Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

Tabel 4.1.1 Pengukuran Deret Standar Refraktometer

Volume [Alkohol]
Volume
No Alkohol Indeks Bias (n)
H20 (ml) (%)
(ml)

1 1 9 9.6 1.333

2 2 8 19.2 1.336

3 3 7 28.8 1.338

4 4 6 38.4 1.340

5 5 5 48 1.341

6 6 4 57.6 1.342

7 7 3 62.7 1.342

8 8 2 76.8 1.343

9 9 1 86.4 1.345

10 10 0 96 1.334
Tabel 4.1.2 Data Konsentrasi Destilat dan Residu Setiap 10 menit refluks
Terbuka

No Waktu (menit) Indeks Bias Destilat Indeks Bias Residu

1 10 1,329

2 20 1,331

3 30 1,330
1,338
4 40 1,331

5 50 1,330

6 60 1,331

Tabel 4.1.3 Data Konsentrasi Destilat dan Residu Setiap 10 menit refluks
Tertutup

No Waktu (menit) Indeks Bias Destilat Indeks Bias Residu

1 10 1,338

2 20 1,338

3 30 1,338
1,339
4 40 1,340

5 50 1,337

6 60 1,339
Tabel 4.1.4 Data Hasil Konsentrasi (Alkohol Meter)

No Jenis Refluks Konsentrasi(%)


.
Destilat Residu

1. Tertutup 94 55

2. Terbuka 96 50

IV.2 Pembahasan
Pada hasil percobaan yang telah dilakukan terlihat bahwa konsentrasi sampel
yang diujikan pada deret standar dimulai dari konsentrasi terendah sampai tertinggi.
Pada sampel konsentrasi terendah adalah alkohol 9.6% sampai alcohol tertinggi yaitu
96%. Indek bias larutan tersebut semakin tinggi ketikajumlah volume air lebih kecil
dari pada volume alkohol, sebaliknya jika volume air lebih besar dan olume alkohol
lebih kecil indeks biasnya semakin rendah.

Proses pemisahan campuran cair-cair yang berdasarkan dari perbedaan antara


titik didih, pada percobaan ini yang ingin dipisahkan yaitu campuran air dengan
alkohol. Menggunakan alkohol dengan air merakan memiliki perbedaan titik didih
yang cukup jaun. Titik didih air sebesar 100oC sedangkan titik didih dari alkohol
sebesar 78oC.

Pemanasan dilakukan selama satu jam untuk tiap distilasi yang dilakukan. Pada
pratikum ini distilasi dilakukan dua kali, yang pertama untuk distilasi tanpa refluks
dan yang ke dua dengan menggunakan setengah refluks. Selama proses distilasi
berlangsung pratikan diminta untuk mengambil data residu, destilat dan suhu atas dan
bawah setiap 10 menit.

Pada refluks setengah terbuka indeks bias residu dan destilat semakin lama semakin
kecil, sama jupa pada refluks tertutup indeks bias destilat dan residunya semakin lama
semakin kecil.
Gambar 4.1 Hubungan antara indeks bias Vs konsentrasi
Dari kurva hubungan indeks bias dengan konsentrasi pada deret standar di
atas didapatkan bahwa indeks bias tidak berbanding lurus dengan konsentrasi, dapat
dilihat bahwa indeks bias dari larutan standar menurun dengan bertambahnya
konsentrasi, maka dapat dikatakan bahwa standar ini tidak layak dipakai untuk
kalibrasi, ditambah lagi dengan nilai regresi yang di dapat kan masih jauh dari
1.Indeks bias untuk konsentrasi alkohol terus naik sampai pada konsentrasi 48% dan
seterusnya turun ke titik 1,341 atau pada konsentrasi 62,7%. Hal ini tidak sesuai
dengan teori atau literatur yang menyebutkan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka
nilai indeks bias yang didapat juga akan semakin tinggi dengan kata lain yaitu
berbanding lurus. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai regresi yang didapatkan yaitu
sebesar 0,0146.

Menurut hukum Roult bahwa tekanan masing-masing komponen berdasarkan


dengan fraksi molnya mendekati 1, sedangkan nilai yang didapatkan jauh dari angka
tersebut. Hal ini dikarenakan oleh pengukuran indeks bias yang kurang teliti, pada
saat mengukur larutan yang diletakkan di media sampel alat Refraktometer telah
menguap, dan suhu standar masih belum terlalu sama dengan suhu pengukuran
sampel sebelumnya, karena pada suhu tinggi kerapatan optik dari suatu zat tersebut
dapat berkurang, hal inilah yang menyebabkan kurva yang didapat tidak lurus.

Gambar 4.2antara indeks bias Vs densitas setengah reflux


Dari kurva di atas dapat dilihat bahwa nilai densitas dengan indeks bias tidak
saling berbanding lurus sedangkan berdasarkan literature nilai densitas berbanding
lurus dengan indeks bias, dimana apabila semakin tinggi densitas maka semakin
tinggi indeks bias. Dari grafik tersebut, densitas yang paling tinggi dimiliki oleh
residu, seharusnya konsentrasi yang paling tinggi harus dimiliki oleh distilat karena
lebih banyak mengandung alkohol. Pada halnya tidak sesuai dengan prinsip proses
destilasi yang bertujuan untuk memisahkan 2 campuran yang berbeda untuk
mendapatkan konsentrasi yang lebih murni / tinggi dan proses destilasi kurang
berjalan dengan baik dan tidak berhasil mendapatkan konsentrasi Alkohol yang lebih
tinggi.Hal ini terjadi disebabkan karena temperatur yang tidak konstan pada saat
percobaan.

Gambar 4.3 Hubungan antara indeks bias Vs densitas tanpa reflux


Dari kurva di atas dapat dilihat bahwa nilai densitas berbanding lurus dengan
indeks bias, dimana apabila semakin tinggi densitas maka semakin tinggi indeks bias.
Dari grafik tersebut, densitas yang paling tinggi dimiliki oleh umpan, seharusnya
konsentrasi yang paling tinggi harus dimiliki oleh distilat kerena lebih banyak
mengandung alkohol. Hasil praktikum tersebut tidak sesuai dengan prinsip proses
destilasi yang bertujuan untuk memisahkan 2 campuran yang berbeda untuk
mendapatkan konsentrasi yang lebih murni / tinggi dan proses destilasi kurang
berjalan dengan baik dan tidak berhasil mendapatkan konsentrasi Alkohol yang lebih
tinggi.Hal ini disebabkan karena temperatur yang tidak konstan pada saat percobaan.

Gambar 4.4Perbandingan massa etanol yang hilang pada reflux tertutup dengan reflux
1/2 terbuka
Dari kurva diatas dapat dilihat bahwa massa etanol hilang yang paling tinggi
pada refluks tertutup. Hal ini disebabkan akibat adanya tumpahan pada saat
memasukkan umpan dan terjadi pada saat mencuplik dari sampel residu pada setiap
waktu yang ditentukan, dimana apabila pengambilan berlangsung lama maka uap
yang terbentuk akan lepas dan keluar sistem yang ikut terbang keluar hingga massa
nya akan berkurang. Saat pengambilan cuplikan, cuplikan yang diambil harus lebih
dari 10 ml. Agar pada saat di ukur massa jenisnya tidak berkurang volume
cuplikannya saat dimasukkan ke dalam piknometer. Sehingga sisa dari larutan untuk
pengukuran itu akhirnya tidak terpakai lagi dan akhirnya menjadi massa yang
hilangkarena tidak terhitungnya volume tersebut.

Bedasarkan literatur konsentrasi destilat lebih tinggi dibandingkan konsentrasi


residu dengan pengukuran alat alkohol meter. Dari data yang diperolehsesuai dengan
literatur bahwa konsentrasi destilat lebih tinggi dibandingkan dengan residu. Pada
reflux terbuka dengan konsentrasi destilat 94% dan residu 10%, sedangkan untuk
reflux tertutup dengan konsentrasi destilat 90% dan residu 20%.

.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari tujuan dan hasil praktikum yang telah kita lakukan maka dapat
disimpulan bahwa:

1. Prinsip kerja dari metoda distilsi adalah berdsarkan perbedaan titik didih
campuran yang kemudian diuapkan melalui proses pemanasan pada sempel
dan selanjutnya didinginkan pada alat kondensor dan destilat akan keluar
dalm bentuk cairan.
2. Semakin lama proses distilasi menggunakan reflux maka semakin tinggi
konsentasi yang didapatkan.
3. Volume destilat yang dihasilkan pada reflux terbuka adalah 135 ml dan
volume residu 740 ml dengan konsentrasi destilat menggunakan alat alkohol
meter 94%, konsentrasi residu 10% dan massa yang hilang sebesar 112,97 gr.
Sedangkan untuk reflux tertutup volume distilat adalah 198 ml dan volume
residu 776 ml dengan konsentrasi destilat menggunakan alat alkohol meter
90%, konsentrasi residu 20% dan massa yang hilang sebesar 144,6928 gr pada
suhu 78 konstan.

5.2 Saran

Pada praktikum ini, praktikan dapat memberi saran:

1. Dalam melakukan reflux sebaiknya suhu dijaga sedemikian rupa sehingga


data yang didapatkan benar-benar akurat.
2. Sebaiknya jangan membiarkan destilat terlalu lama terbuka, karena pada
destilat tersebut mengandung zat yang mudah menguap, sehingga nantinya
akan banyak massa yang hilang.

Anda mungkin juga menyukai