Islam Dan Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ISLAM DAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5
MIRWINA
M. IQBAL
NANIK SAFITRI ANGGRAINI
NURJANNAH
PUTRI LIZA
PUTRI MAYSANTI
RABIAT SAFAMI

PEMBINA
ABDULLAH KARIM, M.Ag

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

21
JURUSAN GIZI
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dalam
bentuk yang sangat sederhana ini

Penulis menyadari susunan makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan penyusunan makalah ini

Terakhir, tak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada
Dosen pengajar jurusan gizi dan rekan- rekan mahasiswa/ mahasiswi jurusan gizi
serta semua pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa

Banjarmasin, November 2009

Penulis

21
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................... iii
BAB 1 :
PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN
MASALAH .................................................................................. 2
1.3 TUJUAN .................................................................................. 2
BAB 2 : MAKNA DAN
NILAI KESEHATAN ................................................................................... 3
2.1 PENTINGNYA
KESEHATAN
DALAM ISLAM ................................................................................... 3
2.2 MAKNA DAN NILAI
KESEHATAN ................................................................................... 5
2.3 MEMELIHARA
KESEHATAN .................................................................................. 6
BAB 3 : PUASA DALAM
KAJIAN ISLAM DAN
KESEHATAN .................................................................................. 11
3.1 PUASA MENURUT
ISLAM .................................................................................. 11
3.2 PUASA MENURUT
KESEHATAN ................................................................................... 15
BAB 4 : PENUTUP ................................................................................... 20

21
4.1 KESIMPULAN ................................................................................... 20
4.2KRITIK DAN SARAN ................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 21

BAB 1
PENDAHULUAN

21
1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan memang penting nilainya, sehat jasmani dan rohani, kedua


faktor yang membuat kita disebut sebagai manusia, satu-satunya makhluk yang
dikaruniai akal, sebagai media untuk berfikir, mencerna, menganalisa dan banyak
hal lain tentunya.

Betapa pentingnya menjaga kesehatan, dengan memiliki badan yang


sehat, tentu aktivitas bisa berjalan normal.

Islam sebagai agama yang syumul, juga berbicara tentang arti penting
kesehatan bagi tubuh kita. Beberapa dalil dari Al Quran dan Assunnah
menjelaskan akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh, antara lain :

Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam


perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari
yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. (QS. Al Baqarah : 184)

Ayat ini menunjukan adanya rukhsoh (dispensasi) bagi yang sakit


ketika melaksanakan ibadah puasa ramadhan, demikian juga diperbolehkan
berbuka puasa bagi musafir (orang yang sedang dalam perjalanan). Karena
adanya mani (sesuatu yang mencegah) yakni sakit dan safar.

Islam memandang, bahwa kesehatan merupakan nikmat dan karunia


Allah swt yang wajib disyukuri. Disamping Itu sehat juga obsesi setiap insan
berakal; tak seorang manusia pun yang tidak ingin selalu sehat, agar tugas dan
kewajiban hidup dapat dilaksanakannya dengan baik

21
Meskipun nikmat merupakan kebutuhan fitrah manusia dan nikmat
Allah, tetapi banyak manusia yang mengabaikan dan melupakan nikmat sehat ini,
sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah saw:

Ada dua nikmat yang banyak dilupakan manusia, yaitu nikmat sehat
dan peluang kesempatan ( HR Imam Bukhari ).

Karenanya kesehatan salah satu perkara yang diminta


pertanggungjawabannya di hadapan pengadilan Allah swt, seperti dalam Hadist
Nabi : Nikmat yang pertama ditanyakan kepada setiap hamba pada hari kiamat
dengan pertanyaan Tidakkah telah Kami sehatkan badanmu dan telah Kami
segarkan ( kenyangkan ) kamu dengan air yang sejuk ( HR Imam Tirmizi )

Maka sebagian ulama tafsir mengartikan kenikmatan dalam firman


Allah Kemudian kamu pasti akan ditanya pada hari itu kenikmatan Surat al
Takatsur : 8, yaitu nikmat sehat

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah
1. Bagaimana pandangan Islam terhadap kesehatan ?
2. Hal hal yang dianjurkan Islam untuk menjaga kesehatan ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pandangan Islam terhadap kesehatan
2. Untuk mengetahui hal hal yang dianjurkan Islam untuk menjaga kesehatan
BAB 2
MAKNA DAN NILAI KESEHATAN

21
2.1 PENTINGNYA KESEHATAN DALAM ISLAM

Kesehatan memang penting nilainya, sehat jasmani dan rohani, kedua


faktor yang membuat kita disebut sebagai manusia, satu-satunya makhluk yang
dikaruniai akal, sebagai media untuk berfikir, mencerna, menganalisa dan
banyak hal lain tentunya.

Betapa pentingnya menjaga kesehatan, dengan memiliki badan yang


sehat, tentu aktivitas bisa berjalan normal.

Islam sebagai agama yang syumul, juga berbicara tentang arti penting
kesehatan bagi tubuh kita. Beberapa dalil dari Al Quran dan Assunnah
menjelaskan akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh, antara lain :

Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam


perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari
yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. (QS. Al Baqarah : 184)

Ayat ini menunjukan adanya rukhsoh (dispensasi) bagi yang sakit


ketika melaksanakan ibadah puasa ramadhan, demikian juga diperbolehkan
berbuka puasa bagi musafir (orang yang sedang dalam perjalanan). Karena
adanya mani (sesuatu yang mencegah) yakni sakit dan safar.

Tujuan diperbolehkannya berbuka puasa bagi kedunya tidak lain untuk


menjaga kesehatan.

Ayat berikut juga memberikan toleransi bagi yang sakit ataupun


musafir untuk menggunakan debu sebagai ganti dari air ketika bersuci.

21
dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari
tempat buang air atau kamu Telah menyentuh perempuan, Kemudian kamu
tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci);
sapulah mukamu dan tanganmu. (QS. Annisa: 43)

Sebuah hadits menjelaskan tentang seseorang yang sedang menderita


suatu penyakit untuk berobat kepada dokter spesialis dan ternama, hal ini
diriwayatkan oleh Al Imam Malik dari Zaid bin Aslam : suatu ketika seorang
laki-laki pada masa Rasulullah SAW. Terluka sampai bengkak, orang tersebut
memanggil dua orang temannya dari Suku Anmar, kemudian memperlihatkan
luka yang dideritanya kepada kedua sahabatnya tersebut. Keduanya berkata :
bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda kepada kami berdua : apakah
disekitar kalian ada seorang dokter, kemudian keduanya berkata :
kebetulan ada seorang dokter yang hebat.

Zaid bin Aslam memberi kesimpulan, secara tidak langsung Rasul


mengatakan : Telah diturunkan obat (penawar) saat diturunkannya suatu
penyakit

Jelaslah sudah, bahwa arti penting seorang dokter dalam suatu


komunitas tertentu memberi pengaruh yang besar, karena dengan perantaraanya
Allah memberikan kesembuhan pada setiap warga yang menderita suatu
penyakit. Perhatian nabi terhadap kesehatan sungguh luar biasa, hal ini sebagai
dalil akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh kita.[1]

Satu hal lagi kiranya perlu diungkapkan, hadits nabi tentang anjuran
untuk bersiwak (membersihkan gigi dan bau mulut).

21
Sekiranya tidak memberatkan umatku, maka akan kuperintahkan
mereka untuk bersiwak setiap akan wudlu. (HR. Bukhori dan Muslim)

Bersiwak adalah membersihkan gigi dan menghilangkan bau mulut


dengan kayu aroq ataupun sejenisnya, saya lebih cenderung kalau siwak itu
disamakan dengan sikat gigi, dalam hal kesamaan fungsi dan penggunaanya.
Mulut sebagai organ pertama dalam tubuh ketika mengkonsumsi makanan, dan
juga sebagai media komunikasi dengan sesama, akan lebih segar dan tampak
pede jika terbebas dari kotoran dan bau yang tak sedap.

2.2 MAKNA DAN NILAI KESEHATAN


Islam memandang, bahwa kesehatan merupakan nikmat dan karunia
Allah swt yang wajib disyukuri. Disamping Itu sehat juga obsesi setiap insan
berakal; tak seorang manusia pun yang tidak ingin selalu sehat, agar tugas dan
kewajiban hidup dapat dilaksanakannya dengan baik

Meskipun nikmat merupakan kebutuhan fitrah manusia dan nikmat


Allah, tetapi banyak manusia yang mengabaikan dan melupakan nikmat sehat
ini, sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah saw:

Ada dua nikmat yang banyak dilupakan manusia, yaitu nikmat sehat
dan peluang kesempatan ( HR Imam Bukhari ).

Karenanya kesehatan salah satu perkara yang diminta


pertanggungjawabannya di hadapan pengadilan Allah swt, seperti dalam Hadist
Nabi : Nikmat yang pertama ditanyakan kepada setiap hamba pada hari
kiamat dengan pertanyaan Tidakkah telah Kami sehatkan badanmu dan telah

21
Kami segarkan ( kenyangkan ) kamu dengan air yang sejuk ( HR Imam
Tirmizi )

Maka sebagian ulama tafsir mengartikan kenikmatan dalam firman


Allah Kemudian kamu pasti akan ditanya pada hari itu kenikmatan Surat al
Takatsur : 8, yaitu nikmat sehat

2.3 MEMELIHARA KESEHATAN


Diantara perhatian Islam kepada kesehatan adalah perintah dan
anjuran menjaga kbersihan. Demikian dapat dipahami, jika pembahasan ulama
fiqh dalam khazanah intelektual mereka selalu diawali dengan Bab Thaharah
Bahasan mengenai kesucian dan kebersihan, bersih dari hadats besar dengan
mandi junub, atau hadats kecil dengan berwudhu, bersih dari najis dan kotoran.
[2]

Demikian juga selain wudhu, syarat sah shalat adalah bersih pakaian,
tempat dari segala najis dan kotoran yang menodai

Allah juga berfirman : Dan pakaianmu bersihkanlah ( QS al


Mudatsir : 4 ).

Sesungguhnya Allah menyukai orang orang bertaubat dan


mensucikan diri ( QS al Baqarah : 222 )

Di dalamnya ( mesjid ) terdapat orang orang yang bertaubat dan


mensucikan diri, sesungguhnya Allah suka kepada orang orang yang selalu
membersihkan diri ( QS at Taubah : 108 )

21
Adapun beberapa hadist Rasulullah yang mengarahkan tentang
kebersihan yang erat kaitannya dengan kesehatan
Kebersihan sebagian dari Iman ( HR. Imam Muslim )
Kewajiban setiap muslim adalah menggunakan satu hari dari tujuh hari
untuk mencuci rambut dan badannya ( HR muttafaq alaihi )
Barangsiapa yang memiliki rambut, hendaknya ia merawat dengan baik
( HR Tirmizi )
Sesungguhnya Allah maha Indah mencintai Keindahan, Allah Maha Baik
menyukai kebaikan, Allah maha bersih mencintai kebersihan. Karena itu
bersihkanlah teras rumah kalian dan janganlah kalian seperti orang orang
Yahudi ( HR Thabrani )

Bentuk memelihara kesehatan yang lain adalah perhatian kepada


olahraga yang cukup. Sahabat Salamat bin al Akwa bercerita :

Ketika kami tengah berjalan, ada seorang lelaki dari Anshar yang
tidak pernah terkalahkan dalam pertandingan berjalan. Lalu dai bertanya :
Adakah orang yang dapat menandingiku dalam lomba jalan ke Madinah,
Adakah orang yang mau berlomba ? Kemudian saya jawab : Apakah engkau
sudah menghargai orang yang mulia dan tidak takut pada orang yang tinggi
derajatnya ? Dia menjawab : Tidak, kecuali yang menantang saya itu
Rasululah saw Salamah berkata lagi : Wahai Rasululllah, demi bapakku,
engkau dan ibuku ! Izinkanlah saya, say yang akan berlomba melawan laki
laki itu Rasullulah menjawab : Terserah kamu Salamah berkata : Kemudian
aku yang memenangkan perlombaan jalan ke Madinah itu ( HR Imam Ahmad
dan Imam Muslim )

