Judul Studi Geokimia Fluida Panas Bumi Daerah Jawa
Tengah Bagian Selatan,Provinsi Jawa Tengah
Jurnal Penelitian Panas Bumi,Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi Halaman Halaman 1-9 Tahun - Penulis Lano Adhitya Permana dan Eddy Mulyadi Reviewer Allin Dinda A.S (H1F012025) Tanggal 7 Januari 2016
Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya panas bumi yang
besar, tercatat hingga tahun 2014, total potensi panas bumi di Indonesia sebesar 28,9 Gwe (Badan Geologi, 2013). Salah satu wilayah yang memiliki potensi panas bumi yaitu wilayah Jawa Tengah bagian selatan.Keberadaan potensi panas bumi di daerah ini ditandai dengan kehadiran manifestasi panas bumi permukaan berupa mata air panas di Kabupaten Cilacap, Kebumen dan Wonosobo yang belum diteliti lebih lanjut. Untuk mendapatkan informasi awal mengenai aspek kepanasbumian di wilayah tersebut, diperlukan data geosain seperti data geologi dan geokimia. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data geologi dan geokimia fluida panas bumi pada manifestasi panas bumi yang ada di wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Kajian Pustaka Pulau Jawa memiliki rangkaian gunungapi yang berumur Oligosen-Miosen Tengah dan Pliosen- Kuarter. Pembentukan deretan gunungapi di Pulau Jawa berkaitan erat dengan penunjaman lempeng samudra Hindia pada akhir Paleogen. Berdasarkan peta Geologi Lembar Kebumen, Majenang, Pangandaran dan Banyumas (Kastowo,1975; Simandjuntak dan Surono, 1992; Asikin, dkk.,1992,a,b), batuan yang ada di daerah penelitian terdiri dari batuan sedimen, batuan terobosan, batuan hasil kegiatan tektonik dan endapan permukaan yang berumur mulai dari Pra-Tersier sampai Kuarter. Wilayah Jawa Tengah Bagian Selatan tepatnya pada bagian selatan wilayah tersebut, terdapat aktifitas vulkanisme berumur Tersier yang dikenal sebagai sebagai old andesite formation (Yuwono dkk, 2012). Salah satu produk kegiatan vulkanisme tersebut menghasilkan satuan breksi (Formasi Waturanda) yang ditemukan di daerah penelitian dan diperkirakan pengendapannya berada di lingkungan laut pada Miosen Awal. Manifestasi produk-produk old andesite formation ini sering kali ditemukan berasosiasi dengan sedimentasi karbonat.Hal ini dikarenakan pada Kala Oligosen-Miosen Tengah, gunung-gunung api merupakan gunung api bawah laut (Yuwono dkk., 2012).Proses tektonik pada Kala Plio-Plistosen di Pulau Jawa, menyebabkan terjadinya pengangkatan sekaligus menghasilkan deformasi pada satuan batuan di daerah penelitian yang berupa struktur perlipatan dan sesar-sesar. Proses tektonik tersebut menyebabkan pola struktur tua kembali aktif (reaktivasi), sehingga menimbulkan pola-pola struktur tua pada satuan yang lebih muda. Keberadaan struktur geologi terutama sesar berperan dalam keluaran manifestasi air panas di daerah penelitian. Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini berupa pengamatan dilapangan, pengambilan conto batuan dan air ,analisis laboratorium meliputi analisis petrografi dan geokimia air di laboratorium dan interpretasi data. Hasil Penelitian dan Batuan yang ada di daerah penelitian terdiri dari Pembahasan batuan sedimen, batuan terobosan, batuan hasil kegiatan tektonik dan endapan permukaan yang berumur mulai dari Pra-Tersier sampai Kuarter. Manifestasi panas bumi permukaan di daerah penelitian berupa mata air panas yang tersebar di lima lokasi yang berbeda dengan temperatur antara 36C 50,8C, pada daerah Cipari, Krakal, Panulisan, Wadas Malang dan Wadas Lintang. Air panas Cipari-1, Cipari -2, Krakal-1 dan Krakal-2 terletak pada zona partial equilibrium menuju kearah zona full equilibrium,Sementara itu, air panas Wadaslintang-1, Wadaslintang-2, Wadasmalang dan Panulisan berada pada daerah immature water. Hasil plotting pada diagram Cl-Li-B menunjukkan bahwa mata air panas Cipari-1, Cipari-2, Krakal-1, Krakal-2, Wadasmalang, Wadaslintang-1 , Wadaslintang-2 dan Panulisan telah mengalami percampuran dan didominasi oleh air tanah permukaan.Conto air pada masing-masing daerah tersebut menunjukkan adanya kemiripan karakter yang berasal dari suatu reservoir yang sama. Kehadiran konsentrasi Cl yang tinggi, kemungkinan berasal dari kehadiran intrusi air laut atau kehadiran air formasi (connate water) pada sistem ini. Hasil analisis konsentrasi isotop Oksigen-18 (18O) dan Deuteurium (2H) conto air panas di wilayah Jawa Tengah Bagian Selatan cenderung mendekati garis air meteorik lokal (meteoric water line), seperti yang ditunjukkan oleh air panas Cipari-2, Krakal -2, Wadasmalang, Wadaslintang-1, Wadaslintang-2.Hal ini mencerminkan bahwa kelima mata air panas tersebut kemungkinan telah terjadi pengenceran oleh air meteorik di permukaan. Sementara itu, mata airpanas Cipari-1, Krakal-1 dan Panulisan relatif menjauhi garis meteorik, hal ini menunjukkan bahwa diperkirakan telah terjadi pengkayaan 18O di kedalaman, akibat adanya kontak batuan di kedalamanan yang kaya akan silika dengan fluida panas. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian menjelaskan tentang system panas bumi di daerah penelitian, sistem panas bumi di daerah Cipari, Krakal, Wadas Malang dan Wadas Lintang diperkirakan berkaitan dengan cekungan sedimen dan cenderung tidak ditemukan adanya jejak-jejak kegiatan magmatisme. Sedangkan daerah Panulisan, merupakan daerah yang berasosiasi dengan kegiatan magmatisme dan vulkanisme Kuarter.Mata air panas di daerah Cipari dan Krakal diduga merupakan upflow suatu sistem panasbumi. Sementara itu, mata air panas Wadaslintang-1 dan Wadaslintang-2 diperkirakan merupakan daerah outflow suatu sistem panasbumi Saran dari Reviewer Perlu dicantumkan didalam jurnal keterangan tambahan mengenai tahun keluarnya jurnal serta data lengkap mengenai penulis jurnal. Menurut saya,terkait dengan pengolahan data kimia fluida panas bumi di daerah penelitian perlu dijelaskan lebih rinci ataupun dijabarkan dalam metode penelitian. Judul Analisis Geokimia Fluida untuk Penentuan Potensi Sumberdaya PanasBumi Lapangan ZW,Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Geological Engineering E-Journal Volume dan Vol 6, Halaman 1-12 Halaman Tahun 2014 Penulis Wirga Zulwidyatama Reviewer Allin Dinda A.S (H1F012025) Tanggal 7 Januari 2016
Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang paling banyak memiliki
gunungapi dan berada pada kawasan Ring of Fire, berdasarkan penelitian awal merupakan negara yang paling banyak menyimpan energy panasbumi yaitu, 40% energi panasbumi dunia. Dengan banyaknya potensi energi panas bumi yang dimiliki Indonesia, maka penyelidikan potensi/prospek panasbumi yang muncul di berbagai wilayah sangat penting untuk mendapatkan gambaran kuantitatif dan kualitatif potensi energy panasbumi.Seperti contohnya adalah lapangan panasbumi Darajat di Kabupaten Garut yang sudah mulai beroperasi sejak 1984,saat ini sudah dimanfaatkan energinya dan terus berkembang dalam pemanfaatannya, bersama dengan Kamojang menjadi tolak ukur dari perkembangan energi terbarukan di Indonesia. Selain itu terdapat juga Lapangan Panasbumi ZW, yang berada pada provinsi Jawa Barat, Kabupaten Garut, yang merupakan wilayah WKP (Wilayah Kerja Panasbumi) PT Pertamina Geothermal Energy. Penyelidikan perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah sumberdaya panasbumi yang terkandung dilapangan tersebut. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik geokimia dan potensi sumberdaya dari lapangan panasbumi ZW berdasarkan hasil analisis kimia fluida di lapangan tersebut. Kajian Pustaka Geokimia Panasbumi adalah ilmu yang mempelajari komposisi kimia dari fluida panas bumi. Bertujuan untuk mengetahui karakteristik reservoir panasbumi. Penggunaannya dalam eksplorasi panasbumi adalah untuk mengetahui dan mengkaji potensi untuk pengembangan dari suatu sumberdaya panas bumi. Data kimia yang digunakan adalah data kimia dari manifestasi panasbumi (air dan gas) dan data isotop. Geothermometer Gas Gas panasbumi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Gas-Gas Reaktif yang mudah mengalami reaksi (unsurnya). Contoh dari gas ini adalah H2O, CO2, H2S, NH3, H2, N2, CH4.Gas-gas ini memberikan informasi kondisi bawah permukaan seperti menerangkan kondisi temperatur bawah permukan, selanjutnya yaitu gas inert atau konservatif berupa gas yang cenderung lebih stabil dan tidak reaktif. Contoh dari gas ini adalah gas mulia, hidrokarbon selain metana.Gas ini dapat digunakan untuk menunjukkan informasi sumber dari gas itu. Geotermometer gas baik digunakan untuk menghitung temperatur dari data manifestasi berupa gas, seperti pada fumarol dan solfatara. Data kimia gas yang digunakan adalah CH4, CO2, H2 dan tekanan (pressure) CO2.Untuk data kimia gas, data yang digunakan meliputi konsentrasi kandungan CO2, H2S, dan gas sisa O2 & N2. Dari hasil analisis kimia gas ini dapat digunakan untuk mengetahui perkiraan suhu reservoir dengan metode geotermometer gas (Arnorsson & Gunnlaugsson, 1985) Perhitungan Potensi Metode Heat loss Konveksi Metode Heat Loss adalah metode yang berpedoman pada hilangnya energy panas di permukaan. Biasanya digunakan pada tahap awal explorasi lapangan panas bumi, untuk menentukan nilai potensi dengan data seminim mungkin. Pada perhitungan dengan metode ini konsep dasarnya adalah Hukum Kekekalan Massa, artinya mengasumsikan energi (melalui panas yang keluar) yang terkandung di dalam sama dengan energi yang keluar. Untuk menghitung jumlah potensi adalah dengan menjumlahkan nilai panas yang hilang secara konveksi dijumlahkan dengan total panas yang hilang secara konduksi. Perhitungan Potensi Metode Volumetrik Metode yang digunakan juga dalam estimasi potensi sumberdaya panasbumi (dalam MWe) adalah metode Volumetrik, yang ditulis oleh Panitia Kecil Standarisasi Panas Bumi (1994) dalam Tim Survei Geologi dan Geokimia Pusat Sumber Daya Geologi (2009). Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analisis dari data kimia fluida panas bumi. Hasil data diperoleh dari pengambilan 5 contoh air panas dari 12 manifestasi yang muncul di sekitar lokasi penelitian. Contoh air panas yang diambil berasal dari mata air panas Cipayung, Citeduh, Cibeuning, Siun, dan Kawah Basah. Hasil Penelitian dan Pembahasan Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini meliputi karakteristik masing-masing manifestasi serta hasil perhitungan nilai potensi. Saran dari Reviewer Perlu dicantumkan didalam jurnal keterangan tambahan mengenai tahun keluarnya jurnal serta data lengkap mengenai penulis jurnal. Menurut saya,terkait dengan pengolahan data kimia fluida panas bumi di daerah penelitian perlu dijelaskan lebih rinci ataupun dijabarkan dalam metode penelitian.