Di usulkan Oleh :
Fatih Sabilul Islam (041111054)
Risalatul Mufidah (041111046)
Vicky Novitalia (041111030)
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
Halaman Pengesahan
2. Ketua Tim
a. Nama : Fatih Sabilul Islam
b. NIM : 041111054
c. Jurusan/Fakultas : Ekonomi Pembangunan / Ekonomi dan Bisnis
d. Universitas : Airlangga
e. Alamat Rumah : Jl Gubeng Jaya 3A no 5 , Surabaya
f. E-mail : sabil9230@gmail.com
g. No.Hp : 089678274873
Mengetahui,
Wakil Dekan I FEB Universitas Airlangga
ii
DAFTAR ISI
iii
4.4 Prospek Perkembangan Investasi Syariah.......................................................12
BAB V PENUTUP.........................................................................................................14
5.1 Simpulan..........................................................................................................14
5.2 Saran yang Direkomendasi..............................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15
LAMPIRAN..........................................................................................................16
iv
DAFTAR TABEL
v
ABSTRAK
Kata kunci : Pasar modal syariah, saham syariah, reksadana syariah, indeks
pertumbuhan produksi industri.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Menurut Burhanuddin S, keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah
satu faktor penting dalam pembangunan perekonomian nasional, terbukti telah banyak
industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal ini sebagai media
untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Secara
faktual, pasar modal telah menjadi financial nerve centre (saraf finansial dunia) pada
dunia ekonomi modern dewasa ini, bahkan perekonomian modern tidak akan mungkin
bisa eksis tanpa adanya pasar modal yang tangguh dan berdaya saing global serta
terorganisir dengan baik.
Salah satu faktor terciptanya pasar modal Indonesia yang tangguh dan berdaya
saing global yang dimaksud adalah dengan tersedianya fasilitas dan instrumen pasar
modal Indonesia yang mampu bersaing dengan instrumen pasar modal negara-negara
lain. Dalam karya tulis ini kita akan melakukan analisis mengenai instrumen pasar
modal syariah di Indonesia yang secara signifikan dapat mempercepat perkembangan
industri di Indonesia sehingga pasar modal syariah dapat menjadi saraf finansial
penguatan pembangunan ekonomi Indonesia. Perkembangan instrumen pasar modal
syariah ini dapat menjadi salah satu indikator kepercayaan masayarakat terhadap
perkembangan ekonomi islam di Indonesia.
2
1.4 Manfaat Penulisan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat atau kegunaan sebagai
berikut:
1. Secara akademik, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi seluruh
akademisi baik mahasiswa maupun dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Airlangga untuk menambah khasanah pengetahuan, informasi, pemahaman yang
berkaitan dengan pasar modal syariah
2. Secara empiris, diharapkan berguna bagi masyarakat muslim yang melakukan
kegiatan investasi di Pasar modal syariah.
3. Secara personal, penelitian ini dapat membangun pengetahuan penulis dalam
mendapatkan informasi mengenai peranan pasar modal syariah dalam perekonomian
di Indonesia.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
ekonomi.Keberadaan pasar modal syariah di Indonesia telah memberikan kontribusi
terhadap perekonomian negara di berbagai sektor. Banyak perusahaan-perusahaan dari
berbagai sektor, seperti: pertanian, pertambangan, properti, real estatedan lain
sebagainya menerbitkan saham syariah.
2.3 Instrumen Pasar Modal Syariah
Instrumen pasar modal adalah semua surat berharga yang diperdagangkan dibursa,
instrumen yang boleh diperjualbelikan dalam pasar modal syariah hanya apabila
memenuhi kriteria syariah (Burhanuddin S :134-135).
Fatwa DSN Nomor : 40/DSN-MUI/X/2003 tanggal 4 Oktober 2003 tentang Pasar
Modal Dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah Di Bidang Pasar Modal, telah
menentukan tentang kriterian produk-produk investasi yang sesuai dengan ajaran Islam.
Produk tersebut harus mememuhi syarat, antara lain :
1. Jenis Usaha, produk barang dan jasa yang diberikan serta cara pengelolaan
perusahaan Emiten tidak merupakan usaha yang melanggar prinsip Syariah.
2. Jenis Transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta tidak
diperbolehkan melakukan spekulasi yang didalamnya mengandung unsur dharar,
gharar, maysir, dan zhulm meliputi : najash, bai al madun, insider trading,
menyebarluaskan informasi yang menyesatkan untuk memperoleh keuntungan
transaksi yang dilarang, melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat
transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi
lebih dominan dari modalnya, margin trading dan ikhtikar.
