Bab Ii
Bab Ii
PEMBAHASAN
3
4
1. Tabung gas asetilin, terbuat dari bahan baja yang dicirikan dengan warna cat
merah, biasanya memiliki kapasitas 40-60 L, dan memiliki bentuk pendek
dan gemuk. Tekanan isinya mencapai 15 kg/cm2. Jika tabung ini akan
dipergunakan maka katup penutupnya dibuka dengan menggunakan kunci
sok. Baut dan mur pengikatnya menggunakan ulir kiri.
2. Tabung gas oksigen terbuat dari bahan baja, dengan bentuk tinngi dan
ramping. Tabung ini memiliki tekanan isi 150 kg/cm2, dengan katup
pembuka dengan sistem ulir kanan. Kapasitasnya mencapai 40-60 L, denga
warna cat biru. Perbedaan yang tampak nyata adalah model konstruksi alat
pengatur dan regulatornya.
3. Brander atau alat pengatur camputan gas, merupakan alat untuk mencampur
dan pengatur pengeluaran campuran gas asetilin dan gas oksigen di dalam
bagian yang disebut injektor. Secara jelas brander dapat digambarkan
sebagai berikut.
a. Nosel atau mulut brander: untuk mengatur laju aliran campuran gas
untuk dibakar. Ada 3 ukuran nosel, yaitu kecil (S), sedang (M) dan
besar (L). Nosel yang kecil untuk mengelas bahan-bahan yang tipis
atau kecil dan nosel denag ukuran besar diginakan untuk mengelas
bahan-bahan yang tabal atau besar.
b. Injektor: bagian dari brander yang berfungsi untuk mencampur gas
asetilin dan oksigen.
c. Katup gas oksigen: untuk mengatur aliran gas oksigen yang
memasuki bagian injektor
d. Klem pengikat selang gas asetilin: agar hubungan antara selang
nyalur gas asetilin dengan brander tidak timbul kebocoran.
e. Klem pengikat selangg gas oksigen: agar hubungan antara selang
nyalur gas oksigen dengan brander tidak timbul kebocoran.
5
Gambar 2.1
Perkakas las asetilin
Prisip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan mengatur
besarnya gas asetilen dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan
nyala api maka akan timbul nyala api. Tetapi besarnya gas asetilen dan
oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan memutar pengatur tekanan
sedikit demi sedikit. Apabila gas asetilen saja yang dihidupkan maka nyala
apinya berupa nyala biasa dengan mengeluarkan jelaga. Apabila gas
asetilennya terlalu sedikit yang diputar, maka las tidak akan menyala.
Kecepatan penarikan kembali gas per jam dari sebuah silinder asetilen tidak
boleh lebih besar dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa
dialirkan (silinder asetilen haruslah selalu tegak lurus). Nyala hasil
pembakaran dalam las oksi-asetilen dapat berubah bergantung pada
perbandingan antara gas oksigen dan gas asetilennya. Ada tiga macam nyala
api dalam las oksi-asetilen seperti berikut.
Gggggggouihpkh;khk;hkkdf
Gambar 2.4 Nyala api netral
Pada posisi pengelasan dengan oksi asetilen arah gerak pengelasan dan
posisi kemiringan pembakar dapat mempengaruhi kecepatan dan kualitas
las. Dalam teknik pengelasan dikenal beberapa cara yaitu:
a. Pengelasan di bawah tangan
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan
di bawah tangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut
ujung pembakar (brander) terletak diantara 60 dan kawat pengisi
(filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30 - 40 dengan benda
kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2
7