Anda di halaman 1dari 8

I.

Skenario
Seorang anak laki-laki, usia 3 tahun 6 bulan, BB 14 kg, datang dengan kejang sesampai
di rumah sakit masih didapatkan kejang, setelah diberikan diazepam per rektal 2 kali,
kejang berhenti. Serangan ini tidak didahului atau disertai demam. Pasca kejang
penderita sadar.
Dari anamnesis dengan ibu penderita, sekitar 20 menit sebelum masuk Rumah Sakit
penderita mengalami bangkita dimana seluruh tubuh penderita tegang, mata mendelik
ke atas, kemudian dilanjutkan kelon=jotan seluruh tubuh. Bangkitan ini berlangsung
kurang lebih 5 menit.setelahnya penderita tidak sadar. Penderita kemudian dibawa ke
rumah sakit. Sekitar 10 menit setelah bangkitan pertama saat masih dalam perjalanan
rumah sakit, bangkitan serupa berulang sampai penderita tiba di rumah sakit. Lama
perjalanan dari rumah ke rumah sakit sekitar 20 menit. Setelah mendapat obat kejang
seperti yng telah disebutkan diatas, kejang berhenti dan tidak berapa lama anak sadar.
Orang tua memperhatikan lengan dan tungkai sebelah kanan nampak lemah dan
penderita tersedak bila minum. Sbelum terjadi serangan kejang, terdapat batuk, pilek
yang sudah berlangsung 3 hari tanpa demam.
Pada riwayat penyakit sebelumnya, saat usia 6 bulan, penderita mengalami kejang
dengan demam tinggi. Dirawat di rumah sakit dan dilakukan pemeriksaan otak dan
dikatakan sakit radang selaput otak. Dirawat di rumah sakit selama 15 hari.
Pada usia 1 tahun penderita mengalami kejang yang tidak disertai demam sebanyak 2
kali. Usia 18 bulan penderita kembali mengalami kejang yang disertai demam tidak
tinggi. Penderita berobat ke dokter dan diberi obat asam valproat. Setelah 9 bulan
berobat, orang tua menghentikan pengobatan karena penderita tidak pernah kejang.
Penderita sudah bisa berbicara lancar, sudah bisa memakai baju sendiri dan
mengendarai sepeda roda tiga.

Pemeriksaan Fisik:
Kesadaran Kompos Mentis Suhu Aksila 36,5oC. Tekanan darah 90/45 mmHg. Nadi 100
x/menit. Frekuensi napas 30 x/menit

Pemeriksaan Neurologis:
1) Kepala: Tampak mulut mencong ke sebelah kiri. Lipatan dahi masih nampak dan
kedua bola mata dapat menutup. Saat penderita mengeluarkan lidah, terjadi deviasi
ke kanan dan disertai tremor lidah
2) Ekstremitas: Pergerakan lengan dan tungkai kanan yang tampak terbatas dan
kekuatannya lebih lemah dibanding sebelah kiri. Lengan dan tungkai dapat sedikit
diangkat, namun sama sekali tidak dapat melawan tahanan dari pemeriksa. Lengan
dan tungkai kiri dapat melawan tahanan kuat sewajar usianya. Tonus otot hipertoni
dan refleks fisiologis lengan dan tungkai kanan meningkat, dan ditemukan refleks
babinski di kaki sebelah kanan
3) Tanda rangsang meningeal berupa kaku kuduk, brudzinsky I dan II maupun Kernig
tidak dijumpai

