Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Klaritromicin Merupakan Kelompok Antibiotik Makrolid Dan Mempunyai


Aktifitas Bakterisidal Terhadap Mycobacterium Leprae Pada Tikus Dan Manusia .
Pada Penderita Kusta Lepramatosa, Dosis Harian 500 Mg Dapat Membunuh 99%
Kuman Hidup Dalam 28 Hari Dan Lebih Dari 99,9% Dalam 56 Hari. Efek
Sampingnya Adalah Naesea, Vomitus, Dan Diare Yang Terbukti Sering Ditemukan
Bila Obat Ini Diberikan Dengan Dosis 2000 Mg3.

Klaritromicin Di Turunkan Dari Eritromicin Melalui Penambahan Satu Gugus


Metal Dan Memiliki Stabilitas Asam Serta Absorpsi Oral Yang Lebih Baik Daripada
Eritromicin. Mekanisme Kerjanya Sama Dengan Eritromicin. Klaritromicin Dan
Eritromicin Hampir Identik Dalam Hal Aktivitas Antibakteri Kecuali Bahwa
Klaritromicin Lebih Aktif Terhadap Mycobacterium Avium Kompleks2.

Penyakit Kusta Atau Juga Dikenali Sebagai Penyakit Hansen, Morbus


Hansen, Lepra Atau Leprosy Merupakan Penyakit Infeksi Kronik Yang Disebabkan
Oleh Infeksi Mycobacterium Leprae Yang Bersifat Intraseluler Obligat. Mengenai
Saraf Perifer Sebagai Afinitas Pertama, Kemudian Kulit, Mukosa Traktus
Respiratorius Bagian Atas, Dan Dapat Ke Organ Lain Kecuali Susunan Saraf Pusat.
Cara Penyebaran Awal Disebabkan Oleh Perpindahan Penduduk Yang Terinfeksi
Penyakit Tersebut. Cara Penularannya Yaitu Melalui Kontak Langsung Antarakulit
Dan Melalui Droplet6

Lepra Atau Morbus Hansen (Mh) Adalah Penyakit Yang Umum Ditemukan
Di Asia, Afrika, Amerika Tengah, Dan Amerika Selatan.1 Lepra Dapat Menyerang
Semua Usia, Dan Pada Hamper Semua Studi Prevalensi Menunjukkan Laki-Laki
Lebih Banyak Dari Pada Perempuan.2 Prevalensi Lepra Di Indonesia Pada Tahun
2008 Sebesar 0,94/10.000 Penduduk Namun Di Sulawesi Utara Masih Mencapai
2,15/10.000 Penduduk6
Bab II

Tinjauan Pustaka

Klaritromicin

a. Definisi

Karitromicin Adalah Antibiotik Golongan Macrolide Yang


Mempunyai Spektrum Luas. Obat Ini Umumnya Digunakan Sebagai
Antibiotik Untuk Infeksi Pada Saluran Pernafasan Atas Dan Bawah, Juga
Infeksi Kulit Dan Jaringan Lunak. Antibiotik Ini Aktif Terhadap Bakteri Gram
Negatif Maupun Gram Positif. Klaritromicin Juga Memiliki Aktivitas
Terhadap M.Leprae Dan Toxoplasma Gondii. Treptococcus Dan
Staphylococcus Yang Resisten Terhadap Eritromicin Juga Resisten Terhadap
Klaritromicin5

b. Aksi Farmakologi
Macrolide Antibiotik Semi-Sintetik. Menghambat Sintesis Protein
Dalam Sel Mikroba, Bakteriostatik (Terutama) Dan Tindakan Bakterisida.
Klaritromisin Aktif Terhadap: Mycoplasma Pneumoniae, Legionella
Pneumophila, Chlamydia Trachomatis, Chlamydia Pneumoniae, Ureaplasma
Urealyticum; Mikroorganisme Gram Positif: Streptococcus Spp.,
Staphylococcus Spp., Monocytogems Listeria, Spp Corynebacterium.;
Mikroorganisme Gram Negatif: Haemophilus Influenzae, Haemophilus
Ducreyi, Catarrhalis Moraxella, Bordetella Pertussis, Neisseria Gonorrhoeae,
Neisseria Meningitidis, Burgdorferi Borrelia, Pasterella Multocida,
Campylobacter Spp., Helicobacter Pylori; Beberapa Anaerob: Eubacterium
Spp., Peptococcus Spp., Propionibacterium Spp., Clostridium Perfringens,
Bacteroides Melaninogenicus; Toxoplasma Gondii5.
c. Farmakokinetik
Clarithromycin (Klaritromisin) Adalah Antibiotik Yang Bekerja
Menghambat Sisntesis Protein Dengan Cara Mengikat Ribosom Subunit 50s
Dari Bakteri Yang Sensitif. Klaritromisin Efektif Terhadap Bakteri (Yang
Peka) Seperti Streptokokus, Stafilokokus, B. Catarrhalis, Legionelle Spp, C.
Trachomatis Dan U. Urealyticum.
Klaritromisin Juga Diserap Dari Saluran Pencernaan. Makanan
Memperlambat Penyerapan, Tetapi Tidak Signifikan Mempengaruhi
Bioavailabilitas Klaritromisin5

