Anda di halaman 1dari 24

STUDI KUANTITATIF COINTEGRATION

TEST : KONTRIBUSI INVESTASI SYARIAH


(SAHAM DAN REKSADANA SYARIAH)
TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN
JANGKA PANJANG INDUSTRI INDONESIA
(PERIODE DATA JANUARI 2010 -
DESEMBER 2012 )

Di usulkan Oleh :
Fatih Sabilul Islam (041111054)
Risalatul Mufidah (041111046)
Vicky Novitalia (041111030)

UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
Halaman Pengesahan

1. Judul naskah : STUDI KUANTITATIF COINTEGRATION TEST : KONTRIBUSI INVESTASI


SYARIAH (SAHAM DAN REKSADANA SYARIAH) TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN
JANGKA PANJANG INDUSTRI INDONESIA (PERIODE DATA JANUARI 2010 - DESEMBER
2012 )

2. Ketua Tim
a. Nama : Fatih Sabilul Islam
b. NIM : 041111054
c. Jurusan/Fakultas : Ekonomi Pembangunan / Ekonomi dan Bisnis
d. Universitas : Airlangga
e. Alamat Rumah : Jl Gubeng Jaya 3A no 5 , Surabaya
f. E-mail : sabil9230@gmail.com
g. No.Hp : 089678274873

Surabaya, 4 April 2014


Ketua Tim

(Fatih Sabilul Islam)


NIM. 041111054

Mengetahui,
Wakil Dekan I FEB Universitas Airlangga

(Dr. Rudi Purwono)


NIP. 196911031995121001

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................... i


Halaman Pengesahan....................................................................................................... ii
Daftar Isi......................................................................................................................... iii
Daftar Tabel.................................................................................................................... v
ABSTRAK...................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................ 3
1.4 Manfaat.......................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 4
........ 2.1Pengertian Pasar Modal Syariah... 4
........ 2.2 Pengarih Pasar Modal Syariah terhadap Perekonomian.. 4
2.3 Instrumen Pasar Modal Syariah....................................................................... 5
2.3.1 Saham Syariah....................................................................................... 5
2.3.2 Reksadana Syariah................................................................................. 6
2.4 Konsep Dasar Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia............................. 6
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... ........... 7
3.1 Pendekatan Penelitian .......................................................................... ........... 7
3.2 Identifikasi Variabel ............................................................................. ........... 7
3.3 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... ... 7
3.4 Teknik Analisis .................................................................................... ... 7
3.4.1 Unit Root Test ............................................................................ ... 7
3.4.2 ADF Test .................................................................................... ... 8
3.4.3 Phillips Perron Test .................................................................... ... 8
3.4.4 Penentuan Lag Length ............................................................... ... 8
3.4.5 Uji Kointegrasi ........................................................................... ... 8
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. ... 9
4.1 Uji Stasioneritas Data dan Derajat Integrasi ........................................ ... 9
4.2 Penentuan Lag Optimal....................................................................................10
4.3 Uji Kointegrasi.................................................................................................10

iii
4.4 Prospek Perkembangan Investasi Syariah.......................................................12
BAB V PENUTUP.........................................................................................................14
5.1 Simpulan..........................................................................................................14
5.2 Saran yang Direkomendasi..............................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15
LAMPIRAN..........................................................................................................16

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Uji Stasioneritas ADF dan PP...............................................................9


Tabel 2 : Hasil Pengujian Lag Length Optimal................................10
Tabel 3 : Hasil AIC dan SC pada Kointegrasi Johansen..........................10

v
ABSTRAK

Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia beberapa tahun terakhir


terus berkembang. Begitu pula dengan perkembangan sistem investasi syariah pada
pasar modal di Indonesia. Investasi merupakan salah satu faktor penting dalam
pembangunan perekonomian nasional, terbukti telah banyak industri dan perusahaan
yang menggunakan institusi pasar modal ini sebagai media untuk menyerap investasi
dan media untuk memperkuat posisi keuangannya.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi kebijakan yang tepat
dalam mewujudkan tujuan pertumbuhan ekonomi sektor industri di Indonesia melalui
perkembangan pasar modal syariah. Secara khusus, makalah ini menganalisis
pentingnya instrumen pasar modal syariah terhadap pertumbuhan industri dalam jangka
panjang. Penelitian ini menggunakan uji co integrasi, berfokus pada periode Januari
2010 sampai Desember 2012.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen pasar modal syariah : saham
syariah yang terbukti memiliki signifikan secara statistik dalam mempengaruhi Indeks
Produksi Industri dalam jangka panjang . Sementara dalam jangka panjang, reksadana
syariah tidak signifikan mempengaruhi Indeks Produksi Industri.
Hasil menyiratkan bahwa otoritas pasar modal dalam hal ini Bapepam juga
harus mempertimbangkan instrumen pasar modal syariah dalam pengaruhnya terhadap
pertumbuhan industri di Indonesia. Dengan melihat penelitian ini kita bisa melihat
instrumen pasar modal syariah dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi sektor industri di Indonesia.

