 dijabat oleh

Tifatul Sembiring.

4.1.2 Visi dan Misi Kementerian komunikasi dan Informatika

Kementerian komunikasi dan informatika mempunyai visi dan misi :


Visi : Depkominfo memiliki visi terwujudnya penyelenggaraan Komunikasi dan

Informatika yang efektif dan efisien menuju masyarakat informasi yang

sejahtera dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Misi : Departemen Komunikasi dan Informatika:


a. Mengupayakan keterjangkauan dan ketersedian informasi dan di
seluruh wilayah NKRI;
b. Mengusahakan integrasi dan efisiensi layanan;
c. Menciptakan ekonomi dan informasi
d. Melakukan komunikasi publik yang sehat;

4.1.3 Struktur Organisasi

1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi


a. Sekretariat Jenderal adalah unsur yang berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Menteri.


b. Sekretariat Jenderal dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal.
c. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan

pemberian dukungan administrasi Departemen.


Dalam melaksanakan tugas Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
a. Koordinasi kegiatan Departemen
b. Penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum untuk mendukung

kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Departemen


c. Penyelenggaraan hubungan kerja di bidang administrasi dengan

Kementerian Koordinator, Kementerian Negara, Departemen lain,

Lembaga Pemerintah Non-Departemen, dan Lembaga lain yang

terkait
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.

2. Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi

Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, mempunyai tugas

merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pos

dan telekomunikasi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud di

atas Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi menyelenggarakan fungsi:


a. Penyiapan perumusan kebijakan Departemen Komunikasi dan

Informatika di bidang pos, telekomunikasi, spektrum frekuensi radio

dan orbit satelit serta standardisasi.


b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pos, telekomunikasi dan

informatika, spektrum frekuensi radio dan orbit satelit serta

standardisasi.
c. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang

pos, telekomunikasi dan informatika, spektrum frekuensi radio dan

orbit satelit serta standardisasi.


d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi.
e. Perumusan dan Pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan

Internasional di Bidang Pos, Telekomunikasi, spektrum, Frekuensi

Radio serta standardisasi.


f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pos dan

Telekomunikasi.

3. Direktorat Jendral Aplikasi Telematika


Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika mempunyai tugas merumuskan

serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang aplikasi

telematika. Dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika

menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang e-government, e-

business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika

serta standardisasi dan audit aplikasi telematika;


b. Pelaksanaan kebijakan di bidang e-government, e-business,

perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta

standardisasi dan audit aplikasi telematika;


c. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan kelembagaan internasional di

bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan konten,

pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi

telematika;
d. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di

bidang e-government, e-business, perangkatlunak dan konten,

pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi

telematika;
e. Pembangunan, pengelolaan dan pengembangan infrastruktur dan

manajemen aplikasi sistem informasi pemerintahan pusat dan

daerah.
f. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi;
g. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jendral Aplikasi Telematika.

4. Direktorat Jendral Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi


Direktorat Jenderal Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi

mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi

teknis di bidang sarana komunikasi dan diseminasi informasi.


Dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Sarana Komunikasi dan

Diseminasi Informasi menyelenggarakan fungsi:


a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang standardisasi penyiaran

dan media, usaha penyiaran, sarana komunikasi, kelembagaan

komunikasi pemerintahan dan kelembagaan komunikasi sosial;


b. Pelaksanaan kebijakan di bidang standardisasi penyiaran dan media,

usaha penyiaran, sarana teknologi komunikasi, kelembagaan

komunikasi pemerintahan dan kelembagaan komunikasi sosial;


c. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di

bidang penyiaran dan media, usaha penyiaran, sarana teknologi

komunikasi, kelembagaan komunikasi pemerintahan dan

kelembagaan komunikasi sosial;


d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi;
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Sarana Komunikasi

dan Diseminasi

5. Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.'


Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan

terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Departemen. Dalam melaksanakan

tugas Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:


a. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan;
b. Pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan dan pengawasan untuk

tujuan tertentu atas petunjuk Menteri;


c. Pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat Jenderal;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan.
6. Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang komunikasi,

informatika dan sumber daya manusia. Dalam melaksanakan tugas Badan

Penelitian dan Pengembangan SDM menyelenggaran fungsi:


a. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pos dan

telekomunikasi.
b. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang aplikasi

telematika, sarana komunikasi dan diseminasi informasi.


c. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang literasi

komunikasi dan informatika.


d. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang profesi

komunikasi dan informatika.


e. Pelaksanaan urusan administrasi Badan.

7. Badan Informasi Publik


Untuk melaksanakan tugas Badan Informasi Publik menyelenggarakan

fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis pengelolaan informasi publik di bidang

politik, hukum, keamanan, perekonomian dan kesejahteraan rakyat;


b. Pelaksanaan penyediaan informasi publik di bidang politik, hukum,

keamanan, perekonomian dan kesejahteraan rakyat;


c. Pelaksanaan penyebaran informasi publik di bidang politik, hukum,

keamanan, perekonomian dan kesejahteraan rakyat baik langsung

kepada masyarakat maupun melalui media komunikasi.


d. Pelaksanaan koordinasi penyediaan dan penyebaran informasi publik

di bidang politik, hukum,keamanan, perekonomian dan

kesejahteraan rakyat;
e. Pelaksanaan pengelolaan pendapat umum/ opini publik;
f. pelaksanaan administrasi badan.

4.1.4 Logo perusahaan


Arti Visualisasi Logo Departemen Komunikasi dan Informatika menurut

KEPMENKOMINFO No. 144/KEP/M.KOMINFO/4/2007 tentang Penetapan

Logo Departemen Komunikasi dan Informatika Menteri Komunikasi dan

Informatika adalah sebagai berikut:


1. Bentuk dasar mengambil dari unsur-unsur sebagai berikut :
a. Secara menyeluruh bentuk logo ini terbentuk dari susunan tiga huruf

C yang merupakan singkatan dari :Communication, Content and

Computer, yang merupakan bidang utama tugas Departemen

Komunikasi dan Informatika.


b. Bentuk geometris yang membentuk tiga bidang yang secara optis

bersumber dari satu titik pusat memutar menyebar/melebar,

mengandung pengertian bahwa Depkominfo mempunyai tugas untuk

meningkatkan akses komunikasi dan pos yang berkualitas, merata

dan terjangkau, juga menggambarkan unsur kegiatan penyiaran.

Bentuk ini pun menyiratkan kesan berkembang.


Sesuai dengan visi Depkominfo dalam peningkatan litbang dan

industri. Bentuk inipun secara garis besar membentuk lingkaran,

menyiratkan kemandirian. Secara sepintas bentuk logo ini

menyerupai sebuah kerang, terinspirasi oleh Nafiri, alat komunikasi


tradisional yang sering dipakai oleh leluhur bangsa Indonesia untuk

berkomunikasi.
2. Warna: Merupakan kombinasi warna biru, yang mempunyai karakter,

Lugas, Kokoh, Teknologis, Dinamis, Optimis dan profesionalisme.


Aksen wama biru muda, selain menambah kesan estetis, juga

menyiratkan pengertian perlindungan terhadap kepentingan public

(digambarkan dengan bidang biru muda yang dipayungi oleh dua

bidang biru).
3. Typography: Logotype menggunakan tipe huruf FUTURA MD Bt, yang

mempunyai karakter Lugas, Berwibawa dan Modern.

4.2 Hasil Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti tidak mengalami kesulitan dalam

mendapatkan informasi. Adapun key informan dan informan penelitian ini adalah

sebagai berikut:
1. Key Informan
Teguh Wahyono (Kasubag Analisa Berita dan Pengelolaan Opini Publik),

selama peneliti menjalani proses penelitian dan wawancara bapak Teguh

Wahyono merupakan narasumber yang menjadi key informan dan

sekaligus pembimbing peniliti pada saat Praktek Kerja Lapangan (PKL)

disana. Beliau sangat antusias untuk memberikan informasi yang peneliti

butuhkan pada saat wawancara. Dengan penampilan yang ramah,

berwibawa dan banyak humor, beliau juga mampu mejawab pada saat

peniliti butuhkan informasi. Beliau tak segan-segan dalam memberikan

informasi dan membantu peniliti dalam mengurus mendapatkan surat

perijinan untuk wawancara. Tidak ada rasa gugup dalam proses peneliti
mewawancarainya, karena dengan sikap yang humor dan ramah dapat

mencairkan suasana pada saat penelitian.


2. Informan
a. Pak Suranto ( Pemilik Konter)
Dalam melakukan penelitian di konter, peneliti merasa ada suka

duka dalam mendapatkan informan. Perasaan suka, karena ada

beberapa konter mau untuk dimintai informasi dalam penelitian. Dan

juga ada perasaan duka yakni banyak yang menolak dimintai

informasi dalam melakukan penelitian.


Berbeda dengan perasaan duka diatas, bapak suranto ini mau

memberikan sedikit informasi kepada peneliti. Sikap bapak suranto

ini sangat ramah dalam wawancara, ada sisi humor dalam diri bapak

tersebut. Dalam wawancara, tidak ada rasa tegang ataupun gugup

tetapi seperti sedang obrolan yang ringan.


Walaupun peniliti dan informan baru saling mengenal, tetapi kita

melakukan wawancara dengan santai dan tidak keberatan dalam

dimintai waktunya dalam proses penelitian.


b. Imelda K (masyarakat, karyawan swasta)
Selama penelitian ini, salah satu informan ini sangat membantu dan

mau dimintai waktunya untuk diwawancarai. Selain itu beliau juga

orang yang humoris, sedikit tegas, dan tipikel yang cukup akrab

dengan peniliti. Beliau juga tidak segan-segan dalam membantu

memberikan informasi yang bermanfaat untuk penelitian ini.


c. Aini Yatuv (Masyarakat, karyawan swasta)
Informan yang ketiga atau yang terakhir, beliau juga bersedia

meluangkan waktu untuk diwawancarai. Beliau sangat baik, ramah

dan mampu menjawab pertanyaan yang sudah diberikan oleh


peneliti. Dengan sikap yang sangat baik, peniliti tak merasa

canggung dalam melontarkan pertanyaan ke informan.


4.2.1 Kebijakan Registrasi SIM CARD yang Dikeluarkan oleh Kementerian

Komunikasi dan Informatika


Berdasarkan wawancara mendalam yang dilakukan peniliti oleh key

informan mengenai mengapa Kementerian Komunikasi dan Informatika

mengeluarkan kebijakan registrasi SIM CARD. Seperti hasil wawancara

mendalam mengapa mengeluarkan registrasi SIM CARD, Pak Teguh menjelaskan

bahwa :
yang mengeluarkan kebijakan ini bukan kominfo saja tetapi kominfo
berkolaborasi dengan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI),
agar masyarakat menjadi aman dan nyaman sangat menggunakan SIM
CARD. Dengan dikeluarkan kebijakan ini, tidak ada lagi memanfaatkan
SIM CARD untuk tindak kriminal seperti penipuan, kejahatan dan
sebagainya.

Kemudian peniliti menanyakan kembali kepada pak Teguh selaku Kasubag

Analisa Berita dan Opini Publik bagaimana cara yang dilakukan Humas Kominfo

dalam menyosialisasikan peraturan registrasi SIM CARD. Beliau pun menjawab,

sebagai berikut:

Banyak sekali kominfo untuk peraturan ini, dengan cara membuat iklan-
iklan baik media cetak seperti baliho yang terpasang di sepanjang jalan,
melalui media elektronik, via sms dan media internet. Dengan kebijakan ini
yang sudah kita informasikan ke masyarakat, jika masyarakat kurang paham
dengan kebijakan ini bisa datang langsung ke kominfo bagian Pusat
Pelayanan Dokumentasi dan Informasi (PPDI) atau melalui fax atau bis
amenghubungi ke kominfo langsung.

Dan peneliti menanyakan kembali ke pak Teguh dengan strategi apa yang

dilakukan oleh humas dalam memnyosialisasikan peraturan registrasi SIM

CARD, berikut penjelasannya sebagai berikut:

Strategi yang digunakan untuk menyosialisasikan dengan cara meyakinkan


masyarakat mau dan mengikuti peraturan yang dibuat oleh kominfo. Agar
tidak terjadinya tindak kriminal, penipuan atau orang yang jahat untuk
memnfaatkan kesempatan yang ada. Strategi yang digunakan untuk
menyosialisasikan dengan masyarakat berhasil dapat tanggapan yang positif
karena masyakarat merasa menjadi aman menggunkan SIM CARD.

Kemudian siapa saja sasarannya penggunaan SIM CARD, pak teguh

mengungkapan sebagai berikut:

Sasarannya adalah semua orang yang tinggal di indonesia baik warga


negara indonesia maupun warga negara asing yang ingin berkomunikasi
melalui telepon seluler dan asalkan mereka mempunyai identitas baik KTP,
Paspor, SIM atau kartu pelajar untuk menjadi syarat yang mutlak.