d. Indikasi
Kegunaan Clarithromycin Adalah Untuk Pengobatan Infeksi Oleh Kuman
Yang Peka Terhadap Antibiotik Ini, Seperti5:
Infeksi Saluran Pernapasan (Faringitis, Tonsilitis, Sinusitis, Sinusitis
Maksilaris Akut, Eksaserbasi Akut Bronkitis Obstruktif Kronik, Otitis
Media Akut, Pneumonia).
Clarithromycin Juga Digunakan Untuk Mengobati Penyakit Infeksi
Kulit Dan Jaringan Lunak.
Selain Itu, Obat Ini Juga Dapat Digunakan Untuk Eradikasi
Helicobacter Pylori, Bakteri Penyebab Gastritis.
e. Kontraindikasi
Clarithromycin Tidak Boleh Diberikan Pada Pasien Yang Memiliki
Riwayat Hipersensitifitas Pada Clarithromycin Dan Antibiotika
Macrolide Lainnya.
Obat Ini Juga Dikontraindikasikan Untuk Pasien Dengan Fungsi Hati
Dan Ginjal Yang Rusak.
Antibiotik Ini Sebaiknya Tidak Digunakan Jika Pasien Memiliki
Masalah Jantung Atau Sedang Memakai Obat-Obatan Yang Dapat
Menyebabkan Masalah Jantung Tertentu (Misalnya, Perpanjangan Qt
Atau Bradycardia), Atau Terjadinya Ketidakseimbangan Elektrolit
(Misalnya, Level Kalium Atau Natrium Yang Rendah).
Tidak Boleh Digunakan Oleh Pasien Yang Memiliki Riwayat Ikterus
Kolestatik Atau Disfungsi Hati Yang Terkait Dengan Penggunaan
Antibiotik Ini Sebelumnya.
Tidak Boleh Digunakan Oleh Pasien Yang Sedang Menggunakan Obat-
Obat Lain Seperti, Terfenadine, Astemizole, Pimozide, Cisapride,
Ergotamine Atau Dihydroergotamine5.
f. Efek Samping
Kebanyakan Efek Samping Clarithromycin Yang Muncul Adalah Mual,
Muntah, Diare, Kembung, Flatulensi, Palpitasi, Nyeri Dada, Dispepsia,
Dan Nyeri Pada Perut.
Gangguan Kemampauan Membau Dan Rasa, Stomatitis, Glositis,
Perubahan Warna Lidah Dan Gigi, Sakit Kepala, Insomnia, Reaksi
Alergi (Seperti Ruam Kulit Dan Anafilaktik) Dan Hasil Tes Fungsi Hati
Yang Abnormal Juga Dilaporkan Terjadi Akibat Pemakaian Obat Ini.
Efek Samping Lain Misalnya Arthralgia, Mialgia, Hipoglikemia,
Leukopenia, Trombositopenia, Nefritis Interstitial, Kelemahan Otot,
Agranulositosis, Kadar Serum Amilase Tinggi, Perpanjangan Qt,
Torsades De Pointes, Kekeruhan Kornea, Demam, Infiltrasi Paru Oleh
Eosinofilia, Delirium, Halusinasi Visual, Dan Juga Pankreatitis.
Efek Samping Yang Jarang Terjadi Seperti Iritasi Yang Sangat Ekstrem,
Halusinasi, Kehilangan Keseimbangan, Mulut Kering, Panik Dan
Mimpi Buruk Adalah Efek Samping Lain Dari Clarithromycin
Meskipun Kejadiannya Sangat Jarang.
Efek Samping Yang Berpotensi Fatal, Seperti : Kegagalan Hepatik,
Kolitis Pseudomembran, Anafilaksis, Sindrom Stevens-Johnson,
Nekrolisis Epidermal Toksik, Ruam Obat Dengan Eosinofilia Dan
Gejala Sistemik (Dress) Sindrom Dan Henoch-Schonlein Purpura5.

Morbus Hansen, Lepra Atau Leprosy

a. Definisi
Kusta Merupakan Penyakit Infeksi Yang Kronik, Dan Penyebabnya Ialah
Mycobacterium Leprae Yang Bersifat Intraseluler Obligat. Saraf Perifer
Sebagai Afinitas Pertama, Lalu Kulit Dan Mukosa Traktus Respiratorius
Bagian Atas, Kemudian Dapat Ke Organ Lain Kecuali Susunan Saraf Pusat6.
b. Etiologi
Kuman Penyebab Adalah Mycobacterium Leprae Yang Di Temukan Oleh
G.A. Hansen Pada Tahun 1874 Di Norwegia, Yang Sampai Sekarang Belum
Juga Dapat Dibiakkan Dalam Media Artificial. M. Leprae Berbentuk Kuman
Dengan Ukuran 3-8 Mm X 0,5 Mm, Tahan Asam Dan Alcohol Serta Gram
Positif1.
c. Pathogenesis
Kuman Mycobacterium Leprae Masuk Ke Dalam Tubuh Melalui
Saluran Pernafasan (Sel Schwan) Dan Kulit Yang Tidak Utuh. Sumber
Penularan Adalah Penderita Kusta Yang Banyak Mengandung Kuman (Tipe
Multibasiler) Yang Belum Diobati. Kuman Masuk Ke Dalam Tubuh Menuju
Tempat Predileksinya Yaitu Saraf Tepi. Saat Mycobacterium Leprae Masuk
Ke Dalam Tubuh, Perkembangan Penyakit Kusta Bergantung Pada
Kerentanan Seseorang. Respons Tubuh Setelah Masa Tunas Dilampaui
Tergantung Pada Derajat Sistem Imunitas Selular (Cellular Mediated Immune)
Pasien, Bila Sistem Imunitas Selular Tinggi, Penyakit Berkembang Kearah
Tuberkuloid Dan Bila Rendah, Berkembang Kearah Lepromatosa4.
Mycobacterium Leprae Berprediksi Di Daerah Yang Relatif Lebih
Dingin, Yaitu Daerah Akral Dengan Vaskularisasi Yang Sedikit. Derajat
Penyakit Tidak Selalu Sebanding Dengan Derajat Infeksi Karena Respons
Imun Pada Tiap Pasien Berbeda. Gejala Klinis Lebih Sebanding Dengan
Tingkat Reaksi Selular Dari Pada Intensitas Infeksi. Oleh Karena Itu Penyakit
Kusta Dapat Disebut Sebagai Penyakit Imunologik4
BAB II

PEMBAHASAN

Klaritromisin Termasuk Dalam Golongan Makrolid Yang Mempunyai


Aktivitas Bakterisidal Setara Dengan Ofloksasin Dan Minosiklin Pada Mencit. Cara
Kerja Obat Ini Adalah Dengan Menghambat Sintesis Protein Melalui Mekanisme
Yang Lain Dari Minosiklin. Obat Ini Bekerja Dengan 18 Penghambatan Sintesis
Protein Bakteri Dengan Cara Mengikat Subunit Ribosom 50 S, Sehingga Dapat
Mencegah Perpanjangan Rantai Peptida6.
Klaritromicin Di Turunkan Dari Eritromicin Melalui Penambahan Satu Gugus
Metal Dan Memiliki Stabilitas Asam Serta Absorpsi Oral Yang Lebih Baik Daripada
Eritromicin. Mekanisme Kerjanya Sama Dengan Eritromicin. Klaritromicin Dan
Eritromicin Hampir Identik Dalam Hal Aktivitas Antibakteri Kecuali Bahwa
Klaritromicin Lebih Aktif Terhadap Mycobacterium Avium Kompleks2.

Keuntungan Klaritromisin Jika Di Bandingka Dengan Eritromisin Adalah


Insidens Intoleransi Saluran Cernanya Lebih Sedikit Dan Frekuensi Pemberianya
Lebih Sedikit. Kecuali Untuk Organisme Spesifik Yang Di Jelaskan Di Atas, Kedua
Obat Tersebut Secara Terapeutik Sangat Mirip Sehingga Pilihan Antara Keduanya
Lebih Didasarkan Pada Biaya Dan Tolerabilitasnya5.

Klaritromisin Dosis 500 Mg Menghasilkan Kadar Dalam Serum Sebesar 2-3


Mcg Ml. Waktu Paru Klariktromisin Yang Lebih Panjang (6 Jam) Daripada
Eritromisin Memungkinkan Pemberian Dosis Sebayak Dua Kali Sehari. Dosis Yang
Di Anjurkan Adalah 250-500 Mg Dua Kali Sehari Atau 1000 Mg Untuk Sediaan
Lepas-Lambat Sebanyak Sekali Sehari. Penetrasi Klaritromisin Pada Kebayakan
Jaringan Cukup Baik, Deangan Kadar Jaringan Yang Serupa Atau Melebihi Kadar
Dalam Serum2.

Klaritromisin Di Metabolisme Dalam Hati, Metabolit Utamanya Dalam 14-


Hidroksklaritrokisin, Yang Juga Mempunyai Aktivitas Antibakterial. Sejumlah Obat
Aktif Dan Metabolit Utama Ini Di Eliminasi Dalam Urine, Dan Penurunan Dosis
(Misalnya, Dosis Awal Sebanyak 500 Mg Kemudian 250 Mg Sekali Atau Dua Kali
Sehari) Di Anjurkan Pada Pasien Yang Bersihan Kreatinin Yang Kurang Dari 30
Ml/Menit. Klaritromisin Memiliki Intraksi Obat Yang Serupa Dengan Intraksi Obat
Yang Di Jelaskan Untuk Eritromisin2.

Pengobatan Lepra Dengan Program Jangka Pendek Selama 3 Bulan Untuk


Tipe Mb Ataupun Pb Berupa Kombinasi Rifampisin 600 Mg/Bulan Dengan
Klaritromisin 250 Mg 2 Kali Sehari Setiap Hari, Sedangkan Dosis Anak-Anak
Rifampisin 10-15 Mg/Kg Berat Badan 1 Kali/Bulan Dan Klaritromisin 15 Mg/Kg
Berat Badan Dibagi 2 Dosis Setiap Hari. Regimen Ini Aman Bagi Penderita
Gangguan Fungsi Hati, Ginjal, Jantung, Anemia Berat, Psikosis Serta Wanita
Hamil4,6.

Terapi Kombinasi Jangka Pendek Rifampisin 600 Mg Per Bulan Dan


Klaritromisin 2 X 250 Mg Per Hari Selama 2 Bulan Berhasil Menurunkan Titer Igm
Secara Bermakna Pada Pasien Kusta Subklinik Efek Samping Dari Klaritromisin
Adalah Iritasi Saluran Pencernaan,Mual, Muntah, Diare Dan Peningkatan Sementara
Enzim Hati6.

Pada Saat Sementara Pengobatan Dan Setelah Pengobatan , Banyak Basil


Kusta Yang Mati Dan Hancur (Apoptosis), Sehingga Banyak Antigen Yang
Dilepaskan Dan Bereaksi Dengan Antibodi Igg, Igm Dan Komplemen C3
Membentuk Kompleks Imun Yang Terus Beredar Dalam Sirkulasi Darah Dan
Akhirnya Akan Di Endapkan Dalam Berbagai Organ Sehingga Mengaktifkan Sistem
Komplemen . Berbagai Macam Enzim Dan Bahan Toksik Yang Menimbulkan
Destruksi Jaringan Akan Dilepaskan Oleh Netrofil Akibat Dari Aktivasi Komplemen5.
Daftar Pustaka

1. Degang Y, Nakamura K, Akama T, Ishido Y, Luo Y, Ishii N, Suzuki K.


Type Ii Lepra Reaction ( Eryhthema Nodosum Leprosum); Sign Of A M.
Lepra Spesific Celluler Immune Reponse?.Future Microbiol.2014;9(1):43-
54
2. Katzung, 2010, Farmakologi Dasar Dan Klinik, Edisi 10, Penerbit Buku
Kedokteran, Egc Jakarta.
3. Menaldi, Dkk., 2015, Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Ketujuh,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
4. Pandhi D, Chhabra N. New Insights In The Pathogenesis Of Type 1 And
Type 2 Lepra Reaction. Indian J Dermatol Venereol Leprol 2013;79:739-
49
5. Prameswari R,Listiawan My, The Role Of Tnf- In Immunopathogenesis
Of Enl And The Contribution In Management Of Enl. Departemen/Staf
Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Soetomo Surabaya:2012.Vol 24.Pp43-48
6. Yudihart S, Puspadewi T, Caroline.Laporan Kasus Bangsal Reaksi
Kusta.Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai