Anda di halaman 1dari 17

Chapter 6 Alasan Untuk Menghormati

Part 1

Sejak saat aku tiba didunia ini, aku belum pernah meninggalkan rumah.

Aku sadar akan fakta bahwa aku tidak pernah pergi keluar.

Aku benar-benar takut.

Jika aku berjalan keluar dari halaman dan melihat pemandangan luar, ingatan dari
masa laluku akan kembali dengan cepat.

Ingatan tentang hari itu. Rasa sakit disisi perutku. Rasa dingin hujan yang menusuk.
Penyesalan. Putus asa. Rasa sakit saat diriku tertabrak truk.

Semua ingatan itu akan kembali padaku, terasa seolah baru terjadi kemarin.

Kakiku gemetar.

Aku dapat melihat keluar dari jendela atau berjalan dihalaman dengan kakiku
sendiri.

Tapi aku tidak dapat mengambil langkah keluar.

Karena aku tahu.

Pemandangan luar yang damai itu mungkin akan berubah menjadi neraka dalam
sekejap. Pemandangan yang tampaknya damai itu tidak akan bisa menerimaku.

Dikehidupanku yang lalu, tidak terhitung banyaknya khayalan-khayalan yang


membuat tidak bisa tidur.

Bagaimana jika Jepang tiba-tiba berperang. Bagaimana jika seorang gadis cantik
tiba-tiba muncul dan menjadi tetanggaku.

Jika itu terjadi, aku tentu akan bisa berusaha lebih keras.

Aku terus larut dalam khayalanku untuk lari dari kenyataan.

Aku memimpikan itu berkali-kali.

Dalam mimpiku aku bukan superman, aku masih berada ditingkat yang sama
dengan manusia biasa. Dan seperti manusia biasa lainnya, aku bisa melakukan hal-
hal sesuai dengan batasanku. Aku bisa hidup bergantung pada diriku sendiri.

Tapi aku akan terbangun dari mimpi itu.

Jika aku melangkah keluar dari rumah ini, aku takut, aku mungkin akan terbangun
dari mimpi ini.
Dan saat aku terbangun, aku akan kembali disaat aku penuh dengan keputusasaan.

Saat dimana aku penuh dengan penyesalan..........

Tidak, ini bukan mimpi.

Bagaimana mungkin ada mimpi senyata ini.

Jika kau bilang ini adalah VRMMORPG (TL: maksudnya game dimana pemainnya
masuk ke dunia virtual. Untuk lebih jelasnya googling :V), aku mungkin masih bisa
menerimanya.

Tapi ini kenyataan.

Aku terus meyakinkan diriku.

Ini bukan mimpi, ini kenyataan.

Tapi meski aku tahu bahwa begitulah faktanya, aku tetap tidak bisa melangkah
keluar.

Tidak perduli seberapa besar keyakinan yang kutanam dalam hatiku.

Aku bersumpah untuk hidup sungguh-sungguh dengan mulutku.

Tapi tubuhku tidak bisa mengikutinya.

Aku merasa ingin menangis.

Part 2

Tes kelulusan akan diadakan diluar desa.

Saat Roxy memberitahuku, aku mengeluh dan berusaha menolak.

Diluar?

Ya, diluar desa. Kudanya telah disiapkan.

Tidak bisakah dilakukan dirumah?

Tidak.

Tidak bisa......?

Aku benar-benar bingung.

Aku sebanarnya sudah tahu. Bahwa aku harus melangkahkan kakiku keluar dari
gerbang rumah.
Bagaimana bisa aku menjadi hikikomori (TL: Istilah jepang untuk orang yang
mengurung diri dikamar dan menolak bersosialisasi) didunia ini.

Tapi tubuhku menolaknya. Tubuhku masih ingat jelas kejadian itu.

Dihari saat semuanya berubah dimasa laluku, aku dihajar hingga babak belur oleh
penjahat-penjahat itu, benar-benar dipermalukan oleh mereka, hingga
meninggalkan luka yang sangat dalam dihatiku.

Hari saat aku sudah tidak punya pilihan, selain mengunci diri dikamarku.

Apa yang salah?

