Anda di halaman 1dari 6

onang

Senin, 02 Mei 2011


kelas ibu dan balita

Kelas Ibu Balita


Pendahuluan
Anak balita merupakan salah satu populasi paling beresiko terkena bermacam gangguan kesehatan (kesakitan
dan kematian). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Balita
di Indonesia sebesar 44/10.000 Kelahiran Hidup. Bila dihitung secara matematis, berarti dalam setiap jamnya
terjadi 22 kematian balita di Indonesia, suatu jumlah yang tergolong fantastis untuk ukuran di era globalisasi.
Oleh karena itu Depkes telah meluncurkan berbagai program kesehatan untuk menanggulangi hal ini.

Ada banyak program kesehatan yang telah diimplementasikan Departemen Kesehatan mulai dari pusat, provinsi
hingga kabupaten, misalnya buku KIA, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), pengendalian penyakit menular
maupun tidak menular, dsb. Salah satu program kesehatan yang diharapkan dapat turut berperan aktif dalam
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak balita adalah buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA),
yaitu suatu buku yang berisi catatan kesehatan Ibu mulai kehamilan hingga anak berusia 5 tahun yang berisi
informasi cara menjaga kesehatan. Namun tidak semua ibu mau/dapat membaca buku KIA karena berbagai
sebab atau alasan, misalnya malas membaca, tidak punya waktu membaca, sulit mengerti atau memang
mengalami buta aksara.

Berdasarkan pertimbangan ini, maka sangat perlu mengajari ibu-ibu tentang isi buku KIA dan cara
menggunakan buku KIA, salah satu solusinya yaitu melalui penyelenggaraan Kelas Ibu Balita. Kelas ibu Balita
ditujukan bagi ibu yang mempunyai anak balita (0-59 bulan) sedangkan 'Kelas ibu Hamil' ditujukan bagi ibu
hamil.

Apakah Kelas Ibu Balita?


Kelas Ibu Balita merupakan suatu aktifitas belajar kelompok dalam kelas dengan anggota beberapa ibu yang
mempunyai anak balita (usia 0-5 tahun) dibawah bimbingan satu atau beberapa fasilitator (pengajar) dengan
memakai buku KIA sebagai alat pembelajaran.

Tujuan Kelas Ibu Balita


Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, merubah sikap dan perilaku ibu hamil tentang kesehatan balita, gizi
dan stimulasi pertumbuhan & perkembangan anak.

Manfaat Kelas Ibu Balita


Bagi ibu balita dan keluarganya, kelas ibu balita merupakan sarana untuk mendapatkan teman, bertanya, dan
memperoleh informasi penting yang harus dipraktekkan.
Bagi petugas kesehatan, penyelenggaraan kelas ibu balita merupakan media untuk lebih mengetahui tentang
kesehatan ibu balita, anak dan keluarganya serta dapat menjalin hubungan yang lebih erat dengan ibu balita
serta keluarganya dan masyarakat.

Konsep pelaksanaan Kelas Ibu Balita

Memakai buku KIA sebagai alat (acuan) utama pembelajaran.

Metode belajar memakai pendekatan cara belajar orang dewasa, yaitu partisipatif interaktif, ceramah,
tanya jawab, peragaan/praktek, curah pendapat, penugasan dan simulasi.

Materi: buku KIA, modul yang berkaitan (misal: buku modul tumbuh kembang anak) dan alat-alat bantu
lain.
Kurikulum: disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi/masalah kesehatan di tempat tersebut. Agar
efektif, Kelas Ibu Balita dapat diintegrasikan dengan kegiatan terkait yang ada di masyarakat, misalnya
Bina Keluarga Balita (BKB) dan Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) atau kegiatan Desa lainnya.

Dari, oleh dan untuk masyarakat: seluruh masyarakat termasuk tokoh-tokoh agama dan masyarakat berperan dalam
pelaksanaan Kelas Ibu Balita.

Peserta: Ibu-ibu yang mempunyai anak berusia antara 0-5 tahun. Tiap kelas dibagi berdasarkan
kelompok umur balita: 0-1 tahun, 1-2 tahun, dan 2-5 tahun. Jumlah peserta idealnya maksimal 15
orang/kelas.

Fasilitator/pengajar: Bidan atau petugas kesehatan yang telah dilatih menjadi fasilitator Kelas Ibu Balita
atau yang telah menjalani on the job training Kelas Ibu Balita.

Narasumber: Narasumber diperlukan untuk memberi input tentang topik tertentu. Narasumber
merupakan tenaga kesehatan dalam bidang spesifik tertentu seperti: ahli gizi, dokter, bidan, perawat,
perawat gigi, Kader PAUD, dll.

Waktu: disesuaikan dengan kesiapan ibu/bapak/keluarga, bisa pagi atau sore hari. Lama kegiatan 20-
60 menit atau disesuaikan dengan kondisi setempat.

Frekuensi pertemuan: 3 kali pertemuan atau sesuai hasil kesepakatan antara fasilitator dengan peserta.

Tempat fleksibel: bisa di Balai Desa, Dusun, memakai salah satu rumah warga, Posyandu, Puskesmas, RB, RS, dll.

Dimana dan kapan sebaiknya melaksanakan Kelas Ibu Balita?


- Di Posyandu, pada meja penyuluhan atau pada awal atau akhir kegiatan Posyandu.
- Bersamaan dengan kegiatan PAUD atau BKB.
- Dijadwalkan tersendiri, misal: di rumah warga, Balai Desa, Dusun, Pos Kesehatan Desa (Poskesdes/Polindes),
Puskesmas, Klinik, RB atau RS.

Contoh Kurikulum Kelas Ibu Balita:


Modul A (untuk usia 0-1 tahun):
- ASI
- Imunisasi
- Makanan pendamping ASI (untuk anak usia 6-12 bulan)
- Tumbuh kembang bayi
- Penyakit terbanyak pada bayi (Diare, ISPA)

Modul B (untuk usia 1-2 tahun):


- Merawat gigi anak
- Makanan pendamping ASI (untuk anak usia 1-2 tahun)
- Tumbuh kembang anak usia 1-2 tahun
- Penyakit pada anak (kecacingan, gizi buruk, dll)
- Permainan anak

Modul C (untuk usia 2-5 tahun):


- Tumbuh kembang anak
- Pencegahan kecelakaan
- Gizi seimbang
- Penyakit pada anak (TBC, DBD, Diare, dsb)
- Obat pertolongan pertama
- Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

Contoh Kelas Ibu Balita yang telah berjalan: di kabupaten Tanah Datar, provinsi Sumatera Barat.

Sumber
Departemen Kesehatan RI kerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA), 2008, Leaflet
Kelas Ibu Balita.
Related Posts by Categories
Artikel Kesehatan

Revitalisasi Posyandu

Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat)

Desa Siaga

Asuhan Persalinan Normal (APN)

Integrasi Program Kesehatan Jiwa dengan Program Puskesmas di Kebumen 3 (Pengantar)

Klinik Sanitasi

Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

Pesan 7 PUGS: Biasakan makan pagi

Pesan 5 PUGS: Makanlah Makanan Sumber Zat Besi

Pesan 4 PUGS: Gunakan garam Beryodium

Pesan 3 PUGS: Pilihlah makanan berkadar lemak sedang dan rendah lemak jenuh

Pesan 2 PUGS: Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

Pesan 1 PUGS: Makanlah Makanan yang Beraneka Ragam

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)

Perawatan Gigi dan Mulut

Pelayanan Kesehatan Haji

Posyandu Lansia

Upaya Kesehatan Kerja

Panduan Praktis Bagi Masyarakat Dalam Pencegahan Pandemi Flu Baru H1N1

Program Penanggulangan Gizi Buruk


Yang perlu diketahui tentang penyakit TBC

Penyakit TBC pada Anak

STBM: Wujudkan Lingkungan Sehat, Rakyat Sehat

Gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Kelas Ibu Hamil dan Ibu Balita


Sepanjang tahun 2010, tak kurang dari 17.000 an ibu di Kabupaten Kendal
tercatat sebagai ibu yang menjalani proses kehamilan, baik kehamilan
pertama atau ke sekian. Diperkirakan bari sejumlah ibu hamil tersebut,
80% nya adalah ibu-ibu dengan kehamilan normal, sisanya keungkinan
bermasalah. Tidak sedikit macam gangguan yang dialami ibu hamil, yang
disebabkan oleh karena faktor internal maupun eksternal. Masyarakat
Kendal masih populer dengan nyidam, pantangan ibu hamil dari sisi
makanan maupun pantangan dari perbuatan. Beberapa pantangan nyaris
tak berpengaruh bagi kesehatan ibu, namun sebagian lagi ternyata
membawa dampak bagi kesehatan ibu maupun bayi.

Dalam mencapai upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)


dan Angka Kematian Bayi (AKB) maka salah satu upaya promotif dan
preventif yang mulai gencar dilakukan adalah Kelas ibu hamil dan Kelas
ibu balita.Kegiatan ini membidik segmen langsung para ibu yang sedang
hamil beserta keluarganya dalam kelas ibu hamil, dan para ibu yang
memiliki balita (kelas ibu balita). Jika keduanya berkesinambungan,
diharapkan akan muncul kelompok para ibu yang benar-benar memahami
kesehatan diri dan bayinya, mampu menyiapkan diri menghadapai
gangguan selama kehamilan serta mampu menyiapkan diri dan
keluarganya selama proses persalinan. Kemudian dia juga mampu
merawat bayinya dengan baik hingga berusaia balita dan seterusnya.

Kelas ibu hamil adalah sarana untuk belajar tentang kesehatan bagi ibu
hamil dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan
bayi, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran. Sedangkan kelas ibu
balita bertujuan meningkatkan pengetahuan orang tua ( ibu ) dari balita
mengenai tumbuh kembang, pola sus, asah serta asih.

Ujicoba pelaksanaan kelas ibu hamil dan Kelas ibu balita telah dimulai
pada tahun 2010 pada 5 Puskesmas yaitu : Puskesmas Singorojo 2,
Puskesmas Brangsong 1, Puskesmas Kendal 1, Puskesmas Gemuh 1 dan
Puskesmas Pageruyung. Kelima Puskesmas tersebut melaksanakan
kegiatan ini dengan menggunakan dana Jamkesmasda maupun dana
masyarakat lainnya. Hasil evaluasi di lapangan didapatkan bahwa
masyarakat ternyata antusias dengan kegiatan ini, karena kelas yang
eksklusif dan nyaman karena satu kelompok / kelas hanya berisi maksimal
10 orang membuat para ibu bisa menikmati kegiatan dengan nyaman.
Diharapkan tahun 2011 seluruh Puskesmas akan mampu melaksanakan
kelas ibu hamil maupun kelas ibu balita dengan dana BOK ( Bantuan
Operasional kesehatan ) yang ada di tiap Puskesmas, sehingga para ibu
hamil maupun ibu yang meiliki bayi dan balita di kendal ini memiliki
pengetahuan yang cukup untuk mendidik para putranya, selain juga
mampu mendidik dirinya sendiri.

Sisi menarik kegiatan baru ini penting untuk dicermati karena diharapkan
akan menjadi daya dorong turunnya AKI maupun AKB Kabupaten Kendal
yang tahun lalu masih menduduki peringkat 17 besar Jawa Tengah.
Meskipun belum terlihat hasilnya tahun ini, karena justru terlihat angka
kematian yang meningkat, kita yakin bahwa sebuah upaya memang tidak
bisa dinikmati dalam waktu 1 2 tahun, bahkan mungkin baru akan kita
nikmati puluhan tahun kemudian itupun setelah upaya yang terus
menerus dan tak kenal lelah. Beberapa sisi menarik pelaksanaan Kelas Ibu
Hamil dan Kelas Ibu Balita adalah:

1. Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana.

2. Penyampaian materi lebih komprehensif

3. Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan


mengenai topik tertentu.

4. Waktu pemberian materi menjadi efektif karena pola penyajian


materi terstruktur dengan baik.

5. Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat
pembahasan materi dilaksanakan.

6. Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.

7. Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil


dalam memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan
kualitas sistim pembelajaran.

Sasaran Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita

Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d
32 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat.
Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang setiap kelas, jika
diperlukan suami/ keluarga diikut sertakan. Sedangkan sasaran kelas ibu
balita adalah mereka yang punya balita usia 0 1 tahun, balita 1-2 tahun
serta balita 2- 5 tahun, yang masing-masing akan dikelompokkan dengan
usia balita yang dimiliki.

Teknis Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Ibu hamil dan Kelas Ibu Balita bisa
dilaksanakan dalam beberapa bentuk, mulai dari belajar bersama dan
diskusi, pembahasan buku KIA, senam hamil, praktek memasak dan
menyajikan makanan sehat dan balita hingga acara lain yang bisa
dikembangkan oleh masing-masing kelompok. Diharap kegiatan ini benar-
benar bisa dinikmati para ibu sekaligus keluarganya.
Ke depan kita berharap, kelas ini bisa berkembang di seluruh desa dan
kelurahan se Kabupaten Kendal.

Diposkan oleh onang lestari di 21:55


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut
Arsip Blog
2011 (8)

o Mei (7)

DESA SIAGA

resep kue onang

mengethui bayi cukup asi

pengertian sehat

materi kuliah Darah adalah cairan tubuh yany ter...

sejarah komputer

kelas ibu dan balita

o April (1)

Mengenai Saya
onang lestari
Lihat profil lengkapku

Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai