Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AKHIR

PENERAPAN GREEN ACCOUNTING

PADA PERUSAHAAN MINYAK SAWIT DI INDONESIA

Dosen Pengajar:

Dr. Gina Harventy,. M.Si,. Ak,. CA

Disusun Oleh:

Ade Damar Kusuma

201410170311122

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016
BAB I

PENDAHULUAN

A; Latar Belakang
Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang fungsinya memberikan informasi
kuantitatif, terutama yang bersifat dalam pengambilan keputusan ekonomis dalam
menetapkan pilihan yang logis. Dalam ilmu akuntansi terdapat beberapa cabang,
yaitu Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen, Akuntansi Biaya, Akuntansi
Pajak, Akuntansi Pendidikan, Akuntansi Sosial, Akuntansi Audit, Akuntansi
Pemerintahan, Akuntansi Forum Nirlaba, dan Akuntansi Hijau (Green Accounting).
Dalam makalah ini penulis ingin menjabarkan Green Accounting dan menjelaskan
kasus-kasus yang berkaitan dengan Green Accounting di Indonesia terutama pada
perusahaan minyak sawit, mengingat Green Accounting masih menjadi hal yang
baru dan banyak orang yang masih awam terhadap kejahatan yang dilakukan oleh
perusahaan minyak sawit.

B; Rumusan Masalah
Bagaimana menerapkan Green Accounting pada perusahaan minyak sawit di
Indonesia?

C; Tujuan Penulisan
Agar pembaca dan penulis mengerti penerapan Green Accounting pada
perusahaan minyak sawit di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

A; Pengertian Green Accounting


Green Accounting merupakan salah satu cabang dari beberapa Ilmu Akuntansi
yang masih menjadi hal yang baru di Indonesia. Green Accounting sendiri memiliki
definisi yaitu jenis akuntansi yang menhubungkan faktor biaya lingkungan dengan
hasil kegiatan usaha perusahaan.
Dalam Environmental Accounting Guidelines yang dikeluarkan oleh menteri
lingkungan Jepang (2005:3) dinyatakan bahwa akuntansi lingkungan mencakup
tentang pengidentifikasian biaya dan manfaat dari aktivitas konservasi lingkungan,
penyediaan sarana atau cara terbaik melalui pengukuran kuantitatif, serta untuk
mendukung proses komunikasi yang bertujuan untuk mencapai pembangunan yang
berkelanjutan, memelihara hubungan yang menguntungkan dengan komunitas dan
meraih efektivitas dan efisiensi dari aktivitas konservasi lingkungan.
Jadi, Green Accounting adalah Ilmu Akuntansi yang berhubungan dengan
biaya lingkungan yang dikeluarkan perusahaan untuk berkontribusi dalam
pelestarian lingkungan maupun program Corporate Social Responsibility.

B; Manfaat dan Dampak Minyak Kelapa Sawit Pada Ekonomi, Lingkungan


Alam, dan Sosial
Minyak kelapa sawit merupakan minyak nabati yang paling banyak
dikonsumsi di bumi ini karena sangat fleksibel dan murah serta mudah untuk
tumbuh. Buah kelapa sawit dipanen sepanjang tahun, pohon-pohon kelapa sawit
menghasilkan rata-rata 10 ton buah per hektar yang berarti jauh lebih banyak
daripada kedelai, rapeseed, dan bunga matahari. Kelapa sawit tumbuh di hutan
hujan tropis, dan sangat subur di Indonesia.

Manfaat Minyak Sawit


Minyak sawit memiliki manfaat yang dapat dirasakan oleh
masyarakat, yaitu:
1; Sebagai komposisi dalam pembuatan sabun, shampo, pasta gigi
detergen, dll.
2; Digunakan sebagai minyak goreng.
3; Bahan pembuatan kosmetik.
4; Bahan baku pembuatan cat.
5; Dapat membantu proses penyamakan kulit.
6; Sebagai makanan hewan.
7; Sebagai bahan baku dalam industri baja.

Dampak Bagi Perekonomian:


Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak sawit
terbesar di dunia dan sektor komoditi ini juga penyumbang devisa
terbesar nomor tiga.

Terdapat juga dampak negatif dari perekonomian ini, yaitu terjadinya


Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme antara investor/pemilik perusahaan sawit
dengan pemerintah di daerah tersebut terkait masalah perijinan.

Dampak Bagi Lingkungan dan Sosial

Pembukaan lahan yang tidak terkendali untuk perkebunan kelapa


sawit konvensional telah menyebabkan hilangnya luas hutan yang tak
tergantikan. Budidaya kelapa sawit telah dikaitkan dengan deforestasi
dan pembakaran lahan gambut di Indonesia dan Malaysia, dan sebagai
salah satu penyebab kabut asap yang pada tahun 2015 menyelimuti
Sumatra, Kalimantan, Malaysia, dan Singapura

1; Sebagian besar perusahaan minyak sawit di Indonesia melakukan


kejahatan perusakan lingkungan seperti pembakaran hutan berskala
besar yang mengakibatkan bencana nasional berupa asap kebakaran
2; Menghilangkan habitat harimau sumatra dan orangutan yang
mengakibatkan berkurangnya populasi hewan tersebut menjadi hampir
punah.
3; Persoalan tata ruang, dimana monokultur, homogenitas dan overloads
konversi. Hilangnya keaneka ragaman hayati ini akan memicu
kerentanan kondisi alam berupa menurunnya kualitas lahan disertai
erosi, hama dan penyakit.
4; Perubahan iklim
5; Kerakusan unsur hara dan air tanaman monokultur seperti sawit,
dimana dalam satu hari satu batang pohon sawit bisa menyerap 12
liter (hasil peneliti lingkungan dari Universitas Riau) T. Ariful Amri
MSc Pekanbaru/ Riau Online). Di samping itu pertumbuhan kelapa
sawit mesti dirangsang oleh berbagai macam zat fertilizer sejenis
pestisida dan bahan kimia lainnya.
6; Terjadinya konflik horizontal dan vertikal akibat masuknya
perkebunan kelapa sawit. sebut saja konflik antar warga yang menolak
dan menerima masuknya perkebunan sawit.
7; Bentrokan yang terjadi antara masyarakat dengan aparat pemerintah
akibat sistem perijinan perkebunan sawit, bahkan masyarakat yang
menolak mendapat perlakuan intimidasi, teror, hingga dipenjarakan
oleh preman atau aparat bayaran.
8; Hilangnya mata pencaharian petani yang menggarap perkebunan
karena lahannya dirampas untuk ditanami kelapa sawit.
9; Pelanggaran HAM oleh perusahaan.

Dari sekian manfaat dan dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan minyak sawit
di Indonesia, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini lebih banyak menimbulkan
dampak negatif daripada positif. Perusahaan ini hanya menguntungkan pihak investor
dan pemerintah setempat, karena masyarakat sesungguhnya menjadi korban atas
berdirinya perkebunan kelapa sawit.

C; Penerapan Green Accounting Pada Perusahaan Minyak Kelapa Sawit


Akuntansi Lingkungan merupakan Ilmu Akuntansi yang berhubungan dengan
biaya lingkungan yang dikeluarkan perusahaan untuk berkontribusi dalam
pelestarian lingkungan maupun program Corporate Social Responsibility.
Pada penerapannya, Green Accounting mengacu pada fungsinya. Fungsi dari
Green Accounting ada dua, yaitu:
1; Fungsi internal, merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak internal
perusahaan sendiri. Pihak internal adalah pihak yang menyelenggarakan
usaha, seperti rumah tangga konsumen dan rumah tangga produksi
maupun jasa lainnya. Fungsi internal memungkinkan untuk mengatur
biaya konservasi lingkungan dan menganalisis biaya dari kegiatan-
kegiatan konservasi lingkungan yang efektif dan efisien serta sesuai
dengan pengambilan keputusan.
2; Fungsi eksternal, merupakan fungsi yang berkaitan dengan aspek
pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan memberikan informasi yang
bermanfaat bagi investor dan kreditor dan pemakai lainnya dalam
mengambil keputusan investasi, kredit, dan yang serupa secara rasional.
Faktor penting yang perlu diperhatikan perusahaan adalah pengungkapan
hasil dari kegiatan konservasi lingkungan dalam bentuk data akuntansi.
Informasi yang diungkapkan merupakan hasil yang diukur secara
kuantitatif dari kegiatan konservasi lingkungan, informasi tentang sumber
ekonomi suatu perusahaan, klaim terhadap sumber tersebut, dan pengaruh
transaksi, peristiwa dan kondisi yang mengubah sumber ekonomi dan
klaim terhadap sumber tersebut.

Dari fungsi-fungsi, maka dapat dijelaskan peranan Green Accounting pada


penerapan perusahaan minyak sawit, yakni:

1; Green Accounting Berperan Sebagai Pengatur Biaya Lingkungan


Hal ini disebabkan karena fungsi internal dari Akuntansi Lingkungan adalah
mengatur biaya konservasi lingkungan dan menganalisis biaya dari kegiatan-
kegiatan konservasi lingkungan yang efektif dan efisien serta sesuai dengan
pengambilan keputusan. Maka, seorang akuntan lingkungan wajib untuk
menyampaikan pada manajemen untuk mengalokasikan biaya lingkungan
termasuk CSR (Corporate Social Responsibilty) yang sesuai dengan UU No. 23
tahun 1997 mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup beserta peraturan
pelaksanaannya, kinerja pengelolaan lingkungan wajib diungkapkan dan
disampaikan oleh setiap orang/penanggung-jawab kegiatan.
Mengingat perusahaan minyak sawit belum memaksimalkan biaya
lingkungannya, maka biaya lingkungan digunakan untuk pelestarian alam,
pengolahan limbah, memelihara kualitas lingkungan hidup, serta memberikan
CSR sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar, seperti pembangunan
sekolah, sarana kesehatan, pemenuhan fasilitas, dan lain lain.
Perusahaan juga tidak boleh hanya berorientasi pada profitabilitas saja,
namun juga Planet dan People.

2; Green Accounting Sebagai Penyaji Laporan Keuangan


Pada fungsi eksternal, green accounting berfungsi memberikan informasi
yang bermanfaat bagi investor dan kreditor dan pemakai lainnya dalam
mengambil keputusan investasi, kredit, dan yang serupa secara rasional. Faktor
penting yang perlu diperhatikan perusahaan adalah pengungkapan hasil dari
kegiatan konservasi lingkungan dalam bentuk data akuntansi.
Oleh sebab itu, akuntan lingkungan harus menyajikan laporan keuangan yang
berisi informasi tentang biaya lingkungan, biaya kegiatan konservasi
lingkungan, dan biaya CSR. Penulis tidak menemukan pengungkapan biaya
lingkungan pada Laporan Keuangan perusahaan minyak sawit. Hal ini terjadi
karena di Indonesia pengungkapan biaya lingkungan masih menjadi hal yang
sukarela (voluntary disclosure), yaitu pengungkapan yang dilakukan secara
sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang ada.
Padahal jika perusahaan menyajikan informasi biaya lingkungan dan dapat
diakses dengan mudah oleh masyarakat akan memberikan manfaat, yaitu dapat
mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap perusahaan dan mempengaruhi
kinerja finansial perusahaan. Tujuan pengungkapan dikategorikan menurut
Securities Exchange Commission (SEC) menjadi dua, yaitu protective
disclosure sebagai upaya perlindungan terhadap investor dan informative
disclosure yang bertujuan memberikan informasi yang layak kepada pengguna
laporan.

DAFTAR PUSTAKA

https://adekrawie.wordpress.com/2007/07/27/dampak-ekologi-dan-lingkungan-akibat-
perkebunan-sawit-skala-besar/
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/3830/13.%20Rohmawati
%20Kusumaningtias.pdf?sequence=1

Anda mungkin juga menyukai