Tidak........itu.......Mungkin saja ada monster berbahaya diluar sana

Diwilayah ini, hampir tidak mungkin menemukan monster berbahaya jika kau tidak
sampai ke hutan. Dan juga, bahkan jika kita bertemu monnster, aku bisa
menanganinya. Bahkan, Rudeipun bisa menangani mereka.

Roxy terlihat agak terkejut saat aku terus berusaha mencari alasan hingga
sekarang.

Ah, kurasa aku pernah mendengarnya. Rudei, apakah kau tidak pernah
meninggalkan rumah?

Mmmm...... iya.

Apa kau takut dengan itu? Dengan kuda.

A-aku tidak takut pada kuda atau semacamnya.

Sejujurnya, aku agak menyukainya.

Aku juga memainkan <<Debi* horse racing>> (TL: Nama game jepang yang judul
aslinya Japanses Derby).

Haha. Aku lega. Kau punya sisi yang cocok dengan usiamu

Roxy salah paham.

Tapi aku tidak bisa bilang bahwa aku takut keluar.

Itu adalah sesuatu yang jauh lebih memalukan daripada takut pada kuda.

Aku masih punya harga diri.

Harga diri yang berkilau dan murni.

Aku tidak mau dianggap remeh oleh gadis muda ini.


Oh baiklah, mau bagaimana lagi. Sini

Melihatku tidak mau bergerak, Roxy tiba-tiba mengangkatku dibahunya.

Wha!?

Jika kau sudah duduk diatasnya, kau tidak akan takut lagi

Aku tidak berontak.

Hatiku masih ragu, tapi aku memutuskan untuk menyerahkan semua padanya.

Roxy mengangkatku keatas kuda.

Lau dia juga naik dan memegang tali kekang kudanya.

Kudanya berderap maju.

Aku meninggalkan rumah dengan cara itu.

Part 3

Ini pertama kalinnya aku berada diluar halaman sejak datang kedunia ini.

Roxy perlahan-perlahan bergerak maju menyusuri desa.

Dari waktu ke waktu, penduduk desa menatap kami.

Tidak mungkin.

Tubuhku mulai tegang.

Aku masih takut dengan dengan tatapan-tatapan itu.

Terutama tatapan celaan dan ejekan.

Tentu saja mereka tidak akan menggangu kami dengan kata-kata celaan mereka.

Mungkin.

Mereka tidak mengenalku.

Didunia ini, hanya orang-orang dirumah kecil itu yang mengenalku.

Mengapa kalian menatapku.

Berhenti menatapku, kembalilah bekerja......

.........Tidak.
Itu bukan aku.

Yang mereka lihat adalah Roxy.

Ah, itu benar.

Dia telah memiliki tempat di desa ini.

Meskipun diskriminasi terhadap ras iblis cukup parah di negara ini.

Dan di wilayah pedesaan ini, kekontrasan itu bahkan lebih jelas.

Dalam waktu 2 tahun yang singkat ini, dia telah menjadi figur yang bisa dihormati
semua orang.

Saat aku memikirkan hal ini, Roxy memang terlihat bisa diandalkan.

Dia tahu kemana harus pergi, dan mereka juga secara terbuka menerimanya.

Jika aku mendapat komentar yang tidak diinginkan, dia sudah pasti akan
membelaku.

Haah, aku tidak percaya bahwa gadis muda ini, yang mengintip kejadian yang
berlangsung dikamar majikannya, bisa sangat handal.

Tapi karena itu, keteganganku telah lenyap.

Mood Kalajav sangat bagus. Dia kelihatannya senang Rudei menaikinya

Kalajav adalah nama kuda itu.

Tentu saja, aku tidak bisa membaca mood kuda.

Begitukah.

Kataku dengan santai sambil bersandar kebelakang, belakang kepalaku menyentuh


dada Roxy yang rata.

Sangat nyaman.

Apa yang sebenarnya kutakutkan.

Desa ini sangat damai. Siapa yang akan menggangguku?

Apa kau masih takut?

Tanyanya, kemudian aku menggelengkan kepala.

Aku tidak takut dengan tatapan orang-orang lagi.

Tidak, aku sudah baik-baik saja.


Lihatkan, seperti kataku.

Aku akhirnya bisa bernapas lega.