21
Sebagaimana kisah Said bin Jubair : Rasulullah saw berada di
dataran luas, lalu datang Yazid bin Rukanah atau Rukanah bin Yazid menghadap
beliau dengan membawa anak anak kambingnya. Kemudian dia berkata
kepada Rasulullah saw : Wahai Muhammad, apakah kamu bisa membanting
saya ? Rasulullah saw bertanya pula : Apa yang akan kamu hadiahkan kalau
aku menang ? Rukanah menjawab : Seekor kambingku Maka Rasulullah
berusaha membantingnya, tetapi Rukanah pun berusaha membanting beliau,
akhirnya Rasulullah saw dapat mengambil kambing Rukanah. Rukanah
bertanya lagi : Apakah kamu mau bertanding lagi ? Rasulullah saw
melakukan beberapa kali pertandingan itu dan memenangkannya. Rukanah
berkata : Wahai Muhammad, demi Allah, tak ada seorangpun yang mampu
membanting punggungku ke tanah, apakah gerangan yang membuatmu mampu
melakukannya ? Lalu ia masuk Islam dan Rasulullah saw mengembalikan
kambing tersebut pada Rukanah ( HR Abu Daud )

Setelah menjaga itu semua ada juga hal lain yang bersangkutan dengan
menjaga kesehatan yaitu menjaga emosi. Perasaan yang umum yang mencakup
elemen fisiologis dan kognisi dan dapat
mempengaruhi tingkah laku. Elemen-elemen fisiologis: peningkatan denyut
nadi,keringatan , jantung berdebar-debar dll. Sedangkan elemen-elemen
kognitif: memahami atau pemaknaan terhadap reaksi emosional.Emosi pada
dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi
Masalah. Emosi akar untuk bertindak/memancing tindakan. Dalam Islam
dianjurkan untuk meredam emosi diri agar terpelihara kesehatan mental
sekaligus kesehatan fisik[3]

21
Makan makanan dan minuman halal merupakan sebuah anjuran untuk
memilh makanan sesuai syariah Islam. Ditemukan Bahwa perintah makan, yang
dalam Al- Quran disebutkan sebanyak 27 kali dalam berbagai konteks dan arti,
namun selalu menekankan dua sifat makanan yaitu halal(boleh ) dan tayyib
(baik). Dalam QS al Baqarah : 168
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi
dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang telah
Allah anugerahkan kepada kalian dan bertaqwalah kepada Allah yang kalian
beriman kepa NYA ( QS al- Maidah :88 )
Rangkaian dua sifat ini menunjukan bahwa yang diperintahkan untuk
dimakan adalah yang memenuhi kedua syarat tersebut. Sebab, dapat saja
sesuatu bersifat halal tetapi tidak baik atau tidak disenangi oleh Allah swt
( sebagaimana halnya perceraian ) atau tidak disenangi oleh Nabi Muhammad
saw. ( seperti memakan dabb, sejenis biawak ). Sebaliknya, mungkin sesuatu itu
dinilai baik tetapi tidak halal. Karena itu , rumusan yang dikemukakan oleh para
ahli gizi Empat sehat lima sempurna kiranya dapat diubah menjadi Lima
sehat enam sempurna dengan menambahkan kata kata halal ( boleh ).[4]

Selain itu yang sangat identik dengan Islam dalam menjaga kesehatan
yaitu Berpuasa. Dalam medis puasa bisa membersihkan toksin dan zat zat
yang menumpuk dalam saluran pencernaan, ginjal, dan organ yang lain akibat
bahan pengawet, zat pewarna, pemanis buatan, zat karninogenik yang
menyebabkan kanker, asap rakok dan lain lainnya yang menumpuk bertahun
tahun. Walaupun tubuh kita sendiri mempunyai kemampuan mekanisme untuk
mengobati sendiri, tapi kapasitas tubuh sendiri juga ada batasnya. Dengan puasa
ini kerja tubuh melindungi organ organnya bisa lebih sempurna.[5]

21
Mulut orang yang berpuasa yang tecium memang akibat adanya proses
metabolisme yang terjadi dalam tubuh kita, yang sedang membersihkan dari zat
zat yang menumpuk yang dapat mengganggu kesehatan kita, seperti lemak
dan sebagainya [6]

Dalam hal ini yang akan dibahas lebih lanjut adalah masalah berpuasa,
karena banyak dampak positif dari berpuasa yang erat kaitannya dengan
kesehatan

BAB 3
PUASA DALAM KAJIAN ISLAM DAN KESEHATAN

21
3.1 PUASA MENURUT ISLAM

Dalam Islam Puasa yang kita lakukan dalam bulan ramadhan maupun
puasa sunah diluar Ramadhan membuat kita bisa menjadi lebih taqwa dan lebih
sabar, bila yang halal saja dapat kita tahan dengan puasa, apalagi yang haram

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, dari Abu Hurairah r.a ,
katanya Rasulullah bersabda Allah Azza wa Jalla berfirman : Setiap amal
anak Adam teruntuk baginya kecuali puasa, puasa itu adalah untu Ku dan Aku
akan memberi pahala . Puasa itu perisai. Apabila kamu puasa janganlah kamu
rusak puasamu itu dengan sanggama dan jangan menghina orang. Apabila kamu
yang dihina atau dipukul orang, maka katakanlah : aku puasa , Demi Allah
yang jiwa Muhammad ada ditangan NYA, sesungguhnya bau mulut orang puasa
lebih harum disisi Allah pada hari kiamat kelak daripada bau Kesturi. Dan bagi
orang puasa ada dua kegembiraan. Apabila dia berbuka dia gembira dengan
bukaannya dan apabila dia menemui Tuhannya ( meninggal ) dia gembira
dengan puasanya.[1]

Puasa secara etimologis berarti mencegah makan, minum,


berhubungan seksual. Dan secara terminologi puasa berarti menahan diri dari
hal hal yang bisa membatalkan, atau dari makanan, minuman, dan bersetubuh
mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Dalam Bahasa Arab puasa
sama dengan shaum, dalam Mujan al Watsith, kata puasa diartikan sebagai
mencegah diri dari tidak berbuat atau berkata sesuatu. Sedangkan kata shama,
shauman dan shiyaman artinya menahan[2]

21
Allah berfirman tentang puasa dalam ayatnya dalam Al Quran
sebagai berikut
1. Puasa adalah Wajib hukumnya agar kita menjadi orang yang bertaqwa
Dalam Al quran QS al Baqarah 2:183
Hai orang orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kamu agar kamu
bertaqwa

2. Puasa bukan Ibadah yang memberatkan karena dalam keadaan sakit atau
dalam perjalanan, kita dapat menggantinya dihari lain sebanyak bilangan
yang kita tinggalkan
QS al Baqarah 2:184
Dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu
ada yang sakit atau dalam perjalanan ( lalu ia berbuka ), maka ( wajiblah
baginya berpuasa ) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari hari
yang lain. Dan wajib bagi orang orang yang berat menjalankannya
( jika mereka tidak berpuasa ) maka membayar fidyah, (yaitu) : memberi
makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati
mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan
berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui

3. Puasa yang kita lakukan setelah terbit Fajar dan terbenam matahari, pada
saat itu kita tidak boleh melakukan hal hal yang membatalkan puasa
Dalam QS al Baqarah 2:187
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan
isteri isteri kamu, mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun
pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat

21
menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf
kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang
telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang
bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, ( tetapi ) janganlah
kamu campuri mereka itu, sedang kamu beritikaf dalam mesjid. Itulah
larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat ayat NYA kepada manusia, supaya mereka bertaqwa

Menurut Quraish Shihab : puasa yang dilakukan umat Islam digaris


bawahi oleh Al Quran sebagai bertujuan untuk memperoleh taqwa
Tujuan itu tercapai dengan menghayati arti puasa itu sendiri. Memahami dan
menghayati arti puasa memerlukan pemahaman terhadap dua hal pokok
menyangkut hakikat manusia dan kewajiban dibumi
1. Manusia diciptakan Allah dari tanah, kemudiian dihembuskan kepada
NYA ruh ciptaan NYA dan diberi potensi untuk mengembangkan dirinya
hingga mencapai satu tingkat yang menjadikannya wajar untuk menjadi
khalifah ( pengganti ) Allah dalam memakmurkan bumi ini, menurut
hadits pula bahwa Tuhan menciptakan manusia menurut petanya, dalam
arti memberikan potensi untuk memiliki sifat sifat sesuai dengan
kemampuannya sebagai makhluk
2. Dalam perjalanan manusia menuju bumi, ia ( Adam ) melewati ( transit
di ) surga agar pengalaman, yang diperolehnya disana dapat dijadikan
bekal dalam menyukseskan tugas pokoknya dibumi ini. Pengalaman
tersebut antara lain adalah persentuhan dengan keadaan di surga itu
sendiri. Disana telah tersedia segala macam kebutuhan manusia, antara
lain sandang pangan serta ketentraman lahir dan batin. Hal ini mendorong

21
manusia untuk menciptakan bayangan surga dibumi, sebagaiman
pengalamannya dengan setan untuk mendorong berhati hati agar tidak
terpedaya lagi sehingga mengalami kepahitan yang dirasakan ketika diusir
dari surga.

Selain itu juga tujuan puasa yang sebenarnya adalah meneladani


Allah dalam sifat sifat NYA yang berjumlah 99 itu. Dan manusia
meneladaninya sesuai denga kemampuan sebagai manusia, dengan demikian,
dengan mencontoh sifat sifat Tuhan berarti membangun dan memakmurkan
bumi ini sehingga pada akhirnya bumi ini menjadi bayang bayang surga
yang penuh dengan keamanan dan kedamaian, serta pemenuhan segala
kebutuhan hidup manusiaa seperi sandang, pangan, papan
Menurut Muhammad Ali As Shabuni dalam ensiklopedia Islam
bahwa puasa sedikitnya mempunyai empat hikmah yaitu :
1. Sarana pendidikan Bagi manusia agar tetap bertaqwa, membiasakan diri
untuk patuh, terhadap perintah Allah swt, penghambaan diri terhadap
Allah swt
2. Pendidikan jiwa dan membiasakan diri untuk tetap sabar dan tahan terdapa
segala pederitaan demi menempuh dan melaksanakan perintah Allah.
Menahan diri dari segala keinginan dan hawa nafsunya
3. Merupakan sarana menumbuhkan sayang dan rasa persaudaraan terhadap
orang lain sehingga terdorong membantu dan menyantuni orang yang
tidak berkecukupan
4. Dapat menanamkan dalam diri manusia rasa takwa kepada Allah swt
dengan senantiasa menjalankan perintahnya dalab keadaan sembunyi
sembunyi maupun terang terangan

21
3.2 PUASA MENURUT KESEHATAN

Puasa dapat meningkatkan kekebalan tubuh atau imun system terhadap


berbagai penyakit. Ditunjukan dengan peningkatan fungsi sel limfa yang
memprodusi sel limfosit T yang secara signifikan bertambah, setelah puasa.[3]

Untuk penyakit seperti diabetes sekalipun puasa ramadhan tidak


berbahaya, malah memberikan banyak manfaat[4]

Menurut Jalal Saour bahwa berkurangnya cairan pada puasa akan


menurunkan heart rate atau kerja jantung, pencegah terhadap penggumpalan
darah yang termasuk penyebab serius penyakit jantung[5]

Malah puasa juga aman untuk pasien yang mempunyai gangguan ulcer
pada lambung.[6]

Puasa adalah salah satu metode dalam mendetoksikasi tubuh,


meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit, dengan puasa kita bisa
mengistirahatkan organ organ tubuh dan membersihkan tubuh dari sisa residu
dan zat karsinogenik yang ada dalam makanan. Menyeimbangkan metabolisme
tubuh dan emosi. Yang terpenting, puasa dapat meningkatkan kualitas hidup
kita.

Berpuasa bermanfaat sebagai : purifikasi, peremajaan, istirahat pada


organ pencernaan , anti aging, mengurangi alergi, mengurangi berat badan,
detoksikasi, relaxasi mental dan emosi, perubahan kebiasaan dari kebiasaan

21
makan yang buruk menjadi lebih seimbang dan lebih terkontrol, meningkatkan
imunitas tubuh dan lebih baik lagi bila dalam pengawasan dokter[8]

Puasa sudah diakui menjadi penyembuh terhebat dalam


menanggulangi penyakit, bahkan di Amerika ada pusat puasa yang diberi nama
Fasting Center Internasional , Inc , Direktor Dennis Paulson yang berdiri
sudah sejak 35 tahun yang lalu, dengan pasien dari 220 negar. Yang
merekomendasikan ;

1. Program penurunan berat badan


2. Mengeluarkan Toxin tubuh
3. Puasa dapat memperbaiki energi, kesehatan mental, kesehatan fisik, dan
yang paling penting meningkatkan kualitas hidup

Beberapa ilmuwan telah melakukan beberapa penelitian tentang puasa


diantaranya:
1. Puasa dapat mengurangi jumlah hormon pemicu stress, Dr Sabah al
Baqir dan kawan kawan dari falkutas kedokteran Universitas king Saud,
yang melakukan studi terhadap hormon prolaktin,insulin dan kortisol,pada
tujuh orang laki-laki yang berpuasa sebagai sampel.Hasilnya bahwa tidak
ada perubahan signifikan pada level kortisol,Prolaktin dan insulin.Ini
menunjukkan bahwa puasa bulan ramadhan bukanlah pekerjaan yang
memberatkan,dan tidak mengakibatkan tekanan mental maupun
saraf.Percobaan ini menunjukan peningkatannya pada perbedaan waktu
saja,bila pada hari tidak puasa prolaktin mengalami kenaikan tertinggi
pada jam 16.00.Sementara pada bulan Ramadhan mengalami puncaknya
pada pukul 21.00dan menurun lagi sampai batas terendahnya pukul

21
04.00.Sementara insulin meningkat pada pukul 16.00,sedangkan pada
bulan Ramadhan pukul 21.00,menurun sampai batas terendah pukul
16.00.Sedang kortisol pada hari biasa mencapai puncaknya pukul
09.00,menurun pada pukul 21.00,sementara pada bulan Ramadhan tidak
ada perubahan berarti.
2. Dr. Ahmad al-Qadhi, Dr.Riyald al-Bibabi, bersama rekannya di Amerika
melakukan uji labolaturium terhadap sejumlah sukarelawan yang berpuasa
selama bulan ramadhan. Hasil penelitian ini menunjukan pengaruh positif
puasa yang cukup signifikan terhadap sistem kekebalan tubuh. Indikator
fungsional sel-sel getah (lymfocytes) membaik hingga sepuluh kali lipat,
walaupun jumlah keseluruhan sel-sel getah bening tidak berubah, namun
prosentase jenis getah bening yang bertanggung jawab melindungi tubuh
dan melawan berbagai penyakit yaitu sel T mengalami kenaikan yang
pesat.
3. Dr. Riyadh Sulaiman dan kawan-kawan tahun 1990 dari RS Universitas
King Khalid, Riyadh Saudi melakukan penelitian terhadap pengaruh puasa
Ramadhan terhadap 47 penderita diabetes jenis kedua ( pasien yang tidak
tergantung insulin ). Dan sejumlah orang sehat, hasil penelitian
menunjukan bahwa puasa bulan ramadhan tidak menimbulkan penurunan
berat badan yang signifikan. Tidak ada pengaruh apapun yang berarti pada
kontrol penyakit diabetes-diabetes dikalangan penderita ini. Sejauh ini
puasa Ramadhan aman saja bagi penderita diabetes sejauh dilakukan
dengan kesadaran dan kontrol makanan serta obat-obatan.
4. Dr. Muhammad munib dan kawan-kawan dari turki juga melakukan
sebuah penelitian terhadap seratus responden muslim, sampel darah
mereka diambil sebelum dan di akhir bulan Ramadhan, untuk dilakukan
analisis dan pengukuran terhadap kandungan protein, total lemak (total

21
lipid), lemak fosfat, asam lemak bebas, kolesterol, albumin, globulin, gula
darah, tryglycerol, dan unsur-unsur pembentuk darah lainnya, dan didapat,
antara lain bahwa terjadi penurunan umum pada kadar gula (glukosa) dan
tryacyglicerol orang yang berpuasa, terjadinya penurunan parsial dan
ringan pada berat badan, tidak terlihat adanya aseton dalam urin, baik
dalam awal maupun akhir puasa, sebab sebelum puasa Ramadhan,
kenyataan ini menegaskan tidak adanya pembentukan zat-zat keton yang
berbahaya bagi tubuh selama bulan puasa islam, dengan keutamaan puasa,
glikogen dalam tubuh mengalami peremajaan, memompa gerakan lemak
yang tersimpan, sehingga menghasilkan energi yang lebih meningkat [9]

Sejak Zaman dulu puasa dipakai sebagai pengobatan yang terbaik


seperti kata Plato bahwa puasa adalah untuk mengobati sakit fisik dan mental.
Philippus Paracelsus mengatakan bahwa Fasting is the greatest remedy the
physician within!

Puasa dapat dilakukan untuk pencegahan penyakit dan penyembuhan


penyakit, menurut Ash-Shawi secara ringkas perbedaan dan persamaan puasa
yang dilakukan untuk pengobatan dan puasa islam adalah sebagai berikut
1. Puasa dalam islam dilakukan pada waktu yang telah ditentukan, yaitu
bulan Ramadhan setiap tahun, selama satu bulan dan juga bias dilakukan
diluar bulan Ramadhan yaitu sebagai puasa sunah. Sedangkan puasa medis
dilakukan pada waktu tidak tertentu, tergantung kesadaran pasien atau
anjuran dokter. Dan diasanya dalam pengawasan dokter.
2. Puasa medis biasanya dengan pantangan beberapa zat makanan sesuai
dengan tujuan pengobatannya. Sedangkan puasa islam tidak memantang
makanan, namun seimbang energi, protein,vitamin dan mineral.

21
3. Puasa islam dilakukan dengan hati yang senang, begitulah janji Allah
bahwa puasa yang umat islam lakukan membawa dua kegembiraan,
namun puasa medis biasanya membuat pasien agak tertekan, dilakukan
karena banyaknya bahan makanan yang dipantang. Dan pantangan
sepanjang waktu sampai batas yang ditentukan dokter
4. puasa islam dilakukan oleh orang yang sehat, sedangkan pada kondisi
tertentu puasa diberikan keringanan, terutama pada wnita hamil,
menyusui, orang tua yang sudah tidak kuat lagi melakukan puasa. Pada
puasa medis biasanya dilakukan karena petunjuk dokter pada seorang
yang mengalami kelainan medis tertentu.

BAB 4

4.1 KESIMPULAN
1. Kesehatan sangat penting nilainya, sehat jasmani dan rohani, kedua faktor
yang membuat kita disebut sebagai manusia, satu-satunya makhluk yang

21
dikaruniai akal, sebagai media untuk berfikir, mencerna, menganalisa dan
banyak hal lain tentunya.
2. Islam memandang kesehatan merupakan nikmat dan karunia Allah swt yang
wajib disyukuri dan dijaga
3. Cara menjaga kesehatan yang sangat identik dengan Islam adalah dengan Cara
berpuasa disamping hal hal yang lain misalnya kebersihan, berolahraga,
makan makanan yang halal, menjaga emosi
4. Berpuasa bermanfaat sebagai : purifikasi, peremajaan, istirahat pada organ
pencernaan, anti aging, mengurangi alergi, mengurangi berat badan,
detoksikasi, relaxasi mental dan emosi, perubahan kebiasaan dari kebiasaan
makan yang buruk menjadi lebih seimbang dan terkontrol, meningkatkan
imunitas tubuh,dll

4.2 KRITIK DAN SARAN


1. Diharapkan umat muslim lebih menjaga kesehatan fisik dan mental, karena
itu merupakan nikmat dari Allah swt
2. Memperbanyak puasa dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental
3. Selalu mensyukuri nikmat yang telah Allah swt berikan

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com
Dr.M.Idris A. Shomad M.A,21/04/2008, Islam dan Kesehatan
Dr. Liza, Puasa dalam Kajian Islam dan Kesehatan

21

Anda mungkin juga menyukai