Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Mata Ajar : Keperawatan Medikal Bedah

Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri Non Farmakologis

Sub Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri Non Farmakologis

Hari/Tanggal : Jumat, 14 Oktober 2016

Waktu : 09.00 WITA selesai

Penyuluh : Kelompok II

Tempat : Perawatan Bedah RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja

Kabupaten Bulukumba

A. PENDAHULUAN

Nyeri adalah sensasi subjektif, rasa yang tidak nyaman biasanya berkaitan

dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial (Corwin J.E). Defenisi

keperawatan menyatakan bahwa nyeri adalah, apapun yang menyakitkan

tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun

individu mengatakannya. Nyeri dianggap nyata meskipun tidak ada penyebab

fisik atau sumber yang dapat diidentiftkasi. Meskipun beberapa sensasi nyeri

dihubungkan dengan status mental atau status psikologis, pasien secara nyata

merasakan sensasi nyeri dalam banyak hal dan tidak hanya membayangkannya

saja. Kebanyakan sensasi nyeri adalah akibat dari stimulasi fisik dan mental

atau stimuli emosional. Oleh karna itu, mengkaji nyeri individu mencakup

pengumpulan informasi tentang penyebab fisik dan juga faktor mental atau

1
emosional yang mempengaruhi persepsi individu tentang nyeri. Intervensi

keperawatan diarahkan pada kedua komponen tersebut (Smeltzer & Bare).

Beberapa pasien tidak dapat atau tidak akan melaporkan secara verbal

bahwa mereka mengalami nyeri. Oleh karena itu, perawat juga bertanggung

jawab terhadap pengamatan perilaku nonverbal yang dapat terjadi bersama

dengan nyeri (Smeltzer & Bare, 2002).

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x 15 menit, klien dapat

memahami manajemen nyeri non farmakologis.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x15 menit dapat :

1. Menjelaskan kembali pengertian nyeri dengan bahasanya sendiri dengan

benar.

2. Menyebutkan macam-macam bagian dari nyeri

3. Menyebutkan factor-factor yang mempengaruhi nyeri

4. Menjelaskan manajemen nyeri secara non farmakologis yang bisa

diterapkan dalam mengurangi nyeri.

D. SASARAN DAN TARGET

1. Sasaran ditujukan pada pasien dan keluarga pasien diruang Perawatan

Bedah RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba


2. Target ditujukan pada pasien dan keluarga pasien diruang Perawatan

Bedah RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba


E. METODE

2
Metoda yang digunakan adalah :
1. Ceramah
2. diskusi / tanya jawab
F. MEDIA

Media yang digunakan adalah

1. Leaflet
2. flipchart

G. MATERI

Terlampir

H. KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. Pembukaan 3 Menit Mengucapkan salam Menjawab salam

pembuka

Memperkenalkan diri Mendengarkan

Menjelaskan maksud dan Mendengarkan

tujuan
2. Penyajian 12 menit Melakukan penyuluhan Mendengarkan

tentang pengertian nyeri

Melakukan penyuluhan Memperhatikan

tentang macam-macam

nyeri

Melakukan penyuluhan

tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi nyeri

3
Diskusi dan Tanya jawab

Melakukan penyuluhan

tentang tekhnik

nonfarmakologis yang bisa

diterapkan untuk

mengurangi derajat nyeri


3. Penutup 15 menit Memberikan kesempatan Berdiskusi

kepada pasien dan keluarga dengan

untuk bertanya. mahasiswa

(penyuluh )

Memberikan masukan Memperhatikan

Menyimpulkan hasil Memberi

diskusi tanggapan

Mengevaluasi peserta Menjawab

pertanyaan yang

diajukan

Salam Penutup Menjawab salam

penutup

I. EVALUASI

Evaluasi Hasil

1. Tes lisan

4
LAMPIRAN

1. PENGERTIAN NYERI

Nyeri adalah perasaan tak nyaman dan sensasi yang sangat individual

yang tidak dapat dibagi dengan orang lain.

5
Nyeri adalah sensori yang tidak nyaman dan pengalaman emosi yang

dihubungkan dengan luka nyata atau potensial atau digambarkan dalam bentuk

luka (IASP/International Association for the Study of Pain, 1979)

Nyeri adalah apapun yang dikatakan seseorang yang dialaminya, ada

kapanpun seseorang mengatakannya (McCaffery, 1979)

Nyeri merupakan fenomena yang dipengaruhi oleh interaksi faktor-

faktor affective (emosional), behavior, cognitive, dan physiologic-sensory.