II. Klarifikasi Istilah


No Istilah Definisi
.
1. Kejang Setiap kelompok sindrom yang ditandai oleh gangguan
fungsi otak sementara yang bersifat paroksismal yang
dapat bermanifestasi berupa gangguan atau penurunan
kesadaran yang episodik, fenimena motorik yang
abnormal, gangguan psikis atau sensoris, atau sistem saraf
otonom, gejal-gejalanya disebabkan oleh kelainan aktivitas
listrik di otak
2. Diazepam Obat penenang golongan benzildiazepin yang digunakan
sebagai sedatif dan relaksan otot rangka
3. Bangkitan Gangguan perilaku yang muncul dan hilang mendadak
akibat pola abnormal dari aktivitas listrik otak
4. Kelojotan Sama dengan kejang
5. Radang Selaput Atau meningitis adalah infeksi pada meningens yang
Otak menyelimuti otak
6. Asam Valproat Obat yang diguna akan untuk menangani kejang umumnya
akibat epilepsi
7. Babinski Gerakan dorsofleksi pada ibu jari saat stimulasi pada
telapak kaki normal pada infant tapi bisa juga sebagai
tanda dari lesi sistem saraf pusat khususnya traktus
piramidalis
8. Brudzinsky Tes rangsangan meningeal caranya
Brudzinsky I: pasien berbaring pada sikap terlentang
kemudian tangan pemeriksa diletakkan dibawah pasien
yang sedang berbaring yang satu lagi diletakkan di dada
pasien, kemudian kepala pasien difleksikan sehingga dagu
menyentuh dada. Tes ini positif bila gerakan fleksi kepala
diikuti gerakan fleksi lutut dan panggul kedua tungkai
secara reflektori
Brudzinsky II: Pasien berbaring terlentang tungkai yang
akan dirangsang difleksikan pada sendi lutut, kemudian
tungkai atas diekstensikan pada sendi panggul. Bila timbul
gerakan reflektori berupa fleksi tungkai kontralateral pada
sendi lutu dan panggul berarti tes ini positif
9. Kernig Pasien difleksikan pahanya pada persendian panggul
sampai membuat sudut 90o lalu tungkai bawah
diekstensikan pada persendian lutut sampai membentuk
sudut lebih dari 135o terhadap paha bila terdapat tahanan
dan nyeri kurang dari sudut 135o dinyatakan positifl

III. Identifikasi Masalah


1. Seorang anak laki-laki, usia 3 tahun 6 bulan, BB 14 kg, datang dengan kejang tanpa
demam sesampai di rumah sakit masih didapatkan kejang, setelah diberikan
diazepam per rektal 2 kali, kejang berhenti. Serangan ini tidak didahului atau disertai
demam. Pasca kejang penderita sadar.
2. Dari anamnesis dengan ibu penderita, sekitar 20 menit sebelum masuk Rumah Sakit
penderita mengalami bangkita dimana seluruh tubuh penderita tegang, mata
mendelik ke atas, kemudian dilanjutkan kelojotan seluruh tubuh. Bangkitan ini
berlangsung kurang lebih 5 menit.setelahnya penderita tidak sadar.
3. Penderita kemudian dibawa ke rumah sakit. Sekitar 10 menit setelah bangkitan
pertama saat masih dalam perjalanan rumah sakit, bangkitan serupa berulang sampai
penderita tiba di rumah sakit. Lama perjalanan dari rumah ke rumah sakit sekitar 20
menit.
4. Orang tua memperhatikan lengan dan tungkai sebelah kanan nampak lemah dan
penderita tersedak bila minum. Sbelum terjadi serangan kejang, terdapat batuk, pilek
yang sudah berlangsung 3 hari tanpa demam.
5. Pada riwayat penyakit sebelumnya, saat usia 6 bulan, penderita mengalami kejang
dengan demam tinggi. Dirawat di rumah sakit dan dilakukan pemeriksaan otak dan
dikatakan sakit radang selaput otak. Dirawat di rumah sakit selama 15 hari.
6. Pada usia 1 tahun penderita mengalami kejang yang tidak disertai demam sebanyak 2
kali. Usia 18 bulan penderita kembali mengalami kejang yang disertai demam tidak
tinggi. Penderita berobat ke dokter dan diberi obat asam valproat. Setelah 9 bulan
berobat, orang tua menghentikan pengobatan karena penderita tidak pernah kejang.
Penderita sudah bisa berbicara lancar, sudah bisa memakai baju sendiri dan
mengendarai sepeda roda tiga.
7. Pemeriksaan Fisik:
Kesadaran Kompos Mentis Suhu Aksila 36,5oC Tekanan darah 90/45 mmHg Nadi
100 x/menit. Frekuensi napas 30 x/menit
8. Pemeriksaan Neurologis:
1) Kepala: Tampak mulut mencong ke sebelah kiri. Lipatan dahi masih nampak dan
kedua bola mata dapat menutup. Saat penderita mengeluarkan lidah, terjadi
deviasi ke kanan dan disertai tremor lidah
2) Ekstremitas: Pergerakan lengan dan tungkai kanan yang tampak terbatas dan
kekuatannya lebih lemah dibanding sebelah kiri. Lengan dan tungkai dapat sedikit
diangkat, namun sama sekali tidak dapat melawan tahanan dari pemeriksa.
Lengan dan tungkai kiri dapat melawan tahanan kuat sewajar usianya. Tonus otot
hipertoni dan refleks fisiologis lengan dan tungkai kanan meningkat, dan
ditemukan refleks babinski di kaki sebelah kanan
3) Tanda rangsang meningeal berupa kaku kuduk, brudzinsky I dan II maupun
Kernig tidak dijumpai
Prioritas Masalah Utama: ?

