Anda di halaman 1dari 29

2.1.

DEFINISI

Menurut WHO, persalinan premature adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari
37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram. Dengan demikian, persalainan
premature dapat terdiri dari :
1. Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan
janin sama untuk masa kehamilan (SMK)
2. Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan
kecil untuk masa kehamilan (KMK).
Nama lainnya dari golongan ini adalah
a. Small for gestational age (SGA)
b.Intra uteri grouth retardation (IUGRat)
c. Inta uteri grout restriction (IUGRst)
Menurut WHO, persalinan premature murni dapat digolongkan menurut usia kehamilan
dan berat badan lahir, yaitu :
1. Sangat premature
2. Premature sedang
3. Premature borderline
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara
bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya
peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.

American Academy Pediatric mendefinisikan prematuritas adalah kelahiran hidup bayi


dengan berat < 2500 gr. Criteria ini dipakai terus menerus secara luas, sampai tampak
bahwa ada perbedaan antara usia hamil dan berat lahir yang disebabkan adanya hambatan
pertumbuhan janin

2.2. ETIOLOGI

a. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran
premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan
fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta
b. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi
(Sacharin. 1996)

Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :

Kehamilan

1) Malformasi Uterus

2) Kehamilan ganda

3) TI. Servik Inkompeten

4) KPD

5) Pre eklamsia

6) Riwayat kelahiran premature

7) Kelainan Rh

Kondisi medis

1) Kondisi yang menimbulkan partus preterm

a. Hipertensi

Tekanan darah tinggi menyebabkan penolong cenderung untuk mengakhiri kehamilan, hal
ini menimbulkan prevalensi persalinan preterm meningkat.

b. Perkembangan janin terhambat

Perkembangan janin terhambat (Intrauterine growth retardation) merupakan kondisi


dimana salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang
adekuat dan hal ini mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.

c. Solusio plasenta
Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadi persalinan preterm, meskipun sebagian
besar (65%) terjadi aterm. Pada pasien dengan riwayat solusio plasenta maka kemungkinan
terulang akan menjadi lebih besar yaitu 11%.

d. Plasenta previa

Plasenta previa sering kali berhubungan dengan persalinan preterm akibat harus dilakukan
tindakan pada perdarahan yang banyak. Bila telah terjadi perdarahan banyak maka
kemungkinan kondisi janin kurang baik karena hipoksia.

e. Kelainan rhesus

Sebelum ditemukan anti D imunoglobulin maka kejadian induksi menjadi berkurang,


meskipun demikian hal ini masih dapat terjadi.

f. Diabetes

Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali maka dapat dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan. Tapi saat ini dengan pemberian insulin dan diet yang terprogram,
umumnya gula darah dapat dikendalikan.

2) Kondisi yang menimbulkan kontraksi

a. Kelainan bawaan uterus

Meskipun jarang tetapi dapat dipertimbangkan hubungan kejadian partus preterm dengan
kelainan uterus yang ada.

b. Ketuban pecah dini

Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau sebaliknya. Ada beberapa
kondisi yang mungkin menyertai seperti : serviks inkompeten, hidramnion, kahamilan
ganda, infeksi vagina dan serviks, dan lain-lain.

c. Serviks inkompeten

Riwayat tindakan terhadap serviks dapat dihubungkan dengan terjadinya inkompeten.


Chamberlain dan Gibbings menemukan 60% dari pasien serviks inkompeten pernah
mengalami abortus spontan dan 49% mengalami pengakhiran kehamilan pervaginam.

d. Kehamilan ganda
Sebanyak 10% pasien dengan dengan partus preterm ialah kehamilan ganda dan secara
umum kahamilan ganda mempunyai panjang usia gestasi yang lebih pendek.

Sosial Ekonomi

1) Tidak melakukan perawatan prenatal

2) Status sosial ekonomi rendah

3) Mal nutrisi

4) Kehamilan remaja

Faktor gaya hidup

1) Kebiasaan merokok

2) Kenaikan berat badan selama hamil yang kurang

3) Penyalahgunaan obat (kokain)

4) Alcohol

2.3. TANDA DAN GEJALA


tanda-tanda persalinan prematur, yaitu
1) Kram seperti ketika datang bulan atau rasa sakit pada punggung.
2) Kram perut, dengan atau tanpa diare.
3) Kontraksi rahim yang teratur dengan jarak waktu sepuluh menit atau kurang dan kontraksi
ini tidak harus terasa sakit.
4) Rasa tertekan pada perut bagian bawah, terasa berat atau seperti bayi yang mendorong ke
bawah.
5) keluar air atau cairan lainnya dari vagina.

2.4. FAKTOR RESIKO KELAHIRAN PREMATUR


Resiko Demografik

1) Ras

2) Usia (<> 40 tahun)


3) Status sosio ekonomi rendah

4) Belum menikah

5) Tingkat pendidikan rendah

Resiko Medis

1) Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya

2) Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)

3) Anomali uterus

4) Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)

5) Resiko kehamilan saat ini :

Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta (misal :


plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal : pielonefritis,
UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin

Resiko Perilaku dan Lingkungan

1) Nutrisi buruk

2) Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)

3) Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)

4) Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal

Faktor Resiko Potensial

1) Stres

2) Iritabilitas uterus

3) Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus

4) Perubahan serviks sebelum awitan persalinan

5) Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat


6) Defisiensi progesterone

7) Infeksi

2.5. KLASIFIKASI
Persalinan prematur murni sesuai dengan definisi WHO
BATASAN KRITERIA KETERANGAN
Sangat prematur Usia kehamilan 24- Sangat sulit untuk hidup,
30 minggu kecuali dengan inkubator
BB bayi 1000-1500 canggih
g Dampak sisanya
menonjol,terutama pada IQ
nerologis dan pertumbuhan
fisiologis
Prematur Sedang Usia kehamilan 31- Dengan perawatan cangih
36 mingu masih mungkin hidup tanpa
BB bayi 1501-2000 dampak sisa yang berat
g
Premuatur Usia kehamilan 36- Masih sangat mungkin hidup
borderline 38 mingu tampa dampak sisa yang berat
Berat bayi 2001- Perhatikan kemungkinan :
2499 g Ganguan napas
Lingkaran kepala Daya isap lemah
33 cm tdak tahan terhadap hipotermia
Lingkaran dada 30 mudah terjadi infeksi
cm
Panjang badan
sekitar 45cm

Persalinan prematur berdasarkan pengolangan faktor penyebab


Pengolongan kriteria Keterangan

Golongan 1 dapat terjadi prematur kejadian persalinan


teratur tidak menimbulkan prematur sangat jarang
proses rekuren berulang dengan sebab
solusio plasenta yang sama

plasenta previa
hidramnion
/oligohidromnion
kehamilan ganda
Golongan 2 resiko kejadian persalinan sebagian masih dapat
prematur tidak dapat diupayakan untuk
dikontrol oleh penderita dikendalikan
sendiri anomali alat reproduksi
hamil usia muda ,tua sebagian sulit
(umur kurang 18 tahun dikendalikan sekalipun
atau diatas 40tahun ) dengan tindakan operasi
terdapat anomali alat
reproduksi
Golongan 3 faktor yang menimbulkan Permasalahan yang
pesalinan prematur dapat dihadapi golongan
dikendalikan sehinga 111,sebagian besar
kejadian prematur dapat beraspek sosial sehingah
diturunkan : peran nya sebagai faktor
KEBIASAAN : pemicu persalinan

Merokok ketagin obat prematur dapat


dikendalikan:
Kebiasaan kerja keras
Kemampuan
,kurang tdur dan istirahat
pengendalian faktor
Keadaan sosial ekonomi
sosial yang berada
yang menyebabkan
ditengah masyarakat
konsumsi gizi nutrisi
,merupakan program
rendah
obstetr sosial
Kenali berat badan ibu
Keberhasilan nya akan
hamil yang kurang
dapat dirasakan
Anomali serviks, serviks
masyarakan dan
inkompeten
mempunyai nilai untuk
meningkatkan
kemampuan memberikan
pelayanan bermutu dan
menyeluruh , sebagai
stategi sosial.

2.6. PATOFISIOLOGI

Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau minor.
Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada
kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang
perhari, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali
Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks
terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek
kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1
kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm,
riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.

Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada 2
atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya. (Kapita selekta, 2000 : 274)

2.7. DIAGNOSIS PERSALINAN PREMATUR


Sering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman persalinan preterm. Tidak
jarang kontraksi yang timbul pada kehamilan tidak benar-benar merupakan ancaman proses
persalinan. Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm,
yaitu:
1. Kontraksi yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10
menit
2. Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain)
3. Perdarahan bercak
4. Perasaan menekan daerah serviks
5. Pemeriksaan serviks menunjukan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan
50-80%
6. Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina ischiadika
7. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm
8. Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu

2.8. MASALAH DAN KOMPLIKASI YANG DAPAT TERJADI PADA BAYI


PREMATUR
masalah kesehatan yang sering dialami bayi lahir prematur:
1) Masalah kardiovaskular seperti PDA atau Duktus Arteriosus Paten dimana ductus
arteriosus tetap terbuka bahkan setelah anak lahir. Anak yang lahir prematur sangat rentan
terhadap masalah seperti masalah hipertensi, diabetes dan jantung di usia dewasa mereka.
2) Penyakit paru-paru kronis dan infeksi seperti displasia bronkopulmonalis, pneumonia dan
sindrom gangguan pernapasan.
3) Ada beberapa masalah neurologis seperti Ensefalopati hipoksik iskemik, retinopati
prematuritas, apnea, serebral palsi, cacat perkembangan, perdarahan intraventrikular.
Beberapa bayi cenderung mengalami pendarahan otak. Pendarahan otak parah dapat
berakibat fatal. Keterbelakangan mental adalah efek yang bisa terjadi pada kelahiran
prematur.
4) Masalah hematologi yang bisa terjadi pada kelahiran prematur adalah trombositopenia,
anemia, ikterus atau hiperbilirubinemia yang menyebabkan kernikterus.
5) Bayi prematur menghadapi masalah pertumbuhan jangka panjang seperti tingkat
pertumbuhan di bawah rata-rata.
6) Beberapa masalah metabolik dan pencernaan yang juga bisa terjadi pada bayi prematur
seperti hernia inguinalis, hipokalsemia, rakhitis, nekrosis enterocolitis, hipoglikemia, dll.
Pengamatan yang dilakukan menemukan bahwa, bayi prematur menghadapi kesulitan
dalam menyusu, karena kurang energi untuk menghisap susu.
7) Anak yang lahir antara minggu ke-22 dan 27 lebih rentan terhadap kematian bayi dan
SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).
8) Para ahli menyatakan bahwa anak-anak yang lahir prematur menghadapi masalah
reproduksi.
9) Beberapa masalah lainnya seperti sepsis, kebutaan total atau parsial, masalah penglihatan,
infeksi saluran kemih, masalah sosial dan emosional, keterampilan mengucap yang kurang,
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), masalah koordinasi mata tangan dan IQ
lebih rendah.
2.9. PENGELOLAAN PERSALINAN PREMATUR
Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada persalinan preterm, terutama mencegah
mordibitas dan mortalitas neonates preterm adalah:
1. Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian tokolisis
2. Pematangan surfaktan paru janin dengan kortikosteroid
3. Bila perlu dilakukan pencegahan terhadap infeksi
Menurut FKUI. Kapita Selekta Kedokteran. 2001.
Setiap persalinan preterm harus dirujuk ke rumah sakit. Cari apakah faktor penyulit ada.
Dinilai apakah termasuk risiko tinggi atau rendah.
1. Sebelum dirujuk, berikan air minum 1.000 ml dalam waktu 30 menit dan nilai apakah
kontraksi berhenti atau tidak.
2. Bila kontraksi masih berlanjut, berikan obat takolitik seperti Fenoterol 5 mg peroral dosis
tunggal sebagai pilihan pertama atau Ritodrin mg peroral dosis tinggi sebagai pilihan
kedua, atau Ibuprofen 400 mg peroral dosis tungga sebagai pilihan ketiga.
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan beri dukungan.
4. Persalinan tidak boleh ditunda bila ada kontraindikasi mutlak (gawat janin,
karioamnionitis, perdarahan antepartum yang banyak) dan kontraindikasi relative (gestosis,
DM, pertumbuhan janin terhambat dan pembukaan serviks 4 cm).
BAB III
KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan


Manajemen Asuhan Kebidanan atau sering disebut Manajemen Kebidanan adalah suatu
metode berpikir dan bertindak secara sistematis dn logis dalam memberi asuhan
kebidanan,agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan
(suryani,2007).
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode
untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-
temuan,keterampilan dan rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan
yang berfokus pada klien,(suryani,2007).
Manajemen asuhan kebidan pada bayi prematur merupakan bentuk catatan dari asuhan
kebidanan yang dilaksanakan pad bayi prematur.manajemen asuhan kebidanan disusun
dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat oleh langkah sebelumnya.
Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembang kan oleh Helen
Varney dalam buku Varney Midwifery,edisi ketiga tahun 1997: mengambarkan proses
manajemen asuhan kebidan yang terdiri dari 7 langkah yang berurut secara sistematis dan
klinis (suryani,2007).
Menurut Suryani (2007) Langkah-langkah Manajemen varney:
3.1. Pengumpulan Data
Data atau fakta yang dikumpulkan adalah data subjektif dan objektif dari pasien .
a. Data subjektif
Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data
pasien melalui anamnesa.yang termasuk data subjektif untuk pasien dengan prematur
antara lain :
1) Biodata dan Identitas
Yang perlu dikaji : nama, umur, bangsa, agama, dan alamat. Tujuan dilakukan anamnesa ini
adalah untuk mengidentifikasi (mengenal) pasien lebih dekat .
2) Keluhan utama
Merupakan alasan utama pasien untuk datang dan apa-apa saja yang keluhan dirasakan .
Misalnya ibu datang dengan keluhan
pasien mengatakan yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin
meningkat pada usia kehamilan 32 minggu.
(Kontraksi yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10
menit)
Ibu mngatakan nyeri pada punggung bawah (low back pain)
Ibu mengatakan adanya bercak perdarahan
Ibu mengatakan adanya perasaan menekan daerah serviks
Ibu mengatakan pada kehamilannya yang kurang bulan ini, ketubannya telah pecah
3) Riwayat Pernikahan
Dapat mngakibatkan kehamilan muda. Kehamilan muda merupakan kehamilan beresiko
karena belum matangnya system alat reproduksi.
4) Riwayat Menstruasi
Yang dinyatakan adalah HPHT untuk menentukan tafsiran persalinan, siklus, banyak, bau,
warna, dan apakah nyeri waktu haid, serta kapan mendapat haid pertama kali.
5) Riwayat penyakit kehamilan
Untuk Mengetahui apakah selama kehamilan ibu dari bayi pernah mengalami masalah
seperti pendarahan ,preeklamsia, eklamsi, hipertensi, diabetes, penyakit kelamin, anemia.
Dari kasus bayi prematur ini selama kehamilan ibu pernah mengalami keadaan seperti
diabetes maternal, penyakit hipertensi dalam kehamilan dan terjadi gangguan pertumbuhan
intrauterin.
6) Riwayat obstetric yang lalu
Kehamilan yang lalu, kemungkinan ibu pernah mengalami persalinan premature dan
mengeluhkan hal yang sama pada kehamilan sekarang.
Kehamilan yang lalu, jika ibu mengalami persalianan preterm, berat badan bayi lahir
rendah, bayi lahir dengan cacat congenital.
7) Riwayat Kehamilan ini
Yang dikaji adalah HPHT untuk menentukan usia kehamilan dan Tp. Kelahiran bayi
dengan prematur ini tidak sesuai dengan tafsiran persalinan .
8) Riwayat social, ekonomi, dan budaya,
Jika ekonomi ibu tidak memadai akan mempengaruhi terhadap pemenuhan nutrisi
Social budaya yang melarang wanita hamil untuk mengkonsumsi makanan seperti ikan dan
telur selama masa kehamilan. Serta social budaya yang beranggapan wanita hamil
beristirahat adalah tindakan negative.
9) Pola Kebiasaan
Gunanya untuk mengetahui apakah nutrisi, pola aktifitas dan gerak bayi, pola hygine, pola
istirahat bayi sudah benar dan cukup atau tidak .

b. Data objektif

Data objektif merupakan data yang dikumpulkan dari pemeriksaan umum dan khusus.Data
objektif mengambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien,hasil
laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus.

1) Pemeriksaan fisik (sesuai kebutuhan) dan tanda-tanda vital pada pemeriksaan


Fisik,penderita(ibu) tetap menuntun dari sebelum hamil.
2) Pemeriksaan Khusus meliputi ( inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi)
a. Inspeksi
Yaitu periksa pandang yang dimulai dari kepala hingga kaki. Yang terpenting adalah mata
(konjungtiva dan sklera) untuk menentukan apakah ibu anemia atau tidak, muka (edema),
leher apakah terdapat pembesaran kelenjar baik kelenjar tiroid maupun limfe sedangkan
untuk dada bagaimana keadaan putting susu, ada tidaknya teraba massa atau tumor, tanda-
tanda kehamilan (cloasma gravidarum, aerola mamae, calostrum), serta dilihat pembesaran
perut yang sesuai dengan usia kehamilan, luka bekas operasi, dan inspeksi genitalia bagian
luar serta pengeluaran pervaginam dan ekstremitas atas maupun bawah serta HIS.

b. Palpasi
Leopold 1 :
Untuk menentukan TFU (tidak sesuai dengan TFU normal, > TFU normal) dan apa yang
terdapat dibagian fundus (TFU dalam cm) dan kemungkinan teraba kepala atau bokong
lainnya, normal pada fundus teraba bulat, tidak melenting, lunak yang kemungkinan adalah
bokong janin.
Leopold II:\
Untuk menentukan dimana letaknya punggung janin dan bagian-bagian kecilnya. Pada
dinding perut klien sebelah kiri maupun kanan kemungkinan teraba, punggung, anggota
gerak, bokong atau kepala.
Leopold III:
Untuk menentukan apa yang yang terdapat dibagian bawah perut ibu dan apakah BTJ
sudah terpegang oleh PAP, dan normalnya pada bagian bawah perut ibu adalah kepala.
Leopold IV:
Untuk menentukan seberapa jauh masuknya BTJ ke dalam rongga panggul dan dilakukan
perlimaan untuk menentukan seberapa masuknya ke PAP.
c. Auskultasi
Untuk mendengar DJJ dengan frekuensi normal 120-160 kali/menit, irama teratur atau
tidak, intensitas kuat, sedang atau lemah. Apabila persalinan disertai gawat janin, maka DJJ
bisa kurang dari 110 kali/menit atau lebih dari 160 kali/menit dengan irama tidak teratur.
d. Perkusi
Pemeriksaan reflek patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan kekurangan vitamin B
atau penyakit saraf, intoksikasi magnesium sulfat.
3) Penghitungan TBBJ
Dengan menggunakan rumus (TFU dalam cm 13) x 155 yang bertujuan untuk
mengetahui taksiran berat badan janin dan dalam persalinan prematur biasanya berat badan
janin rendah
4) Pemeriksaan Panggul
Yang dinilai adalah keadaan servik, pembukaan, keadaan ketuban, presentasi dan posisi,
adanya caput atau moulage, bagian menumbung atau terkemuka, dan kapasitas panggul
(bentuk promontorium, linea innominata, sacrum, dinding samping panggul, spina
ischiadica, coksigis dan arcus pubis > 900).
5) Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan darah rutin glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah.
Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan dimulai pada umur 8jam atau didapat / diperkirakan akan terjadi sidrom
gawat nafas.
USG kepala
Didapatkan hasil ukuran janin kecil dan tidak sesuai dengan usia kehamilan.

3.2. Interprestasi Data Dasar

Data yang telah dikumpulkan,diolah dan dianalisa.bidan melakukan analisis


berdasarkan urutan sebagai berikut :
Mencari hubungan antara data yang satu dengan yang lainnya untuk mencari sebab dan
akibat .
Menentukan masalah dan apa masalah utamanya.
Menentukan penyebab utamanya
Menentukan tingkat resiko masalah
Hasil analisis merupakan langkah awal dari penentu perumusan masalah untuk
menetapkan diagnosa kebidanan.
Diagnosa kebidanan yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh profesi(bidan) dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama), yaitu:
Mencari hubungan antara data yang satu dengan yang lainnya untuk mencari sebab dan
akibat.
Menentukan masalah dan apa masalah utamanya
Menentukan penyebab utamanya
Menentukan tingkat resiko masalah
Hasil analisis merupakan langkah awal dari penentu perumusan masalah untuk menetapkan
diagnosa kebidanan.
Diagnosa kebidanan yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh profesi(bidan) dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama),yaitu :
Diakui dan telah disahkan oleh profesi bidan
Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
Didukung oleh klinikal judgement dalam lingkup lingkup kebidanan
Diagnosa untuk bayi prematur ditegakan atas dasar bayi telah ditimbang ,menerima dan
menanyakan informasi dari keluarga mengenai bayi prematur sesuai dengan usia kehamilan
ibu saat melahirkan dan tangal kelahiran bayi.Diagnosa nya : bayi baru lahir,usia
bayi,dengan prematur,ku bayi buruk(sesuai dengan keadaan umum bayi yang dilihat dari
keadaan bayi dan hasil vital sign.

Berdasarkan kasus ini ,maka kemungkinan interpretasi data yang timbul adalah :

1) Kehamilan prematur, G...,P...,A....,H...., hamil 32 minggu, inpartu kala I fase laten, Janin
tunggal, hidup intrauterine memanjang, presentasi kepala dengan partus premature.
Dasar :
HPHT,TP, jumlah air ketuban lebih dari 2 liter ddapat diketahui dari USG,hasil
pemeriksaan sitology vaginal ,hasil test tanpa tekanan dengan CTG.
a) Ibu mengatakan mulas dan nyeri perut bagian bawah serta mengeluarkan cairan
pervaginam lendir bercampur darah.
b) Ibu merasa gelisah dan takut menghadapi persalinan karena kehamilan yang kurang cukup
bulan.
c) Pada pemeriksaan dalam di dapat pemukaan 3 cm, konsistensi lembut, bagian terendah
Hodge III, dilatasi serviks 30%.
d) Tekanan darah 140/90 mmHg.
e) Protein urine (-)

2) Masalah
Kemungkinan masalah yang timbul adalah :
a) Ada nyeri His
Dasar : Ibu merasa kesakitan di bagian perut.
b) Gangguan peningkatan tekanan darah.
Dasar : Hasil pemeriksaan TD 140/90mmHg,protein urine (-)
c) Cemas
Dasar : Ibu merasa takut dan gelisah dalam menghadapi persalinan.
Karena kehamilan yang kurang cukup bulan.

3) Kebutuhan
a. Masase ibu
Dasar : ibu merasakan nyeri bagian abdomen
b.Memberikan rasa aman dan nyaman
Dasar : ibu mnegalami peningkatan tekanan darah, dengan memberikan rasa aman dan
nyaman, keaadan emosional ibu akan membaik, sehingga dapat menstabilkan tekanan
darah Ibu
c. Dukungan Psikology
Dasar : Kehamilan yang kurang dari waktunya.

3.3. Diagnosa potensial /Masalah potensial

Sering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman persalinan preterm. Tidak jarang
kontraksi yang timbul pada kehamilan tidak benar-benar merupakan ancaman proses
persalinan. Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm,
yaitu:

1. Kontraksi yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10
menit

2. Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain)

3. Perdarahan bercak

4. Perasaan menekan daerah serviks

5. Pemeriksaan serviks menunjukan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan
50-80%

6. Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina ischiadika

7. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm

8. Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu


1.2. MASALAH DAN KOMPLIKASI YANG DAPAT TERJADI PADA BAYI
PREMATUR
masalah kesehatan yang sering dialami bayi lahir prematur:

1) Masalah kardiovaskular seperti PDA atau Duktus Arteriosus Paten dimana ductus
arteriosus tetap terbuka bahkan setelah anak lahir. Anak yang lahir prematur sangat rentan
terhadap masalah seperti masalah hipertensi, diabetes dan jantung di usia dewasa mereka.

2) Penyakit paru-paru kronis dan infeksi seperti displasia bronkopulmonalis, pneumonia dan
sindrom gangguan pernapasan.

3) Ada beberapa masalah neurologis seperti Ensefalopati hipoksik iskemik, retinopati


prematuritas, apnea, serebral palsi, cacat perkembangan, perdarahan intraventrikular.
Beberapa bayi cenderung mengalami pendarahan otak. Pendarahan otak parah dapat
berakibat fatal. Keterbelakangan mental adalah efek yang bisa terjadi pada kelahiran
prematur.

4) Masalah hematologi yang bisa terjadi pada kelahiran prematur adalah trombositopenia,
anemia, ikterus atau hiperbilirubinemia yang menyebabkan kernikterus.

5) Bayi prematur menghadapi masalah pertumbuhan jangka panjang seperti tingkat


pertumbuhan di bawah rata-rata.

6) Beberapa masalah metabolik dan pencernaan yang juga bisa terjadi pada bayi prematur
seperti hernia inguinalis, hipokalsemia, rakhitis, nekrosis enterocolitis, hipoglikemia, dll.
Pengamatan yang dilakukan menemukan bahwa, bayi prematur menghadapi kesulitan
dalam menyusu, karena kurang energi untuk menghisap susu.

7) Anak yang lahir antara minggu ke-22 dan 27 lebih rentan terhadap kematian bayi dan
SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).

8) Para ahli menyatakan bahwa anak-anak yang lahir prematur menghadapi masalah
reproduksi.

9) Beberapa masalah lainnya seperti sepsis, kebutaan total atau parsial, masalah penglihatan,
infeksi saluran kemih, masalah sosial dan emosional, keterampilan mengucap yang kurang,
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), masalah koordinasi mata tangan dan IQ
lebih rendah.

1.3. PENGELOLAAN PERSALINAN PREMATUR


Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada persalinan preterm, terutama mencegah
mordibitas dan mortalitas neonates preterm adalah:

1. Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian tokolisis

2. Pematangan surfaktan paru janin dengan kortikosteroid

3. Bila perlu dilakukan pencegahan terhadap infeksi

Menurut FKUI. Kapita Selekta Kedokteran. 2001.

Setiap persalinan preterm harus dirujuk ke rumah sakit. Cari apakah faktor penyulit ada.
Dinilai apakah termasuk risiko tinggi atau rendah.

1. Sebelum dirujuk, berikan air minum 1.000 ml dalam waktu 30 menit dan nilai apakah
kontraksi berhenti atau tidak.

2. Bila kontraksi masih berlanjut, berikan obat takolitik seperti Fenoterol 5 mg peroral dosis
tunggal sebagai pilihan pertama atau Ritodrin mg peroral dosis tinggi sebagai pilihan
kedua, atau Ibuprofen 400 mg peroral dosis tungga sebagai pilihan ketiga.

3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan beri dukungan.

4. Persalinan tidak boleh ditunda bila ada kontraindikasi mutlak (gawat janin,
karioamnionitis, perdarahan antepartum yang banyak) dan kontraindikasi relative (gestosis,
DM, pertumbuhan janin terhambat dan pembukaan serviks 4 cm).
BAB III
KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan


Manajemen Asuhan Kebidanan atau sering disebut Manajemen Kebidanan adalah suatu
metode berpikir dan bertindak secara sistematis dn logis dalam memberi asuhan
kebidanan,agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan
(suryani,2007).
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode
untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-
temuan,keterampilan dan rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan
yang berfokus pada klien,(suryani,2007).
Manajemen asuhan kebidan pada bayi prematur merupakan bentuk catatan dari asuhan
kebidanan yang dilaksanakan pad bayi prematur.manajemen asuhan kebidanan disusun
dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat oleh langkah sebelumnya.
Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembang kan oleh Helen Varney
dalam buku Varney Midwifery,edisi ketiga tahun 1997: mengambarkan proses manajemen
asuhan kebidan yang terdiri dari 7 langkah yang berurut secara sistematis dan klinis
(suryani,2007).
Menurut Suryani (2007) Langkah-langkah Manajemen varney:
3.1. Pengumpulan Data
Data atau fakta yang dikumpulkan adalah data subjektif dan objektif dari pasien .
a. Data subjektif
Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data pasien
melalui anamnesa.yang termasuk data subjektif untuk pasien dengan prematur antara lain :
1) Biodata dan Identitas
Yang perlu dikaji : nama, umur, bangsa, agama, dan alamat. Tujuan dilakukan anamnesa ini
adalah untuk mengidentifikasi (mengenal) pasien lebih dekat .
2) Keluhan utama
Merupakan alasan utama pasien untuk datang dan apa-apa saja yang keluhan dirasakan .
Misalnya ibu datang dengan keluhan
pasien mengatakan yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin
meningkat pada usia kehamilan 32 minggu.
(Kontraksi yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10
menit)
Ibu mngatakan nyeri pada punggung bawah (low back pain)
Ibu mengatakan adanya bercak perdarahan
Ibu mengatakan adanya perasaan menekan daerah serviks
Ibu mengatakan pada kehamilannya yang kurang bulan ini, ketubannya telah pecah
3) Riwayat Pernikahan
Dapat mngakibatkan kehamilan muda. Kehamilan muda merupakan kehamilan beresiko karena
belum matangnya system alat reproduksi.
4) Riwayat Menstruasi
Yang dinyatakan adalah HPHT untuk menentukan tafsiran persalinan, siklus, banyak, bau,
warna, dan apakah nyeri waktu haid, serta kapan mendapat haid pertama kali.
5) Riwayat penyakit kehamilan
Untuk Mengetahui apakah selama kehamilan ibu dari bayi pernah mengalami masalah seperti
pendarahan ,preeklamsia, eklamsi, hipertensi, diabetes, penyakit kelamin, anemia. Dari
kasus bayi prematur ini selama kehamilan ibu pernah mengalami keadaan seperti diabetes
maternal, penyakit hipertensi dalam kehamilan dan terjadi gangguan pertumbuhan
intrauterin.
6) Riwayat obstetric yang lalu
Kehamilan yang lalu, kemungkinan ibu pernah mengalami persalinan premature dan
mengeluhkan hal yang sama pada kehamilan sekarang.
Kehamilan yang lalu, jika ibu mengalami persalianan preterm, berat badan bayi lahir rendah,
bayi lahir dengan cacat congenital.
7) Riwayat Kehamilan ini
Yang dikaji adalah HPHT untuk menentukan usia kehamilan dan Tp. Kelahiran bayi dengan
prematur ini tidak sesuai dengan tafsiran persalinan .
8) Riwayat social, ekonomi, dan budaya,
Jika ekonomi ibu tidak memadai akan mempengaruhi terhadap pemenuhan nutrisi
Social budaya yang melarang wanita hamil untuk mengkonsumsi makanan seperti ikan dan
telur selama masa kehamilan. Serta social budaya yang beranggapan wanita hamil
beristirahat adalah tindakan negative.
9) Pola Kebiasaan
Gunanya untuk mengetahui apakah nutrisi, pola aktifitas dan gerak bayi, pola hygine, pola
istirahat bayi sudah benar dan cukup atau tidak .

b. Data objektif

Data objektif merupakan data yang dikumpulkan dari pemeriksaan umum dan khusus.Data
objektif mengambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien,hasil
laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus.

1) Pemeriksaan fisik (sesuai kebutuhan) dan tanda-tanda vital pada pemeriksaan


Fisik,penderita(ibu) tetap menuntun dari sebelum hamil.
2) Pemeriksaan Khusus meliputi ( inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi)
a. Inspeksi
Yaitu periksa pandang yang dimulai dari kepala hingga kaki. Yang terpenting adalah mata
(konjungtiva dan sklera) untuk menentukan apakah ibu anemia atau tidak, muka (edema),
leher apakah terdapat pembesaran kelenjar baik kelenjar tiroid maupun limfe sedangkan
untuk dada bagaimana keadaan putting susu, ada tidaknya teraba massa atau tumor, tanda-
tanda kehamilan (cloasma gravidarum, aerola mamae, calostrum), serta dilihat pembesaran
perut yang sesuai dengan usia kehamilan, luka bekas operasi, dan inspeksi genitalia bagian
luar serta pengeluaran pervaginam dan ekstremitas atas maupun bawah serta HIS.

b. Palpasi
Leopold 1 :
Untuk menentukan TFU (tidak sesuai dengan TFU normal, > TFU normal) dan apa yang
terdapat dibagian fundus (TFU dalam cm) dan kemungkinan teraba kepala atau bokong
lainnya, normal pada fundus teraba bulat, tidak melenting, lunak yang kemungkinan adalah
bokong janin.
Leopold II:\
Untuk menentukan dimana letaknya punggung janin dan bagian-bagian kecilnya. Pada dinding
perut klien sebelah kiri maupun kanan kemungkinan teraba, punggung, anggota gerak,
bokong atau kepala.
Leopold III:
Untuk menentukan apa yang yang terdapat dibagian bawah perut ibu dan apakah BTJ sudah
terpegang oleh PAP, dan normalnya pada bagian bawah perut ibu adalah kepala.
Leopold IV:
Untuk menentukan seberapa jauh masuknya BTJ ke dalam rongga panggul dan dilakukan
perlimaan untuk menentukan seberapa masuknya ke PAP.
c. Auskultasi
Untuk mendengar DJJ dengan frekuensi normal 120-160 kali/menit, irama teratur atau tidak,
intensitas kuat, sedang atau lemah. Apabila persalinan disertai gawat janin, maka DJJ bisa
kurang dari 110 kali/menit atau lebih dari 160 kali/menit dengan irama tidak teratur.
d. Perkusi
Pemeriksaan reflek patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan kekurangan vitamin B atau
penyakit saraf, intoksikasi magnesium sulfat.
3) Penghitungan TBBJ
Dengan menggunakan rumus (TFU dalam cm 13) x 155 yang bertujuan untuk mengetahui
taksiran berat badan janin dan dalam persalinan prematur biasanya berat badan janin
rendah
4) Pemeriksaan Panggul
Yang dinilai adalah keadaan servik, pembukaan, keadaan ketuban, presentasi dan posisi,
adanya caput atau moulage, bagian menumbung atau terkemuka, dan kapasitas panggul
(bentuk promontorium, linea innominata, sacrum, dinding samping panggul, spina
ischiadica, coksigis dan arcus pubis > 900).
5) Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan darah rutin glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah.
Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan dimulai pada umur 8jam atau didapat / diperkirakan akan terjadi sidrom
gawat nafas.
USG kepala
Didapatkan hasil ukuran janin kecil dan tidak sesuai dengan usia kehamilan.

3.2. Interprestasi Data Dasar


Data yang telah dikumpulkan,diolah dan dianalisa.bidan melakukan analisis
berdasarkan urutan sebagai berikut :
Mencari hubungan antara data yang satu dengan yang lainnya untuk mencari sebab dan
akibat .
Menentukan masalah dan apa masalah utamanya.
Menentukan penyebab utamanya
Menentukan tingkat resiko masalah
Hasil analisis merupakan langkah awal dari penentu perumusan masalah untuk menetapkan
diagnosa kebidanan.
Diagnosa kebidanan yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh profesi(bidan) dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama), yaitu:
Mencari hubungan antara data yang satu dengan yang lainnya untuk mencari sebab dan
akibat.
Menentukan masalah dan apa masalah utamanya
Menentukan penyebab utamanya
Menentukan tingkat resiko masalah
Hasil analisis merupakan langkah awal dari penentu perumusan masalah untuk menetapkan
diagnosa kebidanan.
Diagnosa kebidanan yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh profesi(bidan) dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama),yaitu :
Diakui dan telah disahkan oleh profesi bidan
Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
Didukung oleh klinikal judgement dalam lingkup lingkup kebidanan
Diagnosa untuk bayi prematur ditegakan atas dasar bayi telah ditimbang ,menerima dan
menanyakan informasi dari keluarga mengenai bayi prematur sesuai dengan usia kehamilan
ibu saat melahirkan dan tangal kelahiran bayi.Diagnosa nya : bayi baru lahir,usia
bayi,dengan prematur,ku bayi buruk(sesuai dengan keadaan umum bayi yang dilihat dari
keadaan bayi dan hasil vital sign.

Berdasarkan kasus ini ,maka kemungkinan interpretasi data yang timbul adalah :

1) Kehamilan prematur, G...,P...,A....,H...., hamil 32 minggu, inpartu kala I fase laten, Janin
tunggal, hidup intrauterine memanjang, presentasi kepala dengan partus premature.
Dasar :
HPHT,TP, jumlah air ketuban lebih dari 2 liter ddapat diketahui dari USG,hasil pemeriksaan
sitology vaginal ,hasil test tanpa tekanan dengan CTG.
a) Ibu mengatakan mulas dan nyeri perut bagian bawah serta mengeluarkan cairan
pervaginam lendir bercampur darah.
b) Ibu merasa gelisah dan takut menghadapi persalinan karena kehamilan yang kurang cukup
bulan.
c) Pada pemeriksaan dalam di dapat pemukaan 3 cm, konsistensi lembut, bagian terendah
Hodge III, dilatasi serviks 30%.
d) Tekanan darah 140/90 mmHg.
e) Protein urine (-)

2) Masalah
Kemungkinan masalah yang timbul adalah :
a) Ada nyeri His
Dasar : Ibu merasa kesakitan di bagian perut.
b) Gangguan peningkatan tekanan darah.
Dasar : Hasil pemeriksaan TD 140/90mmHg,protein urine (-)
c) Cemas
Dasar : Ibu merasa takut dan gelisah dalam menghadapi persalinan.
Karena kehamilan yang kurang cukup bulan.

3) Kebutuhan
a. Masase ibu
Dasar : ibu merasakan nyeri bagian abdomen
b.Memberikan rasa aman dan nyaman
Dasar : ibu mnegalami peningkatan tekanan darah, dengan memberikan rasa aman dan
nyaman, keaadan emosional ibu akan membaik, sehingga dapat menstabilkan tekanan
darah Ibu
c. Dukungan Psikology
Dasar : Kehamilan yang kurang dari waktunya.

3.3. Diagnosa potensial /Masalah potensial


Diagnosa potensial dalam kaitanya dengan diagnosa kebidanan adalah masalah yang mungkin
timbul dan bila tidak segera diatasi akan mengangu keselamatan pasien . Berdasarkan teori
diagnosa potensial yang akan dapat terjadi adalah :

a. Diagnosa potensial yang dapat terjadi pada Ibu :


1. Perdarahan
Dasarnya : karena persalinan premature yang diakibatkan oleh plasenta previa atau solusio
plasanta yang membuat perdarahan banyak pada Ibu
2. Infeksi
Dasarnya : terbukanya jalan lahir pada Ibu yang mngalami premature akibat diabetes beresiko
untuk infeksi
3. Terjadinya atonia uteri
Dasarnya : adanya kelainan bawaan uterus dan ketuban pecah dini yng mengakibatkan
prematuritas

b. Diagnosa potensial yang dapat terjadi pada bayi :


1. Hipotermia
Dalam kandungan ,bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal dan stabil yaitu 36 0 c
sampai dengan 37 0c. Segera setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu ini memberi pengaruh
pada kehilangan panas tubuh bayi.
2. sindrom gawat nafas
Kesukaran pernapasan pada bayi prematur dapat disebabkan belum sempurnanya pembentukan
membrane hialin surfaktan paru yang merupakan suatu zat yang dapat menurunkan
tegangan dinding alveoli paru,pertumbuhan surfaktan paru mencapai maksimum pada
mingu ke -35 kehamilan.
3. BBLR
Dapat terjadi karena perkembangan janin terhambat (Intrauterine growth retardation)
merupakan kondisi dimana salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan
mungkin kurang adekuat dan hal ini mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.
4. Hipoglikemia
Penyelidikan kadar gula darah pada 12jam pertama menunjukan bahwa hipoglikemia dapat
terjadi sebanyak 50% pada bayi prematur.glukosa merupakan sumber pertama energi
selama masa janin . Hal ini disebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi
,Hipoglikemia bila kadar gula sama dengan atau kurang dari 20 mg/dl.
5. Pendarahan intracranial
Pada bayi premature pembuluh darah masih sangat rapuh hinga mudah pecah . pendarahan
intracranial dapat terjadi karna trauma lahir.
6. Rentan terhadap infeksi
Pemindahan substansi kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada mingu terakhir masa kehamilan.
7. Hiperbilirubinemia
Hal ini dapat terjadi karena belum matur nya fungsi hepar. Kurangnya enzim glukorinil
transferase sehinga konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk belum sempurna .
dan kadar albumin darah yang berperan dalam transfortasi bilirubin dari jaringan ke hepar
kurang.kadar bilirubin normal pada bayi prematur 10mg/dl.
8. Kerusakan integritas kulit
Lemak subkutan kurang atau sedikit.struktur kulit yang belum matang dan rapuh.sensitivitas
yang kurang akan memudahkan terjadinya kerusakan integritas kulit,terutama pada daerah
yang sering tertekan dalam waktu yang lama.
Pemakaian plester dapat mengakibatkan kulit bayi lecet atau bahkan lapisan atas ikut terangkat
9. Ikterus (kadar bilirubin yang tingi )
Ikterus adalah menjadi kuningnya warna kulit,selaput lendir dan berbagai jaringan oleh zat
warna empedu.

3.4. Tindakan segera

Tindakan segera ditujukan pada masalah potensial demi keselamatan pasien. Harus bersifat
segera disiapkan tindakan ataupun kolaborasi penanganan segera bersama angota tim
kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien .
Tindakan segera yang dibutuhkan pasien :
a. Kolaborasi dengan dokter ahli kebidanan.
b. Segera merujuk.

3.5. Intervensi/perencanaan

Berdasarkan diagnosa yang ditegakan ,bidan menyusun rencana kegiatannya mencangkup


tujuan dan langkkah yang akan dilakukan dalam melakukan intervensi pemecahan masalah.
Langkah penyusun rencana kegiatan :
1. Menentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan
2. Menentukan langkah-lahgkah tindakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
3. Menentukan kriteria evaluasi dan keberhasilan tindakan
Semua rencana haruslah rasional dan sebelumnya dilaksanakan harus disepakati oleh
pasien terlebih dahulu .dalam asuhan yang menyeluruh pada bayi prematur harus
mencerminkan rasional yang benar-benar valid berdasarkan pengetahuan teori prematur
yang berhubungan langsung dan asumsi tentang apa yang akan atau tidakakan mau
dilakukan .jika tidak menghasilkan asuhan pasien yang tidak lengkap dan
berbahaya.Perencanan tindakan yang mungkin dilakukan antara lain :
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan.
2. Jelaskan kondisi ibu saat ini.
3. Buat tanda persetujuan tertulis untuk perawatan dan tindakan klien dirumah sakit/rumah
bidan dan jelaskan tentang peraturan di kamar bersalin.
4. Kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan selanjutnya
5. Jelaskan tentang kemajuan persalinan.
6. Lakukan Perawatan dan pengawasan kala I
7. Siapkan alat-alat
8. Siapkan ruang untuk persalinan.
9. Alat untuk persalinan.
10. Perlengkapan untuk ibu dan bayi.
11. Siapkan ibu
12. Ganti pakaian ibu
13. Tempatkan di ruang bersalin.
14. Atur posisi ibu senyaman mungkin
15. Anjurkan miring ke kiri.
16. Ajarkan cara mengedan yang baik dan anjurkan untuk relaksasi
17. Libatkan orang-orang untuk memberi dukungan psikologis.
18. Hadirkan pendamping yang dianggap penting bagi ibu.
19. Beri ibu kebutuhan nutrisi berupa makanan dan minuman.
20. Pantau tanda-tanda vital
21. Pantau kemajuan persalinan.
22. Lakukan pengawasan kala I atau observasi dengan partograf
23. Rawat klien dikamar bersalin untuk memantau proses persalinan .
24. Dukungan psikologis
25. Bantu kala II jika lahir spontan.
26. Lakukan manajemen aktiv kala III
27. Lakukan perawatan bayi baru lahir
28. Lakukan pengawasan kala 1V

Anda mungkin juga menyukai