Definisi keperawatan tentang nyeri adalah sensasi apapun yang

menyakitkan tubuh yang dikatakan oleh individu yang mengalaminya, yang

ada kapanpun individu mengatakannya.

2. MACAM-MACAM NYERI

a. Nyeri Akut

Nyeri yang berlangsung hanya selama periode penyembuhan yang

diharapkan

b. Nyeri Kronik

Berlangsung selama proses penyembuhan dan biasanya dalam

periode 6 bulan

Perbedaan Nyeri Akut dengan Nyeri Kronik

NYERI AKUT NYERI KRONIK

Ringan sampai berat Ringan sampai berat


Respon sistem syaraf Symphatic: Respon sistem syaraf

6
Nadi meningkat Parasymphatic:

Pernafasan meningkat Tanda-tanda vital normal

Peningkatan tekanan darah Kulit kering, hangat

Diaphoresis Pupil normal atau dilatasi

Dilatasi pupil
Berhubungan dengan luka Penyembuhan berlangsung lama

jaringan; hilang dengan

penyembuhan
Klien tampak gelisah dan cemas Klien tampak depresi dan menarik

diri
Klien melaporkan nyeri Klien sering tidak menyatakan

nyeri tanpa ditanya


Klien memperlihatkan perilaku Perilaku nyeri tidak ada

yang mengindikasikan nyeri:

menangis, menggaruk atau

memegang area

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri

Seorang perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi

nyeri dalam menghadapi klien yang mengalami nyeri. Hal ini sangat penting

dalam pengkajian nyeri yang akurat dan memilih terapi nyeri yang baik. Faktor-

faktor yang dimaksud adalah :

a. Usia

7
Menurut Potter dan Perry (2006) usia adalah variabel penting yang

mempengaruhi nyeri terutama pada anak, remaja dan orang dewasa.

Perbedaan perkembangan yang ditemukan antara kelompok umur ini dapat

mempengaruhi bagaimana anak, remaja dan orang dewasa bereaksi terhadap

nyeri. Sedangkan menurut Tamsuri (2007) menyatakan bahwa anak-anak

lebih kesulitan untuk memahami nyeri sedangkan orang dewasa kadang

melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi.

b. Jenis Kelamin

Hidayat (2006) menyatakan bahwa arti nyeri bagi seseorang memiliki

banyak perbedaan dan hampir sebagian mengartikan nyeri merupakan hal

yang negatif, seperti membahayakan, merusak dan lain-lain. Keadaan ini

lebih sering dipengaruhi oleh jenis kelamin. Menurut Burn, dkk (1989) yang

dikutip dalam Potter dan Perry (2006) bahwa kebutuhan narkotik post

operative pada wanita lebih banyak dibandingkan dengan pria. Ini

menunjukkan bahwa individu berjenis kelamin perempuan lebih mengartikan

negatif terhadap nyeri.

c. Kebudayaan

Ernawati (2010) menyatakan bahwa orang akan belajar dari

budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap nyeri. (Ex:

suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus

diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh

jika merasakan nyeri).

d. Pengalaman Masa Lalu dengan Nyeri

8
Bagi beberapa orang, nyeri masa lalu dapat saja menetap dan tidak

terselesaikan, seperti pada nyeri berkepanjangan atau kronis dan persisten

(Smeltzer dan Bare, 2002).

e. Perhatian

Tingkat perhatian seorang klien memfokuskan perhatiannya pada

nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat akan

meningkatkan respon nyeri , sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan

respon nyeri yang menurun. Tehnik relaksasi, guided imagery merupakan

tehnik untuk mengatasi nyeri (Prasetyo, 2010).

f. Ansietas (Kecemasan)

Hubungan antara nyeri dan cemas bersifat kompleks, cemas

meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang

cemas (Prasetyo, 2010). Pernyataan yang sama juga dikemukakan oleh Gill

(1990) yang dikutip dalam Ernawati (2010), yang melaporkan adanya suatu

bukti bahwa stimulus nyeri mengaktifkan bagian sistem limbik yang diyakini

mengendalikan emosi seseorang. Sistem limbik dapat memproses reaksi

emosi terhadap nyeri, yakni memperburuk atau menghilangkan nyeri.

4. Tekhnik Non Farmakologis Penanganan Nyeri

a. Stimulasi dan pijatan

Pasien jauh lebih nyaman karena otot relaksasi, sensasi tidak nyeri

memblokir menurunkan transmisi nyeri, menggosok kulit, punggung,

bahu.

b. Kompres Es dan Panas

9
- Es : menurunkan prostaglandin, sensitivitas reseptor nyeri kuat,

menghambat inflamasi

- Panas : melancarkan aliran darah, nyeri berkurang

c. Distraksi

Suatu metode yang digunakan untuk menghilangkan nyeri dengan cara

mengalihkan perhatian pasien pada hal - hal lain sehingga pasien akan lupa

terhadap nyeri yang di alami.

Prosedur teknik distraksi berdasarkan jenisnya, antara lain :

1) Distraksi visual

Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat

pemandangan, dan gambar (Prasetyo, 2010).

2) Distraksi pendengaran

Mendengarkan musik yang disukai, suara burung, atau gemercik air.

Klien dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik yang

tenang, seperti musik klasik. Klien diminta untuk berkosentrasi pada lirik

dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh

mengikuti irama lagu, seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki

(Tamsuri, 2007).

3) Distraksi pernafasan

Cara pertama, yaitu bernafas ritmik. Anjurkan klien untuk memandang

fokus pada satu objek atau memejamkan mata, lalu lakukan inhalasi

perlahan melalui hidung dengan hitungan satu sampai empat (dalam hati),

kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan

menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk

10
berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar yang memberi

ketenangan, lanjutkan teknik ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik.

Cara kedua, yaitu bernafas ritmik dan massase, instruksikan klien untuk

melakukan pernafasan ritmik dan pada saat yang bersamaan .

4) Distraksi intelektual

Distraksi intelektual dapat dilakukan dengan mengisi teka-teki silang,

bermain kartu, melakukan kegemaran (ditempat tidur), seperti

mengumpulkan perangko atau menulis cerita. Pada anak-anak dapat pula

digunakan teknik menghitung benda atau barang yang ada di sekeliling.

5) Teknik sentuhan

Distraksi dengan memberikan sentuhan pada lengan, mengusap, atau

menepuk-nepuk tubuh klien. Teknik sentuhan dapat dilakukan sebagai

tindakan pengalihan atau distraksi. Tindakan ini dapat mengaktifkan saraf

lainnya untuk menerima respons atau teknik gateway control. Teknik ini

memungkinkan impuls yang berasal dari saraf yang menerima input sakit

atau nyeri tidak sampai ke medula spinalis sehingga otak tidak

menangkap respons sakit atau nyeri tersebut. Impuls yang berasal dari

input saraf nyeri tersebut diblok oleh input dari saraf yang menerima

rangsang sentuhan karena saraf yang menerima sentuhan lebih besar dari

saraf nyeri (Widyastuti, 2010).

d. Relaksasi

- Usahakan rileks dan tenang.

- Menarik nafas yang dalam melalui hidung dengan hitungan 1,2,3,

kemudian tahan sekitar 5-10 detik.

11
- Hembuskan nafas melalui mulut secara perlahan-lahan.

- Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskannya lagi melalui

mulut secara perlahan-lahan.

- Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang.

- Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.

e. Imajinasi Terbimbing

Imajinasi terbimbing adalah sebuah teknik relaksasi yang bertujuan

untuk mengurangi stress dan meningkatkan perasaan tenang dan damai.

Imajinasi terbimbing atau imajinasi mental merupakan suatu teknik untuk

mengkaji kekuatan pikiran saat sadar maupun tidak sadar untuk menciptakan

bayangan gambar yang membawa ketenangan dan keheningan.

DAFTAR PUSTAKA

Kozier, Barbara. 2008. Fundamental of Nursing : oncept, process and practice,

Edisi sembilan, Menlo Park, California.

Wictk et all. 2010, Illustrated Annual of Nursing Techniques, Edisi ke3,JB

Lippincolt Company, Philadelphia.

12
Rahayu, S. (2010). Pengaruh Kompres Hangat terhadap Disminore Primer Pada Siswi

Semester VIII S1 Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Semarang.

Tamsuri, A. (2007). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai