Identitas Pasien
Umur : 71 tahun
II. Anamnesa
Keluhan Utama :
Penurunan kesadaran
Keluhan Tambahan :
- Muntah
- Lemes pada kaki dan tangan kiri
1
menerus. Selain demam keluarga juga bercerita ada kelemahan di
tangan dan kaki sebelah kiri penderita. Pasien juga mengeluh sesak
nafas.
- Hipertensi (-)
- Diabetes mellitus sejak 3 tahun lalu. Pasien lupa nama obat yang
biasanya diminum. Pasien tidak teratur minum obat serta tidak
teratur kontrol.
- Hipertensi disangkal
Status Generalis
Kepala : Konjungtiva Anemis (-)
Sklera ikterik (-)
Bibir sianosis (-)
Dyspnea (-)
Tampak luka bekas operasi tertutup kasa pada daerah
occipital , tidak tampak rembesan darah
Leher : Pembesaran KGB servikal dan supraklavikula (-)
Pembesaran Tiroid (-)
Dada:
2
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis pada ICS 5 AAL sinistra, kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kanan ICS 4 PSL dextra
Batas jantung kiri ICS 5 AAL sinistra
Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, tidak didapatkan murmur dan
gallop
Pulmo
Inspeksi : Normochest
Palpasi : Gerak nafas simetris
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler pada seluruh lapang paru, tidak ditemukan
ronchi dan wheezing pada kedua lapang paru
Abdomen :
Inspeksi : Datar, simetris
Palpasi : Supel, Hepar, lien, ren tidak teraba
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Bising usus dalam batas normal
Ekstremitas :
Akral hangat + +
+ +
Edema - -
- -
Status Neurologis
1. Rangsang Selaput Otak ( Meningeal Sign )
Kaku kuduk : (-)
Brudzinski I : (-)
Brudzinski II : (-)
Kernig : (-)
2. Pemeriksaan nervus kranialis :
N.II
- Sulit dievaluasi
N. III, IV, VI
- Kedudukan bola mata : di tengah / di tengah
- Pergerakan bola mata : ke nasal : dbn / dbn
ke temporal : dbn / dbn
ke superior : dbn / dbn
ke inferior : dbn / dbn
ke temporal superior : dbn / dbn
ke temporal inferior : dbn / dbn
ke nasal superior : dbn / dbn
ke nasal inferior : dbn / dbn
- Celah mata (ptosis) : - / -
- Pupil : Bentuk : bulat, isokor
Lebar : 3 mm / 3 mm
3
Refleks cahaya langsung :+/+
Refleks cahaya tidak langsung : + / +
N.VII
Saat posisi diam:
- Kerutan dahi simetris.
- Sudut mata simetris.
- Lipatan nasolabial mendatar pada sisi dextra.
- Sudut mulut dextra lebih rendah.
Saat posisi bergerak:
- Mengerutkan dahi simetris.
- Menutup mata simetris.
- Saat tersenyum sudut mulut tertinggal pada sisi dextra.
N.XII
- Saat diam lidah miring ke arah sinistra.
- Saat menjulurkam lidah : lidah miring ke arah dextra, tidak ada atrofi
dan fasikulasi.
3. Reflek Fisiologis
- Refleks biseps : +3/+1
- Refleks triceps : +3/+1
- Refleks patella : +1/+1
- Refleks Achiles : +1/+1
4. Refleks patologis
- Refleks Hoffmann :-/-
- Refleks Tromner: + / -
- Refleks Babinsky :+/-
- Refleks Chaddock :-/-
5. Motorik
3 5
3 5
6. Sensorik :
N
N
4
X-Ray Thorax :
Kesimpulan :
- Kardiomegali dan LVH
5
o Triglyceride : 100 mg/dl (N = 50 200 mg/dl)
o Asam Urat : 4,1 mg/dl (N = 2,4 5,7 mg/dl)
o GDP : 355 mg/dl (N = 76 110 mg/dl)
o GDA : 233 mg/dl
o Albumin : 4,5 g/dl (N = 3,5 5 g/dl)
o Globulin : 3,3 g/dl (N = 2,2 3,5 g/dl)
Serum elektrolit :
o Na : 139,2 (N = 135-145 mmol/L)
o K : 3,92 (N = 3,5 5 mmol/L)
o Cl : 105,8 (N = 95 108 mmol/L)
Faal hemostasis :
o PT : 13,8 (N = 11,9 15)
o APT : 33,4 (N = 26,4 40)
6
Kesimpulan :
- SAH di daerah vertex kiri kanan, parietal kiri, temporal kiri kanan,
falx anterior, dan pada daerah skull base.
- Cerebral infark, subacute dan chronic di capsula eksterna kiri kanan,
basal ganglia kiri kanan dan thalamus kiri kanan.
- Chronic infark kecil di subkortikal frontal kiri
- Communicating hydrocephalus (NPH ?)
7
o Hemoglobin : 13,2 g/dl
o Trombosit : 288.000/L
GDP : 151 mg/dl
V. Resume
Pasien juga mengeluh nyeri dada. Nyeri dada dirasakan 1 jam sebelum
ke UGD. Nyeri terjadi di sebelah dada kiri, seperti ditusuk-tusuk, menjalar
sampai ke bahu dan dada terasa panas, serta nafas pasien terasa berat.
8
- Hipertensi sejak 3 tahun lalu. Pasien tidak minum obat secara
teratur dan pasien tidak teratur kontrol.
PR = 119 x/menit
Status Generalis :
9
- Refleks Achiles : +1/+1
4. Refleks patologis
- Refleks Hoffmann :-/-
- Refleks Tromner: + / -
- Refleks Babinsky :+/-
- Refleks Chaddock :-/-
5. Motorik
3 5
3 5
6. Sensorik
N
N
Pemeriksaan Penunjang
- X-Ray Thorax : Kardiomegali dan LVH
- CT Scan Kepala tanpa kontras :
SAH di daerah vertex kiri kanan, parietal kiri, temporal kiri
kanan, falx anterior, dan pada daerah skull base.
Cerebral infark, subacute dan chronic di capsula eksterna
kiri kanan, basal ganglia kiri kanan dan thalamus kiri kanan.
Chronic infark kecil di subkortikal frontal kiri.
Communicating hydrocephalus (NPH ?)
- Lab :
GDP : 126 mg/dl
Gula darah 2 jam pp : 219 mg/dl
VI. Diagnosa
SAH + Hidrosefalus post op VP Shunt hari ke 4 + DM Tipe 2 + HT
VII. Planning
Planning Diagnosa
CT Angiografi
Planning Terapi
- Infus RL 1500 cc/24 jam
- Inj. Antrain 3x1 amp
- Inj. Perdipin 0,5 g/kgBB/menit
- Amdixal 10 mg 0-0-1
- Noperten 10 mg 1-0-0
- Nimotop pump 2,5 cc/jam
- Inj. Beclov 3x250 mg
- Diet DM 1700 kalori nasi biasa lunak cacah
- Fisioterapi
Planning Monitoring
- Keluhan pasien.
10
- VS
Planning Edukasi
- Minum obat HT dan DM secara teratur.
- Kontrol ke poli bedah saraf bila sudah KRS.
- Diet rendah garam
- Diet DM 3J
VIII. Prognosa
Dubia ad bonam
IX. Follow Up
SOAP tanggal 28 Februari 2013
S:
- CT Angiografi batal karena Askes tidak didukung.
- Pasien masih mengeluh sakit kepala di semua bagian kepala.
- Makan masih sedikit, hanya 2-3 sendok.
- Belum BAB 2 hari.
- Pasien malas bicara.
- Sulit tidur.
- BAK lancar.
O:
Vital Sign :
- TD : 156/ 89 mmHg
- Nadi : 120 x / menit, reguler
- RR : 18 x / menit
- Suhu : 36 0C
- MAP : 121 mmHg
- SpO2 : 93%
Status Generalis :
Kepala : A/I/C/D : - / - / - / -
Tampak luka bekas operasi tertutup kasa pada
daerah occipital dextra.
Status Neurologis :
- GCS: 4-5-6
- Pupil : Bulat, isokor 3 mm / 3 mm
- Pemeriksaan N. Cranialis
N. II : Reflex cahaya langsung: + / +
Reflex cahaya tidak langsung + / +
N. III, IV, VI : dalam batas normal.
N.VII : Parese N.VII dextra sentral
N.XII : Parese N.XII dextra
- Reflek Fisiologis
11
Refleks biseps : +3/+1
Refleks triceps : +3/+1
Refleks patella : +1/+1
Refleks Achiles : +1/+1
- Refleks patologis
Refleks Hoffmann :-/-
Refleks Tromner :+/-
Refleks Babinsky :+/-
Refleks Chaddock :-/-
- Motorik
3 5
3 5
- Sensorik
N
N
P:
Planning Terapi
- Infus RL 1500 cc/24 jam
- Inj. Antrain 3x1 amp
- Inj. Perdipin 0,5 g/kgBB/menit
- Amdixal 10 mg 0-0-1
- Noperten 10 mg 1-0-0
- Nimotop 4x2 tab p.o
- Inj. Beclov 3x250 mg
- Diet DM 1700 kalori nasi biasa lunak cacah
- Fisioterapi
Planning Monitoring
- Keluhan pasien.
- VS
Planning Edukasi
- Minum obat HT dan DM secara teratur.
- Kontrol ke poli bedah saraf bila sudah KRS.
- Diet rendah garam
- Diet DM 3J
12
O:
Vital Sign :
- TD : 152/ 88 mmHg
- Nadi : 132 x / menit, reguler
- RR : 20 x / menit
- Suhu : 36 0C
- MAP : 118 mmHg
- SpO2 : 94%
Status Generalis :
Kepala : A/I/C/D : - / - / - / -
Tampak luka bekas operasi tertutup kasa pada
daerah occipital dextra.
Status Neurologis :
- GCS: 4-5-6
- Pupil : Bulat, isokor 3 mm / 3 mm
- Pemeriksaan N. Cranialis
N. II : Reflex cahaya langsung: + / +
Reflex cahaya tidak langsung + / +
N. III, IV, VI : dalam batas normal.
N.VII : Parese N.VII dextra sentral
N.XII : Parese N.XII dextra
- Reflek Fisiologis
13
A : SAH + Hidrosefalus post op VP Shunt hari ke 6 + DM Tipe 2 + HT
P:
Planning Diagnosa : CT Scan Kepala tanpa kontras
Planning Terapi
- Infus RL 1500 cc/24 jam
- Inj. Antrain 3x1 amp
- Inj. Perdipin 0,5 g/kgBB/menit
- Amdixal 10 mg 0-0-1
- Noperten 10 mg 1-0-0
- Nimotop 4x2 tab p.o
- Inj. Beclov 3x250 mg
- Novorapid 3x8 IU s.c
- Diet DM 1700 kalori nasi biasa lunak cacah
- Fisioterapi
Planning Monitoring
- Keluhan pasien.
- VS
Planning Edukasi
- Minum obat HT dan DM secara teratur.
- Diet rendah garam
- Diet DM 3J
O:
Vital Sign :
- TD : 172/ 88 mmHg
- Nadi : 122 x / menit, reguler
- RR : 20 x / menit
- Suhu : 36 0C
- MAP : 130 mmHg
- SpO2 : 94%
Status Generalis :
Kepala : A/I/C/D : - / - / - / -
Tampak luka bekas operasi tertutup kasa pada
daerah occipital dextra, tampak butterfly rash pada
wajah.