Berdasarkan ketentuan tersebut maka produk-produk investasi di pasar Modal yang
sesuai prinsip syariah tersebut dapat berupa:
2.3.1 Saham Syariah
Saham merupakan tanda bukti tertulis bagi para investor terhadap kepemilikan
suatu perusahaan yang telah go public. Melalui pembelian saham dalam jumlah tertentu,
pihak pemegang saham (shareholder) memiliki hak dan kewajiban untuk berbagi hasil
dan risiko (profit and loss sharing) dengan para pengusaha, menghadiri Rapat Umum
Pemengang Saham (RUPS), dan bahkan mengambil alih kepemilikan perusahaan.
Dalam Islam, saham pada hakikatnya merupakan modifikasi sistem persekutuan modal
kekayaan, yang dalam istilah fiqh dikenal dengan nama syirkah (Burhanuddin S : 135-
136). Saham menjadi halal (sesuai syariah) jika saham tersebut dikeluarkan oleh
5
perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak di bidang yang halal dan/atau dalam niat
pembelian saham tersebut adalah untuk investasi, bukan untuk spekulasi.
2.3.2 Reksadana Syariah
Menurut Fatwa NO. 20/DSN-MUI/IV/2001, yang dimaksud Reksadana Syariah
adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip-prinsip syariah Islam,
baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik (shahib al-mal/rabb al-mal)
dengan manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara manajer investasi
sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi (Burhanuddin : 155).
Reksadana Syariah memiliki beberapa jenis, yaitu Reksadana Syariah Pendapatan
Tetap, Reksadana Syariah Saham, dan Reksadana Syariah Campuran.
2.4 Konsep Dasar Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia
Berikut konsep dasar investasi syariah menurut Al Quran dan Hadist:
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS 2:275) Hai
orang yang beriman, jaunganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka
diantara kamu (QS 4:29)
Hai orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu (QS 5:1)
Rasulullah saw melarang jual beli (yang mengandung) gharar (HR Al Baihaqi dari
Ibnu Umar).
Tidak boleh menjual sesuatu hingga kamu memiliki (HR Baihaqi dari Hukaim bin
Hizam)
Berdasarkan Al-Quran, Hadist dan pendapat para ahli fiqh (ajaran islam), sesuatu
yang dilarang atau diharamkan adalah:
1) Haram karena bendanya (zatnya)
2) Haram selain karena bendanya (zatnya) namun haram disebabkan adanya unsur
Tadlis, Taghrir/ Gharar, Riba, Terjadinya : Ikhtikar dan Bay Najash, serta tidak
sahnya Akad.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
7
Untuk lebih mendapatkan hasil yang akurat, uji root dikembangkan oleh Dickey-
Fuller melalui pengujian Augmented Dickey Fuller (ADF). Bentuk persamaan dari uji
ADF ditunjukkan malalui persamaan berikut:
Y = 1+2t+Yt-1+ t
Untuk menentukan data stasioner atau tidak, maka nilai ADF t-statistik yang
diperoleh dibandingkan dengan tabel t Mackinnon critical value maka H0 ditolak dan
menerima H1. Hal ini berarti tidak terdapat unit root atau data stasioner. Namun apabila
nilai ADF t statistik < tabel t Mackinnon critical value maka H0 diterima. Hal ini berarti
terdapat unit root atau data tidak stasioner.
3.4.3 Phillips Perron Test
Asumsi penting dari test ADF adalah error terms (ut) yang independen dan
terdistribusi secara identik dengan uji ADF menyesuaikan ADF test dalam
kemungkinan error terms dalam penambahan lag suatu regresi. Phillips dan Perron
menggunakan metode statistik nonparametrik digunakan dalam serial corelation dalam
error terms tanpa penambahan lag difference terms.
3.4.4 Penentuan Lag Length
Jika lag yang digunakan dalam uji stasioneritas terlalu sedikit, maka model tidak
dapat mengestimasi actual error secara tepat menyebabkan dan standar kesalahan
tidak diestimasi dengan akurat. Sebaliknya, apabila terlalu banyak memasukkan lag
dapat mengurangi kemampuan untuk menolak H0 (menjadi lebih tidak signifikan)
karena parameter yang terlalu banyak akan mengurangi derajat bebas (degree of
freedom).
3.5.5 Uji Kointegrasi
Adanya variabel yang nonstasioner dapat menyebabkan terjadinya hubungan jangka
panjang antar variabel. Maka langkah selanjutnya adalah pengujian kointegrasi untuk
mengetahui keberadaan hubungan antar variabel. Salah satu pendekatan yang dapat
digunakan dalam uji kointegrasi adalah dengan metode Johansen yang dapat digunakan
untuk menentukan kointegrasi sejumlah variabel.
8
BAB IV
PEMBAHASAN
9
Information Criterion (SIC), dan Hannan-Quinn Information Criterion (HQ). Hasil dari
pengujian dengan eviews dapat dilihat pada tabel 2 berikut :
Tabel 2
Hasil Pengujian Lag Length Optimal
Lag LogL LR FPE AIC SC HQ
10
menyatakan r = 0 atau tidak terjadi kointegrasi ditolak. Maka H1 yang menyatakan r = 1
atau terjadi kointegrasi diterima.
Dari hasil uji kointegrasi ini dapat diketahui persamaan jangka panjang dari model
tersebut.
Hasil Kointegrasi
IPI = 3,663465reksadana + 0,401535saham
t-statistik:
reksadana = 1,38265
saham = 2,13334 (signifikan)
Sumber : eviews 8 diolah
Dari hasil uji kointegrasi didapatkan suatu persamaan jangka panjang dimana
reksadana memiliki koefisien 3,663465 dengan nilai t-statistik 1,38265 kurang dari pada
t-tabel tingkat signifikansi 10% (2,00) maka reksadana tidak dapat menjelaskan
persamaan jangka panjang dengan koefisien 3,663465 berarti reksadana berpengaruh
positif terhadap IPI. Saham memiliki koefisien sebesar 0,401535 dengan t-statistik
2,13334 lebih besar dari pada t-tabel tingkat signifikansi 10% (2,00) maka variabel ini
dapat menjelaskan persamaan jangka panjang. Dengan nilai koefisien -0,401535 maka
variabel ini berpengaruh positif sebesar 0,401535.
Dalam analisis selanjutnya, hubungan antara reksadana syariah dengan tingkat
indeks pembangunan industri adalah searah. Ketika reksadana syariah yang beredar
semakin banyak. Namun, sayangnya dari analisis uji kointegrasi di atas,
mengindikasikan bahwa reksadana tidak signifikan dalam mempengaruhi pembangunan
industri di Indonesia.
Hubungan positif antara saham dengan indeks pembangunan industri dapat
dianalisis dalam mekanisme berikut ini. Ketika jumlah saham beredar meningkat, maka
akan terjadi peningkatan investasi dalam industri atau perusahaan. Semakin tingginya
investasi tersebut dapat mempercepat perkembangan industri di Indonesia sehingga
pasar saham syariah sebagai salah satu instrumen pasar modal, dapat menjadi saraf
finansial penguatan pembangunan ekonomi Indonesia.
Dalam analisis statistik dapat kita ketahui bahwa sahamlah yang lebih signifikan
dalam mengembangkan industri nasional sehingga dapat menguatkan pembangunan
eokonomi Indonesia.
11
4.4 Prospek Perkembangan Investasi Syariah
Sejak diluncurkannya reksadana syariah pertama kali yaitu reksadana Danareksa
Syariah 25 Juni 1997, perkembangan instrumen syariah terus mengalami perkembangan
baik reksadana maupun saham mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan,
yaitureksadana 2002 sampai desember 2012 berjumlah 58 reksadana dengan persentase
yang terus meningkat dalam 10 tahun mencapai 7,69% dari reksadana total. Begitu pula
dengan nilai aktiva bersih pada reksadana syariah yang terus meningkat dari total
reksadana hingga mencapai 8.050,07 milyar rupiah dengan perentase yang tiap
tahunnya terus meningkat hingga 3,79% (Lihat Tabel 4 pada Lampiran).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Karim Business Consulting tahun 2003,
mayoritas saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) terdiri dari 333 saham
emiten yang tercatat, diantaranya 236 saham sesuai dengan prinsip syariah dan layak
untuk ditransaksikan dalam pasar modal syariah. "Kesesuaian dalam prinsip tersebut
didasarkan kepada produk yang dihasilkan emiten dan transaksi sahamnya di BEJ.
Sedangkan sisanya 59 saham tergolong "haram" atau tidak sesuai dengan prinsip
syariah, seperti saham perbankan, consumer product (minuman keras) dan rokok.
Sisanya 34 saham tergolong subhat seperti saham industri perhotelan dan 4 saham
mudharat.
Selanjutnya, pada tanggal 3 Juli 2000 PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) telah
meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) merupakan Benchmark bagi saham-saham
yang berisikan saham-saham likuid dan memenuhi prinsip syariah Islam.
Tidak hanya reksadana syariah saham syariah pun berkembang dengan cepat di
pasar modal Indonesia. Pada awal tahun 2000 kapitalisasi Jakarta Islamic Index hanya
sebesar 74.268,92 miliar rupiah dari indeks harga saham gabungan sebesar 256.621,00
miliar rupiah atau sekitar 28,9 % nya. Pada tahun 2013 januari berkembang mencapai
1.698.597,18 dari 4.272.791,60 atau sekitar 39,75 % nya (Lihat Tabel 5 pada
Lampiran).
Dari beberapa data di atas, dapat kita lihat bahwa perkembangan pasar modal
syariah di Indonesia terus meningkat dan ini dapat menjadi salah satu tolak ukur bahwa
kepercayaan masyarakat terhadap ekonomi islam di Indonesia terus meningkat. namun
tampaknya persentase perkembangan saham syariah (JII) lebih cepat di bandingkan
dengan perkembangan reksadan sayariah. dapat kita ketahui dari tabel di atas bahwa
12
dari tahun 2002 sampai 2012 peningkatan reksadana sekitar 8.050,07 miliar rupiah
dalam NAB dan 58 dalam jumlah. Sedangkan pada saham syariah dari tahu 2002
sampai 2012 terjadi peningkatan sebesar 92.070,49 menjadi 1.671.004,23 atau sebesar
1.578.933,74 miliar rupiah.
Kepercayaan masyarakat terhadap saham syariah juga memiliki perkembangan yang
lebih tinggi daripada perkembangan pada reksadana syariah. Meskipun sebenarnya
keduanya tetap mengalami perkembangan yang cukup cepat. Hal ini terbukti dengan
petambahan nilai saham syariah yang dalam kurun waktu 10 tahun dapat meningkat
sebesar 1.578.933,74 miliar rupiah.
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis instrumen pasar modal syariah terhadap indeks produksi
industri dalam jangka panjang di Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Reksadana syariah tidak signifikan dalam mempengaruhi indeks produksi
industri jangka panjang di Indonesia. Sedangkan variabel lainnya yaitu saham
signifikan mempengaruhi indeks produksi industri (IPI) dalam jangka panjang di
Indonesia.
2. Perkembangan instrumen syariah terus mengalami perkembangan baik
reksadana maupun saham. reksadana syariah, perkembangan reksadana syariah
dalam 10 tahun meningkat hinggga 7,69% (dalam jumlah) dari reksadana total
dan meningkat hingga 3,79% (dalam NAB) dari reksadana total. Sedangkan
saham syariah memiliki perkembangan yang lebih besar dalam mengembangkan
industri nasional. Hal ini terbukti dengan petambahan nilai saham syariah yang
dalam kurun waktu 10 tahun dapat meningkat sebesar 1.578.933,74 miliar
rupiah.
5.2 Saran yang Direkomendasi
1. Bapepam harus lebih fokus pada penerbitan dan pengawasan perkembangan
pasar modal syariah. Karena sesuai dengan analisis yang telah kita lakukan,
saham syariah dan reksadana syariah dapat memberikan kontribusi positif
terhadap perkembangan industri di Indonesia.
2. Agar terciptainstrumen pasar modal Indonesia yang tangguh, dan dapat menjadi
penguat perekonomian Indonesia, maka pasar modal harus lebih fokus pada
penerbitan instrumen investasi syariah. Karena seperti yang kita ketahui tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap produk investasi syariah terutama saham,
berkembang sangat cepat dibandingkan konvensional.
14
DAFTAR PUSTAKA
Internet :
Situs Badan Pengawas Pasar Modal : bapepam.go.id
Situs Badan Pusat Statistik : www.bps.go.id
15
Lampiran 1
DAFTAR TABEL
Tabel 4
Jumlah dan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah dan Total Reksadana
Tabel 5
Kapitalisasi Pasar Bursa Efek Indonesia (Rp Miliar)
Lampiran 2
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1
Perkembangan Saham Syariah
HASIL REGRESI
- Information Criteria by Rank and Model