Kata kunci : Pasar modal syariah, saham syariah, reksadana syariah, indeks
pertumbuhan produksi industri.

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia beberapa tahun terakhir
terus berkembang. Begitu pula dengan perkembangan sistem investasi syariah pada
pasar modal di Indonesia atau yang lebih dikenal dengan istilah pasar modal syariah.
Pasar modal syariah dikembangkan dalam rangka mengakomodir kebutuhan umat Islam
di Indonesia yang ingin melakukan investasi di produk-produk pasar modal yang sesuai
dengan prinsip dasar syariah.
Langkah awal perkembangan pasar modal syariah di Indonesia dimulai dengan
diterbitkannya Reksa Dana Syariah pada 25 Juni 1997 diikuti dengan diterbitkannya
obligasi syariah pada akhir 2002, kemudian diikuti pula dengan hadirnya Jakarta
Islamic Index (JII) pada Juli 2000. Instrumen-instrumen investasi syariah tersebut
kemudian mengalami perkembangan sejalan dengan maraknya pertumbuhan bank-bank
nasional yang membuka window syariah.
Perbedaan secara umum antara pasar modal konvensional dengan pasar modal
syariah dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme transaksinya, sedangkan perbedaan
nilai indeks saham syariah dengan nilai indeks saham konvensional terletak pada
kriteria saham emiten yang harus memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah. Secara umum
konsep pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional tidak jauh berbeda
meskipun dalam konsep pasar modal syariah disebutkan bahwa saham yang
diperdagangkan harus berasal dari perusahaan yang bergerak dalam sektor yang
memenuhi kriteria syariah dan terbebas dari unsur ribawi, serta transaksi saham
dilakukan dengan menghindarkan berbagai praktik spekulasi.
Kita ketahui bahwa Indonesia merupakan sebuah negara dengan penduduk yang
mayoritas beragama Islam, maka sektor industri pasar modal diharapkan bisa
mengakomodir seluruh warga muslim untuk ikut aktif menjadi pelaku utama pasar
modal syariah, tentunya sebagai investor lokal di pasar modal Indonesia. Sebagai upaya
dalam merealisasikan hal tersebut, maka kini telah disediakan produk-produk investasi
syariah di pasar modal Indonesia.

1
Menurut Burhanuddin S, keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah
satu faktor penting dalam pembangunan perekonomian nasional, terbukti telah banyak
industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal ini sebagai media
untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Secara
faktual, pasar modal telah menjadi financial nerve centre (saraf finansial dunia) pada
dunia ekonomi modern dewasa ini, bahkan perekonomian modern tidak akan mungkin
bisa eksis tanpa adanya pasar modal yang tangguh dan berdaya saing global serta
terorganisir dengan baik.
Salah satu faktor terciptanya pasar modal Indonesia yang tangguh dan berdaya
saing global yang dimaksud adalah dengan tersedianya fasilitas dan instrumen pasar
modal Indonesia yang mampu bersaing dengan instrumen pasar modal negara-negara
lain. Dalam karya tulis ini kita akan melakukan analisis mengenai instrumen pasar
modal syariah di Indonesia yang secara signifikan dapat mempercepat perkembangan
industri di Indonesia sehingga pasar modal syariah dapat menjadi saraf finansial
penguatan pembangunan ekonomi Indonesia. Perkembangan instrumen pasar modal
syariah ini dapat menjadi salah satu indikator kepercayaan masayarakat terhadap
perkembangan ekonomi islam di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah instrumen pasar modal syariah (saham dan reksadana syariah) signifikan
secara statistik mempengaruhi pembangunan industri dalam jangka panjang?
2. Bagaimanakah prospek perkembangan investasi syariah di pasar modal sebagai salah
satu alternatif investasi masyarakat di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui mana di antara instrumen pasar modal syariah (saham syariah dan
reksadana syariah) yang secara statistik signifikan mempengaruhi pembangunan
industri dalam jangka panjang.
2. Untuk mengetahui prospek perkembangan investasi syariah di pasar modal sebagai
salah satu alternatif investasi masyarakat di Indonesia.