14
Status Neurologis :
- GCS: 4-5-6
- Pupil : Bulat, isokor 3 mm / 3 mm
- Pemeriksaan N. Cranialis
N. II : Reflex cahaya langsung: + / +
Reflex cahaya tidak langsung + / +
N. III, IV, VI : dalam batas normal.
N.VII : Parese N.VII dextra sentral
N.XII : Parese N.XII dextra
- Reflek Fisiologis
15
Kesimpulan :
- SAH di daerah vertex kiri, temporal kiri kanan, falx anterior, dan
pada daerah skull base yang mulai lisis.
- Cerebral infark, subacute dan chronic di capsula eksterna kiri kanan,
basal ganglia kiri kanan dan thalamus kiri kanan.
- Chronic infark kecil di subkortikal frontal kiri.
- Ventrikel lateralis kiri kanan kesan agak melebar, dibanding CT
sebelumnya sudah membaik.
P:
Planning Terapi
- Infus RL 1500 cc/24 jam
- Inj. Antrain 3x1 amp
- Inj. Perdipin 1 g/kgBB/menit
- Amdixal 10 mg 0-0-1
- Noperten 10 mg 1-0-0
- Nimotop 4x2 tab p.o
- Inj. Beclov 3x250 mg
- Novorapid 3x10 IU s.c
- Diet DM 1700 kalori nasi biasa lunak cacah
- Fisioterapi
Planning Monitoring
16
- Keluhan pasien.
- VS
Planning Edukasi
- Minum obat HT dan DM secara teratur.
- Diet rendah garam
- Diet DM 3J
O:
Vital Sign :
- TD : 148 / 93 mmHg
- Nadi : 138 x / menit, reguler
- RR : 22 x / menit
- Suhu : 36 0C
- MAP : 107 mmHg
- SpO2 : 95 %
Status Generalis :
Kepala : A/I/C/D : - / - / - / -
Tampak luka bekas operasi tertutup kasa pada
daerah occipital dextra, tampak butterfly rash pada
wajah.
Status Neurologis :
- GCS: 4-5-6
- Pupil : Bulat, isokor 3 mm / 3 mm
- Pemeriksaan N. Cranialis
N. II : Reflex cahaya langsung: + / +
Reflex cahaya tidak langsung + / +
N. III, IV, VI : dalam batas normal.
N.VII : Parese N.VII dextra sentral
N.XII : Parese N.XII dextra
- Reflek Fisiologis
17
Refleks Tromner :+/-
Refleks Babinsky :+/-
Refleks Chaddock :-/-
- Motorik 3 5
3 5
- Sensorik
N
N
P:
Planning Diagnosa : Cek ANA Test
Planning Terapi
- Infus RL 1500 cc/24 jam
- Inj. Antrain 3x1 amp
- Inj. Perdipin 1 g/kgBB/menit
- Amdixal 10 mg 0-0-1
- Noperten 10 mg 1-0-0
- Nimotop 4x2 tab p.o
- Inj. Beclov 3x250 mg
- Novorapid 3x12 IU s.c
- Diet DM 2100 kalori nasi biasa lunak cacah
- Fisioterapi
Planning Monitoring
- Keluhan pasien.
- VS
Planning Edukasi
- Minum obat HT dan DM secara teratur.
- Diet rendah garam
- Diet DM 3J
O:
Vital Sign :
- TD : 155 / 102 mmHg
- Nadi : 107 x / menit, reguler
- RR : 20 x / menit
- Suhu : 36 0C
- MAP : 115 mmHg
18
- SpO2 : 94 %
Status Generalis :
Kepala : A/I/C/D : - / - / - / -
Tampak luka bekas operasi tertutup kasa pada
daerah occipital dextra, tampak butterfly rash pada
wajah.