Keadaan sekitar tampak dimataku.

Ladang-ladang dan rumah-rumah, seperti bintang dilangit, membentang


dikejauhan.

Sangat mencerminkan pedesaan.

Aku bisa melihat sejumlah besar orang dalam wilayah besar ini. Jika kondisinnya
lebih padat, tempat ini mungkin bisa menjadi kota kecil.

Jika ada kincir angin, mungkin orang-orang akan berpikir ini di Swiss.

Ah, ternyata memang ada kincir angin.

Setelah sedikit beristirahat, aku menyadari bahwa beberapa saat ini agak sedikit
sunyi. Aku tidak pernah merasakan kesunyian seperti ini jika aku bersama Roxy
sebelumnya.

Aku belum pernah mencoba berada sedekat ini dengannya. Meskipun ini masih
wajar, tapi tetap saja ini terasa memalukan.

Karena itu, aku mencoba memulai percakapan.

Sensei (TL: Bahasa jepang, artinya guru, tidak kuterjemahkan karena lebih enak
didengar begini :V), apa yang ditanam diladang-ladang itu?

Kebanyakan gandum Asura, bahan baku roti. Juga ada sejumlah kecil sayuran hijau
dan bunga Bardius. Bunga Bardius bisa diubah menjadi rempah di ibukota. Sisanya
bahan-bahan makanan rumahan.

Ah, paprika hijau itu. Sensei tidak bisa memakannyakan.

Bu-bukan tidak bisa. Aku hanya tidak terbiasa dengannya.

Aku terus bertanya dan bertanya.

Hari ini, Roxy berkata bahwa ini adalah tes terakhir.

Jadi bisa dibilang, pekerjaanya sebagai guru rumahan akan segera berakhir.

Roxy adalah orang yang tekun. Karena hari ini sepertinya adalah hari terakhir,
kemungkinan dia akan meniggalkan rumah besok.

Hari ini adalah hari terakhir. Ayo bicarakan lebih banyak hal.
Tapi aku tidak bisa menemukan hal yang menarik untuk dibicarakan. Aku hanya bisa
terus bertanya hal-hal tentang desa ini.

Berdasarkan perkataan Roxy, desa ini bernama Buina, dan merupakan bagian dari
Kerajaan Asuran bagian utara dari wilayah Fedoa.

Ada sekitar 30 keluarga disini, kebanyakan petani.

Ayahku Paul, adalah ksatria yang bertugas didesa ini.

Tugasnya adalah mengamati keadaan petani, menjadi mediator jika ada


perselisihan di desa, dan juga mejaga desa dari serangan monster. Begitulah
pekerjaannya.

Dengan kata lain, seorang bodyguard dari kerajaan.

Tapi meskipun begitu, desa ini memiliki pemuda-pemuda yang secara bergilir
bertugas menjaga keamanan.

Jadi saat Paul menyelesaikan tugasnya dipagi hari, dia tetap dirumah sore harinya.

Pada dasarnya ini adalah desa yang damai, jadi tidak banyak hal yang harus
dilakukan.

Saat kami selesai bebicara, ladang-ladang itu tampak semakin menjauh.

Aku tidak punnya hal untuk ditanyakan lagi, dan kesunyian menemani kami selama
beberapa saat.

Setidaknya sejam telah berlalu.

Tidak ada ladang disekitar kami lagi. Kami telah tiba dipadang rumput yang
kelihatannya sama sekali belum tersentuh.

Part 4

Ini adalah padang rumput yang tampaknya membentang sepanjang cakrawala.

Tidak, dikejauhan terlihat tanda-tanda area pegunungan.

Setidaknya, pemandangan seperti ini tidak bisa ditemukan di Jepang.

Rasanya aku pernah melihat pemandangan ini, mungkin seperti padang rumput
mongolia.

Seharusnya baik-baik saja jika kita lakukan disini.

Roxy mengarahkan kudanya kesebuah pohon dan mengikatnya disitu.


Kemudian dia menurunkanku dari kuda.

Kami akhirnya saling bertatapan.

Aku akan menggunakan sihir air tingkat Saint (TL: Saint atau bahasa indonesianya
santo, simpelnya berarti orang suci), Cumulonimbus. Teknik ini adalah sihir yang
membuat badai petir dengan hujan yang deras.