2
1.4 Manfaat Penulisan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat atau kegunaan sebagai
berikut:
1. Secara akademik, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi seluruh
akademisi baik mahasiswa maupun dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Airlangga untuk menambah khasanah pengetahuan, informasi, pemahaman yang
berkaitan dengan pasar modal syariah
2. Secara empiris, diharapkan berguna bagi masyarakat muslim yang melakukan
kegiatan investasi di Pasar modal syariah.
3. Secara personal, penelitian ini dapat membangun pengetahuan penulis dalam
mendapatkan informasi mengenai peranan pasar modal syariah dalam perekonomian
di Indonesia.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pasar Modal Syariah


Menurut Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pengertian pasar modal
ialah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (Pasal 1 angka
13). Pasar modal adalah tempat bertemunya antara penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi dalam rangka mendapatkan modal. Lembaga pasar modal yang
menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip-prinsip syariah dapat disebut sebagai
pasar modal syariah (Burhanuddin S. 2010:131).
Secara umum perbedaan pasar modal syariah dengan konvensional dapat dilihat
pada landasan akad yang digunakan dalam transaksi atau surat berharga yang
diterbitkannya. Dalam pasar modal syariah, apabila suatu perusahaan ingin
mendapatkan pembiayaan melalui penerbitan surat berharga, maka perusahaan yang
bersangkutan sebelumnya harus memenuhi kriteria penerbitan efek syariah
(Burhanuddin S : 131-132).
2.2 Pengaruh Pasar Modal Syariah terhadap Perekonomian
Pasar modal syariah mempunyai peranan yang cukup penting untuk dapat
meningkatkan perekonomian negara. Meskipun perkembangannya relatif baru
dibandingkan dengan perbankan syariah, keberadaan pasar modal syariah di Indonesia
terus mengalami perkembangan. Kondisi ini dapat dilihat baik dari segi jumlah emiten
maupun jumlah produk,yang beredar sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap
perekonomian Indonesia.
Saat ini, kondisi iklim investasi di Indonesia meningkat cukup pesat yang ditandai
dengan membaiknya berbagai indeks yang terkait dengan daya saing Indonesia baik
IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), JII (Jakarta Islamic Index) bahkan ISSI (Indeks
Saham Syariah Indonesia). Keberadaan pasar modal yang terus berkembang di
Indonesia, mampu menstimulus perekonomian. Hal ini dikarenakan aliran modal yang
masuk dapat digunakan untuk perbaikan pembangunan ekonomi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan informasi dalam Bursa Efek Indonesia (BEI),
kontribusi pasar modal Indonesia sebesar 35,9 persen terhadap pertumbuhan

4
ekonomi.Keberadaan pasar modal syariah di Indonesia telah memberikan kontribusi
terhadap perekonomian negara di berbagai sektor. Banyak perusahaan-perusahaan dari
berbagai sektor, seperti: pertanian, pertambangan, properti, real estatedan lain
sebagainya menerbitkan saham syariah.
2.3 Instrumen Pasar Modal Syariah
Instrumen pasar modal adalah semua surat berharga yang diperdagangkan dibursa,
instrumen yang boleh diperjualbelikan dalam pasar modal syariah hanya apabila
memenuhi kriteria syariah (Burhanuddin S :134-135).
Fatwa DSN Nomor : 40/DSN-MUI/X/2003 tanggal 4 Oktober 2003 tentang Pasar
Modal Dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah Di Bidang Pasar Modal, telah
menentukan tentang kriterian produk-produk investasi yang sesuai dengan ajaran Islam.
Produk tersebut harus mememuhi syarat, antara lain :
1. Jenis Usaha, produk barang dan jasa yang diberikan serta cara pengelolaan
perusahaan Emiten tidak merupakan usaha yang melanggar prinsip Syariah.
2. Jenis Transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta tidak
diperbolehkan melakukan spekulasi yang didalamnya mengandung unsur dharar,
gharar, maysir, dan zhulm meliputi : najash, bai al madun, insider trading,
menyebarluaskan informasi yang menyesatkan untuk memperoleh keuntungan
transaksi yang dilarang, melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat
transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi
lebih dominan dari modalnya, margin trading dan ikhtikar.
Berdasarkan ketentuan tersebut maka produk-produk investasi di pasar Modal yang
sesuai prinsip syariah tersebut dapat berupa:
2.3.1 Saham Syariah
Saham merupakan tanda bukti tertulis bagi para investor terhadap kepemilikan
suatu perusahaan yang telah go public. Melalui pembelian saham dalam jumlah tertentu,
pihak pemegang saham (shareholder) memiliki hak dan kewajiban untuk berbagi hasil
dan risiko (profit and loss sharing) dengan para pengusaha, menghadiri Rapat Umum
Pemengang Saham (RUPS), dan bahkan mengambil alih kepemilikan perusahaan.
Dalam Islam, saham pada hakikatnya merupakan modifikasi sistem persekutuan modal
kekayaan, yang dalam istilah fiqh dikenal dengan nama syirkah (Burhanuddin S : 135-
136). Saham menjadi halal (sesuai syariah) jika saham tersebut dikeluarkan oleh

5
perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak di bidang yang halal dan/atau dalam niat
pembelian saham tersebut adalah untuk investasi, bukan untuk spekulasi.
2.3.2 Reksadana Syariah
Menurut Fatwa NO. 20/DSN-MUI/IV/2001, yang dimaksud Reksadana Syariah
adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip-prinsip syariah Islam,
baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik (shahib al-mal/rabb al-mal)
dengan manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara manajer investasi
sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi (Burhanuddin : 155).
Reksadana Syariah memiliki beberapa jenis, yaitu Reksadana Syariah Pendapatan
Tetap, Reksadana Syariah Saham, dan Reksadana Syariah Campuran.
2.4 Konsep Dasar Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia
Berikut konsep dasar investasi syariah menurut Al Quran dan Hadist:
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS 2:275) Hai
orang yang beriman, jaunganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka
diantara kamu (QS 4:29)
Hai orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu (QS 5:1)
Rasulullah saw melarang jual beli (yang mengandung) gharar (HR Al Baihaqi dari
Ibnu Umar).
Tidak boleh menjual sesuatu hingga kamu memiliki (HR Baihaqi dari Hukaim bin
Hizam)
Berdasarkan Al-Quran, Hadist dan pendapat para ahli fiqh (ajaran islam), sesuatu
yang dilarang atau diharamkan adalah:
1) Haram karena bendanya (zatnya)
2) Haram selain karena bendanya (zatnya) namun haram disebabkan adanya unsur
Tadlis, Taghrir/ Gharar, Riba, Terjadinya : Ikhtikar dan Bay Najash, serta tidak
sahnya Akad.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif dilakukan guna menguji hipotesis menggunakan model
ekonometrika yang yang berupa gabungan antara analisa matematis, statistik, dan teori
ekonomi.
3. 2 Identifikasi Variabel
Terdapat tiga variabel yang digunakan dalam model penelitihan ini yaitu IPI,
saham syariah dan reksadana syariah. Variabel IPI berlaku sebagai variabel dependen,
sedangkan saham syariah dan reksadana syariah berlaku sebagai variabel dependen
yang mempengaruhi inflasi.
3.3 Jenis dan Sumber data
Data yang digunakan penelitian ini merupakan data sekunder yang berupa data
runtut waktu atau time series. Data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, seperti
publikasi dari Badan Pusat Statistika (BPS) dan Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM). Dengan mengggunakan Periode Observasi dalam penelitian ini
menggunakan data bulanan priode 2010:01 sampai 20112:12.
3.4 Teknik Analisis
Teknik analisis dalam Karya tulis ini menggunakan metode cointegration test.
3.4.1 Unit Root Test
Untuk mengestimasi model ekonomi dengan data time series, langkah awal yang
perlu dilakukan adaalah dengan pengujian stasioneritas data atau biasa disebut
stasionery stochastic process. Uji stasioneritas data dilakukan untuk mengetahui ada
atau tidaknya unit root dalam variabel. Pengujian stasioneritas ini dilakukan melalui
Augmented Dickey-Fuller (ADF) dan Philip Peron (PP) pada derajat yang sama (level
atau 1st different) hingga diperoleh suatu data yang stasioner. Data dikatakan stationer
apabila variansnya tidak terlalu besar dan mempunyai kecenderungan untuk mendekati
nilai rata-ratanya. Sebuah uji stasioner (nonstasionarity) yang telah menjadi sangat
populer selama beberapa tahun terakir adalah tes unit root.
3.4.2 ADF test

7
Untuk lebih mendapatkan hasil yang akurat, uji root dikembangkan oleh Dickey-
Fuller melalui pengujian Augmented Dickey Fuller (ADF). Bentuk persamaan dari uji
ADF ditunjukkan malalui persamaan berikut:
Y = 1+2t+Yt-1+ t
Untuk menentukan data stasioner atau tidak, maka nilai ADF t-statistik yang
diperoleh dibandingkan dengan tabel t Mackinnon critical value maka H0 ditolak dan
menerima H1. Hal ini berarti tidak terdapat unit root atau data stasioner. Namun apabila
nilai ADF t statistik < tabel t Mackinnon critical value maka H0 diterima. Hal ini berarti
terdapat unit root atau data tidak stasioner.
3.4.3 Phillips Perron Test
Asumsi penting dari test ADF adalah error terms (ut) yang independen dan
terdistribusi secara identik dengan uji ADF menyesuaikan ADF test dalam
kemungkinan error terms dalam penambahan lag suatu regresi. Phillips dan Perron
menggunakan metode statistik nonparametrik digunakan dalam serial corelation dalam
error terms tanpa penambahan lag difference terms.
3.4.4 Penentuan Lag Length
Jika lag yang digunakan dalam uji stasioneritas terlalu sedikit, maka model tidak
dapat mengestimasi actual error secara tepat menyebabkan dan standar kesalahan
tidak diestimasi dengan akurat. Sebaliknya, apabila terlalu banyak memasukkan lag
dapat mengurangi kemampuan untuk menolak H0 (menjadi lebih tidak signifikan)
karena parameter yang terlalu banyak akan mengurangi derajat bebas (degree of
freedom).
3.5.5 Uji Kointegrasi
Adanya variabel yang nonstasioner dapat menyebabkan terjadinya hubungan jangka
panjang antar variabel. Maka langkah selanjutnya adalah pengujian kointegrasi untuk
mengetahui keberadaan hubungan antar variabel. Salah satu pendekatan yang dapat
digunakan dalam uji kointegrasi adalah dengan metode Johansen yang dapat digunakan
untuk menentukan kointegrasi sejumlah variabel.

8
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Uji Stationeritas Data dan Derajat Integrasi


Langkah pertama dalam menguji data time series adalah melakukan uji stationeritas
data dngan menggunakan Augmented Dickey Fuller (ADF) dan Philip Peron (PP).
Pertama uji unit root dilakukan pada hasil uji stationeritas ADF dan PP ditunjukan pada
tabel 1 dimana pada uji stasioneritas menggunakan ADF pada tingkat level intercept
variabel saham tidak signifikan pada = 1%. Sedangkan pada tren&intercept variabel
IPI dan reksadana mengalami signifikan pada = 1%. Pada tingkat 1st differen hampir
semua variabel significant pada tingkat = 1%, 5%, 10%.
Pada uji stasioneritas yang kedua menggunakan Philip Peron I(PP). Pada tingkat
level-trend variabel saham tidak signifikan pada tingkat = 1%. Pada pengujian dan
tingkat 1st dfferent intercept mapun 1st different trend & intercept semua variabel
diterima pada tingkat = 1%, 5%, 10% sesuai dengan nilai ADF t-statistic.
Tabel 1
Uji stasionaritas ADF dan PP
VARIABEL ADF PP
Level 1 st different Level 1 st different
Intercept Intercept Intercept Intercept
tren & tren & tren & tren &
intercept intercept intercept intercept
IPI 0 -8,713*** 3 -6,612*** -16,213*** -36,261***
0 -8,598*** 3 -6,528*** -18,942*** -31,989***
Saham 0 -0,585 4 -5,673*** -0,152 -8,762***
3 -3,049** 4 -5,862*** -3,526** -8,741***
Reksadana 0 -3,455*** 0 -9,508*** -3,445*** -13,688***
0 -4,104*** 0 -9,495*** -4,140** -22,515***
Sumber: Hasil Olahan Eviews8

4.2 Penentuan Lag Optimal


Dalam menentukan lag optimal perlu dilakukan pengujian dengan menggunakan
Eviews8 dengan beberapa kriteria yaitu, Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz

9
Information Criterion (SIC), dan Hannan-Quinn Information Criterion (HQ). Hasil dari
pengujian dengan eviews dapat dilihat pada tabel 2 berikut :
Tabel 2
Hasil Pengujian Lag Length Optimal
Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 -828.5427 NA 1.55e+18 50.39653 50.53257 50.44230


1 -786.9161 73.16191* 2.15e+17* 48.41916* 48.96334* 48.60226*
2 -779.4631 11.74420 2.40e+17 48.51291 49.46524 48.83334
3 -775.9084 4.954965 3.47e+17 48.84293 50.20339 49.30069

Sumber : Hasil Olahan Eviews 8


Dari hasil pengujian lag optimal pada tabel 2, lag optimal yang diajukan oleh
eviews berdasarkan kriteria Final Predection Error (FPE), Schwarz Information
Criterion (SIC) dan Hannan-Quinn Information Criterion (HQ) adalah lag 1. Akaike
Information Criterion (AIC) adalah lag 1. Lag yang digunakan adalah yang memiliki
tanda* terbanyak, dimana tanda * merupakan lag optimal yang diajukan oleh Eviews8.
4.3. Uji Kointegrasi
Uji Kointegrasi dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan
jangka panjang antar variabel. Uji kointegrasi pada penelitian ini menggunakan metode
Johansen. Namun, sebelum dilakukan uji kointegrasi Johansen, perlu dilakukan
pengujian data trend yang direkomendasikan oleh Akaike Information Criteria (AIC)
dan Schwars Criteria (SC). Pengujian data trend diperlakukan untuk menetukan
spesifikasi deterministiknya.
Tabel 3
Hasil AIC dan SC Pada Kointegrasi Johansen
Data Trend yang Direkomendasikan
AIC SC
3: LinierIntercept and no trend 2: None Intercept and no trend
Sumber : Hasil Olahan Eviews 8
Pada tabel 3 AIC merekomendasikan data Linear Intercept and no trend (3)
sedangkan SC merekomendasikan None Intercept and no trend (2).
Selanjutnyadilakukan uji kointegrasi Johansen. Hasil dari uji kointegrasi Johansen
dengan spesifikasi deterministic Linear Intercept and no trend (3). Berdasarkan hasil
uji kointegrasi data trend tiga Linear Intercept and no Trend menunjukkan ada 2
hubungan kointegrasi nilai max eigen statistic dan nilai trace statistic lebih besar
daripada nilai kritisnya pada tingkat signifikansi = 5%, sehingga Ho yang

10
menyatakan r = 0 atau tidak terjadi kointegrasi ditolak. Maka H1 yang menyatakan r = 1
atau terjadi kointegrasi diterima.
Dari hasil uji kointegrasi ini dapat diketahui persamaan jangka panjang dari model
tersebut.
Hasil Kointegrasi
IPI = 3,663465reksadana + 0,401535saham
t-statistik:
reksadana = 1,38265
saham = 2,13334 (signifikan)
Sumber : eviews 8 diolah
Dari hasil uji kointegrasi didapatkan suatu persamaan jangka panjang dimana
reksadana memiliki koefisien 3,663465 dengan nilai t-statistik 1,38265 kurang dari pada
t-tabel tingkat signifikansi 10% (2,00) maka reksadana tidak dapat menjelaskan
persamaan jangka panjang dengan koefisien 3,663465 berarti reksadana berpengaruh
positif terhadap IPI. Saham memiliki koefisien sebesar 0,401535 dengan t-statistik
2,13334 lebih besar dari pada t-tabel tingkat signifikansi 10% (2,00) maka variabel ini
dapat menjelaskan persamaan jangka panjang. Dengan nilai koefisien -0,401535 maka
variabel ini berpengaruh positif sebesar 0,401535.
Dalam analisis selanjutnya, hubungan antara reksadana syariah dengan tingkat
indeks pembangunan industri adalah searah. Ketika reksadana syariah yang beredar
semakin banyak. Namun, sayangnya dari analisis uji kointegrasi di atas,
mengindikasikan bahwa reksadana tidak signifikan dalam mempengaruhi pembangunan
industri di Indonesia.
Hubungan positif antara saham dengan indeks pembangunan industri dapat
dianalisis dalam mekanisme berikut ini. Ketika jumlah saham beredar meningkat, maka
akan terjadi peningkatan investasi dalam industri atau perusahaan. Semakin tingginya
investasi tersebut dapat mempercepat perkembangan industri di Indonesia sehingga
pasar saham syariah sebagai salah satu instrumen pasar modal, dapat menjadi saraf
finansial penguatan pembangunan ekonomi Indonesia.
Dalam analisis statistik dapat kita ketahui bahwa sahamlah yang lebih signifikan
dalam mengembangkan industri nasional sehingga dapat menguatkan pembangunan
eokonomi Indonesia.

11
4.4 Prospek Perkembangan Investasi Syariah
Sejak diluncurkannya reksadana syariah pertama kali yaitu reksadana Danareksa
Syariah 25 Juni 1997, perkembangan instrumen syariah terus mengalami perkembangan
baik reksadana maupun saham mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan,
yaitureksadana 2002 sampai desember 2012 berjumlah 58 reksadana dengan persentase
yang terus meningkat dalam 10 tahun mencapai 7,69% dari reksadana total. Begitu pula
dengan nilai aktiva bersih pada reksadana syariah yang terus meningkat dari total
reksadana hingga mencapai 8.050,07 milyar rupiah dengan perentase yang tiap
tahunnya terus meningkat hingga 3,79% (Lihat Tabel 4 pada Lampiran).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Karim Business Consulting tahun 2003,
mayoritas saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) terdiri dari 333 saham
emiten yang tercatat, diantaranya 236 saham sesuai dengan prinsip syariah dan layak
untuk ditransaksikan dalam pasar modal syariah. "Kesesuaian dalam prinsip tersebut
didasarkan kepada produk yang dihasilkan emiten dan transaksi sahamnya di BEJ.
Sedangkan sisanya 59 saham tergolong "haram" atau tidak sesuai dengan prinsip
syariah, seperti saham perbankan, consumer product (minuman keras) dan rokok.
Sisanya 34 saham tergolong subhat seperti saham industri perhotelan dan 4 saham
mudharat.
Selanjutnya, pada tanggal 3 Juli 2000 PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) telah
meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) merupakan Benchmark bagi saham-saham
yang berisikan saham-saham likuid dan memenuhi prinsip syariah Islam.
Tidak hanya reksadana syariah saham syariah pun berkembang dengan cepat di
pasar modal Indonesia. Pada awal tahun 2000 kapitalisasi Jakarta Islamic Index hanya
sebesar 74.268,92 miliar rupiah dari indeks harga saham gabungan sebesar 256.621,00
miliar rupiah atau sekitar 28,9 % nya. Pada tahun 2013 januari berkembang mencapai
1.698.597,18 dari 4.272.791,60 atau sekitar 39,75 % nya (Lihat Tabel 5 pada
Lampiran).
Dari beberapa data di atas, dapat kita lihat bahwa perkembangan pasar modal
syariah di Indonesia terus meningkat dan ini dapat menjadi salah satu tolak ukur bahwa
kepercayaan masyarakat terhadap ekonomi islam di Indonesia terus meningkat. namun
tampaknya persentase perkembangan saham syariah (JII) lebih cepat di bandingkan
dengan perkembangan reksadan sayariah. dapat kita ketahui dari tabel di atas bahwa

12
dari tahun 2002 sampai 2012 peningkatan reksadana sekitar 8.050,07 miliar rupiah
dalam NAB dan 58 dalam jumlah. Sedangkan pada saham syariah dari tahu 2002
sampai 2012 terjadi peningkatan sebesar 92.070,49 menjadi 1.671.004,23 atau sebesar
1.578.933,74 miliar rupiah.
Kepercayaan masyarakat terhadap saham syariah juga memiliki perkembangan yang
lebih tinggi daripada perkembangan pada reksadana syariah. Meskipun sebenarnya
keduanya tetap mengalami perkembangan yang cukup cepat. Hal ini terbukti dengan
petambahan nilai saham syariah yang dalam kurun waktu 10 tahun dapat meningkat
sebesar 1.578.933,74 miliar rupiah.

13
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis instrumen pasar modal syariah terhadap indeks produksi
industri dalam jangka panjang di Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Reksadana syariah tidak signifikan dalam mempengaruhi indeks produksi
industri jangka panjang di Indonesia. Sedangkan variabel lainnya yaitu saham
signifikan mempengaruhi indeks produksi industri (IPI) dalam jangka panjang di
Indonesia.
2. Perkembangan instrumen syariah terus mengalami perkembangan baik
reksadana maupun saham. reksadana syariah, perkembangan reksadana syariah
dalam 10 tahun meningkat hinggga 7,69% (dalam jumlah) dari reksadana total
dan meningkat hingga 3,79% (dalam NAB) dari reksadana total. Sedangkan
saham syariah memiliki perkembangan yang lebih besar dalam mengembangkan
industri nasional. Hal ini terbukti dengan petambahan nilai saham syariah yang
dalam kurun waktu 10 tahun dapat meningkat sebesar 1.578.933,74 miliar
rupiah.
5.2 Saran yang Direkomendasi
1. Bapepam harus lebih fokus pada penerbitan dan pengawasan perkembangan
pasar modal syariah. Karena sesuai dengan analisis yang telah kita lakukan,
saham syariah dan reksadana syariah dapat memberikan kontribusi positif
terhadap perkembangan industri di Indonesia.
2. Agar terciptainstrumen pasar modal Indonesia yang tangguh, dan dapat menjadi
penguat perekonomian Indonesia, maka pasar modal harus lebih fokus pada
penerbitan instrumen investasi syariah. Karena seperti yang kita ketahui tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap produk investasi syariah terutama saham,
berkembang sangat cepat dibandingkan konvensional.

14
DAFTAR PUSTAKA

Basic Training : Fiqh and Instrument on Islamic Capital Market


Fatwa DSN Nomor: 20/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 18 April 2000 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah
Fatwa DSN Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 tanggal 4 Oktober 2003 tentang Pasar
Modal Dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah Di Bidang Pasar
Modal
Gujarati, Damor, Basic Econometrics Fourth Edition, The Mc.Growth Hill Compnies
Inc, New York, 2003.
Hasan, M Ali. 2003. Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam; Fidh Muamalah,
Jakarta: Rajawali Pers. cetakan 1.
Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Jakarta (Bank Indonesia-Dewan Syariah
Nasional: 2003, Edisi 2).
Huda, Nurul dan Nasution, Mustofa ,Edwin. 2008. Investasi Pada Pasar Modal
Syariah. Jakarta:Kencana.
Imam Santoso, Lc, Fiqh Muamalah, Jakarta:Pustaka Tarbiatuna, 2003), cetakan1.
IOSCO Annual Report 2012
S, Burhanuddin. 2010. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Sholihin, Ahmad Ifham.2010. Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta:PT Gramedia..
Suliyanto. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Andi:
Yogyakarta. 2011.
Sukirno, Dkk. 2006. Studi Tentang Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia.Jakarta:
makalah tidak diterbitkan
Training module on Comprehensive training on Sharia Banking, Karim Business
Consulting
Undang-Undang tentang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995

Internet :
Situs Badan Pengawas Pasar Modal : bapepam.go.id
Situs Badan Pusat Statistik : www.bps.go.id

15
Lampiran 1

DAFTAR TABEL
Tabel 4
Jumlah dan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah dan Total Reksadana

Tabel 5
Kapitalisasi Pasar Bursa Efek Indonesia (Rp Miliar)
Lampiran 2
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1
Perkembangan Saham Syariah

HASIL REGRESI
- Information Criteria by Rank and Model

Data Trend: None None Linear Linear Quadratic


Rank or No Intercept Intercept Intercept Intercept Intercept
No. of CEs No Trend No Trend No Trend Trend Trend

Log Likelihood by Rank (rows) and Model (columns)


0 -792.1947 -792.1947 -789.5620 -789.5620 -788.8020
1 -782.3552 -781.1937 -778.6485 -778.2100 -777.4508
2 -779.3100 -777.7525 -775.9098 -772.8558 -772.2478
3 -777.4922 -775.9084 -775.9084 -770.1588 -770.1588

Akaike Information Criteria by Rank (rows) and Model (columns)


0 49.10271 49.10271 49.12497 49.12497 49.26073
1 48.87001 48.86022 48.82718* 48.86121 48.93641
2 49.04909 49.07591 49.02484 48.96096 48.98471
3 49.30256 49.38839 49.38839 49.22175 49.22175

Schwarz Criteria by Rank (rows) and Model (columns)


0 49.91898* 49.91898* 50.07729 50.07729 50.34909
1 49.95838 49.99394 50.05160 50.13097 50.29688
2 50.40955 50.52707 50.52135 50.54816 50.61727
3 50.93511 51.15699 51.15699 51.12639 51.12639
Bintang terletakj pada AIC dan SC kita bisa memilih salah satu, kita pilih SC
berarti spesifik determinannya adalah none No Intercep no tren or tes VAR.
- Uji nilai Max-Eigen dan Trace

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)

Hypothesized Trace 0.05


No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.449172 29.40493 24.27596 0.0104


At most 1 0.168525 9.725960 12.32090 0.1310
At most 2 0.104320 3.635667 4.129906 0.0671

Trace test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level


* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue)

Hypothesized Max-Eigen 0.05


No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.449172 19.67897 17.79730 0.0258


At most 1 0.168525 6.090293 11.22480 0.3395
At most 2 0.104320 3.635667 4.129906 0.0671

Max-eigenvalue test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05


level
* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

- Uji kointegrasi Johansen

1 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -66.71144

Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)


IPI LREKSADANA LSAHAM
1.000000 -3.663465 -0.401535
(1.38265) (2.13334)

Anda mungkin juga menyukai