Status Neurologis :
- GCS: 4-5-6
- Pupil : Bulat, isokor 3 mm / 3 mm
- Pemeriksaan N. Cranialis
N. II : Reflex cahaya langsung: + / +
Reflex cahaya tidak langsung + / +
N. III, IV, VI : dalam batas normal.
N.VII : Parese N.VII dextra sentral
N.XII : Parese N.XII dextra
- Reflek Fisiologis
P:
Planning Diagnosa : Tunggu hasil ANA Test, cek gula darah
Planning Terapi
- Infus RL 1500 cc/24 jam
- Inj. Antrain 3x1 amp
- Inj. Perdipin 1 g/kgBB/menit
- Amdixal 10 mg 0-0-1
- Noperten 10 mg 1-0-0
19
- Nimotop 4x2 tab p.o
- Inj. Beclov 3x250 mg
- Novorapid 3x12 IU s.c
- Diet DM 2100 kalori nasi biasa lunak cacah
- Fisioterapi
Planning Monitoring
- Keluhan pasien.
- VS
Planning Edukasi
- Minum obat HT dan DM secara teratur.
- Diet rendah garam
- Diet DM 3J
O:
Vital Sign :
- TD : 172 / 118 mmHg
- Nadi : 102 x / menit, reguler
- RR : 26 x / menit
- Suhu : 37 0C
- MAP : 132 mmHg
- SpO2 : 94 %
Status Generalis :
Kepala : A/I/C/D : - / - / - / -
Tampak luka bekas operasi tertutup kasa pada
daerah occipital dextra, tampak butterfly rash pada
wajah.
Status Neurologis :
- GCS: 4-5-6
- Pupil : Bulat, isokor 3 mm / 3 mm
- Pemeriksaan N. Cranialis
N. II : Reflex cahaya langsung: + / +
Reflex cahaya tidak langsung + / +
N. III, IV, VI : dalam batas normal.
N.VII : Parese N.VII dextra sentral
N.XII : Parese N.XII dextra
- Reflek Fisiologis
20
Refleks biseps : +3/+1
Refleks triceps : +3/+1
Refleks patella : +1/+1
Refleks Achiles : +1/+1
- Refleks patologis
Refleks Hoffmann :-/-
Refleks Tromner :+/-
Refleks Babinsky :+/-
Refleks Chaddock :-/-
- Motorik
4 5
4 5
- Sensorik N N
N N
Lab : GDP = 196 mg/dl
GD 2 jam pp = 131 mg/dl
Planning Monitoring
- Keluhan pasien.
- VS
Planning Edukasi
- Minum obat HT dan DM secara teratur.
- Diet rendah garam
- Diet DM 3J
O:
21
Vital Sign :
- TD : 130 / 88 mmHg
- Nadi : 115 x / menit, reguler
- RR : 26 x / menit
- Suhu : 36,8 0C
- MAP : 99 mmHg
- SpO2 : 95 %
Status Generalis :
Kepala : A/I/C/D : - / - / - / -
Tampak luka bekas operasi tertutup kasa pada
daerah occipital dextra, tampak butterfly rash pada
wajah.
Status Neurologis :
- GCS: 4-5-6
- Pupil : Bulat, isokor 3 mm / 3 mm
- Pemeriksaan N. Cranialis
N. II : Reflex cahaya langsung: + / +
Reflex cahaya tidak langsung + / +
N. III, IV, VI : dalam batas normal.
N.VII : Parese N.VII dextra sentral
N.XII : Parese N.XII dextra
- Reflek Fisiologis
P:
Planning Diagnosa : Tunggu hasil ANA Test
Planning Terapi
- Infus RL 1500 cc/24 jam
22
- Inj. Antrain 3x1 amp
- Inj. Perdipin 1 g/kgBB/menit
- Amdixal 10 mg 0-0-1
- Noperten 10 mg 1-0-0
- Nimotop 4x2 tab p.o
- Inj. Beclov 3x250 mg
- Novorapid 3x12 IU s.c
- Diet DM 2100 kalori nasi biasa lunak cacah
- Mobilisasi
Planning Monitoring
- Keluhan pasien.
- VS
Planning Edukasi
- Minum obat HT dan DM secara teratur.
- Diet rendah garam
- Diet DM 3J
O:
Vital Sign :
- TD : 128 / 98 mmHg
- Nadi : 105 x / menit, reguler
- RR : 26 x / menit
- Suhu : 36 0C
- MAP : 99 mmHg
- SpO2 : 95 %
Status Generalis :
Kepala : A/I/C/D : - / - / - / -
Tampak luka bekas operasi tertutup kasa pada
daerah occipital dextra, tampak butterfly rash pada
wajah.
Status Neurologis :
- GCS: 4-5-6
- Pupil : Bulat, isokor 3 mm / 3 mm
- Pemeriksaan N. Cranialis
N. II : Reflex cahaya langsung: + / +
Reflex cahaya tidak langsung + / +
N. III, IV, VI : dalam batas normal.
N.VII : Parese N.VII dextra sentral
23
N.XII : Parese N.XII dextra
- Reflek Fisiologis
P:
Planning Diagnosa : Tunggu hasil ANA Test
Planning Terapi
- Mobilisasi
- Amdixal 10 mg 0-0-1
- Noperten 10 mg 1-0-0
- Novorapid 3x12 IU s.c
- Diet DM 2100 kalori nasi biasa lunak cacah
Planning Monitoring
- Keluhan pasien.
- VS
Planning Edukasi
- Minum obat HT dan DM secara teratur.
- Diet rendah garam
- Diet DM 3J
24
O:
Vital Sign :
- TD : 150 / 90 mmHg
- Nadi : 88 x / menit, reguler
- RR : 22 x / menit
- Suhu : 36 0C
Status Generalis :
Kepala : A/I/C/D : - / - / - / -
Tampak luka bekas operasi tertutup kasa pada
daerah occipital dextra, tampak butterfly rash pada
wajah.
Status Neurologis :
- GCS: 4-5-6
- Pupil : Bulat, isokor 3 mm / 3 mm
- Pemeriksaan N. Cranialis
N. II : Reflex cahaya langsung: + / +
Reflex cahaya tidak langsung + / +
N. III, IV, VI : dalam batas normal.
N.VII : Parese N.VII dextra sentral
N.XII : Parese N.XII dextra
- Reflek Fisiologis
25
P:
Planning Terapi
- Mobilisasi
- Mertigo 3x1
- Amdixal 10 mg 0-0-1
- Noperten 10 mg 1-0-0
- Novorapid 3x12 IU s.c
- Diet DM 2100 kalori nasi biasa lunak cacah
Planning Monitoring
- Keluhan pasien.
- VS
Planning Edukasi
- Minum obat HT dan DM secara teratur.
- Kontrol ke poli bedah saraf bila sudah KRS.
- Diet rendah garam
- Diet DM 3J
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
Otak dan medula spinalis diselubungi oleh tiga lapisan (meninges) yang
berasal dari mesodermal, yaitu dura mater yang kuat terletak paling luar, diikuti
oleh arakhnoid, dan terakhir, pia mater. Pia mater terletak tepat pada permukaan
otak dan medula spinalis. Di antara dura mater dan arakhnoid terdapat ruang
subdural. Antara arakhnoid dan pia mater terdapat ruang subarakhnoid. Ruang
subarakhnoid berisi cairan serebrospinalis (LCS).
26
Dura mater disebut juga pachymeninx (membran yang kuat), sedangkan
arakhnoid dan pia mater secara bersama-sama disebut leptomeninges (membran
yang tipis, rapuh).
1. Dura mater
Dura mater merupakan selaput yang kuat, terdiri atas jaringan ikat fibrosa
yang melekat erat pada permukaan dalam kranium. Dura mater terdiri dari dua
lapisan jaringan penyambung fibrosa yang kuat. Lapisan dura mater kranialis
adalah periosteum di dalam tengkorak. Lapisan dalam adalah lapisan
meningeal yang sesungguhnya; membentuk batas terluar ruang subdural yang
sangat sempit. Kedua lapisan dura terpisah satu sama lain di sinus durae.
Di antara sinus sagitalis superior dan sinus sagitalis inferior, lipatan ganda
lapisan dura yang dalam membentuk falks serebri; yang terletak di bidang
midsagital di antara kedua hemisfer serebri; falks serebri bersambungan
dengan tentorium, yang memisahkan serebelum dengan serebrum (1).
Arteri meningea anterior relatif kecil dan mendarahi bagian tengah dari
dura mater frontalis dan bagian anterior falks serebri. Pembuluh darah ini
cabang arteri ethmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari arteri
oftalmika. Arteri meningea posterior memasuki rongga tengkorak melalui
foramen jugulare untuk mendarahi dura mater di fosa kranii posterior.
2. Arakhnoid mater
27
sisterna. Sebagian besar trunkus arteriosus yang mendarahi otak dan sebagian
besar saraf kranialis berjalan di ruang subarakhnoid.
3. Pia mater
Pia mater adalah lapisan tipis yang melekat erat pada permukaan korteks
serebri. Tidak seperti arakhnoid, struktur ini tidak hanya meliputi seluruh
permukaan eksternal otak dan medula spinalis yang terlihat, tetapi juga
permukaan yang tidak terlihat di sulkus yang dalam (1).
28
Gambar 2. Arteri Meninges
Walaupun berat otak adalah 2% daripada jumlah total berat badan. Namun,
otak menerima 15 hingga 20% darah yang dipompa oleh jantung. Darah tiba di
otak melalui Arteri Carotis Interna dan Arteri Vertebralis. Arteri Vertebralis
bergabung membentuk Arteri Basilaris yang berada pada ventral batang otak.
Arteri Basilaris dan Arteri Carotis Interna membentuk Sirkulus Willisi. Cabang-
cabang dari sirkulus Willisi dan dari Arteri Basilaris mensuplai darah ke otak.
Kortex serebri pada otak kiri dan kanan disuplai dengan darah oleh tiga
cabang arteri dari Sirkulus Willisi, yaitu Arteri Serebri Anterior, Arteri Serebri
Media, dan Arteri Serebri Posterior. Arteri Serebri Media mensuplai darah
pada permukaan lateral otak. Arteri Serebri Anterior mensuplai darah pada bagian
medial Lobus Parietalis dan Frontalis. Arteri Serebri Posterior mensuplai darah
pada Lobus Occipital dan permukaan Medial Lobus Temporal. Arteri Serebri dan
cabangnya terletak dalam Ruang Subarakhnoid. Cabang arteri meninggalkan
ruang subarakhnoid dan memasuki pia mater. Cabang pre kapiler meninggalkan
pia mater dan memasuki otak. Arteri di dalam otak membentuk kapiler (2).
29
Gambar 3. Sirkulus Willisi
30
khoroideus, terutama di dalam ventrikel lateral. Volume LCS yang bersirkulasi
umumnya antara 130 dan 150 ml. Setiap 24 jam dihasilkan 400-500 ml LCS
sehingga seluruh volume LCS diganti tiga atau empat kali sehari. Tekanan LCS
(perhatikan bahwa tekanan LCS tidak sama dengan tekanan intrakranial) pada
posisi supinasi normalnya adalah 70-120 mmH2O.
31
Gambar 5. Aliran LCS
A. Definisi
B. Insidensi
SAH terjadi pada 8-10 kasus per 100.000 orang per tahun.
C. Etiologi
32
obat antikoagulan, tumor, dan vaskulitis masing-masing dengan insidens sebanyak
kurang dari 5%. Penyebab yang tidak diketahui sebanyak 10%.
33
arteri karotis interna. Paresis nervus kranialis VI menunjukkan aneurisma dalam
sinus cavernosus. Gangguan ketajaman penglihatan bisa terjadi dengan
pembesaran aneurisma pada arteri serebri anterior (4).
Skema grading yang diajukan oleh Hunt dan Hess pada tahun 1986 masih
berguna pada praktek klinis dan memberikan gambaran kasar pada prognosis
pasien (1).
E. Evaluasi Diagnostik
1. CT Scan
34
Scan normal, pungsi lumbal harus dilakukan. Tindakan ini memungkinkan
terlihatnya darah atau siderofag secara langsung pada cairan serebrospinal (1).
2. MRI Scan
Jarang digunakan, tetapi pada kasus dengan multipel aneurisma, MRI yang
dilakukan beberapa hari setelah perdarahan memiliki sensitivitas yang lebih
tinggi daripada CT scan dalam mendeteksi area kecil dari clot subarakhnoid (3).
3. CT/MR angiografi
35
4. Digital angiografi
F. Manajemen
36
a. Bed rest
Sering dilakukan pada SAH, meskipun tidak ada bukti yang dapat
memastikan hal ini dapat menurunkan resiko perdarahan ulang (3).
b. Aneurisma repair
37
Gambar 9. Clipping Aneurisma Serebral (1).
Selain itu, bentuk terapi yang lebih tidak invasif adalah mengisi aneurisma
dengan metal coils (coiling, suatu prosedur yang menjadi bidang neuroradiologi
intervensional). Coil dihantarkan dari ujung kateter angiografik khusus, yang
dimasukkan secara transfemoral dan didorong hingga mencapai aneurisma.
Coiling menghindari perlunya kraniotomi, tetapi mungkin tidak sereliabel
obliterasi aneurisma secara permanen.
38
Gambar 10. Endovaskular Coiling (1).
G. Komplikasi
1. Intrakranial
a. Perdarahan ulang
Perdarahan ulang memiliki gejala klinis yang lebih berat dan resiko
kematian lebih dari dua kali lipat daripada perdarahan pertama. Semua pasien
dengan penurunan kesadaran, harus dilakukan pemeriksaan CT scan.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendiagnosa adanya perdarahan ulang dan
menyingkirkan penyebab lain dari penurunan kesadaran tersebut (misalnya
hidrosefalus).
b. Iskemik/infark Serebral
39
pada angiogram menunjukkan adanya konstriksi dari arteri, tetapi ternyata
patogenesis dari vasospasme tidak sesederhana itu. Banyak vasokonstriktor
yang dilepaskan dari dinding pembuluh darah atau dari bekuan darah yang
terdapat pada LCS setelah terjadi SAH, misalnya : serotonin, prostaglandin,
oksihemoglobin, endotelin 1, penurunan sintesis vasodilator (nitric oxyde) oleh
endotel.
c. Hidrosefalus
Hidrosefalus (istilah yang berasal dari bahasa Yunani: "hydro" yang berarti
air dan"cephalus" yang berarti kepala; sehingga kondisi ini sering dikenal
dengan "kepala air") adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan
di dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam
ventrikel serebral, ruang subarakhnoid, atau ruang subdural. Gangguan itu
menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan
menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.
40
Bekuan darah dalam sistem ventrikel yang menyebabkan hidrosefalus
obstruktif.
Hidrosefalus akut terjadi pada 20% pasien. Biasanya terjadi pada beberapa
hari pertama setelah SAH. Pada 1/3 pasien gejalanya dapat berupa sakit kepala,
gangguan kesadaran, dementia, inkontinentia atau adanya gait ataxia. Gejala ini
dapat cukup parah sehingga memerlukan terapi segera.
Pada 10% pasien hidrosefalus dapat berkembang dalam beberapa bulan
atau beberapa tahun setelah SAH.
2. Ekstrakranial
b. Oedem pulmonum
c. Perdarahan gaster
Perdarahan dari erosi gaster biasanya terjadi setelah SAH tetapi jarang
mengancam nyawa (3).
41
DAFTAR PUSTAKA
4. Smith WS, Johnston SC, Easton JD. Cerebrovascular diseases. In: Kasper DL,
Fauci AS, Longo DL, Braunwald E, Hauser SS, Jameson JL, editor. Harrisons
Principles of Internal Medicine. 16th edition. United States of America : The
McGraw-Hill Companies, Inc.
42
5. Mayor NM. 2006. Neuroimaging A Practical Approach to Radiology.
Philadelphia : Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
43