Ya

Baiklah, tiru apa yang kulakukan

Menggunakan sihir air tingkat Saint.

Jadi inilah dia. Tugas dari tes akhir.

Roxy akan menggunakan sihir terhebatnya. Jika aku bisa mempelajarinya, tidak
akan ada lagi yang bisa diajarkannya padaku.

Karena aku hanya mendemonstrasikannya, aku hanya akan mempertahankan


mantranya semenit sebelum menghilangkannya, kemudian....... kau lulus jika kau
bisa membuat hujannya bertahan selama satu jam.

Apa karena itu adalah teknik rahasia jadi kau hanya meggunakan di tempat seperti
ini?

Tidak, aku khawatir orang-orang akan terluka dan tanaman para petani bisa
rusak.

Oh.

Jadi itu adalah hujan dengan skala bencana alam.

Cukup menakjubkan.

Aku mulai.

Roxy mengangkat tangannya kearah langit.

Oh great water spirit, the son of the lightning emperor who ascended to the skies!!
Fulfill my wishes, rain down your ferocious blessings, and show me your strength to
this tiny existence! Let your godly hammer strike the anvil, and demonstrate your
authority, and devour the earth with water!! Ah, the rain!! Destroy and wash
everything away!!

Cumulonimbus!!

Dia mengucapkan tiap katanya seperti nyanyian.


Itu berlangsung selama semenit.

Keadaan sekitar segera berubah menjadi gelap saat mantanya selesai.

Beberapa detik kemudian.......... Hujan deras jatuh dari langit.

Angin kencang bertiup disekitar kami bersamaan dengan petir yang muncul disela-
sela awan hitam.

Ditengah suara hujan yang seolah seperti air terjun, terlihat petir keunguan diantara
awan, membuat suara boom yang keras.

Listrik dari petir yang ada diawan secara perlahan semakin kuat.

Petir itu semakin besar, dan menjadi semakin kuat.

...........Dan akhirnya menghujam bumi.

Krash!!

Dan kemudian menyambar pohon.

Gendaang telingaku berdengung dan mataku terasa berputar.

Aku hampir pingsan.

Ah!!

Itu adalah suara Roxy saat dia melakukan kesalahan.

Awannya menghilang dalam sekejap.

Hujan dan petirnya berhenti.

Uwawa...........

Wajah Roxy berubah hijau saat dia berlari kearah pohon.

Aku melihat kearahnya. Kuda yang kami bawa tergeletak dengan asap menyembul
darinya.

Roxy mengarahkan tangannya kekuda dan mulai mengucapkan mantra.

Oh merciful mother of gods, please heal this one's wounds, and let him recover
with a healthy body EXHealing.

Roxy menggunakan sihir penyembuhan tingkat menengah dengan panik, dan


setelah itu, kudanya terbangun.
Sepertinya dia tidak mati.

Sihir penyembuhan tingkat menengah tidak bisa membuat yang mati hidup
kembali.

Kuda itu menunjukkan ekspresi ketakutan, dan dahi Roxy berkeringat dingin.

Phew, phew........ Itu tadi berbahaya.

Kuda ini adalah satu-satunnya kuda yang kami punya.

Paul merawatnya penuh perhatian setiap hari, dan sesekali menungganginya keluar
dengan senyum diwajah....

Meskipun bukan jenis yang terkenal, kuda itu adalah rekan Paaul sejak lama.
Bahkan bisa dibilang rasa cintanya terhadap kuda itu hanya setingkat dibawah rasa
cintanya terhadap Zenit. Begitulah pentingnya kuda ini.

Tentu saja, Roxy, yang telah tinggal bersama kami selama 2 tahun, tahu hal itu.

Tolong, jadikan ini rahasia ya?

Kata Roxy setengah menangis.

Dia sedikit ceroboh.

Tapi dia pekerja keras. Aku juga tahu tentang dia yang sering terjaga hingga larut
malam hanya untuk menyiapkan pelajaran untukku.

Aku juga tahu tentang dia yang tidak ingin dipandang sebelah mata hanya karena
usianya yang masih muda, dan dia yang selalu menunjukkan dirinya dengan penuh
harga diri.

Aku benar-benar menyukainya.

Andai saja perbedaan usia kami tidak begitu jauh, aku ingin menikahinya.

Jangan khawatir, aku tidak akan memberitahu ayah.

Uuuu....... Tolong jangan.

Andai saja kami bertemu diusia yang sama.

Uuu....

Meskipun masih dengan keadaan setengah menangis, Roxy dengan cepat


menggelengkan kepalanya, menampar ringan wajahnya, kemudian melihatku
dengan tatapan serius.

Kalau begitu, pergi dan cobalah mantra tadi. Aku akan menjaga Kalajav.
Kuda itu masih tampak ketakutan dan kelihatan siap untuk kabur kapan saja, tapi
Roxy menjaga dan memegang tali kekangnya dengan kuat.

Dari yang kulihat dia tidak akan bisa menahan kuda itu untuk waktu yang lama, tapi
perlahan-lahan kuda itu mulai tenang. Roxy kemudian menahannya diposisi itu,
kemudian mulai mengucapkan suatu mantra.

Dan kemudian keduanya tertutupi oleh dinding dari tanah.

Benteng yang terbuat dari tanah terbentuk dalam sekejap.

Itu adalah sihir bumi tingkat tinggi, Benteng Tanah.

Dengan ini, seharusnya akan baik-baik saja bahkan jika mereka terkena sambaran
petir.

Baiklah, saatnya mulai.

Biar kuingat dulu bagaimana mantranya......

Oh great water spirit, the son of the lightning emperor who ascended to the skies!!
Fulfill my wishes, rain down your ferocious blessings, and show me your strength to
this tiny existence! Let your godly hammer strike the anvil, and demonstrate your
authority, and devour the earth with water!! Ah, the rain!! Destroy and wash
everything away!!

Cumulonimbus!!

Aku mengucapkan mantranya dengan sekali coba.

Awan-awan mulai berkumpul.

Pada saat itu, aku mengerti Cumulonimbus!!.

Menciptakan awan disuatu tempat di tengah stratosfer diikuti dengan


pergerakannya yang kompleks sehingga membentuk awan badai. Mungkin sesuatu
seperti itu.

Jika mana tidak dituangkan ke formasinya, awan-awannya akan berhenti berkumpul


dan menghilang.

(Lupakan tentang mananya, akan sangat melelahkan terus mengangkat tangan


selama satu jam.......)

Tidak, tunggu.

Seorang penyihir membutuhkan jiwa kreatifitas dan ketelitian.


Apa kau betul-betul harus mempertahankan posisi seperti mengumpulkan Genki
(TL: genki dama atau bola semangat, salah satu jurus Goku di Dragon Ball Z)
selama satu jam ini?

Itu benar, ini adalah tes.

Ini bukan tentang mempertahankan posisi ini terus menerus, tapi tentang
memadukan sihir setelah membentuk awan untuk menjaga awannya tetap
terbentuk.

Aku hampir gagal karena tidak memikirkannya. Saatnya menggunakan


pengetahuanku.

Biar kupikir dulu. Aku melihatnya di TV sebelumnya. Proses terbentuknya


awan......

Masih ada beberapa awan yang dibuat Roxy tadi.

Ini tentang bagaimana penguapan air ke awan. Untuk membuat aliran udara keatas,
kau perlu membuat bagian bawahnya lebih hangat, atau sesuatu seperti itu.

Dan aku perlu memastikan bagian atasnya bisa didinginkan dengan cepat......

Saat aku mencoba melakukan ini, setengah dari manaku terkuras.

Tapi jika kubuat sperti ini, maka seharusnya akan bisa bertahan selama lebih dari
satu jam.

Sambil mengawasi hujan badainya, aku memasuki benteng yang dibuat Roxy
dengan rasa puas.

Roxy duduk di sudut gelap bentengnya, tangannya memegang tali kekang kudanya.

Dia melihatku, kemudian mengangguk.

Benteng ini akan menghilang setelah satu jam, jadi kau bisa menghentikan
sihirnya sebelum itu.

Baiklah.

Jangan khawatir. Kalajav baik-baik saja.

Baiklah.

Jangan hanya baiklah baiklah. Kau harus mengendalikan awan diluar dengan serius
selama satu jam.

Hm?

Apa aku perlu mengendalikannya?


Hm? Apa aku mengatakan sesuatu yang aneh?

Tapi apa memang perlu mengendalikannya?

Tentu saja. Sihir air tingkat Saint tetap saja seperti sihir biasa. Jika kau tidak
mengendalikannya dengan mana, angin akan meniup awannya.

Tapi aku sudah membuatnya agar angin tidak bisa meniupnya....?

Huh? Apa........!?

Roxy, yang tampaknya menyadari sesuatu, berlari keluar benteng.

Benteng itu rubuh dalam sekejap.

Hey, hey, apa kau tidak perlu mengendalikan bentengnya?

Kudanya akan terkubur hidup-hidup.

Arara.

Aku dengan segera megambil alih kudanya dan berjalan keluar benteng.

Roxy menatap ke langit.

..........Jadi begitu, tornado itu akan membawa awannya terus keatas.....!!

Langitnya dipenuhi dengan awan yang terus menerus terbentuk.

Kupikir aku melakukan pekerjaan yang sangat bagus.

Aku menyaksikan beberapa acara TV dulu yang menggunakan sains untuk


menjelaskan proses terbentuknya tornado.

Meskipun aku tidak betul-betul ingat isi acaranya.

Aku hanya mencoba bergantung pada instingku, dan pada akhirnya sepertinya aku
menyelesaikannya dengan sangat bagus.

Rudei, kau lulus.

Eh? Tapi ini belum satu jam?

Tidak perlu menunggunya lagi. Sudah cukup jika kau melakukannya sejauh ini. Tapi
bisakah kau menghilangkannya?

Ah, tentu. Walau sepertinya perlu sedikit waktu.

Aku menurunkan temperatur bagian bawah badainya sambil menaikkan temperatur


bagian atasnya.
Kemudian aku membuat aliran udara menuju tanah sebelum akhirnya
menggunakan sihir angin untuk meniup awannya pergi dengan paksa.

Roxy dan aku basah kuyup setelah aku selesai dengan itu.

Selamat. Kau yang sekarang telah berada ditingkat Saint-Air.

Gadis cantik yang berada didepanku, dengan air menetes dari pakaiannya,
mengatakan hal itu padaku dengan senyum yang jarang kulihat.

Aku yang tidak pernah berhasil mencapai


sesuatu dalam hidupnya akhirnya telah berhasil
menyelesaikan sesuatu.

Suatu perasaan aneh seperti menyebar melintasi


perutku.

Aku tahu perasaan ini.

Ini adalah rasa keberhasilan.

Aku akhirnya merasakannya saat ini, bahwa ini


adalah [Langkah Pertama] ku setelah datang
kedunia ini.

Part 5

Hari berikutnnya, Roxy, yang tampak tidak


berubah dalam dua tahun ini, mengepak barang-
barangnya dan berdiri didepan gerbang.

Orang tuaku juga tidak banyak berubah semenjak kedatangan Roxy.

Aku adalah satu-satunya yang telah tumbuh lebih tinggi.

Roxy, akan baik-baik saja jika kau masih ingin tinggal dirumah kami. Masih ada
banyak masakan yang belum kubuat untukmu.....

Itu benar. Bahkan jika pekerjaanmu sebagai guru telah berakhir, kau telah
melakukan banyak hal untuk kami selam dua tahun ini. Orang-orang didesa juga
pasti mengharapkanmu.

Orang tuaku mencoba menahan Roxy.

Selama dua tahun ini, orang tuaku dan Roxy telah menjadi sangat dekat.
Dia selalu punya waktu bebas dari siang hingga malam. Jika dia selalu melakukan
sesuatu tiap hari, hubungannya dengan semua orang pasti akan baik.

Tidak. Terima kasih telah mengatakan itu, tapi keadaan ini telah membuatku
menyadari kelemahanku. Aku akan berkelana keliling dunia dan mengasah
kemampuan sihirku.

Dia sepertinya cukup syok setelah aku akhirnya bisa mengejar peringkatnya.

Dia dulu telah memberitahuku betapa dia benci jika murid melampaui gurunya.

Begitukah. Baiklah, apa yang bisa kubilang. Maafkan kami, sepertinya anak kami
telah membuatmu kehilangan kepercayaan diri.

Paul, apa sebenarnya yang kaukatakan.

Tidak, kejadian ini telah memberiku pelajaran untuk tidak terlalu bangga dengan
didriku. Sesungguhnya aku berterima kasih dengan itu.

Hal yang wajar kau bangga dengan dirimu jika kau bisa menggunakan sihir air
tingkat Saint

Aku mengerti bahwa bahkan jika kau tidak bergantung dengan itu, jika kau punya
kreatifitas, kau bisa muncul dengan sihir yang bahkan lebih kuat.

Roxy tersenyum pahit sambil mengelus kepalaku.

Rudei. Bahkan jika aku mencoba sebaik mungkin, aku yang sekarang sudah tidak
bisa mengajarimu.

Itu tidak benar. Sensei telah memberiku banyak hal.

Aku senang jika kau bilang begitu........ Ah, benar.

Roxy mencari kedalam mantelnya dengan tangannya, kemudian menarik keluar


sesuatu yang terikat dengan pita.

Selamat atas kelulusanmu. Karena aku tidak punya waktu menyiapkannya, terima
saja ini ya.

Ini.....?

Jimat perlindungan Migurd. Jika kau bertemu dengan iblis yang tidak ramah, kau
bisa memperlihatkan ini dengan menyebut namaku, dan mungkin kau akan bisa
berkomunikasi dengannya lebih baik...... mungkin.

Aku akan menjaga dengan baik.

Itu hanya mungkin. Jangan berharap terlalu banyak.


Roxy tersenyum pada akhirnya, dan berangkat.

Aku tidak tahu kapan air mataku mulai mengalir.

Dia benar-benar telah memberiku banyak hal.

Pengetahuan, pengalaman, tehnik..........

Jika aku tidak bertemu dengannya, aku mungkin masih berjuang belajar seorang diri
dengan buku panduan sihir itu.

Tapi yang paling penting, dia membawaku keluar.

Kedunia luar.

Roxy membawaku keluar.

Kejadian ini punya arti yang sangat penting.

Roxy hanya tinggal didesa ini selama dua tahun.

Roxy, yang tidak tahu cara berkomunikasi yang baik dengan orang lain.

Sebagai bagian dari ras iblis, Roxy seharusnya tidak akan diperlakukan baik oleh
penduduk desa.

Bukan Paul atau Zenith, tapi Roxy yang membawaku kedunia luar. Itu sangat berarti
bagiku.

DIa hanya membawaku keluar desa.

Rasa takutku untuk melangkah keluar adalah penyakit dalam hatiku.

Dan dia mengobatinya.

Hanya dengan melintasi desa.

Hatiku telah terbebas dan lepas dari kegelapan.

Dia tidak mencoba untuk menolongku.

Tapi tidak terbantahkan bahwa dia membebaskan hatiku dari bayang-bayang yang
selama ini menghantuiku.

Aku mencoba melangkah keluar lagi kemarin saat kami basah kuyup.

Hanya ada pemandangan.

Pemandangan yang normal.

Aku tidak bergetar ketakutan lagi.


Aku akhirnya bisa melangkah keluar.

Dia melakukan sesuatu yang tidak dilakukan orang lain.

Bahkan tidak oleh orang tua atau saudara-saudaraku dimasa lalu.

Dia melakukannya.

Mengambil tanggung jawab untuk memberiku keberanian tanpa teguran sama


sekali.

Dia tidak melakukannya dengan sadar.

Aku mengerti itu.

Dia melakukannya untuk dirinya sendiri.

Aku tahu itu.

Tapi aku masih menghormatinya.

Aku menghormati gadis kecil itu.

Aku terus bersumpah dalam hati untuk terus menghormatinya hingga dia tiada.

Tanganku menggenggam jimat pemberian Roxy padaku.

Bersama dengan semua pengetahuan yang telah diajarkannya padaku.

Aku tiba-tiba teringat.

Celana dalam yang belum dicuci yang kucuri dari Roxy masih ada didalam kamarku.

Maafkan aku.

Anda mungkin juga menyukai