IV. Analisis Masalah


1. Seorang anak laki-laki, usia 3 tahun 6 bulan, BB 14 kg, datang dengan kejang tanpa
demam sesampai di rumah sakit masih didapatkan kejang, setelah diberikan
diazepam per rektal 2 kali, kejang berhenti. Serangan ini tidak didahului atau disertai
demam. Pasca kejang penderita sadar.
a. Apa hubungan usia, jenis kelamin terhadap keluhan yang dialami anak ini? 1,2,3,4
b. Bagaimana pertumbuhan yang normal berdasarkan Grow Chart WHO? 2,3,4,5
c. Apa penyebab dan mekanisme kejang pada kasus? 3,4,5,6
d. Bagaimana mekanisme kerja diazepam?(Indikasi, cara kerja obat) 4,5,6,7
e. Bagaimana pemberian diazepam yang tepat dan dosisnya? 5,6,7,8
f. Apa makna klinis serangan yang tidak disertai demam? 6,7,8,9

2. Dari anamnesis dengan ibu penderita, sekitar 20 menit sebelum masuk Rumah Sakit
penderita mengalami bangkita dimana seluruh tubuh penderita tegang, mata
mendelik ke atas, kemudian dilanjutkan kelojotan seluruh tubuh. Bangkitan ini
berlangsung kurang lebih 5 menit.setelahnya penderita tidak sadar.
a. Berapa lama waktu bangkitan rata-rata pada anak? 7,8,9,10,11
b. Apa makna klinis dari frekuensi kejang? 8,9,10,11
c. Mengapa penderita tidak sadar setelah bangkitan yang pertama? 9,10,1,2
d. Bagaimana klasifikasi kejang? (pada kasus kejangnya apa) 10,1,2,3
e. Apa makna klinis dari tegang, mata mendelik ke atas dan kelojotan seluruh tubuh
dalam jangka waktu seperti riwayat? (mekanismenya seperti apa) 1,2,3,4

3. Penderita kemudian dibawa ke rumah sakit. Sekitar 10 menit setelah bangkitan


pertama saat masih dalam perjalanan rumah sakit, bangkitan serupa berulang sampai
penderita tiba di rumah sakit. Lama perjalanan dari rumah ke rumah sakit sekitar 20
menit.
a. Mengapa bangkitan dapat berulang? 2,3,4,5
b. Apa faktor yang menyebabkan bangkitan berulang? 3,4,5,6,11

4. Orang tua memperhatikan lengan dan tungkai sebelah kanan nampak lemah dan
penderita tersedak bila minum. Sebelum terjadi serangan kejang, terdapat batuk,
pilek yang sudah berlangsung 3 hari tanpa demam.
a. Mengapa lengan dan tungkai sebelah kanan lemah dan penderita tersedak bila
minum? (makna klinis dan mekanismenya) 4,5,6,7
b. Apa hubungan riwayat batuk pilek tanpa demam terhadap kejang yang dialami
anak ini? 5,6,7,8

5. Pada riwayat penyakit sebelumnya, saat usia 6 bulan, penderita mengalami kejang
dengan demam tinggi. Dirawat di rumah sakit dan dilakukan pemeriksaan otak dan
dikatakan sakit radang selaput otak. Dirawat di rumah sakit selama 15 hari.
a. Bagaimana hubungan riwayat penyakit sebelumnya dengan penyakit yang
diderita sekarang? 6,7,8,9,11
b. Bagaimana cara menegakkan diagnosis radang selaput otak? 7,8,9,10
c. Bagaimana susunan, komposisi, dan gambaran anatomi selaput otak? 8,9,10,1
d. Apa yang menyebabkan dan bagaimana mekanisme radang selaput otak? 9,10,1,2

6. Pada usia 1 tahun penderita mengalami kejang yang tidak disertai demam sebanyak 2
kali. Usia 18 bulan penderita kembali mengalami kejang yang disertai demam tidak
tinggi. Penderita berobat ke dokter dan diberi obat asam valproat. Setelah 9 bulan
berobat, orang tua menghentikan pengobatan karena penderita tidak pernah kejang.
Penderita sudah bisa berbicara lancar, sudah bisa memakai baju sendiri dan
mengendarai sepeda roda tiga.
a. Apa makna klinis kejang yang berulang (kejang demam tinggi => 6 bulan, kejang
tanpa demam => 12 bulan, kejang demam tidak tinggi => 18 bulan, muncul lagi
kejang tanpa demam => 42 bulan)? 10,1,2,3
b. Berapa lama pengobatan dengan asam valproat? 1,2,3,4
c. Apa akibat dari penghentian pengobatan yang dilakukan oleh orang tuanya?
2,3,4,5,11
d. Bagaimana indikasi dan cara kerja obat asam valproat? 3,4,5,6
e. Apakah perkembangan anak dalam kasus ini normal?(selama 42 bulan ini)
4,5,6,7
f. Bagaimana mekanisme perkembangan abnormal pada anak? 5,6,7,8

7. Pemeriksaan Fisik:
Kesadaran Kompos Mentis Suhu Aksila 36,5o Tekanan darah 90/45 mmHg Nadi 100
x/menit. Frekuensi napas 30 x/menit
a. Bagaimana interpretasi pada pemerikasaan fisik? 6,7,8,9
b. Bagaimana mekanisme abnormal pada pemerikasaan fisik? 7,8,9,10

8. Pemeriksaan Neurologis:
1) Kepala: Tampak mulut mencong ke sebelah kiri. Lipatan dahi masih nampak dan
kedua bola mata dapat menutup. Saat penderita mengeluarkan lidah, terjadi
deviasi ke kanan dan disertai tremor lidah
2) Ekstremitas: Pergerakan lengan dan tungkai kanan yang tampak terbatas dan
kekuatannya lebih lemah dibanding sebelah kiri. Lengan dan tungkai dapat sedikit
diangkat, namun sama sekali tidak dapat melawan tahanan dari pemeriksa.
Lengan dan tungkai kiri dapat melawan tahanan kuat sewajar usianya. Tonus otot
hipertoni dan refleks fisiologis lengan dan tungkai kanan meningkat, dan
ditemukan refleks babinski di kaki sebelah kanan
3) Tanda rangsang meningeal berupa kaku kuduk, brudzinsky I dan II maupun
Kernig tidak dijumpai
a. Apa makna klinis dari hasil pemeriksaan neurologi (mulut mencong ke sebelah
kiri 8,9,10,1
b. Apa makna klinis dari lidah deviasi kekanan dan tremor? 9,10,1,2,11
c. Apa makna klinis dari Lipatan dahi dan kedua bola mata dapat tertutup?
10,1,2,3
d. Apa makna klinis dari lengan dan tungkai kanan yang terbatas gerakannya dan
lebih lemah dari sisi kontranya? 1,2,3,4
e. Apa makna klinis dari tonus otot hipertoni dan refleks fisiologi lengan dan
tungkai kanan yang meningkat serta refleks babinski positif? 2,3,4,5
f. Apa makna klinis dari rangsang meningeal yang normal? 3,4,5,6
g. Bagaimana mekanisme abnormal pada pemerikasaan neurologi? 4,5,6,7,11
h. Bagaimana cara pemeriksaan neurologi anak yang berhubungan dengan kasus?
5,6,7,8

9. Template:
a. DD 6,7,8,9
b. Algoritma Penegakan Diagnosis 7,8,9,10
c. Diagnosis Kerja (Diagnosis Etiologi/Klinis/Topik/) 8,9,10,1
d. Etiologi 9,10,1,2
e. Epidemiologi 10,1,2,3,11
f. Patofisiologi 1,2,3,4
g. Faktor Risiko 2,3,4,5
h. Manifestasi Klinis 3,4,5,6,11
i. Pemeriksaan Penunjang Lain 4,5,6,7
j. Tatalaksana, pencegahan dan edukasi 5,6,7,8
k. Komplikasi 6,7,8,9,11
l. Prognosis 7,8,9,10
m. SKDI (Semua)

Keterkaitan Antar Masalah

10. Hipotesis
Anak laki-laki berusia 3 tahun 6 bulan diduga mengalami epilepsi akibat

Learning Issue
1. Anatomi dan fisiologi sistem saraf pusat 1,2,3,4,5,6
2. Epilepsi dan kejang pada anak (Semua)
3. Pemeriksaan Neurologi (Kepala dan Ektremitas) 7,8,9,10,11

1. Taufan
2. Agung
3. Rati
4. Gemi
5. Azhari
6. Adinda
7. Dena
8. Poppy
9. Eka
10. Aprita
11. Ova

Anda mungkin juga menyukai