PENDAHULUAN
Lepra Atau Morbus Hansen (Mh) Adalah Penyakit Yang Umum Ditemukan
Di Asia, Afrika, Amerika Tengah, Dan Amerika Selatan.1 Lepra Dapat Menyerang
Semua Usia, Dan Pada Hamper Semua Studi Prevalensi Menunjukkan Laki-Laki
Lebih Banyak Dari Pada Perempuan.2 Prevalensi Lepra Di Indonesia Pada Tahun
2008 Sebesar 0,94/10.000 Penduduk Namun Di Sulawesi Utara Masih Mencapai
2,15/10.000 Penduduk6
Bab II
Tinjauan Pustaka
Klaritromicin
a. Definisi
b. Aksi Farmakologi
Macrolide Antibiotik Semi-Sintetik. Menghambat Sintesis Protein
Dalam Sel Mikroba, Bakteriostatik (Terutama) Dan Tindakan Bakterisida.
Klaritromisin Aktif Terhadap: Mycoplasma Pneumoniae, Legionella
Pneumophila, Chlamydia Trachomatis, Chlamydia Pneumoniae, Ureaplasma
Urealyticum; Mikroorganisme Gram Positif: Streptococcus Spp.,
Staphylococcus Spp., Monocytogems Listeria, Spp Corynebacterium.;
Mikroorganisme Gram Negatif: Haemophilus Influenzae, Haemophilus
Ducreyi, Catarrhalis Moraxella, Bordetella Pertussis, Neisseria Gonorrhoeae,
Neisseria Meningitidis, Burgdorferi Borrelia, Pasterella Multocida,
Campylobacter Spp., Helicobacter Pylori; Beberapa Anaerob: Eubacterium
Spp., Peptococcus Spp., Propionibacterium Spp., Clostridium Perfringens,
Bacteroides Melaninogenicus; Toxoplasma Gondii5.
c. Farmakokinetik
Clarithromycin (Klaritromisin) Adalah Antibiotik Yang Bekerja
Menghambat Sisntesis Protein Dengan Cara Mengikat Ribosom Subunit 50s
Dari Bakteri Yang Sensitif. Klaritromisin Efektif Terhadap Bakteri (Yang
Peka) Seperti Streptokokus, Stafilokokus, B. Catarrhalis, Legionelle Spp, C.
Trachomatis Dan U. Urealyticum.
Klaritromisin Juga Diserap Dari Saluran Pencernaan. Makanan
Memperlambat Penyerapan, Tetapi Tidak Signifikan Mempengaruhi
Bioavailabilitas Klaritromisin5
d. Indikasi
Kegunaan Clarithromycin Adalah Untuk Pengobatan Infeksi Oleh Kuman
Yang Peka Terhadap Antibiotik Ini, Seperti5:
Infeksi Saluran Pernapasan (Faringitis, Tonsilitis, Sinusitis, Sinusitis
Maksilaris Akut, Eksaserbasi Akut Bronkitis Obstruktif Kronik, Otitis
Media Akut, Pneumonia).
Clarithromycin Juga Digunakan Untuk Mengobati Penyakit Infeksi
Kulit Dan Jaringan Lunak.
Selain Itu, Obat Ini Juga Dapat Digunakan Untuk Eradikasi
Helicobacter Pylori, Bakteri Penyebab Gastritis.
e. Kontraindikasi
Clarithromycin Tidak Boleh Diberikan Pada Pasien Yang Memiliki
Riwayat Hipersensitifitas Pada Clarithromycin Dan Antibiotika
Macrolide Lainnya.
Obat Ini Juga Dikontraindikasikan Untuk Pasien Dengan Fungsi Hati
Dan Ginjal Yang Rusak.
Antibiotik Ini Sebaiknya Tidak Digunakan Jika Pasien Memiliki
Masalah Jantung Atau Sedang Memakai Obat-Obatan Yang Dapat
Menyebabkan Masalah Jantung Tertentu (Misalnya, Perpanjangan Qt
Atau Bradycardia), Atau Terjadinya Ketidakseimbangan Elektrolit
(Misalnya, Level Kalium Atau Natrium Yang Rendah).
Tidak Boleh Digunakan Oleh Pasien Yang Memiliki Riwayat Ikterus
Kolestatik Atau Disfungsi Hati Yang Terkait Dengan Penggunaan
Antibiotik Ini Sebelumnya.
Tidak Boleh Digunakan Oleh Pasien Yang Sedang Menggunakan Obat-
Obat Lain Seperti, Terfenadine, Astemizole, Pimozide, Cisapride,
Ergotamine Atau Dihydroergotamine5.
f. Efek Samping
Kebanyakan Efek Samping Clarithromycin Yang Muncul Adalah Mual,
Muntah, Diare, Kembung, Flatulensi, Palpitasi, Nyeri Dada, Dispepsia,
Dan Nyeri Pada Perut.
Gangguan Kemampauan Membau Dan Rasa, Stomatitis, Glositis,
Perubahan Warna Lidah Dan Gigi, Sakit Kepala, Insomnia, Reaksi
Alergi (Seperti Ruam Kulit Dan Anafilaktik) Dan Hasil Tes Fungsi Hati
Yang Abnormal Juga Dilaporkan Terjadi Akibat Pemakaian Obat Ini.
Efek Samping Lain Misalnya Arthralgia, Mialgia, Hipoglikemia,
Leukopenia, Trombositopenia, Nefritis Interstitial, Kelemahan Otot,
Agranulositosis, Kadar Serum Amilase Tinggi, Perpanjangan Qt,
Torsades De Pointes, Kekeruhan Kornea, Demam, Infiltrasi Paru Oleh
Eosinofilia, Delirium, Halusinasi Visual, Dan Juga Pankreatitis.
Efek Samping Yang Jarang Terjadi Seperti Iritasi Yang Sangat Ekstrem,
Halusinasi, Kehilangan Keseimbangan, Mulut Kering, Panik Dan
Mimpi Buruk Adalah Efek Samping Lain Dari Clarithromycin
Meskipun Kejadiannya Sangat Jarang.
Efek Samping Yang Berpotensi Fatal, Seperti : Kegagalan Hepatik,
Kolitis Pseudomembran, Anafilaksis, Sindrom Stevens-Johnson,
Nekrolisis Epidermal Toksik, Ruam Obat Dengan Eosinofilia Dan
Gejala Sistemik (Dress) Sindrom Dan Henoch-Schonlein Purpura5.
a. Definisi
Kusta Merupakan Penyakit Infeksi Yang Kronik, Dan Penyebabnya Ialah
Mycobacterium Leprae Yang Bersifat Intraseluler Obligat. Saraf Perifer
Sebagai Afinitas Pertama, Lalu Kulit Dan Mukosa Traktus Respiratorius
Bagian Atas, Kemudian Dapat Ke Organ Lain Kecuali Susunan Saraf Pusat6.
b. Etiologi
Kuman Penyebab Adalah Mycobacterium Leprae Yang Di Temukan Oleh
G.A. Hansen Pada Tahun 1874 Di Norwegia, Yang Sampai Sekarang Belum
Juga Dapat Dibiakkan Dalam Media Artificial. M. Leprae Berbentuk Kuman
Dengan Ukuran 3-8 Mm X 0,5 Mm, Tahan Asam Dan Alcohol Serta Gram
Positif1.
c. Pathogenesis
Kuman Mycobacterium Leprae Masuk Ke Dalam Tubuh Melalui
Saluran Pernafasan (Sel Schwan) Dan Kulit Yang Tidak Utuh. Sumber
Penularan Adalah Penderita Kusta Yang Banyak Mengandung Kuman (Tipe
Multibasiler) Yang Belum Diobati. Kuman Masuk Ke Dalam Tubuh Menuju
Tempat Predileksinya Yaitu Saraf Tepi. Saat Mycobacterium Leprae Masuk
Ke Dalam Tubuh, Perkembangan Penyakit Kusta Bergantung Pada
Kerentanan Seseorang. Respons Tubuh Setelah Masa Tunas Dilampaui
Tergantung Pada Derajat Sistem Imunitas Selular (Cellular Mediated Immune)
Pasien, Bila Sistem Imunitas Selular Tinggi, Penyakit Berkembang Kearah
Tuberkuloid Dan Bila Rendah, Berkembang Kearah Lepromatosa4.
Mycobacterium Leprae Berprediksi Di Daerah Yang Relatif Lebih
Dingin, Yaitu Daerah Akral Dengan Vaskularisasi Yang Sedikit. Derajat
Penyakit Tidak Selalu Sebanding Dengan Derajat Infeksi Karena Respons
Imun Pada Tiap Pasien Berbeda. Gejala Klinis Lebih Sebanding Dengan
Tingkat Reaksi Selular Dari Pada Intensitas Infeksi. Oleh Karena Itu Penyakit
Kusta Dapat Disebut Sebagai Penyakit Imunologik4
BAB II
PEMBAHASAN