NOMOR : SK / / / 2015
Tentang
Husada perlu upaya dan partisipasi yang digerakkan oleh pemilik dan
pengelola
di RSIA PROF.dr.H.M.Farid
MENETAPKAN
Menetapkan :
Pertama : Surat Ketetapan Kepala Rumah Sakit tingkat III Baladhika Husada
tentang
Ditetapkan di Makassar
Mutu dan keselamatan pasien sebenarnya sudah ada (tertanam) dalam kegiatan
pekerjaan
adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang
meliputi
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang
Oleh karena itu perlu disusun suatu pedoman Upaya Peningkatan mutu Rumah Sakit
dalam bentuk Buku Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit
Tingkat III
Baladhika Husada yang akan menjadi acuan bagi semua pelaksana peningkatan
mutu Rumah sakit
Surat Ketetapan Karumkit Tk. III Baladhika Husada Nomor SK/ / I / 2015
KATA
PENGANTAR..................................................................................................................
. iii
DAFTAR
ISI.............................................................................................................................. iv
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................................................
... 1
BAB II LATAR
BELAKANG............................................................................................................ 2
4. Dimensi mutu.............................................................................................
5
4. Strategi.................................................................................................
7
BAB VI
PENUTUP ....................................................................................................................
14PEDOMAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN
BAB I
PENDAHULUAN
kesejahteraan umum dari Tujuan Nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna
memperluas dan
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang baik dan
biaya yang terjangkau.
Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi
masyarakat, maka sistem
pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu termasuk
pelayanan kesehatan. Dengan
dan efisien serta memberi kepuasan kepada pasien, keluarga maupun masyarakat.
Agar upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada
dapat seperti yang
Husada. Buku panduan tersebut merupakan konsep dan program peningkatan mutu
pelayanan Rumah
Sakit Tk. III Baladhika Husada, yang disusun sebagai acuan bagi pengelola Rumah
Sakit Tk. III Baladhika
LATAR BELAKANG
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan sebenarnya bukanlah hal yang baru.
Pada tahun (1820
1910) Florence Nightingale seorang perawat dari Inggris menekankan pada aspek-
aspek keperawatan
pada peningkatan mutu pelayanan. Salah satu ajarannya yang terkenal sampai
sekarang adalah hospital
should do the patient no harm, Rumah Sakit jangan sampai merugikan atau
mencelakakan pasien.
Di Amerika Serikat, upaya peningkatan mutu pelayanan medik dimulai oleh ahli
bedah Dr. E.A.Codman
dari Boston dalam tahun 1917. Dr.E.A Codman dan beberapa ahli bedah lain kecewa
dengan hasil operasi
yang seringkali buruk, karena seringnya terjadi penyulit. Mereka berkesimpulan
bahwa penyulit itu terjadi
karena kondisi yang tidak memenuhi syarat di Rumah Sakit. Untuk itu perlu ada
penilaian dan
Kelanjutan dari upaya ini pada tahun 1918 The American College of Surgeons (ACS)
menyusun suatu
dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan. Program ini ternyata sangat berhasil
meningkatkan mutu
pelayanan sehingga banyak Rumah Sakit tertarik untuk ikut serta. Dengan
berkembangnya ilmu dan
teknologi maka spesialisasi ilmu kedokteran diluar bedah cepat berkembang. Oleh
karena itu program
standarisasi perlu diperluas agar dapat mencakup disiplin lain secara umum.
Pada akhir tahun 1960 JCAH tidak lagi hanya menentukan syarat minimal dan
essensial untuk
memenuhi tuntutan yang baru ini antara tahun 1953-1965 standar akreditasi
direvisi enam kali,
selanjutnya beberapa tahun sekali diadakan revisi.
Rumah Sakit menurut standar yang ditentukan oleh JCAH. Sejak saat itu Rumah
Sakit yang tidak
diakreditasi oleh JCAH tidak dapat ikut program asuransi kesehatan pemerintah
federal (medicare),
padahal asuransi di Amerika sangat menentukan utilisasi Rumah Sakit karena hanya
9,3% biaya Rumah
Sejak tahun 1979 JCAH membuat standar tambahan, yaitu agar dapat lulus
akreditasi suatu Rumah
tahun 1971, namun sampai tahun 1981 badan ini baru berhasil beroperasi dalam 3
Negara bagian. Tetapi
lambat laun ACHS dapat diterima kehadirannya dan diakui manfaatnya dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan sehingga sekarang kegiatan ACHS telah
mencakup semua negara bagian. Pelaksanaan
tetap merupakan hal baru dengan konsepsi yang masih agak kabur bagi
kebanyakan tenaga profesi
masing-masing negara di Eropa. Karena itu kantor Regional WHO untuk Eropa pada
awal tahun 1980-an
mengambil inisiatif untuk membantu negara-negara Eropa mengembangkan
pendekatan peningkatan
Pada tahun 1982 kantor regional tersebut telah menerbitkan buku tentang upaya
meningkatkan mutu
pelayanan. Dalam bulan Mei 1983 di Barcelona, Spanyol suatu kelompok kerja yang
dibentuk oleh WHO
Walaupun secara regional WHO telah melakukan berbagai upaya, namun pada
simposium
peningkatan mutu pada bulan Mei 1989 terdapat kesan bahwa secara nasional
upaya peningkatan mutu di
Di Asia, negara pertama yang sudah mempunyai program peningkatan mutu dan
akreditasi Rumah
Sakit secara nasional adalah Taiwan. Negara ini banyak menerapkan metodologi
dari Amerika. Sedangkan
Belanda,
Di Indonesia langkah awal yang sangat mendasar dan terarah yang telah dilakukan
Departemen
Kesehatan dalam rangka upaya peningkatan mutu yaitu penetapan kelas Rumah
Sakit pemerintah melalui
untuk tiap kelas Rumah Sakit A,B,C,D. Kriteria ini kemudian berkembang menjadi
standar-standar.
Kemudian dari tahun ke tahun disusun berbagai standar baik menyangkut
pelayanan, ketenagaan, sarana
setara yaitu dalam rangka Hari Kesehatan Nasional. Indikator ini setiap dua tahun
ditinjau kembali dan
ketertiban Rumah Sakit dan yang dievaluasi selain kelas C juga kelas D dan kelas B
serta Rumah Sakit
swasta setara. Sedangkan evaluasi penampilan tahun 1992 telah dilengkapi pula
dengan instrumen
monitor dan evaluasi dititik beratkan kepada pencapaian standar, maka pada CQI
fokus lebih diarahkan
mutu pelayanan Rumah Sakitnya. Pada tahun 1981 RS Gatot Subroto telah
melakukan kegiatan penilaian
mutu yang berdasarkan atas derajat kepuasan pasien. Kemudian Rumah Sakit
Husada pada tahun 1984
melakukan kegiatan yang sama. Rumah Sakit Adi Husada di Surabaya membuat
penilaian mutu atas dasar
penilaian perilaku dan penampilan kerja perawat. Rumah Sakit Dr. Soetomo
Surabaya menilai mutu melalui
penilaian infeksi nosokomial sebagai salah satu indikator mutu pelayanan. Rumah
Sakit Cipto
Beberapa Rumah Sakit lainnya juga telah mencoba menerapkan Gugus Kendali
Mutu, walaupun hasilnya
Mutu Pelayanan Rumah Sakit pada beberapa Rumah Sakit. Berdasarkan data di atas
dapat disimpulkan
bahwa kesadaran untuk meningkatkan mutu sudah cukup meluas walaupun dalam
penerapannya sering
Agar upaya peningkatan mutu di Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada dapat
dilaksanakan secara
efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsep dasar
upaya penigkatan mutu
pelayanan.
1. Pengertian Mutu
Pengertian mutu beraneka ragam dan di bawah ini ada beberapa pengertian yang
secara
b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan (commitment) yang selalu
Mutu pelayanan Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada adalah derajat
kesempurnaan
pelayanan Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat
konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan
standar
Baladhika Husada secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan
memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosio budaya dengan
memperhatikan
keterbatasan dan kemampuan Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada dan
masyarakat
konsumen.
a. Konsumen
b. Pembayar/perusahaan/asuransi
e. Masyarakat
f. Pemerintah
g. Ikatan profesi
Setiap kepentingan yang disebut di atas berbeda sudut pandang dan
kepentingannya
4. Dimensi Mutu
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan Pasien
d. Kepuasan Pasien
e. Aspek Sosial Budaya5. Mutu Terkait Dengan Input, Proses, Output Dan Outcome
yaitu :
a. Input, adalah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
kesehatan,
c. Output, ialah jumlah pelayanan yang dilakukan oleh unit kerja/rumah sakit.
Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada adalah suatu institusi pelayanan kesehatan
yang
kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan
di Rumah
Sakit Tk. III Baladhika Husada menyangkut berbagai fungsi pelayanan, serta
mencakup berbagai
tingkatan maupun jenis disiplin. Agar Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada mampu
meningkatkan mutu, Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada harus mempunyai suatu
ukuran
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada
diawali
dengan penilaian akreditasi Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada yang mengukur
dan
memecahkan masalah pada tingkat input dan proses. Pada kegiatan ini Rumah Sakit
Tk. III
Baladhika Husada harus menetapkan standar input, proses, output, dan outcome,
serta
membakukan seluruh standar prosedur yang telah ditetapkan. Rumah Sakit Tk. III
Baladhika
Husada dipacu untuk dapat menilai diri (self assesment) dan memberikan
pelayanan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sebagai kelanjutan untuk mengukur hasil
kerjanya
perlu ada latar ukur yang lain, yaitu instrumen mutu pelayanan Rumah Sakit Tk. III
Baladhika
Husada yang menilai dan memecahkan masalah pada hasil (output dan outcome).
Tanpa
mengukur hasil kinerja Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada tidak dapat diketahui
apakah input
dan proses yang baik telah menghasilkan output yang baik pula. Indikator Rumah
Sakit Tk. III
Baladhika Husada yang disusun dengan tujuan untuk dapat mengukur kinerja mutu
Rumah
B. UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA
Tk. III Baladhika Husada, memecahkan masalah-masalah yang ada dan mencari
jalan keluarnya,
sehingga mutu pelayanan Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada akan menjadi lebih
baik.
Di Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada upaya peningkatan mutu pelayanan adalah
kegiatan
peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada akan sangat
berarti dan efektif
bilamana upaya peningkatan mutu menjadi tujuan sehari-hari dari setiap unsur di
Rumah Sakit Tk.
III Baladhika Husada termasuk pimpinan, pelaksana pelayanan langsung dan staf
penunjang.
Upaya peningkatan mutu termasuk kegiatan yang melibatkan mutu asuhan atau
pelayanan
dengan penggunaan sumber daya secara tepat dan efisien. Walaupun disadari
bahwa mutu memerlukan biaya, tetapi tidak berarti mutu yang lebih baik selalu
memerlukan biaya lebih banyak
atau mutu rendah biayanya lebih sedikit.
Berdasarkan hal di atas maka disusunlah definisi dan tujuan dari upaya peningkatan
mutu
1. Definisi Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Tk. III Baladhika
Husada
Upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada adalah
proses dan output secara objektif, sistematik dan berlanjut memantau dan menilai
mutu dan
sehingga pelayanan yang diberikan di Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada berdaya
guna dan
berhasil guna.
2. Tujuan Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada
a. Tujuan Umum :
Sakit Tk. III Baladhika Husada secara efektif dan efisien agar tercapai derajat
kesehatan
yang optimal.
b. Tujuan Khusus :
Tercapainya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada
melalui
diantaranya :
2) Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan yang
kesehatan.
3. Indikator mutu
Indikator mutu Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada meliputi indikator klinik,
indikator
yang berorientasi pada waktu dan indikator ratio yang berdasarkan pada efektifitas
4. Strategi
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit Tk. III Baladhika
Husada
a. Setiap petugas harus memahami dan menghayati konsep dasar dan prinsip mutu
pelayanan Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada sehingga dapat menerapkan
langkahlangkah upaya peningkatan mutu di masing-masing unit kerjanya.
c. Menciptakan budaya mutu di. Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada, termasuk di
dalamnya
menyusun program mutu Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada dengan pendekatan
PDCA
cycle.
Identifikasi masalah merupakan bagian sangat penting dari seluruh proses siklus
(daur), karena
akan menentukan kegiatan-kegiatan selanjutnya dari pendekatan pemecahan
masalah ini.
Masalah akan timbul apabila, diantaranya :a. Hasil yang dicapai dibandingkan
dengan standar yang ada terdapat penyimpangan.
Dengan telah jelasnya cara memecahkan masalah maka bisa dilakukan tindakan
perbaikan.
Namun agar pemecahan masalah bisa tuntas, setelah diadakan tindakan perbaikan
perlu dinilai
kembali apakah masih ada yang tertinggal. Dari penilaian kembali maka akan
didapatkan
masalah yang telah terpecahkan dan masalah yang masih tetap merupakan
masalah sehingga
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang
akan ditingkatkan
merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat perubahan. Indikator
yang baik
C. Standar adalah :
1. Tingkat kinerja atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang yang
berwenang dalam
situasi tersebut, atau oleh mereka yang bertanggung jawab untuk mempertahankan
tingkat
2. Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat
baik.
3. Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu.
sebagai berikut :
1. Keprofesian
2. Efisiensi
3. Keamanan pasien
4. Kepuasan pasien
1. Indikator lebih diutamakan untuk menilai output daripada input dan proses
2. Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan kelompok daripada
untuk
perorangan.
3. Dapat digunakan untuk membandingkan dengan Rumah Sakit lain, baik di dalam
maupun luar
negeri.
4. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih untuk
dimonitor
Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk dapat menilai
indikator,
sehingga dapat sebagai batas yang memisahkan antara mutu baik dan mutu tidak
baik.
Pengendalian adalah keseluruhan fungsi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk
menjamin
tercapainya sasaran perusahaan dalam hal kualitas produk dan jasa pelayanan
yang diproduksi.
orang dari setiap bagian di Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada.
aksi). Pola P-D-C-A ini dikenal sebagai siklus Shewart, karena pertama kali
dikemukakan oleh Walter
lebih sering disebuit siklus Deming. Hal ini karena Deming adalah orang yang
mempopulerkan
Konsep P-D-C-A tersebut merupakan panduan bagi setiap manajer untuk proses
perbaikan kualitas
Pengendalian kualitas berdasarkan siklus P-D-C-A hanya dapat berfungsi jika sistem
informasi berjalan
dengan baik dan siklus tersebut dapat dijabarkan dalam enam langkah seperti
diperlihatkan dalam gambar
3.Check
Action
Follow-up
Improvement
Corrective
Action
Plan Do
Pemecahan masalah
dan peningkatan
AP
CD
Standar
Pemecahan masalah
dan peningkatan
AP
CD
Standar
Tujuan dan sasaran yang akan dicapai didasarkan pada kebijakan yang ditetapkan.
Penetapan
sasaran tersebut ditentukan oleh Kepala RS atau Kepala Divisi. Penetapan sasaran
didasarkan pada
Sasaran ditetapkan secara konkret dalam bentuk angka, harus pula diungkapkan
dengan
maksud tertentu dan disebarkan kepada semua karyawan. Semakin rendah tingkat
karyawan yang
hendak dicapai oleh penyebaran kebijakan dan tujuan, semakin rinci informasi.
Penetapan tujuan dan sasaran dengan tepat belum tentu akan berhasil dicapai
tanpa disertai
metode yang tepat untuk mencapainya. Metode yang ditetapkan harus rasional,
berlaku untuk
semua karyawan dan tidak menyulitkan karyawan untuk menggunakannya. Oleh
karena itu dalam
menetapkan metode yang akan digunakan perlu pula diikuti dengan penetapan
standar kerja yang
Metode untuk mencapai tujuan yang dibuat dalam bentuk standar kerja. Agar dapat
dipahami
oleh petugas terkait, dilakukan program pelatihan para karyawan untuk memahami
standar kerja
Dalam pelaksanaan pekerjaan, selalu terkait dengan kondisi yang dihadapi dan
standar kerja
mungkin tidak dapat mengikuti kondisi yang selalu dapat berubah. Oleh karena itu,
ketrampilan
dan pengalaman para karyawan dapat dijadikan modal dasar untuk mengatasi
masalah yang timbul
(1)
Menentukan
(2)
Menetapkan
Metode untuk
Menyelenggarakan
Pendidikan dan
(3)
(4)
Melaksanakan
pekerjaan
(5)
Memeriksa
akibat
pelaksanaan
(6)
Mengambil
tindakan
Action
Check
Plan
Do
Manajer atau atasan perlu memeriksa apakah pekerjaan dilaksanakan dengan baik
atau tidak.
Jika segala sesuatu telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan mengikuti
standar kerja,
tidak berarti pemeriksaan dapat diabaikan. Hal yang harus disampaikan kepada
karyawan adalah
atas dasar apa pemeriksaan itu dilakukan. Agar dapat dibedakan manakah
penyimpangan dan
pendidikan harus dipahami dengan jelas baik oleh karyawan maupun oleh manajer.
Untuk
mengetahui penyimpangan, dapat dilihat dari akibat yang timbul dari pelaksanaan
pekerjaan dan
setelah itu dapat dilihat dari penyebabnya.
untuk mengambil tindakan yang tepat agar tidak terulang lagi penyimpangan.
Menyingkirkan
Konsep PDCA dengan keenam langkah tersebut merupakan sistem yang efektif
untuk meningkatkan
karyawan, semua bagian dan semua proses. Partisipasi semua karyawan dalam
pengendalian kualitas
hanya berguna bagi diri sendiri atau menolak cara berfikir dan berbuat yang
semata-mata bersifat
pengendalian tidak hanya terhadap output, tetapi terhadap hasil setiap proses.
Proses pelayanan akan
menghasilkan suatu pelayanan berkualitas tinggi, hanya mungkin dapat dicapai jika
terdapat pengendalian
kualitas dalam setiap tahapan dari proses. Dimana dalam setiap tahapan proses
dapat dijamin adanya
jawab bersama untuk menghasilkan kualitas hasil kerja dari kelompok, sebagai
mata rantai dari suatu
proses.BAB V
PENUTUP
Buku Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan akan di review secara berkala,
paling lambat 3
tahun sekali
Dasar 1. Program Kerja Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada TA 2015 tentang
Akreditasi Rumah
Sakit
3. Kiranya Pedoman ini dapat disetujui oleh Karumkit Tk. III Baladhika Husada
Tembusan :
Harmat kami
Ketua TMKPRS
dr. Crystalia
III/c 197910262008122002