Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ABSTRAK ABSTRACT
Sediaan obat bentuk tablet saat ini masih meru- Tablet is the most widely used solid dosage
pakan bentuk sediaan yang paling banyak dihasil- form. Direct compression (DC) is by far the sim-
kan oleh industri farmasi dan paling luas diguna- plest method of tablet production. DC formula-
kan di masyarakat. Dalam perkembangannya, tions can be developed with minimal numbers
metode pembuatan sediaan tablet menuntut of excipients. These materials will be responsi-
adanya bahan-bahan tambahan yang lebih ble for flow and compaction properties. It is dif-
fungsional. Salah satu metode pembuatan ta- ficult to find a kind of excipient with ideal char-
blet yang relatif banyak digunakan adalah me- acteristic and a lot of functions. Co-processing
tode kempa langsung. Syarat bahan tambahan of excipient is an novel method used in the
untuk dapat digunakan pada metode kempa preparation of tablet dosage forms, in which
langsung adalah memiliki sifat alir dan kom- only physical modification of excipients is done
paktibilitas yang baik. Sukar untuk memper- without changing its chemical nature. the aim
oleh satu bahan tambahan dengan karakteristik of this technique is improving the properties
yang ideal dan memiliki banyak fungsi, oleh of the excipients compared to those with indi-
karena itu, saat ini, berkembang dengan pesat vidual physical mixture. This is turn has lead to
pembuatan bahan tambahan dalam bentuk ba- an increase research in co-processed excipients
han ko-proses, yaitu menggabungkan dua atau development.
lebih macam bahan tambahan dengan proses
yang sesuai, yang dapat menghasilkan bahan Key words: tablet, direct compression, co-pro-
tambahan dengan sifat unggul dibandingkan cessed excipient.
dengan sifat fisik masing-masing komponen.
Saat ini telah banyak dikenal bahan ko-proses
untuk pembuatan tablet dengan metode kem-
pa langsung, dan perkembangan bahan ko-
proses masih sangat diperlukan untuk menca-
pai efisiensi dan efektivitas pembuatan sediaan
tablet di industri farmasi.
Berdasarkan sifat alir dan kompaktibilitas bahan Terdapat tiga tahap dalam pembuatan tablet
aktif, dikenal ada dua macam metode pembua- dengan metode kempa langsung yaitu (1) Pe-
tan tablet, yaitu metode kempa langsung dan nimbangan bahan (bahan aktif dan bahan tam-
metode granulasi. Metode granulasi ada dua bahan); (2) Pencampuran bahan aktif dengan se-
macam, yaitu metode granulasi kering dan me- mua bahan tambahan; dan (3) Kompresi tablet.
BAHAN KO-PROSES
Saat ini telah banyak tersedia bahan tambahan dalam bentuk bahan ko-proses. Bahan ko-proses
adalah bahan yang diperoleh dari menggabungkan dua atau lebih macam bahan tambahan dengan
proses yang sesuai, yang dapat menghasilkan bahan tambahan dengan sifat unggul dibandingkan
dengan sifat fisik masing-masing komponen. Tujuan utama pembuatan bahan ko proses adalah
untuk mendapatkan produk dengan nilai tambah yang terkait dengan perbandingan antara fung-
sionalitas dan harga.2 Perkembangan bahan tambahan tentunya tidak sama dengan perkembangan
produk obat. Urutan perkembangan bahan tambahan baru dapat dilihat pada Gambar 1.3
Menurut Chougule et al.3 menggunakan bahan ko proses memberikan beberapa keuntungan pada
sediaan, antara lain: (1) meningkatkan sifat alir, dengan adanya kontrol ukuran partikel yang opti-
mal serta distribusi ukuran partikel yang merata, memastikan bahwa sifat alir menjadi lebih unggul
dengan menggunakan bahan ko proses, (2) meningkatkan kompresibilitas bahan, (3) potensi dilusi
(kemampuan bahan untuk mempertahankan kompresibilitasnya bahkan ketika bahan tersebut di-
encerkan dengan bahan lain) yang baik. Kebanyakan bahan aktif memiliki kompresibilitas yang jelek,
dan sebagai hasilnya bahan tambahan harus memiliki kompresibilitas yang lebih baik dari bahan ak-
tif, (4) variasi berat yang lebih kecil, dan (5) mengurangi sensitivitas lubrikan. Selain itu, pembuatan
bahan ko-proses juga disenangi karena hanya terjadi modifikasi secara fisika dan tidak mengubah
struktur kimia.4
Keterbatasan bahan ko-proses karena rasio dari bahan yang digunakan dalam campuran adalah
tetap, tetapi rasio tetap ini mungkin tidak menjadi pilihan yang optimal untuk active pharmaceutical
ingredients (API) dan dosis per tablet yang sedang dikembangkan. Selain itu bahan ko-proses belum
banyak dituliskan dalam farmakope.
Proses untuk mengembangkan bahan ko-proses secara umum, melibatkan langkah-langkah seba-
gai berikut,6 dengan skema umum seperti pada gambar 2.7
1. Mengidentifikasi kelompok bahan tambahan untuk dibuat menjadi bahan ko-proses, mempela-
jari karakteristik dan persyaratan fungsi.
2. Memilih proporsi berbagai bahan tambahan.
3. Menentukan ukuran partikel yang diper- 1. Semprot kering (spray drying), teknik ini
lukan untuk bahan ko-proses. Hal ini sa- melibatkan atomisasi larutan atau dispersi
ngat penting pada saat pembuatan ba- homogen dari bahan-bahan tambahan
han ko-proses yang melibatkan salah satu yang akan dibuat bahan ko-proses dalam
komponen diproses dalam fase terdispers. bentuk tetesan. Peningkatan luas permu-
Ukuran akhir partikel bahan ko-proses diten- kaan tetesan dan temperatur menyebabkan
tukan oleh ukuran partikel bahan awal. terbentuknya partikel yang sferis.
4. Memilih proses pengeringan yang sesuai , 2. Fluid bed spray granulation, melibatkan pe-
misalnya semprot kering (spray drying). nyemprotan larutan dari salah satu bahan
5. Pengembangan parameter untuk kontrol tambahan pada bahan tambahan yang lain,
produksi dalam mengendalikan variasi antar pengeringan, dan pengayakan untuk men-
batch. dapatkan ukuran granul yang diinginkan.
3. Granulasi basah (wet granulation), merupa-
ka cara yang sederhana, dimana campuran
bahan-bahan yang akan dibuat bahan
ko-proses ditambah dengan cairan pem-
bentuk granul, pengayakan massa basah,
pengeringan, dan akhirnya pengayakan
granul kering. Metode ini termasuk me-
tode yang relatif murah untuk pembuatan
bahan ko-proses dan dapat menggunakan
peralatan pada umumnya.
4. Granulasi kering (dry granulation/roller
compaction), pada metode ini campuran
bahan-bahan yang akan dibuat bahan
ko-proses ditekan dengan tekanan tert-
entu menggunakan roller compactor untuk
menghasilkan suatu lembaran dari massa
yang kompak, kemudian dihalus untuk
menghasilkan granul. Metode ini sesuai
untuk bahan yang sensitif terhadap panas
dan lembap.
5. Granulasi pelelehan (melt granulation),
melibatkan campuran antara bahan-bahan
yang akan dibuat bahan ko-proses dengan
suatu pengikat yang meleleh (pada tem-
peratur kamar berada dalam bentuk padat,
tetapi pada temperatur 50-80C akan mele-
leh). Campuran dipanaskan sehingga ter-
bentuk agglomerate, yang kemudian didin-
ginkan pada temperatur kamar, dan pada
akhirnya diayak untuk mendapatan ukuran
granul yang sesuai. Metode ini mengelemi-
nasi penggunakan air atau pelarut, dan
Gambar 2. Skema pembuatan bahan ko-proses7 proses pengerjaannya relatif singkat de-
ngan peralatan yang sederhana.
METODE PEMBUATAN BAHAN KO-PROSES 6. Penggilingan (milling/dry grinding), metode
ini dapat dilakukan dengan menggunakan
Beberapa metode yang digunakan pada pem- peralatan seperti roller mill, ball mill, bead
buatan bahan ko-proses antara lain:7 mill, millstone mill, jet mill, dan hammer mill.
Bahan ko-proses dapat dibuat untuk tujuan tertentu dalam formulasi. Pada pembuatan tablet de-
ngan metode kempa langsung (direct compression), diperlukan bahan tambahan yang memiliki sifat
alir dan kompaktibilitas yang baik. Seringkali bahan tambahan tunggal atau campuran fisika dari be-
berapa bahan tambahan tidak memiliki kedua sifat yang diperlukan untuk pembuatan secara kempa
langsung. Memanfaatkan adanya pembuatan bahan tambahan secara ko-proses dapat diperoleh
suatu bahan tambahan yang sebenarnya merupakan penggabungan beberapa bahan tambahan
dengan metode pembuatan tertentu, yang memiliki sifat sesuai untuk metode kempa langsung.
Beberapa contoh bahan ko-proses yang digunakan untuk metode kempa langsung dapat dilihat
pada Tabel 1. 23,4,8
Bahan ko-proses yang dihasilkan, perlu dikarakterisasi,9 dengan menggunakan (1) Fourier transform
infrared spectroscopy (FTIR) untuk mengetahui ada tidaknya perubahan kimia atau adanya interaksi
yang terjadi akibat proses pembuatan bahan ko-proses; (2) Differential scanning calorimetry (DSC),
untuk mengetahui terjadinya transisi panas endotermik dan eksotermik; (3) X-ray Diffractometry
(XRD), untuk mengetahui sifat-sifat kristalinitas bahan ko-proses yang terbentuk; dan (4) Scanning
electron microscopy (SEM), untuk mengetahui morfologi, bentuk, dan ukuran partikel.
Bahan ko-proses bukan merupakan bahan baru secara proses pembuatan dan campuran bahan. Hal
baru pada bahan ko-proses adalah perluasan fungsi tanpa adanya perubahan secara kimia, yang
menyebabkan bahan ko-proses dapat masuk ke dalam pasar farmasi dengan sangat cepat. Sejalan
dengan perkembangan teknologi dalam industri farmasi, saat ini, bahan ko-proses memainkan pe-
ranan penting dalam inovasi farmasetika.
KESIMPULAN
Keberhasilan setiap bahan tambahan farmasi tergantung pada kualitas, keamanan, dan fungsionali-
tasnya. Oleh karena itu, peluang untuk meningkatkan fungsi bahan tambahan melalui pembuatan
bahan ko-proses masih perlu dikembangkan. Keuntungan dari bahan ko-proses sangat banyak, teta-
pi eksplorasi ilmiah lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme yang mendasari kinerja
bahan ko-proses.
daftar pustaka
1. Hadisoewignyo, L. dan Fudholi, A., 2013, Sediaan Solida, 6. Marwaha, M., Sandhu, D., and Marwaha R.K., 2010,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Coprocessing of Excipients: A Review on Excipient De-
2. Block, L.H., et. al., 2009, Co-processed Excipients, Pharma- velopment for Improved Tabletting Performance, Inter-
copeial Forum. 35(4): 1026-8. national Journal of Applied Pharmaceutics, 2(3): 41-47.
3. Chougule, A. S., Dikpati, A, and Trimbake, T., 2012, Formu- 7. Nachaegari, S. and Bansal, A.K., 2004, Coprocessed Ex-
lation Development Techniques of Co-processed Excipi- cipients for Solid Dosage Form, Pharmaceutical Tech-
ents, Journal of Advanced Pharmaceutical Sciences, 2(2), nology, Januari 2004, 52-64.
231-249. 8. Mroz, C., 2009, Co-Processed Excipients: Regulatory
4. Gohel, M.C., 2005, A Review of Co-Processed Directly Com- Challenges, 2nd PharmSciFair, Nice, France.
pressible Excipients, J Pharm Pahrmaceut Sci, 8(1): 76-93. 9. Gangurde, A., Patole, R.K., Sav, A.K., and Amin P.D., 2013,
5. Kumari, M.S., Prasanthi, C.H., Bhargavi, C.H.S., Kumari, M.P, A Novel Directly Compressible Co-Processed Excipient
and Ushasri, S., 2013, Reassessment of Novel Co-Processed for Sustained, Journal of Applied Pharmaceutical Sci-
Multifunctional Excipients, Int. Res J Pharm. App Sci, 3(4): ence, 3(9), 89-97.
122-128.