Ketika ditanya bagaimna cara humas kominfo meyakinkan pengguna atau

masyarakat tentang pertauran ini, pak teguh menjelaskan:

Karena itu proses komunikasi. Setiap komunikasi tidak bisa sekali dua kali
langsung paham tetapi kominfo bisa memberitahu berulang-ulang dengan
media yang sudah disediakan, kalaupun memang mereka sudah percaya
dengan informasi yang kita berikan, maka mereka akan percaya dan
mengikuti apa yang kita inginkan.

..

4.2.2 Dengan adanya peraturan ini, apakah anda mengalami kesulitan

dalam penggunaannya.
Informan yang pertama adalah salah satu pemilik konter yang bernama

Suranto yang akan menjawab pertanyakan yang diberikan oleh peniliti, sebagai

berikut:
Dengan adanya peraturan ini, beliau merasa lebih mudah dan menjadi valid
dalam memahami penggunaannya.

Kemudian informan peniliti yang kedua adalah ibu Imelda menuturkan


bahwa:
Selama ada kebijakan ini diturunkan, ia tidak mengalami kesulitan dan
lebih memudahkan pengguna dalam menggunakan SIM CARD.

Dan dalam masih dalam pembahasan pertanyaan diatas, menurut ibu Aini

dalam menanggapinya adalah sebagai berikut:


ya, kesulitan. Jadi mempersulit kita. Biasanya membeli dengan langsung
registrasi, tetapim sekarang harus menggunakan ID yang diberikan oleh
pihak konter dan menjadi sulit

Kemudian dari peraturan di atas. Apakah masyarakat mendukung dengan

kebijakan kominfo mengenai pentingnya melakukan registrasi SIM CARD .

menurut Suroto selaku pemilik konter menuturkan sebagai berikut:

dengan adanya peraturan ini, saya sangat mendukung dengan kebijakan


atau peraturan yang dibuat oleh kominfo.

Dan ibu Imelda memberikan jawaban tentang apakah mendukung dengan

kebijakan ini sebagai berikut:

iya saya mendukung, jadi kominfo bisa melacak tindak kejahatan dan kita
merasa lebih aman dalam menggunakan SIM CARD.

Lalu ketika ditanya apakah mendukung dengan kebijakan kominfo, ibu

Aini lamgsung meberikan jawaban sebagai berikut:

beliau mendukung tetapi beliau juga memberikan kritik, jangan sampai


kita kesulitan untuk IDnya, itu yang menjadi masalah.

Selanjutnya peniliti menanyakan kembali, apakah menurut anda registrasi


SIM CARD ini dapat meminimalisir tindka kejahatan yang mungkin timbul
sebagai konsekuensinya? Pak Suroto pun mnejawab :

iya, benar. Menurut saya dengan adanya registrasi ini dapat meminimalisir
tindak kejahatan, agar tidak ada lagi korban-korban penipuan

Menurut informan yang kedua yakni ibu imelda, adalah sebagai berikut:

jelas, karena dengan adanya penggunaan yang valid. Dapat meminimalisir


dan dapat dilacak oleh kominfo
Dan informan yang ketiga ibu Aini menuturkan pertanyaan diatas adalah
sebagai berikut :
mungkin akan meminimalisir tindak kejahatan dan mudah-mudahan
terwujud.
Apa saja syarat yang diinformasikan oleh kominfo ke outlet atau penjual

SIM CARD? Selaku pemilik suranto menjelaskan sebagai berikut: syarat yang di

infromasikan dari kominfo ke penjual atau konter yakni harus memiliki KTP,

Paspor, SIM dan kartu pelajar jika penggunanya belum memiliki identitas atau

juga menggunanakn identitas orangtuanya. Itu sudah syarat mutlak dari kominfo

dan kita hanya mengikuti peraturannya.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan dari tanggal 06 Febuari hingga 09 Febuari

2017. Mendapatkan izin untuk melakukan penelitian ke Kementerian Komunikasi

dan Informatika selama kurun waktu hampir satu bulan dari tanggal 13 Januari

2017 sampai 08 Febuari 2017. Kementerian Komunikasi dan Informatika adalah

sebagai key informan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif dengan deskriptif kualitatif tentang Strategi Humas Kementerian

Komunikasi dan Informatika dalam Menyebarluaskan Informasi kepada

Masyarakat?
Berdasarkan pertanyaan yang diberikan oleh peneliti, key informan dan

informan mampu menjawab seluruh pertanyaan. Dengan adanya penelitian ini,

banyak yang mendukung dan ada juga mengkritik.


.
.

..

Anda mungkin juga menyukai